Wednesday, October 21, 2009

Marinir RI dan AS Bertahan Hidup di Hutan

Prajurit Marinir AS juga dibekali cara makan tumbuh-tumbuhan di dalam hutan. (Foto: detikFoto/Humas Dispen korps Marinir)

Marinir Amerika yang terkenal dengan sebutan United States Marine Corps (USMC) menghadapi tantangan berat.

Pasalnya, mereka harus menjalani latihan bertahan hidup dalam hutan Selogiri, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (20/10/2009).

Cuaca sedikit panas tidak membuat ratusan prajurit Marinir AS patah semangat. Mereka tampak menyiapkan perlengkapan tempur seperti layaknya berangkat ke medan perang.

Senapan laras panjang M.16 A4 dan GPMG serta senjata canggih lainnya yang dilengkapi dengan infra merah tak pernah lepas dari genggaman mereka.

Tak ketinggalan, peralatan komunikasi yang cukup canggih dan alat digital petunjuk posisi di bumi yang di sebut Global Positioning System (GPS) juga di siapkan.

Hutan Selogiri merupakan hutan tropis yang sangat mendukung untuk latihan perang dan memiliki karakteristik daerahnya memungkinkan pasukan untuk membuat manuver-manuver saat berperang di dalam hutan.

Latihan Survival ini diikuti 362 Marinir Amerika yang dipandu 16 pelatih, 3 Interpreter, 4 Personel Komunikasi, 5 Prajurit Regu Pandu Tempur (Rupanpur) Korps Marinir TNI AL.

Prajurit Marinir Amerika yang menjelajahi hutan liar itu dibagi menjadi 2 gelombang, tiap gelombang dibagi menjadi 5 Tim yang tiap tim dipandu oleh para pelatih dan dokter dari Korps Marinir TNI AL.

"Mereka kita ajari bagaimana cara makan tumbuh-tumbuhan di hutan, menghadapi hewan buas seperti ular dan beberapa jenis binatang buas lainnya," kata Kepala Tim Survival Kapten Marinir M. Machfud.

Kegiatan survival ini merupakan bagian dari rangkaian latihan bersama Marinir Amerika dan Indonesia dangan nama Latihan bersama (Latma) Interoperability Field Training Exercise (IIP-FTX) 2009 yang digelar 17-24 Oktober 2009.

Latihan bersama yang dikomandani oleh Kolonel Marinir Nur Alamsyah ini dilakukan di empat tempat, antara lain di Pantai Banongan, Puslatpur Marinir Karangtekok, kecamatan Banyu Putih, Situbondo, Pasewaran dan hutan Selogiri, Banyuwangi.

Dispen Marinir/detikSurabaya

Athan Brazil Kunjungi Koarmatim


21 Oktober 2009, Surabaya -- Armada RI Kawasan Timur (Armatim) kedatangan tamu dari jauh. Pangkalan TNI AL ini mendapat kunjungan Atase Pertahanan Brazil Capt. Celso Washington, Rabu (21/10/2009).

Kepala Staf Komando Armada RI Kawasan Timur (Kasarmatim) Laksamana Pertama TNI Arief Rudianto menyambut kedatangan Celso Washington yang didampingi komandan satuan dan Kasatker Koarmatim.

Selama di Koarmatim, Celso dan Arief Rudianto berbicara tentang hubungan bilateral kedua negara. Khususnya kerjasama TNI AL dan Angkatan Laut Brazil. Dalam kunjungannya ke Surabaya Athan Brazil itu juga menyempatkan diri mengunjungi KRI Frans Kaisiepo-368 yang sandar.

detikSurabaya

10 Marinir AS Tumbang Dalam Latihan Survival di Hutan

20 Oktober 2009, Hutan Selogiri, Banyuwangi -- 10 prajurit Marinir AS tumbang dan tidak sanggup melanjutkan latihan survival dimedan latihan di hutan Selogiri, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (20/10). Mereka terpaksa dievakuasi oleh tim medis.

Sebelum menjalani latihan perang di dalam hutan, para prajurit Marinir AS dibekali beberapa pengetahuan dan wawasan cara bertahan hidup di dalam hutan. (Foto: detikFoto/Humas Dispen korps Marinir)

Prajurit Marinir AS juga dibekali cara makan tumbuh-tumbuhan di dalam hutan. (Foto: detikFoto/Humas Dispen korps Marinir)

Latihan bersama antara Marinir TNI AL dan Marinir AS ini berlangsung di hutan Selogiri, Banyuwangi, Jawa Timur. Foto: detikFoto/Humas Dispen korps Marinir)

Seorang prajurit Marinir AS dipapah tim medis. (Foto: detikFoto/Humas Dispen korps Marinir)

Seorang prajurit Marinir AS (USMC) dievakuasi kerena tidak sanggup melanjutkan latihan perang dan bertahan hidup di dalam hutan yang dikenal dengan istilah Jungle Survival. (Foto: detikFoto/Humas Dispen korps Marinir)

Patroli Tempur Dalam Latma IIP D FTX 2009

20 Oktober 2009, Situbondo -- Sejumlah prajurit US Marines Corps (USMC) melakukan patroli tempur, saat Jungle Survival (komando hutan) di hutan Selogiri, Banyuwangi, Selasa, (20/10). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian latihan bersama Interoperability Field Training Exercise (Latma IIP D FTX ) 2009 yang digelar hingga 24 Oktober 2009. (Foto: ANTARA/Serda Mar Kuwadi/EI/ss/nz/09)




Seorang prajurit Korps Marinir, Serma Mar M. Ani Rosidin (2 kiri) menunjukkan buah Jambu Monyet kepada prajurit US Marines Corps (USMC) saat Jungle Survival (komando hutan) di hutan Selogiri, Banyuwangi, Selasa, (20/10). (Foto: ANTARA/Serda Mar Kuwadi/EI/ss/nz/09)

Tuesday, October 20, 2009

AU India dan Kesultanan Oman Latihan Bersama

Jaguar milik AU Kesultanan Oman. (Foto: flickr)

20 Oktober 2009 -- Angkatan Udara India dan AU Kesultanan Oman akan mengadakan latihan udara bersama yang diberinama ‘Eastern Bridge’ pada Kamis (22/10) di pangkalan udara Thumrait, Oman.

AU India akan mengirimkan 6 jet tempur berkursi tunggal Darin-I Jaguar, sedangkan AU Kesultanan Oman menurunkan Jaguar dan F-16.

AU India akan melibatkan juga dua pesawat tanker udara IL-78 MKI sebagai pemasok bahan bakar Jaguar selama perjalanan ke Oman.

Latihan bersama ini bertujuan meningkatkan kesepahaman operasional, perbaikan dan prosedur administrasi antara kedua angkatan udara negara.

Nerpa diterima India awal 2010

Nerpa pernah mengalami insiden terlepasnya gas Freon saat diuji coba di Laut Jepang November 2008. Dalam insiden ini menewaskan 3 orang pelaut dan 17 pekerja galangan kapal.

Angkatan Laut India akan menerima kapal selam nuklir kelas Akula-II K-152 Nerpa akan diberinama INS Chakra di awal 2010.

Menurut pejabat teras AL Rusia, kapal selam sedang melakukan uji pelayaran dan pengujian terakhir akan dimulai akhir Oktober atau awal November, kemudian bertugas di Armada Pasifik Rusia Desember 2009.

Ditambahkannya pelaut India akan melaksanakan pelatihan bersama dengan pelaut Rusia di awal 2010 sebelum dioperasikan oleh pelaut India di jajaran armada AL India.

Pemerintah India telah membayar 650 juta dolar untuk menyewa kapal selam nuklir.

Airforce-technology.com
/Naval-technology.com/@beritahankam

PC-7 MkII Astra Pertama AU Afsel Selesai Diupgrade

PC-7 MkII Astra. (Foto: patricksaviation.com)

20 Oktober 2009 -- Pesawat latih PC-7 MkII Astra milik Angkatan Udara Afrika Selatan sukses uji penerbangan pertama sejak avioniknya diupgrade oleh Pilatus.

AU Afsel mengontrak Pilatus menganti peralatan avionik 35 PC-7 MkII dengan komponen modern ‘glass cockpit’ sebagai bagian dari program modernisasi.


Pemasangan perangkat pertama kali dilakukan di pabrik pesawat Pilatus di Swiss untuk selanjutnya oleh Aerosud, dibawah kontrak Pilatus akan melakukan pengerjaan ini pada sisa pesawat di pangkalan angkatan udara Langebaanweg di Afsel.

Airforce-technology.com/@beritahankam

Perahu Nelayan Indonesia Ditabrak "Speed Boat" Australia

Kapal patroli AL Australia dari kelas Armidale. (Foto: Australian DoD)

20 Oktober 2009, Kupang -- Dua perahu nelayan Indonesia yang tengah mencari ikan di wilayah perairan Laut Timor dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia, ditabrak sebuah "speed boat" milik patroli Angkatan Laut (AL) Australia pada Sabtu (17/10).

"Sekitar delapan orang patroli AL Australia berada dalam `speed boat` tersebut. Mereka menghampiri kami untuk mengecek kelengkapan kapal, namun, `speed boat` yang digunakan justru menabrak perahu kami sampai bagian lambung depan kapal bocor," kata Amiruddin (39), seorang nelayan asal Oesapa Kupang di Kupang, Selasa.

Amiruddin bersama 10 orang rekannya baru tiba di Kupang, Senin (19/10) malam dengan dua buah perahu motor yang ditabrak itu.

"Kerusakan berada di bagian lambung kanan dekat mesin kapal sehingga terhindar dari ancaman gelombang. Kami bersyukur, tidak ada ancaman gelombang sehingga tiba di Kupang dengan selamat," katanya menambahkan.

Perahu Motor "Bintang 2000" dan "Putra Tunggal" dengan tonase sekitar 3 GT itu tengah dilabuhkan di Pantai Oesapa Kupang dan mendapat perbaikan.

Amiruddin mengatakan, setelah `speed boat` yang digunakan AL Australia menabrak dua perahu motor tersebut, seorang petugas patroli langsung menyodorkan dua pak cokelat dan tali nilon kepada para nelayan tanpa ada pemeriksaan lebih lanjut.

"Ini gaya diplomasi Australia untuk melunakkan hati kami. Ketika itu, beberapa nelayan sudah mengangkat parang mengancam mereka. Kami merasa berada dalam posisi benar, karena masih berada di ZEE Indonesia," ujarnya.

Gab Oma (33), seorang nelayan lainnya mengatakan, patroli AL Australia biasanya menghadang perahu-perahu nelayan Indonesia di wilayah ZEE Indonesia pada titik kordinat 11-30 LS dan 24-30 BT.

"Australia tidak punya hak melarang kita menangkap atau mencari ikan dalam wilayah perairan kita, tetapi fakta yang kami alami memang demikian. Seharusnya wilayah itu dijaga oleh patroli TNI-AL untuk melindungi para nelayannya," kata Oma menambahkan.

H Mustafa (34), seorang nelayan lainnya yang juga Ketua Aliansi Nelayan Tradisional Laut Timor (Antralamor) mengatakan, ZEE Indonesia merupakan laut dangkal yang kaya dengan terumbu karang sehingga menjadi basis kehidupan ikan kakap merah.

"Wilayah laut dangkal itu menjadi gudangnya kakap merah sehingga menjadi incaran nelayan tradisional Indonesia dan juga nelayan Australia," katanya.

Namun, kakap merah tersebut sudah semakin sulit didapatkan setelah meledaknya ladang gas Montara pada 21 Agustus lalu yang mengakibatkan wilayah perairan Laut Timor tercemar minyak mentah (crude oil).

"Hanya ada dua kemungkinan, berkurangnya populasi kakap merah tersebut karena sebagian besarnya telah mati terkena tumpahan minyak mentah, atau mencari habitat baru di Lautan Hindia dan Arafura. Hanya itu saja kemungkinannya," kata Mustafa.

Amiruddin menambahkan, dalam tempo 4-5 lima hari, mereka biasanya mendapatkan ratusan ekor kakap merah dari ZEE Indonesia, namun belum lama ini mereka hanya mendapatkan 20 ekor.

Mustafa mengungkapkan, sebelum wilayah perairan Laut Timor tercemar minyak mentah dari ladang gas Montara, penghasilan yang mereka peroleh dari menjual kakap merah dengan harga Rp20.000/kg, bisa mencapai belasan juta rupiah.

"Sekarang, untuk mendapatkan Rp4 juta dari hasil penjualan tersebut sudah sangat sulit. Rata-rata hanya berkisar antara Rp2 juta sampai Rp3 juta," kata Mustafa melukiskan kondisi yang dihadapi nelayan Kupang saat ini setelah wilayah perairan Laut Timor tercemar minyak mentah.

ANTARA News

Menhan Sampaikan Terimakasih Atas Bantuan Angkatan Laut Singapura di Padang

Penyematan Bintang Jalasena Utama berlangsung di ruang hening Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (16/10/2009). (Foto: detikFoto/Kolonel Laut (P) Guntur Wahyudi).

19 Oktober 2009, Jakarta -- Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang tinggi atas bantuan Angkatan Laut Singapura yang turut serta dalam penanggulangan bencana di Padang, Sumatera Barat.

Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, Jumat (16/10), saat menerima kunjungan kehormatan Chief of Republik of Singapore Navy, RADM Chew Men Leong, di Kantor Dephan, Jakarta. Kunjungannya yang didampingi Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Tedjo Edy Purdijatno ini seusai menerima bintang kehormatan dari Presiden RI di Mabes TNI Cilangkap. Menurut Kasal Singapura, penganugerahan bintang ini merupakan kehormatan baginya dan menjadi salah satu cara mempererat hubungan Angkatan Laut kedua negara.

Dijelaskannya saat ini Angkatan Laut Singapura juga menjalin kerjasama pengamanan wilayah perairan kedua negara dengan Badan Koordinator Keamanan Laut (Bakorkamla) Indonesia.

Kasal Singapura juga mengucapkan keprihatinan atas gempa yang terjadi di Sumatera Barat yang menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan infrastruktur. Dan berharap semoga bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Singapura akan sedikit membantu para korban gempa di Padang, terutama Pariaman.

Dikatakannya, Pemerintah Singapura telah mengirimkan tim, rescue pada minggu pertama, kemudian disusul tim medis untuk membantu pengobatan para korban dan tim teknik untuk membantu pemulihan infrastruktur usai gempa terutama di Pariaman.

RADM Chew Men Leong berharap masyarakat Padang dapat cepat pulih dari bencana gempa yang menimpanya ini. Dijelaskannya bahwa tahun lalu Angkatan Laut Singapura melakukan latihan bersama dengan TNI AL di Padang, karena itulah terdapat rasa keterkaitan antara Angkatan Laut Singapura dengan terjadinya kota di Padang.

DMC

AL Indoesia dan India Adakan Patroli Bersama

INS Mahish. (Foto: militaryimages.net)

20 Oktober 2009 --- Angkatan Laut Indonesia dan India melakukan patroli bersama ke-14 yang diberinama Ind-Indo Corbat untuk meningkatkan keamanan Samudera India, yang akan berakhir 4 November 2009.

Patroli bertujuan mencegah perompakan, perampokan bersenjata, imigran gelap, penyelundupan obat bius, pelanggaran wilayah dan kegiatan ilegal lainnya.

AL India menurunkan LST INS Mahish, kapal cepat INS Trinkat dan satu pesawat Dornier, sedangkan AL Indonesia menyertakan satu korvet KRI Cut Nya Dien dan satu pesawat intai maritim Casa.

Naval-technology.com/@beritahankam

Penanggulangan Gempa Padang: Pesawat Hercules C-130 TNI AU Terbang 100 Sorties


19 Oktober 2009, Jakarta -- Memasuki hari ke 19, tanggal 19 Oktober 2009 pesawat Hercules C-130 telah menghantar bantuan sosial ke Padang melalui Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta telah mencatat jumlah penerbangan 100 sorties dari pesawat yang disiagakan dalam mendukung angkutan udara dari Jakarta menuju Padang.

Pesawat yang selalu disiagakan masing-masing pesawat Hercules C-130, dengan tail number A-1320, A-1321, dan A-1326 dari Skadron Udara 31 serta A-1310 dari Skadron Udara 32

Pesawat angkut berat dari dua Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta dan Skadron Udara 32 Malang itu, membawa bantuan sosial dari berbagai instansi kedinasan dan masyarakat yang terkumpul di Posko Halim Perdanakusuma. Dengan 100 kali penerbangan ini pesawat Hercules C-150 telah mengangkut barang dengan berbagai jenis yang diberikan langsung kepada korban gempa total seberat 922 ton 270 kg.

Hingga saat ini TNI AU masih menerbangkan pesawat-pesawatnya dari Posko Halim hingga barang-barang bantuan habis dan dihentikannya operasi militer selain perang oleh Presiden Republik Indonesia. Pesawat yang menjadi sarana transportasi udara dengan unggulan kecepatan yang saat ini dimiliki TNI itu terlihat pengabdiannya dan dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat Indonesia.

Petugas siap siaga tanpa mengenal lelah siang dan malam yang berada di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta dan Lanud Padang, itu meliputi para pejabat operasional yang berdiri di belakang meja Pusat Komando Pengendalian Operasi (Puskodal), PLLU (pengatur lalu lintas udara), para Penerbang, Air Crew, dan para petugas pendukung tanpa kecuali siap sedia menaikkan dan menurunkan barang bantuan.

Penerbangan 100 sorties ini diluar penerbangan pesawat-pesawat negara sahabat yang operasionalnya juga dikendalikan oleh posko bansos dan Pusat Komando Pengendalian Operasi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Dispenau

Akhir 2009, TNI AU Akan Miliki 10 Sukhoi


19 Oktober 2009, Jakarta -- Tiga pesawat Sukhoi terakhir yang dipesan Indonesia dari Rusia, dijadwalkan tiba di Indonesia akhir 2009. Dengan kedatangan tiga pesawat baru, akhir 2009 Indonesia akan memiliki sepuluh pesawat Sukhoi. Saat ini TNI-AU telah memiliki sebanyak tujuh pesawat Sukhoi.

Kepada wartawan di Bandung, Senin (19/10), Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Subandrio mengungkapkan bahwa , hingga kini tidak ada perubahan jadwal kedatangan terhadap tiga pesawat jet tempur buatan Rusia itu. "Tidak ada perubahan. Bahkan info yang saya terima terakhir, hingga kini tidak ada masalah," kata Subandrio.

Pada 2003, Indonesia membeli empat pesawat Sukhoi jenis SU-30MK dan SU-27SK masing-masing dua unit. Selanjutnya, perusahaan Rusia penghasil pesawat tempur Sukhoi pada 21 Agustus 2007 mengumumkan penjualan enam pesawat tempur tersebut kepada Indonesia senilai sekitar 300 juta dollar AS (Rp 2,85 triliun).

Sebanyak enam pesawat Sukhoi itu terdiri atas tiga Sukhoi SU-30MK2 dan tiga SU-27SKM. Tiga unit jenis SU30MK2 telah tiba secara bertahap pada Oktober 2008 dan Januari 2009. Sedangkan tiga unit sisanya yakni jenis SU-27SKM direncanakan tiba di Indonesia pada akhir 2009. "Ya mudah-mudahan tidak ada perubahan. Doakan saja," ucap Subandrio.

Tentang program 2010 menyusul kenaikan anggaran pertahanan sekitar Rp 7 triliun, Kasau mengatakan, pihaknya hanya akan memprioritaskan pemeliharaan dan peningkatan kesiapan alat utama sistem senjata yang sudah ada. "Kalau mengadakan persenjataan dan peralatan baru dengan anggaran segitu mana cukup," ujarnya.

REPUBLIKA

Jangan Sampai "Visi 2025" Jadi "Ilusi 2025"

Beberapa panser dalam penyelesaian produksi oleh karyawan di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, 10 Februari. Pengerjaan panser 6 x 6 tersebut merupakan bagian dari 150 unit pesanan Departemen Pertahanan untuk menambah armada alat utama sistem persenjataan TNI dan ditargetkan selesai semuanya pada akhir tahun ini. (Foto: KOMPAS/Rony Ariyanto Nugroho)

20 Oktober 2009, Jakarta -- Majalah ”The Economist” edisi 12-18 September lalu memuat laporan khusus tentang Indonesia sepanjang 14 halaman berjudul ”A Golden Chance” atau ”Peluang Emas”. Ada banyak hal yang dikemukakan dalam laporan tersebut, tetapi satu yang patut dicatat adalah kemampuan Indonesia mengurangi dampak krisis 2008-2009. Ini karena perekonomian Indonesia lebih kurang bergantung pada ekspor/perdagangan dan sebaliknya banyak mengandalkan konsumsi dalam negeri.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahkan menegaskan bahwa ada alasan lebih serius untuk hal ini daripada sekadar terbatasnya keterpaparan pada perekonomian global.

Di luar penegasan Menteri Sri Mulyani, ada kejelasan bahwa unsur penyelamat adalah konsumsi domestik. Hal ini, dari satu sisi, memang tampak sebagai berkah. ”Untung kita tidak mengandalkan ekspor, lebih-lebih yang bercorak manufakturing”, begitu mungkin ungkapan syukur itu. Tetapi, pada sisi lain, hal itu juga memperlihatkan bahwa kita tidak memiliki kapasitas di situ, yakni di industri manufakturing, dan bila diteruskan, tidak ada hasil rekayasa teknologi yang kita produksi sendiri. Lebih jauh lagi, kita juga tidak punya cukup iptek dan inovasi yang berperan dalam perekonomian.

Lalu, apakah kita tidak mensyukuri berkah lolos dari krisis 2008-2009 karena tidak punya kemampuan itu dan sebaliknya nyaman-nyaman saja berkecimpung dalam konsumsi domestik? Persoalannya bukan bersyukur atau tidak bersyukur. Tetapi, pertumbuhan dengan hanya mengandalkan konsumsi domestik selain hanya ”begitu-begitu saja”, dalam kisaran 4-6 persen per tahun, juga tidak sepatutnya bagi Indonesia.

Yang kita inginkan adalah pertumbuhan di atas 8 persen per tahun (pertama, dengan tujuan untuk menciptakan lapangan kerja lebih luas) dan, kedua, pertumbuhan yang berkelanjutan, yang didasarkan pada proses nilai tambah. Dengan karakteristik ini, cocoklah apa yang menjadi realitas dan apa yang dikumandangkan, yakni menjadikan ekonomi Indonesia ekonomi berbasis pengetahuan.

Iptek dan inovasi

Ekonomi berbasis pengetahuan (EBP) jelas membutuhkan basis penguasaan iptek yang kuat dan mendalam. Hal ini bisa diwujudkan bila ada pendidikan yang mendukung sehingga tersedia sumber daya insani yang cakap untuk menghasilkan inovasi iptek. Melengkapi persyaratan untuk keberhasilan proses EBP adalah terbangunnya budaya technopreneurship atau kewirausahaan di bidang karya-karya inovasi iptek.

Bagaimana realitas di lapangan?

Beberapa waktu terakhir ada sejumlah lomba yang dari sisi semangatnya mengembangkan inovasi, seperti Indonesia Berprestasi Awards (XL), Indigo (Telkom), juga Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR-LIPI). Selain itu, masih ada lomba Inovasi 101 (Kementerian Negara Riset dan Teknologi).

Dari sini saja tampak ada banyak ide inovatif yang potensial untuk dikembangkan menjadi produk industri yang komersial. Tapi, pengalaman memperlihatkan, betapa sedikit, atau bahkan tiadanya, inovasi anak bangsa yang lalu sukses di pasar, memberi kontribusi signifikan bagi perekonomian.

Pengalaman dari Dewan Riset Nasional lagi. Puslitbang Angkatan (Udara, Darat, dan Laut) punya banyak inovasi bagi TNI. Tetapi, di sini juga sedikit dari inovasi tersebut yang kemudian diadopsi di lingkungan TNI sendiri.

Untuk produk lebih substantif, seperti alat utama sistem persenjataan (alutsista), PT DI harus berjuang keras untuk menawarkan pesawat patroli maritim CN-235 MPA ke TNI AL, dan PT Pindad berhasil memproduksi panser hasil rekayasanya ke TNI AD setelah muncul terobosan kebijakan pendanaan yang ditempuh oleh Wapres Jusuf Kalla.

Kasus panser Pindad memperlihatkan bahwa meskipun ada keterbatasan anggaran, manakala ada inovasi dalam kebijakan, hal yang sulit dapat ditemukan solusinya. Sekadar catatan, dalam pengadaan panser Pindad, dapat diupayakan pendanaan domestik dengan melibatkan bank-bank lokal. Selama ini, yang banyak ditempuh adalah pengadaan melalui kredit ekspor.

Di satu sisi, fasilitas ini membuka kemungkinan untuk pengadaan, tetapi di pihak lain, barang yang dibeli harus berasal dari negara pemberi kredit. Artinya, Indonesia tidak mendapat manfaat bagi pengembangan proses nilai tambah walaupun ada kemampuan dalam negeri untuk membuat produk yang dibeli dari pemberi kredit.

Jadi, bila disimpulkan, memang ada kesulitan struktural dalam karya inovasi anak bangsa. Para inovator telah mendapat banyak ide, tetapi hanya sedikit yang lalu menghasilkan berkah keuntungan. Hal ini terjadi bisa karena memang ia tidak punya dana pengembangan dan pemasaran. Tetapi, bisa juga karena masyarakat dan birokrat Indonesia belum siap mendukungnya.

Apa pun alasannya, jelas, bahwa inovator—sebagaimana hakikat seorang insinyur—tak cukup hanya membuat, tapi ia juga harus bisa menjual. Di sinilah peran technopreneurship begitu penting.

Sekadar pasar

Dalam Laporan Iptek Kompas (19/8) diungkapkan kerinduan untuk melihat bangsa ini mengonsumsi produk buatan lokal. Kelompok band Cokelat melalui lagu ”100 Persen Cinta Indonesia” memvisikan bahwa HP, TV, pesawat, kapal laut, mobil, dan motor yang digunakan bangsa Indonesia buatan Indonesia.

Laporan itu sendiri diangkat setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato kenegaraan di DPR pada 14 Agustus 2009 menyampaikan keyakinannya bahwa Indonesia akan menjadi negara maju tahun 2025, yang ditopang oleh kemandirian, daya saing, dan budaya unggul.

Satu setengah dekade menuju 2025 bisa panjang, tetapi juga bisa jadi pendek. Pertama, untuk mengejar iptek yang dibutuhkan untuk mengantar ke kemajuan yang divisikan oleh Presiden; kedua, untuk merombak kultur bangsa Indonesia yang belum maju. (Misalnya, belum sadar iptek atau yang masih gemar korupsi seperti disitir oleh The Economist ketika menyinggung hambatan yang dihadapi Indonesia dalam mewujudkan peluang emasnya.)

Ahli GSM (sistem seluler yang jadi tulang punggung komunikasi seluler Indonesia) yang masih terbatas, padahal ada sekitar 130 juta pengguna HP di negeri ini, adalah contoh yang gamblang tentang ketergantungan kita pada teknologi asing. Di bidang seluler ini, ketergantungan pada produk asing nyaris paripurna, membuat devisa yang tersedot untuk seluler saja sebesar 2,9 miliar dollar AS (sekitar 27 triliun) per tahun (Tempo Interaktif, 14/12/2006).

Namun, seluler bukan kasus pertama karena sebelumnya (yang berlangsung hingga hari ini) ada kasus lain, yakni otomotif. Karena KKN, hingga hari ini Indonesia tidak kunjung bisa mengembangkan industri mobil nasional sebagaimana Malaysia. Padahal, jalanan Indonesia begitu macetnya akibat laju pembelian mobil yang begitu tinggi.

Tampak untuk hampir semua produk teknologi komersial, Indonesia sejauh ini masih ditakdirkan sebagai pasar saja.

Tebersit pertanyaan, ”Akankah ini berlangsung selamanya?”

Tentu kita awas bahwa di era globalisasi sekarang ini mustahil untuk membuat sendiri semua kebutuhan. Pesawat-pesawat maju Boeing seperti 777 punya komponen yang berasal dari berbagai negara. Tetapi, Boeing tetaplah merek AS, dan dengan pesawat Boeing AS mengembangkan nilai tambah memanfaatkan kemajuan ipteknya untuk meraih devisa dan memajukan ekonomi nasional.

Meraih momentum

Kini Kabinet Indonesia Bersatu II segera mulai bertugas dan bangsa pun berharap agar lahir momentum baru untuk menghidupkan kemandirian yang diwujudkan dalam kebijakan membuat dan membeli barang karya sendiri.

Tantangan yang masih ada sejauh ini adalah ketidakefisienan birokrasi serta praktik KKN, dan untuk menghilangkannya dibutuhkan kepemimpinan nasional yang tegas dan kuat. Dalam kaitan ini, yang sejauh ini muncul barulah visi tentang masa depan, tetapi peta jalan untuk menuju ke sana masih kabur.

Kita tentu tidak ingin ”Visi 2025” menjadi ”Ilusi 2025” karena tidak ada kecakapan untuk mewujudkan. Sementara pada tahun 2025, dunia akan banyak diwarnai kemajuan iptek yang sekarang ini sudah tampak di cakrawala, apakah itu di bidang energi ramah lingkungan, nanoteknologi, rekayasa genetika, TIK revolusioner, bahkan eksplorasi ruang angkasa. Sementara sekarang ini kita masih berjuang menanggulangi problem struktural fundamental, seperti kesenjangan digital.

Cinta Indonesia seperti dilagukan Cokelat harus dimulai dari adanya nasionalisme ekonomi, ditandai oleh adanya keinginan untuk memiliki properti yang dimiliki oleh bangsa sendiri dan fungsi ekonomi yang dikerjakan oleh bangsa sendiri (Harry Johnson, 1972; Thee Kian Wie, 2009). Nasionalisme ekonomi tidak diwujudkan dalam penjualan perusahaan strategis seperti telekomunikasi, sebaliknya ia malah mendorong berkembangnya kemampuan dalam negeri agar suatu saat mencapai kemandirian nasional di berbagai bidang. (Ninok Leksono)

KOMPAS

Libya Borong Jet Tempur Rusia

Su-35. (Foto: KNAAPO)

20 Oktober 2009 -- Libya merencanakan membeli lebih dari 20 jet tempur buatan Rusia dalam kesepakatan persenjataan senilai milyaran dolar, dilaporkan kantor berita Interfax, Senin (19/10), mengutip sumber seorang diplomat militer.

“Libya merencanakan membeli 12 hingga 15 jet tempur Su-35, 4 Su-30 dan 6 jet tempur latih Yak-130 dari Rusia,” ungkap sumber yang tidak ingin disebutkan.

Kontrak ditandatangani akhir tahun ini atau awal tahun 2010 dan kemungkinan nilainya sekitar 1 milyar dolar (670 juta euro), ditambahkannya.

“Banyak kontrak telah selesai ditinjau dari aspek teknis dan praktis siap ditandatangani. Aspek pembiayaan masih memerlukan pemecahan,” ungkap sumber ke Interfax.

Pembicaraan pembelian persenjataan dari Rusia dimulai saat Presiden Libya Moamer Kadhafi berkunjung ke Moskow tahun lalu.

AFP/@beritahankam

175 Personel TNI AL Dilibatkan dalam Lakesdu


19 Oktober 2009, Surabaya -- Surabaya - Sedikitnya 175 personel TNI Angkatan Laut (AL) dilibatkan dalam latihan kesehatan terpadu (lakesdu), baik dilakukan di darat maupun di laut.

Latihan tersebut dibuka Kolonel Laut (K) dr. Sakti Hoetama, Sp.U selaku Wakil Kepala Rumah Sakit TNI Angkatan Laut (Rumkital) dr. Ramelan, Surabaya, Senin.

"Latihan yang diikuti 175 personel ini akan berlangsung hingga akhir Oktober 2009," katanya saat membuka program latihan itu di Rumkital dr. Ramelan.

Metode latihan tersebut meliputi dua tahap, yaitu latihan posko yang digelar di Rumkital dr. Ramelan dan manuver lapangan di sekitar Laut jawa.

"Manuver lapangan ini akan dilakukan bersamaan dengan kegiatan latihan Armada Jaya XXVIII," kata Sakti menambahkan.

Ia menjelaskan, personel kesehatan TNI AL merupakan salah satu unsur pendukung pasukan sehingga perlu melakukan latihan secara bertingkat dengan memanfaatkan keseluruhan fasilitas kesehatan TNI AL yang ada di wilayah timur.

"Latihan ini untuk mengukur hasil pembinaan Dinas Kesehatan TNI AL dalam mempertahankan dan meningkatkan kemampuan serta profesionalisme prajurit kesehatan TNI AL," katanya.

Oleh sebab itu, dia berharap latihan tersebut dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mengasah dan meningkatkan kemampuan dalam upaya melaksanakan dukungan kesehatan dalam operasi tempur.

ANTARA JATIM

Industri Pertahanan ASEAN Perlu Kajian Mendalam

Kendaraan lapis baja Bronco produksi industri pertahanan Singapura.

19 Oktober 2009, Jakarta -- Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono mengatakan, gagasan Malaysia untuk membangun pusat industri pertahanan ASEAN perlu dikaji mendalam secara bersama.

"Saya belum bisa berkomentar banyak, yang jelas gagasan itu harus dibicarakan lebih dulu di tingkat komunitas regional ASEAN, dikaji mendalam," kata Juwono seusai menerima Panglima Angkatan Tentera Malaysia Jenderal Tan Sri Dato' Sri Azizan Ariffin di Jakarta, Senin (19/10).

Ia mengatakan, dukungan dari Angkatan Bersenjata negara-negara ASEAN tentang gagasan industri pertahanan ASEAN sangat diperlukan mengingat mereka adalah bagian integral yang tidak bisa diabaikan.

Sebelum mengadakan kunjungan kehormatan kepada Menhan Juwono, Panglima Angkatan Bersenjata Malaysia juga mengadakan kunjungan serupa kepada Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso di Mabes TNI, Cilangkap.

Dalam pertemuan tertutup itu kedua panglima angkatan bersenjata kedua negara menegaskan kesepakatannya untuk memelihara dan meningkatkan kerja sama militer kedua pihak. Pada kesempatan itu, Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menyampaikan harapan agar kerja sama militer kedua negara dapat berjalan optimal.

MEDIA INDONESIA

Marinir RI dan AS Latihan Bareng

19 Oktober 2009, Situbondo -- Marinir Indonesia dan Amerika menggelar latihan perang di Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo. Latihan bersama ini bernama Interoperability-Field Training Exercise (IIP-FTX) Marine Exercise (Marex) 2009.

Dua orang prajurit Korps Marinir TNI AL memperagakan teknik membanting lawan di hadapan ratusan prajurit Marinir Amerika. (Foto: detikFoto/Dispen Marinir)

Prajurit melakukan duel dalam latihan beladiri Pencak Silat untuk meningkatkan persahabatan Marinir kedua Negara. (Foto: detikFoto/Dispen Marinir)

Prajurit Korps Marinir TNI AL membantu Marinir Amerika untuk mengevakuasi rekannya yang terluka. (Foto: detikFoto/Dispen Marinir)

Latihan Indusa Marex 2009 melibatkan 1.300 personel dari kedua negara. (Foto: detikFoto/Dispen Marinir)

Prajurit Korps Marinir Indonesia dan Amerika membidik sasaran tembak. (Foto: detikFoto/Dispen Marinir)

Panser Disiagakan Untuk Pelantikan Presiden dan Wapres

19 Oktober 2009, Jakarta -- Sejumlah panser disiagakan untuk pengamanan di gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (19/10). Pengamanan oleh Polisi dan TNI tersebut dalam rangka pelantikan presiden dan wakil presiden 20 Oktober 2009. (Foto: ANTARA/Ujang Zaelani/ama/09)




(Foto: detikFoto/Elvan Dany Sutrisno)

SBY Tiru AS?

Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro tiba untuk mengikuti uji kelayakan dan kepatutan calon menteri atau pejabat negara oleh Presiden terpilih 2009-2014 Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres terpilih Boediono di Puri Cikeas Indah, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (19/10). Selain mengikuti wawancara, setiap calon menteri atau pejabat negara menandatangani pakta integritas dan kontrak kerja yang berisi kode etik yang harus dipatuhi serta sasaran yang harus dicapai selama lima tahun ke depan jika terpilih nanti. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ed/ama/09)

19 Oktober 2009, Jakarta -— Direktur Eksekutif Pusat Kajian Masyarakat Sipil Global Universitas Indonesia Andi Widjojanto menilai, langkah kebijakan Presiden SBY yang kemungkinan besar menempatkan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro di posisi menhan menggantikan Juwono Sudarsono merupakan tindakan yang meniru langkah Pemerintah AS.

Pemerintahan AS menempatkan orang berlatar belakang bidang energi di posisi jabatan pemerintahan terkait pertahanan, macam Dick Cheney dan Donald Rumsfeld, yang masing-masing pernah menjabat sebagai petinggi di perusahaan-perusahaan minyak raksasa AS. Hal itu disampaikan Andi, Senin (19/10), saat dihubungi Kompas.

Seperti diwartakan, Purnomo diundang Presiden Yudhoyono ke kediamannya di Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Kepada wartawan seusai pertemuan, Purnomo mengatakan dirinya diajak bicara seputar isu pertahanan dan TNI. Dari data Kompas, Purnomo berpengalaman menjadi presiden OPEC untuk Indonesia dan tiga kali menjabat sebagai menteri ESDM di tiga pemerintahan sejak tahun 2000-2009. Dia juga pernah menjabat wakil gubernur Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) pada tahun 1998-2000.

Menurut Andi, Baik Cheney maupun Rumsfeld sama-sama berlatar belakang perusahaan minyak besar di AS. "Saya melihat kemungkinan hal itu ditiru supaya Pak Purnomo bisa 'menularkan' kemampuan manajerialnya selama ini ke tubuh TNI," ujar Andi.

Seperti diketahui, Cheney, mantan Wakil Presiden AS di masa pemerintahan Presiden George W Bush, pernah menjabat chief of executive officer (CEO) perusahaan minyak raksasa AS, Halliburton. Adapun Rumsfeld, mantan Menhan AS, juga pernah bekerja di perusahaan minyak AS, Occidental.

Andi menilai, penunjukan Purnomo yang punya latar belakang pengalaman panjang, khususnya di bidang manajerial dan salah satunya dalam menangani perusahaan-perusahaan minyak yang beroperasi di Indonesia, dapat menularkan kemampuannya itu untuk merombak dan memperbaiki kemampuan manajerial TNI. Isu perombakan kemampuan manajerial itulah yang selama lima tahun masa jabatan Menhan sebelumnya, Juwono Sudarsono, relatif masih belum tersentuh. "Pejabat sebelumnya memang berhasil menelorkan kebijakan terkait doktrin dan Buku Putih Pertahanan. Namun, secara organisasi kan masih sama," ujar Andi.

Hal itu terlihat dari sulitnya upaya perombakan dan perbaikan mekanisme pengadaan peralatan utama sistem persenjataan (alutsista) TNI yang disebut-sebut masih sangat dipengaruhi dorongan atau pengaruh pihak luar, macam perantara senjata, daripada kebutuhan riil TNI. Andi melansir persoalan seputar pengadaan alutsista TNI dapat dilihat dari ketidakmampuan pemerintah memanfaatkan tawaran pinjaman negara Rusia sebesar 1 miliar dollar AS untuk pengadaan senjata, beberapa waktu lalu. Prosesnya mandek menyusul keinginan Rusia agar pengadaan itu dijamin bank di Rusia.

Menurut Andi, beberapa jenis persenjataan, macam kapal perang jenis korvet milik TNI Angkatan Laut dan pesawat tempur Sukhoi milik TNI Angkatan Udara, yang datang beberapa waktu belakangan ini, berasal dari warisan proses pengadaan atau pembelian pemerintahan sebelum Presiden Yudhoyono.

Purnomo: Saya Lulus Lemhanas Tahun 1992

Purnomo Yusgiantoro mengaku bahwa presiden tidak memberitahu ia akan ditempatkan sebagai menteri apa dalam Kabinet Indinesia Bersatu Jilid II. Namun jika dilihat pengarahan yang diberikan padanya dan latar belakangnya, Purnomo akan duduk di pos Menteri Pertahanan.

"Belum tahu persis tempat kita. Hanya meraba-raba," kata Purnomo seusai menjalani tes kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto, Senin (19/10).

Menurut Purnomo yang dari wajahnya tercermin kelelahan ada beberapa pekerjaan rumah yang disampaikan presiden kepadanya, terkait sistem pertahanan. Di antara yang disampaikan padanya adalah soal bisnis TNI, profesionalitas dan netralitas TNI.

"UU yang perlu diselesaikan, yakni UU militer, terorisme, rahasia negara, dan lainnya," ungkap Purnomo. Sekalipun nantinya ia pindah ke posisi Menhan dari Menteri ESDM, ia merasa siap. Karena ia lulus dari Lemhanas tahun 1992 dan terus bekerja di wilayah pertahanan nasional sampai tahun 1999.

"NIP saya Dephan. (di awali angka) 03. Saya dulu wakil gubernur Lemhanas, banyak berkecimpung di sistem pertahanan," jelasnya. Terkait dengan tes kesehatan, Purnomo mengunkapkan bahwa besok akan melakukan tes lagi jam 06.00. "Yang belum pengambilan darah, puasa dan pasca puasa," katanya.

Juwono: Isu Energi dan Pertahanan Sangat Terkait


Walau mengaku tidak ingin mengomentari langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono melihat kemungkinan penunjukan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro sebagai pengganti dirinya di pemerintahan periode mendatang sebagai suatu hal yang beralasan.

Menurut Juwono, Senin (19/10), persoalan energi semakin lama akan sangat berhubungan erat dengan isu-isu pertahanan, mengingat keberadaan sumber daya energi (alam) menjadi salah satu faktor penentu keamanan sebuah negara (energy security).

Sosok Purnomo, menurut Juwono, terbilang cocok dan sangat paham terhadap keterkaitan tersebut, yang memang menjadi perhatian banyak negara.

Tanggapan itu disampaikannya saat dihubungi Kompas per telepon, Senin malam. "Saya kira menhan di mana pun akan mengaitkan kedua hal tadi. Salah satu faktor terpenting dari mobilitas persenjataan dan personel militer adalah ketersediaan bahan bakar. Kesadaran soal energy security dengan masalah keamanan sangatlah erat, bahkan sejak dahulu," ujar Juwono.

Hal itu disampaikan Juwono saat ditanya menyusul diundangnya Purnomo oleh Presiden Yudhoyono ke kediamannya di Cikeas, Bogor, Jawa Barat.

Kepada wartawan seusai pertemuan dengan Presiden Yudhoyono, Purnomo mengatakan bahwa dirinya diajak bicara seputar isu pertahanan dan TNI. Dari data Kompas, Purnomo berpengalaman menjadi presiden OPEC untuk Indonesia dan tiga kali menjabat sebagai menteri ESDM di tiga pemerintahan sejak tahun 2000 hingga 2009. Dia juga pernah menjabat wakil gubernur Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) pada tahun 1998-2000.

Lebih lanjut, Juwono mengingatkan bahwa dalam lima tahun ke depan persoalan pertahanan yang akan dihadapi tetap terkait masalah keterbatasan ketersediaan anggaran belanja pertahanan. Kemampuan APBN menurutnya masih akan jauh dari kebutuhan riil pertahanan seperti yang terjadi selama ini.

Untuk itu, Juwono meminta pejabat menhan mendatang dapat tetap mampu menjaga efisiensi penggunaan anggaran belanja pertahanan yang diberikan di tengah berbagai keterbatasan dan tingginya kebutuhan. Kalaupun ada kenaikan perolehan alokasi anggaran sebesar Rp 7 triliun-Rp 10 triliun per tahun, besaran itu diyakini akan tetap tidak mampu mengimbangi kebutuhan riil yang juga terus meningkat.

"Jadi harus diperhatikan soal ketepatan, kecermatan, dan kehematan penggunaan anggaran yang ada," ujar Juwono.

Penilaian serupa juga disampaikan mantan anggota Komisi I dari Fraksi PDI-P, Andreas Pareira, yang dihubungi terpisah. Dia meyakini, pemahaman strategis tentang isu sumber daya alam sangat diperlukan di masa mendatang, terutama dikaitkan dengan isu pertahanan.

"Kita sudah sering lihat konflik yang terjadi di negara-negara Timur Tengah, Irak, dan Afganistan, terkait erat perebutan sumber daya energi. Begitu juga hubungan kita dengan negara tetangga, seperti Malaysia, seperti di wilayah kaya minyak di Ambalat," ujar Andreas.

KOMPAS.com

Monday, October 19, 2009

TNI-AU Tambah Dua Batalyon Paskhas

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Subandrio melakukan inspeksi pasukan saat upacara peringatan ulang tahun Korpaskhas ke-62 di Lanud Sulaeman, Bandung, Jawa Barat, Senin (19/10). HUT Korpaskhas ke-62 tersebut diikuti 17 skuadron Korpaskhas dari seluruh Indonesia. (Foto: ANTARA/Rezza Estily/ss/ama/09)

19 Oktober 2009, Bandung -- TNI Angkatan Udara segera menambah dua batalyon Korps Pasukan Khas (Paskhas) guna mengoptimalkan pelaksanaan tugas pokok Korps Paskhas sebagai salah satu komando utama matra udara sesuai tantangan dan ancaman yang dihadapi.

Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Subandrio usai memimpin peringatan HUT ke-62 Korps Paskhas di Bandung, Senin, mengatakan, pada 2010 pihaknya akan membangun Batalyon 468 di Biak, sebagai kembangan dari kompi F/BS.

"Setelah itu, baru kita bentuk Batalyon 469 di Medan, kembangan dari Kompi A/Berdiri Sendiri/BS," kata Subandrio.

Sementara itu, Komandan Korps Paskhas Marsekal Pertama TNI Harry Budiono mengatakan, kesiapan pembentukan Batalyon 468 Paskhas di Biak sudah memasuki tahap penyelesaian seperti penyempurnaan infrastruktur, sarana, dan prasarana lainnya.

"Personel kan sudah ada dari satuan asalnya yakni Kompi F/BS," katanya.

Harry mengatakan, pembentukan sejumlah batalyon Korps Paskhas itu di beberapa titik di wilayah Indonesia merupakan salah satu bentuk pergelaran kekuatan Paskhas sebagai salah satu unsur kekuatan pertahanan negara.

"Saat ini telah terbentuk tujuh batalyon dan delapan kompi BS. Nah ini kan kita kaji lagi kelanjutannya sesuai kebutuhan dan eskalasi ancaman yang dihadapi," katanya.

Korps Paskhas adalah kotama (komando utama) pembinaan TNI AU yang langsung berada di bawah Kasau yang bertugas membina kekuatan dan kemampuan Paskhas dalam pertahanan pangkalan, alat utama sistem senjata, instalasi Angkatan Udara, Pengendalian Pangkalan Udara Depan, Pengedalian Tempur, SAR Tempur serta operasi lain sesuai kebijakan Panglima TNI.

Kasau: Djoko Suyanto Tak Akan Anak Emaskan TNI AU

Nama Djoko Suyanto disebut-sebut sebagai calon kuat Menko Polhukam. Isu miring pun muncul, Djoko yang juga mantan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) akan mengistimewakan TNI AU. Tapi hal ini tegas-tegas disangkal.

"Enggak ada pengaruhnya. Beliau lebih tinggi jabatannya dan tentunya yang diurus lebih banyak," kata Kasau Marsekal TNI Subandrio seusai memimpin upacara HUT Korpaskhas ke-62 di Markas Komando Korpaskhas TNI AU, di Jalan Kopo, Kabupaten Bandung, Senin (19/10/2009).

Subandrio lalu memberi contoh dirinya sendiri saat menjabat sebagai Kasau, dia tidak pernah mengisitimewakan Korpspaskhas yang pernah dia pimpin.

"Begitupun beliau, ketika terpilih menjadi menteri. Enggak ada yang dianakemaskan lah," tutur Jendral bintang empat ini.

Sementara itu, terkait Alutsista, menurut Subandrio prajurit TNI AU harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola dan memelihara Alutsista. Hal ini dikarenakan kendala anggaran yang dinilainya masih terbatas.

Meski, kata Subandrio, alutsista merupakan tujuan dalam peningkatan korps TNI AU. "Kita tugasnya berkelahi, kalau alatnya nggak ada, ya itu, menurut saya alutsista yang penting," ujarnya singkat.

MEDIA INDONESIA/detikNews

Prajurit TNI di Pulau Terluar

(Foto: @beritahankam)

18 Oktober 2009, Kupang -- Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki sedikit-dikitnya empat pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Australia dan Timor Leste.

Pulau-pulau tersebut adalah Batek di wilayah Amfoang Timur, Kabupaten Kupang yang berbatasan langsung dengan wilayah kantung (enclave) Timor Leste, Oecusse, Pulau Salura dan Mangudu di bagian timur Pulau Sumba yang berbatasan langsung dengan Australia, serta Pulau Ndana Rote di wilayah Kabupaten Rote Ndao yang berbatasan langsung pula dengan negeri Kanguru itu.

Pulau Mangudu di wilayah Kabupaten Sumba Timur, misalnya, pernah dikelola oleh seorang pebisnis pariwisata dari Australia, karena eloknya pulau tersebut dan ciri gelombangnya sangat nyaman untuk selancar.

Demikian pun halnya dengan Pulau Ndana. Pulau kecil mungil yang elok ini sempat pula dijadikan sebagai lokasi wisata oleh seorang pengusaha dari Australia.

Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang (pada waktu itu), Kol Inf APJ Noch Bola langsung memerintahkan para prajurit TNI dari Batalyon Infanteri (Yonif) 743/Pradnya Samapta Yudha (PSY) untuk mengamankan pulau-pulau terluar di wilayah NTT itu.

Setiap pulau dijaga 12 prajurit TNI. Mereka ditugaskan secara reguler selama tiga bulan guna mencegah upaya pihak asing untuk mencaplok pulau terluar yang merupakan bagian tak terpisahkan dari NKRI itu.

Pulau Batek, misalnya, sempat diklaim oleh Timor Leste sebagai bagian dari teritorinya, karena letaknya tak jauh dari wilayah kantung Oecusse.

Masalah pulau terluar menjadi perguncingan nasional pada saat itu. Akibatnya, TNI-AL juga menerjunkan marinir untuk ikut mengamankan pulau-pulau terluar Indonesia yang dianggap rawan dan berpotensi konflik dengan negara tetangga.

Di Pulau Ndana Rote, seperti disaksikan saat mengikuti kunjungan kerja Komandan Pangkalan Utama TNI-AL (Lantamal) VII Kupang, Laksamana Pertama TNI Amri Husaini pada 15 Oktober , TNI-AL menempatkan 30 prajuritnya dari Korps Marinir untuk mengamankan pulau tersebut.

Sudah sekitar enam bulan, para prajurit TNI-AL dari Korps Marinir bertugas di pulau tak berpenghuni itu. Pulau kecil itu, kaya pula dengan binatang buruan, seperti rusa.

Namun, untuk mencari rusa di pulau itu, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Binatang buruan itu hanya bisa diburu jika sudah mendapat izin dari tuah adat setempat.

"Memang caranya tidak rasional, tetapi kenyataannya memang demikian," kata Pratu Paihaly, seorang prajurit TNI-AD dari Yonif 743/PSY yang sempat bertugas di pulau tersebut.

Pulau tersebut, akhirnya diambil alih pengamanannya oleh prajurit TNI dari Korps Marinir. Atas dasar itulah, Danlantamal Kupang memang penting untuk mengunjungi mereka di pulau-pulau terluar yang tak berpenghuni itu.

Para anggota satuan tugas dari Korps Marinir itu, terus melakukan pemantauan di wilayah perairan sekitarnya serta daratan untuk memantau pergerakan kapal asing yang melintas di wilayah perairan sekitarnya serta kemungkinan masuknya orang asing seperti pada masa sebelumnya.

"Itu sudah merupakan tugas rutin kami setiap hari di sini," kata Komandan Satgas Marinir VII di Pulau Ndana, Letda Syurolik ketika ditanya saat bersama Danlantamal Kupang berkunjung ke pulau tersebut.

Air bersih

Masalah utama dan mendasar yang dialami para prajurit yang bertugas di pulau-pulau terluar adalah persoalan kesulitan mendapatkan fasilitas air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Memang ada sumur di sini, tetapi airnya sangat asin sehingga tidak bisa dikonsumsi. Untuk mengkonsumsinya, kami harus menyaringnya beberapa kali untuk mengurangi kadar garam serta kapur," kata Syurolik.

"Tidak hanya masalah air yang kami hadapi di pulau terluar, tetapi juga nyamuk. Tempat tidur kami umumnya tidak menggunakan kelambu, sehingga kami menjadi target serangan nyamuk-nyamuk pembawa penyakit malaria itu," ujarnya.

Tidak hanya air pula yang menjadi kendala, tetapi juga makanan. "Untuk membeli bahan makanan dan air minum, kami harus menyeberang lagi ke Desa Oeseli di Pulau Rote dengan motor tempel," katanya menambahkan.

"Hidup di pulau terluar memang sangat menderita, tetapi itulah nasib kami sebagai prajurit yang harus siap siaga menjalankan tugas negara saat dibutuhkan," ujarnya.

Meskipun demikian, para prajurit di pulau itu merasa bahagia karena bisa melakukan kontak lewat telepon genggam untuk berkomunikasi dengan keluarga serta kenalan lainnya.

"Kami sangat bersyukur di pulau terluar ini masih mendapatkan sinyal Telkomsel yang terpancar dari Pulau Rote sehingga bisa komunikasi dengan keluarga di seberang lautan," tambahnya.

Guna menghilangkan kepenatan dan kesepian, maka mereka mencari kesibukan dengan menanam pohon dan sejumlah kegiatan lainnya."Ini menjadi tugas rutinlah," ujar Letda Syurolik.

"Jangan mengeluh dalam melaksanakan tugas, karena Anda telah dipercayakan oleh negara untuk menjaga keutuhan NKRI," kata Danlantamal Kupang, Laksamana Pertama TNI Amri Husaini.

Indonesia sudah pernah kehilangan dua pulau, yakni Sipadan dan Ligitan ke tangan Malaysia.

"Masalah Sipadan dan Ligitan tidak boleh terjadi lagi di Indonesia, sehingga kita harus mampu pertahankan pulau terluar yang menjadi bagian tak terpisahkan dari NKRI," tambahnya.

Dalam kunjungan ke pulau itu, Danlantamal VII Kupang juga memberikan bantuan logistik berupa kelambu, makanan siap saji dan lainnya bagi anggota Satgas pulau terluar tersebut.

Selain DanlantamalI, Bupati Rote Ndao Lens Haning juga memberikan sejumlah dana bagi para anggota Satgas Marinir sebagai bentuk terima kasih, karena mau menjaga pulau tersebut dari ancaman pihak asing.

"Bantuan yang diberikan ini sebagai bentuk terima kasih kami kepada para anggota Satgas Marinir yang bertugas di pulau terluar di wilayah terselatan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Australia," kata Bupati Haning.

ANTARA News

Wisata di KRI Teluk Penyu

KRI Teluk Penyu yang bersandar di Pelabuhan Semayang tak disia-siakan sebagai warga kota. Ada yang berkeliling melihat seisi kapal, ada juga yang mengabadikan momen langka itu dalam foto. (Foto: Kaltim Post/gusti ambri)

19 Oktober 2009, Balikpapan -- Ada lokasi wisata baru di Balikpapan. Tapi harus buruan, karena lokasi wisata ini hanya mampir sebentar. Ya, di Pelabuhan Semayang saat ini ada KRI Teluk Penyu 513 yang bersandar sejak Sabtu (18/10) lalu. Kapal perang itu akan ada hingga dua hari ke depan. Kapal yang merapat Sabtu pagi itu bertujuan untuk mengangkut logistik. Kapal membawa 98 kadet dan ratusan prajurit.

Kadet-kadet itu dengan ramah menjelaskan tentang kehidupan Angkatan Laut (AL) dan isi kapal kepada siapa pun yang menyambangi kapal itu. Demikian pula ketika harian ini naik ke kapal itu kemarin siang.

I Made Surya, salah seorang kadet asal Surabaya mengatakan, KRI Teluk Penyu ini berangkat dari Surabaya menuju Balikpapan. Nantinya, setelah bersandar di Kota Minyak, kapal menuju Sengata, Kutai Timur, dan kembali lagi ke Surabaya.

“Kapal ini khusus mengangkut pasukan dan peralatan perang. Bahkan delapan tank sekaligus dapat mengisi lambung kapal,” katanya.

Di buritan, kata dia, ada heliped dan juga digunakan untuk aktivitas udara. Kapal ini memiliki panjang 100 meter dengan bobot 84 ton. Kapal juga memiliki persenjataan lengkap yang berjumlah delapa unit, semuanya aktif. Juga ada meriam yang digunakan untuk serangan udara. “Tiap tiga bulan sekali, mesin kapal dan persenjataan diperiksa rutin,” tuturnya.

Menurut Made, kapal ini tak hanya dioperasikan sebagai kapal perang, tapi kerap digunakan untuk mengirim bantuan ke daerah bencana. Seperti saat Aceh digulung tsunami beberapa waktu lalu.

Kaltim Post

Peringatan HUT Ke-62 Korpaskhas

19 Oktober 2009, Bandung -- Peringatan HUT Ke-62 Korpaskhas digelar di Markas Komando Paskhas di Lanud Sulaiman, Kabupaten Bandung, Senin (19/10). Peringatan ini dimeriahkan dengan beberapa atraksi dari prajurit Paskhas.





(Foto: detikFoto/Andri Haryanto)

Panglima Kolinlamil: Tingkatkan Kesiapan Unsur KRI Jajaran Kolinlamil

KRI Tanjung Nusanive-973.

19 Oktober 2009, Jakarta -- Tingkatkan pemeliharaan dan perawatan setiap unsur yang menjadi tanggung jawabnya dalam rangka meningkatkan kesiapan dan kesiapsiagaan setiap unsur KRI jajaran Komando Lintas laut Mliter dalam melaksanakan berbagai kegiatan penugasan yang akan datang. Demikian disampaikan Panglima Kolinlamil Laksamana Muda TNI Marsetio, M.M kepada Letkol Laut (P) Supardi dan seluruh perwiranya pada saat melaksanakan peninjauan ke KRI Tanjung Nusanive-973 di dermaga Kolinlamil Tanjung Priok Jakarta, Jumat (16/10).

Dalam kegiatan peninjauan tersebut Panglima Kolinlamil didampingi Asops Pangkolinlamil Kolonel laut (P) Harjo Susmoro, Aspers Pangkolinlamil Kolonel Laut (P) Sugeng K, Kadisharkap Kolinlamil Kolonel Laut (T) Safriadin dan Komandan Satlinlamil Jakarta Kolonel Laut (P) B Ken Tri Basuki dan para pejabat teras Kolinlamil.

Dalam kegiatan tersebut Panglima Kolinlamil Laksda TNI Marsetio, M.M mengecek secara langsung kesiapan KRI Tanjung Nusanive -973 mulai dari kesiapan kemampuan mesin dalam kecepatan ekonomis, peralatan navigasi, peralatan komunikasi, kelengkapan peta laut, kelengkapan dan peralalatan di anjungan KRI. Selain itu juga fasilitas akomodasi mulai dari ruang Ball room yang mampu menampung untuk kegiatan akomodasi sekitar 200 orang ,3 Kamar VIIP dan 10 kamar VIP dan fasilitas ruang rapat dan fasilitas lainnya serta kelengkapan peralatan SAR yang ada di kapal perang.

Pada saat mengecek di anjungan KRI, Panglima Kolinlamil mengatakan bahwa setiap unsur kapal perang jajaran Kolinlamil harus memperbarui dan melengkapi Konsinyes Perwira Jaga Laut dengan berpedoman pada peraturan Kasal (Perkasal) dan ketentuan–ketentuan yang masih berlaku dalam rangka mendukung kesiapan operasi.

Selain itu tambahnya seluruh perwira yang mengawaki unsur kapal perang di jajaran Komando Lintas laut Militer (Kolinlamil) khususnya para perwira muda yang bertugas mengawaki kapal perang harus mengetahui dan memahami Konsinyes Perwira Jaga Laut .Demikian pula prosedur peran-peran di kapal perang dalam setiap kegiatan operasi, diantaranya peran persiapan kapal berlayar dan bertempur, peran saat bertemu dengan kapal asing mapun peran-peran lainnya dalam kegiatan operasi dan latihan. Hal tersebut dalam rangka mendukung keberhasilan dalam setiap melaksanakan kegiatan operasi dan latihan yang diemban oleh unsur-unsur jajaran Kolinlamil.

Demikian pula berbagai hal yang berkaitan dengan kebersihan di kapal perang, Laksda TNI Marsetio,M.M menambahkan agar seluruh anggota yang mengawaki kapal perang harus dapat menjaga dan meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan di lingkungan Ksatrian kapal perang dalam rangka menciptakan lingkungan hidup yang sehat.

DISPENAL

Kapal Perang LPD Tertunda Lagi

Salah satu LPD yang sedang dibangun di PT. PAL. (Foto: KOMPAS)

19 Oktober 2009 -- Penyelesaian kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD) kembali tertunda. "Kapal ketiga baru diserahkan minggu ketiga Desember," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama Iskandar Sitompul, saat dihubungi di Jakarta, Minggu (19/10).

Angkatan Laut memesan empat kapal LPD dari Korea Selatan. Dua kapal pertama, KRI Surabaya dan KRI Makassar, langsung dibuat di negeri ginseng tersebut dan telah hadir memperkuat jajaran matra laut. Dua kapal terakhir dibangun di PT PAL, Surabaya, dengan asistensi perusahaan kapal Daewoo, Korea.

Sebelumnya, PT PAL sebagai produsen berjanji menyerahkan kapal angkut personel tesebut pada bulan ini. Dengan pengunduran waktu lagi, artinya sudah 12 kali penyerahannya ditunda.

Iskandar menjelaskan, kapal yang dibuat PT PAL dibangun paralel. Kapal terakhir sudah dapat diserahkan semester pertama 2010. "Tolong jangan terlambat lagi," katanya. Sebab, secara operasional sangat dibutuhkan.

Kapal angkut sangat berguna untuk pergeseran pasukan dan penanganan tanggap darurat bencana. "Seringnya bencana alam membuat pengadaan armada angkut lebih diprioritaskan," kata dia.

Iskandar mengatakan, pembangunan LPD adalah realisasi alih teknologi senjata strategis dari negara maju. "Dengan kemandirian, ketergantungan dari negara lain bisa dikurangi."

Setelah LPD, diharapkan PAL membangun kapal dengan spesifikasi lebih canggih, semisal perusak kawal rudal. Saat ini, TNI AL tengah menjajaki negara produsen yang berkomitmen memberikan alih teknologi. Beberapa calonnya, Prancis, Belanda, dan Italia. "Masih ditimbang mana yang terbaik," katanya.

Tingkatkan kerja sama

Akhir pekan lalu, Kepala Staf TNI AL Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno bertemu dengan Kepala Staf Angkatan Laut Singapura Laksamana Muda Chew Men Leong di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.

Dalam pertemuan tersebut, kedua petinggi sepakat meningkatkan kerja sama yang saat ini sudah berlangsung. Selain patroli bersama di Selat Malaka, TNI AL menawarkan keterlibatan Singapura dalam operasi kemanusian Surya Bhaskara Jaya yang rutin dilaksanakan setiap tahun di pulau-pulau terpencil dan perbatasan.

"Mereka mempertimbangkan mengirim kapal perang dan personelnya," kata Iskandar.

JURNAL NASIONAL

Sunday, October 18, 2009

USS New York Siap Bertugas


17 Oktober 2009 -- Kapal amphibi kelima kelas San Antonio USS New York bersiap berlayar dari galangan kapal Northrop Grumman di Avondale, Louisiana menuju New York guna diresmikan secara resmi masuk jajaran armada Angkatan Laut Amerika Serikat.

Bagian haluan kapal dibangun dengan menggunakan baja seberat 7,5 ton dari puing-puing menara kembar World Trade Center (WTC). Penamaan USS New York untuk menghormati korban serangan 9/11.


Bagian yang berwarna putih berasal dari baja WTC.

USS New York akan berpangkalan di Norfolk, Virginia, dimana tugas utamanya melawan aksi terorisme di seluruh dunia.

Kapal perang ini mampu membawa 800 marinir dan dapat dipacu hingga 22 knot.

Naval-technology.com
/@beritahankam

Waspadai Pelanggaran Kedaulatan Wilayah Barat

KRI Badik 623.

17 Oktober 2009, Jakarta -- Tingkat kerawanan di perairan kawasan barat Indonesia relatif cukup tinggi, Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut menenggarai sering terjadi pelanggaran wilayah yang dapat mengganggu stabilitas nasional.

"Tidak ada kompromi terhadap pelanggar kedaulatan," kata Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Armabar), Laksamana Muda Soeparno di markas Armabar, Jakarta, Jumat (16/10).

Dia mengatakan, kondisi ini disebabkan secara geografis kawasan barat berbatasan langsung dengan negara tetangga seperti, India, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Vietnam. Belum lagi keberadaan Selat Malaka dan alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) I yang setiap harinya ramai dilalui kapal-kapal dari berbagai penjuru dunia.

Selain kedaulatan, kata Soeparno, pelanggaran lain yang terjadi di antaranya, imigran gelap, penyelundupan senjata, gangguan atau teror terhadap obyek vital nasional, dan pengumpulan data kelautan secara ilegal dapat terjadi kapan saja. Dia mencontohkan, tertangkapnya 255 imigran gelap asal Sri Langka di perairan Banten, Minggu (11/10) lalu.

"Semua ancaman diantisipasi dengan kekuatan yang ada," katanya

Meski minim, dia yakin kesiapan kapal yang ada tetap bisa menanggulangi persoalan yang dihadapi. Selain kapal, pihaknya mengoptimalkan peran pesawat intai maritim, pengamatan radar-radar pantai, dan memperkuat intelijen maritim.

Di sepanjang selat malaka, TNI AL telah mengoperasikan 12 radar pantai. Saat ini, proses integrasi masih berjalan karena masing-masing radar memiliki karakteristik dan kemampuan masing-masing. Jika sudah terintegrasi, radar akan terpusat di Batam.

"Tinggal kapal penindaknya yang harus ditambah," katanya.

Komandan Gugus Tempur Laut Armabar, Laksamana Pertama Didit Hardiawan mengatakan, matra laut juga bekerja sama dengan negara tetangga guna menekan ancaman yang ada. Semisal, patroli bersama Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand, di Selat Malaka.

Patroli ini, kata dia, terbukti manjur menekan angka kejahatan di selat terpadat di dunia itu. Selain itu, hubungan yang dijaga baik bisa mengurangi gesekan di perbatasan laut masing-masing negara,

"Ke depan, kerja sama akan lebih ditingkatkan," katanya.

JURNAL NASIONAL

Brigif 22/3 Kostrad Lakukan Pergeseran Pasukan


15 Oktober 2009, Jakarta -- Bertempat di Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta Selasa (13/10), Kepala Staf Kostrad Mayjen TNI Markus Kusnowo melepas keberangkatan prajurit Divisi Infanteri 1/Kostrad yang berada di wilayah Jakarta dan Jawa Barat menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Para prajurit tersebut melaksanakan pergeseran pasukan (Serpas) dalam rangka pindah satuan ke Brigif 22/3 Kostrad dan Yonarmed 19/105 MM/Tarik Kostrad di Gorontalo Sulawesi Tengah. Bersama dengan prajurit Divisi Infanteri 2/Kostrad yang berada di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, tanggal 17 Oktober 2009 mendatang para prajurit akan diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menuju Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar dengan menggunakan KRI Teluk Hading. Tanggal 20 Oktober 2009, prajurit Brigif Linud 3/1 Kostrad bergabung dan melanjutkan perjalanan menuju Gorontalo.

Seluruh prajurit akan tiba di Gorontalo pada tanggal 23 Oktober 2009 dan melanjutkan perjalanan melalui jalan darat menuju home base baru. Sesuai kebijakan Pangkostrad, pergeseran keluarga prajurit (istri dan anak) menggunakan pesawat komersial melalui bandara Soekarno-Hatta Jakarta, bandara Juanda Surabaya dan bandara Hasanuddin Makassar.

Kaskostrad dalam sambutannya menyatakan bahwa para prajurit yang melaksanakan pindah satuan adalah prajurit-prajurit terpilih guna memegang kepercayaan di satuan baru. Oleh karenanya, setiap prajurit harus bekerja keras untuk mewujudkan performa/tampilan satuan yang diharapkan, terlebih dihadapkan dengan proses pembangunan satuan yang masih memerlukan penataan.

Kaskostrad mengingatkan kepada para prajurit untuk memberikan kesan yang baik kepada warga masyarakat di sekitar satuan, membina lingkungan dan segera beradaptasi di lingkungan baru. ”Raih simpati, pelajari adat istiadat dan jangan arogan”, tegas Kaskostrad.

Pada akhir sambutan, Kaskostrad menyampaikan salam Pangkostrad Letjen TNI George Toisutta kepada para prajurit, serta penekanan untuk senantiasa menjaga keamanan dan kesehatan selama perjalanan serta senantiasa menjaga nama baik Kostrad. Hadir pada acara pemberangkatan, Wadan Kolinlamil, para Asisten Kaskostrad, Kabalak dan Kadisjan Kostrad.

Pengisian secara bertahap personel satuan jajaran Brigif 22/3 Kostrad telah dimulai sejak Triwulan III semester 2 tahun 2009. Brigif 22/3 Kostrad sebagai satuan baru terdiri dari Yonif 221/Motuli’ato di Popalo, Yonif 222/Mo’otahangi di Tolongio, Yonif 223/Mo’e’a di Sumalata, dan Yonarmed 19/105 MM/Tarik di Lolak Bolang Mangondow.

KOSTRAD