Wednesday, September 22, 2010

Angkatan Udara RI-AS Mantapkan Kerja Sama


22 September 2010, Jakarta -- TNI Angkatan Udara dan Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) sepakat memantapkan kerja sama terutama dalam bidang pendidikan dan latihan.

Demikian salah satu pokok pembicaraan antara Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat dan Komandan Angkatan Udara AS di Pasifik (USPACAF) Jenderal Gary North di Jakarta, Rabu.

Juru Bicara TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro kepada ANTARA usai menghadiri pertemuan itu mengatakan, kedua pihak membahas berbagai dinamika hubungan militer kedua negara khususnya angkatan udara.

"Banyak kerja sama yang telah dilakukan angkatan udara RI-AS dan telah berjalan baik," ujarnya.

Salah satu kerja sama yang rutin dilakukan adalah "Teak Iron" yakni latihan bersama unsur angkut berat seperti skuadron C-130 Hercules kedua angkatan udara.

Di bidang pendidikan, kedua negara kerap saling bertukar perwira untuk belajar di sekolah staf dan komando masing-masing angkatan udara.

"Jadi intinya memantapkan kerja sama yang telah lama dilakukan, sekaligus memantapkan hubungan baik kedua negara khususnya angkatan udara kedua pihak.

Kunjungan kehormatan Jenderal North kepada Kepala Staf Angkatan Udara Imam itu merupakan tersebut kunjungan balasan.

Sebelumnya pada tiga bulan silam, Marsekal TNI Imam mengadakan Imam Sufaat ke USAF dan USPACAF guna mempererat tali persahabatan antar kedua Angkatan Udara.

Selama di Indonesia, Jenderal Gary North mengadakan serangkaian kunjungan ke Menteri Pertahanan RI, Mabesau Cilangkap, Akademi Angkatan Udara (AAU) dan Sekolah Penerbang di Lanud Adisucipto Yogyakarta serta mengunjungi museum Dirgantara Mandala dan Candi Borobudur.

ANTARA News

Pesawat Lanud Iswahjudi Latihan Akrobatik

(Foto: Getty Images)

22 September 2010, Madiun -- Berkenaan dengan akan dilaksanakannya upacara peringatan ke-65 HUT TNI yang direncanakan akan dipusatkan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada tanggal 5 Oktober 2010 yang akan datang, pesawat-pesawat tempur Lanud Iswahjudi semakin intensif melaksanakan latihan terbang formasi (fly pass) yang rencananya akan turut menyemarakkan peringatan HUT TNI tersebut.

Adapun pesawat-pesawat tempur yang melaksanakan terbang formasi (fly pass) yaitu pesawat tempur F-16/Fighting Falcon yang dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 3, Letkol Pnb Ian Fuady serta pesawat tempur F-5/Tiger, yang juga dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 14, Mayor Pnb Budi Achmadi.

Komandan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI Ismono Wijayanto, dalam arahannya pada briefing pagi di ruang rapat Teddy Kustari, Rabu (22/9), menekankan agar setiap penerbang utamanya yang mengikuti latihan fly pass menyamakan waktu dalam hitungan second. Upaya menyamakan waktu tersebut sangat diutamakan karena dalam melaksanakan terbang formasi (fly pass), ketepatan waktu dalam bermanuver sudah menjadi keharusan, sehingga mampu menampilkan formasi yang indah dan enak ditonton. Untuk itu mulai sekarang, bagi para penerbang Lanud Iswahjudi, harus berlatih bagaimana menyamakan dalam hal perhitungan waktu.

Akan tetapi, masih menurut Marsma TNI Ismono, untuk mencapai kesuksesan latihan tersebut, masing-masing Penerbang dan Ground Crew dituntut untuk tetap memperhatikan unsur-unsur keselamatan terbang dan kerja (safety), sehingga pelaksanaan fly pass yang nampak indah serta enak ditonton tersebut dapat berjalan lancar, aman, dan selamat.

Sedangkan pesawat tempur Hawk 100/200 yang berasal dari Skadron Udara 11, Lanud Pontianak dan Skadron Udara 1 Lanud Pekan Baru, direncanakan akan bergabung di Lanud Iswahjudi pada tanggal 24 September 2010 mendatang, selanjutnya akan bersama-sama mengadakan latihan terbang formasi dan aerobatik di Lanud Iswahjudi.

Lanud Iswahjudi

KRI Warakas Amankan Tug Boat


21 September 2010, Surabaya -- Surabaya, 21 September 2010 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Warakas-816 dari jajaran unsur Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) berhasil mengamankan kapal jenis Tug Boat TB. ASP.8 BB dan Tongkang (TK) Persada-2517 disekitar perairan Kepulauan Karimunjawa, belum lama ini, Minggu (19/9).

KRI Warakas yang saat itu sedang melaksanakan patrol kemanan laut di perairan timur Indonesia telah memergoki kapal tersebut pada posisi 06 04 85 S 112 40 32 T , yang diduga melakukan tindak pelanggaran hukum di laut. Kapal TB.ASP-8 BB dan TK. Persada -2517 merupakan kapal berbendera Indonesia yang di nahkodai oleh Julius Salindentio (WNI). Memiliki berat 125 GT dan 1705 GT dengan tanda selar GT 125GT. No. 211/AB. Warna anjungan putih lambung hitam.Jumlah Anak Buah Kapal (ABK) 9 orang, semuanya Warga Negara Indonesia (WNI).

Ketika diamankan, kapal tersebut muat 4. 027.270 MT COOPER SLAG. Menurut Komandan KRI Warakas -816 Kapten Laut (P) Hari Wiwit, bahwa hasil pemeriksaan awal menunjukkan kapal telah melakukan tindak pidana di laut berupa, surat ijin pengangkutan limbah B3 tidak ada, dokumen limbah B3 tidak ada (ORIGIN COOPER SLAG) serta Surat Ijin Stasion Radio Kapal sudah mati. Kapal berlayar dari pelabuhan Gresik menuju Tanjung Priuk Jakarta. Selanjutnya untuk mempertanggung jawabkan di hadapan hukum, kapal dan barang bukti lainnya di kawal menuju Pangkalan TNI AL Surabaya.

Dispenarmatim

Empat Kapal Perang Australia Kunjungi Indonesia

HMAS Tobruk. (Foto: Australia DoD)

22 September 2010, Surabaya -- Empat unit kapal perang milik Angkatan Laut Australia (Royal Australian Navy/RAN) berkesempatan mengunjungi dua kota di Indonesia.

Manajer Proyek Kemitraan Australia-Indonesia Pengembangan Hubungan melalui Dialog Antar-Budaya dan Peningkatan Keterlibatan (BRIDGE), Josephine Ratna, di Surabaya, Rabu, mengatakan kunjungan empat kapal perang Australia tersebut bertujuan untuk memupuk persahabatan Indonesia-Australia.

Dua kapal perang RAN, yakni HMAS Success dan HMAS Arunta dijadwalkan merapat di Pelabuhan Ujung Pandang, Makassar, Jumat (24/9).

"Kapal tersebut diperkirakan merapat di Dermaga Peti Kemas Hatta, Ujung Pandang, pada pukul 09.30 WITA," kata Josephine.

Sementara itu, dua unit kapal perang milik RAN lainnya, HMAS Tobruk dan HMAS Toowoomba juga akan merapat di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Sabtu (25/9).

Kedua kapal itu juga dijadwalkan merapat di Dermaga Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, pada pukul 09.30 WIB.

"Kami juga memberikan kesempatan kepada siswa-siswi di kedua kota itu untuk berkunjung kapal-kapal milik RAN," katanya.

ANTARA Jatim

KSAL Temui Presiden Sebelum Uji Kelayakan di DPR

Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Agus Suhartono (kiri), Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat (tengah) dan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat Letjen TNI Johanes Suryo Prabowo berjalan keluar seusai menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/9). Laksamana TNI Agus Suhartono yang merupakan calon tunggal Panglima TNI menyatakan siap untuk menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) yang akan digelar di Komisi I DPR pada Kamis (23/9). (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/pd/10)

22 September 2010, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Agus Suhartono menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelum menjalani uji kelayakan dan kepatutan di hadapan Komisi I DPR sebagai calon Panglima TNI.

Di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, Agus mengaku siap menghadapi uji kepatutan dan kelayakan sebagai calon Panglima TNI di DPR, Kamis 23 September 2010.

"Saya diminta Presiden untuk besok menghadiri `fit and proper test pukul 10.00 WIB," ujarnya.

Agus yang menghadap Presiden didampingi oleh KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat dan Wakill KSAD Letjen TNI Johanes Suryo Prabowo tersebut mengatakan sudah menyiapkan materi, paparan, serta antisipasi jawaban untuk disampaikan kepada DPR besok.

Oleh karena itu, Agus menolak untuk menjelaskan materi yang akan disampaikan kepada DPR dengan alasan tidak etis apabila mendahului DPR.

"Saya harus menyampaikan ini pertama ke DPR, setelah itu baru saya jelaskan," ujarnya.

Ia hanya menyampaikan masalah penjagaan perbatasan dengan negara tetangga dan memperkuat TNI adalah salah satu materi yang akan dipaparkan kepada DPR.

"Intinya, saya ingin mewujudkan TNI yang tangguh," demikian Agus.

Sebelumnya, 3 September lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajukan nama KSAL Laksamana Agus Suhartono sebagai calon tunggal Panglima TNI.

Mengenai calon Kapolri dan Jaksa Agung, Sekretariat Gabungan Partai Koalisi
juga bersepakat akan mendukung siapapun calon yang diajukan Presiden.

"Mengenai calon Kapolri, tadi sudah disepakati bahwa Setgab Koalisi mendukung sepenuhnya usulan dari Bapak Presiden," ujar Syarif Hasan.

Untuk jabatan Jaksa Agung, Sekretariat Gabungan Partai Koalisi mendukung
siapa pun calon Jaksa Agung yang dipilih oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
untuk menggantikan Hendarman Supandji.

Sekretaris Gabungan, katanya, akan menghormati putusan Presiden soal Jaksa
Agung. Ia mengatakan pemilihan Jaksa Agung adalah hak prerogatif Presiden.

ANTARA News

Koarmabar Gelar Latihan Tempur Tingkat III di Kepulauan Riau

KRI Kapiten Pattimura melintas di perairan Tanjung Uban, Bintan, Kepulauan Riau, saat bertolak dari Fasharkan Mentigi untuk bergabung dengan KRI lainnya dalam melakukan latihan tempur tingkat III terpadu pada Selasa (21/9). Latihan tempur tingkat III terpadu dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AL dalam keterampilan bertempur, latihan akan berlangsung selama tiga hari di perairan Laut Natuna. (Foto: ANTARA/Henky Mohari/Koz/mes/10)

22 September 2010, Jakarta -- Komando Armada RI Kawasan Barat menggelar latihan tempur tingkat III terpadu di perairan Kepulauan Riau untuk meningkatkan kemampuan tempur dan profesionalisme prajurit TNI Angkatan Laut dalam mempertahankan negara.

"Latihan tempur tingkat III (L-III) terpadu diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme prajurit dalam mempertahankan kedaulatan negara," kata Panglima Armada RI Kawasan Barat, Lasamana Muda TNI Marsetio usai melepas keberangkatan prajurit TNI AL dengan kapal perang (KRI) di Fasharkan Mentigi, Tanjung Uban, Bintan, Kepulauan Riau, Selasa.

Marsetio mengatakan, prajurit TNI AL harus meningkatkan kemampuan tempur dan memahami tindakan-tindakan yang harus diambil disaat dalam keadaan bertempur.

"Prajurit harus berperan aktif menyiapkan kemampuan tempur dan alutsista sesuai kebutuhan dalam sebuah ancaman," katanya.

Dalam latihan yang akan berlansung selama 3 hari tersebut, Pangarmabar mengatakan sebanyak 11 KRI dengan berbagai jenis dilibatkan dan akan melakukan latihan peperangan, manuver, komunikasi dan kedaruratan.

Saat latihan berlangsung, juga akan dilakukan simulasi pengamanan pulau dari ancaman musuh.

"Saya harapkan seluruh prajurit dalam melaksanakan L-III terpadu dapat bersungguh-sungguh dan membuka kembali referensi agar dapat memahami tugas dan fungsi serta koordinasi," kata Pangarmabar.

Pangarmabar juga berharap dalam latihan tersebut tidak terjadi kecelakaan dan memperhatikan lingkungan sekitar.

"Jangan sampai ada kesalahan dan saya harapkan tidak ada kecelakaan atau `zero accident`," katanya.

Seperti diketahui TNI Angkatan Laut adalah bagian dari Tentara Nasional Indonesia yang bertanggung jawab atas operasi laut, dipimpin oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut.

Kekuatan TNI-AL saat ini terbagi dalam 2 armada, Armada Barat yang berpusat di Tanjung Priok, Jakarta dan Armada Timur yang berpusat di Tanjung Perak, Surabaya, serta satu Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil). Selain itu juga membawahi Korps Marinir. Dan sumber Prajurit TNI AL dididik dan dilatih di AAL dan Kobangdikal serta Seskoal.

SIGAP

Agus Suhartono Ingin Perkuat Armada di Perbatasan

Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Agus Suhartono (kiri) menjawab sejumlah pertanyaan wartawan seusai menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/9). Calon tunggal Panglima TNI lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 1978 tersebut menyatakan siap untuk menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) yang akan digelar di Komisi I DPR pada Kamis (23/9). (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/pd/10)

22 September 2010, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Agus Suhartono bertekat mewujudkan TNI yang tangguh bila dipercaya menjabat sebagai Panglima TNI. Ia juga ingin memperkuat armada militer di perbatasan, seperti di perbatasan dengan Malaysia.

"Saya sudah menerima undangan DPR, (bahwa) saya diminta Presiden untuk besok mengahdiri fit and proper test sebagai calon Panglima TNI besok (Kamis, 23/0) jam 10.00 WIB," katanya seusai melaporkan persiapan fit and proper test kepada Presiden di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/9).

Menurutnya, ia sudah menyiapkan materinya dan paparan yang akan disampaikan di depan Komisi I DPR. "Tentunya mengantisipasi jawaban dari pertanyaan di DPR," katanya.

Ditanya amanat Presiden, Agus menyatakan semua supaya diikuti dan disiapkan dengan baik. Ditanya mengenai poin-poin yang akan disampaikan di DPR, Agus menyatakan tidak etis jika menyampaikan ke publik terlebih dahulu sebelum disampaikan ke DPR. Namun, ia mengakui bahwa penambahan kekuatan militer merupakan bagian dari materi paparannya. "Oh itu (soal penambahan kekuatan militer) sudah dalam program. Besok sajalah," katanya.

Ketika ditanya upaya untuk menjaga perbatasan dengan Malaysia, ia menyatakan hal itu tetap menjadi bagian paparannya ke DPR. "Saya kira semua pertanyaan sama dengan yang akan saya paparkan besok. Jadi saya kira etisnya saya mohon maaf lebih baik saya sampaikan ke DPR dulu," ujarnya. Ia menegaskan pada intinya ingin mewujudkan TNI yang tangguh.

MI

Lockheed Martin Delivers 1,000th PAC-3 Missile to the U.S. Army

Lockheed Martin Missiles and Fire Control is developing the new Patriot Advanced Capability (PAC-3) Missile. The PAC-3 Missile is a small, highly agile, kinetic kill interceptor for defense against tactical ballistic missiles, cruise missiles and air-breathing threats. The PAC-3 Missile destroys its targets by direct, body-to-body impact.

21 September 2010, DALLAS,TX -- Lockheed Martin [NYSE: LMT] delivered the 1,000th Patriot Advanced Capability-3 (PAC-3) Missile to the U.S. Army last week during a ceremony at its state-of-the-art PAC-3 Missile production facility in Camden, AR. PAC-3 Missiles are combat-proven and deployed globally.

In addition to the United States, five U.S. allies have included the PAC-3 Missile in their air and missile defense arsenals. Last year, Taiwan became the fifth international customer for the PAC-3 Missile, joining The Netherlands, Germany, Japan and the United Arab Emirates.

“The PAC-3 system provides hit-to-kill accuracy, and for me in the field to have four times the capability and 16 missiles on a launcher means I have the ability to call this system up against very formidable threats,” said Brig. Gen. Roger Mathews, commandant – Air Defense Artillery School at Fort Sill, OK.

“We proudly celebrate this accomplishment, along with our customers and the 225 suppliers across 25 states that remain focused on delivering the PAC-3 Missile on time and on budget,” said Richard McDaniel, director of PAC-3 Programs at Lockheed Martin Missiles and Fire Control. “This production milestone reaffirms our commitment to providing the world’s most advanced terminal air defense missile that serves our Warfighters and our allies around the world in their defining moments.”

Lockheed Martin achieved the first-ever hit-to-kill intercept in 1984 with the Homing Overlay Experiment, using force of impact alone to destroy a mock warhead outside of the Earth’s atmosphere. Further testing produced today’s PAC-3 Missile, which won a competition in 1993 to become the first hit-to-kill interceptor produced by the U.S. government.

The ‘hit-to-kill’ PAC-3 Missile is the world’s most advanced, capable and powerful terminal air defense missile. It defeats the entire threat: tactical ballistic missiles (TBMs) carrying weapons of mass destruction, advanced cruise missiles and aircraft.

Lockheed Martin is a world leader in systems integration and the development of air and missile defense systems and technologies, including the first operational hit-to-kill missile defense system. It also has considerable experience in missile design and production, infrared seekers, command and control/battle management, and communications, precision pointing and tracking optics, as well as radar and signal processing. The company makes significant contributions to all major U.S. missile defense systems and participates in several global missile defense partnerships.

Headquartered in Bethesda, Md., Lockheed Martin is a global security company that employs about 136,000 people worldwide and is principally engaged in the research, design, development, manufacture, integration and sustainment of advanced technology systems, products and services. The Corporation’s 2009 sales from continuing operations were $44.5 billion.

Lockheed Martin

TNI Butuh Rp57 Triliun untuk Alutsista

(Foto: KOMPAS)

21 September 2010, Surabaya -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) membutuhkan dana sedikitnya Rp57 triliun untuk pengadaan dan pemeliharaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

"Kami berharap kondisi keuangan negara bisa memenuhi kebutuhan alutsista, baik untuk pengadaan maupun pemeliharaan, selama lima tahun ke depan," kata Wakil Menteri Pertahanan, Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, di Surabaya, Selasa.

Pada tahun ini TNI mendapatkan alokasi dana dari APBN untuk kebutuhan alutsista sebesar Rp7 triliun. Pada 2011 dan 2012, diharapkan mendapatkan alokasi dana, masing-masing Rp10 triliun dan Rp11 triliun.

"Harapan kami pada 2011 ada penambahan dana lagi sehingga lima tahun ke depan target pemenuhan dana alutsista sebesar Rp57 triliun bisa tercapai," katanya saat memberikan paparan di PT PAL Indonesia itu.

Dalam program jangka pendek ini, Kemhan akan melakukan pengadaan satu unit kapal perang jenis perusak kawal rudal senilai Rp2,2 triliun.

"Memang kalau dibandingkan dengan luas wilayah laut kita yang mencapai 15 juta kilometer persegi, pengadaan satu kapal saja sangat tidak cukup," kata Sekretaris Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) itu.

Operasi keamanan yang dilakukan TNI, jelas dia, sebenarnya bukan hanya untuk peperangan atau pertempuran, melainkan juga untuk menjaga potensi perekonomian nasional seiring dengan makin maraknya pencurian kekayaan negara oleh pihak asing.

"Sebenarnya kita ini butuh empat PKR (perusak kawal rudal), kalau melihat luas daerah maritim. Tapi kembali lagi, harus melihat kemampuan keuangan negara. Oleh sebab itu, prioritaskan saja pembangunan PKR, sedangkan kapal selam, kita pikirkan nanti," katanya.

Sementara itu, Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur, Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto, mengatakan, kapal selam merupakan senjata strategis bagi semua negara karena kehadirannya dibutuhkan untuk menangkal serangan pihak asing.

"Kami berharap ada penambahan unsur kapal selam sesuai dengan kemampuan dukungan anggaran dari pemerintah sehingga kekuatan pertahanan negara ini tidak terlalu jauh tertinggal dengan kekuatan negara tetangga," katanya.

Ia mengemukakan satuan kapal selam senantiasa memiliki persiapan dini sebagai garda pertahanan terdepan agar mampu menusuk jauh di wilayah pertahanan musuh.

ANTARA Jatim

Lockheed Martin Receives $10 Million to Migrate MH-60 Helicopters to the Joint Mission Planning System


21 September 2010, OWEGO, N.Y. -- The U.S. Navy awarded Lockheed Martin [NYSE: LMT] a $10 million contract to develop software that will enable MH-60R and MH-60S multi-mission helicopter aircrews the latest technology to pre-plan their missions for maximum success.

The U.S. military’s Joint Mission Planning System (JMPS) was developed by the U.S. Navy and Air Force based on a commercial-off-the-shelf architecture that standardizes how aircrews file their mission flight plans. JMPS will replace other legacy mission planning systems.

Lockheed Martin will develop a software module configured to JMPS containing the newest mission characteristics unique to MH-60R and MH-60S multi-mission helicopters. Those missions include anti-submarine warfare, anti-surface warfare, airborne mine countermeasures, search and rescue and ship-to-ship cargo resupply.

“The MH-60 module will give Navy SEAHAWK® pilots access to the military’s most advanced mission planning tool, allowing pilots to easily capture and load pre-planned data in a format compatible between both helicopter types,” said George Barton, director of Lockheed Martin naval helicopter programs. “Once airborne, the aircraft’s avionics will know what mission to prosecute, the intended route and navigation waypoints to use, the communications frequencies, weapons and, sensors it will employ, as well as other critical information.”

The software modules will be loaded onto a planning system laptop that allows MH-60 pilots to select preconfigured mission plans, compile weather data, maps, navigational routes, targeting data and the types of weapons and sensors their aircraft will use for a mission. The finished mission profile is transferred to a memory card and uploaded to Lockheed Martin’s Common Cockpit™ avionics suite — the digital cockpit aboard both helicopter models.

During the next 30 months, Lockheed Martin will develop and test software for the MH-60 module, also known as a unique planning component, in Owego, N.Y. Subsequent tests will be conducted at Naval Air Weapons Station, Point Mugu, Calif., and the Naval Air Station, Patuxent River, Md. JMPS-based mission planning computers with the MH-60 unique planning component will be available for deployment in 2012.

MH-60 SEAHAWK multi-mission helicopters are designed and manufactured by Sikorsky Aircraft Corporation. Lockheed Martin provides the digital cockpit for all MH-60 helicopters, and is the prime systems integrator for the MH-60R. The Navy plans to buy 300 MH-60R and 275 MH-60S aircraft.

Headquartered in Bethesda, Md., Lockheed Martin is a global security company that employs about 136,000 people worldwide and is principally engaged in the research, design, development, manufacture, integration and sustainment of advanced technology systems, products and services. The Corporation reported 2009 sales of $44.5 billion.

Lockheed Martin

Pembangunan Kapal Perusak Rudal Libatkan 35 Desainer

(Foto: Kemenhan)

21 September 2010, Surabaya -- Pembangunan kapal perang jenis perusak kawal rudal pesanan Kementerian Pertahanan di PT PAL Indonesia senilai Rp2,2 triliun melibatkan sedikitnya 35 desainer handal dan 435 tenaga produksi.

"Kami punya 64 desainer di PT PAL ini, sebanyak 35 desainer terpilih yang kami libatkan dalam pembangunan kapal PKR (perusak kawal rudal). Mereka akan didukung 443 tenaga produksi," kata Direktur Utama PT PAL Indonesia, Harsusanto, di Surabaya, Selasa.

Dari 35 desainer tersebut, tiga orang di antaranya telah dikirim ke Belanda untuk magang di mitra kerja Pal.

"Kebetulan mitra kami di Belanda sedang mengerjakan lima unit "fregat" pesanan Maroko," katanya.

Dalam merealisasikan pesanan Kemhan itu, pemerintah menunjuk perusahaan perkapalan asal Belanda, Demen Schelde Netherlands Shipyard (DSNS), sebagai mitra PAL.

Dengan mengirimkan tiga desainer itu, Harsusanto berharap ada transfer ilmu yang diperoleh sehingga ketergantungan terhadap negara asing dalam memenuhi kebutuhan alat utama sistem pertahanan (alutsista) bisa diminimalisasi.

"Kami sudah memiliki kesepakatan dengan DSNS bahwa pembangunan kapal tersebut 40 persen kami yang menangani dan kami berharap dukungan industri strategis nasional sehingga komponen-komponen yang kami butuhkan tidak perlu kami dapatkan dari luar negeri," katanya.

Kesepakatan tersebut, lanjut dia, harus segera ditindaklanjuti oleh Kemhan sehingga kapal itu sudah bisa dioperasikan TNI AL pada Agustus 2014, dengan catatan kontrak efektif Kemhan dengan DSNS terealisasi pada awal November 2010.

DSNS berniat menginvestasikan dananya sekitar 220 juta dolar AS untuk membangun kapal PKR di PT PAL melalui sistem kredit ekspor. Pemerintah bersedia mengalokasikan dana sebesar 15 persen dari nilai investasi itu yang diambilkan dari APBN selama empat tahun anggaran.

"Kalau industri strategis nasional, seperti PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT Krakatau Steel, PT LEN, PT Inti, PT Texmaco, PT Maspion, dan PT Tadakara bisa memenuhi kebutuhan kami, maka dana kredit ekspor yang diberikan DSNS itu tidak akan kembali lagi ke luar negeri," katanya di depan Wakil Menham Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin dan anggota Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).

Misi operasi

Kapal PKR yang dirancang PT PAL dapat digunakan TNI-AL untuk menjalankan misi operasi, di antaranya peperangan elektronika, peperangan antiudara, peperangan antikapal selam, peperangan antikapal permukaan, dan bantuan tembakan kapal.

Panjang kapal itu 105 meter, lebar 14 meter, kedalaman 8,8 meter, dan kecepatan maksimum 30 knot dengan dilengkapi rudal SAM, SSM, dan rudal antikapal selam.

Kapal yang memiliki landasan helikopter hingga kapasitas 10 ton itu juga dilengkapi radar untuk mendeteksi kapal selam dan pesawat udara serta dipersenjatai meriam kaliber 76-100 mm dan kaliber 20-30 mm, peluncur rudal, dan senjata torpedo.

Meskipun bermitra dengan DSNS, Kemhan dan PAL memiliki hak menjual kapal sejenis ke negara-negara di Asia tanpa dibebani kewajiban membayar royalti.

Sementara itu, anggota KKIP, Teguh Rahardjo, menyatakan Kementerian Riset dan Teknologi siap membantu PAL di bidang pelatihan sumber daya manusia melalui pemberian bea siswa.

"Kami mendukung sepenuhnya peningkatan kualitas manajemen di PAL, kalau diberi kewenangan penuh karena untuk mendidik tenaga "engineering" itu sebenarnya tidak butuh waktu lama," kata Deputi Kemristek Bidang Relevansi dan Produktivitas Iptek itu.

Sekjen Kementerian Perindustrian, Agus Cahyono, yang juga anggota KKIP, mengingatkan PAL agar pandai bersiasat dalam transformasi teknologi dengan pihak asing, seperti DSNS itu.

"Ini namanya "ongkos bodoh". Kita punya modal sedikit, tapi harus pandai-pandai memanfaatkan kepandaian dan kelebihan orang lain," katanya.

Ia juga meminta PAL mewaspadai hal-hal sekecil apa pun terkait proyek kerja sama pembangunan kapal PKR dengan DSNS itu.

"Pengalaman kami di industri migas saat bekerja sama dengan pihak asing bisa jadi pelajaran, seperti halnya biaya parkir sampai urusan sandal jepit pun mereka bebankan pada kita," katanya.

Oleh sebab itu, KKIP meminta PAL fokus pada divisi yang memiliki kekuatan.

"Jangan sampai kehabisan stamina di tengah jalan. untuk mengantisipasi ini kami akan memberikan "time saving" sehingga jika terjadi dinamika, proyek ini tetap jalan terus," kata Sjafrie Sjamsoeddin yang menjabat Sekretaris KKIP itu.

KKIP dibentuk melalui peraturan presiden dengan menunjuk Menhan sebagai ketua dan beberapa sekjen serta deputi sejumlah kementerian terkait sebagai anggota.

ANTARA Jatim

Indonesia - Australia Tingkatkan Kerjasama Pendidikan Militer

(Foto: Australia DoD)

21 September 2010, Jakarta -- Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Sekjen Kemhan) Marsdya TNI Eris Herryanto, S.IP., M.A., mengungkapkan perlunya Indonesia terus meningkatkan hubungan militer dalam bidang pendidikan dengan Pemerintah Australia. Demikian disampaikannya saat menerima kunjungan perwakilan delegasi perwira siswa Sekolah Komando dan Staf Australia (Australian Command and Staff College/ACSC), yang dipimpin oleh Laksamana Muda James Goldrick, AM, CSC, Senin (20/9), di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.

Senada dengan yang disampaikan Sekjen Kemhan, Laksda James Goldrick mengungkapkan bahwa kerjasama pendidikan militer antar kedua negara saat ini telah berlangsung baik. Namun demikian peningkatan pendidikan secara kualitas dan kuantitas harus terus ditingkatkan dan dikembangkan, mengingat ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang pertahanan terus berkembang. Ditambahkannya pula, hubungan militer kedua negara sangat menarik untuk dipelajari oleh para Perwira Siswa Sesko Australia, mengingat Indonesia merupakan negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Australia, begitu pula sebaliknya.

Pada kesempatan tersebut, Laksda James Goldrick juga menjelaskan bahwa ASCS merupakan sekolah lanjutan yang bertujuan untuk menyiapkan para perwira terpilih, untuk dididik secara komando dan staf baik ketika melaksanakan tugasnyaa di masing-masing angkatan, maupun ketika harus berintegrasi dengan angkatan lain.

Visi yang diharapkan dari pendidikan ini adalah peningkatan kemampuan bertempur dan membentuk pimpinan yang berkualitas. ACSC sendiri terbagi menjadi tiga kursus yaitu Kursus Komando dan Staf Gabungan Australia, Kursus Pengenalan Angkatan Laut Australia dan Kursus Komando dan Staf Perbekalan Angkatan Darat.

Rombongan delegasi Perwira Siswa Sesko gabungan tentara Australia, yang keseluruhan berjumlah 36 orang ini, selanjutnya menerima paparan dari Direktur Kerjasama Internasional Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan (Dirkersin Ditjen Strahan), Brigjen TNI (Mar) Ir. Syaiful Anwar, M.Bus, M.A, mengenai profil Kemhan.

Saat melakukan dialog dengan para Perwira Siswa ACSC, Dirkersin menjelaskan bahwa saat ini hal terpenting yang menjadi prioritas Kemhan adalah mengenai anggaran Kemhan yang sangat signifikan. Selain itu masalah perbatasan wilayah dengan negara tetangga juga menjadi perhatian Kemhan saat ini, seperti dengan telah ditandatanganinya Lombok Treaty dengan pemerintah Australia.

Dirkersin menyatakan bahwa Kemhan saat ini juga tengah berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan prajurit khususnya prajurit yang bertugas di daerah perbatasan. Industri pertahanan juga menjadi fokus perhatian Kemhan dengan melakukan produksi gabungan atau joint production dengan negara-negara lain seperti joint production dengan Korea Selatan dalam pembuatan kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD).

DMC

Tiga Unit Sukhoi Siap Diserahkan Akhir September

Pesawat Jet Tempur Jenis Sukhoi di Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin Makassar. (Foto: TEMPO/Hariandi Hafid)

21 September 2010, Jakarta -- Kepala Dinas Penerangan Umum TNI AU Marsekal Pertama Bambang Samoedro mengatakan tiga pesawat jet tempur Sukhoi sudah dapat diserahkan kepada Menteri Pertahanan pada akhir September ini.

"Diharapkan tanggal 27 september sudah selesai semuanya dan dapat diserahkan ke Menhan kemudian Panglima TNI dan KASAU," kata Bambang Samoedro melalui sambungan telepon, Selasa (21/9).

Dihubungi terpisah, Komandan Pangkalan Udara Udara Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama Agus Supriatna mengatakan gelar uji terbang untuk dua unit sukhoi yang dilakukan senin kemarin berjalan dengan lancar. "Dari uji itu semuanya bagus. Untuk satu unit lagi akan dilakukan uji Rabu besok,"katanya.

Gelar uji terbang untuk dua Pesawat Tempur Sukhoi SU-27 SKM yang dilaksanakan selama dua hari yaitu Jumat 17 September 2010 dan Senin, 20 September 2010. Yang menjadi petugas penerbang adalah Pilot Mr.Alexander Demchenko dari Rusia.

TEMPO Interaktif

KKIP Pantau Kesiapan PAL Bangun Kapal PKR

Sekretaris Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin (kanan) meminta penjelasan kepada Kepala Divisi Kapal Perang PT PAL, Syaukani, terkait kesiapan PT PAL dalam membangun kapal perang jenis perusak kawal rudal senilai 220 juta dolar AS, di Surabaya, Selasa (21/9). Kunjungan KKIP itu untuk mendapatkan masukan sebelum Kemhan mengupayakan kontrak efektif dengan perusahaan perkapalan asal Belanda, DSNS yang menjadi mitra Pal dalam pembangunan kapal perusak kawal rudal. (Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie/Koz/ama/10)

21 September 2010, Surabaya -- Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) memantau kesiapan PT Pal Indonesia di Surabaya, Selasa, dalam membangun kapal perang jenis perusak kawal rudal (PKR) pesanan Kementerian Pertahanan.

Dalam kunjungan itu rombongan yang diketuai Sekretaris KKIP Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin mendatangi hanggar Divisi Kapal Perang PT PAL. Di hanggar itu rombongan mendapatkan penjelasan dari Kepala Divisi Kapal Perang, Syaukani, tentang kondisi hanggar dan peralatan di dalamnya.

"'Crane' di hanggar ini punya kemampuan angkat hingga 80 ton," kata Syaukani menunjukkan beberapa alat derek di hanggar tersebut yang bakal mendukung pembangunan kapal PKR itu.

Dari hanggar, Sjafrie dan rombongan bergeser menuju Divisi General Engineering dan Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan. Di tempat itu, rombongan KKIP mendapatkan penjelasan teknis mengenai rencana pembangunan kapal PKR itu.

Kemudian rombongan KKIP mendapatkan penjelasan dari direksi di gedung direksi PT PAL. Direktur Utama PT PAL, Harsusanto, mengatakan, Kemhan menetapkan PT PAL sebagai pemenang tender proyek pembangunan kapal PKR pada 16 Agustus 2010.

Kemhan juga menetapkan perusahaan perkapalan asal Belanda, Damen Schelde Netherlands Shipyard (DSNS) mengungguli dua perusahaan asing lainnya yang diusulkan, yakni Rossoborrow (Rusia) dan Orinsote Sistemi Navali (Italia), sebagai mitra PT PAL.

Untuk merealisasikan pembangunan kapal PKR itu, DSNS harus menyediakan dana investasi sedikitnya 220 juta dolar AS. Dana itu merupakan bagian dari kredit ekspor yang diusahakan Kementerian Keuangan.

Jika Kemhan berhasil menandatangani kontrak efektif pada akhir November 2010, maka Harsusanto yakin kapal PKR itu sudah bisa dioperasikan oleh TNI Angkatan Laut paling lambat Agustus 2014.

Sementara itu, Sjafrie berjanji akan mengupayakan kontrak efektif dengan DSNS akan terealisasi pada November 2010. "Kunjungan ini juga merupakan inventarisasi masalah sebelum KKIP menggelar rapat pertama yang dijadwalkan awal Oktober 2010," kata Wakil Menteri Pertahanan itu.

Kunjungan ke Pal merupakan salah satu rangkaian kunjungan KKIP ke PT Dirgantara Indonesia dan PT Pindad, keduanya di Bandung, Jawa Barat. KKIP sendiri diketuai Menhan dengan anggota dari jajaran deputi dan dirjen di Kementerian Perindustrian, Kementerian BUMN, dan Kementerian Ristek. KKIP bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI.

ANTARA Jatim

Tuesday, September 21, 2010

Aksi F16 Akan Membuka Bandung Airshow

Teknisi memercantik pesawat Cessna di Lanud Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Selasa (21/9). Bandung Air Show 2010 untuk menyambut 200 tahun kota Bandung, akan digelar pada 23-26 September 2010 dan menampilkan sebanyak 137 pesawat, termasuk beberapa diantaranya pesawat tempur, peragaan akrobatik, terjun payung, aeromodelling dan pameran kedirgantaraan. (Foto: ANTARA/Agus Bebeng/ed/ama/10)

21 September 2010, Bandung -- Bandung Air Show 2010 yang diadakan 23 - 26 September 2010, akan dibuka dengan penerbangan perdana pesawat tempur F-16 yang akan melintas di arena show Lanud Husein sesaat setelah acara dibuka pukul 09.00 Kamis (23/9) lusa. Pesawat F-16 ini diterbangkan langsung dari Madiun dengan rencana penerbangan satu flight saja.

Tidak hanya pesawat tempur Falcon, penyelengara juga turut menyertakan aksi pesawat tempur Hawk yang diberangkatkan langsung dari Bandara Halim Perdanakusuma. "Untuk Hawk, yang sudah pasti flight itu ada tiga pesawat," kata Danlanud Husein Sastranegara Kolonel Pnb Asep Adang Supriyadi, Selasa (21/9).

Selain penampilan dua pesawat ini, acara Bandung Airsow juga dimeriahkan oleh atraksi terjun payung yang melibatkan 30 personel dari berbagai kesatuan yaitu dari TNI seperti Paskhas, Marinir dan Kopassus, Polri dan juga dari FASI. "Masing-masing satuan akan mengirimkan 5 personil," terang Asep.

Saat ini, di area Lanud telah berdiri tenda-tenda untuk menampilkan kerajinan atau home industry asal Kota Bandung. "Ya selain menampilkan aneka model pesawat, nanti juga ada stan-stan dari BUMN, industri strategis seperti Pindad, Lapan, dan lain-lain," katanya.

Pesawat komersil hingga pesawat tempur dipamerkan

Warga Kota Bandung segera bisa menyaksikan ratusan pesawat terbang di Pangkalan Udara Husein Sastranegara. Ratusan pesawat berbagai jenis itu akan "diparkir" di Lanud Husein dalam gelaran Bandung Air Show 2010 yang akan dihelat pada 23 hingga 26 September 2010.

Komandan Lanud Husein Sastranegara Kolonel Pnb Asep Adang Supriyadi, dalam jumpa pers di Lanud Husein Sastranegara, Senin (21/9) mengatakan, Bandung Air Show 2010 digelar untuk menyambut Hari Jadi Kota Bandung ke-200.

Tidak hanya pesawat kecil dan komersil saja, nantinya menurut Asep, pesawat berbadan besar pun akan turut ditampilkan dalam static show. Rencananya sebanyak 137 pesawat berbagai jenis akan turut ditampilkan dalam Bandung Air Show 2010. Pesawat-pesawat itu terdiri dari pesawat TNI, Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) juga ada pesawat aero modelling.

Bahkan, kata Asep, pesawat tempur Hawk 100-200 dan F-16 pun akan ikut menyemarakkan acara tersebut. "Nantinya pesawat tersebut akan melintas dengan jadwal yang ditentukan," ujar Asep.

Tribun Jabar

Pendidikan Perwira Penerbang TNI AL

Sejumlah siswa pendidikan perwira penerbang (Dikpabang) TNI AL mendengarkan arahan yang disampaikan instruktur mereka pada latihan terbang mula di Lanumad Ahmad Yani Semarang, Jateng, Selasa (21/9). Pendidikan itu akan berlangsung selama 18 bulan, menggunakan empat pesawat jenis Tobago (TB-10 GT) dengan jumlah total jam terbang untuk setiap siswa ditarget sebanyak 180-200 jam terbang. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/Spt/10)

Seorang instruktur pendidikan perwira penerbang (Dikpabang) TNI AL keluar dari pesawat setelah terbang bersama siswa Dikpabang. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/Spt/10)

DPR: Diversifikasi Sumber Pengadaan Alutsista Perlu Dilakukan

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (tengah), Wakil Ketua DPR Pramono Anung (kiri), dan anggota Fraksi Partai Demokrat Sutan Batu Gana (kanan), berbincang sebelum mengikuti rapat paripurna, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/9). Rapat paripurna tersebut antara lain mengagendakan pembahasan rancangan undang-undang kerjasama militer dengan Rusia. (Foto: ANTARA/HO/ip/ed/ama/10)

21 September 2010, Jakarta -- Pemerintah perlu melakukan diversifikasi sumber pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alusista) dalam mendukung penguatan pertahanan negara. Hal ini sejalan dengan rencana pengesahan Rancangan Undang-Undang Kerjasama Teknik Militer Indonesia dan Rusia.

“Diversifikasi sumber pengadaan Alutsista diperlukan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) bagi pembinaan personal TNI, serta menstimulasi peningkatan industri Alutsista,” kata Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq dalam rapat Paripurna DPR di Jakarta, Selasa (21/9).

Dengan diversifikasi, menurutnya Indonesia tidak lagi terbatas pada satu negara dalam pengadaan Alusista, dimana sebelumnya kita hanya tergantung pada satu negara.

Akibat ketergantungan pada satu negara, membuat daya tawar Indonesia menjadi lemah dalam politik internasional, serta kontraproduktif bagi penyelenggaraan pertahanan RI jika suatu saat terjadi embargo, ucapnya.

“Untuk itu pemerintah harus mewujudkan diversifikasi sumber pengadaan Alutsista guna memperkecil tingkat ketergantung kita, sehingga mampu mencapai tingkat kemandirian produksi Alutsista nasional yang memadai dalam mendukung pertahanan nasional,” katanya.

Hal ini sejalan dengan adanya usulan RUU Kerjasama Teknik Militer Indonesia dengan Rusia. Dengan kerjasama semacam ini, jika terwujud dapat mendorong rencana diversifikasi sumber pengadaan Alutsista. Namun kata Mahfudz Siddiq, kerjasama Indonesia dengan Rusia tidak wajib diratifikasi dengan undang-undang, tapi cukup dalam bentuk peraturan presiden.

Kominfo-Newsroom

Ketua Komisi I Minta Menhan Selektif Terima Teknisi Sukhoi

Personil TNI AU mengkat jenazah teknisi Sukhoi ke atas pesawat Anatonov di Pangkalan Udara (Lanud) Hasanuddin, Makassar, Jumat (17/9). Ketiga jenazah teknisi Sukhoi asal Rusia diberangkatkan ke Rusia dengan menggunakan pesawat Antonov dilepas Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Hasanuddin, Marsekal Pertama Agus Supriatna. (Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/yu/ed/nz/10)

21 September 2010, Jakarta -- Meninggalnya tiga teknisi perakit pesawat Sukhoi dari Rusia pada 13-14 September 2010, Komisi I DPR RI meminta kepada Kementerian Pertahanan (Kemenhan) agar bersikap lebih selektif dalam menerima tim teknisi Sukhoi terkait kerjasama Indonesia dan Rusia ke depan.

"Sejalan dengan itu, Kementerian Pertahanan memberlakukan peraturan yang tegas terhadap para tim teknisi selama berada di Indonesia untuk perakitan pesawat Sukhoi," ungkap Ketua Komisi I Mahfudz Siddieq dalam sidang Paripurna di Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta, Selasa (21/9/2010).

Selain itu, Politisi PKS ini pun menegaskan supaya kejadian serupa tidak lagi terjadi dimasa yang akan datang. "Komisi I DPR RI menegaskan kejadian ini tidak terulang kembali di masa yang akan datang sehingga kerjasama Indonesia dengan Rusia maupun negara lain bisa berjalan dengan baik," ungkapnya.

Sebelumnya sempat dikabarkan tiga warga negara Rusia yang menjadi teknisi dan perakit jet tempur Sukhoi, Alexander, Voronim dan Victor Savanoc meninggal dunia akibat sesak nafas karena menegak minuman keras.

Ketiga korban itu merupakan bagian dari 12 anggota tim garansi (warranty) perakit pesawat jet tempur canggih Sukhoi SU-27 SKM yang akan memperkuat Skuadron 11 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin Makassar.

Ketiga anggota perakit dan teknisi Sukhoi itu tiba di Makassar Minggu 5 September 2010 dan akan berada di Lanud Hasanuddin Makassar selama setahun untuk memberikan jaminan kepada personel TNI AU jika jet tempur super canggih itu akan menjadi bagian dari Skuadron 11 Lanud Hasanuddin.

Tribun News

Singapore and Thailand Navies in Bilateral Naval Exercise


COL Giam Hock Koon and CAPT Kosit Cheamsuphakit officiating at the opening ceremony of Exercise Singsiam 2010 at Changi Naval Base. Behind them is the frigate RSS Steadfast which is participating in the exercise.

21 September 2010 -- The Republic of Singapore Navy (RSN) and the Royal Thai Navy (RTN) are participating in a bilateral naval exercise, code-named Singsiam from 20 to 29 Sep 2010. The opening ceremony was officiated by Colonel Giam Hock Koon, Commanding Officer of the RSN's 185 Squadron, and the Chief of Staff Frigate Squadron 2 of the RTN, Captain Kosit Cheamsuphakit, at Changi Naval Base yesterday.

Hosted by the RSN, this year's exercise started with a shore phase at Changi Naval Base and a sea phase that will be conducted in the South China Sea and the Gulf of Thailand. The RSN is participating in the exercise with frigate RSS Steadfast, missile corvette RSS Valour and patrol vessel RSS Resilience. The RTN is represented by helicopter carrier HTMS Chakri Naruebet for the first time, frigate HTMS Taksin and three S-70B naval helicopters.

RSN personnel working together with their counterparts from the RTN on details of the sea phase.

The biennial naval exercise, which is the 16th in the series by the two navies, has expanded in scope and complexity over the years. It has evolved from conventional naval warfare exercises to exercises incorporating maritime security scenarios. Exercise Singsiam serves to enhance interoperability and mutual understanding between the two navies. The exercise also underscores the warm and longstanding defence ties between the Singapore Armed Forces and the Royal Thai Armed Forces.

MINDEF

Batalyon 403/Wirasada Pratista Tepis Kesan Menakutkan


21 September 2010, Yogyakarta -- Batalyon Infanteri 403/Wirasada Pratista Yogyakarta menepis kesan menakutkan yang masih ada di sebagian masyarakat dengan melakukan berbagai kegiatan. Salah satunya, tempat tersebut menjadi kunjungan bagi anak-anak sekolah, mahasiswa dan umum yang ingin melihat lebih dekat batalyon.

"Selain itu ada pula program penghijauan yang melibatkan masyarakat, sudah ribuan pohon kami tanam," ungkap Komandan Batalyon Infanteri 403/WP Yogyakarta, Letkol Inf Satriyo Pinandoyo ketika berkunjung ke Suara Merdeka Perwakilan Yogyakarta.

Kunjungan ke media massa juga merupakan langkah mengenalkan batalyon kepada masyarakat. Memang banyak yang tidak mengetahui kondisi sebenarnya Batalyon 403. Padahal batalyon ini berisikan prajurit-prajurit tangguh TNI yang siap membela negara dalam kondisi apapun.

Karena itu batalyon membuka diri kepada seluruh lapisan masyarakat yang ingin berkunjung dan berkenalan lebih dekat. Dalam tiap kunjungan, anggota batalyon menekankan pentingnya nasionalisme untuk membentengi negeri ini dari intervensi pihak asing.

"Masih banyak kegiatan-kegiatan untuk memupuk nasionalisme yang akan kami gelar, tunggu saja nanti tanggal mainnya," tandas Satriyo.

Dia menambahkan Batalyon 403 bekerja sama dengan angkatan lain dan juga Polri juga sedang mempersiapkan diri mengisi acara di HUT TNI yang dipusatkan di Grobogan, Jawa Tengah, 5 Oktober mendatang.

Kepala Perwakilan Suara Merdeka Wilayah DIY, Djoko Isparwoto menyambut baik kunjungan tersebut dan berharap Batalyon 403 akan semakin dekat dengan media dan masyarakat. Kedekatan akan makin mempererat persaudaraan dan menggalang persatuan sesama anak bangsa.

Suara Merdeka

AL Korsel Pesan Satu Kapal Selam dari Daewoo

Peluncuran kapal selam 1800 ton Jeongji pada 13 Juni 2007. (Foto: ROKN)

21 September 2010 -- Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co memenangkan kontrak pembuatan satu kapal selam untuk Angkatan Laut Korea Selatan.

Kapal selam tipe 214 akan dikirimkan 2016, mempunyai bobot 1800 ton. AL Korsel berencana memiliki 9 kapal selam tipe 214 hingga 2018.

Panjang kapal selam 65,3 meter dilengkapi Air Independent Propulsion (AIP), menjadikan kapal mampu menyelam lebih lama hingga berkemampuan siluman. Kapal dapat menyelam hingga kedalaman 400 meter serta mampu beroperasi di bawah permukaan laut selama dua minggu.

Daewoo tidak memyebutkan nilai kontrak. Galangan kapal Daewoo telah membangun empat belas kapal selam untuk AL Korsel dalam kurun waktu 14 tahun, sebagian besar kapal selam tipe 209 1200 ton.

Yonhap/Berita HanKam

Satsel Mampu Bentuk Dirinya Jadi Satuan Yang Tangguh


21 September 2010, Surabaya -- Satuan Kapal Selam telah mampu membentuk dirinya menjadi kesatuan yang tangguh sebagai bagian dari kekuatan Armada RI yang terpadu dalam SSAT. Ketangguhan tersebut telah dicapai melalui berbagai pengalaman dan ujian, dimana semua keadaan ini telah memberikan andil bagi terbentuknya Kesatuan Kapal Selam yang patut kita banggakan.

Penegasan tersebut disampaikan Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto dalam amanatnya pada saat bertindak selaku Irup memperingati Hari Ulang Tahun Korps Hiu Kencana ke 51 di halaman Satuan Kapal Selam Koarmatim Ujung Surabaya, Selasa (21/9).

Dikatakan Pangarmatim, bahwa lebih dari kesemuanya itu tekad dan semangat pengabdian para pendahulu Korps Hiu Kencana yang telah mampu mengukir dengan tinta emas sejarah bangsa Indonesia haruslah diikuti dan ditumbuhkembangkan oleh generasi penerus Korps Hiu Kencana saat ini.

“Tetapi rasa bangga tersebut tidak boleh membuat kita lengah terhadap situasi yang terjadi saat ini maupun dimasa mendatang. Satuan Kapal Selam harus senantiasa siap sebagai garda pertahanan terdepan dan mampu menusuk jauh di wilayah pertahanan musuh,”kata Pangarmatim. Lebih lanjut Pangarmatim mengatakan, bahwa kapal selam merupakan senjata strategis bagi semua negara yang kehadirannya senantiasa berdampak politis dan penangkalan bagi pihak lain.

“Ke depan tentu kita berharap ada penambahan unsur kapal selam sesuai dengan kemampuan dukungan anggaran dari pemerintah, sehingga kita tidak terlalu jauh tertinggal dengan kekuatan negara tetangga,”tegas Pangarmatim. Menurut Pangarmatim, sebagai bagian dari komponen SSAT dan sesuai dengan fungsi azasinya untuk berperan luas dalam kondisi dan lingkungan operasional bawah air yang menjadi medan juang kapal selam, maka dituntut ketangguhan mental, kondisi yang prima serta harus dilandasi oleh motivasi kejuangan dan semangat yang tinggi dari seluruh awak kapal selam.

“Dengan dilandasi semangat tabah sampai akhir, tingkatkan profesionalisme dan pengabdian satuan kapal selam. Adalah suatu hal yang membanggakan bahwa dalam perjalanan hidupnya yang ke 51 tahun, warga Hiu Kencana telah mampu menumbuhkan jiwa dan semangat kesatuan yang secara nyata telah memberikan andil bagi kekuatan Angkatan Laut kita,

”kata Pangarmatim menegaskan. Pagi itu peringatan ulang tahun Satuan Kapal Selam diikuti satu kompi dari Satuan Komando Pasukan Katak Koarmatim, Satu Kompi Satuan Kapal Selam dan satu kompi Taifib Pasmar 1. Kegiatan tersebut juga dihadiri seluruh pejabat teras Koarmatim.

Dispenarmatim

Northrop Grumman's Global Hawk Unmanned Aircraft Deploys WorldwideHigh-Flying UAS Goes Global With Persistent

The first RQ-4 Global Hawk unmanned aircraft landed successfully Sept. 1 at Andersen Air Force Base, Guam, after an 18-hour flight from its main operating base at Beale Air Force Base, Calif. The new ISR capability within the Pacific theater meets the needs of U.S. Air Force operations and will help the U.S. and its partners and allies address common regional challenges such as humanitarian assistance, disaster relief, terrorism, and piracy.

20 September 2010, ANDERSEN AFB, Guam -- Northrop Grumman Corporation (NYSE:NOC) and the U.S. Air Force commemorated the milestone deployment of the first RQ-4 Global Hawk unmanned aircraft system (UAS) to Pacific Command (PACOM) with an arrival ceremony Sept. 20 at Andersen Air Force Base, Guam. Designated AF-20, the aircraft landed successfully Sept. 1 after an 18-hour flight from its main operating base at Beale Air Force Base, Calif.

"We believe that an intelligence, surveillance and reconnaissance (ISR) capability within the Pacific theater meets the needs of U.S. Air Force operations and will help the U.S. and its partners and allies address common regional challenges such as humanitarian assistance, disaster relief, terrorism, and piracy," said Gen. Gary L. North, commander of the Pacific Air Forces and Air Component for U.S. PACOM. "Having the Global Hawk in the Pacific encourages a dialogue for regional cooperation, security and stability in this region."

The historical landing in Guam not only signified the stand-up of a new forward-operating location and first permanent overseas basing of the high-altitude, long-endurance UAS, but it also marked the 45,000th flight hour for the Global Hawk program. In addition to PACOM, Global Hawk has also been forward-deployed to European Command, or EUCOM, forces at Naval Air Station Sigonella, Italy, where another Block 30 Global Hawk, designated AF-15, arrived Sept. 15. Block 30 Global Hawks will be based at both Sigonella and Andersen and will be operational in early 2011.

"These remarkable accomplishments demonstrate why we refer to 2010 as the year of Global Hawk," said Duke Dufresne, sector vice president and general manager of the Strike and Surveillance Systems Division for Northrop Grumman's Aerospace Systems sector. "Global Hawk will now be covering nearly every part of the globe, thanks to the dedication and efforts of the entire military and industry team. The Global Hawks are not only combat-proven with more than 35,000 combat hours, but they have also been employed this year during the Haiti earthquake in January and during several Atlantic and Pacific hurricanes in August and September."

Cruising at extremely high altitudes and above ordinary, commercial traffic, the RQ-4 Global Hawk can survey large geographic areas with pinpoint accuracy, giving government and military decision-makers the most current information available during a crisis or contingency situation and providing them with near real-time, high-resolution ISR imagery that can support full-spectrum operations.




Northrop Grumman Corporation is a leading global security company whose 120,000 employees provide innovative systems, products, and solutions in aerospace, electronics, information systems, shipbuilding and technical services to government and commercial customers worldwide. Please visit www.northropgrumman.com for more information.

Northrop Grumman Corporation

Hercules TNI AU Terjunkan 380 Personel Kostrad

21 September 2010, Makassar -- 380 Personel Brigif Linud 3/TBS (Tribudi Sakti) Kariango Selasa (21/9) melaksanakan terjun penyegaran di daerah Marang Kabupaten Maros Sulawesi Selatan kurang lebih 7 Km arah timur Lanud Sultan Hasanuddin dengan menggunakan pesawat Hercules TNI Angkatan Udara C-130 dengan Pilot Kapten Pnb Noto dari Skadron 31 HalimPerdanakusuma.

Terjun Penyegaran yang dilaksanakan sebanyak lima sorty dimulai pukul 06.49 Wita tersebut dipandu langsung oleh Tim Jumping Master dari Batalyon 461 Paskhas TNI Angkatan Angkatan Udara , dengan tiap-tiap sorty menerjunkan 80 penerjun static, disamping terjun static juga menerjunkan 24 personel penerjun Free Fall yang langsung dipimpin oleh Komandan Batalyon 432 Brigrif Linud Kontrad 3/TBS Mayor Inf Trirana Subekti yang juga ikut melaksanakan terjun Fre Fall. yang disaksikan oleh Komandan Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Kolonel Pnb Mujianto

Terjun penyegaran yang dilaksanakan secara terjadwal setiap tahun tersebut , menurut rencana akan dilaksanakan selama dua hari, dihari kedua pada hari Rabu (22/9) akan menerjunkan sebanyak tiga sorty penerbangan.

Pentak Lanud Sultan Hasanuddin

Pusat Pelatihan Anti Teror Merupakan Bentuk Penanggulangan Ancaman Asimetris

20 September 2010, Magelang -– Bentuk Ancaman yang ada di era modern sekarang ini sudah bukan lagi merupakan ancaman yang terencana, melainkan ancaman yang bentuknya bervariasi, salah satunya adalah ancaman aksi terror. Dengan adanya pembangunan pusat pelatihan Anti Teror, dirasakan dapat mempersiapkan untuk menanggulangi bentuk ancaman Asimetris tersebut. oleh kerana itu harus dipersiapkan jika terjadi ancaman-ancaman seperti ini yaitu dengan mempersiapkan pusat pelatihan anti terror disamping itu kita juga persiapkan standby force.

Demikian diungkapkan Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro ketika berbicara didepan sekitar 800 Taruna Akademi Militer (AKMIL), Sabtu Siang (18/9), di gedung Serba Guna Akmil, Magelang. Sebelumnya Menhan saat tiba di AKMIL diterima secara formal melalui upacara jajar kehormatan dan diterima langsung oleh Gubernur Akmil, Mayjen TNI Gatot Nurmantyo.

Dijelaskan Menhan, Seiring perkembangan perdamaian di dunia, ancaman simetris atau ancaman terencana yang bentuknya adalah konflik terbuka antara suatu negara sehingga terjadi invansi pasukan ke negara lain sudah tidak berlaku lagi.

Bahkan yang terjadi saat ini adalah bentuk ancaman asimetris atau bentuk ancaman berupa aksi terror dari sekelompok orang untuk menggangu sistem keamanan dan perekonomian suatu negara.

Lebih lanjut Menhan mengatakan, pusat pelatihan anti teror dari pasukan TNI ataupun Polri nantinya akan diwujudkan melalui rencana pembangunan Pusat pelatihan khusus pasukan perdamaian (Peacekeeping Center) diatas lahan seluas 260 Hektar yang tepatnya terletak di Desa Hamba lang, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Menhan menjelaskan bahwa disamping sebagai bentuk upaya pemerintah Indonesia untuk ikut berpartisipasi secara aktif didalam menciptakan perdamaian dunia pembangunan Peacekeeping Center tersebut juga bertujuan untuk membangun pusat pelatihan anti teror.

“jadi kedepan itu nantinya pasukan-pasukan penanggulangan terror seperti, Den 81 anti teror, Denjaka, Den Bravo dan Densus 88 Mabes Polri akan ikut turut serta didalam pusat pelatihan penanggulangan teror, karena ancaman terror itu juga kita kenal dengan ancaman Asimetris,” jelas Menhan.

Menurut Menhan selain itu pusat pelatihan pasukan perdamaian ini juga berguna untuk membangun pusat pelatihan penanggulangan bencana, dan membangun satu pasukan Bataliyon Mekanis (Stand By Force) berguna untuk melakukan misi perdamaian yang diperlukan dalam waktu yang sangat cepat.

Rangkaian kunjungan kerja Menhan di Jawa Tengah

Sebelum mengunjungi Akademi Militer, Menhan dan rombongan berkesempatan untuk mengunjungi SMA Taruna Nusantara. Saat tiba di SMA TN Menhan diterima oleh kepala Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara (LPTTN), Laksda TNI (Purn) Yuwendhi dan Kepala Sekolah SMA TN Laksma TNI (Purn) Ir. Djoko Sasongko. Pada kesempatan tersebut Menhan memberikan ceramah umum didepan 904 siswa yang terdiri dari berbagai kelas.

Masih dalam rangkaian kunjungan kerja di Jawa Tengah Menhan juga meninjau Lembaga Pendidikan Kepolisian atau Akedemi Kepolisian (Akpol) yang terdapat di daerah Semarang Jawa Tengah.

Menhan saat itu yang didampingi oleh Sekjen Kemhan, Marsdya TNI Eris Haryanto, Kepala Lembaga Pendidikan Polisi, (Kalemdikpol), Irjen Pol. Imam Sujarwo, serta pejabat teras dilingkungan Kemhan dan Akpol lainnya juga berkesempatan mengadakan peninjauan ke komplek Akpol.

Adapun tempat yang menjadi peninjauan rombongan Menhan tersebut, meliputi sarana dan prasarana yang terdapat didalam komplek Akpol. Salah satunya adalah mengunjungi secara langsung tempat ataupun stadion yang digunakan untuk pelatihan Anti teror (Platina).

Selain itu Menhan juga meninjau berbagai fasilitas yang terdapat di dalam lingkungan lembaga Jakarta Center For Law Enforcement Cooperation (JCLEC) yang masih didalam lingkungan perkompleksan Akpol. Kunjungan Menhan ke Akpol tersebut bertujuan untuk mensikronisasikan sarana prasarana program penanggulangan terror yang dimiliki antara TNI dan Kepolisian dalam rangka rencana pembangunan pusat pelatihan pasukan perdamaian (peacekeeping center ) di Sentul, Bogor.

Turut serta dalam rombongan Menhan, Sekjen Kemhan, Marsdya TNI Eris Haryanto, Ketua YKPP, Bambang Pranowo, Dirjen Ranahan, Laksma TNI Susilo, Dirkon Dirjen Ranahan, Marsma TNI Agus Purnomo Wulan, serta Kepala Biro TU Laksma TNI Agus Purwoto.

DMC

Test Flight Pesawat Tempur Sukhoi Berjalan Sukses

21 September 2010, Makassar -- Test Flight dua Pesawat Tempur Sukhoi SU-27 SKM yang dilaksanakan selama dua hari , Jumat (17 /9) dan hari Senin (20/9) dengan Pilot Mr.Alexander Demchenko dari Rusia berjalan lancar dan sukses.

Pelaksanaan test flight yang dilaksanakan selama kurang lebih satu jam tersebut diawali dengan pelaksanaan briefing penerbangan yang dihadiri Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI Agus Supriatna, Pilot Test Flight dari Rusia Mr. Alexander Demchenko, Kadisops, Komandan Skadron Udara 11 serta Petugas PLLU dan Meteo Lanud Sultan Hasanuddin.

Test Fligt pada hari Jumat yang dimulai pada pukul 08.48 Wita tersebut disaksikan langsung oleh Pangkoopsau II Marsekal Muda TNI R. Agus Munandar ,Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI Agus Supriatna, Tim dari Mabes TNI dan Mabes TNI AU serta Pejabat Staf Lanud Sultan Hasanuddin.

Sementara test flight Pesawat Tempur Sukhoi yang dilaksanakan pada hari Senin (20/9), dimulai pada pukul 07.31 s/d 08.05 tersebut disaksikan oleh Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Mersekal Pertama TNI Agus Supriatna, Komandan Wing 5 Kolonel Pnb Mujianto, Tim dari Mabes TNI dan Mabes TNI Angkatan Udara serta para pejabat Staf Lanud Sultan Hasanuddin lainya, berjalan lancar dan suskes.

Pentak Lanud Sultan Hasanuddin

Kamboja Terima Tank dan APC dari Ukraina

Tank T-55 diturunkan dari kapal di pelabuhan Sihanoukville, Kamboja memborong 50 tank baru T-55 dan 44 APC BTR-60 dari Ukraina. (Foto: Reuters)

21 September 2010 -- Hampir 100 tank dan ranpur pengangkut pasukan pesanan Kamboja dari Ukraina tiba di pelabuhan Preah Sihanouk, sekitar 230 km Barat ibu kota Phom Penh, diberitakan harian Phnompenh Post, Senin (20/9).

Chhum Sochet juru bicara Kementrian Pertahanan Nasional Kamboja menegaskan truk militer tiba juga, tetapi menolak memberitahukan jumlah serta keterangan lain.

Kendaraan tempur diangkut menggunakan kapal besar berukuran sekitar panjang 120 meter dan lebar 17 meter.

Pada minggu lalu, Koy Kuong juru bicara Kementrian Luar Negeri, menegaskan Kamboja akan menerima pengapalan 50 tank dan 44 kendaraan pengangkut pasukan dari negara Eropa Timur, tetapi menolaj memberikan keterangan rinci, hanya mengatakan kendaraan tempur tersebut digunakan untuk pertahanan nasional.

Kendaraan tersebut akan diangkut ke Phnom Penh, diperkirakan memerlukan waktu sepekan proses pemindahan dari pelabuhan ke Phnom Penh.



Kamboja membeli 50 tank T-55 rancangan Rusia dari Ukrania, serta truk militer tetapi jumlah dan detailnya tidak diumumkan pemerintah. (Foto: Reuters)





Ranpur pengangkut pasukan BTR-60 dibongkar dari kapal di pelabuhan Sihanoukville, sekitar 230 km Barat ibu kota Phnom Penh, Senin (20/9). (Foto: Reuters)

The Phnompenh Post/XINHUA/Berita HanKam

Kutai Timur Layak Jadi Basis Pertahanan TNI

Peta Kabupaten Kutai Timur. (Grafis: Pemkab Kutai Timur)

21 September 2010, Sangata -- Anggota Komisi I DPR RI, Mayjen. Purn Salim Mangga, berpendapat Kabupaten Kutai Timur sangat layak menjadi salah satu basis pertahanan strategis TNI.

"Dari daerah-daerah yang ada di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur, Kabupaten Kutai Timur Sangata layak, karena wilayahnya bila ditarik garis lintang utara, menghadap langsung dengan empat negara tetangga," kata Salim Mengga, di Sangata, Kutai Timur, Kaltim, Senin.

Salim Mengga, yang merupakan Anggota Komisi I DPR RI, berkunjung ke Kutai Timur sebagai kunjungan pribadi dan mengatakan kedatangannya ke wilayah Kalimantan Timur khususnya Kutai Timur untuk memantau daerah-daerah sekitar perbatasan RI dengan Malaysia.

"Daerah mana yang mana dianggap layak menjadi daerah basis-basis pertahanan bagi Indonesia, terutama untuk menghadapi gangguan keamanan baik itu dari dalam negeri maupun juga luar negeri," katanya.

Sebagai Anggota Komisi I DPR RI yang membidangi Pertahanan dan hubungan luar negeri, Salim Mengga menerangkan bahwa kajian pertahanan kita sampai sekarang tetap mengunggulkan Permesta (Pertahanan Rakyat Semesta).

Yang mana jelas sekali dalam hal ini lebih menitik beratkan, pada unsur-unsur pemersatu bangsa dalam mempertahankan kedaulatan dan tanah air.

"Konsep pertahanan Permesta yang merupakan ide Jendral (Purn) Nasution, adalah salah-satu cara terbaik untuk mempertahankan kedaulatan bangsa,"tegasnya

Ia mengatakan, Kutai Timur, memiliki keunggulan sebagai basis pertahanan, logistik, serta penempatan alat pemukul.

Untuk menghadapi setiap gangguan dan keamanan yang bersembur dari luar, Kutai Timur amat strategis sekali," ujarnya saat dimintai komentar tentang pertahanan wilayah perbatasan

Diterangkan, langkah-langkah yang telah dilakukan Komisi I DPR RI mengundang beberapa departemen terkait, untuk membahas kosentrasi pengamanan daerah perbatasan RI, seperti Menkopolhukam, Panglima TNI, Kapolri, dan Dinas Perhubungan.

"Inti pembicaraan lebih menekankan,pada penyelesaian perjanjian tapal batas negara serta juga mengedepankan unsur, pembagian wilayah kerja yang tidak tumpang tindih, antara departemen satu dan departemen lainnya." katanya.

ANTARA News

Satgas Keamanan Laut di Batam


21 September 2010, Batam -- Sebulan pascainsiden Tanjung Berakit di perairan Kepulauan Riau, Badan Koordinasi Keamanan Laut membentuk Satuan Tugas Koordinasi Keamanan Laut Batam. Koordinasi antarpemangku kepentingan yang selama ini menjadi titik lemah sistem keamanan laut Indonesia menjadi tugas satuan tersebut.

Pembentukan Satuan Tugas Koordinasi Keamanan Laut (Satgas Korkamla) Batam tersebut dikemukakan Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinasi Keamanan Laut Laksdya Y Didik Heru Purnomo pada Pembukaan Penyegaran Para Komandan/Nakhoda Kapal Patroli dan Geladi Posko XIII 2010 di Kota Batam, Kepulauan Riau, Senin (20/9).

”Ada masalah dalam hal koordinasi keamanan laut sebagaimana disebutkan Bapak Presiden. Keamanan laut tidak bisa ditegakkan di meja, tetapi harus di lautan,” kata Didik.

Menurut mantan Panglima Armada TNI Angkatan Laut Wilayah Timur tersebut, selama ini sistem koordinasi keamanan laut Indonesia baru sebatas di tingkat elite, yakni tingkat strategis dan operasional. Pada tingkat strategis terdapat badan koordinasi yang diketuai Menko Polhukam dengan anggota 12 menteri dan kepala instansi.

Akibatnya, kebijakan koordinasi elite terputus di lapangan. ”Untuk itu, kami membentuk satgas di daerah. Batam adalah yang pertama,” kata Didik. Wilayah kerjanya mulai dari Selat Malaka sampai Laut Natuna.

Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani mendukung pembentukan Satgas Korkamla itu. Hal itu sesuai karakter Kepulauan Riau yang 96 persen wilayahnya adalah lautan. Sani menilai tepat penempatan satgas di Batam. Batam dekat dengan Selat Malaka yang sangat penting bagi perekonomian di Asia Tenggara dan berbatasan langsung dengan Singapura.

KOMPAS

Monday, September 20, 2010

U.S. State Department Orders 11 More Upgraded S-61™ Helicopters for Use in Iraq & Afghanistan

20 September 2010, SHELTON, Connecticut -- Sikorsky Aerospace Services today announced the U.S. State Department has ordered 11 additional upgraded S-61TM utility helicopters for use in Iraq and Afghanistan. Sikorsky Aerospace Services (SAS) is the aftermarket division of Sikorsky Aircraft Corp., a subsidiary of United Technologies Corp. (NYSE:UTX).

Earlier this year, the State Department entered into a five-year indefinite delivery, indefinite quantity (IDIQ) contract for up to 110 upgraded S-61 aircraft for passenger and cargo transport missions in support of its worldwide operations. Under the IDIQ agreement, the first four aircraft purchased in February are currently in completion and are scheduled for deployment in Afghanistan this fall.

“Sikorsky’s upgraded S-61 helicopter provides a capable solution for any customer looking to procure a utility aircraft with a proven record of endurance and reliability. Our S-61 helicopter is the best value proposition in the industry,” said David Adler, president of Sikorsky Aerospace Services.

“Increasing the U.S. State Department’s current fleet to 15 S-61 aircraft marks a significant milestone for the Sikorsky S-61 program,” added Anthony Serksnas, director, S-61 Programs.

The S-61 helicopter is known as an industry workhorse, and for more than 50 years has reliably and safely performed missions for U.S. and foreign allied militaries. The upgraded S-61 helicopter incorporates key components including composite main rotor blades (CMRB), a state-of-the-art glass cockpit and modular wiring harness – all of which dramatically improve aircraft supportability. Additional features have been incorporated to reduce pilot fatigue and maintenance requirements for increased safety.

An open IDIQ purchase agreement serves as the contracting vehicle for any U.S. Government agency to purchase upgraded S-61 aircraft. The first delivery of the 11 upgraded S-61 helicopters for Iraq and Afghanistan is scheduled to occur in mid-2011.

Sikorsky Aircraft Corp., based in Stratford, Conn., is a world leader in helicopter design, manufacture and service. Its Sikorsky Aerospace Services business designs and applies advanced logistics and supply chain solutions for commercial rotary, military rotary and fixed wing operators. United Technologies Corp., based in Hartford, Conn., provides a broad range of high technology products and support services to the aerospace and building systems industries worldwide.

Sikorsky Aircraft Corp.