Thursday, July 23, 2009

Pelaku Pengebom Dijanjikan Bidadari di Surga


23 Juli 2009, Jakarta -- Noordin M Top yang diduga sebagai dalang berbagai peledakan di hotel JW Marritott dan Ritz Carlton, menjanjikan iming-iming masuk surga dan ditemani para bidadari, bila bersedian menjalankan aksi bom bunuh diri.

Salah satu calon pelaku bom bunuh diri, inisial 'ZA' yang ditangkap Densus 88 Polda Jawa Tengah mengaku siap menjalankan aksi bom bunuh diri setelah mendapat doktrin selama 8 tahun.

Inisial 'ZA' mulai direkrut sejak tahun 2001, dan tahun 2009 ini siap meledakan diri. "ZA mengaku telah dicuci otaknya dengan iming-iming masuk surga dan ditemani para bidadari," ujar Kepala Polisi Daerah Jawa Tengah, Irjen Pol. Alex Bambang Riatmojo.

Hal itu merupakan janji manis pimpinan teroris kepada seluruh calon pelaku bom bunuh diri yang lainnya.

Sebelumnya di Cilacap, inisial 'ZA' yang ditangkap Densus 88 Jawa Tengah karena diduga terlibat jaringan teroris binaan Noordin M Top, dan kawan-kawannya untuk melakukan aksi terorisme.

Bom di Kamar 1808 Harusnya Meledak Lebih Awal

Pintu masuk kamar 1808. (Foto: Courtesy MetroTV).

Pria yang diduga pelaku bom bunuh diri sempat menginap selama dua hari di kamar 1808 Hotel JW Marriott. Pelaku ternyata meninggalkan satu buah tas berisi bom yang siap meledak lebih awal dari yang diledakkan di lobi hotel.

"Yang 1808 ditinggal dalam keadaan aktif dan kemudian seharusnya lebih duluan dari yang meledak disitu (di lobi)," kata Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri, Komisaris Besar Polisi, Ketut Untung Yoga, dalam jumpa pers di Jakarta Media Crisis Center, Jakarta, Kamis 23 Juli 2009.

Menurut Untung Yoga, bom yang ditinggal di dalam kamar itu akan diledakkan lebih awal dari dua bom yang 'sukses' meledak. Hal itu diketahui dari parameter waktu pada bom yang diatur lebih awal.

"Itu menurut timer yang tertera disitu ya. Kalau menduga-duga, sepertinya iya (lebih dulu meledak)," kata mantan Kepala Divisi Humas Polda Metro Jaya ini.

Untung Yoga, bom yang meledak di lobi JW Marriott itu meledak pada pukul 07.47 WIB. Beberapa menit kemudian, barulah bom di Ritz Carlton meledak. Sebanyak sembilan orang tewas dan sedikitnya 53 orang luka-luka dalam ledakan Jumat, 17 Juli itu.

"Itu (bom di kamar 1808) ditinggal dalam keadaan aktif. Dalam rangkaian yang dibuat sendiri," kata dia. Bom yang ditinggal itu juga memiliki ciri dan komposisi yang sama, yakni Black Powder low explosive.

VIVANews

AB Malaysia Uji Kemampuan Tembak Alutsista

MBT PT-91M Pendekar melakukan latihan penembakan. (Foto: ggk 21)

23 Juli 2009 -- Tentera Diraja Malaysia (TDM) melakukan unjuk kekuatan dengan melakukan latihan menembak alutsista milik Angkatan Darat dan Angkatan Udara Malaysia, Rabu (22/7), dimulai pukul 8.30 waktu setempat di Syed Sirajuddin Gemas, Negeri Sembilan.

Latihan bertajuk Demonstrasi Kuasa Tembakan 2009 berlangsung selama setengah hari.

Rudal anti tank Eryx daya jangkau 600 meter, 9K115-2 Metis-M daya jangkau 1,5 kilometer, dan HJ-8 Baktar Shikan daya jangkau 3,2 kilometer, ditembakkan dalam latihan ini. Tak ketinggalan kendaraan lapis baja pengangkut pasukan Condor 20 mm Oerlikon yang mampu mengangkut delapan prajurit.

MBT PT-91M Pendekar melakukan aksi penembakkan pada sasaran yang sudah ditetapkan. Malaysia memesan 48 PT-91M dari Bumar, Polandia telah diterima seluruhnya pada 16 April lalu.

Rudal anti tank Eryx. (Foto: army-technology)

Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) menurunkan dua pesawat Sukhoi Su-30MKM dan empat pesawat Hawk, sebelum melakukan penembakkan pada sasaran melakukan demonstrasi udara.

Diperbaharui


Rudal anti tank 9K115-2 Metis-M. (Foto: zetabranch)

Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Dr. Ahmad Zahidi Hamidi menginginkan alutsista ketiga angkatan TDM diperbaharui meskipun masih terasa imbas krisis ekonomi global.

Menhan mencontohkan kapal-kapal perang Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) telah berusia 32 tahun dan kebanyakan 25 tahun akan tetapi masih digunakan oleh TLDM.

Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) meskipun telah menerima alutsista terbaru akan tetapi jumlahnya belum mencukupi sedangkan alutsista terdahulu bila dari segi teknologi sudah tertinggal perlu ada pengganti.

Utusan/@beritahankam

Pasmar-1 Bangun Tower Serbaguna


23 Juli 2009 Surabaya -- Pasmar-1 membangun tower serbaguna di area lapangan tembak Bumi Marinir, Karangpilang, Surabaya, Kamis, untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan serta profesionalisme latihan perorangan prajurit Korps Marinir.

Pengecoran pondasi tower itu ditinjau oleh Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) I Wayan Mendra yang didampingi Komandan Resimen Artileri-1 Marinir Kolonel Marinir FX Deddy Susanto, Komandan Resimen Bantuan Tempur-1 Marinir Letkol Marinir Suhono, Asops Kaspasmar-1, dan Asintel Kaspasmar-1.

"Tower serbaguna yang dibangun dengan ketinggian 30 meter itu merupakan sarana latihan bagi prajurit Korps Marinir, khususnya bagi prajurit Pasmar-1," kata Komandan Resimen Artileri-1 Marinir Kolonel Marinir FX Deddy Susanto.

Sebagai sarana latihan, di sisi A berketinggian 30 meter digunakan latihan fas rope, ipam
repeling, meluncur, dan river crossing.

Di sisi B berketinggian lima meter, 10 meter, dan 16 meter, bisa digunakan latihan wall climbing, meluncur, dan river crossing.

Untuk sisi C berketinggian 16 meter dan 30 meter, dapat digunakan latihan repeling seat.

Di Sisi D berketinggian 20 meter bisa digunakan latihan meluncur dan river crossing.

Selain membangun tower serbaguna, juga dibangun sarana jogging track di sekitar area Lapangan Tembak Karangpilang sejauh 12 kilometer yang pembangunannya saat ini sudah mencapai 50 persen.

"Pembangunan tower serbaguna dan jogging track itu dilaksanakan oleh prajurit–prajurit dari Resimen Artileri-1 Marinir dan Resimen Bantuan Tempur-1 Marinir," katanya.

ANTARA JATIM

RI Seret Urusan Perbatasan Dengan Timor Leste Ke Meja PBB


23 Juli 2009, Kupang -- Pemerintah Indonesia belum merundingkan batas maritim dengan sejumlah negara tetangga, termasuk Timor Leste, karena masih menunggu penyelesaian sengketa batas darat yang meliputi tiga sekmen di Kabupaten Belu dan Timor Tengah Utara.

Titik-titik dasar sebagai penentuan garis batas maritim telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2002 tentang Daftar Koordinat Geografis Titik-Titik Garis Pangkal Kepulauan Indonesia.

"Setelah perbatasan darat tuntas maka batas maritim baru akan dibahas," kata Komandan Satuan Survey Dinas Oceanografi dan Hidro TNI Angkatan Laut, Kolonel Laut (Pelaut) Ferial Fachroni, di Kupang, Kamis 23 Juli 2009.

Menurutnya, sebagai negara kepulauan, Indonesia mempunyai batas maritim dengan 10 negara tetangga yakni India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua Nugini, Australia dan Timor Leste.

"Batas maritim tersebut terdiri dari batas laut wilayah (laut teritorial), batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan batas landas kontinental. Penentuan batas maritim ditentukan berdasarkan ketentuan hukum laut internasional atau UNCLOS 1982," katanya.

Menurut Ferial, batas maritim yang masih dalam proses perundingan adalah batas laut teritorial dengan Malaysia di selat Malaka dan batas ZEE dengan Filipna dilaut Sulawesi dan samudera pasifik.

Sedangkan batas maritim yang belum dilakukan perundingan bilateral yakni batas laut teritorial dengan Malaysia di Tanjungdadu, Kalimantan Barat dan perairan Sebatik, Kalimantan Timur.

Selain itu, batas maritim antara Singapura dan Indonesia di segmen Timur, meliputi Selat Singapura (Pedra Branca/Pulau Batu Puteh) dan Timor Leste di Laut Sawu, Selat Wetar dan Laut Timor .

Sementara batas ZEE yang belum dirundingkan meliputi antara lain dengan India di samudera Hindia dan Laut Andam, Malaysia di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan, Vietnam di Laut Cina Selatan, Palau di Samudera pasifik dan Timor Leste.

Asisten Tata Pemerintahan Setda NTT, Yoseph Mamulak, yang dihubungi di Kupang, mengatakan, kendala utama yang menyebabkan lambatnya penyelesaian sengketa batas darat antara Indonesia dan Timor Leste, disebabkan oleh masalah hak ulayat antara masyarakat yang bermukim disekitar perbatasan kedua negara.

"Pemerintah menginginkan agar lima segmen bermasalah diselesaikan dengan jalan tengah. Namun masyarakat kedua negara tetap bertahan dengan argumentasi dan data empirik yang berbeda. Permasalahan dibatas darat inilah yang kemudian menjadi hambatan untuk perundingan batas maritim," kata Mamulak.

Sementara itu, Masalah perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste, khususnya di lima titik yang hingga kini belum diselesaikan akan dibawa ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Lima titik tersebut adalah Imbate, Sumkaem, Haumeniana, Nimlat, dan Tubu Banat, yang memiliki luas 1.301 hektare (ha) dan sedang dikuasai warga Timor Leste. Tiga titik diantaranya terdapat di perbatasan Kabupaten Belu dan dua di perbatasan Timor Leste dengan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

"Lima titik yang belum final tersebut masih menunggu mediasi yang dilakukan PBB bersama pemerintah RI dan Timor Leste," kata Asisten Pemerintahan dan Kesejateraan Rakyat Setda Nusa Tenggara Timur (NTT), Yoseph Aman Mamulak usai menghadiri pertemuan membahas persoalan perbatasan yang digelar Lantamal VII Kupang di Kupang, Kamis.

Dia mengatakan, berlarutnya penyelesaian lima titik di perbatasan tersebut mengakibatkan penetapan batas laut kedua negara belum bisa dilakukan. "Bagaimana kita menetapkan batas laut, kalau darat saja belum selesai," katanya.

Di lima titik tersebut, ada dua hal yang belum disepakati warga dari kedua negara yakni penetapan batas apakah mengikuti alur sungai terdalam, dan persoalan pembagian tanah. "Tanah yang dipersoalkan di perbatasan merupakan tanah ulayat yang menurut warga tidak boleh dipisahkan," katanya.

Semula, kata Mamulak, pemerintah Indonesia dan Timor Leste sepakat batas kedua negara adalah alur sungai terdalam, tetapi tidak disepakati warga, karena alur sungai selalu berubah-ubah. "Terkadang alur sungai masuk lebih jauh ke wilayah Indonesia, tetapi kadang masuk ke wilayah Timor Leste," katanya.

Selain itu, ternak milik warga di perbatasan tersebut minum air di sungai yang berada di tapal batas kedua negara. Jika sapi melewati batas sungai terdalam, warga tidak bisa menghalaunya kembali, karena melanggar batas negara.

Dia mengatakan, warga kedua negara yang bermukim di perbatasan harus rela membagi tanah ulayat mereka, karena menyangkut persoalan batas negara. "Penyelesaian masalah perbatasan bisa dilakukan dengan adat setempat, "katanya.

Suara Media

Menristek : Pembangunan PLTN Tetap Jalan

PLTN rancangan anak bangsa. (Foto: nuclear-indonesia.blogspot)

23 Juli 2009, Jepara -- Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) Kusmayanto Kadiman mengatakan rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia tetap berjalan.

"Saat ini masih melakukan sosialisasi, mengingat pada 2016 Indonesia harus sudah mengoperasikan PLTN secara komersial," ujarnya usai membuka pameran research innovation and technology (Ritech) atau Ritech Ekspo yang berlangsung 23-25 Juli 2009 di Gedung Wanita Jepara, Kamis.

Target pengoperasian PLTN pada 2016, katanya, sesuai dengan amanat UU Nomor 17 tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJN), yang salah satu paragrafnya menyebutkan bahwa pada 2016 Indonesia harus sudah mengoperasikan PLTN.

"Artinya secara politik rencana pembangunan PLTN ini harus disetujui segera. Kami juga sudah menemukan lokasi yang bagus di Jepara," ujarnya.

Apalagi, kata dia, pembangunan PLTN membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni dari penetapan lokasi sampai dapat beroperasi membutuhkan waktu hingga delapan tahun. "Kalaupun dipaksakan maka waktu paling cepat untuk menyelesaikan pembangunan PLTN kurang lebih enam tahun," ujarnya.

Ia mengakui persoalan politik merupakan pekerjaan yang paling berat karena tidak sama dengan perhitungan secara matematis.

Selain itu, kata dia, isu sosial juga perlu disikapi dengan seksama apabila muncul penolakan keras. "Tidak mungkin memaksakan kehendak. Bahkan, pemerintah sekalipun tidak boleh memaksakan suatu kegiatan di mana terjadi penolakan yang keras," ujarnya.

Apabila muncul penolakan, katanya, perlu dilihat faktor yang melatarbelakangi penolakan tersebut dan diupayakan penghilangan faktor yang dianggap menghalangi tersebut.

"Paling tidak pemerintah harus mendengarkan apa yang disarankan oleh masyarakat. Apabila rencana pembangunan di Jepara masih menghadapi kendala, terpaksa cari lokasi yang lain. Bahkan, daerah Banten mempersilakannya," ujarnya.

Hanya saja, kesediaan daerah Banten bukan menjadi jaminan bahwa rencana pembangunan PLTN di daerah tersebut dapat berjalan mulus. "Setiap kegiatan besar pasti ada pro dan kontra dan ini kejadian yang alami," ujarnya.

Dalam membangun PLTN di Indonesia, katanya, pemerintah akan berupaya memaksimalkan kandungan lokal. "Kami tidak ingin PLTN dibangun, dioperasikan, dan dipelihara oleh orang lain, tetapi kami ingin membuat pabrik dengan kandungan lokal yang maksimal," katanya.

ANTARA News

KRI Yos Sudarso Sisir Pulau Terluar Talaud

23 Juli 2009, Miangas -- Dua bocah bermain di Pantai dengan latar belakang KRI Yos Sudarso 353 saat berlabuh di Miangas, Kab Talaud, Sulawesi Utara, Rabu (22/7). KRI tersebut melakukan pemantauan keamanan pulau terluar bagian Utara Indonesia yang berbatasan langsung dengan Filipina. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/Koz/mes/09)

23 Juli 2009, Manado -- Kapal Republik Indonesia (KRI) Yos Sudarso, yang berpangkalan di Surabaya, Jawa Timur, melakukan operasi pulau-pulau terluar di Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara (Sulut), 20-23 Juli 2009.

"Kami menyisir seluruh pulau-pulau di Kabupaten Talaud mengantisipasi berbagai jenis teror yang bisa saja terjadi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata komandan KRI Yos Sudarso, Letnan Kolonel Laut Suharsono, di Manado Kamis (23/7).

Pulau-pulau yang disisir oleh KRI Yos Sudarso itu antara lain, Karakelang, Kabaruan, Salibabu, Marampit, Kakorontan, Karatung dan Laluhe, baik yang berpenghuni maupun tidak berpenghuni.

Dalam operasi tersebut ikut pula Danlantamal VIII, Laksamana Pertama Willem Rampangilei, serta sejumlah petinggi dari Lantamal VIII Manado.

Rampangilei yang ikut dalam operasi tersebut mengatakan operasi tersebut merupakan kegiatan rutin dari Angkatan Laut (AL) Indonesia.

21 Juli 2009, Talaud -- Sejumlah Warga sedang mengamati KRI Yos Sudarso 353 yang berlabuh di pelabuhan Melonguane, Kab Talaud, Sulawesi Utara, Selasa (21/7). KRI tersebut melakukan pemantauan keamanan pulau-pulau terluar . (Foto: ANTARA/ Basrul Haq/ss/mes/09)

"Kegiatan itu juga sebagai bagian dari upaya mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari berbagai hambatan, ancaman dan gangguan," kata Rampangilei.

Karena itu, katanya, setiap jengkal baik teluk maupun laut yang ada di wilayah NKRI disisir termasuk Talaud yang punya banyak pulau dan berbatasan dengan negara tetangga Filipina.

Pasukan yang ikut daam operasi itu berjumlah sekitar 150 orang dan semuanya mengaku siap mempertahankan kedaulatan NKRI.

MEDIA INDONESIA

Kogata Type 73 Kendaraan Ringan Serbaguna

Kogata Type 73. (Foto: jeepasylum.cocolog-nifty.com)

23 Juli 2009 -- Kendaraan ringan serbaguna Kogata Type 73 dikembangkan oleh Mitsubishi Motor berdasarkan kendaraan komersial Mitsubishi Pajero. Kogata Type 73 secara resmi dikenal sebagai truk 1/2 ton di Pasukan Beladiri Jepang. Kendaraan diproduksi secara komersial pada tahun 1996.

Kapasitas muat Kagota 440 kg, berpenumpang lima orang pasukan berikut satu orang pengemudi. Kogata mempunyai berat dalam keadaan kosong 1,94 ton, panjang 4,14 meter, lebar 1,76 meter dan tinggi 1,97 meter.

Kogata bermesin diesel berkekuatan 123 Hp buatan Mitsubishi dengan sistim transmisi automatis atau manual. Kendaraan mampu dipacu hingga 135 km/jam. Atap kendaraan dari jenis soft top dan kaca depan yang dapat dilipat sebagai standar.

Kogata Type 73. (Foto: wikipedia)

Kogata Type 73 versi Polisi Militer. (Foto: wikipedia)

Kendaraan dapat dipersenjatai dengan berbagai variasi senjata, termasuk senapan mesin dan peluncur rudal anti tank.

MILITARY TODAY/@beritahankam

Naik Rp 7 Triliun, Anggaran Pertahanan Harus Cermat


Menko Politik Hukum dan Keamanan Widodo AS didampingi Sekjen Departemen Pertahanan Letjen Sjafrie Sjamsoeddin (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan seusai melakukan pertemuan tertutup dengan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono di Kantor Dephan, Jakarta, Rabu (22/7). Pertemuan tersebut membahas penambahan alokasi dana pertahanan untuk tahun anggaran 2010. (Foto: KOMPAS/Totok Wijayanto)

23 Juli 2009, Jakarta -- Alokasi anggaran belanja pertahanan tahun anggaran 2010 dipastikan naik sebesar Rp 7 triliun. Meski begitu, pemerintah mewanti-wanti agar alokasi tambahan dana itu dipakai dengan hati-hati.

Terkait masalah itu, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Widodo AS datang menemui Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono untuk berkoordinasi, Rabu (22/7).

”Kehadiran saya ke sini sekadar mampir sekaligus membahas kebijakan pengamanan penggunaan anggaran (pertahanan), yang tahun 2010 ini naik sebesar Rp 7 triliun. Saya ingin pastikan kebijakan itu sudah dijabarkan dalam bentuk rancangan-rancangan,” ujar Widodo.

Dalam pertemuan diakui pula kedua belah pihak membahas sejumlah isu lain, termasuk soal aksi peledakan bom pekan lalu.

”Nantinya anggaran tambahan itu hanya boleh digunakan jika terprogram dengan rapi, masuk dalam postur TNI, dan tidak asal menggunakan anggaran,” ujar Sekjen Dephan Sjafrie Sjamsoeddin seusai mengantar Widodo.

Menurut Sjafrie, penggunaan alokasi anggaran akan difokuskan untuk memenuhi sejumlah kebutuhan, seperti kesiapan operasional, baik personel, kesatuan, dan peralatan, selain itu juga untuk pemeliharaan peralatan, manusia, maupun kebutuhan operasional lain.

Dari kenaikan Rp 7 triliun itu, pemerintah telah menyisihkan Rp 8 miliar guna memenuhi sejumlah kebutuhan untuk biaya operasional mendesak, anggaran pusat pasukan perdamaian (Peace Keeping Center) TNI, dan juga untuk pengadaan kendaraan tempur jenis panser.

Dalam pertemuan itu juga dilaporkan hasil audit tim investigasi pemeliharaan peralatan utama sistem persenjataan TNI yang diketuai Inspektur Jenderal Dephan. Menko Polhukam, menurut Sjafrie, terus memantau perkembangan tersebut.

Harian Kompas, Rabu 23 Juli 2009

Wednesday, July 22, 2009

Kabel Bom dari Moro

Jajaran kepolisian melakukan pemindaian 3 dimensi di lokasi ledakan di Hotel Ritz Charlton, Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (22/7). Pemindaian 3 dimensi ini untuk mendapatkan ukuran pasti dampak kerusakan bom tersebut. (Foto: detikFoto/Aprizal Rahmatullah)

22 Juli 2009 -- Dari hasil penyelidikan, bom yang meledak di hotel JW Marriott dan Rizt Carlton sama dengan bom yang meledak di Paddy's Cafe, Bali, 2002 lalu.

"Kemarin tim penyidik kembali ke ground zero Ritz-Carlton. Kita menemukan sisa jelaga chlorin. Itu identik dengan pengeboman Paddy's Café, Bali, 2002. Tapi, efeknya tidak sedahsyat Paddy's karena bahan dasarnya black powder, bukan RDX," katanya.

"Kesimpulan sementara, pengebom masuk di tengah restoran," kata sumber itu. Bom yang digunakan jenis high velocity low speed. Itu berarti bom tersebut menimbulkan efek horizontal dan tidak menyebar. "Kita juga menemukan sisa kabel yang identik dengan kabel Paddy's. Kabel jenis ini lazim digunakan di Moro, Filipina," kata sumber Rakyat Aceh Group.

Sumber Rakyat Aceh yang lain menceritakan, dalam rapat di Bareskrim Minggu (19/7) ada keputusan sangat penting. Yakni, melibatkan lagi secara informal Satgas Bom Bali yang sudah dilebur dalam satuan Densus 88. "Pak GM mengendalikan," kata sumber itu.

GM adalah sebutan untuk Komjen Gorries Mere yang sekarang menjabat Kalakhar BNN. GM dulu yang membentuk tim Cobra yang mulai menyelidiki kasus pengeboman sejak bom malam Natal 1999. Tim itu lantas menjadi satgas bom yang bekerja di bawah tanah dan minim publikasi.

Menurut sumber itu, sejak peristiwa 17 Juli terjadi, GM langsung diperintahkan Kapolri ikut membantu penyidikan. "Beliau ikut masuk pertama ke ground zero (lokasi peledakan)," katanya. Tim Cobra bentukan GM mempunyai jaringan yang sangat kuat. Banyak "mantan" terpidana teroris yang mempunyai hubungan baik dengan anggota-anggota tim Cobra. "Tapi, tak akan diumumkan secara resmi. Densus 88 tetap dimunculkan sebagai tim utama," katanya. Mereka sudah membentuk unit-unit dengan anggota lima orang per unit.

Rakyat Aceh

Kasad: TNI AD Siap Memerangi Terorisme

Aksi tim anti teror Kopassus. (Foto: detikFoto)

22 Juli 2009, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo menyatakan, pihaknya siap memerangi terorisme, dengan menyiagakan desk antiteror di masing-masing kodam di seluruh wilayah Indonesia.

"Kami siap memerangi terorisme sesuai kewenangan yang dimiliki TNI, berdasar keputusan Presiden pada 2005 agar TNI membantu Polri memerangi terorisme," katanya, di Jakarta, Rabu.

Kasad menegaskan, aksi terorisme tidak diperbolehkan oleh agama mana pun dan masyarakat di dunia manapun.

Agustadi menjelaskan, desk antiteror bertujuan mencari dan menyajikan informasi untuk Kasad dan Panglima TNI sebagai bahan pertimbangan untuk menangani terorisme, semuanya terkoordinir dengan baik.

"Tak hanya itu, dalam rangka penanganan dini TNI Angkatan Darat sebagai pembina kekuatan menyiapkan Detasemen 81 Anti teror dari Kopassus," ujarnya.

Pada kesempatan terpisah, Menko Polhukam Widodo Adi Sutjipto menegaskan negara, pemerintah, aparat punya kewajiban untuk mengingatkan masyarakat tentang bahaya terorisme.

"Karena ancaman teror memang eksis dan nyata. Kami mengingatkan masyarakat, bukan menakut-nakuti. Kita ingin membangun kewaspadaan bersama agar tidak lalai dan lengah. Karena kekurangwaspadaan akan membuat teroris dengan leluasa melakukan aksinya," tuturnya.

Ia mengatakan, masyarakat bisa berbuat banyak, antara lain bisa melaporkan keganjilan-keganjilan yang dilihat di lingkungannya pada aparat.

"Teror harus dihadapi bersama. Negara, pemerintah, dan rakyat harus bersatu dan teguh memberantas terorisme. Mari wujudkan dan pelihara keamanan guna untuk kepentingan seluruh rakyat," kata Widodo.

ANTARA News

KD Tunku Abdul Rahman Kapal Selam Pertama Malaysia Segera Tiba


22 Juli 2009 -- Kapal selam diesel pertama Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) Kapal Diraja (KD) Tunku Abdul Rahman meninggalkan pelabuhan Toulon, Perancis, Kamis (9/7) menuju perairan Malaysia.

Kapal selam dibangun di galangan kapal DCNS, Cherbourg, bekerjasama dengan galangan kapal Spanyol Navantia. Kapal selam membawa 35 awak dibawah komandan Zulhelmy bin Ithnain.

Pemerintah Malaysia membeli dua kapal selam jenis Scorpene senilai 1,04 milyar euro pada 2002. KD Tunku Abdul Rahman mengambil nama dari Perdana Menteri (PM) Malaysia pertama, sedangkan KD Tun Abdul Razak dari nama PM Malaysia kedua.


Kapal selam pertama diluncurkan 23 Oktober 2007 dengan menyiramkan campuran Air Yassin dan Zam-zam menggantikan pemecahan botol champagne.

Uji pelayaran berikut penembakan torpedo kelas berat Black Shark serta rudal selesai dilakukan Desember 2008. Kapal selam diserahkan ke Malaysia 24 Januari di pangkalan Angkatan Laut Perancis Toulon.


Kapal selam diharapkan mencapai perairan Malaysia awal September setelah singgah di Jeddah, Djibouti dan Kochi, India. Kapal selam akan berada di Lumut dan Port Klang untuk beberapa hari sebelum menuju pangkalannya di Sepanggar, Sabah. Kapal selam kedua KD Tun Abdul Razak dijadwalkan diserahterimakan paling lambat 2009.

Kapal selam jenis Scorpene mampu beroperasi pada kedalaman antara 100 dan 200 meter, dilengkapai enam tabung torpedo yang dapat menembakkan secara simultan, rudal anti kapal permukaan dan anti torpedo kapal selam. Kapal selam mampu membawa 10 torpedo dan 30 ranjau, mempunyai bobot 1550 ton, panjang keseluruhan 67,5 meter serta mampu berlayar selama 45 hari.

Kapal selam Scorpene digunakan juga oleh AL Chile dua unit dan AL India enam unit.

kln.gov.my/@beritahankam

Perancang Rudal Bulava Mengundurkan Diri

Uji coba penembakan rudal balistik Bulava dari kapal selam.

22 Juli 2009 -- Kepala institut riset Moskow (Moscow Institute of Thermal Technology/MITT) Yury Solomonov mengundurkan diri Rabu (22/7), setelah serangkain uji coba peluncuran rudal balistik Bulava mengalami kegagalan. Pengganti Solomonov diharapkan sudah terpilih pada September.

Enam kali dari sebelas kali pengujian mengalami kegagalan, terakhir pengujian dilakukan 15 Juli mengalami kegagalan.


MITT bertanggungjawab merancang rudal balistik Bulava berbasis peluncuran dari kapal selam. Kapal selam bertenaga nuklir terbaru kelas Borey direncanakan akan dipersenjatai Bulava. Rudal balistik Bulava (SS-NX-30) mampu membawa 10 hulu ledak MIRV, menjangkau sasaran hingga 8000 kilometer.

Angkatan Bersenjata Rusia mengharapkan Bulava dengan rudal balistik berbasis darat Topol-M menjadi kekuatan utama triad nuklir Rusia.

RIA Novosti/@beritahankam

Polri Keluarkan Sketsa Wajah Pelaku Bom

Dari kedua sketsa tersebut tampak kedua tersangka berjenis kelamin laki-laki. Satu sketsa diperkirakan berumur 20-40 tahun, sedangkan satu sketsa tersangka lainnya berusia remaja 16-17 tahun. (Foto: Muhammad Taufiqqurahman/detikcom)

Mengimbau kepada masyarakat yang mengetahui identitas pelaku melaporkan ke Jakarta Media Crisis Center di Apartemen Bellagio, Kuningan, atau menghubungi ke nomor 021-30066571, 021-30066575, dan faks di 021-30066576.

22 Juli 2009, Jakarta -- Polri mengeluarkan dua sketsa wajah yang diduga kuat menjadi eksekutor bom bunuh diri di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton, kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, pada Jumat, 17 Juli.

Sketsa wajah itu dibagikan kepada wartawan dalam jumpa pers di Jakarta Media Center, Bellagio Mall, yang tidak jauh dari lokasi ledakan, Rabu, oleh Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Nanan Sukarna dan Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigjen Pol Eddy Suparwoko.

Menurut Nanan, sketsa wajah itu dibuat berdasarkan temuan dua potong kepala yang ditemukan di dua lokasi ledakan.

Ciri fisik potongan kepala di Hotel JW Marriott antara lain berjenis kelamin laki-laki, umur 16-17 tahun, kulit putih, rambut hitam lurus pendek, tinggi badan diperkirakan 180-190 cm, dan ukuran sepatu sekitar 42-43.

"Ukuran sepatu dapat diketahui karena polisi menemukan sepatu yang diduga dipakai pelaku bom bunuh diri di Marriott," kata Nanan.

Sedangkan sketsa potongan kepala yang ditemukan di Hotel Ritz-Carlton antara lain berciri-ciri jenis kelamin laki-laki, umur 40 tahun, kulit sawo matang, rambut hitam lurus pendek, dan tinggi badan sekitar 165 cm.

Menurut Nanan, kedua potongan kepala yang ditemukan di lokasi kejadian dipastikan bukan berasal dari dua nama yang selama ini oleh media massa disebut sebagai pelaku bom bunuh diri, yaitu Nur Hasbi dan Ibrahim.

Polri memastikan hal itu setelah melakukan uji DNA dari kedua potongan mayat dengan pihak keluarga ataupun keterangan dari pihak lain.

Namun, Polri memastikan bahwa kedua potongan kepala itu adalah pelaku bom bunuh diri.

Sedangkan potongan kepala yang ditemukan di Hotel JW Marriott dipastikan pernah berada di kamar 1808, Hotel JW Marriott.

Uji DNA antara sisa barang milik tamu di kamar 1808 identik dengan DNA potongan kepala yang diduga pelaku bom bunuh diri. sedangkan potongan kepala di Hotel Ritz-Carlton diduga sebagai pelaku bom bunuh diri berdasarkan keterangan saksi maupun oleh Tempat Kejadian Perkara (TKP), namun polri belum melakukan uji DNA karena kurang data pembanding.

Sejumlah media sempat menyebut Nur Hasbi, warga Temanggung sebagai pelaku bom bunuh diri di JW Marriott, sedangkan Ibrahim, seorang tukang bunga, sebagai pelaku bom bunuh diri di Ritz-Carlton, namun hal itu terbantah oleh penyelidikan secara ilmiah oleh dokter kepolisian.

"Kedua orang inilah, yang menjadi fokus penyelidikan Polri. Kami minta agar warga ikut membantu mengungkap siapakah identitas kedua orang itu," kata Nanan.

Nanan juga menyebutkan bahwa kedua orang pelaku bom bunuh diri itu juga bukan Bahrudin, warga Cilacap yang diduga terlibat jaringan terorisme.

Namun begitu, Nanan memastikan bahwa tidak ada kecocokan antara data-data yang selama ini masuk ke kepolisian dengan data-data kedua pelaku bom bunuh diri, termasuk identik dengan Ibrahim, Nur Hasbi dan Cilacap (Bahrudin).

Sementara itu, Kepala Pusat Kedokteran Kesehatan Polri, Brigjen Pol Eddy Suparwoto mengatakan, di lokasi kejadian Hotel JW Marriott, Tim Dokter mengumpulkan beberapa potongan tubuh dan setelah diteliti ternyata bagian dari satu anggota tubuh. (ANTARA News)

Super Hornet RAAF Pertama Mengudara

F/A-18F Super Hornet. (Foto: Boeing/Richard Rau/Neg. #: MSF09-0137-2)

22 Juli 2009 -- Pesawat tempur F/A-18F Super Hornet pertama milik Angkatan Udara Australia (Royal Australian Air Force/ RAAF) lepas landas dari Bandara Internasional Lambert, St. Louis, Senin (20/7) untuk memulai penerbangan pertamanya. Boeing memperkenalkan pesawat tempur ini pada Rabu (8/7) di fasilitas Integrated Defense Systems, St. Louis.

Boeing akan mengirimkan pesawat pertama ke RAAF akhir bulan ini, tiga bulan lebih awal dari jadwal. Sisa pesawat 23 unit akan dilengkapi dengan radar Raytheon Active Electronically Scanned Array (AESA) APG-79 sebelum dikirimkan ke RAAF pada 2010 dan 2011.

Seluruh pesawat akan ditempatkan di Amberley dan akan membantu transisi sebelum datangnya pesawat tempur Joint Strike Fighter (JSF) serta mengistirahatkan armada F-111 Advaark.

BOEING/@beritahankam

Latihan TNI-US Pacaf Berakhir

Irup Wakapuskes TNI Laksamana Pertama TNI Drg. Budhi Siswanto, MM. di dampingi konsulat General Kedutaan Amerika Serikat Caryn R. Mclelland sedang memeriksa pasukan pada upacara penutupan Pacifik Angle di Apron Lanud Eltari Kupang.

22 Juli 2009, Kupang -- Latihan gabungan antara TNI dengan tentara Amerika yang bergabung dalam United States Pasific Air Force (US Pacaf) di Kupang, NTT, berakhir Selasa (21/7) kemarin.
Penutupan latihan yang diberi nama Pasific Angel ini ditandai dengan upacara militer di Hanggar Lanud El Tari Kupang. Bertindak sebagai inspektur upacara (Irup) dalam apel penutupan adalah Wakapuskes Mabes TNI, Laksamana Pertama Budhi Siswanto dan Konsul Jendral Amerika di Surabaya Caryn R. Mcclelland. Upacara penutupan ini diikuti anggota TNI dari tiga angkatan yakni AD, AU, AL, Polri dan 47 anggota Angkatan Udara Amerika.

Dalam amanatnya, Laksamana Pertama Budhi Siswanto mengatakan latihan bersama TNI dengan angkatan udara Amerika tersebut telah memberi manfaat yang besar untuk masyarakat NTT khususnya di Kupang. "Kegiatan latihan bersama yang diisi dengan misi kemanusiaan berupa pengobatan gratis sangat membantu masyarakat," kata jendral bintang satu dari TNI-AL ini.

Karena itu, lanjut Budhi, ke depan akan diprogramkan secara rutin. Perwira tinggi yang juga dokter gigi ini mengatakan, ke depan misi kemanusian yang melibatkan tentara Amerika ini akan dilaksanakan di tempat lainnya di Indonesia. "Wilayah Indonesia sangat luas dan sebagian masyarakat membutuhkan pertolongan sehingga kita akan agendakan secara rutin," katanya.

Sementara itu Konsul Jendral Amerika di Surabaya, Caryn R. Mcclelland yang juga memberikan amanat menyambut baik apa yang dikatakan Wakapuskes Mabes TNI, Laksamana Pertama Budhi Siswanto. Ia mengatakan tentara Amerika siap melakukan misi kemanusian untuk masyarakat Indonesia kapan saja. "Kami siap kapan saja untuk melaksanakan lagi misi kemanusiaan ini," ungkap Caryn.

Selasa (21/7) kemarin, 47 angkatan udara Amerika langsung terbang dari Kupang menuju Jakarta untuk kemudian melanjutkan penerbangan ke Amerika. Pasukan dipimpin Kolonel Paul Abson itu menggunakan dua pesawat yakni Hercules C-130 serta KC-135.

TIMOR EXPRESS

Bangun Markas Yonif 746-Kikav Tank - Tim Sembilan Tetap Dukung

Tank Scorpion salah satu jenis tank yang digunakan batalyon kavaleri TNI AD. (Foto: yonkav3tank)

22 Juli 2009, Kefa -- Rencana pembangunan markas Batalyon Infantri (Yonif) 746 dan kompi Kavaleri (Kikav) Tank di TTU membuat perpecahan di antara suku Naibobe.

Kubu pro yang dimotori tim sembilan suku Naibobe dari desa Nansean Kecamatan Insana tetap mendukung dua markas militer di areal seluas 10 hektare. Lahan ini telah dihibahkan kepada Kodim 1618/TTU. Malahan kubu Tim Sembilan ini siap beradu argumentasi dengan sesama warga suku Naibobe termasuk dengan raja Insana maupun DPRD TTU.

"Kami kasi tanah kepada pemerintah untuk membangun masyarakat bukan kepada pengusaha untuk cari keuntungan pribadi. Jadi kami tidak akan takut siapa pun. Sejauh untuk kepentingan banyak orang," tegas Yohanes Boik Naibobe, salah satu anggota Tim Sembilan kepada koran ini, Selasa (21/7) kemarin.

Tim Sembilan ini sendiri merupakan tim dari instansi terkait yang telah menyerahkan tanah seluas 10 hektare kepada Kodim 1618/TTU untuk pembangunan dua markas militer ini.

Tanah seluas 10 hektare yang sudah diserahkan kepada Kodim 1618 TTU kata dia, hingga kini masih merupakan lahan tidur yang tidak memiliki potensi yang vital bagi kehidupan warga suku Naibobe seperti sumber air, tempat-tempat ritus adat sebagaimana diangkat Silvester Atini Naibobe ketika mengadu ke Komnas HAM.

Tanah tersebut lanjut Boik sesungguhnya merupakan tanah adat suku Naibobe yang berasal dari pembagian ulayat oleh raja Insana sejak jaman dulu kala dan diserahkan langsung oleh kepala suku Naibobe, Alexander Suni Naibobe. Penyerahannya pun berdasarkan kesepakatan rapat bersama dipimpin kepala desa Nansean pada 6 Maret 2009 lalu.

"Waktu itu kepala desa sendiri yang pimpin rapat dan kami semua sudah sepakat untuk serahkan sebidang tanah kepada TNI setelah Pemilu legislatif. Kenapa sekarang baru ada protes dari mana-mana," ujar Boik Naibobe.

Terpisah, tokoh masyarakat suku Naibobe, Silvester Atini Naibobe menilai proses penyerahan tanah seluas 10 hektare tidak sah secara adat karena dilakukan oleh orang yang tidak punya kewenangan secara adat. Apalagi penyerahan tanah tanpa mekanisme adat.

"Turunan dari Sisuk Bone sebenarnya yang punya kuasa untuk mengatur pengelolaan semua harta kekayaan bai Bone Nai putra sulung dari Mone Nua. Tapi justru dalam kasus penyerahan tanah kepada TNI untuk pembangunan markas Yonif 746 dan Kikav, mereka semua tidak setuju karena berpikir masa depan generasi suku Naibobe ke depan," jelas Silvester.

Selain itu menurut dia, tidak semua turunan Atini Bone, putra kedua dari Bone Nai menyatakan setuju untuk menyerahkan tanah seluas 10 hektare kepada TNI bagi pembangunan markas Yonif 746 dan Kikav Tank.

Disebutkan dari 19 putra Atini Bone hanya lima orang yaitu, Alex Suni Naibobe Alex Safe Naibobe, Petrus Bone Leu Naibobe, Yohanes Boik Naibobe dan Viktor Matus Naibobe yang mendukung penyerahan tanah 10 hektare kepada TNI.

Selain kelima orang tersebut menurut Silvester ada empat orang putra turunan Laki Bone yang merupakan putra bungsu dari Bone Nai yaitu Philipus Bone Naibobe, Matheus Lifi Naibobe, Gabriel Laki Naibobe dan Antonius Neno Naibobe tidak setuju atas keputusan Alex Suni Naibobe.

"Kami sebagian besar tokoh masyarakat suku Naibobe termasuk Yohanes Kainio Naibobe bersaudara sampai hari ini tidak setuju supaya tanah suku Naibo.

TIMOR EXPRESS

KSAD: Perlu Pendekatan Soft Power Hadapi Terorisme

Dua ledakan bom terjadi di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton. Di Hotel JW Marriott bom meledak di lobi hotel. Pasca ledakan kesibukan terlihat di Hotel JW Marriott. Serpihan kaca tampak berserakan. (Foto: detikFoto/Ari Saputra)

22 Juli 2009, Jakarta -- Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal Agustadi Sasongko Purnomo mengatakan, perlu pendekatan persuasif (soft power) guna menangkal ideologi kekerasan dalam aksi terorisme. Salah satunya melalui pendekatan terhadap istri, anak, dan keluarga para pelaku.

Orang-orang terdekat tersebut yang akan mendekati pelaku agar memberikan informasi yang penting pada aparat. "Jika merasa dimanusiakan, mereka mau membongkar apa yang diketahui tentang jaringan itu," katanya usai menghadiri pembukaan program pascasarjana Universitas Pertahanan di Departemen Pertahanan, Jakarta, Selasa (21/7).

Menurutnya, aparat keamanan tidak kebobolan dalam peledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, beberapa hari lalu. Sebaliknya, dia melihat kepedulian masyarakat kurang dengan keberadaan pelaku terorisme.

Seharusnya, kata dia, rakyat melaporkan semua hal yang mencurigakan pada aparat. "Butuh rakyat yang ikut memiliki keamanan. Karena keamanan milik semua, bukan aparat saja," kata Lulusan Terbaik Akademi Militer tahun 1974 itu.

Kepala Badan Intelijen Strategis TNI (BAIS)) Mayor Jenderal Syafnil Armen mengatakan, semua informasi intelijen yang dimiliki militer telah dikoordinasikan Badan Intelijen Negara (BIN). Mereka secara periodik melaporkan pada BIN. Termasuk indikasi peledakan bom di kedua hotel bintang lima tersebut.

"Setiap ada ancaman selalu dilaporkan. Tapi BIN yang mengembangkan," katanya.

Di tempat yang sama, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengatakan, kerja sama antiteror antara Indonesia dan sejumlah negara terus ditingkatkan dalam berbagai bentuk.

Indonesia telah menjalin kerja sama dengan sejumlah negara seperti Arab Saudi, Pakistan, Kuwait, Afganistan, dan Turki. Kerja sama yang dilakukan fokus pada penanganan teror secara persuasif, tanpa mengabaikan kekuatan dengan kekerasan.

"Tapi penanganan teror antaraparat tetap berada di bawah kendali otoritas keamanan Indonesia," katanya.

Dia melihat, untuk menghindari spekulasi sebab-musabab ledakan di Mega Kuningan itu, semua pihak hendaknya bersabar menunggu hasil penyelidikan Polri. (JURNAL NASIONAL/Adhitya Cahya Utama)

Rusia Tawari Indonesia Kerjasama Berantas Terorisme

20 Juli 2009, Pontianak -- Seorang anggota pasukan khusus Paskhas TNI AU memegang sepucuk pistol berjenis FN yang ditemukan di laci dashboard sebuah mobil yang akan masuk ke area bandara Supadio Pontianak, Kalbar, Senin (20/7). Pasca ledakan bom di hotel JW Marriott dan Ritz Carlton Jakarta, sejumlah objek vital di Kota Pontianak dijaga ketat oleh Polri dan TNI. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ss/ama/09)

Selain mengutuk terorisme 17 Juli di Mega Kuningan, Jakarta dan menyampaikan simpati mendalam untuk para korban, Rusia menawarkan kerjasama kepada Pemerintah Indonesia untuk memberantas terorisme sehingga tidak terulang lagi di masa depan, demikian Counsellor Pensosbud KBRI Moskow M. Aji Surya dalam keterangan yang diterima koresponden Antara London, Rabu.

Menurut M Aji Surta, pernyataan itu merupakan inti dari sikap Pemerintah Rusia yang dirilis pada 18 Juli lalu oleh Kementerian Luar Negeri di Moskow atas pemboman Hotel JW Mariott dan Ritz-Carlton, Mega Kuningan.

Rusia mengonfirmasikan tidak ada warga Rusia yang menjadi korban dalam peristiwa teror itu, sementara Kedubes Rusia di Jakarta akan mengambil langkah-langkah dibutuhkan untuk melindungi warganya yang ada di Indonesia.

Meskipun pemberitaan mengenai aksi terorisme di Jakarta disiarkan luas oleh media Rusia dan Belarus, namun pemerintan dan media kedua negara Slavia itu mempercayai langkah-langkah yang diambil Pemerintah Indonesia, demikian Aji.

Ini terlihat dari tiadanya perintah travel warning ataupun langkah pencegahan terhadap warganya untuk berkunjung ke Indonesia, meskipun warga kedua negara yang hendak melancong terpengaruh oleh bom Mega Kuningan itu.

KBRI Moskow akan memanfaatkan kegiatan resepsi diplomatik dan pentas budaya di Moskow, St. Petersburg, Minsk (Belarusia) dan Vladivostok dalam rangka HUT RI ke-64 bulan Agustus-September 2009 serta kegiatan proaktif lainnya sebagai damage control diplomacy atas bom Mega Kuningan, demikian M Aji Surya. (ANTARA News)

Operasi Keamanan Laut TNI AL

KRI Teluk Sangkulirang (TSR)-542.

22 Juli 2009 -- Selama dua hari berturut-turut, Rabu (15/7) hingga Jumat (17/7), Kapal Perang TNI Angkatan Laut KRI Pulau Rimau (PRU)-724 dari jajaran unsur Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) yang sedang melaksanakan patroli keamanan laut di perairan Timur Indonesia telah memeriksa 13 kapal yang melintas disekitar perairan Selat Makasar.

Ke 13 kapal yang diperiksa tersebut yaitu, LCT Berkat Anugerah-288, di Nahkodai Armin WNI, bobot 254 GT, ABK 11 orang WNI, muatan kosong. TB. Kaltim Dolphin 10-10/TK.ASL-76, Nahkoda M. Barbas, bobot 124 GT/ 1229GT, ABK 8 orang WNI, muatan batu bara. TB.Kaltim Dolphin 10-17/TK.ASN-77, Nahkoda Abd Jalal, bobot 124GT/1229GT, ABK 8 orang WNI, muatan batu bara. TB. Scorpio/TK.Pesut-2305, Nahkoda R. Lawendatu, bobot 111 GT/1437GT, ABK 10 orang WNI, muatan batu bara. LCT. Cahaya Agung-1, Nahkoda Dedi Sugeng, bobot 720 GT, ABK 11 orang WNI muatan material steel. TB. NK-1/OB. Cahaya Anugerah-09, Nahkoda H. Bawengan, bobot 192GT/1029GT, ABK 13 orang WNI, muatan BBM. TB. Kaltim Dolphin 1019/TK. Kaltim PT 3301, Nahkoda Iriaman R, bobot 141 GT/1360GT, ABK 9 orang WNI, muatan batu bara.

TB. Karunia Samudera II/TK. Karunia I, Nahkoda M. Rusli, bobot 78 GT/1437GT, ABK 9 orang WNI, muatan batu bara. TB. Anggrek Indah-II/TK HKA-II, Nahkoda Irfan, bobot 55GT/842GT, ABK 7 orang WNI, muatan batu bara. TB. Ersihan Venus/ TK.Propit 24, Nahkoda Haslawang, bobot 159GT/1302GT, ABK 10 orang WNI, muatan batu bara. LCT Bareto 38, Nahkoda Hartono, bobot 211 GT, ABK 10 orang WNI, muatan BBM, TB.MBS 39/TK.Sun Win 228, Nahkoda Roni K, bobot 114GT/1939GT, ABK 10 orang WNI, muatan batu bara. LCT. Meranti 10, Nahkoda Maxililian, bobot 174GT, ABK 6 orang WNI.

Menurut Komandan KRI Pulau Rimau-724 Mayor Laut (P) Jatiar Sinaga, setelah kapal-kapal tersebut diperiksa diijinkan untuk melanjutkan pelayarannya kembali. Karena dalam pemeriksaan tidak diketemukan adanya pelanggaran, semua surat maupun dokumen lengkap.

KRI Teluk Sangkulirang (TSR)-542 Periksa Kapal

Kapal Perang TNI Angkatan Laut KRI Teluk Sangkulirang (TSR)-542 dari jajaran unsur Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) disekitar Laut Seram telah memeriksa dua kapal ikan dengan total muatan 12 ton Udang pada saat melaksanakan patroli keamanan laut di perairan timur Indonesia, belum lama ini, Minggu (19/7).

Ke dua kapal ikan yang diperiksa tersebut masing-masing, KM. Binama-15 yang dinahkodai Hairudin Kaunar WNI dengan memiliki bobot 104 GT (gros ton). Kapal tersebut diawaki oleh 18 ABK, semuanyan WNI, dengan muatan 2 ton Udang. Sedangkan kapal satunya lagi, KM. Binama-2 dinahkodai Albert Talabessy WNI dengan bobot 137 GT. Kapal tersebut memiliki ABK 19 orang, semuanya WNI, dengan muatan 10 ton Udang.
“Setelah dilakukan pemeriksaan, ke dua kapal tersebut diijinkan untuk melanjutkan pelayarannya kembali. Karena dalam pemeriksaan tidak ditemukan adanya tindak pelanggaran hukum di laut. Semua surat maupun dokumen lengkap,”kata Komandan KRI TSR-542 Mayor Laut (P) Dwi Prasetyo menegaskan.

DISPENARMATIM

Tim Audit Alutsista TNI ke Lanud Suryadarma


22 Juli 2009, Subang -- Tim audit dari Departemen Pertahanan untuk mendata kondisi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI ke Lanud Suryadarma, Selasa (21/7). Rombongan berjumlah tujuh orang dipimpin oleh Inspektur Operasi TNI AU Marsekal Pertama TNI Bambang Wahyudi sebagai ketua tim audit teknis Alutisista TNI di jajaran TNI AU. Di dalam tim terdapat pula Brigadir Jenderal TNI Dana Supendi sebagai sekretaris tim audit untuk alutsista TNI dari Departemen Pertahanan.

Tim audit diterima Danlanud Suryadarma Kol Pnb D. Widiantoro, MBA di ruang brifing Lanud Suryadarma, bersama staf terkait. Dalam sambutannya Danlanud Suryadarma menyatakan hingga saat ini, Lanud Suryadarma merupakan satuan operasi yang berada di bawah Komando Operasi TNI AU (Koopsau) I dengan beberapa peran ganda seperti melaksanakan pendidikan calon pilot helikopter TNI yang harusnya dilakukan oleh Pangkalan TNI AU di jajaran Kodikau, perawatan engine hingga tingkat sedang dan pengawakan dua jenis pesawat helikopter dalam satu skadron. Semua itu merupakan kondisi nyata yang menunjukkan beban kerja di Skadron Udara 7, Lanud Suryadarma berlipat ganda.

Sementara itu, Marsekal Pertama TNI Bambang Wahyudi mengharapkan semua pejabat yang mengawaki alutsista untuk memberikan data-data mengenai kondisi yang ada secara transparan dan lengkap. Hal ini merupakan tujuan utama dari tim yang rencananya bekerja selama dua hari untuk mengumpulkan dan memeriksa data-data managemen serta teknis alutsista baik dalam penggunaan maupun dalam pemeliharaannya.

Selanjutnya diadakan tanya jawab antara tim audit dengan staf Lanud Suryadarma. Tim audit kemudian menuju ke Skadron Udara 7 dan di kantor-kantor staf terkait guna mengumpulkan data yang dibutuhkannya.

PENTAK LANUD SURYADARMA

Tuesday, July 21, 2009

Pangkolinlamil Tutup Latanglamil 2009

KRI Tanjung Nusanive-973.

21 Juli 2009, Jakarta -- Latihan Angkutan Laut Militer (Latanglamil) Komando Lintas Laut militer (Kolinlamil) 2009 yang telah berlangsung selama lima hari mulai 13 Juli 2009 secara resmi berakhir. Latihan yang digelar di KRI Tanjung Nusanive-973 ini secara resmi ditutup Panglima Kolinlamil Laksamana Muda TNI Bambang Supeno selaku Direktur Latihan, di Gedung Laut Nusantara Mako Kolinlamil, Tanjung Priok Jakarta, Jumat (17/7). Hadir dalam acara tersebut diantaranya Kaskolinlamil Laksma TNI Widhiarto, Kasarmabar Laksma TNI Bambang Suwarto, Irops Itjenal Laksma TNI Denny Novendy, serta Tim penilai, Wasdal dan pelaku.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno, SH., dalam amanat tertulis yang dibacakan Panglima Kolinlamil Laksamana Muda TNI Bambang Supeno mengatakan bahwa, perkembangan lingkungan strategis yang berubah sangat cepat menuntut kesiapsiagaan jajaran Kolinlamil agar sewaktu-waktu dapat dikerahkan untuk melakukan operasi Anglamil.

Menurutnya, kondisi tersebut menuntut Kolinlamil untuk selalu membina kemampuan sumber dayanya, melalui kegiatan latihan yang terukur, terprogram dan terarah, untuk menghasilkan naluri tempur prajurit yang senantiasa terasah serta menghasilkan kemampuan angkutan laut militer yang senantiasa siap untuk dikerahkan dalam setiap operasi militer untuk perang dan selain perang.

Latanglamil 2009 yang antara lain diikuti oleh Kolinlamil, Marinir, Kostrad, Ditpolair, KPLP, dan Pelni ini merupakan salah satu realisasi dari fungsi pembinaan dalam rangka meningkatkan profesionalisme prajurit dan media untuk mengukur keluaran hasil pembinaan Kolinlamil selama ini. Materi latihan berupa proses perencanaan operasi Anglamil meliputi tata kerja staf dan staf gabungan, berbagai aspek dalam penyelenggaraan Anglamil dalam rangka mendukung operasi militer, serta prosedur Anglamil pergeseran pasukan dan pergeseran logistik.

Latihan dilaksanakan di wilayah Perairan Indonesia Barat. Diskenariokan wilayah Riau Kepulauan dikuasai oleh Gerakan Separatis Bersenjata Simpatisan Negamer (GSBSN) dengan dukungan negara asing untuk mendirikan Negara Riau Kepulauan Merdeka dengan Ibukota sementara di Kota Ranai. Menghadapi situasi ini kemudian dibentuk Kogasgab. Kolinlamil yang tergabung dalam Subkogasgabratmin melaksanakan operasi pendaratan administrasi dalam rangka mendukung Subkogasgabrat melaksanakan operasi darat lanjutan bersama-sama dengan Pasrat yang di BKO-kan.

Pelaksanaan latihan dapat berjalan dengan optimal, hal ini dapat dilihat dari keberhasilan pelaku mengaplikasikan skenario latihan dengan merumuskan suatu rencana operasi pendaratan administrasi.

DISPENAL

Rusia Buka Pangkalan Militer di Luar Negeri

Pangkalan angkatan laut di Tartus, Syria.

21 Juli 2009 -- Angkatan Laut Rusia akan memperluas dan memodernisasi fasilitas perawatan angkatan laut peninggalan era Uni Sovyet di dekat Tartus, Syria untuk mendukung operasi anti perompak di perairan Somalia, menurut sumber di AL Rusia, Senin (20/7).

Sekitar 50 personil AL dan tiga dok terapung saat ini di Tartus, yang dapat melayani selusin kapal perang. Dua tug boat dari Armada Laut Hitam akan mengirimkan dok terapung baru ke Tartus.

Menurut AL Rusia, pangkalan angkatan laut di Syria meningkatkan kemampuan operasional AL Rusia secara signifikan karena kapal-kapal perang berpangkalan di Syria mampu mencapai Laut Merah, Terusan Suez, Atlantik dan Selat Gibraltar dalam hitungan hari.

Wakil Panglima AB Rusia Kolonel Jenderal Anatoly Nogovitsyn, mengatakan di bulan Januari bahwa Panglima AB mendukung proposal AL untuk mengembangkan infrastruktur AL di luar Rusia. Dilaporkan Rusia terlibat pembicaraan untuk mendirikan fasilitas AL di Yaman, Syria, dan Libya.

Pangkalan Militer di Kyrgyzstan

Su-25K. (Foto: sukhoi.org)

Anggota blok pertahanan pasca Uni Sovyet CSTO (Collective Security Treaty Organization) dapat menyetujui pembukaan pangkalan militer di Kyrgyzstan saat dilangsungkan pertemuaan informal pada 1 - 2 Agustus, menurut seorang diplomat Kyrgyzstan, Selasa (21/7). CSTO terdiri dari Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Rusia, Uzbekistan dan Tajikistan.

Sebuah delegasi pemerintah Rusia dilaporkan berkunjung ke Kyrgyzstan diawal Juli, mengadakan pembicaraan tertutup dengan pimpinan Republik Kyrgyzstan. Menurut sebuah sumber di pemerintahan Kyrgyzstan mengatakan perluasan kehadiran militer Rusia telah didiskusikan, terutama pembukaan pangkalan militer di bagian utara Kyrgyzstan. Kyrgyzstan secara prinsip telah menyetujui dimana akan memperkuat bagian utara Kyrgyzstan.

Rusia telah mempunyai membuka pangkalan udara Kant dan empat fasilitas militer di Kyrgyzstan. Pangkalan udara Kant sekitar 20 kilometer diluar ibu kota Kyrgyzstan Bishkek, dibuka mulai 2003. Rusia menempatkan sekitar 250 perwira dan 150 personil dari satuan udara AD Rusia ke-5, serta pesawat serang darat Su-25 Frogfoot dan helikopter angkut militer Mi-8.

RIA Novosti/@beritahankam

Perbatasan Pusat Perekonomian


21 Juli 2009 -- Karena posisinya yang sangat strategis, kawasan perbatasan semestinya harus mampu menjadi motor penggerak pertumbuhan perekonomian. Namun untuk merealisasikannya mesti didukung keseriusan dari pemerintah dan semua pihak. Abeo, panglima Perang Dayak di perbatasan baru-baru ini mengatakan bahwa pengembangan kawasan perbatasan merupakan salah satu visi dan misi Kabupaten Sanggau. Sementara dengan keberadaan Entikong sebagai pintu lintas batas (PLB) antara Provinsi Kalbar dengan Sarawak, Malaysia, dia berharap mampu menjadi pusat pertumbuhan (growth centre) dan sebagai motor penggerak pembangunan di kawasan perbatasan. Selanjutnya dia menyatakan bahwa pembangunan kawasan perbatasan harus menjadi salah satu prioritas pembangunan tahun ini. "Dengan demikian, percepatan pembangunan di kawasan perbatasan sudah menjadi agenda nasional pemerintah. Kita berharap membawa dampak positif bagi Kabupaten Sanggau yang memiliki Entikong," kata dia.

Warga perbatasan sudah tentu mendukung terwujudnya fungsi Kota Entikong sebagai kota perbatasan antar negara, di mana di sana juga terdapat pos pemeriksaan lintas batas (PPLB) dan melayani kegiatan pebabeanan (custom), imigrasi, karantina, dan keamanan (CIQS), serta masih banyak lagi hal penting yang harus diindahkan Namun jika melihat permasalahan yang ada di wilayah perbatasan, menurut Erzan, salah satu figur muda perbatasan, program pembangunan di kawasan tersebut tidak dapat hanya mengandalkan sumber dana APBN murni. Dia menambahkan bahkan tidak pula melalui APBD Provinsi Kalbar, ataupun APBD Kabupaten Sanggau. Pasalnya untuk melakukan pengembangan kawasan tersebut, membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dia mengingatkan agar perlu dilakukan usaha promosi tentang potensi kawasan perbatasan, untuk menarik investor supaya terdorong menanamkan modalnya. “Sebab, kawasan ini banyak memiliki potensi yang dapat dikelola dan digali lebih optimal lagi,” paparnya serius.

PONTIANAK POST

Buat Bom Seperti Masak Mi Telur

Dengan senjata lengkap, tim Gegana menyisir sekitar hotel JW Marriott dan Ritz Carlton. (Foto: detikFoto/Ramadhian Fadillah)

21 Juli 2009, Jakarta -- Jika disebut sebagai organisasi, mungkin Jamaah Islamiyah (JI) sudah nyaris habis. Sebab, banyak tokohnya yang ditangkap. Namun, pecahannya diduga kuat masih ada. Ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton Jumat lalu (17/7) bisa jadi merupakan bukti eksistensi pecahan JI itu.

Seorang perwira di lingkungan Densus 88 Antiteror pernah mengatakan, sebenarnya pihaknya sudah memantau sekitar 30 orang yang diyakini sebagai "calon teroris". ''Gampang saja menangkapnya, karena sudah dilokalisasi. Tapi, buat apa?'' ucapnya.

Sasarannya memang yang kelas kakap dan "layak tangkap". Istilahnya membiarkan ikan kecil untuk menangkap ikan besar. Seperti dalam kasus penangkapan di Palembang November 2008.

Ketika itu Densus 88 menangkap Abdurrahman Taib, Sugiarto, dan tiga orang lainnya. Mereka adalah "teroris baru", yakni baru saja direkrut dan diajari cara melakukan pengeboman. ''Sebenarnya tak hendak kami tangkap,'' urainya. Dia menerangkan bahwa yang ditunggu adalah Noordin Mohd Top. Waktu itu petugas yakin bahwa Noordin akan datang ke Palembang. ''Jadi, kami sengaja menunggu Noordin datang,'' tambahnya.

Namun, perkembangannya sangat mengkhawatirkan. Sugiarto, salah seorang anggota sel baru tersebut, ternyata telah merangkai 20 bom "siap pakai". ''Kami khawatir, bila tidak segera ditangkap, ke-20 rangkaian bom tersebut bakal dikirim ke mana-mana,'' tuturnya.

Yang membuat lebih "gelisah", kendati baru direkrut, para anggota muda binaan Noordin Mohd Top tersebut sudah jago membuat bom. Ibaratnya, membuat bom bagi para anggota baru itu sama gampangnya dengan memasak mi telur. Sugiarto, misalnya. Dia hafal di luar kepala soal penggunaan dan pencampuran bahan kimia dan bagaimana memperlakukannya. Celakanya, sel-sel kecil bentukan Noordin dengan kemampuan merakit bom seperti itu diduga masih tersebar.

***

Sejarah generasi baru para teroris tersebut tak bisa dilepaskan dari kehadiran JI. Bermula ketika sejumlah peserta kamp pelatihan Mujahidin di Afghanistan diminta memilih. Mau bergabung dengan Ustad Abdullah Sungkar atau Ustad Masduki. Sama-sama memperjuangkan NII (negara Islam Indonesia), keduanya berselisih pendapat. Abdullah Sungkar lebih sreg bila perkumpulannya berbentuk organisasi, sedangkan Masduki condong tetap ke bentuk negara.

Sebagian jamaah memilih bergabung dengan Ustad Abdullah Sungkar dan kemudian mendirikan Jamaah Islamiyah. Bermoto Iqomatu Khilafah 'Ala Nahji Nubuwah (Mendirikan khilafah yang sesuai dengan sunnah Rasul)", kelompok ini bergerak secara rahasia. ''Kami dulu memang tandzim sirriyyah,'' kata Nasir Abbas, salah seorang mantan anggota JI yang kemudian tak setuju dengan garis perjuangan faksi keras di JI.

Para pelopornya adalah Ali Ghufron alias Muklas, Nasir Abbas, Imam Hambali, dan kemudian dibantu "adik kelas" seperti Ali Fauzi, Ali Imron, Mubarak, Kudamar alias Imam Samudera, Dulmatin, Abu Dujana, Umar Patek, dan sejumlah nama lain.

Struktur operasionalnya menyesuaikan struktur di zaman pemerintahan Nabi Muhammad SAW, baik sistem maupun namanya. Yakni, mulai tingkatan terbawah: majmu'ah, tashkil, fashil, sariyyah, katibah, dan liwa'. Struktur seperti itu juga diadopsi oleh Brigade Izzudin Al Qassam, sayap militer Hamas.

Seiring dengan kembalinya para mujahidin tersebut untuk berdakwah di Indonesia, makin besar pula afiliasi sejumlah internal JI ke Usamah Bin Ladin dan Al Qaedah-nya. Afiliasi ini dilakukan faksi Ali Ghufron dan Imam Hambali. ''Kedua orang itu memang key person untuk masuk jaringan Al Qaedah. Penghubungnya ya kedua orang itu. Bahkan, keduanya punya akses langsung ke Usamah,'' ucap seorang mantan anggota senior JI yang tak mau disebut namanya.

Pada 1999, Imam Hambali mendapat desakan dari Al Qaedah untuk melakukan aksi serangan. Selain struktur kewilayahan sudah dirasakan cukup mapan (mempunyai tiga mantiqi atau wilayah dakwah), dana pasokan dari Al Qaedah sudah cukup banyak. Selain itu, Indonesia dianggap sebagai darulharbi, negara yang boleh diperangi.

''Karena di Indonesia banyak kepentingan AS dan sekutunya. Di pikiran mereka (faksi keras JI, Red), saat ini adalah kondisi perang, di mana AS lebih dulu membunuhi penduduk sipil. Jadinya, ini dianggap sebagai alasan sebuah serangan,'' terang Ali Fauzi, alumnus Hudaibiyah yang juga adik kandung Amrozi, pelaku utama bom Bali.

Hasilnya, antara 2000-2002, Indonesia diguncang serangkaian pengeboman tanpa pernah terungkap. Mulai pengeboman Istiqlal, pengeboman gereja di sejumlah kota, dan puncaknya adalah bom Bali I pada 12 Oktober 2002. Bom itu kemudian menjadi titik balik kelompok tersebut. Nasir Abbas sendiri menyesalkan hal tersebut. Dia menilainya sebagai sebuah langkah "terburu-buru" (blunder) yang dilakukan Hambali.

Berbekal nomor mesin mobil bom bunuh diri itu, Tim Cobra, satgas bom yang khusus dibentuk Mabes Polri untuk mengungkap kasus tersebut, berhasil mengungkap dan menahan sejumlah pentolannya. Dari serangkaian nama yang ditahan, tentu saja yang paling terkenal adalah trio bom Bali yang dieksekusi November 2008 lalu, yakni Ali Ghufron alias Muklas, Amrozi, dan Imam Samudra.

Sejumlah nama lain yang ditangkap adalah Ali Imron dan Mubarak. Imam Hambali sendiri kemudian ditangkap pemerintah AS dan kini mendekam di Guantanamo Bay, penjara yang dibangun militer AS khusus untuk kasus terorisme.

Kendati sejumlah pentolannya tertangkap, bukan berarti JI langsung lemah. Buktinya, serangkaian serangan bom, seperti di bom JW Marriott I 2003, bom Bali II, dan Kedutaan Australia menunjukkan eksistensi JI. Bahkan, karena sebagian rekannya tertangkap, Abu Dujana, anggota JI yang sebenarnya bukan satu gerbong dengan Ali Ghufron pun mengambil jalan keras.

Selain itu, perang melawan terorisme itu memunculkan nama Dr Azahari dan Noordin Mohd Top, dosen-mahasiswa UTM yang memilih jalan radikal. Untuk kedua orang itu, pemerintah Indonesia menyembarakannya dengan hadiah Rp 1 miliar. Azahari sendiri tertembak mati dalam sebuah penggerebekan bom yang diwarnai dengan ledakan bom di Batu, November 2005.

Noordin sendiri nyaris tertangkap setelah Tedi (tangan kanan sekaligus lapis terakhir kurir sebelum Noordin, Red) digerebek di Simpang Lima, Semarang. Setelah itu, gelombang penangkapan terhadap sejumlah pentolan JI, di antaranya Abu Dujana dan Ustad Zarkasih alias Mbah, amir JI terakhir yang ditangkap di Sleman, Jogjakarta, membuat JI benar-benar kolaps.

Memang masih ada nama Dulmatin dan Umar Patek yang belum ditangkap. Namun, keduanya diduga sudah benar-benar tak tercium keberadaannya. Dulmatin sendiri dikabarkan tewas di Moro, Filipina, dalam sebuah serangan tentara Filipina. Sebuah kabar yang tak pernah bisa dikonfirmasikan kebenarannya. ''Boleh dibilang sudah tinggal nama,'' aku Ali Fauzi.

***
Namun, JI ternyata telah beranak dan bercucu. Adalah Noordin yang meneruskannya. Selama dalam pelariannya, Noordin dipercaya telah merekrut dan membentuk majmu'ah-majmu'ah (sel-sel) kecil. Selain itu, sel-sel baru kelompok teroris tersebut menjadi fleksibel.

Bahkan, keputusan melakukan serangan bom pun bisa dilakukan hanya dalam tingkat sel. Tak perlu koordinasi dengan Noordin atau sel lain. ''Paling-paling kalau perlu sekadar membantu secara teknis. Itu pun bila bisa bertemu,'' ucap sebuah sumber di kepolisian.

Sumber tersebut mengaku kesulitan mendata semua jaringan. Sebab, bisa jadi, sebuah sel aktif hanya sekali bertemu Noordin dan tak pernah bertemu lagi. ''Tak ada yang tahu berapa jumlahnya secara persis, dan mana saja yang aktif,'' tandasnya.

RAKYAT ACEH

Ubah Gula Jadi Bahan Peledak

Satu paket bom aktif milik kelompok teroris tergeletak di kamar 1808 Hotel JW Marriott. Rangkaian bom yang disimpan dalam tas laptop itu, dibungkus sebuah kardus berwarna hijau yang ditanami baut. Rangkaian bom tersebut dibungkus sebuah kardus berwarna hijau yang ditanami ratusan baut. (Foto: Courtesy MetroTV/detikFoto)

21 Juli 2009 -- Kendati masih berstatus mahasiswa semester tujuh Jurusan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah IAIN Palembang, Sugiarto sudah hafal di luar kepala cara membuat bom. Dengan lancar, pemuda 21 tahun itu menyebutkan komposisi dan campuran bom mautnya.

Dia ditangkap dalam sebuah penggerebekan di Palembang pada November 2008. Saat ditangkap, polisi juga mengamankan 20 rangkaian bom yang selesai dirakitnya. Yang membuat miris adalah kemampuannya. Belajar dari seorang ustad di Ambon pada 2006, kemampuan Sugi (panggilan Sugiarto) dalam merakit bom, mengutip seorang anggota polisi, "semudah dia membuat mi instan".

Padahal, dalam level JI, kemampuan Sugi masih terbilang dasar. Dalam JI, ada sejumlah nama dengan kemampuan yang jauh di atasnya. Di antaranya, Ali Imron, Ali Fauzi, Mubarak, Dr Azhari, Dulmatin, dan Umar Patek. Kabarnya, nama-nama di atas bisa mengubah gula menjadi sebuah bahan peledak dengan daya ledak cukup besar. ''Hanya satu langkah di bawah TNT daya ledaknya,'' kata seorang mantan anggota JI senior kepada Rakyat Aceh Group. Nama-nama di atas memang mendapatkan pelatihan langsung dari kamp pelatihan Mujahidin Afghanistan.



Namun, yang paling istimewa adalah Azhari. Hanya dengan melihat saja, Azhari langsung bisa menghitung bahan yang diperlukan sekaligus berapa berat bahan-bahan yang dibutuhkan untuk meruntuhkan sebuah gedung, misalnya. Sementara itu, yang lainnya masih membutuhkan kalkulator.

Beruntung, Azhari telah tewas. Namun, sejumlah nama lainnya masih hidup. Beruntung pula, nama-nama legendaris tersebut kini mempunyai penafsiran mengenai ayat-ayat perang dan ayat-ayat damai yang relatif berbeda dengan yang terdahulu.

Hanya, orang yang mempunyai kemampuan membuat bom, baik yang expert maupun yang masih baru seperti Sugi, masih banyak. ''Ini tak lepas dari adanya konflik di Poso maupun Ambon. Di situ banyak orang yang mendapatkan pelatihan. Saya tak bisa membayangkan bila ada konflik seperti di Poso lagi,'' kata Ali Fauzi, alumnus kamp Hudaibiyah, yang juga adik kandung Ali Ghufron dan Amrozi (pelaku utama Bom Bali).

RAKYAT ACEH