Tuesday, September 21, 2010

Pusat Pelatihan Anti Teror Merupakan Bentuk Penanggulangan Ancaman Asimetris

20 September 2010, Magelang -– Bentuk Ancaman yang ada di era modern sekarang ini sudah bukan lagi merupakan ancaman yang terencana, melainkan ancaman yang bentuknya bervariasi, salah satunya adalah ancaman aksi terror. Dengan adanya pembangunan pusat pelatihan Anti Teror, dirasakan dapat mempersiapkan untuk menanggulangi bentuk ancaman Asimetris tersebut. oleh kerana itu harus dipersiapkan jika terjadi ancaman-ancaman seperti ini yaitu dengan mempersiapkan pusat pelatihan anti terror disamping itu kita juga persiapkan standby force.

Demikian diungkapkan Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro ketika berbicara didepan sekitar 800 Taruna Akademi Militer (AKMIL), Sabtu Siang (18/9), di gedung Serba Guna Akmil, Magelang. Sebelumnya Menhan saat tiba di AKMIL diterima secara formal melalui upacara jajar kehormatan dan diterima langsung oleh Gubernur Akmil, Mayjen TNI Gatot Nurmantyo.

Dijelaskan Menhan, Seiring perkembangan perdamaian di dunia, ancaman simetris atau ancaman terencana yang bentuknya adalah konflik terbuka antara suatu negara sehingga terjadi invansi pasukan ke negara lain sudah tidak berlaku lagi.

Bahkan yang terjadi saat ini adalah bentuk ancaman asimetris atau bentuk ancaman berupa aksi terror dari sekelompok orang untuk menggangu sistem keamanan dan perekonomian suatu negara.

Lebih lanjut Menhan mengatakan, pusat pelatihan anti teror dari pasukan TNI ataupun Polri nantinya akan diwujudkan melalui rencana pembangunan Pusat pelatihan khusus pasukan perdamaian (Peacekeeping Center) diatas lahan seluas 260 Hektar yang tepatnya terletak di Desa Hamba lang, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Menhan menjelaskan bahwa disamping sebagai bentuk upaya pemerintah Indonesia untuk ikut berpartisipasi secara aktif didalam menciptakan perdamaian dunia pembangunan Peacekeeping Center tersebut juga bertujuan untuk membangun pusat pelatihan anti teror.

“jadi kedepan itu nantinya pasukan-pasukan penanggulangan terror seperti, Den 81 anti teror, Denjaka, Den Bravo dan Densus 88 Mabes Polri akan ikut turut serta didalam pusat pelatihan penanggulangan teror, karena ancaman terror itu juga kita kenal dengan ancaman Asimetris,” jelas Menhan.

Menurut Menhan selain itu pusat pelatihan pasukan perdamaian ini juga berguna untuk membangun pusat pelatihan penanggulangan bencana, dan membangun satu pasukan Bataliyon Mekanis (Stand By Force) berguna untuk melakukan misi perdamaian yang diperlukan dalam waktu yang sangat cepat.

Rangkaian kunjungan kerja Menhan di Jawa Tengah

Sebelum mengunjungi Akademi Militer, Menhan dan rombongan berkesempatan untuk mengunjungi SMA Taruna Nusantara. Saat tiba di SMA TN Menhan diterima oleh kepala Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara (LPTTN), Laksda TNI (Purn) Yuwendhi dan Kepala Sekolah SMA TN Laksma TNI (Purn) Ir. Djoko Sasongko. Pada kesempatan tersebut Menhan memberikan ceramah umum didepan 904 siswa yang terdiri dari berbagai kelas.

Masih dalam rangkaian kunjungan kerja di Jawa Tengah Menhan juga meninjau Lembaga Pendidikan Kepolisian atau Akedemi Kepolisian (Akpol) yang terdapat di daerah Semarang Jawa Tengah.

Menhan saat itu yang didampingi oleh Sekjen Kemhan, Marsdya TNI Eris Haryanto, Kepala Lembaga Pendidikan Polisi, (Kalemdikpol), Irjen Pol. Imam Sujarwo, serta pejabat teras dilingkungan Kemhan dan Akpol lainnya juga berkesempatan mengadakan peninjauan ke komplek Akpol.

Adapun tempat yang menjadi peninjauan rombongan Menhan tersebut, meliputi sarana dan prasarana yang terdapat didalam komplek Akpol. Salah satunya adalah mengunjungi secara langsung tempat ataupun stadion yang digunakan untuk pelatihan Anti teror (Platina).

Selain itu Menhan juga meninjau berbagai fasilitas yang terdapat di dalam lingkungan lembaga Jakarta Center For Law Enforcement Cooperation (JCLEC) yang masih didalam lingkungan perkompleksan Akpol. Kunjungan Menhan ke Akpol tersebut bertujuan untuk mensikronisasikan sarana prasarana program penanggulangan terror yang dimiliki antara TNI dan Kepolisian dalam rangka rencana pembangunan pusat pelatihan pasukan perdamaian (peacekeeping center ) di Sentul, Bogor.

Turut serta dalam rombongan Menhan, Sekjen Kemhan, Marsdya TNI Eris Haryanto, Ketua YKPP, Bambang Pranowo, Dirjen Ranahan, Laksma TNI Susilo, Dirkon Dirjen Ranahan, Marsma TNI Agus Purnomo Wulan, serta Kepala Biro TU Laksma TNI Agus Purwoto.

DMC

No comments:

Post a Comment