Monday, October 19, 2009

TNI-AU Tambah Dua Batalyon Paskhas

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Subandrio melakukan inspeksi pasukan saat upacara peringatan ulang tahun Korpaskhas ke-62 di Lanud Sulaeman, Bandung, Jawa Barat, Senin (19/10). HUT Korpaskhas ke-62 tersebut diikuti 17 skuadron Korpaskhas dari seluruh Indonesia. (Foto: ANTARA/Rezza Estily/ss/ama/09)

19 Oktober 2009, Bandung -- TNI Angkatan Udara segera menambah dua batalyon Korps Pasukan Khas (Paskhas) guna mengoptimalkan pelaksanaan tugas pokok Korps Paskhas sebagai salah satu komando utama matra udara sesuai tantangan dan ancaman yang dihadapi.

Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Subandrio usai memimpin peringatan HUT ke-62 Korps Paskhas di Bandung, Senin, mengatakan, pada 2010 pihaknya akan membangun Batalyon 468 di Biak, sebagai kembangan dari kompi F/BS.

"Setelah itu, baru kita bentuk Batalyon 469 di Medan, kembangan dari Kompi A/Berdiri Sendiri/BS," kata Subandrio.

Sementara itu, Komandan Korps Paskhas Marsekal Pertama TNI Harry Budiono mengatakan, kesiapan pembentukan Batalyon 468 Paskhas di Biak sudah memasuki tahap penyelesaian seperti penyempurnaan infrastruktur, sarana, dan prasarana lainnya.

"Personel kan sudah ada dari satuan asalnya yakni Kompi F/BS," katanya.

Harry mengatakan, pembentukan sejumlah batalyon Korps Paskhas itu di beberapa titik di wilayah Indonesia merupakan salah satu bentuk pergelaran kekuatan Paskhas sebagai salah satu unsur kekuatan pertahanan negara.

"Saat ini telah terbentuk tujuh batalyon dan delapan kompi BS. Nah ini kan kita kaji lagi kelanjutannya sesuai kebutuhan dan eskalasi ancaman yang dihadapi," katanya.

Korps Paskhas adalah kotama (komando utama) pembinaan TNI AU yang langsung berada di bawah Kasau yang bertugas membina kekuatan dan kemampuan Paskhas dalam pertahanan pangkalan, alat utama sistem senjata, instalasi Angkatan Udara, Pengendalian Pangkalan Udara Depan, Pengedalian Tempur, SAR Tempur serta operasi lain sesuai kebijakan Panglima TNI.

Kasau: Djoko Suyanto Tak Akan Anak Emaskan TNI AU

Nama Djoko Suyanto disebut-sebut sebagai calon kuat Menko Polhukam. Isu miring pun muncul, Djoko yang juga mantan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) akan mengistimewakan TNI AU. Tapi hal ini tegas-tegas disangkal.

"Enggak ada pengaruhnya. Beliau lebih tinggi jabatannya dan tentunya yang diurus lebih banyak," kata Kasau Marsekal TNI Subandrio seusai memimpin upacara HUT Korpaskhas ke-62 di Markas Komando Korpaskhas TNI AU, di Jalan Kopo, Kabupaten Bandung, Senin (19/10/2009).

Subandrio lalu memberi contoh dirinya sendiri saat menjabat sebagai Kasau, dia tidak pernah mengisitimewakan Korpspaskhas yang pernah dia pimpin.

"Begitupun beliau, ketika terpilih menjadi menteri. Enggak ada yang dianakemaskan lah," tutur Jendral bintang empat ini.

Sementara itu, terkait Alutsista, menurut Subandrio prajurit TNI AU harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola dan memelihara Alutsista. Hal ini dikarenakan kendala anggaran yang dinilainya masih terbatas.

Meski, kata Subandrio, alutsista merupakan tujuan dalam peningkatan korps TNI AU. "Kita tugasnya berkelahi, kalau alatnya nggak ada, ya itu, menurut saya alutsista yang penting," ujarnya singkat.

MEDIA INDONESIA/detikNews

Prajurit TNI di Pulau Terluar

(Foto: @beritahankam)

18 Oktober 2009, Kupang -- Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki sedikit-dikitnya empat pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Australia dan Timor Leste.

Pulau-pulau tersebut adalah Batek di wilayah Amfoang Timur, Kabupaten Kupang yang berbatasan langsung dengan wilayah kantung (enclave) Timor Leste, Oecusse, Pulau Salura dan Mangudu di bagian timur Pulau Sumba yang berbatasan langsung dengan Australia, serta Pulau Ndana Rote di wilayah Kabupaten Rote Ndao yang berbatasan langsung pula dengan negeri Kanguru itu.

Pulau Mangudu di wilayah Kabupaten Sumba Timur, misalnya, pernah dikelola oleh seorang pebisnis pariwisata dari Australia, karena eloknya pulau tersebut dan ciri gelombangnya sangat nyaman untuk selancar.

Demikian pun halnya dengan Pulau Ndana. Pulau kecil mungil yang elok ini sempat pula dijadikan sebagai lokasi wisata oleh seorang pengusaha dari Australia.

Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang (pada waktu itu), Kol Inf APJ Noch Bola langsung memerintahkan para prajurit TNI dari Batalyon Infanteri (Yonif) 743/Pradnya Samapta Yudha (PSY) untuk mengamankan pulau-pulau terluar di wilayah NTT itu.

Setiap pulau dijaga 12 prajurit TNI. Mereka ditugaskan secara reguler selama tiga bulan guna mencegah upaya pihak asing untuk mencaplok pulau terluar yang merupakan bagian tak terpisahkan dari NKRI itu.

Pulau Batek, misalnya, sempat diklaim oleh Timor Leste sebagai bagian dari teritorinya, karena letaknya tak jauh dari wilayah kantung Oecusse.

Masalah pulau terluar menjadi perguncingan nasional pada saat itu. Akibatnya, TNI-AL juga menerjunkan marinir untuk ikut mengamankan pulau-pulau terluar Indonesia yang dianggap rawan dan berpotensi konflik dengan negara tetangga.

Di Pulau Ndana Rote, seperti disaksikan saat mengikuti kunjungan kerja Komandan Pangkalan Utama TNI-AL (Lantamal) VII Kupang, Laksamana Pertama TNI Amri Husaini pada 15 Oktober , TNI-AL menempatkan 30 prajuritnya dari Korps Marinir untuk mengamankan pulau tersebut.

Sudah sekitar enam bulan, para prajurit TNI-AL dari Korps Marinir bertugas di pulau tak berpenghuni itu. Pulau kecil itu, kaya pula dengan binatang buruan, seperti rusa.

Namun, untuk mencari rusa di pulau itu, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Binatang buruan itu hanya bisa diburu jika sudah mendapat izin dari tuah adat setempat.

"Memang caranya tidak rasional, tetapi kenyataannya memang demikian," kata Pratu Paihaly, seorang prajurit TNI-AD dari Yonif 743/PSY yang sempat bertugas di pulau tersebut.

Pulau tersebut, akhirnya diambil alih pengamanannya oleh prajurit TNI dari Korps Marinir. Atas dasar itulah, Danlantamal Kupang memang penting untuk mengunjungi mereka di pulau-pulau terluar yang tak berpenghuni itu.

Para anggota satuan tugas dari Korps Marinir itu, terus melakukan pemantauan di wilayah perairan sekitarnya serta daratan untuk memantau pergerakan kapal asing yang melintas di wilayah perairan sekitarnya serta kemungkinan masuknya orang asing seperti pada masa sebelumnya.

"Itu sudah merupakan tugas rutin kami setiap hari di sini," kata Komandan Satgas Marinir VII di Pulau Ndana, Letda Syurolik ketika ditanya saat bersama Danlantamal Kupang berkunjung ke pulau tersebut.

Air bersih

Masalah utama dan mendasar yang dialami para prajurit yang bertugas di pulau-pulau terluar adalah persoalan kesulitan mendapatkan fasilitas air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Memang ada sumur di sini, tetapi airnya sangat asin sehingga tidak bisa dikonsumsi. Untuk mengkonsumsinya, kami harus menyaringnya beberapa kali untuk mengurangi kadar garam serta kapur," kata Syurolik.

"Tidak hanya masalah air yang kami hadapi di pulau terluar, tetapi juga nyamuk. Tempat tidur kami umumnya tidak menggunakan kelambu, sehingga kami menjadi target serangan nyamuk-nyamuk pembawa penyakit malaria itu," ujarnya.

Tidak hanya air pula yang menjadi kendala, tetapi juga makanan. "Untuk membeli bahan makanan dan air minum, kami harus menyeberang lagi ke Desa Oeseli di Pulau Rote dengan motor tempel," katanya menambahkan.

"Hidup di pulau terluar memang sangat menderita, tetapi itulah nasib kami sebagai prajurit yang harus siap siaga menjalankan tugas negara saat dibutuhkan," ujarnya.

Meskipun demikian, para prajurit di pulau itu merasa bahagia karena bisa melakukan kontak lewat telepon genggam untuk berkomunikasi dengan keluarga serta kenalan lainnya.

"Kami sangat bersyukur di pulau terluar ini masih mendapatkan sinyal Telkomsel yang terpancar dari Pulau Rote sehingga bisa komunikasi dengan keluarga di seberang lautan," tambahnya.

Guna menghilangkan kepenatan dan kesepian, maka mereka mencari kesibukan dengan menanam pohon dan sejumlah kegiatan lainnya."Ini menjadi tugas rutinlah," ujar Letda Syurolik.

"Jangan mengeluh dalam melaksanakan tugas, karena Anda telah dipercayakan oleh negara untuk menjaga keutuhan NKRI," kata Danlantamal Kupang, Laksamana Pertama TNI Amri Husaini.

Indonesia sudah pernah kehilangan dua pulau, yakni Sipadan dan Ligitan ke tangan Malaysia.

"Masalah Sipadan dan Ligitan tidak boleh terjadi lagi di Indonesia, sehingga kita harus mampu pertahankan pulau terluar yang menjadi bagian tak terpisahkan dari NKRI," tambahnya.

Dalam kunjungan ke pulau itu, Danlantamal VII Kupang juga memberikan bantuan logistik berupa kelambu, makanan siap saji dan lainnya bagi anggota Satgas pulau terluar tersebut.

Selain DanlantamalI, Bupati Rote Ndao Lens Haning juga memberikan sejumlah dana bagi para anggota Satgas Marinir sebagai bentuk terima kasih, karena mau menjaga pulau tersebut dari ancaman pihak asing.

"Bantuan yang diberikan ini sebagai bentuk terima kasih kami kepada para anggota Satgas Marinir yang bertugas di pulau terluar di wilayah terselatan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Australia," kata Bupati Haning.

ANTARA News

Wisata di KRI Teluk Penyu

KRI Teluk Penyu yang bersandar di Pelabuhan Semayang tak disia-siakan sebagai warga kota. Ada yang berkeliling melihat seisi kapal, ada juga yang mengabadikan momen langka itu dalam foto. (Foto: Kaltim Post/gusti ambri)

19 Oktober 2009, Balikpapan -- Ada lokasi wisata baru di Balikpapan. Tapi harus buruan, karena lokasi wisata ini hanya mampir sebentar. Ya, di Pelabuhan Semayang saat ini ada KRI Teluk Penyu 513 yang bersandar sejak Sabtu (18/10) lalu. Kapal perang itu akan ada hingga dua hari ke depan. Kapal yang merapat Sabtu pagi itu bertujuan untuk mengangkut logistik. Kapal membawa 98 kadet dan ratusan prajurit.

Kadet-kadet itu dengan ramah menjelaskan tentang kehidupan Angkatan Laut (AL) dan isi kapal kepada siapa pun yang menyambangi kapal itu. Demikian pula ketika harian ini naik ke kapal itu kemarin siang.

I Made Surya, salah seorang kadet asal Surabaya mengatakan, KRI Teluk Penyu ini berangkat dari Surabaya menuju Balikpapan. Nantinya, setelah bersandar di Kota Minyak, kapal menuju Sengata, Kutai Timur, dan kembali lagi ke Surabaya.

“Kapal ini khusus mengangkut pasukan dan peralatan perang. Bahkan delapan tank sekaligus dapat mengisi lambung kapal,” katanya.

Di buritan, kata dia, ada heliped dan juga digunakan untuk aktivitas udara. Kapal ini memiliki panjang 100 meter dengan bobot 84 ton. Kapal juga memiliki persenjataan lengkap yang berjumlah delapa unit, semuanya aktif. Juga ada meriam yang digunakan untuk serangan udara. “Tiap tiga bulan sekali, mesin kapal dan persenjataan diperiksa rutin,” tuturnya.

Menurut Made, kapal ini tak hanya dioperasikan sebagai kapal perang, tapi kerap digunakan untuk mengirim bantuan ke daerah bencana. Seperti saat Aceh digulung tsunami beberapa waktu lalu.

Kaltim Post

Peringatan HUT Ke-62 Korpaskhas

19 Oktober 2009, Bandung -- Peringatan HUT Ke-62 Korpaskhas digelar di Markas Komando Paskhas di Lanud Sulaiman, Kabupaten Bandung, Senin (19/10). Peringatan ini dimeriahkan dengan beberapa atraksi dari prajurit Paskhas.





(Foto: detikFoto/Andri Haryanto)

Panglima Kolinlamil: Tingkatkan Kesiapan Unsur KRI Jajaran Kolinlamil

KRI Tanjung Nusanive-973.

19 Oktober 2009, Jakarta -- Tingkatkan pemeliharaan dan perawatan setiap unsur yang menjadi tanggung jawabnya dalam rangka meningkatkan kesiapan dan kesiapsiagaan setiap unsur KRI jajaran Komando Lintas laut Mliter dalam melaksanakan berbagai kegiatan penugasan yang akan datang. Demikian disampaikan Panglima Kolinlamil Laksamana Muda TNI Marsetio, M.M kepada Letkol Laut (P) Supardi dan seluruh perwiranya pada saat melaksanakan peninjauan ke KRI Tanjung Nusanive-973 di dermaga Kolinlamil Tanjung Priok Jakarta, Jumat (16/10).

Dalam kegiatan peninjauan tersebut Panglima Kolinlamil didampingi Asops Pangkolinlamil Kolonel laut (P) Harjo Susmoro, Aspers Pangkolinlamil Kolonel Laut (P) Sugeng K, Kadisharkap Kolinlamil Kolonel Laut (T) Safriadin dan Komandan Satlinlamil Jakarta Kolonel Laut (P) B Ken Tri Basuki dan para pejabat teras Kolinlamil.

Dalam kegiatan tersebut Panglima Kolinlamil Laksda TNI Marsetio, M.M mengecek secara langsung kesiapan KRI Tanjung Nusanive -973 mulai dari kesiapan kemampuan mesin dalam kecepatan ekonomis, peralatan navigasi, peralatan komunikasi, kelengkapan peta laut, kelengkapan dan peralalatan di anjungan KRI. Selain itu juga fasilitas akomodasi mulai dari ruang Ball room yang mampu menampung untuk kegiatan akomodasi sekitar 200 orang ,3 Kamar VIIP dan 10 kamar VIP dan fasilitas ruang rapat dan fasilitas lainnya serta kelengkapan peralatan SAR yang ada di kapal perang.

Pada saat mengecek di anjungan KRI, Panglima Kolinlamil mengatakan bahwa setiap unsur kapal perang jajaran Kolinlamil harus memperbarui dan melengkapi Konsinyes Perwira Jaga Laut dengan berpedoman pada peraturan Kasal (Perkasal) dan ketentuan–ketentuan yang masih berlaku dalam rangka mendukung kesiapan operasi.

Selain itu tambahnya seluruh perwira yang mengawaki unsur kapal perang di jajaran Komando Lintas laut Militer (Kolinlamil) khususnya para perwira muda yang bertugas mengawaki kapal perang harus mengetahui dan memahami Konsinyes Perwira Jaga Laut .Demikian pula prosedur peran-peran di kapal perang dalam setiap kegiatan operasi, diantaranya peran persiapan kapal berlayar dan bertempur, peran saat bertemu dengan kapal asing mapun peran-peran lainnya dalam kegiatan operasi dan latihan. Hal tersebut dalam rangka mendukung keberhasilan dalam setiap melaksanakan kegiatan operasi dan latihan yang diemban oleh unsur-unsur jajaran Kolinlamil.

Demikian pula berbagai hal yang berkaitan dengan kebersihan di kapal perang, Laksda TNI Marsetio,M.M menambahkan agar seluruh anggota yang mengawaki kapal perang harus dapat menjaga dan meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan di lingkungan Ksatrian kapal perang dalam rangka menciptakan lingkungan hidup yang sehat.

DISPENAL

Kapal Perang LPD Tertunda Lagi

Salah satu LPD yang sedang dibangun di PT. PAL. (Foto: KOMPAS)

19 Oktober 2009 -- Penyelesaian kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD) kembali tertunda. "Kapal ketiga baru diserahkan minggu ketiga Desember," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama Iskandar Sitompul, saat dihubungi di Jakarta, Minggu (19/10).

Angkatan Laut memesan empat kapal LPD dari Korea Selatan. Dua kapal pertama, KRI Surabaya dan KRI Makassar, langsung dibuat di negeri ginseng tersebut dan telah hadir memperkuat jajaran matra laut. Dua kapal terakhir dibangun di PT PAL, Surabaya, dengan asistensi perusahaan kapal Daewoo, Korea.

Sebelumnya, PT PAL sebagai produsen berjanji menyerahkan kapal angkut personel tesebut pada bulan ini. Dengan pengunduran waktu lagi, artinya sudah 12 kali penyerahannya ditunda.

Iskandar menjelaskan, kapal yang dibuat PT PAL dibangun paralel. Kapal terakhir sudah dapat diserahkan semester pertama 2010. "Tolong jangan terlambat lagi," katanya. Sebab, secara operasional sangat dibutuhkan.

Kapal angkut sangat berguna untuk pergeseran pasukan dan penanganan tanggap darurat bencana. "Seringnya bencana alam membuat pengadaan armada angkut lebih diprioritaskan," kata dia.

Iskandar mengatakan, pembangunan LPD adalah realisasi alih teknologi senjata strategis dari negara maju. "Dengan kemandirian, ketergantungan dari negara lain bisa dikurangi."

Setelah LPD, diharapkan PAL membangun kapal dengan spesifikasi lebih canggih, semisal perusak kawal rudal. Saat ini, TNI AL tengah menjajaki negara produsen yang berkomitmen memberikan alih teknologi. Beberapa calonnya, Prancis, Belanda, dan Italia. "Masih ditimbang mana yang terbaik," katanya.

Tingkatkan kerja sama

Akhir pekan lalu, Kepala Staf TNI AL Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno bertemu dengan Kepala Staf Angkatan Laut Singapura Laksamana Muda Chew Men Leong di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.

Dalam pertemuan tersebut, kedua petinggi sepakat meningkatkan kerja sama yang saat ini sudah berlangsung. Selain patroli bersama di Selat Malaka, TNI AL menawarkan keterlibatan Singapura dalam operasi kemanusian Surya Bhaskara Jaya yang rutin dilaksanakan setiap tahun di pulau-pulau terpencil dan perbatasan.

"Mereka mempertimbangkan mengirim kapal perang dan personelnya," kata Iskandar.

JURNAL NASIONAL

Sunday, October 18, 2009

USS New York Siap Bertugas


17 Oktober 2009 -- Kapal amphibi kelima kelas San Antonio USS New York bersiap berlayar dari galangan kapal Northrop Grumman di Avondale, Louisiana menuju New York guna diresmikan secara resmi masuk jajaran armada Angkatan Laut Amerika Serikat.

Bagian haluan kapal dibangun dengan menggunakan baja seberat 7,5 ton dari puing-puing menara kembar World Trade Center (WTC). Penamaan USS New York untuk menghormati korban serangan 9/11.


Bagian yang berwarna putih berasal dari baja WTC.

USS New York akan berpangkalan di Norfolk, Virginia, dimana tugas utamanya melawan aksi terorisme di seluruh dunia.

Kapal perang ini mampu membawa 800 marinir dan dapat dipacu hingga 22 knot.

Naval-technology.com
/@beritahankam

Waspadai Pelanggaran Kedaulatan Wilayah Barat

KRI Badik 623.

17 Oktober 2009, Jakarta -- Tingkat kerawanan di perairan kawasan barat Indonesia relatif cukup tinggi, Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut menenggarai sering terjadi pelanggaran wilayah yang dapat mengganggu stabilitas nasional.

"Tidak ada kompromi terhadap pelanggar kedaulatan," kata Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Armabar), Laksamana Muda Soeparno di markas Armabar, Jakarta, Jumat (16/10).

Dia mengatakan, kondisi ini disebabkan secara geografis kawasan barat berbatasan langsung dengan negara tetangga seperti, India, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Vietnam. Belum lagi keberadaan Selat Malaka dan alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) I yang setiap harinya ramai dilalui kapal-kapal dari berbagai penjuru dunia.

Selain kedaulatan, kata Soeparno, pelanggaran lain yang terjadi di antaranya, imigran gelap, penyelundupan senjata, gangguan atau teror terhadap obyek vital nasional, dan pengumpulan data kelautan secara ilegal dapat terjadi kapan saja. Dia mencontohkan, tertangkapnya 255 imigran gelap asal Sri Langka di perairan Banten, Minggu (11/10) lalu.

"Semua ancaman diantisipasi dengan kekuatan yang ada," katanya

Meski minim, dia yakin kesiapan kapal yang ada tetap bisa menanggulangi persoalan yang dihadapi. Selain kapal, pihaknya mengoptimalkan peran pesawat intai maritim, pengamatan radar-radar pantai, dan memperkuat intelijen maritim.

Di sepanjang selat malaka, TNI AL telah mengoperasikan 12 radar pantai. Saat ini, proses integrasi masih berjalan karena masing-masing radar memiliki karakteristik dan kemampuan masing-masing. Jika sudah terintegrasi, radar akan terpusat di Batam.

"Tinggal kapal penindaknya yang harus ditambah," katanya.

Komandan Gugus Tempur Laut Armabar, Laksamana Pertama Didit Hardiawan mengatakan, matra laut juga bekerja sama dengan negara tetangga guna menekan ancaman yang ada. Semisal, patroli bersama Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand, di Selat Malaka.

Patroli ini, kata dia, terbukti manjur menekan angka kejahatan di selat terpadat di dunia itu. Selain itu, hubungan yang dijaga baik bisa mengurangi gesekan di perbatasan laut masing-masing negara,

"Ke depan, kerja sama akan lebih ditingkatkan," katanya.

JURNAL NASIONAL

Brigif 22/3 Kostrad Lakukan Pergeseran Pasukan


15 Oktober 2009, Jakarta -- Bertempat di Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta Selasa (13/10), Kepala Staf Kostrad Mayjen TNI Markus Kusnowo melepas keberangkatan prajurit Divisi Infanteri 1/Kostrad yang berada di wilayah Jakarta dan Jawa Barat menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Para prajurit tersebut melaksanakan pergeseran pasukan (Serpas) dalam rangka pindah satuan ke Brigif 22/3 Kostrad dan Yonarmed 19/105 MM/Tarik Kostrad di Gorontalo Sulawesi Tengah. Bersama dengan prajurit Divisi Infanteri 2/Kostrad yang berada di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, tanggal 17 Oktober 2009 mendatang para prajurit akan diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menuju Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar dengan menggunakan KRI Teluk Hading. Tanggal 20 Oktober 2009, prajurit Brigif Linud 3/1 Kostrad bergabung dan melanjutkan perjalanan menuju Gorontalo.

Seluruh prajurit akan tiba di Gorontalo pada tanggal 23 Oktober 2009 dan melanjutkan perjalanan melalui jalan darat menuju home base baru. Sesuai kebijakan Pangkostrad, pergeseran keluarga prajurit (istri dan anak) menggunakan pesawat komersial melalui bandara Soekarno-Hatta Jakarta, bandara Juanda Surabaya dan bandara Hasanuddin Makassar.

Kaskostrad dalam sambutannya menyatakan bahwa para prajurit yang melaksanakan pindah satuan adalah prajurit-prajurit terpilih guna memegang kepercayaan di satuan baru. Oleh karenanya, setiap prajurit harus bekerja keras untuk mewujudkan performa/tampilan satuan yang diharapkan, terlebih dihadapkan dengan proses pembangunan satuan yang masih memerlukan penataan.

Kaskostrad mengingatkan kepada para prajurit untuk memberikan kesan yang baik kepada warga masyarakat di sekitar satuan, membina lingkungan dan segera beradaptasi di lingkungan baru. ”Raih simpati, pelajari adat istiadat dan jangan arogan”, tegas Kaskostrad.

Pada akhir sambutan, Kaskostrad menyampaikan salam Pangkostrad Letjen TNI George Toisutta kepada para prajurit, serta penekanan untuk senantiasa menjaga keamanan dan kesehatan selama perjalanan serta senantiasa menjaga nama baik Kostrad. Hadir pada acara pemberangkatan, Wadan Kolinlamil, para Asisten Kaskostrad, Kabalak dan Kadisjan Kostrad.

Pengisian secara bertahap personel satuan jajaran Brigif 22/3 Kostrad telah dimulai sejak Triwulan III semester 2 tahun 2009. Brigif 22/3 Kostrad sebagai satuan baru terdiri dari Yonif 221/Motuli’ato di Popalo, Yonif 222/Mo’otahangi di Tolongio, Yonif 223/Mo’e’a di Sumalata, dan Yonarmed 19/105 MM/Tarik di Lolak Bolang Mangondow.

KOSTRAD

Marinir Amerika dan Indonesia "Serbu" Banongan

Salah satu kendaraan tempur amfibi US Marines Corps (USMC), bermanuver tempur saat pendaratan amfibi, pada Latihan Bersama Interoperability-Field Training Exercise (Latma IIP-FTX) 2009 di Pantai Banongan, Situbondo, Sabtu (17/10). Latma Korps Marinir dan USMC yang diikuti oleh 600 personel USMC dan 630 personel Korps Marinir digelar di Puslatpur Marinir Baluran Karangtekok Situbondo dan Selogiri Banyuwangi, hingga 24 Oktober 2009. (Foto: ANTARA/Eric Ireng)

18 Oktober 2009, Laut Jawa, Situbondo -- Marinir Amerika dan Indonesia melakukan pendaratan Amfibi bersama di Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo, untuk melakukan "penyerbuan" wilayah itu.

Lettu Marinir Mardiono dari Dinas Penerangan (Dispen) Korps Marinir lewat surat elektronik (email) kepada ANTARA Biro Jatim, Minggu, menyebutkan kegiatan itu merupakan rangkaian dari Latihan Bersama (Latma) yang digelar Marinir Indonesia dan Amerika.

"Latma kali ini bertajuk Interoperability-Field Training Exercise (IIP-FTX) Marine Exercise (Marex) 2009," katanya, didampingi rekannya, Serda Marinir Kuwadi.

Dalam sambutan pembukaan, Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin menegaskan bahwa Latma Korps Marinir Indonesia-Amerika telah berhasil meningkatkan kerjasama antara kedua satuan Korps Marinir dengan sangat baik.

"Dalam latihan Indusa Marex 2009 yang melibatkan 1.300 personel dari kedua negara itu merupakan latihan bersama dengan skala terbesar yang pernah diadakan Marinir Indonesia – Amerika," katanya, dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten Operasi Komandan Korps Marinir Kolonel Marinir Ivan AR Titus.

Saat situasi keamanan global menuntut kemampuan dan kesiapsiagaan pasukan secara optimal dalam menghadapi perkembangan situasi dan berbagai isu, katanya, semuanya menuntut standar profesionalitas prajurit lapangan yang tinggi.

"Itu akan dapat dicapai pada latihan bersama Indusa Marex 2009, karena itu saya harapkan pada latihan bersama ini, Korps Marinir akan bersama-sama belajar, sehingga dapat menambah peningkatan kemampuan personel satu level lebih tinggi dari sebelumnya," katanya.

Dalam latihan itu, Marinir Indonesia akan memperoleh pengetahuan baru tentang perang kota (Marines Operation Urban Terrain), sedang Marinir Amerika (USMC) mendapat pengetahuan tentang sistem yang dipakai dalam pertempuran hutan, sehingga dalam latihan bersama ini dapat belajar dan saling melengkapi satu sama lain.

"Semuanya dilakukan berdasarkan semangat persaudaran 'Marines Brotherhood', karena inti dari latihan adalah meningkatkan interoperability antara Marinir Indonesia dan USMC dalam berintegrasi merancang proses perencanaan, pengumpulan informasi, aksi masing-masing staf hingga pengambilan keputusan di lapangan," katanya.

Oleh karena itu, selama latihan itu, peserta menggunakan standar kekuatan multinasinal prosedur operasi (MNFSOP).

Sementara itu, Konsul Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Caryn McClelland menyatakan latihan kerja sama itu bukanlah latihan kerja sama yang pertama kali, karena sebelumnya ada berbagai kerja sama militer antara Amerika dan Indonesia yang telah terselenggara dengan sukses.

"Dalam setiap program kerjasama, program-program kemasyarakatan selalu menjadi agenda penting, termasuk dalam rangkaian kegiatan latihan bersama di Situbondo kali ini, Marinir Amerika dan Indonesia akan bekerja sama membantu klinik kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dan perawatan gigi kepada masyarakat," katanya.

Selain itu, mereka juga akan bekerja sama memperbaiki gedung sekolah, sehingga memberikan kesempatan bagi marinir kedua negara untuk bekerja sama dan meninggalkan kenangan positif.

"Latihan di kawasan hutan memberikan kesempatan bagi Marinir Amerika untuk belajar dari Marinir Indonesia, mengingat selama ini latihan yang dilakukan oleh USMC lebih difokuskan dalam latihan di gurun pasir, dan para tenaga medis juga mendapatkan kesempatan untuk belajar mengenai kasus-kasus medis yang baru," katanya.

Sejumlah anggota Infanteri US Marines Corps (USMC) melakukan parameter tempur, usai pendaratan amfibi. (Foto: ANTARA/Eric Ireng)

Seorang anggota Infanteri US Marines Corps (USMC) berlari usai pendaratan tempur amfibi. (Foto: ANTARA/Eric Ireng)

Sejumlah anggota Infanteri US Marines Corps (USMC) berjalan usai pendaratan tempur amfibi. (Foto: ANTARA/Eric Ireng)

Sejumlah anggota US Marines Corps dan Korps Marinir siaga di sekitar heli angkut personel milik USMC, Chinook CH-46, saat latihan evakuasi medis tempur, di Puslatpur Marinir Baluran, Karangtekok Situbondo, Minggu (18/10). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/pd/09)

Seorang prajurit Korps Marinir, siaga di sekitar heli angkut personel milik USMC, Chinook CH-46. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/PD/09)

Seorang anggota US Marines Corps dan sejumlah prajurit Korps Marinir, berlatih menembak menggunakan senapan tempur laras panjang di Puslatpur Marinir Baluran, Karangtekok Situbondo, Minggu (18/10). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/pd/09)

ANTARA JATIM

Pasukan Raider Kodam IM Gelar Latihan

Pasukan Raider Kodam Iskandar Muda (IM) mengikuti latihan pemeliharaan raider di Lampuuk, Aceh Besar, Minggu (18/10). Sebanyak 165 personil raider mengikuti latihan khusus untuk memperkuat kemampuan anggota dalam mengatasi berbagai ancaman yang mengganggu stabilitas keamanan nasional khususnya di provinsi Aceh. (Foto: ANTARA/Irwansyah Putra/nz/09)

19 Oktober 2009, Aceh Besar -- Panglima Kodam (Pangdam) Iskandar Muda (IM), Mayjen TNI Soenarko, Minggu (18/10), secara resmi menutup latihan pemeliharaan Raider Kodam Iskandar Muda (IM) yang dipusatkan di Pantai Lampuuk, Aceh Besar. Pada acara yang dihadiri seluruh personel dari pasukan Raider dan petinggi Kodam IM, itu dipertunjukkan serangkaian demonstrasi dan simulasi pembebasan sandera.

Demonstrasi yang melibatkan 165 prajurit dari Kompi Raider Kodam IM tersebut, memperlihatkan kemampuan demonstrasi turun tebing dalam upaya pembebaskan sandera yang diculik oleh suatu kelompok. Selain demonstrasi turun tebing prajurit yang telah mendapat pembekalan latihan tersebut, juga melakukan serangan dari segala penjuru baik dari dalam air, darat, dan udara.

Pangdam Iskandar Muda, Mayjen Soenarko mengatakan, latihan pemeliharaan Raider IM, sangat berguna sebagai bentuk upaya persiapan dalam mengantisipasi pelaksanaan tugas ke depan. Sehingga bekal pengetahuan yang telah diperoleh selama melaksanakan latihan dapat direalisasikan dalam tugas nyata di lapangan. Hal itu disebabkan situasi dan kondisi yang dijalani dalam latihan, tidak selalu sama ketika melaksanakan tugas di lapangan. “Kompi Raider sebagai satuan pemukul Kodam IM, harus dapat membaca situasi dan dinamika yang berkembang, dalam bentuk apapun. Sehingga dapat menghadapi ancaman itu dalam situasi apapun, serta mampu dihancurkan, secara cepat, tepat dan profesional,” sebut Pangdam Iskandar Muda.




Pasukan Raider Kodam Iskandar Muda (IM) melakukan simulasi pembebasan sandera yang ditawan teroris di Banda Aceh, NAD, Sabtu (17/10). Latihan rutin pasukan raider Kodam IM untuk meningkatan kemampuan prajurit dalam menghadapi berbagai ancaman stabilitas keamanan negara khusunya di Aceh. (Foto: ANTARA/Irwansyah Putra/Koz/mes/09)

Pangdam Iskandar Muda itu mengingatkan seluruh prajurit agar dalam setiap pelaksanaan tugas, perlu diperkuat keimanan sebagai landasan moral dalam bersikap dan bertindak. Demikian juga lanjut Pangdam, peningkatan kewaspadaan pada diri masing-masing, dinilai perlu diselaraskan dengan perkembangan situasi dan kondisi yang terjadi saat ini. “Aktifkan kegiatan deteksi dini, lapor dini dan cegah dini. Teruslah berlatih. Sehingga akan menjadi prajurit yang professional yang dapat diandalkan,” pungkas Mayjen TNI Soenarko.

Serambinews

"Puna" Pesawat Pengintai Teroris Dioperasikan Pada 2010

Puna gagak. (Foto:@beritahankam)

17 Oktober 2009, Tangerang -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada tahun 2010 segera mengoperasikan pesawat terbang mini nir awak atau "Puna" sebagai pendukung pertahanan keamanan nasional dan pengintai teroris.

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Kusmayanto Kadiman di Tangerang, Banten, Sabtu, mengatakan, BPPT sudah melakukan penelitian dan berhasil mengembangkan Puna sebagai pesawat pengintai dari udara terhadap apa yang sedang terjadi di darat dan laut.

Ia mengatakan, Puna nantinya akan digunakan oleh militer dan aparat kepolisian Indonesia dalam melakukan penyusupan terhadap aktivitas di daerah rawan konflik.

"Puna juga melakukan pengintaian terhadap teroris yang sedang bersembunyi di lokasi yang sulit dijangkau," kata Menristek.

Pesawat Puna juga dilengkapi kamera mini untuk memotret kejadian di lapangan dan melaporkan kepada pihak terkait sebagai barang bukti.

Menristek mengatakan, pesawat Puna saat ini sedang dalam tahap proses pembuatan akhir dan akan dioperasikan pada tahun 2010.

"Kita ingin menunjukan pesawat Puna buatan peneliti Indonesia bisa digunakan sebagai pendukung keamanan nasional, jadi tidak harus dibeli dari luar negeri," ujar Menristek.

Sementara itu, Direktur Pusat Teknologi Industri Pertahanan Keamanan BPPT, Joko Purwono menyatakan, Puna dapat mencapai ketinggian di udara hingga 120 kilometer (km).

Puna merupakan pesawat otonomos dilengkapi kamera pengintai dan tidak dikontrol melalui remote.

Joko menambahkan, Puna memiliki panjang badan empat meter dan panjang sayap tujuh meter dengan jangkau ketinggian yang cukup di atas udara.

"Pesawat Puna akan diproduksi tahun depan oleh PT Dirgantara Indonesia (DI), untuk saat ini pesawat tersebut sedang dalam proses penyempurnaan,"ujar Joko.

Selain itu, kata Joko BPPT juga mengembangkan dua pesawat pengintai mini tipe lain yakni pesawat Sriti seberat 10 kilogram (kg) dan pesawat pengintai yang dinamai Alap-Alap dengan berat 25 kg, untuk memantau perairan laut Indonesia.

ANTARA News

Friday, October 16, 2009

Tim Rekonstruksi Gempa Bumi AB Australia Mendarat di Pantai Pariaman

16 Oktober 2009 -- Angkatan Laut Australia melakukan pendaratan amphibi di pantai Sumatera Barat, guna menurunkan skuadron engineering Angkatan Darat Australia beserta peralatannya.

Bekerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia dan pemerintah daerah, pendaratan dilakukan di dekat kota Pariaman.

Skuadron engineering berlayar ke Indonesia menggunakan kapal HMAS Kanimbla.









Australian DoD

AL Israel Minta Jerman Biaya Lagi Pembelian Kapal Selam Dolphin

Kapal selam kelas Dolphin berlayar di Laut Merah.

15 Oktober 2009 -- Angkatan Laut Jerman meminta Jerman membiayai lagi kapal selam kelas Dolphin, yang akan dibangun di galangan kapal Jerman Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW).

Pemerintah Jerman telah membayar lima kapal selam sebelumnya, kapal selam keempat dan kelima telah dikirimkan September 2009. Kapal selam ini telah ditingkatkan kemampuannya dari versi awal kelas Dolphin dan dilengkapi dengan sistem AIP (Air-Independent Propulsion). Sistem ini menjadikan kapal selam konvensional mampu lebih lama berada didalam laut.


INS Leviathan di galangan kapal di Kiel. (Foto: submarines.dotan.net)

Kapal selam pertama INS Dolphin dan INS Leviathan diberikan kepada AL Israel sebagai hadiah oleh pemerintah Jerman setelah terungkap perusahaan Jerman terlibat dalam program senjata kimia Iraq.

Saat ini Israel bermaksud menambah satu kapal selam lagi dan meminta pemerintah Jerman membiayai sedikitnya sebagian dari perkiraan harga sebesar 750 juta dolar.

Kapal selam Dolphin mempunyai panjang 190 ft, mampu menembakan torpedo, rudal anti kapal dan ranjau serta dapat juga menembakan rudal jelajah Popeye Turbo yang dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir dimana mampu menjangkau sasaran sejauh 930 mil.

Naval-technology.com
/@beritahankam

Kasal Singapura Dianugrahi 'Bintang Jalasena Utama'

Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menyematkan Bintang Jalasena Utama kepada Kasal Singapura Rear Admiral Chew Men Leong. (Foto: Kolonel Laut (P) Guntur Wahyudi)

16 Oktober 2009, Jakarta -- Pemerintah Indonesia memberikan penghargaan berupa "Bintang Jalasena Utama" kepada Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Singapura Laksamana Muda Chew Men Leong atas dukungan dia mempererat hubungan bilateral kedua negara.

Penyematan anugerah "Bintang Jalasena Utama" berdasarkan Keppres RI nomor 047/TK/Tahun 2009 itu dilakukan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso di Mabes TNI, Jakarta, Jumat (16/10) dalam sebuah upacara militer.

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dan Angkatan Laut Singapura Republic of Singapore Navy/RSN sepakat untuk meningkatkan kerja sama kedua pihak, terutama dalam pengamanan Selat Malaka.

Kerja sama yang dilakukan adalah patroli terkoordinasi secara bilateral antara Indonesia-Singapura atau 'Indosin' dan patroli terkoordinasi trilateral antara Malaysia- Singapura-Indonesia "Malsindo" dan pengamatan via udara Eyes in The Sky atau EIS.

Hadir dalam upacara itu Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Tedjo Eddhy Purdijatno, dan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Subandrio serta beberapa Perwira Tinggi di lingkungan TNI.

MEDIA INDONESIA

Marinir Indonesia dan AS Gelar Latihan Bersama

Sejumlah anggota Intai Amfibi (Taifib) Marinir, berdiri tak jauh dari dua anggota US Navy saat melakukan pendaratan administrasi, untuk keperluan Latihan Bersama (Latma) Interoperability-Field Training Exercise (IIP-FTX) 2009 di Pantai Banongan, Situbondo, Jumat (16/10). Latma Korps Marinir dan USMC yang digelar hingga 24 Oktober 2009 tersebut diikuti oleh 600 personel USMC-US Navy dan 630 personel Korps Marinir di Puslatpur Marinir Baluran Situbondo dan Selogiri Banyuwangi. (Foto: ANTARA/Eric Ireng)

15 Oktober 2009, Laut Jawa, Situbondo -- Korps Marinir Indonesia menggelar Latihan Bersama (Latma) dengan Marinir Amerika atau United States Marine Corps (USMC) di Karangtekok Asembagus, Situbondo, Jawa Timur pada 16-24 Oktober 2009.

Informasi yang diterima ANTARA Biro Jatim dari Dinas Penerangan (Dispen) Korps Marinir, Jumat, menyebutkan latma itu melibatkan 600 personel USMC dan 630 personel Marinir Indonesia.

"Latma itu akan dibuka secara resmi dalam upacara militer di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Karangtekok, Asembagus, Situbondo, Jatim pada Sabtu (17/10)," kata Lettu Marinir Mardiono dari Dispen Korps Marinir.

Didampingi rekannya dari Dispen Korps Marinir, Serda Kuwadi, ia mengatakan inspektur upacara dalam pembukaan latma adalah Asisten Operasi Komandan Korps Marinir Kolonel Marinir Ivan AR Titus, S.H.

"Upacara pembukaan itu didahului dengan pendaratan Amfibi oleh Marinir kedua negara di Pantai Banongan Asembagus, Situbondo pada saat itu (17/10)," katanya.

Untuk mengawalinya telah dilaksanakan Pendaratan Administrasi dengan mendaratkan sejumlah personel dan alat berat dengan menggunakan dua unit LCU (Landing Craft Utility) di Pantai Banongan Asembagus, Situbondo pada Jumat (16/10).

Setelah itu, katanya, akan dilanjutkan dengan penempatan personel dan material di Gunung Selogiri, Pasewaran dan Karangtekok.

Dalam kegiatan itu, Marinir Indonesia telah menerjunkan 20 unit truk, delapan unit Jeep KIA, tiga unit ambulans, satu unit kendaraan Voreijder, dan satu unit truk toilet.

Sementara itu, Marinir Amerika (USMC) mengerahkan dua buah kapal (USS Rushmore dan USS Cleveland), dua unit LCU (sejenis LSPP berukuran besar), 17 unit AEV (kendaraan Amfibi), dan dua unit Helly jenis CH 46.

Latihan bersama yang bertajuk "Interoperability-Field Training Exercise (IIP-FTX) Marine Exercise (Marex) antara USMC-Korps Marinir Tahun 2009" itu merupakan latihan yang kedua kalinya dilaksanakan USMC–Kormar.

"Kegiatan latihan difokuskan pada kegiatan infanteri, Intai Amfibi, dan satuan bantuan tempur dalam bentuk Military Operation on Urban Terrain, Jungle Survival, Amphibious Landing, Life Firing, CQB, Sniper dan lain-lain," katanya.

Selain latihan taktis di lapangan, kegiatan yang dikomandani Kolonel Marinir Nur Alamsyah itu juga akan menggelar kegiatan Engineer Civic Action Project (Encap) yang merupakan proyek bantuan kemanusiaan di bidang konstruksi yang diwujudkan dalam bentuk pembangunan gedung ruang kelas SD 05 Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur.

"Ada pula kegiatan Medical Civic Action Project (Medcap) di Puskesmas Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, yang seluruhnya juga akan dilaksanakan bersama antara Marinir Indonesia dengan Marinir Amerika," katanya.

Sementara itu, Letkol Jim Hensien, commanding officer dari Combat Logistics Battalion 11, melalui Konjen AS di Surabaya, mengatakan Marinir dan Pelaut dari the 11th Marine Expeditionary Unit (MEU) akan menyelenggarakan latihan bersama dan sebagian lainnya akan membantu klinik setempat dalam memberikan pelayanan kesehatan dan perawatan gigi.

"Kami mendapat kesempatan untuk berlatih di kawasan hutan dan ini merupakan suatu tantangan karena selama ini Marinir kami terbiasa berlatih di kawasan gurun," katanya.

Selama pelatihan, anggota Korps Marinir Indonesia dan insinyur dari MEU juga akan bekerja sama memperbaiki gedung sekolah setempat, termasuk membangun atap baru, mengecat, dan memperbaiki tembok dan jendela sekolah.

Marinir dan Pelaut yang bergabung dalam pelatihan itu datang dengan kapal amfibi dok transpor USS Cleveland (LPD 7) dan kapal amfibi dok pendaratan USS Rushmore (LSD 47) yang betolak dari pangkalan di San Diego pada 18 September sebagai bagian dari the Bonhomme Richard Amphibious Ready Group.

ANTARA JATIM

Kerugian TNI Capai Rp10 Miliar

(Foto: detikFoto/Andi Saputra)

16 Oktober 2009, Bandung -- Kerugian jajaran Komando Daerah Militer III/Siliwangi akibat gempa Jawa Barat (Jabar) diperkirakan mencapai Rp10 miliar.

"Kerugian tersebut meliputi rusaknya bangunan rumah prajurit, asrama dan tempat latihan Secata (Sekolah Calon Tamtama) di Pangalengan," ujar Pangdam III/Siliwangi Mayjen Rasyid Qurnuen Aquary di Bandung, Jumat (16/10).

Ia mengatakan, pihaknya sudah menyerahkan data tersebut ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah Provinsi Jabar, serta Markas Besar TNI.

"Saat ini pemberian dana tersebut sedang dibahas oleh Pemerintah Daerah dan Mabes TNI," ungkapnya.

Pangdam menambahkan, total kerugian tersebut dihitung berdasarkan petugas Kodam III/Siliwangi yang berada di lapangan. "Diharapkan pada Februari mendatang sudah ada renovasi pembangunan akibat gempa tersebut. Ya kita berharap saja secepatnya bisa terlaksana," ungkapnya.

Pangdam juga menyebutkan, kerusakan terparah ada di Sekolah Calon Tamtama (Secata) di Pangalengan Jawa Barat. "Untuk biaya kerusakan bangunan tersebut telah menjadi tanggung jawab bersama. Dari pihak mabes TNI sendiri dipastikan ada perhatian mengenai penanganan kerusakan," ujarnya.

Lebih jauh dia menambahkan, pihaknya sudah siap mengerahkan anggota TNI untuk memperbaiki bangunan-bangunan yang rusak. "Khususnya pasukan Zeni yang mempunyai kemampuan khusus melakukan rekonstruksi bangunan," katanya.

MEDIA INDONESIA

Latma Marinir dan USMC IIP-FTX 2009

16 Oktober 2009, Situbundo -- Sejumlah anggota US Navy bersalaman dengan anggota Batalyon Intai Amfibi (Taifib) Marinir, usai menurunkan logistik yang akan digunakan untuk keperluan Latihan Bersama (Latma) Interoperability-Field Training Exercise (IIP-FTX) 2009 di Pantai Banongan, Situbondo, Jumat (16/10). Latma Korps Marinir dan USMC yang digelar hingga 24 Oktober 2009 tersebut diikuti oleh 600 personel USMC-US Navy dan 630 personel Korps Marinir di Puslatpur Marinir Baluran Situbondo dan Selogiri Banyuwangi. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/hp/09)




Sejumlah anggota US Marines Corps (USMC) melakukan pendaratan administrasi, untuk keperluan Latihan Bersama (Latma). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/hp/09)




Sejumlah anggota US Marines Corps (USMC) dan US Navy menurunkan logistik yang akan digunakan untuk keperluan Latihan Bersama (Latma). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/hp/09)

Marinir Amerika yang dikenal dengan nama United States Marine Corps (USMC) menurunkan peralatan yang akan digunakan untuk latihan bersama. (Foto: Dispen Marinir Surabaya)

Dalam kegiatan ini Marinir menerjunkan 20 unit truk, 8 unit Jeep KIA, 3 unit ambulance, 1 unit kendaraan voreijder dan 1 unit truk toilet. (Foto: Dispen Marinir Surabaya)