CN-235 TUDM. (Foto: airliners.net)
8 Juli 2009, Jakarta -- Malaysia rupanya tertarik dengan pesawat dan panser buatan Indonesia. Negeri Jiran yang sempat bersitegang di perairan sekitar Ambalat itu menawarkan tukar menukar alutsista (alat utama sistem senjata).
“Penawaran itu pernah disampaikan Menhan Malaysia Dato” Seri Ahmad Zahid Bin Hamidi,” ujar Kepala Biro Humas Departemen Pertahanan Brigadir Jenderal Slamet Hariyanto di Jakarta, Selasa (7/7). Menhan Malaysia sudah melakukan kunjungan ke PT Dirgantara Indonesia ( PTDI) dan PT Pindad di Bandung. Sejak 20 tahun yang lalu Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) telah memberikan kepercayaan kepada PTDI untuk memasok alat transportasi udaranya.
Enam pesawat CN 235 transport militer telah dioperasikan oleh TUDM dan di tahun 2002 kembali Kementerian Pertahanan Malaysia memutuskan untuk membeli dua unit pesawat CN 235 VIP. Kontrak pembelian tersebut menambah keyakinan bahwa Malaysia mempercayai terhadap hasil produksi bangsa Indonesia.
Menurut jendral asal Pasuruan, Jawa Timur itu Menhan Malaysia juga menyatakan kekaguman dan ketertarikannya akan pesawat patroli maritim yang dibuat PTDI (CN-235MPA). “Beliau berharap PTDI bisa bekerjasama dengan Industri strategis Malaysia dalam konteks saling menguntungkan antar kedua negara,” ujar Brigjen Slamet.
Kerja sama pertukaran alutsista ini sangat penting untuk memperkuat pertahanan kedua negara di wilayah Asia. Malaysia tertarik kendaraan tempur 6x6 yang diproduksi Pindad. Sedangkan mereka menawarkan kendaraan panser 8x8. Pertukaran perdagangan alutsista menjadi bahasan utama saat kunjungan Menhan Malaysia. Sebab, negara ASEAN memiliki 500 juta penduduk dan jika kekuatan pertahanan serta persenjataan dibangun bersama, hal itu akan membuat negara-negara di kawasan ASEAN menjadi lebih kuat.
Secara terpisah, Direktur Utama PT Pindad Adik Aldvianto mengatakan, pihaknya siap jika memang Malaysia menginginkan produksinya. ”Implementasinya berupa offset program. Misalnya, jika Malaysia membutuhkan peralatan, mereka membeli ke kita. Begitu juga dengan kita, harus membeli kepada Malaysia,” jelasnya.
DUMAI POS/RADAR JOGJA
waaahhh... ga bisa gitu dong gan.... udah nyari masalah, eh... malah minta barter....
ReplyDeletesalam kenal gan... dari blogger padang....
balik mampir ke blog saya yah
wah kayak mae travian aj...... abis nyerang trus ga bisa menaklukan desanya eh malah tukar SDA....wah ternyata ad juga di dunia nyata.....hehhe
ReplyDeleteati-ati bisa saja tuh malingsia mau pelajari senjata alutsista kita
ReplyDeletehalah...
ReplyDeletetertarik seh tertarik...
klo mau beli yah beli aja...tanpa syarat titik..
dasar maling
wah gak setuju coba saja dia beli pesawat kita , aku dengar pegawai di pt tertentu ada yang di beli oleh malaysia .
ReplyDeleteaku gk setuju banget pokok e
kl menguntungkan kita kasih aja kasihan,,,,
ReplyDeleteHanya orang bodoh yg mengulangi kesalahan sama. Saat kita lemah malah kita jadi bulan2an malaysia. Singapura, australia. Jangan bodoh!! Mending kita dekati irak, arab saudi. UEA dan negara afrika, pakistan, korsel utk kerjasama militer
ReplyDelete