Thursday, June 3, 2010

Northrop Grumman's Viper Strike Being Added to KC-130J Arsenal

02 June 2010, HUNTSVILLE, Ala. -- The U.S. Marine Corps Harvest Hawk aircraft will soon be equipped with Northrop Grumman Corporation (NYSE:NOC) -built Viper Strike stand-off precision guided munition as part of an effort under way to bring greater utility to the Marines' KC-130J refueling and cargo aircraft.

Under the terms of the contract, Northrop Grumman will deliver 65 Viper Strike munitions beginning this year to the Joint Attack Munition Systems Project Office within the Program Executive Office Missiles and Space at Redstone Arsenal for eventual integration onto the KC-130J platform.

Viper Strike is a gliding munition capable of precision attack from extended stand-off ranges using GPS-aided navigation and a semi-active laser seeker. Its small size, precision and high agility provide a very low collateral damage weapon that can be used in the difficult operational environments where U.S. troops may be deployed.

"In today's irregular warfare environment, Viper Strike provides the right characteristics needed to support our warfighters in the current fight - high precision and agility to hit targets in complex terrain and with very low collateral damage," said Steve Considine, programs director, Aviation and Weapons for Northrop Grumman's Land and Self-Protection Systems Division. "The KC-103J represents the latest military airborne asset to be equipped with Viper Strike's formidable capabilities."

Viper Strike munitions are produced at the company's Huntsville, Ala., facility.

Northrop Grumman Corporation is a leading global security company whose 120,000 employees provide innovative systems, products, and solutions in aerospace, electronics, information systems, shipbuilding and technical services to government and commercial customers worldwide.

Northrop Grumman

RI-Malaysia Perketat Penjagaan Perbatasan

03 Juni 2010, Pontianak -- TNI Angkatan Darat (AD) dan tentara Malaysia akan meningkatkan frekuensi dan intensitas patroli bersama di sepanjang perbatasan kedua negara di Kalimantan Barat (Kalbar).

"Patroli gabungan yang semula rutin dilaksanakan setiap dua kali dalam setahun akan ditambah frekuensinya menjadi tiga kali setahun," kata Komandan Komando Resor Militer (Korem) 121/Alam Bhana Wanawai Pontianak Kolonel Toto Rinanto, Kamis (3/6).

Ia mengatakan, peningkatan frekuensi patroli bersama itu untuk meminimalisasi potensi gangguan keamanan di sepanjang perbatasan kedua negara. Selain itu, juga untuk meningkatkan jalinan komunikasi dan saling pengertian antara sesama personel yang bertugas.

"Paling tidak, akan memperkuat ikatan emosional antara kedua pasukan (Indonesia dan Malaysia) yang sedang bertugas. Jadi, kalau ada hal-hal yang berkaitan dengan pelanggaran perbatasan, bisa langsung diselesasikan di lapangan. Kecuali, hal-hal prinsip, harus dilaporkan ke pimpinan masing-masing," jelas Danrem.

Kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalbar terbentang sepanjang kurang lebih 966 kilometer (km), yakni mulai dari Tanjung Datuk di Kabupaten Sambas hingga Gunung Cemeru di Kabupaten Kapuas Hulu. Panjang perbatasan tersebut mencakup sekitar 70,58% dari 1.200 km garis perbatasan kedua negara di Pulau Kalimantan.

Dari 966 km panjang perbatasan darat itu, masih terdapat sekitar 200 km yang tanpa penjagaan aparat keamanan Indonesia. Oleh karena itu, Markas Besar (Mabes) TNI merencanakan penambahan sejumlah pos pengamanan di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalbar tersebut.

"Kami akan membangun pos gabma (gabungan bersama Indonesia-Malaysia) di Desa Sajingan Besar (Sambas) dan Nangabadau (Kapuas Hulu). Pembangunannya masih dalam tahap persiapan fisik dan penyediaan bahan material," ungkap Danrem.

MI.com

Aljazair Borong Senjata Buatan Rusia

Yak-130 lepas landas saat diuji coba. (Foto: Yak)

03 Juni 2010 -- Rusia akan mengirimkan jet tempur Sukhoi Su-30 Flanker dan jet latih/serang ringan Yak-130 Mitten ke Aljazair tahun depan ujar pejabat Rusia urusan kerjasama teknik militer Vyacheslav Dzirkalin, Rabu (03/06) pada RIA Novosti.

Dzirkalin tidak menyebutkan jumlah pesawat yang akan dikirimkan ke Aljazair.

Seorang pejabat Rusia Sergei Chemozov mengatakan pada Novaya Gazeta awal April lalu, nilai kontrak penjualan pesawat tempur ke Aljazair sebesar 1 milyar dolar.

Dzirkalin menambahkan Angkatan Laut Aljazair mengirimkan kapal selam diesel kelas 636 ke Rusia guna diperbaiki dan dimodernisasi. Pihak Aljazair tidak mengatakan akan membeli kapal selam baru.

Aljazair akan membeli juga sistem pertahanan udara jarak pendek Pantsir S1.

Sejumlah harian Rusia memberitakan Maret lalu, Aljazair berencana membeli 40 unit Pantsir S1 senilai 500 juta dolar.

Pantsir S1 merupakan sistem pertahanan jarak pendek-sedang kombinasi rudal permukaan-udara dan artileri anti pesawat 30mm, dibuat oleh Tula-based Instrument Making Design Bureau (KPB).

Uni Emirat Arab diberitakan membeli 50 unit Pantsir S1 senilai 734 juta dolar, diharapkan diterima UEA tahun ini.

Syria telah membeli Pantsir beberapa tahun lalu sedangkan Libya tertarik membeli.

Video Pantsir menghancurkan sasaran secara automatis



RIA Novosti/Berita HanKam

Anggota DPR RI Pertanyakan Penyebab Ledakan PT Pindad

Mobil bak terbuka membawa jenazah almarhum Sandi Wardhana (22) salah satu korban tewas ledakan di PT Pindad . (Foto: Muhammad Aminudin)

03 Juni 2010, Jakarta -- Peristiwa ledakan di gudang detonator milik PT Pindad (BUMN penghasil senjata) di Malang, Rabu siang (2/6) yang menyebabkan tiga orang tewas, menimbulkan pertanyaan anggota DPR RI.

"Perihal ledakan itu, memang kami belum mendapat informasi jelas. Tetapi, semestinya detonator kan hanya alat pemicu, bukan bahan peledaknya. Makanya aneh juga jika barang itu meledak. Ada apa ini," tanya anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Fayakhun Andriadi, di Jakarta, Kamis malam.

Sebagai pemicu (peledak) yang besarnya hanya sekitar `dua jari tangan`, tentu perlu dipertanyakan, kenapa bisa meledak hebat.

"Pertanyaan berikutnya, kenapa di ruangan detonator yang khabarnya berisi 7.500 detonator lebih itu, ada bahan peledak. Dan (mestinya) kalau detonator tidak disambung ke peledak, kan tidak mungkin barang ini meledak," ungkap mantan anggota Komisi I DPR RI (bidang pertahanan keamanan) ini yang sejak pekan lalu beralih ke Komisi XI (bidang keuangan dan perbankan).

Melihat kinerja positif PT Pindad sejak dipimpin Direktur Utama (Dirut)-nya, Adik Avianto Sudarsono, menurutnya, selama ini BUMN strategis penghasil alat utama sistem persenjataan (Alutsista) Indonesia tersebut terkesan sangat bagus.

"Kinerja mereka positif, terutama dalam mengembangkan PT Pindad menuju ke swasembada Alutsista tertentu. Makanya kita semua perlu mewaspadai kemungkinan adanya motif-motif lain di belakang terjadinya hal ini (ledakan). Selama ini Komisi I DPR RI mendukung kinerja PT Pindad di bawah kepemimpinan saudara Adik tersebut," ujar Fayakhun Andriadi lagi.

Sebelumnya, Anggota Komisi I DPR RI, Paskalis Kossay, sangat menyayangkan terjadinya ledakan yang mengakibatkan tiga orang tewas di gedung produksi detonator milik PT Pindad di Malang, Jawa Timur.

"Kami akan memanggil Menteri Pertahanan (Menhan), Panglima TNI dan Manajemen PT Pindad untuk meminta keterangan terkait dengan peristiwa tragis itu," katanya kepada ANTARA, Kamis.

Peristiwa ledakan di gedung PT Pindad (salah satu BUMN Strategis atau BUMNis di bawah Kemenhan) ini, menurutnya, benar-benar sangat mengecewakan, karena bisa mengesankan adanya ketidakdisiplinan serta ketidakprofesionalan manajemen.

"Mestinya kan perusahaan pembuat senjata dan beragam amunisi itu perlu SOP yang sangat ketat dalam pelaksanaan. Ini benar-benar patut disayangkan," katanya lagi.

Sementara itu, dari Malang wartawan ANTARA melaporkan, Rabu malam, korban tewas akibat ledakan di PT Pindad yang berlokasi di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu sekitar pukul 13.45 WIB bertambah menjadi tiga orang.

Sebelumnya korban yang meninggal akibat ledakan tersebut hanya satu orang, yakni Tri Nurhuda (27), warga Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.

Dua korban yang mengalami luka berat, yakni Muchlis Usman (22), warga Curungrejo, Kecamatan Kepanjen dan Sandi (22) menghembuskan nafas terakhir di RSSA Malang sekitar pukul 18.30 WIB.

Muchlis Usman dan Sandi masuk IRD RSSA Malang sekitar pukul 14.30 WIB setelah dirujuk dari RS Panti Nirmala dan RKZ. Namun karena kondisinya kritis, nyawa keduanya tidak tertolong.

Hingga Rabu petang, jenazah ketiga korban ledakan itu masih berada di kamar mayat RSSA Malang untuk diotopsi.

Ledakan tersebut juga mengakibatkan tiga orang lainnya mengalami luka ringan. Mereka sudah ditangani di Poli Kesehatan PT Pindad dan kondisinya tidak mengkhawatirkan.

Ledakan tersebut juga menghancurkan bangunan gedung produksi detonator itu.

ANTARA News

Labfor Belum Simpulkan Penyebab Ledakan di Pindad

Sandi Wardhana (22) salah satu korban tewas ledakan di PT Pindad segera dimakamkan. Jenazah almarhum tampak dibawa dari rumah duka di Desa Sedayu, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Kamis (3/6). (Foto: (Foto: Muhammad Aminudin)

03 Juni 2010, Malang -- Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri cabang Surabaya yang datang ke lokasi ledakan PT (Persero) Pindad di Desa Sedayu, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis, belum bisa menyimpulkan penyebab pasti ledakan yang terjadi pada Rabu (2/6) kemarin.

Kapolres Malang, AKBP Andi Hartoyo, mengatakan, hasil dari tim labfor diperkirakan bisa diketahui paling cepat sekitar satu minggu lagi.

"Tim labfor yang melakukan oleh TKP hari ini sudah mengambil beberapa komponen untuk diamankan dan diteliti lebih lanjut, namun hasilnya baru bisa diketahui setidaknya satu minggu lagi," katanya.

Tim labfor yang terdiri dari lima orang itu tiba di tempat kejadian perkara (TKP) pukul 10.00 WIB. Tim tersebut dipimpin oleh wakil kepala labfor Mabes Polri Cabang Surabaya, AKBP Kusnadi.

Selain melakukan olah TKP, beberapa komponen sisa ledakan yang ada di dalam gudang juga diamankan. Selain itu, sebuah mesin alat pengepresan fasilitas produksi detonator juga diamankan.

"Kami masih menduga, bahwa alat pengepresan ini turut andil dalam peristiwa ledakan tersebut. Tapi untuk kesimpulan akhir, polisi tetap menunggu hasil tim labfor," katanya.

Selain itu, polisi juga telah memanggil beberapa saksi untuk dimintai keterangan. "Sedikitnya ada dua orang yang sudah dipanggil untuk dimintai keterangan," katanya.

Sementara, Direktur Utama PT Pindad Persero, Andik Alfianto mengatakan, pihaknya juga akan menurunkan tim sendiri.

Tim ini adalah tim dari PT Pindad yang akan bekerja setelah polisi melakukan olah TKP dan melepas garis polisi.

Dalam peristiwa kejadian ini, tiga orang meninggal. Mereka adalah Tri Nurhuda (27), Mukhlis Usman (22) dan Sandi Wardhana (22). Satu orang mengalami luka-luka serius atas nama David dan saat ini masih dirawat intensif di RS Panti Nirmala Kota Malang.

Selain korban meninggal dan luka berat, lima orang yang mengalami luka ringan dan dirawat di Poli Kesehatan PT Pindad sudah diberpolehkan pulang.

Kelima korban luka ringan gangguan pendengaran itu adalah Samsul Arifin (29), warga Gondanglegi, dan empat warga Kecamatan Turen, yakni Didik Mahmudi (26), Sri Indiarto (29), Achmad Syaiful Rizal (27), dan Retno Risma Wardani (25).

ANTARA News

First Locally Trained Air Force C-17A Pilots Graduate

The first two C-17A pilots to graduate in Australia from the C-17 Pilot Initial Qualification (PIQ) Course at RAAF Base Amberley. They are Flight Lieutenant David Whyte (middle) and Pilot Officer Stephen Maunder (left). With them is C-17A Qualified Flying Instructor, Flight Lieutenant Simon Grant.

03 June 2010 -- The Minister for Defence, Senator John Faulkner, today announced the graduation of the Royal Australian Air Force’s first locally trained pilots for the C-17A Globemaster.

Flight Lieutenant David Whyte and Pilot Officer Stephen Maunder are the first two Air Force pilots to undertake their conversion course at RAAF Base Amberley. Until now, all Australian C-17A pilots have been initially trained on the aircraft in the United States.

“This is another major step forward as Air Force’s C-17 capability matures,” Senator Faulkner said.

“It’s anticipated the use of the newly constructed training facilities at RAAF Base Amberley will produce significant financial and workforce savings compared to sending personnel overseas.

“The introduction of C-17 training in Australia has been delivered through a strong Defence and Industry partnership. I congratulate Air Force, Defence Materiel Organisation and Boeing for their continued support in delivering a capability which is both highly effective and within budget.”

The Aircrew Training System for the C-17A at RAAF Base Amberley includes Boeing instructors, a full-motion cockpit and separate loadmaster station simulator.

Pilots converting to the C-17A require 350 hours of training provided by Boeing instructors, which includes 120 simulated flight hours. The trainee pilots then complete the operational conversion by conducting a series of five flights in a real C-17A under the supervision of Air Force Qualified Flying Instructors.

Australia is the only country outside of the United States with its own local-based C-17A pilot training facilities. All other Globemaster-operating air forces conduct their C-17A pilot training through the United States Air Force.

Air Force’s four Globemasters were delivered to No. 36 Squadron between 2006 and 2008, and have greatly increased the air mobility available to the Australian Defence Force, in particular support to deployed forces.

Each aircraft can carry more than 70 tonnes of cargo, which can include a Chinook helicopter, or up to three Black Hawk helicopters, or up to five Australian Light Armoured Vehicles.

Australian DoD

KASAL Kunjungi Lanal Bengkulu

Mako Lanal Bengkulu. (Foto: Lanal Bengkulu)

03 Juni 2010, Bengkulu -- Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Agus Suhartono mengunjungi Pangkalan TNI-Al (Lanal) Bengkulu, melihat persiapan dan perkembangan keamanan laut di daerah ini.

Komandan Lanal Bengkulu Letkol Laut (P) Deri Suhendi melalui Pasi Intel W Sugijatno, Kamis mengatakan kunjungan kerja Kasal tersebut langsung meninjau kawasan pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.

"Beliau akan melihat langsung kondisi peralatan di Lanal Bengkulu termasuk kendaraan operasional, karena wilayah Bengkulu berhadapan dengan laut Hindia," katanya.

Lanal Bengkulu sangat membutuhkan armada berkapasitas besar mengingat, wilayah ini merupakan perairan terluas dan perlu peningkatan keamanan termasuk antisipasi kapal-kapal dari luar.

Di sekitar perairan Enggano, setiap bulan diduga masih ada kapal ikan berbendera asing yang sering dipergoki nelayan lokal, namun untuk mengusir kapal tersebut armada Lanal Bengkulu belum mampu mengejarnya.

Armada operasional dimiliki Lanal Bengkulu sebagian besar berkapasitas kecil dan sudah tua, dengan demikian diharapkan kunjungan Kasal ke daerah ini bisa mengganti atau menambah armada yang ada di Lanal Bengkulu tersebut.

Kunjungan kasal tersebut, katanya juga berkaitan dengan keamanan rencana kunjungan Presiden Susilo Bambang Yodhoyono untuk membuka Musyabakah Tilawati Quran nasional (MTQN) ke-23 di Provinsi Bengkulu akhir pekan ini.

Lanal Bengkulu dan Jajarannya

I. Patkamla (Patroli Keamanan Laut)
1. KAL Enggano II-2.2-01
2. KAL Ratu Samban II-2.2-02
3. Patkamla Pulau Mega II-2.2-03
4. Patkamla Pulau Dua II-2.2-04
5. Patkamla Pulau Baai II-2.2-05

II. Posal (Pos TNI AL Bengkulu)
1. Posal Mukomuko
2. Posal Pulau Enggano
3. Posal Linau
4. Posal Manna
5. Posal Pulau Baai
6. Posal Seblat

ANTARA News/Lanal Bengkulu.blogspot

Dua Jet Tempur Akan Disiagakan di Lanud Tarakan

(Foto: indoflyer)

Komando Operasi TNI AU (Koopsau II) Marsekal Pertama (Marsma) TNI Agus Munandar bersama istri beserta rombongan tiba di Bandara Juata Tarakan, Rabu (2/6/2010) pukul 09.00. Rombongan Koopsau II ini datang dengan menggunakan pesawat TNI AU Boeing 737.

Kedatangan Agus ini untuk melihat pembangunan Lanud Tarakan. Agus mengatakan, hingga saat ini pembangunan Lanud Tarakan Type C ini masih mencapai 60 persen, sehingga masih tersisa 40 persen lagi.

"Yah mudah-mudahan pembangunan Lanud Tarakan ini segera cepat selesai. Sebab dari tahun 2006 hingga 2010 ini belum juga selesai. Ini dikarenakan pembangunan menggunakan sistem multiyears," ucapnya.

Agus berharap pembangunan Lanud Tarakan, dapat segera dapat selesai, karena Lanud Tarakan ini sngat penting untuk melakukan pengamanan wilayah di daerah perbatasan Indonesia di Kalimantan Timur bagian Utara.

"Tentunnya pengamanan ini harus dilakukan untuk menghindari ancaman faktual dan potensial yang ada," ucapnya.

Sekadar informasi, Lanud Tarakan, memiliki luas sekitar 160 hektare. Di atas lahan ini akan dibangun 200 rumah untuk anggota prajurit TNI AU. Sedangkan personel yang disiapkan sebanyak 250 anggota.

Tak hanya itu nantinya Nanti di Lanud Tarakan disiagakan dua pesawat masing-masing jenis F-5 dan F-16.

Tribun Kaltim

Penyebab Ledakan Masih Diselidiki, Saat Meledak 7.500 Detonator Diproduksi

Proses produksi peluru di PINDAD. (Foto: detikFoto)

03 Juni 2010, Malang -- Penyebab ledakan di PT Pindad, Malang, Jawa Timur masih diselidiki. Yang jelas, ledakan itu terjadi di tempat pembuatan detonator. Akibat ledakan itu, 3 orang tewas dan satu lainnya menderita luka serius.

"Kami masih menunggu tim Labfor Polda untuk menyelidikinya. Untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan atau terjadi ledakan susulan, lokasi di dalam gedung pembuat detonator dibasahi ata disirim air,"jelas Danrem 083 Baladhika Jaya Udin S, di lokasi kejadian Rabu (2/6/2010).

Saat ledakan terjadi, PT Pindad tengah memproduksi 7.500 detonator. Udin mengaku tidak tahu berapa besar ukuran detonator yang diproduksi. Diduga kuatnya ledakan disebabkan oleh banyaknya detonator yang diproduksi.

Ledakan itu menghancurkan gedung yang panjangnya 30 meter dengan lebar 7 meter. Salah satu ruangan itu, atapnya sampai jebol dan temboknya ambruk.

Tribun Kaltim

Vietnam Beli 6 Kilo Senilai 3,2 Milyar Dolar

Galangan kapal Admiralty akan membangun satu unit kapal selam kelas Kilo setiap tahunnya untuk memenuhi pesanan Vietnam 6 unit. (Foto: RIA Novosti/Vitaliy Ankov)

03 Juni 2010 – Kontrak pembelian enam kapal selam kelas Kilo oleh Vietnam, senilai 3,2 milyar dolar tahun lalu, merupakan kontrak terbesar dalam penjualan alutsista angkatan laut dalam sejarah Rusia, diberitakan majalah Rusia Export of Arms yang terbit Juni 2010.
Kontrak pembelian ditandatangani Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung saat kunjungan kenegaraan ke Rusia Desember 2009.

Harga kapal selam senilai 2,1 milyar dolar, sedangkan pembangunan infrastruktur dan pengiriman persenjataan berikut peralatan lainnya senilai 1,2 milyar dolar.

Galangan kapal Admiralty di St. Petersburg akan membangun kapal selam setiap tahunnya satu unit.

Rosoboronexport mengumumkan Rusia telah menjual hingga 40 unit kapal selam diesel-elektrik generasi kelima ke negara asing hingga 2015.

Kapal selam kelas Kilo dijuluki “Black Holes” karena kemampuannya menghindari deteksi, karena kapal selam diesel-elektrik tersenyap di dunia.

Kilo dirancang untuk peperangan anti kapal selam, kapal permukaan, dan juga misi pengintaian dan patroli.

Kapal selam berbobot 2300 ton, maksimum menyelam 350 meter, jarak jelajah 6000 mil laut dengan diawaki 57 orang. Kilo dipersenjatai enam tabung torpedo 533 mm.

Sedikitnya 29 kapal selam kelas Kilo telah dijual ke Cina, India, Iran, Polandia, Rumania dan Aljazair.

RIA Novosti/Berita HanKam

DPR Setujui Pengesahan UU Perjanjian RI - Singapura Tentang Penetapan Garis Batas Laut


02 Juni 2010, Jakarta -- Rapat Paripurna DPR RI menyetujui pengesahan Undang-Undang Perjanjian antara Republik Indonesia dan Singapura tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah Kedua Negara di Bagian Barat Selat Singapura Tahun 2009. Seluruh fraksi - fraksi di DPR RI menyetujui dengan suara bulat setelah mendengarkan penjelasan dari Wakil Ketua Komisi I DPR RI Agus Gumiwang Kartasasmita tentang laporan pembahasan Komisi I DPR RI terhadap RUU tersebut, Selasa (1/6) di Ruang Rapat Paripurna DPR RI, Jakarta.

Rapat Paripurna yang dipimpin Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Wakil Menteri Luar Negeri Triyono Wibowo S.H, dan pejabat perwakilan dari Kementerian Hukum dan HAM. Sebelumnya, RUU tersebut telah dibahas pada pembicaraan tingkat I antara Komisi I DPR dengan pemerintah dalam hal ini Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan dan Kementerian Hukum dan HAM.

Dalam laporannya, Wakil Ketua Komisi I DPR menjelaskan, penetapan garis batas laut Indonesia-Singapura ini merupakan hasil dari diplomasi Indonesia dalam menentukan batas wilayah dengan Singapura, mengingat bahwa kejelasan batas wilayah tersebut akan semakin mempertegas hak dan kewajiban masing - masing pihak.

Menurutnya, batas wilayah merupakan salah satu syarat mutlak pengakuan atas eksistensi dan kedaulatan NKRI serta kepastian terhadap penegakan hukum, dengan jelasnya perbatasan wilayah maka pengawasan dan pengamanan terhadap wilayah NKRI akan terjamin sehingga mencegah terjadinya pelanggaran yang selama ini terjadi.

Dengan jelasnya perbatasan kedua negara maka akan jelas pula pengaturan jalur pelayaran dan lalu lintas laut, hal ini penting mengingat jalur pelayaran dan lalu lintas laut khususnya di Selat Singapura sangat strategis baik di bidang politik maupun ekonomi yang pada akhirnya dapat meningkatkan hubungan kedua negara.

Namun demikian, lanjutnya dengan disahkannya perjanjian batas laut antara RI dengan Singapura tersebut bukan berarti upaya pengamanan wilayah batas laut NKRI sudah selesai, mengingat masih banyaknya wilayah perbatasan laut Indonesia dengan negara tetangga yang belum diselesaikan dan hal tersebut akan tetap menjadi prioritas untuk diperhatikan.

Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR RI, upaya penjagaan wilayah laut bagi negara kepulauan seperti Indonesia merupakan tantangan yang kompleks sebagai deterrent factor (faktor penangkalan) suatu negara. Selama ini pun, lanjutnya, Indonesia dan Singapura memiliki persoalan terkait perbatasan kedua negara.

"Reklamasi atau perluasan wilayah pantai Singapura dikhawatirkan akan mengubah garis batas Singapura, sedangkan terkikisnya Pulau Nipa (di Batam) juga dapat mengubah garis batas perairan Indonesia," tuturnya. Namun melalui pengesahan ratifikasi ini, menegaskan bahwa kedua negara akan tetap menjadikan pasal UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea) sebagai patokan pengukuran batas wilayah.

Dalam UNCLOS, disebutkan bahwa pengukuran batas negara ditentukan atas dasar garis batas alamiah yang ada. "Dengan demikian, reklamasi Singapura dan terkikisnya Pulau Nipa tidak akan berpengaruh dalam mengubah garis batas Indonesia-Singapura, karena kedua hal itu tidak termasuk kategori garis batas alamiah," tambahnya.

Senada dengan Wakil Ketua Komisi I DPR RI, saat menyampaikan pendapat akhir pemerintah, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yang mewakili Presiden RI mengatakan, penetapan batas wilayah RI di wilayah berhadapan atau berdampingan dengan negara – negara tetangga akan menciptakan kepastian hukum atas wilayah kedaulatan dan hak berdaulat NKRI.

“Kepastian hukum dimaksud sangat penting guna menjamin pelaksanaan pengawasan dan pengamanan serta penegakan hukum negara serta perlindungan wilayah NKRI oleh aparat pertahanan negara dan aparat penegak hukum nasional di wilayah dimaksud”, tambah Menhan.

Selain itu, penetapan garis batas tersebut juga mempermudah upaya Indonesia sebagai negara pantai untuk menjamin keselamatan jalur navigasi Selat Singapura yang merupakan salah satu urat nadi perekonomian regional dan global yang pada akhirnya akan meningkatkan hubungan bilateral diantara kedua negara.

Lebih lanjut Menhan mengatakan, dengan berhasil diselesaikannya batas laut wilayah antara RI dengan Singapura di bagian barat Selat Singapura diharapkan dapat menjadi pendorong kuat bagi upaya penyelesaian penetapan batas maritim pada bagian lainnya.

Sementara itu, menanggapi permasalahan mengenai penamaan Selat Singapura pada perjanjian batas laut Indonesia dengan Singapura yang akan disahkan, Menhan menyampaikan bahwa berdasarkan ketentuan hukum internasional dan perundang - undangan nasional yang berlaku pada prinsipnya nama dari suatu wilayah tidak terkait dengan kepemilikian atas wilayah tersebut.

Oleh kerana itu menurut Menhan, penggunaaan nama Selat Singapura tidak serta merta menjadikan wilayah tersebut merupakan wilayah Singapura. Pada kenyataannya, sebagai konsekuensi dari lokasi geografis negara - negara yang berada di Selat Singapura maka perairan selat tersebut termasuk kedalam wilayah Indonesia, Singapura dan Malaysia.

“Penggunaan nama wilayah laut yang umumnya dikenal dengan topomini maritime, terdapat pula beberapa contoh relevan yang menunjukan bahwa nama suatu perairan tidak terkait dengan kepemilikannya”, tambah Menhan.

Menhan mencotohkan Laut Sulawesi misalnya, tidak serta merta berarti bahwa seluruh wilayah laut tersebut merupakan wilayah Indonesia saja, karena pada kenyataannya beberapa wilayah Laut Sulawesi berada dalam wilayah Malaysia dan Philipina. Demikian pula halnya dengan Selat Malaka yang beberapa perairaannya masuk kedalam wilayah Indonesia dan Malaysia.

Menhan mengatakan, penamaan atas wilayah laut bersifat netral dan mengikuti praktek - praktek internasional yang telah ada, penamaan tersebut dibahas dan ditetapkan oleh organisasi Internasional Hydrographic Organization (IHO) yang merupakan badan khusus PBB.

Oleh karena itu, menurut Menhan perlu kiranya digarisbawahi mengenai pentingnya pemahaman bahwa Indonesia sebagai negara hukum seyogyanya mentaati dan memahami ketentuan - ketentuan hukum dan perundang - undangan internasional.

DMC

KASAU: Lanud Pekanbaru Dapat Diandalkan


03 Juni 2010, Pekanbaru -- Pangkalan TNI Angkatan Udara Pekanbaru dapat diandalkan untuk melaksanakan dukungan operasi dan operasi udara, demikian disampaikan Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Imam Sufa’at S, Ip, pada saat diwawancarai beberapa wartawan disela-sela kunjungan kerja di Lanud Pekanbaru, (Rabu, 2/6)

Hal tersebut disampaikan Kasau setelah meninjau langsung kesiapan fasilitas dan sarana prasarana pendukung yang ada di Lanud Pekanbaru, untuk itu Kasau mengharapkan kondisi yang ada saat ini tetap dipertahankan, sedangkan untuk kedepan kesiapan operasi tersebut akan terus ditingkatkan. Guna mendukung hal tersebut Kasau akan memprioritaskan peningkatan kesiapan alutsista pesawat tempur Hawk 100/200 Skadron Udara 12. Hal yang paling diprioritaskan adalah kebutuhan spare part pesawat, sehingga jumlah pesawat yang operasional di Skadron Udara 12 bisa lebih banyak lagi, demikian disampaikan Kasau.

Adanya wacana peningkatan status Lanud Pekanbaru dari type B menjadi type A, Kasau menegaskan bahwa hal tersebut bukan hanya sekedar wacana, tetapi sudah ada Keputusan untuk peningkatan status Lanud Pekanbaru, namun internal TNI AU sendiri belum merealisasikannya, hal ini terkendala dengan persyaratan yang harus dipenuhi, dimana Lanud type A harus memiliki dua skadron pesawat, sementara untuk merealisasikan hal tersebut sangat tergantung dari anggaran yang dialokasikan oleh pemerintah. Namun peningkatan status Lanud Pekanbaru tersebut dapat direalisasikan apabila tingginya frekwensi latihan bersama dengan negara lain yang dilaksanakan di Lanud Pekanbaru.

Kunjungan Kerja Kasau ke Lanud Pekanbaru yang berlangsung selama dua hari tersebut turut didampingi oleh para pejabat teras Mabesau, Pangkoopsau I, Dankodikau, serta Dankorpaskhasau.

Pentak Lanud Pekanbaru

Kepala Batan Hudi Hastowo: Indonesia Paling Siap Membangun PLTN


03 Juni 2010, Jakarta -- Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Hudi Hastowo mengakui, dibanding negara tetangga lainnya Indonesia paling siap membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

“Secara infrastruktur kita paling siap membangun PLTN dibandingkan negara lain, sayangnya belum ada keputusan pemerintah untuk Go nuklir” ujarnya, kemarin.

Menurut Hudi penundaan penerapan PLTN mengandung risiko besar. Pasalnya, jika negara sekitar atau Asia sudah lebih dulu membangun PLTN maka negara kita akan menjadi daftar tunggu yang semakin panjang untuk bangun PLTN.

Selain itu sumber daya manusia (SDM) ahli nuklir Indonesia akhirnya memilih bekerja ke luar negeri untuk mengaplikasikan keahliannya. Ia mengingatkan, bahwa energi adalah penunjang kemajuan perekonomian negara oleh.

Karena itu kebutuhan akan energi listrik di masa depan dipastikan semakin tinggi. PLTN harus menjadi salah satu bagian dari rencana pengembangan energi nasional agar kebutuhan tersebut tercukupi.

Sementara itu Kepala Divisi Perencanaan Sistem-PLN Joko Prasetyo mengatakan, meningkatnya kebutuhan akan energi listrik di wilayah Jawa dan Bali menjadikan tempat ini yang paling sesuai untuk pengembangan PLTN.

Sedangan pakar teknologi nuklir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Zaki Su`ud mengungkapkan, bahwa pada tahun 2025 diproyeksikan kebutuhan pembangkit listrik terbesar di daerah Jawa dan Bali yaitu sebesar 100 Gwe dan dengan ini diproyeksikan adanya empat PLTN dengan kapasitas 1 Gwe per-unit.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan listrik dia mengharapkan pada tahun 2017 dua unit pertama reaktor PLTN sudah mulai beroperasi.

Terkait dengan faktor lingkungan, menurut Zaki, Keunggulan PLTN dibandingan dengan pembangkit lainnya adalah tidak adanya polusi gas rumah kaca yang ditimbulkan.

Pos Kota

Batan: Nuklir akan Dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik


02 Juni 2010, Denpasar -- Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Hudi Hastowo mengatakan, ke depannya nuklir lebih dimanfaatkan untuk dijadikan pembangkit listrik.

"Penggunaan nuklir di dunia yang begitu tinggi, nampaknya akan segera diakhiri dan dialihkan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)," katanya di Kuta, Bali, Rabu.

Di sela-sela "Meeting of The Asia Pacific Safeguards Network (APSN)" itu, ia mengatakan, saat ini APSN memfokuskan pembahasan pada tiga aspek, yaitu, pertama, cara pembatasan terhadap penggunaan nuklir di dunia.

Kedua, pembatasan bagi negara-negara yang sudah memiliki senjata nuklir untuk memproduksi kembali. Ketiga, berdasarkan kesepakatan negara-negara di dunia, adalah pelucutan senjata dengan bahan nuklir.

"Itu dilakukan, karena penggunaan nuklir sudah sampai taraf yang memprihatinkan," katanya yang didampingi Kepada Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) As Natio Lasman.

Di dunia, kata dia, penggunaan nuklir mencapai 23 ribu hulu ledak. Dari jumlah tersebut 22 ribu di antaranya, dibagi rata oleh Amerika Serikat dan Rusia. Sisanya, terbagi ke beberapa negara lainnya, baik di Eropa, Amerika maupun Asia.

Atas dasar itu, menurut dia, maka kesepakatan melucuti senjata nuklir yang sudah disepakati akan berjalan seiring dengan pemusnahan bahan tersebut, seperti plutonium dan uranium.

"Hanya saja, tak mudah untuk memusnahkan bahan nuklir tersebut. Satu-satunya jalan dengan cara mengalihkan bahan nuklir itu menjadi bahan yang dipergunakan untuk pembangkit energi," ucapnya.

Menurut dia, Indonesia sendiri tak anti terhadap bahan nuklir. Hanya perlu diawasi saja penggunaannya dari segi keselamatan dan kesehatan.

Hudi mengatakan, DPR RI sudah sejak lama mempertanyakan kapan PLTN akan dibangun di Indonesia. Mengingat, pasokan listrik di Indonesia sudah mulai berkurang dari tenaga yang sudah ada.

"Waktu saya mendampingi Pak Menteri Riset dan Teknologi menghadap Komisi VII DPR RI, kami justru ditanya kapan PLTN akan dibangun," katanya.

ANTARA Bali

Pesawat Logistik Obama Mendarat di Bali

Beberapa personel TNI AU dan tentara Amerika Serikat (AS) mengawasi pesawat militer AS yang baru mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Rabu (2/6). Pesawat tersebut membawa berbagai perlengkapan untuk mempersiapkan rencana kedatangan Presiden AS, Barack Obama dalam waktu dekat. (Foto: ANTARA/Edoardo/Nym/ed/ama/10)

02 Juni 2010, Denpasar–Pesawat logistik Presiden AS Barack Obama, US Air Force jenis Boeing C-17 Globe Master mendarat di Bandara Ngurah Rai, Rabu (2/6).

Pesawat parkir di Base Ops Lanud Bandara Ngurah Rai. Pesawat mendarat sekitar pukul 17.00 Wita.

Dari pantauan detikcom, beberapa personil pesawat menurunkan barat-barang dari perut pesawat.

Kedatangan pesawat ini mendapat penjagaan ketat dari TNI AU. Mereka melarang wartawan mengambil gambar pesawat ini. “Tolong, Pak, ya. Jangan ambil gambar, ya,” kata seorang petugas.

Kedatangan pesawat yang mengangkut logistik ini diduga terkait rencana Obama berlibur ke Bali. Obama bakal menikmati keindahan Pura Uluwatu.

Persiapan untuk menyambut Obama sudah dilakukan Pemprov Bali. Polda Bali juga telah siap mengamankan kedatangan Obama.

Solo Pos

TNI AL Gelar Sail Banda 27 Juli


02 Juni 2010, Jakarta -- Event Sail Banda 2010 yang rencananya diselenggarakan 27 Juli sampai dengan 8 Agustus 2010, memiliki sejumlah agenda utama seperti upacara Hari Kemerdekaan RI, lomba mancing, international diving tournament, konferensi nasional pesisir dan pulau-pulau kecil, Lintas Nusantara Remaja Bahari, Yacht race, seminar nasional dan internasional, Kejurnas olah raga perairan dan Pramuka, pentas budaya dan atraksi wisata, seminar internasional ketahanan pangan bidang kelautan serta kegiatan Bakti Sosial.

Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal), Kolonel Laut (P) Herry Setianegara. Menurutnya dalam kegiatan tersebut TNI Angkatan Laut berperan aktif dalam kegiatan Bakti Sosial dalam rangka mewujudkan international civic mission dengan mengedepankan Operasi Bakti Surya Bhaskara Jaya (SBJ). Tujuannya adalah meningkatkan hubungan persahabatan di dunia internasional/international friendshipness, perubahan mindset bernegara yang berorientasi ke laut. Sedangkan sasaran kegiatan SBJ yaitu untuk membentuk pemahaman masyarakat terhadap hukum, kedaulatan negara dan bela negara dan juga meningkatkan kesehatan sosial masyarakat.

Kegiatan yang akan berpusat di Ambon dan Maluku Utara ini meliputi Bakti Sosial kesehatan pengobatan umum, ISPA, diare, kulit, malaria klinis, pengobatan gigi dan mulut, operasi katarak, operasi bibir sumbing, pelayanan KB. Sedangkan Bakti Sosial lainnya meliputi pemberian bahan kontak, obat-obatan, buku-buku untuk masyarakat serta tali asih untuk petugas di wilayah terpencil. Selain itu juga akan dilaksanakan pembuatan dan perbaikan sarana umum seperti tempat ibadah, rumah sakit, MCK dan air bersih. Masyarakat di daerah sasaran operasi juga akan diberikan penyuluhan hukum, bela negara, dan kesehatan.

Sasaran operasi bakti SBJ di Pulau Ambon tersebar di daerah-daerah seperti Morela, Mamala, Liang, scouts field camp, Wai, Paso, Halong, Hutumuri dan Kota Ambon. Sedangkan di Pulau Buru kegiatan akan berpusat di Namrole.

TNI Angkatan Laut akan mengerahkan beberapa unsurnya diantaranya kapal rumah sakit KRI dr Suharso-990. Sedangkan beberapa negara yang akan ikut berperan aktif pada kegiatan ini yakni, Amerika Serikat dengan mengirimkan kapal rumah sakit terbesar USNS Mercy, Singapura mengirim satu kapal LST jenis LPD dan tim kesehatan, Australia dengan 2 kapal jenis landing craft heavy dan personel medis serta New Zealand dengan mengirim tim medis.

Selain kegiatan-kegiatan di atas, TNI Angkatan Laut juga berperan aktif untuk mendukung kegiatan Lintas Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari (LNRPB) yang terdiri dari beberapa komponen seperti siswa SLTA/SMK, mahasiswa, pramuka dan karang taruna.

Dispenal

Panglima TNI Terima Kunjungan Pangab Jepan

02 Juni 2010, Jakarta -- Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso, didampingi Kepala Staf Angkatan Laut, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Wakil Kepala Staf Angkatan Udara, Kasum TNI, Asintel Panglima TNI, Kapuspen TNI dan Kabais TNI menerima kunjungan kehormatan Panglima Angkatan Bersenjata Jepang, General Ryoichi Oriki di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Rabu (2/6).

Kunjungan kehormatan Panglima Angkatan Bersenjata Jepang diawali dengan upacara penghormatan militer di Plaza Mabes TNI Cilangkap. Maksud kunjungan General Ryoichi Oriki adalah untuk memenuhi undangan Panglima TNI, serta untuk meningkatkan kerja sama antar kedua Angkatan Bersenjata.

Kerja sama TNI dengan Angkatan Bersenjata Jepang terutama di bidang peningkatan sumber daya manusia telah berlangsung lama, dan saat ini Indonesia telah mengikutsertakan 8 lulusan SMA Taruna Nusantara di Akademi Militer Jepang, 2 orang Pamen TNI mengikuti pendidikan di Sesko Angkatan Darat Jepang dan Angkatan Udara Jepang serta 1 orang Kolonel TNI Angkatan Darat mengikuti pendidikan Lemhannas di Jepang.

Ke depan, baik TNI maupun Tentara Beladiri Jepang akan lebih meningkatkan kerja sama, mengingat hal ini sangat bermanfaat dan memberikan peluang untuk saling bertukar ilmu pengetahuan dan teknologi. Diharapkan pertemuan akan berlanjut di tingkat Angkatan Darat, Angkatan Laut maupun Angkatan Udara.

TNI menawarkan keikutsertaan Tentara Beladiri Jepang pada Pusat Pelatihan Misi Perdamaian PBB yang ada di Indonesia untuk kerja sama dalam Peace Keeping Operation agar dapat lebih ditingkatkan, khususnya di bidang alih teknologi, penganggulangan terorisme dan bencana alam.

Usai diterima Panglima TNI di Cilangkap, Panglima Angkatan Bersenjata Jepang didampingi oleh Kasum TNI, Asintel Panglima TNI dan Kapuspen TNI, Mayjen TNI Aslizar Tanjung, melaksanakan kunjungan ke Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Kantor Menhan Jakarta Pusat.

Puspen TNI/Pos Kota

Korem 132 Tadulako Latihan Tempur

02 Juni 2010, Palu -- Seorang personel TNI-AD memeriksa senjata yang digunakan anggotanya pada latihan tempur modern yang dilaksanakan secara rutin di halaman Kantor Korem 132 Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (2/6). Latihan tempur modern itu dilakukan untuk mempersiapkan personel atas berbagai kondisi pertempuran di berbagai medan, terutama di dalam kota. (Foto: ANTARA/Basri Marzuki/Koz/hp/10)

RUU Revitalisasi Industri Pertahanan Diharapkan Dibahas 2011

KRI Banjarmasin dibangun di PT. PAL berdasarkan ToT dengan Dae Sun Shipbuilding, Korea SelataN. (Foto: Imam Wahyudiyanta/detikFoto)

03 Juni 2010, Jakarta -- Sekjen Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris Heriyanto mengharapkan RUU Revitalisasi Industri Pertahanan dapat dibahas DPR pada 2011 sehingga upaya untuk memberdayakan industri pertahanan dalam negeri makin terarah.

"RUU diharapkan siap tahun 2010 dan masuk DPR pada 2011," kata Eris Heriyanto di Jakarta, Rabu (2/6), saat menjelaskan masalah industri pertahanan dalam negeri.

Eris mengatakan, saat ini sedang dibuat naskah akademis mengenai UU tersebut yang nantinya akan disosialisasikan kepada pengamat, akademisi, anggota DPR, dan masyarakat lainnya, sehingga dihasilkan RUU yang baik.

Ia mengatakan, seminar mengenai revitalisasi industri pertahanan menghasilkan road map (peta jalan). "Agar peta jalan tersebut menjadi dasar yang kuat maka perlu dibuat RUU," kata Eris.

Ia mengatakan revitalisasi industri pertahanan menyangkut banyak instansi. Menurut dia, sedikitnya enam instansi yang terlibat yakni Kementerian BUMN, Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Keuangan dan Bappenas.

Ia mengatakan, dengan adanya RUU tersebut maka siapa pun pejabat yang memimpin instansi tersebut akan mempunyai pegangan. Eris mengatakan, industri yang kuat merupakan salah satu pilar pertahanan negara yang kuat. Pilar lainya adalah ekonomi yang kuat dan tentara yang kuat.

Eris menambahkan, jika industri dalamnegeri kuat maka ketergantungan akan alat utama sistem senjata (alutsista) luar negeri akan makin berkurang.

Dephan sendiri, katanya, berkomitmen untuk membeli alutsista yang bisa dibuat di dalam negeri. Jika pun harus membeli dari luar negeri karena alutsista tidak mampu diproduksi industri dalam negeri maka harus ada transfer teknologi agar industri dalam negeri makin maju Kemhan, kata Eris, sudah melakukan inventarisasi kebutuhan TNI yang mampu dipasok dari dalam negeri. Ia mengharapkan jumlah alutsista yang dipasok dari dalam negeri akan terus bertambah dari tahun ke tahun.

Saat ini beberapa alutsista yang dapat diproduksi di dalam negeri antara lain berbagai jenis amunisi (seperti peluru, granat tangan, dan roket FFAR 2,75"), senjata (seperti pistol P-1, SS1, SS2, dan mortir), kendaraan tempur, pesawat udara (CN 235 dan helikopter), serta kapal perang.

RUU Intelijen Negara

Anggota Komisi I DPR Paskalis Kossay mengatakan pembahasan Rancangan Undang- Undang (RUU) Intelijen Negara dilakukan dengan hati-hati dan meminta masukan dari banyak pihak.

"Kami juga membahasnya dengan sangat hati-hati, dengan mengundang masukan sebanyak mungkin dari kalangan pakar, penggiat masyarakat serta ada perenungan-perenungan khusus untuk itu," kata anggota Fraksi Partai Golkar ini di Jakarta, Rabu.

Paskalis Kossay juga meminta publik tak mengkhawatirkan terhadap hasil proses pembahasan RUU tersebut karena isinya sangat jauh berbeda dengan apa yang dipraktikkan pada zaman pemerintahan di masa lalu.

Suara Karya

Indonesia-Korsel Buat Pesawat Tempur

T/A-50 Golden Eagle buatan KAI. (Foto: DID)

03 Juni 2010, Jakarta -- Tahun ini, Indonesia diharapkan bisa menandatangani perjanjian kerja sama dengan Korea Selatan untuk pembuatan pesawat tempur. Dengan demikian, Indonesia diharapkan tak akan bergantung kepada negara lain dalam hal penyediaan pesawat tempur.

Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya Erris Herryanto, Rabu (2/6). ”Kemungkinan besar tahun ini sudah ditandatangani,” kata Erris. Kesepakatan untuk studi kelayakan ditandatangani tahun lalu.

Kementerian Pertahanan menerima hasil studi kelayakan pada Juli 2009. Dalam studi itu disebutkan, Indonesia layak untuk berpartner membuat pesawat tempur. Spesifikasi pesawat tempur dengan kode KFX ini kira-kira berada di atas F-16, tetapi di bawah spesifikasi F-35.

Menurut Erris, langkah tersebut merupakan suatu kemajuan karena tidak banyak negara yang bisa membuat pesawat tempur. Apabila memiliki pabrik pesawat tempur, Indonesia tidak akan bergantung lagi kepada negara lain.

Menurut Erris, masalah komitmen dan perjanjian secara rinci tengah dibahas. Namun, tidak ada perbedaan yang mencolok. Saat ini tengah disusun redaksional perjanjian di antara kedua belah pihak. Erris belum bisa merinci beberapa hal yang tertuang dalam perjanjian itu, termasuk apa saja yang akan diperoleh Indonesia dan apa saja yang harus disediakan. ”Yang jelas, kita punya PT Dirgantara Indonesia dan tenaga ahli,” kata Erris.

Kebutuhan biaya yang diajukan sekitar 8 miliar dollar Amerika Serikat dengan jangka waktu kerja hingga tahun 2020. Pada tahun 2020 diharapkan sudah bisa disiapkan lima prototipe. Dari keseluruhan anggaran itu, Indonesia diharapkan menanggung sebesar 20 persen. Akan tetapi, ujar Erris, belum ada kesepakatan soal keuangan tersebut.

Super Tucano

Mengenai pengadaan pengganti pesawat OV-10 Bronco, Direktur Pengadaan Direktorat Jenderal Sarana Pertahanan Marsekal Pertama Mukhtar Lubis mengatakan belum ada kepastian. Mabes TNI masih mengevaluasi masukan dari TNI AU. Menurut Mukhtar, pihaknya belum bisa memastikan bahwa pesawat yang akan dibeli adalah Super Tucano dari Brasil. ”Masih harus diteliti dulu spesifikasi dan juga prosedurnya,” katanya.

Soal Sukhoi, kata Mukhtar, pihaknya tengah mengirim sejumlah personel untuk mengikuti pelatihan. Hal itu dilakukan untuk persiapan kedatangan lagi tiga pesawat Sukhoi Su-27SKM yang diharapkan tiba pada September mendatang. ”Soal persenjataan, kita beli dengan paket yang berbeda,” kata Erris.

KOMPAS

Komisi I Panggil Menhan Terkait Ledakan Pindad

Tri Nurhuda meninggal karena mengalami luka parah di bagian muka, dada dan bagian tangan. (Foto: Muhammad Aminudin/detikSurabaya)

03 Juni 2010, Jakarta -- Anggota Komisi I DPR RI, Paskalis Kossay, atas nama rekan-rekannya sangat menyayangkan peristiwa ledakan yang mengakibatkan tiga korban tewas di gedung produksi detonator PT Pindad di Malang.

"Kami akan memanggil Menteri Pertahanan (Menhan), Panglima TNI dan Manajemen PT Pindad untuk meminta keterangan terkait dengan peristiwa tragis itu," tandasnya melalui ANTARA, Kamis subuh.

Peristiwa ledakan di gedung PT Pindad (salah satu BUMN Strategis atau BUMNis di bawah Kemenhan) ini, menurutnya, benar-benar sangat mengecewakan, karena bisa mengesankan adanya ketidakdisiplinan serta ketidakprofesionalan manajemen.

"Mestinya kan perusahaan pembuat senjata dan beragam amunisi itu perlu SOP yang sangat ketat dalam pelaksanaan. Ini benar-benar patut disayangkan," katanya lagi.

Sementara itu, dari Malang wartawan ANTARA melaporkan, Rabu malam, korban meninggal dunia akibat ledakan di PT Pindad yang berlokasi di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu sekitar pukul 13.45 WIB bertambah menjadi tiga orang.

Sebelumnya korban yang meninggal akibat ledakan di gedung produksi detonator PT Pindad itu hanya satu orang, yakni Tri Nurhuda (27), warga Kecamatan Turen, kabupaten setempat.

Dua korban yang mengalami luka berat, yakni Muchlis Usman (22), warga Curungrejo, Kecamatan Kepanjen dan Sandi (22) menghembuskan nafas terakhir di RSSA Malang sekitar pukul 18.30 WIB.

Muchlis Usman dan Sandi masuk IRD RSSA Malang sekitar pukul 14.30 WIB setelah dirujuk dari RS Panti Nirmala dan RKZ, namun karena kondisinya kritis, nyawa keduanya tidak tertolong.

Jenazah ketiga korban ledakan di PT Pindad itu masih berada di kamar mayat RSSA Malang. Ketiga jenazah korban tersebut akan diotopsi.

Selain ada tiga korban meninggal, tiga korban lainnya mengalami luka ringan. Namun, sudah ditangani di Poli Kesehatan PT Pindad dan kondisinya tidak mengkhawatirkan.

Akibat ledakan tersebut, selain ada korban jiwa dan luka-luka, juga menghancurkan bangunan gedung produksi detonator itu.

Lokasi kejadian (ledakan) masih diberi garis polisi dan tertutup untuk siapa pun, tak terkecuali karyawan PT Pindad sendiri.

Sesuai rencana, Kamis (3/6) beberapa pejabat militer akan melakukan kunjungan secara langsung ke PT Pindad di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.

Selain itu Tim Labfor dari Polda Jatim juga akan melakukan penyelidikan terkait penyebab terjadinya ledakan di PT Pindad tersebut.

Gedung Produksi Detonator itu merupakan "joint operation" PT Pindad dengan PT Dahana. Pada saat kejadian, para karyawan di divisi tersebut tengah mengerjakan (memproduksi) detonator.

ANTARA News

Supadio Akan Miliki Skadron Pesawat Tanpa Awak

Pesawat tanpa awak buatan Israel Searcher II telah digunakan AB India guna menjaga perbatasannya dengan Cina dan Pakistan. (Foto: Israeli-Weapon.com)

02 Juni 2010, Pontianak -- TNI Angkatan Udara akan menambah satu skadron berupa pesawat tanpa awak di Pangkalan Udara Supadio Pontianak untuk memperkuat kemampuan pemantauan termasuk daerah perbatasan di Kalimantan Barat.

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufa`at di Pontianak, Rabu malam mengatakan, pesawat tanpa awak mempunyai fungsi yang sangat strategis.

"Di negara maju, pesawat ini dapat dioperasikan dari jarak jauh," katanya.

Selain itu, lanjut dia, dapat dipersenjatai serta dilengkapi dengan peralatan pendeteksi untuk kondisi malam dan siang hari.

Ia menambahkan, status Lanud Supadio Pontianak akan ditingkatkan menjadi Kelas A atau Bintang 1. Salah satu syarat minimalnya mempunyai dua skadron.

Saat ini Lanud Supadio menjadi pangkalan Skadron Udara I Elang Khatulistiwa. Pesawat yang digunakan jenis Hawk.

"Kalau ada skadron pesawat tanpa awak, Supadio bisa menjadi pangkalan udara Kelas A," kata mantan Komandan Lanud Supadio tahun 2000 - 2002 itu.

Pengadaan pesawat tersebut diharapkan terwujud awal tahun depan. Ia melanjutkan, untuk alat utama sistem senjata (Alutsista) pengadaan dilakukan oleh Mabes TNI.

Sementara Wagub Kalbar Christiandy Sanjaya mengatakan, banyak isu strategis di wilayah perbatasan Indonesia - Malaysia.

"Seperti pergeseran patok, kegiatan ilegal yang melibatkan warga kedua negara. Misalnya ilegal tambang, perdagangan manusia dan pembalakan liar," kata Christiandy Sanjaya.

ANTARA News

Wednesday, June 2, 2010

Latihan TNI dan Tentara AS

Gunung Merapi. (Foto: detikFoto)

02 Mei 2010, Sleman -- Sekitar 1.500 personel TNI dan polisi menggelar geladi lapang penanggulangan bencana gunung meletus di lereng Merapi, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Selasa (1/6). Terlibat juga 12 personel dari United Stated Pacific Command atau Uspacom. Prosedur penanganan bencana di Merapi dinilai tepat.

Simulasi melibatkan 500 warga, anggota SAR, dan beberapa organisasi seperti Taruna Siaga Bencana. Tujuh dusun yang berjarak 5- 7 km dari kawah Gunung Merapi menjadi lokasi evakuasi, yakni Kaliadem, Petung, Manggong, Kopeng, Jambu, Batur, dan Kepuh.

Setelah status Merapi "awas", sirene terdengar di dusun-dusun. Di Dusun Jambu, puluhan warga segera menuju poskamling. Hanya 10 menit, mereka mulai dievakuasi menggunakan motor, mobil, maupun truk menuju Lapangan Kepuharjo. Di lapangan, tenda-tenda dan dapur umum didirikan. Bangunan di tepi lapangan difungsikan sebagai barak.

Panglima Kodam IV Diponegoro Mayjen Budiman mengatakan, prosedur penanggulangan gunung meletus di Merapi ini sudah tepat. Namun, tetap diperlukan latihan terus-menerus agar warga makin terampil. Muaranya, jika Merapi sedang erupsi, risiko bisa banyak diminimalkan.

Anggota Unit Garda Nasional Negara Bagian Hawaii Bidang Perencanaan Penanggulangan Bencana Uspacom Letkol Vares Luw berpendapat senada. Prosedur di Indonesia sama dengan negaranya. Ia melihat, penanganan bencana di Merapi sudah bagus dan tepat.

Hanya bedanya, jika bahaya Merapi dari lahar dan awan panas-yang diistilahkan masyarakat dengan wedhus gembel, di Hawai bahaya hanya dari lahar. Pihaknya bisa berbagi pengalaman dengan Indonesia. "Dalam penanganan bencana, yang terpenting adalah sinergi antara tentara dan warga," katanya.

Status Gunung Merapi saat ini normal, status yang sama sejak November 2007. Lima erupsi terakhir di Merapi terjadi tahun 1994, 1997, 1998, 2001, dan 2006. Saat erupsi terakhir, 14 Juni 2006, dua orang meninggal saat berlindung di dalam bungker, Dusun Kaliadem. Mereka tak mengira bungker malah dilintasi awan panas.

Erupsi sebelumnya, yakni 17 Januari 1997, 19 Juli 1998, dan 10 Februari 2001, tak ada korban jiwa. Namun, pada erupsi sebelumnya, yakni 22 November 1994, sebanyak 69 orang meninggal dan puluhan luka- luka. Kebanyakan korban meninggal karena diterjang awan panas.

Meskipun Merapi berpotensi mengalami erupsi, warga tak takut.

KOMPAS

Tuesday, June 1, 2010

AU India dan Perancis Akan Gelar Latma Garuda-IV

Sukhoi Su-30MKI AU India. (Foto: iBharat)

01 Juni 2010 -- India dan Perancis akan mengadakan latihan udara bersama bulan ini, enam jet tempur Sukhoi Su-30MKI, dua pesawat angkut berat IL-76 dan pesawat tanker udara IL-78 akan berpartisipasi dalam latihan bertajuk Garuda-IV, dilaporkan harian lokal The Times of India.

Latihan diadakan di pangkalan udara Istres Perancis 14-25 Juni. Latihan ini bertujuan meningkatkan interoperability antara AU India dan Perancis.

Pemerintah India dan Perancis akan menandatangani kesepakatan senilai 100 milyar rupee (2 milyar dolar) guna mengupgrade 56 jet tempur Mirage-2000 AU India.

Empat dari enam Mirage pertama akan diupgrade di Perancis, sedangkan 50 Mirage akan diupgrade di India berdasarkan alih teknologi.

XINHUA/Berita HanKam

Menhan: Indonesia Dukung Palestina

Dua orang Yahudi Ultra-Ortodok melihat kapal Turki Mavi Marmara dari tepi pantai di kota Ashadod, Senin (31/05), setelah prajurit komando Israel membantai para aktivis Palestina yang berusaha menembus blokade laut atas Gaza.(Foto: Getty Images)

01 Juni 2010, Jakarta -- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan bahwa Indonesia mendukung berdirinya negara Palestina. "Jelas mendukung Palestina," katanya seusai membuka Workshop Bela Negara di Kementerian Pertahanan, Jakarta, siang ini. Pernyataan itu terkait serangan tentara Israel atas relawan pembawa bantuan kemanusiaan yang tergabung dalam Armada Kebebasan sekitar 60 kilometer lepas laut Gaza kemarin.

Purnomo mengatakan Indonesia selalu meminta kemerdekaan Palestina ke Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). "Mereka punya mekanisme sidang sendiri," ujarnya. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon telah menyatakan mengutuk kekerasan yang dilakukan tentara Israel dan meminta negara tersebut memberikan penjelasan.

Armada Kebebasan membawa 700-800 aktivis, dokter, dan anggota parlemen dari lebih dari 40 negara beserta 10 ribu ton bantuan kemanusiaan. Enam belas orang tewas, lebih dari 30 lainnya luka-luka dalam penyerbuan pasukan komando Israel tersebut. Di antara rombongan, ada 12 orang warga negara Indonesia.

TEMPO Interaktif

Kapal Selam Nuklir Kelas Severodvinsk

Cuplikan Video Komando Israel Turun Dari Heli Guna Membantai Aktivis



01 Juni 2010 -- Gambar yang diambil dari video yang dirilis oleh AB Israel Senin (31/05), guna memperkuat propaganda bahwa prajurit komando AB Israel menghadapi perlawanan saat diturunkan dari helikopter dari para penumpang kapal Mavi Marmara di Laut Mediterania. Prajurit komando Israel turun menggunakan tali di kapal pembawa bantuan ke Gaza, dan membantai sedikitnya 19 orang aktivis Palestina. (Foto: AP)

Berita HanKam

Delegasi TNI AL dan TLDM Bahas Operasi Malindo

01 Juni 2010, Jakarta -- Delegasi TPOL TNI AL yang dipimpin Asops Pangarmabar, Kolonel Laut (P) Didin Zaenal Abidin S.Sos MM menyelenggarakan pertemuan dengan delegasi Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) yang dikemas dalam Rapat Tim Perancang Operasi Laut (TPOL) MALINDO ke 36/2010.

Pertemuan Tim Perancang Operasi Laut (TPOL) Malaysia Indonesia (Malindo) ke-36 tahun 2010, yang dilaksanakan di Bandung baru – baru ini untuk mendiskusikan pemecahan masalah yang ditemukan di lapangan dapat diatasi serta adanya saran tindak lanjut untuk dilaksanakan pada kegiatan patroli terkoordinasi (Patkor) Malindo yang akan datang.

Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh TPOL Malindo ke 36/2010 ini bertujuan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan lebih lanjut khususnya untuk kegiatan Patkor di masa mendatang.

Kerjasama TNI Angkatan Laut dengan TLDM dalam bidang operasi bersama di Selat Malaka yang diwadahi dalam bentuk Patkor Malindo hingga kini berjalan lancar, berlanjut dan berkesinambungan serta sudah mencapai ke-107 kalinya.

Dispenarmabar/POS KOTA

TNI AL-Pasukan AS Latihan Survival

Seorang prajurit AS mempraktekkan cara membunuh ular dengan cara menggigit dalam latihan jungle survival di hutan Selogiri, Banyuwangi. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Seorang prajurit AS mempraktekkan cara membunuh ular dengan cara menggigit dalam latihan jungle survival di hutan Selogiri, Banyuwangi. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Seorang prajurit USMC dibantu pelatih mempraktekkan cara menguliti ular dalam latihan jungle survival. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Seorang prajurit USMC sedang membakar ular yang telah dikuliti. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Seorang pelatih menunjukkan contoh hewan yang bisa dimakan. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Dua prajurit Korps Marinir menyeberangi sungai saat patroli tempur di hutan Selogiri, Banyuwangi. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Prajurit USMC melaksanakan patroli tempur. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Sejumlah prajurit Korps Marinir dan USMC melaksanakan patroli tempur di hutan Selogiri, Banyuwangi. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Pangarmatim Tutup “Latma Nea 2010”


01 Juni 2010, Surabaya -- Surabaya, 1 Juni 2010 Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Among Margono, SE menutup Latihan Bersama antara TNI Angkatan Laut dengan Angkatan Laut Amerika Serikat dari jajaran US Pacifik Command (USPACOM) yang diberi nama “LatmaNea 2010” (Naval Engagement Activity) di kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat USS Tortuga yang bersandar di Dermaga Jamrud Tanjung Perak Surabaya, Selasa (1/6).

Hadir dalam kesempatan tersebut Commander Task Force (CTF) 73 Real Admiral Nora W. Tyson, Konsulat Amerika Serikat di Surabaya dan para pejabat teras Koarmatim lainnya. “Latma Nea 2010” yang berlangsung mulai tanggal 26 Mei ini mengambil tempat latihan di Koarmatim, Kabupaten Lamongan dan Karang Tekok Situbondo Jawa Timur.

Kekuatan TNI AL yang terlibat dalam latihan bersama ini adalah Koarmatim, Lantamal V, Pasmar 1, Puspenerbal, Kobangdikal, Akademi Angkatan Laut (AAL) dan RSAL dengan melibatkan sekitar 965 personel. Selama ini “Latma NEA” antara ke dua Angkatan Laut telah terlaksana beberapa kali dan terbukti saling menguntungkan bagi ke dua belah pihak, baik dari segi teknis maupun taktis matra laut.

Kondisi tersebut diharapkan mampu berdampak positif di masa yang akan datang guna membina dan meningkatkan hubungan diplomatis antara Indonesia dengan Amerika Serikat pada umumnya dan antara TNI AL dengan Angkatan Laut Amerika Serikat khususnya.

Dalam Latihan bersama ini, Angkatan Laut Amerika Serikat datang ke Surabaya dengan empat kapal perang yaitu USNS Salvor, USS Tortuga, USS Vandegrift, dan USCG Mellon yang bersandar di Dermaga Jamrud Tanjung Perak. Sesuai jadwal yang direncanakan,

latihan bersama yang berlangsung selama 6 hari ini telah menggelar beberapa materi latihan meliputi: Demonstrasi penggunaan Centrix (Combined Enterrise Regional Information Exchange Sistem) di USS Tortuga, Simposium Kesehatan, Simposium Udara, Training Penyelaman, Simposium Perencanaan Operasi Amfibi, Latihan Kamla, serta Training Marinir di Karang Tekok, Situbondo, Banyuwangi.

Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan bersama satu Kompi Zeni Korps Marinir TNI AL yaitu melaksanakan kegiatan ENCAP (Engeineering Civic Action Project) yang berlangsung mulai 28 April hingga 1 Juni 2010 berupa renovasi bangunan sekolah dan MCK SDN Weru di Desa Weru Lamongan. Untuk kegiatan MDCAP (Medical Civic Action Project) dilaksanakan 27 Mei 2010 berupa bhakti sosial memberikan pelayanan pengobatan umum, gigi, KB dan sunatan massal di Desa Weru dan Sidokumpul Kabupaten Lamongan.

Kegiatan lain yang cukup unik dan menarik pada “Latma NEA 2010” kali ini adalah digelarnya kolaborasi pentas musik antara Band TNI AL dan US Navy. Kolaborasi pentas musik tersebut digelar di tiga tempat, yaitu di Cito Mall Bunderan Tol Waru, di Super Mall Pakuwon PTC (Pakuwon Trade Centre) dan di SMU 5 Surabaya.

Dalam rangka latihan bersama ini, pihak Angkatan Laut Amerika Serikat juga melaksanakan Open Ships yang memberikan kesempatan kepada masyarakat Surabaya, khususnya para siswa SMU untuk mengunjungi kapal-kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat yang bersandar di Dermaga Jamrud Tanjung Perak Surabaya. Selain itu kegiatan lain yang diadakan adalah pertandingan olah raga persahabatan antara prajurit TNI AL dan US Navy meliputi sepak bola, bola basket dan bola voli.

Penarmatim

Monday, May 31, 2010

Aussie C-17 Delivers the Goods in Afghanistan

A Royal Australian Air Force C-17 Globemaster lands on the dusty airstrip of Multinational Base Tarin Kowt.

31 May 2010 -- Royal Australian Air Force C-17 Globemaster aircraft are used by Australian forces in the Middle East Area of Operations for heavy lift capability including the movement of combat vehicles in and out of theatres of operation as well as large freight items.

The C-17 has a short take-off and landing capability that is well suited to the environmental demands of Afghanistan where dirt runways such as the one at the Multinational Base in Tarin Kowt are common.

On 28 May a RAAF C-17 delivered two recently refurbished Australian Light Armoured Vehicles (ASLAV) to the 1st Mentoring Task Force based in Tarin Kowt.

A number of large freight items were also delivered on the day with the American K-Loader getting a solid workout. The K-Loader is the American version of the Australian TASLU platform.


A Royal Australian Air Force C-17 Globemaster takes off from the Multinational Base Tarin Kowt with its heavy load of cargo.


A refurbished Australian Light Armoured Vehicle destined for the 1st Mentoring Task Force rolls onto Afghanistan soil at Multinational Base Tarin Kowt.

Australian DoD

TNI Latihan Penggunaan Alat Pendeteksi Bom

31 Mei 2010, Jakarta -- Satuan Tugas (Satgas) Polisi Militer (POM) TNI yang bergabung dalam Kontingen Garuda XXV-UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) di Lebanon mengikuti pelatihan penggunaan alat pendeteksi dan penanganan bom. Latihan ini bertujuan untuk menghindari kecelakaan Satgas TNI yang bertugas menjaga perdamaian di Lebanon akibat bom aktif peninggalan di masa perang. Demikian siaran pers Pusat Penerangan Mabes TNI yang diterima Jurnal Nasional, kemarin.

Dansatgas POM TNI Konga XXV-B/UNIFIL, Letkol Cpm. Ekoyatma Parnowo mengatakan, meskipun fungsi utamanya sebagai Polisi Militer, namun wilayah operasinya tidak luput dari kerawanan bahaya bom-bom tersebut. Untuk itu, dikirimkan 3 (tiga) orang perwira untuk berlatih bagaimana menggunakan alat pendeteksian bom yaitu Kapten Laut (PM) Fajar Hasta Kusuma, Kapten Cpm Ashariarto dan Lettu Ckm Immanuel Irvanov Hutagalung.

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB, kata dia, Satgas POM TNI juga dilengkapi dengan alat pendeteksi bom.Di samping itu, menyadari akan keaneka ragaman jenis bom tersebut,sangat perlu bagi Satgas POM TNI untuk lebih memperdalam pengetahuan tentang cara pendeteksian dan penanganan bom atau Uxo yang kemungkinan ditemukan demi menghindarkan kecelakaan yang bisa saja terjadi.

Menurutnya, materi pelatihan meliputi pengenalan jenis alat deteksi bom, cara pemakaian alat deteksi bom, pengenalan jenis bom yang umumnya berada di wilayah Lebanon dan cara pendeteksian bom bunuh diri, bom mobil dan Uxo.Pada bagian penutup kegiatan pelatihan tersebut dilakukan demonstrasi penanganan bom yang langsung melibatkan anggota Satgas POM TNI sebagai petugas penjinak bom.

"Pelatihan tersebut berlangsung dengan lancar dan dirasakan sangat bermanfaat dalam menunjang kegiatan operasional Satgas POM TNI," katanya.

Ia menambahkan, daerah konflik yang telah dan/atau sedang mengalami perang memiliki karakteristik khusus, antara lain adanya tingkat kerawanan terjadinya bahaya bom yang tinggi.Bahaya bom tersebut bisa berupa bom mobil, ranjau darat, bahkan bom bunuh diri, termasuk bom-bom yang sebenarnya telah dijatuhkan oleh pihak yang bertikai terhadap pihak lawannya, tetapi gagal meledak atau biasa dikenal dengan istilah "UXO" (unexploded ordnance).

"Uxo-uxo tersebut memang gagal meledak, tetapi pada umumnya masih aktif dan sangat berbahaya," katanya.

Dikatakannya, di beberapa wilayah Lebanon, masih banyak ditemukan Uxo peninggalan dari perang yang terjadi sebelumnya.Sebagian telah berhasil dijinakkan oleh satuan penjinak bom PBB, tetapi diduga masih banyak lagi Uxo yang tersebar dan belum terdeteksi keberadaannya. Hal ini dikarenakan posisi yang acak pada wilayah-wilayah di Lebanon yang umumnya memiliki tekstur berbukit dan berjurang.

JURNAS