Wednesday, April 22, 2009

Tiga Komandan Pusdik Kodiklat AD Diserahterimakan

22 April 2009, Cimahi -- Tiga Komandan Pusat Pendidikan (Pusdik) jajaran Kodiklat TNI AD, diserahterimakan, Rabu, dilapangan upacara Pusdikhub Kodiklat TNI AD Jalan Gatot Subroto Kota Cimahi, Jawa Barat.

Bertindak sebagai Inspektur Upacara dalam acara serahterima jabatan tiga Komandan Pusdik Kodiklat TNI AD, Letjen TNI Syaiful Rizal psc SIP.

Dalam amanat upacaranya, Letjen TNI Syaiful Rizal psc SIP, mengatakan, bahwa pergantian pejabat di lingkungan Kodiklat TNI AD merupakan hal yang lazim dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan organisasi, dalam rangka pembinaan dan guna meningkatkan profesionalisme pejabat yang bersangkutan.

Dikatakan, pendidikan di lingkungan Kodiklat TNI AD merupakan dasar untuk membentuk dan mengembangkan serta menyiapkan peserta didik dalam membangun sumber daya manusia yang profesional dan handal untuk menghadapi tantangan di masa mendatang.

"Untuk itu, hasil yang didapat dalam pendidikan tersebut harus dapat mengimplementasikan pada pelaksanaan tugas di mana pun para peserta didik ditugaskan," kata Letjen TNI Syaiful Rizal psc SIP.

Menurutnya, tantangan yang dihadapi oleh para perwira yang mendapat kepercayaan sebagai Komandan Pusdik, tentunya tidak ringan.

Sehingga loyalitas, dedikasi serta kemampuan manajerial yang prima, responsip dan proaktif, sangat diperlukan oleh seorang Komadan Pusdik Kodiklat TNI AD, katanya.

Adapun jabatan Komandan yang diserahterimakan ialah pertama, Komandan Pusdikbud dari Kolonel Chb Firdaus Komarno kepada Kolonel Chb Acep Koswara ST, selanjutnya Kolonel Chb Firdaus Komarno akan menjabat Paban V / Dalada Slogad.

Kedua, Komadan Pusdikpal dari Kolonel Cpl Syahnan kepada Kolonel Cpl jajah Subarjah, selanjutnya Kolonel Cpl Syahnans Komarno akan menjabat sebagai Bincab Ditpalad.

Ketiga, Komandan Pujsdikpengmilum, dari Kolonel Inf Mochmad Sholeh kepada Inf Kemal Syahier, selanjutnya Kolonel Inf Mochamad Sholeh akan menjabat akan menjabat sebagai Pamen Kodiklat TNI AD.
(ANTARA)

Latihan Force Down Lanud Pekanbaru


22 April 2009, Pekanbaru -- Lanud Pekanbaru telah melaksanakan latihan force down yang bertujuan melatih dan menguji kemampuan Pertahanan Udara dengan terjadi proses pemaksaan mendarat (force down) pesawat musuh ke Lanud Pekanbaru yang di lanjutkan dengan penanganan oleh Polisi Militer dan Perwira Hukum Lanud Pekanbaru, Rabu (22/4).

Dalam skenario latihan disimulasikan Pesawat Hawk 100 yang dipiloti oleh Mayor Pnb Jajang dan Lettu Pnb setyo Budi Pulungan yang dianggap sebagai pesawat musuh yang melakukan pengintaian di sekitar wilayah Riau berhasil dipaksa untuk mendarat di Lanud Pekanbaru oleh pesawat tempur Hawk 200 Skadron Udara 12. Setelah mendarat di Lanud Pekanbaru, kedua penerbangnya dapat ditawan, selanjutnya pilot langsung diinterogasi/diperiksa oleh Polisi Militer dan Perwira Hukum Lanud Pekanbaru.

Secara umum nilai latihan dapat berjalan sesuai rencana. Hasil latihan harus di evaluasi untuk menutup kekurangan-kekurangan sehingga latihan yang akan di adakan tahun depan akan berjalan lebih baik lagi, sehingga hasil yang di peroleh dalam latihan mampu menjawab setiap tantangan tugas yang kita hadapi.
(TNI AU)

Mi28N Mulai Bertugas di AD Rusia


22 April 2009, Moscow -- Unit tempur Rusia dibagian Utara Kaukasus menerima helikopter serang Mi-28N Night Hunter pertama dari enam yang direncanakan. Pengiriman lima helikopter berikutnya belum ditentukan waktunya.

Mi-28N helikopter versi modifikasi terakhir, dibuat di pabrik Rostvertol di bagian Selatan Rusia. Didisain untuk misi anti tank (Main Battle Tanks), helikopter, pasukan darat, dan kendaraan lapis baja dalam segala cuaca.

Kementrian Pertahanan Rusia merencanakan membeli 45 hingga 67 Mi-28N dalam beberapa tahun, untuk menggantikan Mi-24 Hind dijajaran Angkatan Darat 2015.




Spesifikasi
Engine: 2x TV3-117VMA turbo-shaft, masing-masing 2200 HP
Daya jelajah: 450km (dengan internal tanki bahan bakar), 1100km (dengan tanki eksternal)
Kecepatan: maksimal 305km/Jam; jelajah 270km/Jam
Awak: 2 orang
Persenjataan: misil Ataka, SAM Igla, Roket tipe S-8 kaliber 80mm, S-13 kaliber 122mm, S-24 kaliber 240mm, meriam 30mm dan meriam 23mm

RIA Novosti/@beritahankam

Tuesday, April 21, 2009

Wilayah Perbatasan Udara RI - Timor Leste Kondusif

Seusai melaksanakan Sertijab, Pangkoopsau II Marsda TNI Yushan Sayuti melaksanakan salam komando dengan Komandan Lanud El Tari yang baru Letkol Pnb Joko Sugeng ( kiri ) dan Letkol Pnb Ferdinad Roring ( kanan )

21 April 2009, Kupang -- Panglima Komando Operasi TNI AU (Pangkoopsau) II Marsekal Muda (Marsda) TNI Yushan Sayuti menegaskan, saat ini wilayah perbatasan udara RI – Timor Leste dalam keadaan kondusif alias tidak terjadi gangguan keamanan. Pangkoopsau II juga belum melihat adanya ancaman serius diperbatasan wilayah udara kedua negara tetangga ini.

”Sementara ini kita tidak merasakan adanya ancaman udara di wilayah perbatasan udara Timor Leste dan NTT (Indonesia), dan saya juga tidak meilhat kekuatan udara Timor Leste sebagai sebuah ancaman, mereka kan negara yang sedang membangun angkatan bersejatanya, dan kekuatan udaranya jauh dibawah kita” demikian Pangkoopsau II menjawab pertanyaan sejumlah wartawan, di Kupang, Selasa (22/4). Pangkoopsau II berada di Kupang dalam rangka memimpin serah terima jabatan (Sertijab) Komandan Lanud Eltari, Kupang, dari Letkol Pnb Ferdinan Roring kepada Letkol Pnb Joko Sugeng.

Namun demikian tindakan pengamanan dan pengamatan diwilayah tersebut tetap dilaksanakan oleh TNI AU. Selain melaksanakan patroli udara, juga dilaksanakan pengamatan oleh radar-radar TNI AU yang ada secara kontinyu. Pangkoopsau II menyatakan TNI AU melaksanakan pengamanan wilayah udara perbatasan bila memang sudah ada bentuk nyata ancaman itu, dan sampai sekarang belum ada informasi dari intelijen tentang ancaman di perbatasan wilayah udara RI - Timor Leste. ”Kita punya radar yang ada di Buraen, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang secara kontinyu melaksanakan pengamatan wilayah udara dikawasan tersebut” terang Pangkoopsau II sembari menyatakan kalau Satuan Radar bukan merupakan domain Koopsau II tetapi miliknya Kohanudnas.

Sementara, pelaksanaan Sertijab Komandan lLnud Eltari Kupang, berlangsung dengan khidmat. Tampak para pejabat dan unsur Muspida NTT maupun Kota Kupang ikut hadir menyaksikan jalannya upacvara Sertijab. Komandan Lanud Eltari Kupang yang baru Letkol Pnb Joko Sugeng Suryanto, merupakan Alumnus Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1991, sebelumnya bertugas di Komando Pendidikan TNI AU (Kodikau) Jakarta. Sementara letkol Pnb Ferdinan Roring yang alumnus AAU tahun 1990, selanjutnya melaksanakan mutasi ke Mabesau, Jakarta.

Kepada Komandan Lanud Eltari Pangkoopsau II minta agar senantiasa menyiapkan Lanud Eltari mejadi Lanud yang siap operasional. Menurut Pangkoopsau II, secara geografis Lanud Eltari memiliki nilai yang startegis, karena berbatasan dengan dua negara tetanga, yaitu Timor Leste dan Australia. Selain itu, wilayah ini juga menjadi bagian penting dari Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang seringa kali menjadi lalu lintas laut kapal-kapal asing yang melintas menuju maupun dari Australia.

Keberadan Lanud Eltari yang strategis, menuntut seluruh prajurit Laund Eltari untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan dan dalam kondisi siap operasional” pinta Pangkoopsau II.
(TNI AU)

Israel Akan Borong Pencegat Roket dari AS


21 April 2009, Jerusalem -- Israel ingin membeli sistem pencegat roket dari Amerika Serikat untuk melindungi serangan para gerilyawan dari Jalur Gaza. Demikian diungkapkan Menteri Pertahanan Ehud Barak dalam wawancara yang diterbitkan, Selasa (21/4).

"Kanon-kanon Vulcan-Phalanx dan radar akan menjadi bagian dari pertahanan berlapis untuk mencegat roket-roket," kata Barak kepada surat kabar Haaretz. "Pertahanan semacam ini, sejauh yang saya ketahui adalah suatu tujuan strategis," ujarnya.

Sistem itu terdiri atas radar Phalanx untuk target roket-roket dan senjata Vulcan Gatling 20 milimeter untuk menembak jatuh mereka. Setiap komponen seharga 25 juta dollar. Komponen senjata ini telah digunakan oleh kapal-kapal Angkatan Laut AS dan Israel.

Permintaan sebelumnya dilakukan oleh Israel untuk membeli Vulcan-Phalanx yang telah dikesampingkan oleh pihak perusahaan pertahanan AS. Senjata jenis ini telah digunakan dengan sukses di Irak dan Afganistan.

Dalam rencananya berkunjung ke AS pada Juni depan, Barak akan meminta Menteri Pertahanan AS Robert Gates agar menempatkan Israel pada daftar teratas untuk sistem pertahanan tersebut. Dia berharap ada jaminan sedikitnya satu sistem pertahanan bisa dibuat untuknya pada musim dingin mendatang.

Para gerilyawan di Jalur Gaza, yang dikuasai oleh gerakan Hamas sejak Juni 2007, sering menembakkan roket-roket dan mortir-mortirnya ke wilayah Israel. Sebagian besar senjata buatan yang dinamakan ’Qassam’ itu kurang akurat, dan hanya berjarak tembak sampai 12 kilometer.
(KOMPAS)

KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376 Kembali Menangkap Kapal Penangkap Ikan Ilegal


20 April 2009, Jakarta -- Setelah berhasil menangkap 2 kapal ikan asing berbendera Malaysia yang melakukan penangkapan ikan illegal Jumat lalu, KRI Sultan Thaha Syaifuddin (STS)-376 yang merupakan unsur Operasi Siaga Tempur Laut dibawah kendali Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Guspurlaarmabar), Senin (20/4) kembali berhasil menangkap 2 kapal ikan asing berbendera Vietnam yang melakukan penangkapan ikan illegal di posisi 80 mil utara Pulau Laut di perairan Natuna.

Kedua kapal ikan illegal ini masing-masing bernomor lambung BV.5512 TS dengan 10 orang awak serta BV.5552 TS dengan 3 orang awak. Kapal-kapal tersebut tertangkap tangan melakukan kegiatan “Illegal Fishing” diperairan yuridiksi Indonesia (± 10 mil masuk dari batas wilayah yuridiksi nasional) serta tidak dilengkapi oleh dokumen.

Selanjutnya kapal yang diawaki oleh warga negara Vietnam tersebut dikawal KRI STS -376 menuju ke Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Ranai untuk diproses lanjut secara hukum sesuai ketentuan yang berlaku.

Seperti diberitakan sebelumnya, KRI STS-376 juga telah menangkap 2 KIA illegal berbendera Malaysia SF-2-3448 dan SF-2-3557 pada hari Jumat 16 April 2009 di Perairan Pulau Subi Natuna, hal ini diharapkan dapat membuat efek jera bagi pelaku kegiatan illegal yang beroperasi di sektor perairan Natuna dan sekitarnya.
(TNI AL)

Indonesia Pilar Penting PBB di Lebanon


20 April 2009, Beirut -- Komandan Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL) Mayjen Claudio Graziano mengatakan, tambahan pasukan infanteri TNI Mei mendatang, menjadikan Indonesia sebagai salah satu pilar penting misi PBB di Lebanon.

Berbicara pada seminar sehari bertemakan "Partisipasi Indonesia Dalam Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon" di Beirut, Senin, ia mengatakan, Indonesia telah banyak memberikan kontribusi sebagai bagian dari misi PBB di Lebanon.

"Sejak keterlibatannya pada November 2007, telah banyak yang dilakukan kontingen TNI dalam misi perdamaian PBB di Lebanon, termasuk kehadiran kontingen Polisi Militer yang berada di timur Lebanon," ungkap Graziano.

Belum lagi, kehadiran kontingen pasukan khusus TNI yang tergabung dalam Markas Besar (Force Head Quarter Support Unit/FHQSU) UNIFIL, yang bertanggungjawab atas keamanan, logistik dan administrasi seluruh anggota UNIFIL, ujarnya menambahkan.

Tidak itu saja, Indonesia juga menunjukkan komitmenya mewujudkan perdamaian di Lebanon dengan mengirimkan satu kapal perang jenis Korvet kelas Sigma untuk bergabung dalam Satuan Tugas Maritim (Maritime Task Force/MTF) UNIFIL bersama lima negara lainnya seperti Perancis, Jerman, Yunani, Turki dan Belgia.

Kontingen Indonesia, lanjut Graziano, juga telah banyak membuka terobosan baru untuk lebih dapat diterima masyarakat Lebanon Selatan, misalnya melalui kegiatan kemanusiaan yang langsung berhubungan dengan masyarakat setempat.

"Bagaimana pun interaksi yang baik dengan penduduk setempat, menjadi salah satu kunci penting keberhasilan misi PBB di Lebanon atau UNIFIL," katanya.

Saat ini terdapat 1.245 personel TNI yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di Lebanon Selatan, dari total anggota UNIFIL sekitar 13.000 personel dari 28 negara.
(ANTARA)

Monday, April 20, 2009

Mayor Kav. Susanto Komandan Detasemen Kavaleri-2 Beruang Cakti

PONTIANAK, 20/4 - KOMANDAN BARU. Pangdam VI/Tanjungpura, Mayjen TNI Tono Suratman (tengah), melakukan salam komando bersama Komandan Detasemen Kavaleri-2 Beruang Cakti Kalbar yang lama, Mayor Kav, Asep Solihin (kiri), dan penggantinya Mayor Kav Susanto (kanan) di Markas Denkav-2 Pontianak, Kalbar, Senin (20/4). Mayor Kav, Susanto menggantikan Mayor Kav, Asep Solihin, yang pindah tugas menjadi Kepala Staf Kodim Mempawah. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ss/ama/09)

Dua anggota Detasemen Kavaleri-2 Beruang Cakti Kalbar, memeragakan barongsai di atas panser, usai sertijab Komandan Detasemen Kavaleri-2 Beruang Cakti Kalbar di Pontianak.(Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ed/mes/09

Indonesia akan Tambah Personel Pasukan PBB


20 April 2009, Beirut -- Indonesia akan meningkatkan jumlah personel TNI untuk bergabung dengan pasukan pemelihara perdamaian PBB menjadi 2.000 orang pada tahun ini.

Direktur Keamanan Internasional Deplu RI, Fikry Cassid, di Beirut, Senin mengatakan, saat ini jumlah personel TNI yang tergabung dalam pasukan PBB mencapai 1.526 orang yang bertugas di empat wilayah dunia yakni di Eropa, Timur Tengah, Asia dan Afrika.

Berbicara pada seminar "Partisipasi Indonesia dalam Pasukan Pemelihara Perdamaian di Lebanon", ia mengatakan, Indonesia masuk dalam salah satu negara dengan jumlah pasukan terbanyak yang tergabung dalam misi PBB.

"Pada 2009, kami berencana menambah pasukan TNI menjadi 2.000," katanya. Tetapi lanjut Fikry, rencana tersebut akan dipertimbangkan lagi mengingat terjadi krisis ekonomi global.

Dijelaskannya, Indonesia pertama bergabung dalam misi PBB pada 1957. "Sejak 1957 Indonesia telah berpartisipasi dalam 25 misi perdamaian PBB. Dan saat ini, Indonesia tergabung dalam tujuh misi PBB," ungkapnya.

Fikry mengemukakan, keterlibatan Indonesia dalam misi perdamaian PBB memiliki nilai strategis yakni mempererat kerjasama multilateral untuk penyelesaian konflik.

Keikutsertaan itu tetap dilandasi kebijakan politik luar negeri bebas aktif sesuai amanah UUD 1945.

Selain itu, keterlibatan Indonesia juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme TNI/Polri. Khusus dalam misi PBB di Lebanon, selain mengirimkan pasukan darat, Indonesia juga bergabung dalam satuan Tugas Maritim (MTF) UNIFIL, dengan jumlah seluruh personel sekitar 1.400 orang.

Hal itu menunjukkan komitmen Indonesia untuk menjaga dan memelihara perdamaian dunia berdasarkan kebijakan politik luar negeri bebas dan aktif, demikian Fikry.
(ANTARA)

Panser TNI di Lebanon Menunggu Suku Cadang


20 April 2009, Naqoura -- Komandan Force Head Quarter Support Unit Pasukan Pemelihara Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon Selatan atau FHQSU UNIFIL Kolonel Frederikus Saud Tamba Tua menuturkan, panser VAB yang digunakan TNI di Naqoura, Lebanon Selatan, memerlukan tambahan suku cadang. Keberadaan panser TNI itu sangat vital dalam menunjang tugas Kontingen Garuda di UNIFIL.

Hal itu diungkapkan Saud dalam paparan mengenai Pasukan Garuda dalam FHQSU UNIFIL di hadapan Panglima Armada Republik Indonesia Kawasan Timur (Pangarmatim) Marsekal Muda Lili Supramono dan rombongan di Naqoura, Lebanon, Sabtu (18/4). Kunjungan Pangarmatim menjadi satu paket dengan kegiatan penyambutan KRI Diponegoro 365 di Lebanon.

Menurut Saud, untuk mendukung tugas pokok Kontingen Garuda (Konga) XXVI A di Naqoura, pihaknya dilengkapi dengan tujuh panser VAB. ”Ada beberapa unit yang memerlukan tambahan suku cadang. Ini penting untuk memaksimalkan tugas pokok Konga, khususnya menjaga keamanan di sekitar wilayah yang menjadi tanggung jawab kami. Kami sudah mengajukan permohonan suku cadang baru itu sejak beberapa bulan lalu,” kata dia lagi.

Namun, Saud memastikan, kondisi itu tidak memengaruhi pelaksanaan misi dan tugas pokok pasukannya, yakni dengan memaksimalkan peralatan yang tersedia. Selain itu, sejumlah personel Konga beberapa kali juga diberi kesempatan untuk menimba ilmu dari kontingen negara lain, terutama Italia, perihal teknologi kendaraan tempur termasuk cara perawatannya.
(KOMPAS)

Sunday, April 19, 2009

Pangdam Jaya Lantik 402 Tamtama PK I

19 April 2009, Jakarta -- Sebanyak 402 tamtama dinyatakan lulus mengikuti pendidikan dasar militer sekolah calon tamtama prajurit karier (Secata PK) tahap I. Pelantikan ratusan prajurit yang sudah digembleng selama lima bulan itu langsung dilakukan Pangdam Jaya, Mayjen TNI Darpito Pudyastungkoro di lapangan Resimen Induk Kodam Jaya (Rindam), Condet, Jaktim, Sabtu(18/4).

Selain Pangdam, hadir pada pelantikan sekaligus penutupan pendidikan bagi tamtama itu Kasdam Jaya Brigadir Jenderal TNI Moeldoko, Irdam Jaya, para Asisten Kasdam jaya, para Komandan Satuan dan para Kabalak satuan jajaran Kodam Jaya serta para orang tua dan anggota keluarga para mantan siswa Secata PK. Nantinya, para lulusan Secara PK I akan mengikuti pendidikan pada tahap ke II disatuan dikecabangan masing-masing.

Adapun pembagian kecabangannya adalah kecabangan Infantri 182 orang, Kavaleri 25 orang, Artileri Medan 26 orang, Artileri Pertahan Udara 20 orang, Zeni 26 orang, Perhubungan 28 orang, Perbekalan dan Angkutan 36 orang, Polisi Militer 5 orang, Peralatan 15 orang, Keshatan Militer 17 orang, Ajudan Jenderal delapan orang, Topografi 11 orang dan Penerbad 11 orang. Upacara penutupan pendidikan ditandai dengan pelepasan tanda siswa dan pemasangan tanda pangkat Prajurit Dua oleh Inspektur Upacara kepada salah satu perwakilan siswa terbaik yaitu Prajurit Dua Arif Kamaludin serta perwakilan penyumpahan sebanyak empat orang yang didampingi para rohaniawan Islam, Katolik, Protestan dan Budha.

Pangdam Jaya dalam amantnya menyampaikan bahwa, kepada segenap Tamtama Remaja dapat memahami bahwa terhitung masuk menjadi Prajurit TNI, maka sejak saat itu mempunyai tanggung jawab seperti yang diamanatkan undang-undang yaitu harus menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan untuk dapat mengemban tugas tersebut dengan baik. Para prajurit juga harus dapat menempatkan diri sesuai dengan tugas dan tanggung jawab sebagai prajurit profesional. Selain memiliki dalam olah keprajuritan juga dituntut untuk memiliki disiplin yang tinggi, yaitu selalu patuh dan taat kepada aturan, norma dan etika yang berlaku ditengah kehidupan militer. Hal semua itu dapat dilakukan bila memahami Sapta marga, Sumpah Prajurit dan delapan Wajib TNI sebagai pedoman atau panduan dalam semua aktivitas baik di satuan maupun di tengah masyarakat.

Menurutnya, orang yang memiliki tingkat kecerdasan, keterampilan dan nilai kesemaptaan yang prima , tetapi dengan tingkat disiplin yang rendah maka kehadirannya sebagai Prajurit TNI Angkatan Darat tidak akan memberikan manfaat bagi pribadi, satuan maupun lingkungan. ''Hindari dan cegah berbagai tindakan yang bertentangan dengan aturan atau ketentuan yang berlaku,'' tegas Pangdam seperti dikutip Humas Pendam Jaya.

Pangdam juga menegaskan bahwa, para pemimpin tidak akan ragu untuk mengambil tindakan tegas kepada para pelaku pelanggaran dan akan konsisten untuk memberikan sanksi atau hukuman kepada setiap prajurit sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan. Kepada seluruh Tamtama Remaja untuk mengikrarkan niat dan memantapkan tekad menjadi prajurit sejati, yaitu Prajurit yang di dalam setiap langkah dan tindakannya tidak menyimpang dari Sapta Marga dan Sumpah Prajurit dan dalam melaksanakan tugas dilandasi niat, keikhlasan dan kesungguhan maka tidak ada tugas yang berat. ''Jadilah Prajurit yang mengerti akan hak dan kewajibannya.''
(Republika)

PBB Apresiasi Peran TNI di Lebanon


19 April 2009, Beirut -- Markas Besar Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL) menyampaikan apresiasi kepada Kontingen TNI yang bertugas di Lebanon Selatan, demikian Komandan UNIFIL Mayjen Claudio Graziano kepada Panglima Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Lili Suparmono di Beirut, Sabtu kemarin.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (AL) Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul yang ikut dalam pertemuan tertutup UNIFIL dan TNI mengatakan, UNIFIL sangat berterimakasih kepada TNI karena berhasil mendukung misi perdamaian PBB di Lebanon Selatan.

"UNIFIL juga meminta Kontingen TNI tetap menjalankan tugas dan wewenang sebagai bagian dari UNIFIL, sesuai aturan yang berlaku dan tetap menjaga hubungan baik dengan kontingen lain yang tergabung dalam UNIFIL," ungkapnya.

Sementara itu, Komandan Force Head Quarter Support Unit (FHQSU) UNIFIL Kolonel TNI Saud Tamba Tua, mengatakan, saat ini 1.245 pesonel TNI bergabung dalam misi perdamaian PBB di Lebanon Selatan.

"Total anggota UNIFIL sekitar 13.000 personel dari 28 negara. Ini merupakan misi perdamaian PBB dengan gelar kekuatan terbesar dibanding misi perdamaian PBB lainnya di wilayah lain di dunia," paparnya.

Selain pasukan di darat, PBB juga membentuk Satuan Tugas Maritim (Maritime Task Force/MTF) UNIFIL yang terdiri dari beberapa kapal perang dari enam negara, termasuk Indonesia, untuk mengamankan wilayah perairan Lebanon.
(Antara)

Saturday, April 18, 2009

KRI Sultan Taha Syaifuddin 376 Menangkap Kapal Penangkap Ikan Asing Ilegal


18 April 2009, Jakarta -- KRI Sultan Taha Syaifuddin nomor lambung 376, yang merupakan unsur Operasi Siaga Tempur Laut dibawah kendali Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Barat, melaksanakan patroli sektor diperairan Natuna. Pada hari Jumat 16 April 2009 berhasil menangkap 2 kapal ikan asing berbendera malaysia yang melakukan penangkapan ikan illegal di sebelah timur Pulau Subi Besar jarak 52 Nm di perairan Natuna. Kedua kapal ikan illegal ini bernomor lambung SF-2-3448 yang dinakhodai Koang dengan 4 orang abk dari Vietnam dan SF-2-3557 yang dinakhodai Cop dengan 19 abk dari Vietnam, melakukan kegiatan “Illegal Fishing” diperairan yuridiksi Indonesia serta tidak dilengkapi oleh dokumen.

Kapal ikan illegal ini diawaki oleh warga negara Vietnam, selanjutnya kapal tersebut dikawal KRI STS -376 ke Lanal Ranai untuk diproses lanjut secara hukum sesuai ketentuan yang berlaku.Selain penangkapan yang telah dilaksanakan KRI STS-376 yang beroperasi di daerah Natuna, sebelumnya KRI STS-376 juga telah melaksanakan pengawasan dan pengamanan terhadap kapal Vietnam MV.Binh Binh River yang terdampar di P. Sagu Dampar dengan kondisi akhir setelah di periksa ; warna bangkap putih dan lambung hijau, kandas di karang dengan kemiringan 45 derajat kekanan, lambung kanan sobek dan palka kosong terendam air, peralatan anjungan dan jangkar tidak ada. Selama melaksanakan kegiatan pengamanan tidak ditemukan koban jiwa dan pengawasan berjalan aman.

Selain penangkapan yang telah dilaksanakan KRI STS-376 yang beroperasi di daerah Natuna, sebelumnya KRI STS-376 juga telah melaksanakan pengawasan dan pengamanan terhadap kapal Vietnam MV.Binh Binh River yang terdampar di P. Sagu Dampar dengan kondisi akhir setelah di periksa ; warna bangkap putih dan lambung hijau, kandas di karang dengan kemiringan 45 derajat kekanan, lambung kanan sobek dan palka kosong terendam air, peralatan anjungan dan jangkar tidak ada. Selama melaksanakan kegiatan pengamanan tidak ditemukan koban jiwa dan pengawasan berjalan aman.
(TNI AL)

RI - Perancis Jajaki Kerja Sama Konkrit Bidang Pertahanan


17 April 2009, Paris -- Kedua belah pihak sepakat untuk menjajaki bentuk-bentuk kerjasama konkrit bidang pertahanan. Ada bantuan dana dari perbankan Prancis untuk mengembangkan industri pertahanan Indonesia . Hal itu mengemuka dalam pembicaraan bilateral antara Menhan RI Juwono Sudarsono dengan Menhan Perancis Herve Morin dalam kunjungan kerja dua hari, di Paris, Perancis (15-16/4/).

Kunjungan Menhan RI ini dalam rangka memenuhi undangan Menhan Perancis Morin untuk membina, meningkatkan dan mempererat hubungan bilateral Indonesia-Prancis dalam bidang pertahanan. Pertemuan bilateral kedua menteri terfokus pada prospek kerjasama bilateral dan peningkatan kerjasama pengadaan kebutuhan militer Indonesia, masalah nuklir Iran dan kehadiran pasukan Indonesia di Lebanon.

Khusus mengenai masalah Lebanon, Prancis sangat menghargai partisipasi aktif pasukan Indonesia di Lebanon dan mengharapkan agar keberadaan pasukan Indonesia dapat tetap dipertahankan di negara tersebut, setidaknya sampai situasi keamanan di Lebanon benar-benar pulih.

Dalam hal kerjasama bilateral, kedua belah pihak sepakat untuk menjajaki bentuk-bentuk kerjasama konkrit seperti pendidikan dan pelatihan untuk personel dan teknologi militer, seminar dan dialog bilateral antara kedua negara dalam bidang pertahanan, penelitian dan pengembangan, komunikasi medan, dan pengembangan industri pertahanan.

Terkait hal itu telah dibentuk semacam komite dari kedua belah pihak di mana komite tersebut diharapkan menjadi wadah realisasi kerjasama kedua negara.
Mengenai pengembangan industri pertahanan, Menhan Prancis mengemukakan kemungkinan adanya bantuan dana dari perbankan Prancis untuk mengembangkan industri pertahanan dengan mengikutsertakan perusahaan Indonesia .

Pada kesempatan itu Menhan RI juga bertemu dengan pihak Renault Trucks Defense (RTD), pemasok tank pasukan perdamaian RI di Lebanon. Prospek kerjasama dalam pengadaan kebutuhan angkatan bersenjata Indonesia merupakan isu utama pertemuan Menhan RI dengan pimpinan RTD.

Juga dijajaki kerjasama antara RTD dengan perusahaan di Indonesia dalam bidang produksi panser. Selama ini terdapat dua perusahaan Prancis yang beroperasi di Indonesia dalam bidang pertahanan, yakni European Aeronatic Defense and Space Company (EADS) dan Thales.
(DMC Indonesia)

KRI Diponegoro 365 Kapal Tercanggih TNI AL


KRI Diponegoro bernomor lambung 365 yang tergabung dalam Satuan Tugas Maritim Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon (Maritime Task Force/MTF UNIFIL), merupakan kapal perang tercanggih yang dimiliki TNI Angkatan Laut (AL).

Komandan KRI Diponegoro-365, Letkol Laut Arsyad Abdullah di Beirut, Lebanon, Kamis, mengatakan, sangat bangga memiliki kapal tercanggih dan dipercaya sebagai bagian dari misi perdamaian PBB di Lebanon.

KRI Diponegoro merupakan salah satu dari empat kapal perang kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) yang dibeli pemerintah Indonesia dari perusahaan galangan kapal Schelde Naval Shipbuilding Belanda pada 2004.

Kapal dengan panjang geladak utama 90 meter dan lebar 12,2 meter serta tinggi 8,2 meter, tiba di Indonesia pada 31 Agustus 2007 dan langsung bergabung di jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) TNI AL.




Kapal yang memiliki kecepatan jelajah 25,2 knot atau setara dengan 40 kilometer per jam itu, dilengkapi senjata anti serangan udara, anti kapal atas air, anti kapal selam dan perang elektronika.

"Tidak itu saja, kapal juga telah dilengkapi peralatan tempur standar seperti radar, antilacak sinyal dan cek otomatis kerusakan,? tutur Arsyad.

KRI Diponegoro-365 secara rinci dilengkapi pemasangan lunas kapal (Kiel) 24 Maret 2005, selesai pembuatan/diluncurkan 16 September 2006, mulai bertugas 2 Juli 2007, kemampuan teknis bentuknya dirancang secara flexibility dan affordability sebagai Naval Patrol Vessel, mampu menembus segala cuaca.



Kapal ini memiliki daya dorong 2 X 7.400 hp, kemampuan tempur atau persenjataan terdiri dari AAW/Anti Air Warfare (Anti Serangan udara), ASuW/Anti Surface Warfare (Anti kapal atas air), ASW/Anti Submarine Warfare (Anti Kapal Selam, W/Electronic Warfare (Perang Electronika), jumlah personel 80 orang.

Untuk mengemban misi perdamaian PBB di Lebanon, KRI Diponegoro juga membawa satu ambulans dan satu helikopter Bell.
(Dephan)

Kapal Selam Pertama Malaysia Segera Tiba


18 April 2009, Kuala Lumpur -- Kapal selam pertama Malaysia KD Tunku Abdul Rahman, yang bertolak dari Toulon, Prancis, pada 24 Januari akan tiba di Kuala Lumpur pada 25 Juli.

Panglima Angkatan Laut Kerajaan Malaysia (RMN) Laksamana Abdul Aziz Jaafar mengatakan kapal selam itu akan merapat di dermaga pangkalan AL Sultan Abdul Aziz Shah di Pulau Indah, Klang, dan diterima oleh Yang Dipertuan Agong Tuanku Mizan Zainal Abidin. Menurut dia, kapal selam itu kemudian akan berlayar menuju pangkalan AL di Lumut, tempat para awaknya berpangkalan.

"Kami akan membuat persiapan untuk Lima 2009 di Langkawi sebelum berlabuh menuju pangkalan kapal selam di Sepanggar di luar Kota Kinabalu, Sabah (negara bagian di Malaysia Timur di Pulau Kalimantan)," katanya setelah peluncuran logo baru RMN oleh Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Abdul Aziz Zainal di Kuala Lumpur.

Panglima RMN mengatakan kapal selam itu akan dioperasikan sepenuhnya oleh awak dari Malaysia yang mengikuti pelatihan untuk misi-misi khusus. Kapal selama pertama Malaysia ini berjenis Scorpene dan merupakan jenis kapal selam yang dapat beroperasi pada kedalaman 100 meter-200 meter dan dilengkapi enam peluru kendali, rudal permukaan anti-kapal perang dan rudal anti-kapal selam. Kapal buatan perusahaan Navantia dari Spanyol dan DCNS dari Prancis itu menggunakan tenaga listrik dan diesel, dan dapat mencapai kecepatan 20 knots dan mampu membawa 10 torpedo dan 30 ranjau.
(Media Indonesia)

Militer Indonesia, Lebanon Tingkatkan Kerja Sama


18 April 2009, Beirut -- TNI Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Laut Lebanon sepakat untuk meningkatkan kerja sama, tidak saja dalam menjaga pemeliharaan perdamaian di bawah payung PBB di Lebanon Selatan tetapi juga di kawasan Timur Tengah.

Kepala Staf Angkatan Laut Lebanon Laksamana Ali El Moallem di Beirut, Jumat malam waktu setempat, mengatakan, keikutsertaan Indonesia dalam Satuan Tugas Maritim (Maritime Task Force/MTF) Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL), dapat menjadi tonggak peningkatan kerja sama militer kedua negara.

Ditemui di sela-sela "cocktail party" KRI Diponegoro-365 di Pelabuhan Beyrouth, ia mengatakan, keikutsertaan TNI AL dalam MTF UNIFIL, sangat membantu pengamanan di wilayah perairan teritorial Lebanon yang kerap dijadikan pintu masuk bagi penyelundupan senjata dan kejahatan laut lainnya.

"Kami sangat berterima kasih atas partisipasi Indonesia dalam MTF UNIFIL, untuk mengamankan dan menjaga perdamaian wilayah perairan kami," ujar Moallem.

Tidak itu saja. Kehadiran Indonesia dalam MTF UNIFIL dapat menjadi ajang saling bertukar pengalaman, pendidikan dan latihan untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalitas angkatan laut kedua negara.

Bahkan, lanjut Moallem, kerja sama itu diharapkan dapat ditingkatkan untuk menciptakan stabilitas keamanan dengan negara-negara lain di Timur Tengah.

KRI Diponegoro-365 merupakan Satuan Tugas Maritim TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVIII-A, yang tergabung dalam MTF UNIFIL bersama dengan sejumlah negara lain seperti Jerman Perancis, dan Belgia.

Kapal perang jenis Korvet SIGMA itu, tiba di Pelabuhan Beyrouth pada 16 April 2009, untuk kemudian menuju daerah operasi pada 19 April mendatang.

Sebelumnya, di Beirut, Moallem juga menerima kunjungan kehormatan Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Laksamana Muda TNI Lili Suparmono,membahas peningkatan kerja sama kedua pihak.
(Antara)

Letkol Pnb. Purwoko Aji Komandan Skadud 31 Yang Baru


17 April 2009, Jakarta -- Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI Boy Syahril Qamar. S.E bertindak selaku Irup pada serah terima jabatan Komandan Skadron Udara 31 dari Letkol Pnb Isep Hasan Isroni kepada penggantinya Letkol Pnb Purwoko Aji, di Apron Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, (16/4). Upacara Sertijab ditandai dengan penanggalan dan penyematan tanda jabatan oleh Irup dari pejabat lama kepada pejabat baru.

Komandan Skadron Udara 31, Letkol Pnb. Purwoko Aji adalah Alumni AAU 1992 sebelumnya menjabat Kepala Seksi Base Operasi Dinas Operasi Lanud Halim Perdanakusuma sedangkan Letkol Pnb. Isep Hasan Isroni, Alumni AAU 1990, akan menempati jabatan baru sebagai Pabandya Renbin/ Paban I Ren Sopsau di Mabesau, Cilangkap, Jakarta.

Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI Boy Syahril Qamar, SE., dalam sambutannya menegaskan pergantian pejabat seperti ini adalah bagian dari mekanisme organisasi Angkatan Udara yang dilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan, dengan tujuan agar kehidupan organisasi dapat berlangsung secara sehat dan dinamis. Oleh karenanya setiap pergantian pejabat harus dilihat sebagai peristiwa penting, baik ditinjau dari segi dinamisasi organisasi maupun dari segi pembinaan personel.

Lebih lanjut dikatakan.sebagai satu satuan yang berada di jajaran Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma, Skadron Udara 31 dengan alut sista pesawat C-130 Hercules bertugas menyiapkan dan melaksanakan pembinaan dan pengoperasian unsur-unsur udara sesuai fungsinya, baik pesawat dan awak pesawat yang berada didalam satuannya. Sedangkan fungsinya menyelenggarakan pembinaan dan penyiapan flight-flight untuk tugas-tugas latihan dan operasional, menyelenggarakan penjadwalan pesawat maupun jam terbang dan awak pesawat serta peralatan lain untuk menjamin kelancaran pembinaan dan penyiapan kegiatan operasi dan latihan. Dari kiprahnya Skadron Udara 31 telah mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan maksimal, baik dalam tugas operasi militer maupun tugas-tugas kemanusiaan di dalam maupun ke luar negeri, sehingga dapat mengharumkan nama baik TNI khususnya TNI Angkatan Udara dan bangsa..

Perlu disadari keberhasilan yang diraih tidak akan terwujud dengan sendirinya, akan tetapi harus dilakukan secara konsisten yang didukung oleh motivasi, tekad dan disiplin kerja serta semangat kebersamaan dari prajurit yang berkiprah di Skadron Udara 31. Untuk itu dalam keseluruhan dinamika pembinaan kekuatan maka prajurit Skadron Udara 31 dituntut memiliki wawasan yang luas, berpandangan jauh kedepan serta mampu berfikir secara obyektif dalam menghadapi permasalahan yang timbul, jeli melihat perubahahn-perubahan yang terjadi, kemudian memformulasikan langkah-langkah yang positif, sehingga pada saatnya nanti akan dapat meningkatkan sumber daya yang unggul di lingkungan Skadron Udara, kata Komandan Lanud Halim P.

TNI AU

KRI Diponegoro akan bergabung dengan MTF Unifil


18 April 2009, Beirut -- KRI Diponegoro-365 yang merupakan Satuan Tugas Maritim TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVIII-A, segera bergabung dengan Satuan Tugas Maritim Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebann Selatan (Maritime Task Force/MTF UNIFIL).

"Kami telah mememberitahukan seluruh kontingen yang tergabung dalam MTF UNIFIL, tentang kedatangan KRI Diponegoro," kata Komandan MTF UNIFIL Laksamana Muda Jean-Thierry Pynoo di Beirut, Jumat (17/4) malam waktu setempat.

Ditemui saat "cocktail party" KRI Diponegoro yang tengah sandar di Pelabuhan Beyrouth, ia mengemukakan, pihaknya juga telah mengumpulkan seluruh kontingen yang tergabung dalam MTF UNIFIL untuk segera menyusun rencana operasi bersama di wilayah operasi MTF di perairan Lebanon.

"Kami perlu untuk segera berkoordinasi dan berkormunikasi tentang segala hal yang berkenaan dengan rencana operasi MTF UNIFIL. Koordinasi dan komunikasi di antara sesama anggota MTF sangat penting, karena kami terdiri atas beberapa kontingen dari beberapa negara," ujar Pynoo.

Sebelumnya pada kesempatan yang sama, Komandan Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL) Mayjen Claudio Graziano menyatakan, KRI Diponegoro-365 sangat layak untuk bergabung dalam MTF UNIFIL dalam menjalankan misi perdamaan di wilayah perairan Lebanon.

"Tentang koordinasi dengan kontingen negara lain yang tergabung dalam MTF, tidak menjadi masalah karena kita berkomunikai dan berkoordinasi dalam satu komando dan bahasa yang sama," ujarnya.

Di Lebanon, KRI Diponegoro akan bergabung dalam Satuan Tugas Maritim (Maritime Task Force/MTF) UNIFIL di bawah Comander Task Force (CTF 448) di mana beberapa negara telah mengirimkan kapal perangnya, seperti Perancis, Turki, Yunani, Italia, Belgia, Spanyol, dan Jerman.

Masing-masing kontingen akan mendapat wilayah tanggung jawab di sepanjang perairan Lebanon yang terbagi dalam empat zona.

KRI Diponegoro-365 sebagai Satuan Tugas Maritim TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVIII-A ditempatkan di zona satu bersama kontingen Belgia.

Kapal perang Indonesia tiba di Pelabuhan Beyrouth pada 16 April 2009, untuk kemudian menuju daerah operasi pada 19 April mendatang.
(Solo Pos)

Di Wutung, TPN/OPM- TNI Terjadi Kontak Senjata

MAKASSAR, 17/4 - PASUKAN BRIMOB. Sejumlah pasukan Brimob Polda Sulselbar berjalan saat akan diberangkatkan ke Papua di Markas Brimob Polda Sulselbar, Jumat (17/4). Sebanyak satu satuan setingkat kompi (1 SSK) pasukan Brimob Polda Sulselbar di perbantukan di Papua guna mengamankan daerah tersebut termasuk pengamanan Pilpres 2009 mendatang. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/Koz/mes/09)

18 April 2009, Jayapura -- Keberadaan kelompok sipil bersenjata di Papua yang disinyalir dari TPN/OPM semakin menunjukkan eksistensinya. Setelah sebelumnya terlibat kontak senjata dengan rombongan anggota Brimobda dan menyebabkan 1 anggota bernama Bripda Dance Musa Aninam meninggal.

Giliran Jumat (17/4) kemarin sekitar pukul 10.10 WIT, kelompok TPN/OPM yang diduga pimpinan Matias Wenda terlibat kontak senjata dengan anggota TNI Satgas Pam Yonif 725/ Woroagi di Pasar Skow- Wutung atau sekitar 50 meter dari Markas Pos Satgas perbatasan RI-PNG. Hanya saja, dalam kontak senjata yang terjadi selama 5 menit itu, tidak ada satupun anggota TNI yang mengalami luka tembak.

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letkol Inf. Susilo saat konfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Dia menduga, keberadaan kelompok TPN/OPM tersebut memiliki rencana akan melakukan penyerangan terhadap Pos Satgas Pamtas sebelum akhirnya berhasil dihadang anggota TNI.

Mengenai kronologinya, sekitar pukul 10.10 WIT di Pasar Skow Wutung, ada dua anggota TNI Satgas Pamtas bernama Pratu Ardan dan Pratu Iwan sedang melaksanakan pertemuan dan koordinasi dengan masyarakat setempat terkait rencana kegiatan karya bhakti TNI untuk perbaikan air di sumber air batas.

Saat itulah, dua anggota tersebut melihat 1 orang mencurigakan dengan membawa karung berjalan disamping pasar. Selanjutnya, Pratu Ardan berusaha memanggil orang tersebut untuk sekadar ditanyakan saja. Namun, ketika orang tersebut dipanggil, tiba-tiba orang tersebut langsug lompat dan berlari ke belakang pasar.

Pada saat akan mengejar orang itu, terdengarlah rentetan suara tembakan dari arah belakang dibalik semak-semak. Setelah itu, Pratu Ardan kembali ke pos minta petunjuk ke komandannya, sementara Pratu Iwan mengikat tembakan.

Tidak lama kemudian, datang 20 anggota TNI dari Pos Satgas dan melakukan penyerangan dengan bersaf ke arah belakang pasar yang diikuti rentetan tembakan dari arah semak-semak belakang pasar.

" Sebenarnya 20 anggota TNI itu sempat melakukan pengejaran kearah semak-semak di belakang pasar Skow, namun anggota TPN/OPM yang diperkirakan berjumlah lebih dari 2 orang itu melarikan diri ke arah barat menyeberang jalan menuju pantai," ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, semalam.

Setelah itu, semua anggota TNI Satgas Pamtas kembali ke pos untuk standy. Atas kejadian itu kata Susilo, seluruh anggota TNI terus meningkatkan kesiapsiagaan. Yang jelas berdasarkan modus operandi yang melakukan pengendapan dari belakang pasar Skouw, diduga mereka memiliki rencana untuk melakukan penyerangan terhadap Markas Pos Satgas TNI di Perbatasan.
(Cendrawasih Post)

Rafale Tersisih Dari Program MRCA India

Rafale

Dassault Rafale pesawat tempur pertama yang tersingkir dari arena MRCA (Multi Role Combat Aircraft). MRCA program pengadaan 126 pesawat tempur untuk Angkatan Udara (AU) India dengan nilai kontrak USD10 Milyar, merupakan nilai kontrak pertahanan terbesar di dunia.

Typhoon

MiG-35

Rafale tersingkir karena gagal memenuhi prasyarat kinerja minimum yang tercantum di dokumen detail tender menurut pejabat senior kementrian pertahanan, Kamis, 16 April 2009. Berdasarkan sumber tak resmi, disamping masalah teknis juga harga yang mahal serta AU India sangat tertarik jet termpur buatan Amerika Serikat dan berniat mengakuisisinya.

F16 IN

Suman Sharma pilot wanita AU India pertama yang mencoba F16 IN

Lima pesawat tempur maju dalam tahapan selanjutnya yaitu Boeing F18 E/F, Lockheed Martin F16 IN, Mikoyan MiG35, Eurofighter Typhoon, dan SAAB Gripen NG.

Gripen NG

F18 E/F

Pemenang tender akan menyerahkan 18 pesawat tempur dalam bentuk utuh, sisanya 108 melalui alih teknologi dibuat di Hindustan Aeronautics Ltd. Pesawat pertama harus diserahkan 36 bulan setelah kontrak ditandatangani dan pesawat ke-18 dalam 48 bulan. Pesawat ke-19 dirakit di India diserahkan dalam 54 bulan, pesawat terakhir diserahkan tahun 2020.

berbagai sumber/@beritahankam

TNI AL Tangkap Kapal Ikan Filipina


17 April 2009, Surabaya -- Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Pandrong-801 dari Satuan Kapal Patroli (Satrol) Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) menangkap kapal ikan asal Filipina di sekitar Perairan Sulawesi.

"Kapal F/B CNB SR Stonino itu ditangkap, Rabu (15/4) karena tidak dilengkapi dokumen," kata Kadispen Koarmatim, Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful dalam keterangan persnya di Surabaya, Jumat.

Ia menjelaskan, KRI Pandrong yang dikomandani Mayor Laut (P) Wahyu Endriawan saat itu sedang melaksanakan operasi keamanan laut di wilayah timur Indonesia. Kapal asing itu dipergoki sedang melakukan penangkapan ikan yang diduga ilegal.

"Begitu kapal ikan tersebut dihentikan dan diadakan pemeriksaan, nakhodanya bernama Alex Granada Warga Negara Phlipina tidak bisa menunjukkan dokumen kapal maupun surat-surat kelengkapan pelayaran lainnya," katanya.

Kapal ikan tersebut memiliki bobot 27,99 ton GT dengan ciri warna anjungan putih dan lambung biru. Semua anak buah kapal (ABK) yang berjumlah 25 orang tersebut adalah berasal dari Filipina.

"Hasil pemeriksaan awal, kapal ikan tersebut memang tidak memiliki dokumen apapun. Ketika diperiksa nakhoda kapal tidak bisa menunjukkan surat-surat, seperti surat izin usaha perikanan (SIUP), surat izin penangkapan ikan (SIPI) dan surat izin berlayar (SIB)," katanya.

Untuk proses dan penyidikan lebih lanjut, katanya, kapal ikan tersebut oleh KRI Pandrong dikawal menuju Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Nunukan.

"Pokoknya kami tidak kompromi dengan semua bentuk pelanggaran di laut. Operasi yang dilakukan kapal perang Koarmatim terus dilakukan untuk menjaga kedaulatan dan hukum di laut," katanya.
(AntaraJatim)

Friday, April 17, 2009

Batas Laut Rawan konflik

KRI Layang kapal patroli milik TNI AL buatan PT. PAL

17 April 2009, Jakarta -- Belum selesainya penetapan batas wilayah laut dengan negara tetangga berpotensi menimbulkan perselisihan. Ketidakjelasan tanda batas menyebabkan penegakan hukum di laut tidak memiliki landasan kuat alias rawan konflik di perairan perbatasan negara. Indonesia berbatasan laut dengan 10 negara.

"Perlu dituntaskan segera," kata Juru Bicara Indonesian Institute for Strategic Studies Bantarto Bandoro saat Seminar ""Pengelolaan dan Pemahaman Perjanjian Perbatasan Wilayah Laut NKRI" di Jakarta, Kamis (16/4).

Bantarto mengatakan, belum semua batas kontinen diselesaikan secara tegas. Kesepakatan masih bersifat parsial karena belum menyelesaikan seluruh segmen batas dan jenis batas laut. Jika tahun ini belum diserahkan batas laut ke Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan mendepositkan peta batas laut, Indonesia akan kehilangan kesempatan atau tertundanya pengakuan dunia atas hak-haknya sebagai negara maritim yang dijamin hukum laut internasional.

"Diplomasi menjadi faktor kunci penyelesaian," kata pakar hukum internasional itu. Dia melihat, bila pengelolaan dan pemahaman batas negara tidak diperbaiki, hilangnya Pulau Sipadan dan Ligitan ke Malaysia dapat terulang.

Indikasinya, ke arah itu tampak dari menghangatnya sengketa blok Ambalat sejak 2005 dengan negeri jiran tersebut. "Masa' mau kecolongan dua kali," kata dia.

Wakil Asisten Operasi Panglima TNI Laksma Marsetio menambahkan, TNI terus melakukan program pengamanan perbatasan, khususnya pulau-pulau terluar. Caranya dengan membangun pos-pos perbatasan, pembangunan suar, dan penempatan personel.

Intensitas kehadiran kapal perang Republik Indonesia (KRI) di pulau-pulau terpencil juga ditingkatkan. Bahkan, TNI AL menyiagakan lima hingga enam kapal perang untuk berpatroli di Ambalat.

"Ini kesungguhan mempertahankan setiap wilayah dari gangguan asing," kata Marsetio. Direktur Wilayah Administrasi dan Perbatasan, Departemen Dalam Negeri, Eko Subowo berpendapat, belum adanya kesepakatan bilateral disebabkan adanya perbedaan persepsi terhadap perjanjian garis batas yang digunakan.

"Biasanya perbatasan warisan pemerintah kolonial," katanya. Dia mencontohkan, sengketa Pulau Sebatik. Terdapat perbedaan ketentuan hasil pengukuran bersama Belanda dan Inggris tahun 1912. Keadaan di lapangan dan tugu-tugu tidak berada pada garis batas yang ditentukan.

"Perbedaan ini yang coba diselesaikan," katanya. Namun, dia mengakui, terkadang negara tetangga kurang memiliki komitmen untuk mempercepat kesepakatan. Pemerintah, kata dia, mencoba mengubah strategi. Jika sebelumnya pendekatan militer masih dominan. Saat ini, pemerintah melakukan pendekatan kesejahteraan di wilayah perbatasan dan pulau-pulau terpencil.
(JurnalNasional)

Bakorkamla Tambah Kapal Patroli Serbaguna

17 April 2009, Jakarta -- Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) segera mengadakan satu kapal patroli serbaguna. Nantinya, kapal ini akan menjadi induk dua kapal sergap Katamaran 12 meter, memberi dukungan logistik seperti bahan bakar dan air tawar, serta dapat berperan sebagai kapal pemadam kebakaran.

"Alokasi dananya sekitar Rp70 miliar," kata Kepala Pelaksana Harian Bakorkamla Laksdya Budhi Hardjo usai membuka seminar "Pengelolaan dan Pemahaman Perjanjian Perbatasan Wilayah Laut NKRI" di Jakarta, Kamis (16/4).

Dia menjelaskan, dukungan anggaran cair tahun ini sehingga dapat direalisasikan secepatnya. Bakorkamla telah membentu tim pengadaan. Empat perusahaan kapal telah menyatakan minatnya, semuanya galangan dalam negeri.

Toh tidak serta merta perusahaan domestik ini bisa menangani proyek. "Akan dilihat dari segala macam aspek. Tim yang akan menilai perusahaan mana yang kompetan dan memenuhi syarat," kata Budhi.

Dia mengatakan, Bakorkamla mengedepankan pengadaan dari dalam negeri. Meski kesempatan bagi perusahaan asing tidak tertutup sama sekali. "Asing hanya berkolaborasi," katanya. Dia mencontohkan, Australia dan Norwegia yang ikut membantu teknologi kapal.

Budhi mengakui, ketersediaan kapal untuk mendukung keamanan laut masih sangat terbatas. Kapal-kapal yang dioperasikan masih di bawah kepemilikan beberapa instansi yang terkoordinasi dalam Bakorkamla. Kondisi ini berdampak pada kecepatan dan ketepatan pengamanan laut yang dilakukan.

Karena itu, selain pengadaan kapal baru, Bakorkamla terus menjajaki hibah kapal dari luar negeri. Salah satunya, rencana hibah kapal multifungsi dari Jerman. "Minggu ini tim peninjau telah berangkat ke Jerman," katanya.

Tujuannya, melihat langsung keadaan kapal. "Dilihat apa bisa efektif beroperasi di wilayah Indonesia," kata dia. Pasalnya, kapasitas kapal yang diberikan cukup besar, yakni 2.000 gross ton. Kapal diperkirakan hanya bisa beroperasi di perairan dalam.

"Kami hitung betul apakah mampu memelihara dan mengoperasikannya," kata Budhi. Rencana kedatangan tiga kapal patroli dari Coast Guard Jepang juga terus dijajaki. Menurut Budhi, hibah kapal jadi salah satu poin kesepakatan bantuan yang dijanjikan Jepang. Totalnya bantuan mencapai US$300 juta (sekitar Rp3,3 triliun). Kucuran disalurkan secara bertahap selama tiga tahun ke depan.
(JurnalNasional)

KRI Diponegoro Merapat di Pelabuhan Lebanon

Para awak KRI Diponegoro 365 berbaris saat merapat di Pelabuhan Beirut, Beirut, Lebanon, Kamis (16/4). KRI yang berawak 100 personel TNI itu akan tergabung dalam Satgas Kontingen Garuda Multi Task Force XXVIII A dalam misi perdamaian PBB di kawasan Lebanon Selatan selama enam bulan. (Foto: Kompas/Benny Dwi Koestanto (BEN) 16-04-2009)

17 April 2009, Lebanon -- Kapal KRI Diponegoro 365 merapat di Pelabuhan Lebanon di Kota Beirut, Lebanon, Kamis (16/4) sekitar pukul 09.00 waktu setempat. Hal itu sekaligus menandai dimulainya secara resmi tugas KRI Diponegoro 365 bersama 100 awaknya selaku Satuan Tugas Maritim TNI Kontingen Garuda atau Konga XXVIII A dalam Satgas Maritim Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan selama enam bulan. Kedatangan KRI Diponegoro 365 disambut langsung dalam upacara militer yang dipimpin Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur Laksamana Muda Lili Supramono. Hadir Kepala Staf AL Lebanon Laksamana Pertama Ali L Mualem dan Duta Besar Indonesia untuk Lebanon Bagas Hapsoro. Hadir pula Komandan Pangkalan Utama TNI AL VI Laksamana Pertama TNI Ignatius Dadiek Surarto serta Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Iskandar Sitompul. Dalam pernyataannya kepada sejumlah pers Indonesia, Lili mengatakan, keterlibatan pasukan TNI AL dan KRI Diponegoro 365 dalam misi perdamaian dunia melalui PBB merupakan sebuah kebanggaan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
(KOMPAS)

136 Prajurit Marinir Amankan Pulau Terluar


16 April 2009, Surabaya -- Komandan Pasmar-1, Brigjen TNI (Mar) I Wayan Mendra di Surabaya, Kamis melepas keberangkatan prajurit Korps Marinir untuk pengamanan pulau terluar RI.

Satuan Tugas Marinir Pulau Terluar (Satgasmar Puter) VII yang dipimpin oleh Kapten Marinir Junaedi itu akan menempati Pulau Fani dan Pulau Brass yang berada di sebelah utara Papua serta Pulau Dana yang berbatasan langsung dengan Australia.

Komandan Pasmar-1 dalam sambutannya mengatakan, penugasan kepada segenap prajurit Korps Marinir adalah suatu kepercayaan dari pimpinan sekaligus amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada satuan, diri sendiri dan Tuhan YME.

"Tugas ini juga merupakan suatu kehormatan sekaligus kebanggaan. Oleh karenanya tugas yang diemban harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung jawab," katanya.

Menurut dia, sebagai prajurit Korps Marinir, dimanapun bertugas harus senantiasa berfikir, bertindak dan berbuat yang terbaik, dengan bekal profesionalisme serta disiplin yang telah melekat di dada dan jiwa seluruh prajurit korps baret ungu tersebut.

"Saya yakin kalian dapat melaksanakan tugas Negara ini dengan sebaik mungkin. Tugas kalian ini untuk menjaga keutuhan wilayah dan kedaulatan negara dari ancaman, hambatan dan tantangan asing," katanya.

Ia juga mengharapkan kepada Komandan Satgasmar Puter VII agar mampu mengendalikan diri sendiri dan seluruh anak buahnya, sehingga dapat melaksanakan penugasan ini dengan baik, serta melakukan rotasi penempatan personel, karena pulau yang akan di tempati merupakan pulau yang tidak berpenghuni, sehingga bisa menghindarkan dari rasa bosan.

"Seluruh anggota Satgasmar Puter VII saya minta menggunakan waktu luang yang ada untuk tetap melaksanakan pembinaan satuan. Ikuti setiap perkembangan yang terjadi di daerah operasi dengan selalu meningkatkan kesiapan dan kewaspadaan, serta gunakan prosedur tetap yang benar dalam setiap kegiatan sehingga meminimalkan kerugian personel dan material," katanya.

Pelepasan itu sendiri dihadiri Kepala Staf Pasmar-1, Kolonel Marinir L.W. Supit, Asintel Kaspasmar-1, Letkol Marinir Edi Juardi, Asops Kaspasmar-1, Kolonel Marinir I Made Wahyu Santoso, Aspers Kaspasmar-1, Letkol Marinir Amir Faisol, Aslog Kaspasmar-1, Kolonel Marinir Enjang Suryana.

Hadir juga Komandan Brigif-1, Kolonel Marinir K.Situmorang, Komandan Menart-1, Kolonel Marinr FX Deddy Susanto, Komandan Menkav-1, Kolonel Marinir Yuliandar, Komandan Menbanpur-1, Letkol Marinir Suhono serta sejumlah perwira lainnya.
(AntaraJatim)

Frigate Nivose F732 AL Perancis Menangkap Pembajak Kapal Berbendera Liberia


Frigate ringan Perancis Nivose (F732), bagian misi EU Naval Force (EU NAVFOR) untuk operasi anti bajak laut di Somalia. Berhasil menyergap kapal pembajak yang berfungsi sebagai kapal induk, Rabu 15 April 2009 serta menahan 11 pembajak laut berwarganegara Somalia.


MV Safmarine Asia berbendera Liberia di serang pembajak dengan senjata ringan dan Rocket Propelled Grenade (RPG) siang hari, Selasa, 14 April 2009. Pembajak menggunakan dua sampan.


Frigate Perancis mengagalkan serangan tersebut dengan mengejar pembajak menggunakan helikopter. Pembajak berhasil ditangkap bersama kapal induknya , 500 nm sebelah Timur Mombasa. Ditangkap, sebuah kapal induk pembajak berukuran 33 kaki dan membawa 17 drum berkapasitas 200 liter dan dua sampan bersenjata.
(MarineBuzz/Beritahankam.blogspot)

Aktraksi Bongkar Pasang Prajurit Yonif 711 Raksatama


PALU, 16/4 - ATRAKSI. Seorang personel Bataliyon Infanteri 711 (YONIF) Raksatama dari Kompi Badak mendemonstrasikan bongkar pasang senjata mesin berat dengan mata tertutup pada perayaan HUT YONIF 711 Raksatama di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (16/4). (Foto: ANTARA/Basri Marzuki/Koz/mes/09)

Thursday, April 16, 2009

Sertijab Komandan KRI Teluk Celukan Bawang 532


16 April 2009, Jakarta -- Tugas bagi Armada Republik Indonesia khususnya Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) dimasa mendatang cukup berat, untuk itu setiap Komandan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membina kesiap siagaan dan kemampuan alat utama sistem senjata (Alut Sista) serta personel profesional yang memiliki kejuangan tinggi, sehingga setiap saat mampu hadir di laut guna menegakkan, mempertahankan dan mengamankan kedaulatan serta keutuhan perairan nusantara.

Demikian dikatakan Komandan Satuan Kapal Amfibi Koarmabar (Dansatfibarmabar) Kolonel Laut (P) M. Setiadiono Rianto selaku Inspektur Upacara pada upacara serah terima Jabatan Komandan KRI Teluk Celukan Bawang (TCB-532) dari Mayor Laut (P) Ivan Gatot Prijanto kepada Mayor Laut (P) I Made Wira Hady Arsanta W di geladak KRI TCB yang sandar di Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Selasa (14/4).

Lebih lanjut Dansatfibarmabar mengatakan, bahwa serah terima Jabatan Komandan KRI merupakan wujud kepercayaan dan penghormatan dari pemimpin TNI Angkatan Laut yang diberikan kepada pejabat bersangkutan serta tuntutan wajar dari suatu organisasi yang dinamis agar tercipta suasana dan semangat baru di lingkungan organisasi.

“Tepatlah kiranya apabila dikatakan bahwa pembinaan adalah fungsi Komando, namun hal ini janganlah diartikan secara sempit bahwa segalanya merupakan tanggung jawab Komandan. Artinya setiap personel pengawak Alut Sista secara organisatoris sesuai dengan bidang masing-masing harus merasa bertanggung jawab terhadap keberhasilan tugas yang dibebankan”, jelas Dansatfibarmabar.

Turut hadir pada upacara tersebut para Komandan KRI Jajaran Satfibarmabar yang kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah seluruh anggota di geladak KRI TCB.

TNI AL

Bertumbuh Dalam Keterbatasan


16 April 2009, Jakarta -- Mirip burung alap-alap ketika mengejar pipit. Pesawat dengan panjang 21,935 meter dan bentang sayap 14,7 meter itu dengan lincah meliuk-liuk di angkasa. Ia melesat cepat hingga dua kali kecepatan suara, tetapi mampu stabil dengan kecepatan rendah, 160 knot.

Pesawat tempur terbaru milik TNI Angkatan Udara itu tiba-tiba dipacu cepat dan menanjak tajam dengan sudut 60 derajat, berputar, lalu menukik tajam, dan melaju dengan kecepatan tinggi dalam posisi terbalik. Suguhan menakjubkan itu terjadi dalam peringatan Hari Ulang Tahun Ke-63 TNI Angkatan Udara yang digelar, Rabu (15/4) di Halim Perdanakusuma, Jakarta. Sebagai pesawat tempur yang dirancang untuk berbagai misi, seperti penyergapan, pengeboman hingga superioritas udara, Sukhoi 30 MK2 itu memang layak dibanggakan.

Keberadaan Sukhoi 30 MK2 yang dipiloti Letnan Kolonel (Pnb) Widyargo ”Redbee” Ikoputro dan Mayor (Pnb) M Tonny ”Racoon” Haryono menempatkan TNI AU sebagai salah satu pengguna pesawat tempur generasi kelima di Asia. Kehadirannya mengundang perhatian banyak pihak, setidaknya, media massa Australia, yang suka menanyakan rencana Indonesia untuk menambah kekuatan penempur itu.

Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono beberapa waktu lalu mengakui keinginan Indonesia untuk menambahkan armada Sukhoi hingga lengkap menjadi satu skuadron. Tentu saja itu dapat diartikan, Indonesia tidak memproyeksikan penguatan armada Sukhoinya hingga menjadi sebuah kekuatan ofensif.

Namun, pertanyaan beberapa wartawan Australia, yang datang September lalu, menunjukkan perhatian negara tetangga itu atas penguatan peralatan utama sistem pertahanan TNI AU. Tidak dapat dimungkiri, Sukhoi 30 MK2 adalah pesawat yang dirancang untuk meraih keunggulan udara. Pesawat ini mampu menjadi pesaing ketat F-15 Strike Eagle hingga F-22 Raptor dari Amerika Serikat.

Tentu, jika TNI AU terus memperkuat armada Sukhoinya, bahkan melengkapi dengan persenjataan lengkap, bukan tidak mungkin kehadirannya mampu menandingi armada F-18 Super Hornet milik Australia.

Namun, toh itu baru impian. Dana untuk menambah kemampuan terbatas. Bahkan, harus jujur diakui, Indonesia dihadapkan pada persoalan uzurnya usia peralatan tempur strategis. Terakhir, sebuah pesawat angkut milik TNI AU buatan Fokker, Belanda, jatuh di Bandung. Kejadian itu seolah mempertegas posisi dan kekuatan armada udara Indonesia menyusul pensiunnya beberapa jenis pesawat, seperti penempur ringan OV-10 Bronco dan Twin Pack.

Kepala Staf TNI AU Marsekal Subandrio mengatakan, kecelakaan yang terjadi di Bandung jangan membuat TNI AU larut dalam kesedihan. Meski dengan dana terbatas, ia mengatakan, TNI AU akan semaksimal mungkin mengoptimalkan kesiapan dan kemampuannya, baik armada maupun personel.

Namun, tak bisa dimungkiri, upaya itu bukan perkara mudah. Saat peringatan HUT Ke-63, sejumlah alutsista yang dipajang sudah berusia lanjut.
(KOMPAS)

China Akan Bangun Kapal Perang Generasi Baru

Kapal cepat berlambung trimaran berkemampuan siluman milik AL China sedang dalam proses pembangunan

16 April 2009, Beijing -- Angkatan laut China akan membangun generasi baru kapal-kapal perang dan pesawat.

Laksamana Wu Shengli mengemukakan kepada suratkabar pemerintah China Daily bahwa angkatan laut China ingin membangun kapal-kapal perang besar , kapal-kapal selam siluman dan pesawat jelajah supersonik.

"(termasuk) Rudal-rudal jarak jauh yang lebih akurat , torpedo-torpedo laut dalam dan peningkatan teknologi informasi," kata Wu.

"Angkatan laut akan membangun sebuah sistem pertahanan maritim yang sesuai dengan kebutuhan untuk melindung keamanan maritim China dan pembangunan ekonomi," kata Wu.

Suratkabar berbahasa Inggris China Daily digunakan pemerintah untuk menyampaikan pesan-pesan kepada para pembaca asing.

Koran itu mengutip para tokoh militer China lainnya yang mengatakan bahwa referensi Wu pada pembangunan kapal-kapal perang besar mengacu pada rencana-rencana yang telah disiarkan untuk membangun sebuah kapal induk , tetapi juga kapal-kapal lainnya yang tidak disebutkan jenisnya.

Menteri Pertahanan China Liang Guanglie yang dikutip media pemerintah bulan lalu mengatakan China tidak hanya ingin menjadi kekuatan besar global tanpa memiliki sebuah kapal induk.

Pernyataan-pernyataan Wu juga lebih jauh menunjukkan bahwa para pemimpin China tidak berniat mundur dengan rencana itu di tengah-tengah keluhan dari Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya tentang pembangunan militer China yang dramatis.

China Maret lalu mengumumkan bahwa anggaran pertahannya akan meningkat 15,3 persen tahun ini menjadi 472,9 miliar yuan ( 69 miliar dolar).

ANTARA

Sertijab Komandan Wing 2 Lanud Abd. Saleh


16 April 2009, Malang -- Komandan Lanud Abd Saleh Marsma TNI Ida Bagus Anom M., S.E. melantik Kolonel penerbang Ismet Ismaya Saleh sebagai Komandan Wing 2 Lanud Abd Saleh menggantikan Kolonel Penerbang Agung Heru Santoso di lapangan Wing 2 Lanud Abd Saleh Kamis, (16/4).

Dalam sambutannya Komandan mengatakan Wing 2 Lanud Abd Saleh adalah satuan pelaksana Pembina dan latihan yang membawahi Skadron Udara 4, Skadron Udara 32 dan Skadron Udara 21 berkedudukan langsung dibawah Komandan Lanud Abd Saleh dengan tugas menangani secara lebih terfokus kepada kegiatan-kegiatan latihan Skadron Udara dan masalah-masalah keselamatan penerbangan sehingga kesiapan operasi dari satuan jajarannya dapat selalu diandalkan.

Jika dilihat dari catatan sejarah, Wing 2 Lanud Abd Saleh telah menunjukkan peranannya dalam melaksanakan pembinaan satuan yang ada dijajarannya. Hal ini dibuktikan dalam keikutsertaan satuan jajarannya dalam berbagai kegiatan operasi dan latihan TNI Angkatan Udara seperti yang telah dilaksanakan selama ini, sehingga selalu membawa nama baik bagi Lanud Abd Saleh, lanjutnya.

Keberhasilan dalam setiap pelaksanaan tugas itu adalah atas kerja keras, dedikasi, loyalitas dan profesionalisme yang tinggi dari Komandan Wing 2 Lanud. Diharapkan keberhasilan-keberhasilan tersebut hendaknya di jadikan tolok ukur untuk meningkatkan kemampuan operasional dimasa mendatang.

Kolonel Pnb Agung Heru Santoso selanjutnya menjabat sebagai Asren Koopsau I Jakarta sementara Kolonel Pnb Ismaya Saleh sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Operasi Lanud Abd Saleh.
(TNI AU)