Prajurit perempuan TNI yang bergabung dengan KONGA di Lebanon. (Foto: ANTARA)
22 Oktober 2009, New York -- Indonesia menyatakan siap memenuhi seruan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar mengirimkan lebih banyak polisi perempuan untuk berbagai penjaga perdamaian PBB di seluruh dunia.
"Kita mendukung seruan itu dan Indonesia memang punya keinginan untuk menambah anggota kepolisian perempuan bergabung dengan misi-misi PBB," kata Deputi Wakil Tetap RI untuk PBB-New York Dubes Hasan Kleib kepada ANTARA di New York, Rabu.
Komentar Hasan terlontar menyusul imbauan Divisi Polisi Departemen Operasi Penjaga Perdamaian PBB (DPKO) soal penambahan personil polisi perempuan PBB.
Hasan Kleib bahkan memastikanb, Indonesia bisa segera menyiapkan personel-personel polisi perempuan untuk bergabung dengan misi penjaga perdamaian PBB.
"Jadi kita sekarang sedang menunggu posisi yang ditawarkan. Kita akan lihat dan kita cocokkan dengan ketersediaan personel dari Indonesia," katanya.
Saat ini, sekitar 150 polisi Indonesia tengah diperbantukan dalam misi penjaga perdamaian PBB di berbagai negara, dengan tugas membangun ketertiban dan aturan hukum di wilayah-wilayah yang sebelumnya dilanda konflik.
Dari jumlah itu, sembilan diantaranya adalah polisi perempuan, dengan enam diantaranya ditempatkan pada misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL), dua di Darfur (MONUC) dan satu di Sudan (UNMIS).
Wakil Penasehat Kepolisian PBB Ann-Marie Orler, Selasa (20/10) di Markas Besar PBB, New York, mengatakan PBB sedang berupaya memperkuat unit kepolisian pada misi-misi penjaga perdamaian di seluruh dunia.
Namun upaya itu tergantung kepada komitmen negara-negara anggota PBB dalam menyumbang personel polisi berkemampuan tinggi untuk menjalankan tugas-tugas kepolisian sesuai standard dan nilai-nilai PBB.
Pada Agustus 2009, Divisi Polisi DPKO meluncurkan program rekrutmenn polisi laki-laki dan perempuan dengan target meningkatkan jumlah perempuan dari sembilan persen menjadi 20 persen pada tahun 2014.
"Kami mendorong negara-negara anggota PBB untuk membuat kebijakan yang mengatur bahwa prosentase jumlah polisi perempuan yang diperbantukan sama dengan prosentase minimal yang mereka miliki di kepolisian nasionalnya," ujar Orler.
Untuk jangka panjang, PBB menginginkan perbandingan jumlah polisi laki-laki dan perempuan 50-20.
Saat ini PBB mempekerjakan 12.000 personel polisi laki-laki dan perempuan dari 100 negara di 17 misi PBB di berbagai belahan dunia, sedangkan total personel polisi yang diizinkan Dewan Keamanan ke operasi-operasi penjaga perdamaian PBB adalah 15.000 polisi.
ANTARA News
Menurut aku,perempuan itu gfak pantas jadi tentara!!!
ReplyDelete