Monday, April 6, 2009

KRI Teluk Sabang-544 Tangkap Kapal Ikan Malaysia


6 April 2009 -- Kapal perang TNI AL dari Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Guspurlabar) KRI Teluk Sabang-544 berhasil menangkap Motor Vessel (MV) SLFA 5008 kapal ikan asing Malaysia karena memasuki wilayah perairan kedaulatan Republik Indonesia tanpa dokumen sama sekali, Senin (6/4). Ketika ditangkap, kapal milik Chia Kang Chye (Malaysia) sedang menarik jaring sekitar 25 mil laut dari Pulau Jemur, Sumatera Utara.

Penangkapan kapal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul, S.E. di sela-sela kunjungan kerjanya di Manado, Sulawesi Utara, Senin (6/4).

Dari hasil pemeriksaan sementara diketahui bahwa MV SLFA 5008 dinakhodai Tan Kem Poa juga warga Negara Malaysia, sedangkan anak buah kapal (ABK) yang berjumlah empat orang berkewarganegaraan Thailand. Dari dalam palka kapal memuat kurang lebih satu ton ikan campuran.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya itu, MV. SLFA 5008 digiring ke Pangkalan Utama TNI AL Belawan untuk dilaksanakan proses hukum lebih lanjut.

Sementara itu, Komandan KRI Teluk Sabang-544 Mayor Laut (P) Deddy Rorna mengatakan bahwa ketika itu sedang melaksanakan operasi siaga tempur laut di perairan kawasan Barat Indonesia memergoki MV SLFA 5008 sedang menarik jaring. (TNI)

Danlanud Iswahjudi Lepas Unsur Tempur F-5


6 April 2009, Madiun -- Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro, S.Sos melepas keberangkatan unsur tempur F-5 ke daerah latihan di Lanud Balikpapan, Kalimatan Timur, Senin (6/4) dalam suatu upacara militer di lapangan apel Skadron 14 Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur.

Selama berada di wilayah Kalimatan Timur itu, pesawat-pesawat tempur F-5 Tiger II akan melaksanakan latihan yang digelar oleh Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional) “Latihan Hanudnas Cakra B/09” dan latihan yang dilaksanakan Pusdiklat Hanudnas dengan sandi “Latihan Hanud Kilat 09”. Selama lebih kurang satu minggu melaksanakan kedua latihan tersebut unsur tempur F-5 berada dibawah kendali operasi Kohanudnas.

Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro, S.Sos dalam sambutannya mengatakan pelepasan unsur tempur F-5 menuju daerah latihan ini merupakan salah satu upaya membentuk kebersamaan, kepedulian dan memupuk semangat juang. “Oleh karenanya upacara pelepasan menuju daerah operasi dan latihan seperti ini akan terus dipertahankan”, tegas Dalanud.

Pada kesempatan tersebut, Komandan Lanud Iswahjudi juga berpesan agar seluruh personel melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab, dedikasi tinggi dan menjaga nama baik satuan. Dengan demikian ia yakin operasi dan latihan tersebut akan dapat berlangsung dengan baik seperti latihan-latihan sebelumnya.

Satu flight pesawat tempur F-5 Tiger II yang dilepas keberangkatannya oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro, S.Sos di lapangan apel Skadron Udara 14, didukung oleh 60 personel yang terdiri dari para penerbang dan teknisi serta dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 14 Letkol Pnb Ronny Irianto Moningka.

Upacara pelepasan yang berlangsung sederhana tersebut dihadiri para pejabat Lanud Iswahjudi dan diikuti oleh seluruh anggota Skadron Udara 14. (TNI)

Aksi Yonif 700/Raider Pada HUT Raider ke-42

6 April 2009, Makassar -- Sejumlah pasukan Infrantri 700 Raider melakukan penyergapan terhadap teroris yang menyandera ketua KPUD Sulsel di Markas Infantri 700 Raider Makassar, Senin (6/4). Simulasi tersebut merupakan rangkaian HUT Raider ke-42 sekaligus memantapkan kemampuan pasukan Raider dalam menjaga keamanan penyelenggaraaan Pemilu dan Pilpres 2009. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ss/nz/09)



Presiden Minta Semua Pesawat TNI Diperiksa

BANDUNG, 6/4 - FOKKER JATUH. Sejumlah warga memperhatikan hanggar Air Craft Services (ACS) PT Dirgantara Indonesia yang hancur tertimpa pesawat latih jenis Fokker 27 yang mengangkut penerjun Paskhas TNI AU, Bandung, Jawa Barat, Senin (6/4). Pesawat latih jenis Fokker 27 yang jatuh pada pukul 13:30 WIB di Bandara Hussein Sastrannegara, mengakibatkan 24 orang tewas terdiri dari 18 anggota Paskhas dan enam orang kru dari Skuadron II Jakarta. (Foto: Antara/Agus Bebeng/ed/ama/09)

6 April 2009, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada Panglima TNI Jendral Djoko Santoso agar memeriksa kelaikan terbang semua pesawat yang digunakan TNI terkait kecelakaan yang menimpa pesawat TNI-AU di Bandung, pada Senin.

"Presiden juga memerintahkan agar Panglima TNI melakukan pengecekan kelaikan terbang atas seluruh pesawat TNI-AU," kata Juru Bicara Presiden Andi Malarangeng di Jakarta, Senin.

Menurut dia, Panglima TNI telah melaporkan kepada Presiden tentang kecelakaan yang menimpa pesawat tersebut, sesaat setelah jatuh di Bandara Husein Sastranegara Bandung, Senin (6/4) siang

"Presiden Yudhoyono menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga para perwira dan anggota TNI-AU yang gugur dalam kecelakaan itu," katanya.

Dikatakannya, Presiden juga memerintahkan Panglima TNI untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap kecelakaan itu.

Pesawat Fokker 27 TNI AU mengangkut 24 orang terdiri atas enam awak pesawat dan 18 siswa Para Lanjut Tempur (PLT) Pasukan Khas TNI AU yang sedang menjalani masa orientasi sebelum latihan penerjunan pada 8 April.(ANTARA)

Fokker F-27 Troopship TNI AU Jatuh di Lanud Hussein Sastranegara


6 April 2009, Bandung -- Sebuah pesawat Fokker F-27 Troopship TNI AU jatuh dan menabrak hanggar ACS (Aircraft Service) PT. Dirgantara Indonesia (DI) di Lanud Hussein Sastranegara, Bandung sekitar pukul 13:45 WIB, Senin (6/4). Hanggar yang tertabrak terbakar, api membumbung tinggi, seng-seng yang menutupi hanggar rusak. Terdengar suara ledakan akan tetapi api dapat segera dapat ditanggulangi. Saat kejadian hujan sangat deras di kawasan ACS, jarak pandang terbatas.

Penumpang pesawat sebanyak 24 orang, 6 orang kru anggota Skadron II Jakarta dan 18 penumpang anggota Paskhas semuanya tewas, menurut Kepala Dinas Penerangan Paskhas TNI AU Lanud Sulaeman Letkol Nairiza. Ke-18 anggota Paskhas tersebut berasal dari seluruh Indonesia, sedang mengikuti orientasi terjun. Tidak ada korban yang bekerja di dalam hanggar, para karyawan sedang beristirahat.


Korban jatuhnya pesawat Fokker 27 TNI AU dilarikan ke RS Salamun dengan ambulans. (Foto: bandung.detik/Baban Gandapurnama)

Para korban dibawa ke RS dr. Salamun milik TNI AU di Jalan Cimbeuluit, kondisinya sangat mengenaskan. Untuk mengidentifikasi para korban dibantu beberapa tim forensik dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Polda Jabar, Mabes Polri, dan RS TNI AD Dustira. Diperlukannya berbagai tim forensik untuk mengidentifikasi korban lantaran kondisi sebagian besar jenazah tidak utuh. Dari salah satu sumber TNI AU, banyak bagian tubuh jenazah yang tersangkut di atap hanggar dan tiang listrik. Kondisi tubuh korban pun tampak sulit diidentifikasi langsung lantaran sebagian besar gosong.

Pesawat F-27 TNI AU melakukan penerbangan dengan rute Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma - Pangkalan Udara Husein Sastranegara- dropping zone, kemudian Pangkalan Udara Husein Sastranegara - dropping zone - Pangkalan Udara Husein Sastranegara.

Didalam hanggar berisikan 6 pesawat udara yang terdiri 1 pesawat Boeing 737-200, 1 pesawat Boeing 737-400 milik maskapai Batavia Air, 2 pesawat angkut sedang CN-235, 1 pesawat angkut ringan Cassa 212, dan 2 helikopter.

Analisis Penyebab Kecelakaan

Petugas menggunakan forklift mengecek kondisi hanggar milik PT Dirgantara Indonesia yang terbakar akibat tertimpa pesawat jenis Fokker 27 TNI AU di Bandung, Jawa Barat.(Foto: ANTARA/Rezza Estily/ed/09)

Dosen Teknik Penerbangan ITB, Djoko Sardjadi, menilai musibah jatuhnya pesawat Fokker 27 milik TNI AU di Lanud Hussein Sastranegara dapat dianalisis dari dua hal.

Menurut informasi yang dia peroleh dari keterangan sejumlah insinyur PT Dirgantara Indonesia di dekat hanggar jatuhnya pesawat menyebutkan, terjadi angin kencang dan hujan. Selain itu jarak pandang (visibility) hanya mencapai lima meter.

Petugas menara pengawas air traffic control (ATC) sudah menyarankan untuk tidak mendarat. ''Tapi data itu tidak bisa diverivikasi,''katanya.

Data lainnya adalah analisis secara teknis. Apabila pesawat hendak mendarat kecepatan berkurang, terjadi koefisien daya angkat. Kondisi ini akan berbahaya bila terjadi angin samping (cross wind) yang dapat menghempaskan pesawat sehingga efeknya sangat terasa. ''Kemungkinan musibah ini terjadi karena kombinasi semuanya,'' tutur Djoko.

Namun, Djoko menampik bila usia pesawat yang dibuat tahun 1975 itu menjadi penyebab jatuhnya pesawat tua tersebut. Menurutnya semua pesawat TNI AU meski banyak yang berusia tua namun perawatannya cukup baik.

Kalau dalam setahun belakangan ini beberapa pesawat dan helikopter jatuh, itu hanya kebetulan. ''Di Indonesia ini kan pesawat yang terbang kebanyakan berusia tua, baik sipil dan militer. Jadi kalau ada yang jatuh, itu salah satunya,'' katanya.

Daftar Para Korban
Kru Pesawat
1. Pilot: Kapten Pnb I Gede Agus Tirta Santosa; 2. Kopilot: Lettu Pnb Yudho Pramono (putera dari Pangdam Iskandar Muda Mayjen Sunarko); 3. Teknisi: Letda Tek Rahmat Suryono; 4. Teknisi: Letda Tek Dadang Setiono; 5. Juru Mesin Udara (JMU): Serda Bakhtiar; 6. JMU: Serda Maskarebet.

Siswa Pendidikan Khusus Para Lanjut Angkatan XXXIII TA 2009
1. Lettu Psk Baso Nai (asal satuan Wing 3 Pare Pare); 2. Lettu Psk Wahyu Nanik Sardi (Kompi A Jogjakarta); 3. Lettu Psk Dhani Ariadi (467 Padang); 4. Letda Psk Richie Desipratika (463 Jember); 5. Serda Erwan Susanto (461 Pasuruan) ; 6. Pratu Ari Purwanto (464 Madiun); 7. Pratu Abdul Kadir (Bravo Makassar); 8. Pratu Didik Kurniawan (Bravo Jogjakarta); 9. Pratu M. Imron (464 Bangkalan); 10. Pratu Teguh Widodo (464 Magetan); 11. Pratu Danang Tetuko M (464 Kediri); 12. Pratu Darmanto (Wing 3 Jogjakarta); 13. Prada Didik Cahya (Bravo Pasuruan); 14. Prada Heru Kustanto (Bravo Jogjakarta); 15. Prada Faisal Reski (Bravo Maros); 16. Prada Ibnu Setiawan (461 Jogjakarta); 17. Prada Erwin Agus Untoro (461 Pasuruan); 18. Prada Dedi Jati Kuncoro (461 Jogjakarta).

@detikBandung/Republika/ANTARA/Beritahankam.blogspot

Kadet AAL Dilatih Kecerdasan Spiritual

6 April 2009, Surabaya -- Sebanyak 111 kadet tingkat dua Akademi TNI AL (AAL) dilatih pengembangan kepribadian dan kecerdasan spiritual yang dikemas dalam kegiatan di alam terbuka di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Purboyo, Malang.

Kepala Departemen Kepemimpinan AAL, Letkol Marinir Ichwan Dargianto dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Surabaya, Senin menjelaskan, maksud latihan ini adalah agar para kadet meningkatkan motivasi dan produktivitas kerja serta integritas pribadi.

"Latihan ini juga untuk membentuk sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual yang berkualitas lebih tinggi," kata perwira menengah tersebut.

Menurut dia, semua kecerdasan itu diperlukan oleh kadet yang kelak akan menjadi calon pemimpin di lingkungan TNI maupun TNI AL. Para kadet dilatih agar mampu mengasah gaya kepemimpinan serta mampu membangun tim yang solid, kompak dan efektif.

"Ini juga melatih para kadet agar memiliki karakter diri yang positif, seperti kepercayaan diri, keberanian, tidak egois dan sebagainya," katanya sebagaimana dikutip Kabagpen AAL, Mayor Laut (KH) Drs Jamaluddin.

Gubernur AAL, Laksda TNI Moch. Jurianto menambahkan, latihan semacam ini dilaksanakan untuk menyiapkan para kadet agar nantinya bisa menjadi insan-insan yang mandiri serta memiliki kemampuan fisik dan mental yang prima.

"Ini sangat penting dalam membentuk watak, karakter serta kultur dan kepribadian sebagai calon-calon pemimpin TNI AL di masa mendatang dengan berpedoman pada nilai-nilai kejuangan prajurit," ujarnya. (AntaraJatim)

KRI Yos Sudarso-353 di Perairan Kalbar Dalam Operasi Siaga Tempur Laut 2009

PONTIANAK, 5/4 - TEMPUR LAUT. Seorang awak KRI Yos Sudarso-353 menggunakan alat penentu arah di ruang kemudi saat berada di wilayah perairan Kalimantan Barat, Sabtu (4/4). Guna menjaga keutuhan NKRI, TNI AL menggelar Operasi Siaga Tempur Laut 2009 dengan melibatkan lima kapal perang, satu pesawat intai patroli maritim jenis Nomad serta dua tim dari Komando Pasukan Katak (Kopaska). (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/nz/09)

Operasi Siaga Tempur 2009 dilaksanakan oleh Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Barat (Guspurlabar) melibatkan korvet KRI Sultan Thaha Saefudin-367, kapal penyapu ranjau KRI Pulau Rusa-726, kapal patroli KRI Sikuda-863 dari unsur Koarmabar, fregat KRI Yos Sudarso-353 dan satu Nomad dari unsur Koarmatim. Operasi ini akan berlangsung selama 3 bulan dari Maret hingga Mei 2009.

PONTIANAK, 5/4 - TEMPUR LAUT. Sebuah kapal perang TNI AL, KRI Yos Sudarso-353, berada di wilayah perairan Kalimantan Barat.(Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/nz/09)

Pada hakekatnya operasi ini bertujuan memelihara dan meningkatkan stabilitas keamanan di laut dan meningkatkan eksistensi serta kewibawaan TNI AL selaku penegak kedaulatan dan hukum dilaut dengan menggelar kekuatan laut di wilayah yurisdiksi nasional Kawasan Barat Indonesia.

PONTIANAK, 5/4 - TEMPUR LAUT. Komandan KRI Yos Sudarso-353, Letkol Laut (P) Suhartono (kanan), melihat peta bersama anggota TNI AL saat berpatroli di wilayah perairan Kalimantan Barat. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/nz/09)

Daerah operasi dikonsentrasikan pada daerah rawan strategis, dengan poros manuver sepanjang Pantai Barat Sumatera, Selat Malaka, Selat Singapura dan Laut Cina Selatan. (ANTARA/TNI AL/Beritahankam.blogspot)

Sunday, April 5, 2009

Komandan Kormar Resmikan Pos Perbatasan Sebatik


5 April 2009, Surabaya -- Komandan Korps Marinir (Kormar), Mayjen TNI (Mar) Djunaidi Djahri meresmikan lima pos pengamanan perbatasan RI dengan Malaysia di Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Timur, Sabtu (4/4).

Siaran pers Korps Marinir yang diterima ANTARA di Surabaya, Minggu menyebutkan, kelima pos yang akan segera dimanfaatkan oleh pasukan Marinir yang tergabung dalam Satgas Ambalat IX itu ada di Sei Bajau, Sei Taiwan, Balansiku, Sembaring dan Bambangan.

Komandan Kormar dalam sambutannya mengatakan, Indonesia adalah negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya adalah perairan, sehingga secara geografis, perbatasan dengan negara tetangga adalah laut yang sangat berpotensi menimbulkan konflik.

"Hal ini merupakan kondisi yang harus diwaspadai dan diperhatikan oleh pemerintah pusat dan semua pihak, termasuk Korps Marinir. Oleh karena itu dibangunlah pos-pos pengamanan beserta sarana dan prasarananya guna mendukung Satgas Korps Marinir dalam mengamankan wilayah perbatasan," ujarnya.

Pada kesempatan itu ia juga menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada masyarakat di Pulau Sebatik yang dengan ketulusannya menghibahkan sebagian tanahnya untuk pembangunan pos-pos pengamanan di pulau tersebut.

Sebelum peresmian pos dimulai, kegiatan didahului dengan upacara penerimaan oleh ketua adat di pulau Sebatik dengan cara mengalungkan bunga kepada Komandan Kormar.

Peresmian itu dihadiri oleh Komandan Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmatim,Laksma TNI RM Harahap, Komandan Pasmar-1, Brigjen TNI (Mar) I Wayan Mendra, Komandan Pangkalan Marinir Surabaya, Kolonel Marinir Amirudin Harun beserta sejumlah perwira lainnya.

SEBATIK, 5/4 - MERAH-PUTIH. Dua anak menyaksikan seorang peterjun tempur dari Yon Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir yang membawa bendera Merah-Putih(Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/09)

Acara itu dimeriahkan dengan atraksi terjun payung oleh 12 prajurit Batalyon Intai Amfibi (Taifib) Marinir yang membawa sejumlah bendera, yakni merah putih, TNI AL, Kormar dan Pasmar-1.

Pada saat itu juga dilaksanakan pergantian personel pengamanan perbatasan dari Satgasmar Ambalat VIII yang dipimpin oleh Kapten Marinir Agus Haryanto kepada Satgasmar Ambalat IX yang dipimpin oleh Kapten Marinir Budi Santosa. (AntaraJatim)

Empat peterjun tempur dari Yon Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir, melakukan formasi Canopy Relative Work (CRW) yaitu kerjasama di udara. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/09)

Peresmian Pospamtas di Pulau Sebatik

Sebuah speedboat Patroli Keamanan Laut (Patkamla) milik Lanal Nunukan, berpatroli di sekitar Pos Pengamanan Perbatasan Satgasmar Ambalat, Sebatik, Nunukan, Kaltim. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/hm/hp/09)

Pulau Sebatik termasuk wilayah pemerintahan Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur. Kabupaten Nunukan merupakan pecahan dari Kabupaten Bulungan berdasarkan Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat dan Kota Bontang pada tanggal 4 Oktober 1999. Kepemilikan Pulau Sebatik terbagi dua bagian, disebelah Utara wilayah Negara Bagian Sabah, Malaysia berbatasan dengan Kecamatan Sebatik dan Kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan.

Kota Tawao Malaysia, tampak dari Sei Pancang, Pulau Sebatik.(Foto: ANTARA/Eric Ireng/hm/hp/09)

Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Kota Tawao dipicu maraknya tindakan illegal dari Nunukan, seperti pengiriman TKI illegal, pencurian ikan, penyelundupan kayu hasil illegal logging serta berbagai bahan kebutuhan lainnya.

SEBATIK, 4/4 - PERESMIAN POS PERBATASAN. Dankormar, Mayjend TNI (Mar) Djunaidi Djahri menandatangani prasasti peresmian lima Pos Pengamanan Perbatasan (Pospamtas) Satgasmar Ambalat di Pulau Sebatik.(Foto: ANTARA/Eric Ireng/ED/ama/09)

Untuk mengantisipasinya Korps Marinir menambah lima Pospamtas di Sei Bajau, Sei Taiwan, Balansiku, Tembaring dan Bambangan di Pulau Sebatik pulau terluar Indonesia di perairan Blok Ambalat.

@ANTARA/Kompas/Beritahankam.blogspot

Patroli Laut Lanal Pontianak di Perairan Kalbar

PONTIANAK, 4/4 - PATROLI LAUT. Dua awak Kapal TNI AL (KAL) Sambas II - 401 siaga saat berpatroli di wilayah perairan Kalimantan Barat, Sabtu (4/4). Lanal Pontianak terus melakukan patroli di wilayah perairan Kalbar hingga perbatasan RI-Malaysia, untuk mengantisipasi illegal fishing dan illegal logging, serta pengamanan wilayah NKRI. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/hm/hp/09)

Saturday, April 4, 2009

Kapal Bersayap WiSE Diuji Coba Tahun Ini

Replika WiSE-8 dipamerkan saat acara Open House Dies Emas 50 Tahun ITB di Aula Barat, ITB, Bandung, Jawa Barat, Minggu (1/3)

4 April 2009 -- Kapal bersayap WiSE dijadwalkan diuji coba layar-terbang tahun ini di Bojonegara, Teluk Banten, Kab. Serang, Banten. “Uji coba bertujuan memastikan kemampuan terbang, jarak di air, dengan tingkat kecepatan yang lebih rendah (dari kemampuan normal)”. “Uji coba macam ini butuh kehati-hatian tinggi” ujar Hari Muhammad koordinator peneliti WiSE ITB (3/4) kepada KOMPAS.

Wahana ini sangat tepat dan prospektif sebagai sarana transportasi perairan dangkal antarpulau di Indonesia dan dapat diproduksi dengan teknologi sederhana di galangan kapal. Selain itu, lebih irit hingga 40 persen konsumsi bahan bakarnya dibandingkan alat transportasi lainnya. Memiliki kemampuan terbang dengan ketinggian 10 feet atau sama dengan tiga meter diatas permukaan laut.

Kapal WiSE (Wing in Surface Effect) yang dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya sejak tahun 2005.

Saat ini ada dua jenis WiSE, yaitu WiSE-2 berkapasitas 2 tempat duduk dan WiSE-8 8 tempat duduk. Prototipe WiSE-2 manufakturnya bekerja sama dengan PT. Carita Boat Indonesia, Banten.

Sejumlah investor dikabarkan tertarik memesan kapal bersayap ini dengan kapasitas tempat duduk lebih besar.


Prinsip Kerja WiSE

Kapal bersayap adalah pesawat terbang yang sengaja dirancang untuk terbang rendah. Tujuannya adalah untuk mendapatkan efek permukaan (ground effect) yang berguna menambah gaya angkat. Kendaran jenis ini dikenal dengan nama Wing in Ground/Surface Effect (WiGE atau WiSE).

Dibandingkan dengan kapal laut, WiSE memiliki keunggulan yaitu meniadakan gaya hambat dari air laut karena telah berada beberapa centi diatas permukaan laut dan pada akhirnya tentu saja kecepatan yang didapat lebih tinggi, waktu tempuh singkat, dan efisiensi bahan bakar yang lebih baik.

Prinsipnya, WiSE manfaatkan efek pemampatan udara permukaan yang terjadi pada objek benda yang terbang rendah. Efek tambahan gaya angkat ini dipertahankan dengan memilih kecepatan terbang yang sesuai dan bentuk aerodinamik yang sesuai pula.

Gaya angkat pada sayap terbangkit akibat adanya perbedaan tekanan dipermukaan atas dan permukaan bawah sayap akibat gerak relatif udara terhadap sayap. Namun, konsekuensi dari perbedaan tekanan ini adalah terjadinya ‘kebocoran’ tekanan di ujung tepi sayap (wing tip) dan terjadi kerugian gaya angkat. Saat terbang rendah, downwash yang tercipta di tepi sayap ini ‘terhalang’ oleh permukaan, sehingga didapatllah tambahan gaya angkat.
(dikutip: @forumsains.com/azki hakim)


Ekranoplan

KM Ekranoplan

Central Hydrofoil Design Bureau (CHDB) diketuai oleh Rostislav Alexeiev dengan dukungan dan sumber dana dari Kruchev, membuat kapal memanfaatkan teknologi WiSE yang disebut KM Ekranoplan. KM Ekranoplan disebut Monster Laut Kaspia mempunyai bobot 550 ton, yang digunakan AL Uni Soviet hingga tahun 1980 setelah mengalami kecelakaan saat tinggal landas.

A-90 Orlyonok (Foto: militaryphotos)

Program Ekranoplan dilanjutkan dengan membuat A-90 Orlyonok 125 ton, bertugas dijajaran AL Uni Soviet dari tahun 1979 hingga 1992. Ekranoplan Kelas Lun dibuat tahun 1987, berfungsi sebagai peluncur misil. Sedangkan Lun kedua yang diberi nama Spasatel, berfungsi sebagai kapal penolong tidak pernah selesai dibuat.
@berbagai sumber/beritahankam.blogspot

Sesko TNI Akan Selenggarakan Pendidikan S-2

1 April 2009, Bandung -- Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko TNI) akan menyelenggarakan pendidikan S-2 dengan gelar Magister Pertahanan. Saat ini, sedang dilakukan persiapan, termasuk menunggu persetujuan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan Departemen Pertahanan (Dephan).

Demikian diungkapkan Komandan Sesko TNI Marsekal Madya TNI Edy Harjoko saat ditemui di ruang kerjanya di Sesko TNI, Jln. R.A.A. Martanegara No. 11 Bandung, Selasa (31/3). "Ke depan, Sesko TNI tidak hanya menyelenggarakan program pendidikan S-1 tapi juga S-2," katanya.

Menurut Edy, Sesko TNI dalam kiprahnya di dunia pendidikan lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas. "Kami melaksanakan pendidikan karier tertinggi TNI dan sebagai penyelenggara latihan gabungan TNI. Jadi dari Sesko TNI lahir pemimpin masa depan," ujarnya didampingi sejumlah pejabat di lingkungan Sesko TNI lainnya.

Sejak tahun 2003, menurut Edy, Sesko TNI tidak hanya menerima perwira dari dalam negeri, namun juga luar negeri. Penerimaan siswa tahun ajaran 2009, diikuti seratus perwira, terdiri dari TNI AD (42), TNI AL (29), TNI AU (22), dan perwira menengah mancanegara 7 orang, masing-masing dari Thailand, Singapura, Australia, Malaysia, India, dan Burkina Faso (Afrika). Sedangkan lama pendidikan sembilan bulan.

"Sasaran pendidikan di Sesko TNI lebih mengutamakan pada kepemimpinan dan kejuangan, manajemen dan strategi, pertahanan negara, dan operasi militer. Tenaga pengajarnya diambil dari perwira tinggi dan perwira menengah TNI serta dari perguruan tinggi ternama seperti ITB, UPI, UI, dan Unpad," tuturnya pula.

Edy menambahkan, Sesko TNI dalam usia ke-35 tahun telah menghasilkan alumni 5.571 orang perwira menengah. Di antara mereka, berhasil menduduki jabatan teras, baik dalam struktur TNI dan Dephan serta sebagai Panglima TNI, kepala staf angkatan, Sekjen Dephan, dan jabatan di luar TNI lainnya.(PikiranRakyat)

Friday, April 3, 2009

Pergantian Tugas Satgas Ambalat di Pulau Sebatik

SEBATIK, 2/4 - POS MARINIR. Pulau Sebatik, Kaltim yang merupakan pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia, diambil dari pesawat Casa NC-212 milik Skuadron Udara 600 Wing Udara-1 Puspenerbal, Kamis (2/4). Korps Marinir TNI AL akan menambah lima Pos Pengamanan Perbatasan baru (Sei Bajo, Sei Taiwan, Balansiku, Tembaring dan Bambangan) untuk memperkuat pertahanan dan pengamanan demi keutuhan dan kedaulatan NKRI di sekitar perairan Blok Ambalat. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/nz/09)

Pulau Sebatik secara administratif masuk kedalam wilayah Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur. Pulau Sebatik terbagi dua, separuh pulau di bagian Utara merupakan bagian Sabah, Malaysia dan di bagian Selatan wilayah Indonesia.

Penjagaan Pulau Sebatik ditingkatkan untuk menjawab klaim blok Ambalat yang hanya berjarak 5 mil laut dari Pulau Sebatik oleh Malaysia.

SEBATIK, 3/4 - SATGAS AMBALAT. Ratusan anggota Korps Marinir yang tergabung dalam Satuan Tugas Marinir (Satgasmar) Ambalat, memeriksa perlengkapan, saat pergantian tugas di Sebatik, Nunukan, Kaltim, Jumat (3/4). Satgasmar Ambalat 9 menggantikan Satgasmar Ambalat 8 yang telah bertugas selama enam bulan di Pulau Sebatik yang merupakan pulau terluar Indonesia dan masuk dalam wilayah Blok Ambalat yang berbatasan langsung dengan Malaysia. (Foto: ANTARA/Eric Ireng//Koz/hp/09)

SEBATIK, 3/4 - SATGAS AMBALAT. Ratusan anggota Korps Marinir yang tergabung dalam Satuan Tugas Marinir (Satgasmar) Ambalat, berbaris di depan rumah khas warga, saat pergantian tugas di Sebatik, Nunukan, Kaltim, Jumat (3/4). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/hp/09)

SEBATIK, 3/4 - SATGAS AMBALAT. Ratusan anggota Korps Marinir yang tergabung dalam Satuan Tugas Marinir (Satgasmar) Ambalat, meneriakkan yel-yel, saat pergantian tugas di Sebatik, Nunukan, Kaltim, Jumat (3/4). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/hp/09)

Gubernur AAL Lepas Kadet ke Luar Negeri


3 April 2009, Surabaya -- Gubernur Akademi TNI AL (AAL) Laksda TNI Moch. Jurianto di Surabaya, Jumat, melepas keberangkatan kadet yang akan melaksanakan latihan pelayaran ke luar negeri.

Kadet yang tergabung dalam satuan tugas (satgas) bersandi Jala Yudha itu terdiri atas 59 orang korps Pelaut, 53 korps Teknik, 18 korps Elektronika, 24 korps Suplay, 42 korps Marinir, dan masing-masing satu orang perwakilan dari Akademi Militer (Akmil) dan Akademi TNI AU (AAU).

Satgas yang dikomandani oleh Mayor Laut (P) Dores A. Ardi itu berlayar menggunakan dua Kapal Perang RI (KRI), yakni KRI Ki Hajar Dewantara–364 dan KRI Teluk Ende–517 dengan rute Surabaya, Batam, Brunei Darussalam, Kinabalu (Malaysia), Bitung, Makassar dan kembali ke pangkalan Surabaya.

Gubernur AAL mengatakan, kegiatan pelayaran itu dimaksudkan untuk memberikan bekal dan pengetahuan serta kecakapan dasar operasi laut sesuai dengan pelajaran profesi yang telah diterima masing-masing kadet.

Menurut dia, para kadet bisa mendalami tugas dan profesinya sesuai korps dalam pengoperasian sistem yang ada di KRI, seperti sistem sensor, sistem penggerak pokok, elektronika, administrasi dan pembekalan, taktik dan teknik operasi laut serta pendaratan amfibi.

"Latihan ini juga merupakan sarana untuk membuka cakrawala pandang bagi para kadet di dalam mengenal dan mengetahui secara langsung keanekaragaman adat-istiadat dan budaya masyarakat Indonesia dan negara tetangga, melalui berbagai kegiatan selama berlabuh," katanya.

Selama berlabuh, para kadet akan melakukan kirab, promosi dan publikasi tentang AAL serta interaksi langsung dengan masyarakat. Latihan ini juga untuk memberikan pengalaman kepada para kadet tentang kehidupan di laut yang nantinya akan menjadi medan juang bagi para prajurit matra laut.

"Dengan pengalaman ini, diharapkan dapat membangkitkan rasa cinta laut sebagai modal dasar prajurit-prajurit bahari yang tangguh. Kalian patut berbangga dan bersyukur atas kesempatan melaksanakan tugas pelayaran ini, karena kalian akan memperoleh bekal yang sangat berharga untuk masa depan," katanya.

Ia meminta agar para kadet memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk membina mental kepribadian, kesamaptaan jasmani dan mendalami pengetahuan profesi," ujarnya. (AntaraJatim)

Sertijab Komandan Skadud 400 Wing Udara 1

2 April 2009, Surabaya -- Mayor Laut (P) Ludi Muharjo mendapat jabatan baru sebagai Komandan Skuadron Udara 400 Wing Udara I menggantikan Mayor Laut (P) Edy Gunawan yang selanjutnya akan menerima tugas barunya sebagai Kasisiaplat Ditopslat Puspenerbal. Upacara serah terima jabatan dilaksanakan pada hari ini, Kamis 2 April 2009 di Shellter Hely Skuadron 400.

Serah terima jabatan Komandan Skuadron 400 Wing Udara I ini merupakan bagian dari proses pembinaan personel Penerbangan TNI AL guna meningkatkan kualitas kinerja di jajaran Puspenerbal. Dalam serah terima jabatan ini, Komandan Wing Udara I mengharapkan lahirnya pemikiran-pemikiran baru yang lebih kreatif dan inovatif untuk kemajuan Penerbangan TNI AL pada umumnya dan Puspenerbal pada Khususnya.

Upacara tersebut di hadiri oleh sejumlah pasukan dari Wing Udara I dan Skuadron 400 Wing Udara I. Sebagai Inspektur Upacara adalah Komandan Wing Uadara I Kolonel Laut (P) Parno.

Puspenerbal

Kapal Perusak Helikopter Hyuga DDH 181


Kapal perusak helikopter Hyuga (DDH 181) mulai bertugas di Pasukan Bela Diri Laut Jepang (Japan Maritime Self Defense Forces/JMSDF), Rabu, 18 Maret 2009. Nama Hyuga pernah digunakan untuk battleship kelas Ise, yang digunakan pada Perang Dunia II.

Hyuga merupakan kapal perang terbesar yang dioperasikan JMSDF saat ini, akan menggantikan kapal perusak anti kapal selam kelas Haruna. Hyuga kapal pertama dari project 16DDH, setidaknya dua kapal kelas ini direncanakan dibuat. Kapal kedua dalam proses penyelesaian, direncanakan diluncurkan pada tahun ini dan masuk jajaran JMSDF tahun 2011. 16 dimaksudkan tahun ke-16 Kekaisaran Heisei dalam sistim kalender Jepang.

Kapal perusak kelas Haruna yang akan digantikan oleh Hyuga

Untuk alasan politis, kelas Hyuga diklasifikasikan sebagai kapal perusak helikopter. Klasifikasi ini tidak tepat, karena ukuran kapal secara signifikan lebih panjang dibandingkan kapal perusak. Mempunyai dek pesawat yang panjang dan relatif panjang untuk satuan udara.

Kapal ini dapat dibandingkan dengan kapal induk ringan, seperti kelas Invicible Angkatan Laut (AL) Inggris, Giuseppe Garibaldi AL Itali, dan Principe de Asturia AL Spanyol.

Hyuga mempunyai dua elevator serta dilengkapi hanggar. Jepang mengklaim satuan udaranya terdiri dari tiga Sikorsky SH-60K untuk peperangan anti kapal selam (Anti Submarine Warfare/ASW) dan satu MCH-101 untuk peperangan ranjau. Tetapi kapal ini mampu mengangkut hingga 11 helikopter Chinook atau beberapa helikopter ukuran kecil. Hyuga mampu mengoperasikan hingga empat helikopter secara simultan melakukan tinggal landas dan mendarat.


Saat ini Hyuga tidak dapat mengoperasikan pesawat sayap tetap, karena tiadanya pelontar ski di haluan serta peralatan lainnya. Kapal ini hanya membutuhkan sedikit modifikasi agar mampu membawa pesawat sayap tetap dan mungkin akan dilengkapi pesawat berkemampuan V/STOL dimasa mendatang.

Hyuga dijadikan kapal bendera JMSDF untuk satuan 1st Escort Flotilla, bermakas di Yokosuka, Prefektur Kanagawa. Kapal kelas Hyuga tidak dipersiapkan untuk penyerbuan amfibi, akan tetapi kapal ini mampu membawa sedikitnya 350 pelaut. Kemampuan membawa pasukan marinir tidak dipublikasikan untuk alasan politis.

Hyuga mulai dibangun tahun 2006 oleh IHI Marine United Inc. di galangan kapal Yokohama. Kapal ini merupakan kapal perusak JMSDF pertama yang mempunyai awak kapal perempuan, berjumlah 17 orang terdiri 2 orang perwira dan 15 pelaut.


Spesifikasi
Bobot: 13.950 ton standar, 18,000 ton berat penuh
Panjang: 197 m
Lebar: 33 m
Draft: 7 m
Sistem Penggerak: COGAG (Combined Gas Turbine and Gas)
Mesin: 4 General Electric LM2500, 2 shaft, 100.000 HP
Kecepatan: +30 knot
Persenjataan:
1x 16 cell Mk.41 VLS (campuran ESSM dan ASROC)
2x CIWS Phalanx 20 mm
2x triple tabung torpedo 324 mm





@Military-today/MarineBuzz/Mod.go.jp/Beritahankam.blogspot

Satgas Ambalat Korps Marinir Tiba di Pulau Sebatik

Satgas Ambalat berkekuatan 130 prajurit marinir, terdiri dari 106 prajurit Brigif-1, 13 prajurit Resimen Bantuan Tempur (Menbapur)-1, 7 prajurit Taifib dan 4 prajurit Detasemen Markas Pasmar-1, dipimpin oleh Kapten Marinir Budi Santoso. Pasukan ini berada dibawah kendali operasi Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koamartim, dan akan bertugas selama 6 bulan.

Sebatik - Anggota Taifib 1 Marinir melakukan terjun tempur dari pesawat Casa Skuadron Udara 600 Wing Udara-1 di atas Pulau Sebatik, Kaltim, Kamis (2/4). Marinir akan menambah lima Pos pengamanan perbatasan baru di pulau terluar yang berbatasan dengan Malaysia di perairan Blok Ambalat. (Foto: AntaraJatim/Eric Ireng)


SEBATIK, 2/4 - SATGAS AMBALAT. Sejumlah anggota Korps Marinir dengan kapal angkatan laut (KAL) milik Lanal Nunukan, tiba di Dermaga Binalawan, Pulau Sebatik, Nunukan, Kaltim, Kamis (2/4) sore. Anggota Marinir tersebut sebagai pasukan pengganti Satgas Ambalat di Pulau Sebatik, yang merupakan pulau terluar Indonesia berbatasan langsung dengan Malaysia, Korps Marinir TNI AL akan menambah lima Pos Pengamanan Perbatasan baru (Sei Bajo, Sei Taiwan, Balansiku, Tembaring dan Bambangan) untuk memperkuat pertahanan dan pengamanan demi keutuhan dan kedaulatan NKRI di sekitar perairan Blok Ambalat. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/hm/hp/09)

SEBATIK, 2/4 - SATGAS AMBALAT. Sejumlah anggota Korps Marinir yang baru tiba dengan kapal angkatan laut (KAL) milik Lanal Nunukan, berjalan melewati kampung nelayan sekitar Dermaga Binalawan (Foto: ANTARA/Eric Ireng/hm/hp/09)

SEBATIK, 2/4 - SATGAS AMBALAT. Sejumlah senjata milik anggota Korps Marinir yang baru tiba dengan kapal angkatan laut (KAL) milik Lanal Nunukan, tertata rapi di Dermaga Binalawan.(Foto: ANTARA/Eric Ireng/hm/hp)09

Thursday, April 2, 2009

Prajurit Kodam II/Sriwijaya Naik Pangkat


2 April 2009, Palembang -- Pangdam II/Swj Mayor Jenderal TNI Mochammad Sochib, S.E, MBA, Kamis, 2 April 2009, menerima pelaporan kenaikan pangkat Perwira Kodam II/Swj, bertempat di Gedung Sudirman Makodam II/Swj Palembang. Diantara Perwira yang pangkatnya dinaikan setingkat lebih tinggi dari Letnan Kolonel ke Kolonel diantaranya adalah, Aster Kasdam II/Swj, Aspers Kasdam II/Swj, Kabekangdam II/Swj, Kahubdam II/Swj dan Karumkit Tk. II 02. 05. 01 dr AK Gani Kesdam II/Swj.

Pangdam II/Swj dalam sambutannya mengatakan, bahwa, dalam kehidupan Prajurit, kenaikan pangkat merupakan hal yang lazim dialami oleh Prajurit, namun kenaikan pangkat bukan berarti otomatis dapat diberikan kepada setiap anggota yang telah memenuhi syarat masa dinas atau jabatannya. Kenaikan pangkat diberikan kepada para Prajurit karena dedikasi dan prestasinya dalam mengabdi kepada bangsa dan negara. Oleh karena itu kenaikan pangkat merupakan suatu kehormatan dan kepercayaan yang diberikan oleh negara dan TNI yang wajib dipertanggungjawabkan baik secara moral maupun melalui pengabdian nyata Prajurit kepada bangsa, negara dan organisasi TNI AD khususnya Kodam II/Swj.

Lebih lanjut Pangdam mengatakan, dengan dinaikkan pangkat ini hendaknya terdapat perubahan yang positif terhadap sikap dan perilaku serta rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diemban, sehingga mampu meningkatkan kinerja organisasi. Lakukan komunikasi secara baik dengan unsur-unsur terkait dijajarannya, kembangkan terus pengetahuan, ketrampilan dan rasa kepedulian terhadap permasalahan anggota di satuan, tegakkan disiplin serta bangun profesionalisme prajurit. (KodamSriwijaya)


ABK KRI Diponegoro-365 Kunjungi India Naval School


2 April 2009, Cochin -- Sehari setelah merapat di pelabuhan Cochin, India, ABK KRI Diponegoro-365 dengan Komandan Letkol Laut (P) Arsayad Abdullah yang tergabung dalam Satuan Tugas Maritime Task Force Kontingen Garuda XVIII-A/UNIFIL mengadakan kunjungan ke Sekolah Angkatan Laut India khususnya ke Navigation School dan Signal School.

Sebanyak 25 personel baik Perwira, Bintara maupun Tamtama turut serta dalam kunjungan tersebut yang dipimpin langsung oleh Kepala Departemen Operasi (Kadepops) Kapten Laut (P) Aminuddin Albert.

Sementara di saat yang bersamaan Angkatan Laut India juga mengirimkan personelnya yang terdiri dari Perwira Menengah dan Perwira Pertama untuk mengadakan kunjungan ke kapal tercanggih milik TNI AL ini yang disambut langsung Perwira Pelaksana (Palaksa) Mayor Laut (P) Seno Ario wibowo didampingi Kepala Divisi Peperangan Atas Air Kapten Laut (P) Lewis Nainggolan di geladak Helly.

Komandan KRI Diponegoro yang juga sekaligus Komandan Satuan Tugas MTF UNIFIL Letkol Laut (P) Arsyad Abdullah mengatakan bahwa kunjungan tersebut dilaksanakan untuk membangun tali silaturahmi/hubungan yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang antara TNI AL dengan Angkatan Laut India.

Sementara Pimpinan rombongan TNI AL Kapten Laut (P) Aminudin Albek usai kunjungan mengatakan bahwa apa yang disaksikannya di India Naval School khususnya Navigation Direction dan Signal School semua fasilitas yang ada disana lengkap, mulai dari yang tingkat dasar sampai dengan yang tingkat advance. Mereka menggunakan fasilitas yang sanagat sederhana/tidak mahal tetapi tujuan latihan terpenuhi dengan pengelolaan yang sangat profresional.

Menurutnya itulah point penting yang perlu dilaksanakn di Indonesia. Jangan lagi ada anggapan bahwa semua bisa professional dengan biaya tinggi. Tetapi kita lihat esensi dari latihan itu dengan menggunakan fasilitas yang sudah ada.

Ia mengharapkan fasilitas yang ada di Indonesia bisa lebih ditingkatkan lagi sehingga kedepan Indonesia juga bisa mendatangkan siswa dari luar untuk belajar di Indonesia seperti halnya India. Saat ini ada 4 orang siswa TNI AL berpangkat Kapten dan Lettu yang sedang mengikuti pendidikan di India yang akan berakhir bulan depan (April).

Sementara hal yang sama juga dilakukan perwira-perwira Angkatan Laut India dengan mengunjungi beberapa bagian KRI Diponegoro-365 antara lain Helly Bolkow 105, MCR (Machine Control Room), Engine Room, meriam 76, Anjungan, geladak Exocett dan beberapa bagian lainnya. (TNI AL)