Tuesday, July 21, 2009

Pangkolinlamil Tutup Latanglamil 2009

KRI Tanjung Nusanive-973.

21 Juli 2009, Jakarta -- Latihan Angkutan Laut Militer (Latanglamil) Komando Lintas Laut militer (Kolinlamil) 2009 yang telah berlangsung selama lima hari mulai 13 Juli 2009 secara resmi berakhir. Latihan yang digelar di KRI Tanjung Nusanive-973 ini secara resmi ditutup Panglima Kolinlamil Laksamana Muda TNI Bambang Supeno selaku Direktur Latihan, di Gedung Laut Nusantara Mako Kolinlamil, Tanjung Priok Jakarta, Jumat (17/7). Hadir dalam acara tersebut diantaranya Kaskolinlamil Laksma TNI Widhiarto, Kasarmabar Laksma TNI Bambang Suwarto, Irops Itjenal Laksma TNI Denny Novendy, serta Tim penilai, Wasdal dan pelaku.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno, SH., dalam amanat tertulis yang dibacakan Panglima Kolinlamil Laksamana Muda TNI Bambang Supeno mengatakan bahwa, perkembangan lingkungan strategis yang berubah sangat cepat menuntut kesiapsiagaan jajaran Kolinlamil agar sewaktu-waktu dapat dikerahkan untuk melakukan operasi Anglamil.

Menurutnya, kondisi tersebut menuntut Kolinlamil untuk selalu membina kemampuan sumber dayanya, melalui kegiatan latihan yang terukur, terprogram dan terarah, untuk menghasilkan naluri tempur prajurit yang senantiasa terasah serta menghasilkan kemampuan angkutan laut militer yang senantiasa siap untuk dikerahkan dalam setiap operasi militer untuk perang dan selain perang.

Latanglamil 2009 yang antara lain diikuti oleh Kolinlamil, Marinir, Kostrad, Ditpolair, KPLP, dan Pelni ini merupakan salah satu realisasi dari fungsi pembinaan dalam rangka meningkatkan profesionalisme prajurit dan media untuk mengukur keluaran hasil pembinaan Kolinlamil selama ini. Materi latihan berupa proses perencanaan operasi Anglamil meliputi tata kerja staf dan staf gabungan, berbagai aspek dalam penyelenggaraan Anglamil dalam rangka mendukung operasi militer, serta prosedur Anglamil pergeseran pasukan dan pergeseran logistik.

Latihan dilaksanakan di wilayah Perairan Indonesia Barat. Diskenariokan wilayah Riau Kepulauan dikuasai oleh Gerakan Separatis Bersenjata Simpatisan Negamer (GSBSN) dengan dukungan negara asing untuk mendirikan Negara Riau Kepulauan Merdeka dengan Ibukota sementara di Kota Ranai. Menghadapi situasi ini kemudian dibentuk Kogasgab. Kolinlamil yang tergabung dalam Subkogasgabratmin melaksanakan operasi pendaratan administrasi dalam rangka mendukung Subkogasgabrat melaksanakan operasi darat lanjutan bersama-sama dengan Pasrat yang di BKO-kan.

Pelaksanaan latihan dapat berjalan dengan optimal, hal ini dapat dilihat dari keberhasilan pelaku mengaplikasikan skenario latihan dengan merumuskan suatu rencana operasi pendaratan administrasi.

DISPENAL

No comments:

Post a Comment