Friday, June 11, 2010

Komandan Pasmar-1 Lepas Satgasmar Puter IX


11 Juni 2010, Surabaya -- Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) I Wayan Mendra melepas keberangkatan Prajurit Korps Marinir yang tergabung dalam Satuan Tugas Marinir Pulau Terluar IX ( Satgasmar Puter IX ) pada upacara resmi di lapangan Apel Yonif-5 Marinir, Ujung, Surabaya, Kamis,(10/06).

Dalam amanatnya, orang nomor satu di jajaran Pasmar-1 itu mengatakan, negara kita adalah negara kepulauan yang terdiri dari 17.506 buah pulau dengan luas wilayah 7,7 juta kilometer persegi, yang terletak di antara dua samudera yaitu samudera Hindia dan samudera Pasifik.

Sebagai negara kepulauan, lanjutnya, memiliki perbatasan dengan negara-negara tetangga serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah ruah, sehingga berpotensi terjadi permasalahan, diantaranya masalah dibidang pertahanan keamanan, hukum, politik maupun ekonomi dan permasalahan yang menonjol adalah sengketa batas wilayah, pencurian hasil alam, perompakan dan penyelundupan yang perlu mendapat pengamanan secara serius.

“Dari latar belakang itulah, TNI khususnya TNI AL dan Marinir menggelar kekuatan untuk mengamankan pulau-pulau strategis terluar yang rawan konflik untuk menjaga keutuhan NKRI,” tegasnya.

Danpasmar-1 juga mengharapkan kepada seluruh anggota Satgas Pulau Terluar IX agar semua pembekalan pengetahuan dan ketrampilan yang telah diberikan, dapat diterapkan dan diaplikasikan di lapangan dengan maksimal guna mencegah, meredam dan sekaligus sebagai penindak awal dari aksi gangguan keamanan.

“Selama ditempat penugasan, kalian semua sebagai mata dan telinga Pasmar-1 yang berada di garda paling depan wilayah NKRI, janganlah memberikan beban terhadap Korps, tetapi tunjukkanlah kemampuan kalian untuk menambah keharuman nama Korps Marinir di mata masyarakat, bangsa dan negara,” tegasnya.

Sebelum mengakhiri amanatnya, Danpasmar-1 memberikan pesan kepada seluruh Anggota Satgasmar Puter IX antara lain : kumpulkan dan susun data-data intelijen yang terbaru dengan melaporkan secara periodik, tingkatkan komunikasi dan hubungan dengan masyarakat sekitar berikut dengan aparat pemerintahan dan TNI/Polri, jaga kesehatan selama dalam operasi penugasan, ikuti setiap perkembangan yang terjadi didaerah operasi dengan selalu meningkatkan kesiapan dan kewaspadaan, serta gunakan prosedur tetap (protap ) yang benar dalam setiap kegiatan sehingga meminimalkan kerugian personel dan material.

Hadir dalam kesempatan itu Komandan Resimen Arteleri-1 Marinir Kolonel Marinir R.B Heraspatty, Komandan Brigif-1 Marinir Kolonel Marinir Amir Faisol, Komandan Resimen Bantuan Tempur-1 Marinir Kolonel Marinir Wurjanto, Komandan Resimen Kavaleri-1 Marinir Kolonel Marinir Lasmono, Komandan KRI Teluk Parigi Mayor Laut Eka Edi S, Para Asisten Kaspasmar-1 dan pejabat dijajaran Pasmar-1.

Danpasmar-1 mengharapkan kepada Satgas Pulau Terluar IX agar semua pembekalan pengetahuan dan ketrampilan yang telah diberikan, dapat diterapkan dan diaplikasikan di lapangan dengan maksimal guna mencegah, meredam dan sekaligus sebagai penindak awal dari aksi gangguan keamanan. (Foto: Serda Mar Kuwadi)


Para anggota Satgasmar Puter IX. (Serda Mar Kuwadi)

Para prajurit membawa berbagai berbekalan yang akan digunakan di tempat tugas. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Anggota Satgasmar Puter IX siap menjalankan tugasnya. (Foto: Serda Mar Kuwadi)


Sejumlah prajurit Korps Marinir dari Pasmar 1 yang tergabung dalam Satuan Tugas Marinir Pengamanan Pulau Terluar IX (Satgasmar Puter IX) menaiki KRI Teluk Parigi ATF 539 di Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Surabaya, Jumat (11/6). Satgasmar Puter IX sebanyak satu kompi ini, akan bertugas di pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga demi menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/EI/ss/hp/10)

Sejumlah prajurit Korps Marinir dari Pasmar 1 yang tergabung dalam Satuan Tugas Marinir Pengamanan Pulau Terluar IX (Satgasmar Puter IX) menaikkan motor ke KRI Teluk Parigi ATF 539 di Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Surabaya, Jumat (11/6). (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/EI/ss/hp/10)


Marinir

Mercusuar Ambalat Mulai Rusak

11 Juni 2010, Nunukan -- Kondisi mercusuar di Pulau Karang Unarang, Ambalat sangat memprihatinkan. Pagar dan tangga mercusuar yang terbuat dari besi sudah rusak parah.

Mercusuar ini dibangun untuk menegaskan jika pulau karang di kawasan tersebut merupakan titik pangkal pulau terluar Indonesia. Pihak Pangkalan Angkatan Laut Nunukan sudah mengusulkan kepada Pemkab Nunukan untuk melakukan perbaikan terhadap bagian dari mercusuar yang rusak.

Tribun News

Lantamal VIII Manado Gelar Latihan Tempur

Personil KRI Kakap 811 menggunakan perahu karet untuk melakukan penyerangan keatas kapal yang sedang dibajak oleh bajak laut saat latihan bersama TNI Angkatan Laut - Angkatan Laut Filipina di Bitung, Sulawesi Utara, Rabu (7/4). (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ss/nz/10)

11 Juni 2010, Manado -- Segenap jajaran Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VIII Manado menjadi peserta kegiatan Gelar Latihan Penugasan Tempur (Gelagaspur) 2010. Kegiatan rutin tahunan tersebut dipimpin Laksamana Willem Rampangilei didampingi lima asisten sebagai koordinator latihan.

Gelagaspur terdiri atas beberapa sesi, masing-masing latihan peraturan baris berbaris (PBB), bongkar pasang senjata, simulasi peluit angkatan laut, tali temali, keahlian menembak, latihan bahaya udara, dan latihan perang kebakaran.

Dari semua sesi latihan latihan perang udara paling menegangkan. Mako Lantamal VIII disituasikan mendapat serangan udara dari berbagai arah oleh pesawat tempur musuh. dalam simulasi, sebelum diserang, aktivitas kantor dan rutinitas harian berjalan seperti biasa hingga alarm bahaya berbunyi.

Sirine tanda bahaya karena serangan pihak luar meraung-raung. Sontak segenap personil Lantamal VIII yang berada di tempat masing-masing langsung siaga dan menerapkan standar pengamanan. Sontak, aksi tembak menembak dan letupan mortir bersahut-sahutan di udara.

Danlantamal VIII, Rampangilei mengatakan, simulasi tersebut dilakukan berkala tiap tahun. Gelagaspur dilaksanakan bertujuan untuk menanamkan rasa kewaspadaan dan disiplin tinggi di jajaran TNI AL. "Memang kita situasikan simulasi layaknya ada serangan betulan. Yang kita harapkan, kewaspadaan itu selalu ada," ujar Rampangilei.

Selain itu, kata Rampangilei, simulasi tersebut merupakan rangkaian persiapan pengamanan menyambut Pemilukada Sulut. "Tanggung jawab pengamanan juga menjad bagian kami TNI AL. Tidak saja di wilayah laut tapi berkaitan dengan bagaimana menciptakan situasi kondusif di masyarakat," ujarnya.

Jumat (11/6/2010) hari ini, simulasi akan dilanjutkan dengan agenda pengkajian ulang dan penentuan akhir oleh tim penilai dari Panglima Komando Armada Timur (Pangarmatim) Surabaya. Bertindak selaku penilai, Kol Laut (P) Achmad Taufiqoerachman, Letkol Laut (P) Eko Wahyono, dan Kapten Laut (P) Toni Indraprayono.

"Besok akan diuji petik (dinilai) apakah simulasi memenuhi standar oleh penilai," tambah Rampangilei.

Tribun Manado

RI-AS Tandatangani Kerangka Kerja Pertahanan

Komandan Pussenif Mayjen TNI Soenarko (kiri) dan Komandan National Hawaiian Guard Mayjen Robert Lee (kanan) melakukan inspeksi pasukan saat upacara pembukaan Latgab Garuda Shields di Pusat Pendidikan Infanteri Cipatat, Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (10/6). Latihan gabungan tersebut diikuti oleh 7 Negara (Amerika Serikat, Bangladesh, Brunei Darusallam, Filipina,Indonesia, Nepal dan Thailand). Latihan tersebut bertujuan untuk bertukar informasi dan memperkaya pengetahuan militer sesama prajurit. (Foto: ANTARA/Rezza Estily/ed/mes/10)

10 Juni 2010, Jakarta -- Kementerian Pertahanan Indonesia dan Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Kamis, menandatangani Penataan Kerangka Kerja bagi Kegiatan Kerja Sama bidang Pertahanan.

Republik Indonesia diwakili Direktur Jenderal Strategi Pertahanan RI, Mayor Jenderal Syarifudin Tippe dan AS diwakili Deputi Asisten Menteri Pertahanan AS untuk Kebijakan Asia Selatan dan Tenggara, Robert M Scher.

Penataan Kerangka Kerja tersebut, menurut siaran pers Kedubes AS, di Jakarta, Kamis, dimaksudkan untuk mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja sama di bidang pertahanan yang didasarkan pada prinsip saling menghormati, saling menguntungkan dan saling percaya.

Bidang-bidang yang mencakup kerja sama tersebut meliputi, dialog keamanan, pendidikan dan pelatihan, industri pertahanan, pengadaan peralatan militer, keamanan maritim dan bidang kerja sama lain yang telah disepakati bersama.

Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat telah bekerja sama selama satu tahun terakhir untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi lembaga pertahanan kedua negara sekaligus memberikan kontribusi bagi keamanan regional.

ANTARA News

RI Latihan Militer dengan Tujuh Negara

Komandan Pussenif Mayjen TNI Soenarko (kiri) dan Komandan National Hawaiian Guard Mayjen Robert Lee (kanan) melakukan salam komando saat upacara pembukaan Latgab Garuda Shields di Pusat Pendidikan Infanteri Cipatat, Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (10/6).Latihan gabungan tersebut diikuti oleh 7 Negara Amerika Serikat, Bangladesh, Brunei Darusallam, Filipina,Indonesia, Nepal dan Thailand).Latihan tersebut bertujuan untuk bertukar informasi serta memperkaya pengetahuan militer dan sesama prajurit. (Foto: ANTARA/Rezza Estily/ed/mes/10)

10 Juni 2010, Bandung -- Militer Indonesia mengadakan latihan bersama dengan enam negara, guna meningkatkan kerja sama dan profesionalitas dalam misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Latihan bersama dengan sandi "Garuda Shield" 2010 itu, dibuka Komandan Pusat Infanteri selaku Direktur Latihan Mayjen TNI Soenarko di Pusat Pendidikan Infanteri TNI Angkatan Darat Cipatat, Bandung, Kamis.

Kegiatan itu merupakan salah satu kegiatan yang disponsori Komando Militer AS di Asia Pasifik (USPACOM). Latihan bersama tersebut merupakan yang keempat kali diadakan di Asia.

Sebelumnya diadakan di Mongolia dengan sandi "Khan Quest" (2007) dan di Bangladesh dengan sandi "Santi Dhoot" (2008) dan pada 2009 diselenggarakan di Indonesia dengan penyelenggara Mabes TNI.

Untuk 2010, penyelenggara latihan di Indonesia adalah TNI Angkatan Darat dengan mitranya dari Amerika Serikat. Layaknya sebuah latihan militer maka "Garuda Shield" diadakan dalam dua tahap yakni geladi posko (11-16 Juni) dan geladi lapang (17-22 Juni).

Geladi posko diikuti dua negara dan geladi lapang diikuti tujuh negara.

Ke-tujuh negara itu antara lain Indonesia, Amerika Serikat, Thailand, Bangladesh, Filipina, Nepal, Brunei Darussalam.

Latihan bertujuan meningkatkan solidaritas dalam penyelenggaran misi PBB terutama di antara negara-negara yang mengerahkan pasukannya dalam misi PBB (Troop Contrubution Country/TCC).

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta dalam amanat tertulisnya m mengatakan, latihan dimaksudkan untuk mengoptimalkan kerjasama diantara negara kontrisbusi pengirim pasukan dalam misi PBB, menyusul perkembangan lingkungan strategis yang makin kompleks.

"Berbagai persoalan itu mau tidak mau menuntut kita untuk beekerjasama dalam menghadapinya untuk menciptakan keamanan kawasan terutama di Asia Pasifik," ujarnya.

Masing-masing negara peserta, terutama yang berkontribusi dalam pasukan perdamaian PBB dapat menyamakan persepsi, dan pandangan hingga dapat diwujudkan prosedur tetap sesuai ketentuan PBB dalam menjalankan misi perdamaiannya di beberapa belahan dunia.

Melalui latihan bersama ini, lanjut George, dapat pula ditingkatkan kerjsama dan hubungan yang baik diantara negara-negara tersebut.

Pada kesempatan yang sama, Perwakilan Komando Militer AS di Pasifik (USPACOM) Mayjen Robert Lee menyampaikan terimakasih atas kesediaan Indonesia sebagai penyelenggara bersama dalam latihan bersama pasukan perdamaian PBB.

"Ini merupakan yang pertama diadakan di Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Dan saya sampaikan terima kasih," ujarnya.

ANTARA News

Thursday, June 10, 2010

Komisi I DPR tidak Usik Barter Panser

Jusuf Kalla saat menjabat wakil presiden orang yang paling berjasa diproduksinya panser Anoa oleh PT. PINDAD, dengan langsung menandatangani kontrak pembelian Anoa saat berkunjung ke PINDAD. Presiden SBY meresmikan penyerahan Anoa dari PINDAD ke Dephan saat itu. (Foto: ANTARA)

09 Juni 2010, Jakarta -- Ketua Komisi I DPR RI Kemal Aziz Stamboel menyatakan tak masalah dengan barter yang dilakukan antara PT Pindad dan pemerintah Malaysia terkait pembelian panser. Ia menyatakan bahwa barter dilakukan biasanya menguntungkan kedua belah pihak.

"Kalau kita butuh barang yang belum bisa dibuat oleh kita ditukar dengan barang yang sudah bisa diproduksi kita, itu baik saja. Kalau bermanfaat, ya tidak ada masalah," sahut Kemal kepada Media Indonesia di Jakarta, Rabu (9/6).

Ia mengaku belum pernah mendengar perjanjian barter tersebut. Meski menyatakan tak bermasalah, ia tak serta merta mendukung barter yang dilakukan pemerintah. "Tapi bukan berarti dukung," tegasnya.

Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan bahwa 25 persen dari total pembayaran pembelian 32 panser anoa buatan PT Pindad akan dibayar melalui sistem barter. Barter dilakukan dengan menukarnya dengan sedan buatan Proton Malaysia yang selanjutnya digunakan sebagai armada taksi.

MI.com

First Three C-130J Super Hercules for India Near Completion at Lockheed Martin Facility

09 June 2010, MARIETTA, Ga. -- The first three C-130J Super Hercules for India take the final positions on Lockheed Martin’s assembly line in Marietta, Ga. India will receive six aircraft plus support, with the first aircraft arrival in India scheduled for February 2011. The six C-130Js will give the Indian Army and Air Force new special operations capabilities using the world’s most advanced airlifter. (Photo: Lockheed Martin)

Lockheed Martin

Basarnas Akan Beli Empat Helikopter Baru

(Foto: detikFoto/Budi Sugiharto)

10 Juni 2010, Padang, Kompas - Badan SAR Nasional atau Basarnas akan membeli empat unit helikopter baru pada tahun ini dengan total anggaran 50 juta dollar Amerika Serikat. Proses tender pengadaan helikopter pengganti itu diharapkan selesai pada tahun ini.

Sekretaris Utama Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) Basarnas Max Ruland, Rabu (9/6), mengatakan, hingga saat ini terdapat sejumlah opsi helikopter pengganti Bölkow BO-105 buatan PT Dirgantara Indonesia dengan lisensi dari Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB), Stuttgart, Jerman, yang selama ini dipakai Basarnas. Beberapa di antaranya ialah helikopter dari pabrikan Bell dan Sikorsky dari Amerika Serikat, Agusta Westland buatan Italia dan Inggris, Kamov asal Rusia, dan Eurocopter dari konsorsium Eropa yang di antaranya terdiri dari Perancis, Jerman, dan Spanyol.

Max menjelaskan, pada tahun ini diharapkan tender kontrak pengadaan empat unit helikopter baru itu sudah bisa ditandatangani. Ia mengatakan, pilihan pada jenis helikopter tertentu akan sangat tergantung dari spesifikasi yang diinginkan dan harga yang telah ditetapkan.

Menurut Max, Basarnas saat ini menginginkan helikopter dengan kapasitas angkut 12 hingga 15 orang untuk menjalankan fungsi SAR. Helikopter itu nantinya akan ditingkatkan kemampuan avioniknya dari versi standar dengan radar pencarian dan alat deteksi yang lebih mumpuni untuk tugas-tugas pencarian.

Selain itu, untuk tugas-tugas penyelamatan, helikopter itu akan dilengkapi pula dengan peralatan yang sesuai seperti alat pengerek. ”Proses tender itu kan melalui persyaratan administrasi teknis sepanjang spesifikasinya sesuai,” kata Max.

10 helikopter

Menurut Max, selama ini Basarnas secara fisik memiliki 10 unit helikopter. Jumlah itu berkurang satu unit tatkala satu BO-105 jatuh ke laut di Pantai Marina Semarang pada 18 November lalu.

Adapun dari fisik sembilan helikopter yang tersisa, tinggal tujuh yang masih bisa terbang. Sementara dari tujuh unit helikopter yang bisa terbang, hanya tiga unit di antaranya yang berada dalam kondisi prima dan sewaktu-waktu bias dioperasikan.

Helikopter-helikopter itu saat ini ditempatkan di Wing Udara II TNI AL Tanjung Pinang; Wing Udara I Lanudal Juanda Surabaya di bawah TNI AL; dan Lapangan Terbang Pondok Cabe, Jakarta, di bawah TNI AU.

Max juga menambahkan, jika empat helikopter yang baru sudah didatangkan, terdapat kemungkinan jumlah pangkalan SAR ditambah mengingat wilayah perairan di Selat Malaka relatif rawan terjadinya bencana perairan.

KOMPAS

Wednesday, June 9, 2010

Malaysia Pesan Panser dari Indonesia Senilai US$ 80 Juta

Model panser Anoa dipajang di stan PT. PINDAD pada pameran senjata di Malaysia pada tahun ini. (Foto: KOMPAS)

09 Juni 2010, Jakarta -- Industri pertahanan Indonesia rupanya sudah mulai dilirik oleh negara lain. Buktinya, industri pertahanan kita sudah berhasil mendapatkan order pembuatan panser dari Malaysia.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, melalui PT Pindad (Persero) Indonesia mendapat order pembuatan panser dari Malaysia dengan nilai order mencapai US$ 80 juta. Adanya order dari Malaysia ini membuktikan bahwa industri alat pertahanan kita sudah diakui keberadaannya oleh negara lain.

Hanya saja, dalam order ini ada beberapa ketentuan yang disyaratkan oleh Malaysia. "Dia (Malaysia) mengajak sebagian trade off dengan barang dari Malaysia," ujar Hidayat, Rabu (9/6).

Menurutnya, pihak Malaysia menginginkan ada barter produk mobil asal Malaysia yaitu Proton. Hidayat bilang sekitar 25% dari nilai order itu nantinya akan ditukar dengan produk Proton keluaran Malaysia.

Saat ini Direktorat Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika sedang melakukan penghitungan berapa jumlah produk mobil keluaran Proton yang akan dibarter dalam order panser dari Malaysia ini.

KONTAN

Kerjasama Pertahanan Tingkat Regional di Bidang Tekhnologi Militer/Alutsista

TNI AL berencana melengkapi kapal patroli cepat dengan rudal buatan Cina C-705.

09 Juni 2010, Jakarta -- Kementerian Pertahanan menggalang kerjasama tingkat regional dengan Negara-negara ASEAN dalam bidang teknologi militer. Diantaranya telah ditandatanganinya MoU antara Menhan RI dengan Menteri Pertahanan Cina pada tahun 2007, dengan tujuan untuk meningkatkan hubungan kedua negara guna mencapai mutual benefit respect di masa-masa mendatang.

Indonesia banyak mengambil pelajaran dari keberhasilan yang dicapai Negara-negara ASEAN dan Cina dibidang ekonomi, politik dan pemerintahan, serta teknologi dan industri, khususnya kemajuan dibidang teknologi pertahanan. Dalam bidang teknologi militer Cina semakin maju sehingga membuka kesempatan baru bagi negara-negara di kawasan ASEAN, dimana pada masa lalu lebih didominasi oleh negara-negara di kawasan Eropa.

Kerjasama pemerintah Indonesia dengan Cina diharapkan akan terjadi hubungan yang saling menguntungkan. Saat ini Indonesia sedang menggiatkan industri pertahanan dalam negeri sehingga diharapkan Cina berpartisipasi dalam program pengembangan industri pertahanan di Indonesia, mencakup joint production dan pelaksanaan Transfer of Technology (ToT).

Saat ini Indonesia sedang mempertimbangkan untuk membentuk suatu forum teknologi militer (military Technology Forum-MTF), sebagai wadah kosultasi yang membahas aspek teknis Alutsista. Tujuan pembentukan forum tersebut adalah untuk meningkatkan pertahanan kedua negara di masa mendatang.

Dalam hal anggaran pertahanan. Indonesia berharap pemerintah Cina dapat menyediakan fasilitas pengadaan secara G to G disertai dengan ToT serta melibatkan industri dalam negeri.

Kerjasama antara Kemhan RI dengan Pertahanan Cina memberi manfaat ganda bagi kedua belah pihak, antara lain :

1. Meningkatkan kualitas profesionalisme untuk bisa menopang stabilitas kawasan. Pemerintah RI dan Cina memiliki kepentingan yang sama terhadap pengamanan Selat Malaka dan pengamanan SLOC (Sea Lane Of Communication atau ALKI). Berkaitan dengan itu diperlukan mutual understanding dan mutual cooperation khususnya di Selat Malaka dan SLOC seperti di Selat Sunda , Selat Lombok dan Selat Makasar.

2. Peran Indonesia sebagai Negara Kunci di Asia Tenggara mampu menjembatani kepentingan global di kawasaan. Sehingga koordinasi dan komunikasi untuk keamanan pasokan energi dari dan ke Timur Tengah, transportasi komoditas dan produk Negara-negara industri ke wilayah Asia dan Eropa menjadi lancar.

3. Dalam konteks nasional. Kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Cina dapat memberi manfaat bagi pengembangan industri pertahanan di Indonesia, sehingga dapat membangun pertumbuhan ekonomi, dan menempatkan kebijakan pembangunan system pertahanan yang pro kesejahteraan (defence supportive economi)

4. Terkait dengan industri pertahanan. Dengan kerjasama ini diharapkan pemerintah Cina dapat memanfaatkan produk-produk industri pertahanan Indonesia sebagai bentuk mutual benefit cooperation. Saat ini Indonesia memiliki kapasitas untuk memproduksi alat-alat pertahanan yang memenuhi standar internasional diantaranya non-weapon system equipment (alat perlengkapan non-alutsista).

Dalam konteks kemanan regional, Indonesia mampu mengerem keinginan Cina untuk mengklaim wilayah Laut Cina Selatan sebagai teritorinya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Indonesia seperti menggalang pertemuan informal diantara keenam negara yang memiliki klaim atas pulau-pulau di kepulauan Sprotly di Laut Cina Selatan. Selama ini negara-negara yang memiliki klaim atas pulau-pulau di kepulauan Spratly seperti Malaysia, Brunai, Cina, Filipina, Vietnam dan Thailand masih bisa menahan diri karena adanya inisiatif Indonesia tersebut. Kerjasama antar RI-Cina diharapkan mampu menciptakan situasi damai di kawasan, khususnya potensi konflik di Laut Cina Selatan, akibat klaim tumpang tindih antar beberapa negara di kawasan.

DMC

Pangkosekhanudnas I Sosialisasi Hanud Pasif

08 Juni 2010, Jakarta -- Kosekhanudnas I sebagai komando pelaksana operasi dalam melaksanakan tugas pokoknya menyelenggarakan dan mengendalikan kegiatan operasi pertahanan udara di wilayah geografisnya untuk mendukung tugas pokok Kohanudnas diantaranya adalah menyelenggarakan Operasi Hanud (pertahanan udara) Pasif.

Hanud pasif merupakan segala kegiatan selain Hanud aktif yang dilakukan untuk membatasi, menanggulangi,dan mengurangi efektifitas serangan udara musuh baik berupa pesawat udara maupun ancaman rudal dengan melakukan penyamaran, penyembunyian sasaran, penipuan, penyebaran sasaran dan dengan melakukan sistem deteksi dini sampai dengan menggunakan konstruksi sebagai pelindung dari serangan udara lawan (bunker).

Demikian disampaikan oleh Pangkosekhanudnas I, Marsekal Pertama TNI J.F.P Sitompul, dalam kunjunganya guna melaksanakan sosialisasi Hanud Pasif di Stasiun Pengendali Utama (SPU) Satelit Cibinong, Bogor yang diterima langsung oleh General Manager Subdivisi Satelit dan mendapat respon positif.

Pelaksanaan sosialisasi ini bertujuan untuk mengkaji dan menggali informasi mengenai kesiapan dan pengetahuan obyek vital nasional yang dilindungi serta memberikan pembinaan kesiapan dan kemampuan dalam hal menghadapi serangan udara lawan. Selain itu SPU Satelit Cibinong merupakan satu – satunya fasilitas pengendali Satelit Telkom, dimana System Transponde yang dimilikinya juga digunakan dalam sistem Komunikasi TNI, sehingga merupakan obyek vital nasional yang sangat penting dijajaran Kosekhanudnas I untuk dilindungi karena dapat menjadi target utama dalam serangan udara lawan.

Sosialisasi yang dilaksanakan berjalan dengan aman dan lancar meskipun permasalahan yang disosialisasikan merupakan hal baru bagi pihak SPU Satelit Cibinong. Dengan demikian, diharapkan pada masa mendatang perlunya diadakan pelatihan secara terkoordinasi antara Obvitnas, TNI, Pemda, Polri dan Pemadam Kebakaran dalam latihan menghadapi dan menanggulangi serangan udara lawan.

Turut serta dalam kunjungan sosialisasi tersebut para pejabat dari lingkungan Kosekhanudnas I dan Kasdim 0621 dengan melibatkan anggota dari Polres Cibinong.

Pen-kosekhanudnas I/Pos Kota

Lockheed Martin Inducts Third C-5 To Become Super Galaxy


08 June 2010, MARIETTA, Ga. -- Lockheed Martin [NYSE: LMT] inducted its third C-5 Galaxy strategic airlifter into the Reliability Enhancement and Re-engining Program (RERP) production line at its facility here today.

The aircraft will become the sixth C-5M flying operational missions in support of America’s strategic airlift requirements in mid-2011. The largest and most capable airlift aircraft in the U.S. Air Force fleet, the C-5M is rapidly becoming the cornerstone of Global Reach in support of operations around the world.

The RERP modifications will make the aircraft a C-5M Super Galaxy and consist of more than 70 improvements and upgrades to the C-5 airframe and aircraft systems, and include the installation of new higher-thrust, more reliable turbofan engines.

"We are excited every time we induct an aircraft to become a Super Galaxy, because it is the sunrise of a new generation of strategic airlifters. The strategic value of the C-5M, as well as the value to the taxpayer, is unmatched,” said Lorraine Martin, Lockheed Martin C-5 vice president. “The C-5M is less than half the cost of other U.S. strategic airlifters and it provides twice the capability."

The third aircraft to enter the RERP/Modernization production line is a C-5B based at Dover Air Force Base, Del. This aircraft, USAF serial number 85-0005, was delivered to Dover on Jan. 28, 1987 and has served U.S. military operations across the globe in such areas as Afghanistan, Iraq, Morocco, Qatar, Senegal and Thailand.
The first production C-5M is scheduled for delivery to Dover AFB later this year.

Current Air Force plans call for Lockheed Martin to deliver 52 C-5Ms (modification of 49 C-5Bs, two C-5Cs, and one C-5A) by 2016. Three C-5Ms, the former Super Galaxy test fleet, were given the highest rating possible during Air Force testing and have set 42 world records in airlift while flying operational missions worldwide.

Headquartered in Bethesda, Md., Lockheed Martin is a global security company that employs about 136,000 people worldwide and is principally engaged in the research, design, development, manufacture, integration and sustainment of advanced technology systems, products and services. The Corporation reported 2009 sales of $45.2 billion.

Lockheed Martin

Cambodia Becomes First New CARAT Partner in 16 Years

Royal Cambodian Marines embark aboard the amphibious dock landing ship USS Tortuga (LSD 46) to attend opening ceremonies for the first of two Cambodian phases of Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 2010. CARAT is a series of bilateral exercises held annually in Southeast Asia to strengthen relationships and enhance force readiness. (Photo: U.S. Navy/Mass Communication Specialist 2nd Class Jason Tross/Released)

08 June 2010, SIHANOUKVILLE, Cambodia -- The arrival of USS Tortuga (LSD 46) here June 7 marked the opening event of Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Cambodia 2010, marking the country's first participation in the exercise and making Cambodia the first new country to join the exercise series since its founding.

During the nine-day exercise, U.S. and Royal Cambodian Sailors will conduct shipboard training on subjects such as engineering, damage control, anti-terrorism and force protection, and amphibious operations.

Ashore, U.S. and Royal Cambodian Marines will conduct weapons familiarization exchanges and jungle operations training, while Navy and Marine explosives ordnance disposal teams will exchange best practices with their counterparts. A full schedule of medical civic action projects and community service projects are also planned at locations throughout the country.

The exercise marks the largest naval engagement between the two countries in nearly 40 years, and leaders from both navies expressed high expectations for this year's events.

"We are very grateful, both the Navy and the Cambodian people, for the relationship we have with the Navy and the people of the United States," said Royal Cambodian Navy Rear Adm. Ouk Seyha, commander of Ream Naval Base. "We are happy to have USS Tortuga here, and are anticipating a successful first CARAT exercise."

Begun in 1995, the CARAT series of bilateral exercises included six original partner nations: Brunei, Indonesia, Malaysia, Philippines, and Singapore. The sixth partner, Indonesia, participates in the series under the name Naval Engagement Activity.

For 2010, Cambodia and Bangladesh are joining the series. The total number of forces scheduled to participate in the exercise include approximately 18,000 U.S. and partner nation personnel, 50 aircraft and 73 ships.

NAVY

Tuesday, June 8, 2010

BPK Nilai Laporan Keuangan Kemdagri dan Kemenhan Wajar


08 Juni 2010, Jakarta -- Badan Pemeriksa Keuangan memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atas laporan keuangan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pertahanan tahun 2009.

Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hadi Poernomo, di Jakarta, Senin (7/6), mengapresiasi peningkatan yang dialami Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) mengingat selama tiga tahun terakhir BPK memberikan opini tidak menyatakan pendapat (TMP).

"Selama tiga tahun terakhir BPK memberikan opini TMP atas laporan keuangan Kemdagri. Khusus untuk 2009, BPK memberikan pendapat wajar dengan pengecualian (WDP)," katanya saat memberikan sambutan dalam acara penyerahan laporan hasil pemeriksaan (LHP) laporan keuangan Kemdagri 2009 pada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi.

Dengan opini tersebut, BPK menilai laporan keuangan Kemdagri 2009 telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material. Posisi keuangan Kemdagri tanggal 31 Desember 2009 dan realisasi anggaran untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntasi Pemerintahan, kecuali untuk dampak realisasi belanja barang yang tidak didukung dengan bukti lengkap dan sah.

BPK mencatat realisasi belanja barang yang tidak didukung dengan bukti yang lengkap dan sah sebesar Rp 14,48 miliar atau 0,94 persen dari total realisasi belanja barang, penerimaan di luar mekanisme APBN sebesar Rp 4,88 miliar, serta selisih aset tetap pada neraca dengan SIMAK BMN sebesar Rp 6,82 miliar yang belum diketahui jenis barangnya.

Dalam kesempatan tersebut, Mendagri menegaskan komitmen Kemdagri untuk meningkatkan opini laporan keuangan kementerian yang dipimpinnya menjadi wajar tanpa pengecualian (WTP).

"Seharusnya Kemdagri bisa menjadi contoh bagi pemerintahan daerah terutama implementasi dari Good Governance (pemerintahan yang baik)," katanya.

Mendagri juga menyerahkan rencana aksi menuju opini laporan keuangan Kementerian Dalam Negeri menjadi wajar tanpa pengecualian kepada Badan Pemeriksa Keuangan.

Sementara itu, Laporan Keuangan Kementerian Pertahanan dan TNI tahun 2009 menjadi salah satu dari 26 instansi kementerian dan lembaga pemerintah yang dinilai Wajar Dengan Pengecualian oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

"Kami adalah satu dari 26 instansi dari kementerian dan lembaga pemerintah yang pada 2009 ini mendapatkan penilaian Wajar Dengan Pengecualian. Artinya, 34 persen dari seluruh yang diperiksa oleh BPK mendapat Wajar Dengan Pengecualian," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

Sebelumnya, katanya, pada 2006 hingga 2007 mendapat Kementerian Pertahanan mendapat penilaian "Disclamer".

Untuk mencapai penilaian tersebut, kata Purnomo, Kementerian Pertahanan melakukan pengawasan melalui sistem pengendalian internal (SPI) secara intensif untuk meningkatkan kinerja Kemhan dan TNI sehingga mampu mempertahankan penilaian BPK terhadap pertanggungjawaban keuangan dan materiil pada 2008 yaitu Opini Wajar dengan Pengecualian (WDP).

Menhan menambahkan, beberapa kebijakan Kementerian Pertahanan pada 2010 yang meliputi legislasi dan regulasi, sistem program dan anggaran, organisasi, peningkatan sumber daya manusia, pembangunan alutsista, penanaman bela negara, pemberdayaan wilayah pertahanan, bisnis TNI, penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan, menuntut pengawasan yang ketat.

Suara Karya

First Lockheed Martin F-35 With Mission Systems Arrives At Navy Test Site


08 June 2010, NAVAL AIR STATION PATUXENT RIVER, Md. -- The first mission systems-equipped Lockheed Martin [NYSE: LMT] F-35 Lightning II test jet joined the fleet at Naval Air Station Patuxent River, Md., today.

Piloted by F-35 Test Pilot Dave "Doc" Nelson, the short takeoff/vertical landing (STOVL) F-35B known as BF-4 became the fourth F-35 to arrive and begin testing at the Naval Air Systems Command site. The STOVL variant will be employed by the U.S. Marine Corps, the U.K. Royal Air Force and Royal Navy, and the Italian Air Force and Navy.

"This mission systems aircraft adds a new dimension to the F-35 flight testing under way at PAX River," said Tom Burbage, Lockheed Martin executive vice president and general manager of F-35 Program Integration. "Now, in addition to validating the aerodynamic capabilities and flying qualities of these jets, we will have the opportunity to confirm the performance of what we expect to be a transcendent avionics capability – the most capable ever in a fighter." A fifth F-35B, along with the first Navy carrier variant, is expected to join the fleet later this year at Patuxent River.

The F-35's avionics, or mission systems, enable the jet to perform a wide variety of missions by providing the pilot with unprecedented situational awareness – through the processing and fusion of data from both on-board and off-board sources. The F-35's next-generation sensor suite makes it possible to collect vast amounts of information, and present the data on state-of-the-art cockpit and helmet displays. This allows the pilot to make faster and more effective tactical decisions and transfer information to other aircraft and to maritime and ground forces.

The F-35 Lightning II is a 5th generation fighter, combining advanced stealth with fighter speed and agility, fully fused sensor information, network-enabled operations, advanced sustainment, and lower operational and support costs. Lockheed Martin is developing the F-35 with its principal industrial partners, Northrop Grumman and BAE Systems. Two separate, interchangeable F-35 engines are under development: the Pratt & Whitney F135 and the GE Rolls-Royce Fighter Engine Team F136.

Headquartered in Bethesda, Md., Lockheed Martin is a global security company that employs about 136,000 people worldwide and is principally engaged in the research, design, development, manufacture, integration and sustainment of advanced technology systems, products and services. The Corporation reported 2009 sales of $45.2 billion.

Lockheed Martin

Phantom Raih 2000 Jam Terbang dengan F-5

Danwing 3, Kolonel Pnb Andyawan M.P. menyematkan badge 2000 jam terbang kepada Mayor Pnb Budi ”Phantom” Achmadi di shelter Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, Selasa (8/6). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)

08 Juni 2010, Madiun -- Perasaan bangga yang hinggap di dada Mayor Pnb Budhi Achmadi sudah terlihat ketika menuruni tangga pesawat F-5 Tiger II/TS 0515 yang baru saja menghantarkannya meraih prestasi 2000 jam terbang. Prestasi tersebut diraih ketika melaksanakan penerbangan Air Intercept di Area South, Selasa (8/6).

Sebagai ungkapan rasa syukur dengan telah diraihnya prestasi tersebut dilaksanakan pemasangan badge 2000 jam terbang oleh Komandan Wing 3, Kolonel Pnb Andyawan, M.P., disaksikan para pejabat Lanud Iswahjudi dan para penerbang di shelter Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi.

Mayor Pnb Budhi “Phantom” Achmadi sejak kecil sudah bercita-cita menjadi penerbang tempur, sejak delapan bulan yang lalu menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, yang mengawaki pesawat tempur F-5 Tiger II.

Peraih 2000 jam terbang F-5 Tiger II ke tujuh adalah lulusan SMA Negeri Maospati (Smanti) tahun 1991 merupakan alumnus AAU tahun 1994. Suami dari Lulu Shelomenthi, S.E., telah dikaruniai dua buah hati Atiyyah Aura dan Kheisa Azradina.

Komandan Wing 3, Kolonel Pnb Andyawan M.P., pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa dengan telah diraihnya 2000 jam terbang ini dapat dijadikan acuan bagi Mayor Pnb Budi Achmadi dalam mendarmabhaktikan diri kepada nusa dan bangsa, dan penerbang lainnya agar dapat meraih prestasi yang sama.

Prestasi 2000 jam terbang merupakam prestasi yang membanggakan karena tak banyak penerbang tempur yang berhasil meraihnya, selama 30 tahun pesawat F-5 Tiger mengabdiakan di skadron Udara 14 tercatat baru tujuh orang yang berhasil meraih 2000 jam terbang diantaranya Marsekal TNI (Purn) Joko Suyanto (Menkopolhukam), Marsda (Purn) TNI Eris Haryanto, Marsekal Pertama TNI Ismono Wijayanto (Komandan Lanud Iswahjudi), Kolonel Pnb Bonar Hutagaol (Asop Koopsau II), Kolonel Pnb Yuyu Sutisna (Asops Kohanudnas), Kolonel Pnb Nanang Santoso (Komandan Lanud Pekan Baru) dan Mayor Pnb Budhi Achmadi (Komandan Skadron Udara 14).

Pentak Lanud Iswahjudi

KRI Dewaruci Bertolak dari Yunani Menuju Tunisia

KRI Dewaruci mengikuti kegiatan pelayaran internasional yang dimulai dari Volos (Yunani) menuju Varna (Bulgaria), Istanbul (Turki) dan berakhir di Lavrion (Yunani). (Foto: Dispenal)

08 Juni 2010, Surabaya -- Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dewaruci dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) bertolak dari Pelabuhan Lavrion, Yunani, menuju Tunisia, Senin (7/6) waktu setempat.

Kepala Sub Dinas Penerangan Umum Koarmatim Mayor Laut Kariono di Surabaya, Selasa, mengatakan, sebelum meninggalkan Yunani, para awak KRI Dewaruci menggelar pentas akbar bertajuk Beauty and Indonesian Colours.

Pentas tersebut digelar di Attiko Alkios, sebuah panggung teater terbuka di Athena, ibu kota Yunani, Minggu (6/6) malam waktu setempat, dengan disaksikan Duta Besar RI untuk Yunani Akhmad Rusdi.

"Para awak KRI Dewarcui menampilkan ragam seni budaya Indonesia,

seperti Tari Perang dari Papua, Tari Rantak dari Aceh, dan Tari Badindin dari Sumatera Barat," kata Kariono.

Selain itu, para awak KRI Dewaruci yang kebanyakan adalah kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) juga menyuguhkan Reog, kesenian khas Ponorogo, Jawa Timur, dan Rampak Gendang dari Jawa Barat.

Penampilan itu juga mendapatkan dukungan dari warga negara Indonesia yang bermukim di Athena dengan menampilkan Tari Pendet dari Bali, Tari Jaipong dari Jawa Barat, dan paduan suara ibu-ibu Staf KBRI.

"Acara tersebut dihadiri Gubernur Provinsi Athena dan 1.000 undangan dari berbagai instansi dan masyarakat umum di kota itu," kata Kariono menambahkan.

Sebelumnya, KRI Dewaruci menyabet penghargaan The Best Ship in Crew Parade dalam parade pelayaran yang berlangsung di Kota Lavrion, Sabtu (5/6) waktu setempat.

ANTARA News

French Squadron Performs Jet Engine Swap-Out on Board Truman

A French Dassault Rafale fighter aircraft conducts touch and go landings aboard the aircraft carrier USS Dwight D. Eisenhower (CVN 69) during a coalition training exercise. The Eisenhower Carrier Strike Group is operating in the U.S. 6th Fleet area of responsibility after a scheduled five month deployment in the U.S. 5th Fleet area of responsibility supporting Operation Enduring Freedom and maritime security operations. (Photo: U.S. Navy photo/Mass Communication Specialist 3rd Class Jon Dasbach/Released)

06 June 2010, ABOARD USS HARRY S. TRUMAN, At Sea -- As part of interoperability operations with the French Navy, a maintenance crew for the French aircraft Rafale F3 performed a jet engine swap-out on board USS Harry S. Truman (CVN 75) June 4.

The Rafale, a fourth generation fighter jet capable of performing both air-to-air and air-to-ground missions embarked aboard CVN Charles de Gaulle (R 91), was conducting carrier qualifications on board Truman.

"The French have conducted many carrier qualifications (CQs) with U.S. aircraft carriers in the past. However, this is the first time that an engine swap-out with a foreign navy has been done on a U.S. carrier," said Cmdr. Tim Hill, the VFA-32 executive officer and air wing liaison for French interoperability exercises. "This is a big step in working towards the ability to operate a French squadron on a U.S. carrier."

According to French Navy Cmdr. Henri Mahe, the chief maintenance officer for Charles de Gaulle, the Rafale was specifically designed for performance and for efficient maintenance. The seven-man French navy maintenance team from the Rafale squadron 12F completed the engine swap-out in three hours.

Hundreds of Truman service members transiting the hangar bay stopped to take photos and to see the Rafale up close.

Among the onlookers was Aviation Boatswain's Mate (Handling) 3rd Class Heather Martinez, who was standing watch in Truman's primary flight control tower when the Rafale landed. Martinez stated she was impressed by the maneuverability of the aircraft and by the ease with which the jet was recovered.

"We followed the same procedures we do when recovering our own aircraft," said Martinez. "It went very smoothly."

U.S. and French service members were quick to point out the similarities between how the two navies operate, including using the same color-coding scheme to distinguish roles on the flight deck. The only difference in the flight deck jersey color scheme between the two navies is the significance of the color purple; for the U.S. Navy the color indicates the refueling team, for the French, it signifies the presence of the priest.

"We were surprised when we saw so many purple shirts on the flight deck," said Mahe.

For Rear Adm. Patrick Driscoll, commander, Carrier Strike Group (CSG) 10, the five-day interoperability exercises between Charles de Gaulle and Truman and the engine swap-out are a natural progression in a relationship between two allies. He recalled conducting operations with French aircraft carrier CV Foch (R99), and serving as a junior officer in an A-7 Corsair squadron with a French aviator.

"It is important to train with our partners. They are a great navy and the better we get at working together, the more effective we are as warfighters," said Driscoll.

Truman deployed May 21 as part of the Harry S. Truman Carrier Strike Group (HSTCSG)in support of maritime security operations and theater security cooperation efforts in the U.S. 5th and 6th Fleet areas of responsibility. HSTCSG includes Commander, Carrier Strike Group (CCSG) 10, USS Harry S. Truman (CVN 75), Carrier Air Wing Three (CVW) 3, Commander, Destroyer Squadron (CDS) 26 and German Frigate FGS Hessen (F221).

NAVY

Monday, June 7, 2010

Wilayah Selat Malaka Berangsur Aman

KAL Tedung ini, merupakan bantuan dari Pemerintah Provinsi Riau kepada pihak Lanal Dumai. Kapal seharga sekitar 12 miliar ini, setiap saat melakukan patroli di kawasan Selat Malaka dengan 17 anggotanya. (Foto: detikFoto/Chaidir Anwar Tanjung)

07 Juni 2010, Jakarta -- Kerawanan yang terjadi pasca penyergapan terorisme yang terjadi di Provinsi Aceh relatif menurun. Hal ini disampaikan oleh Panglima Komando Armada Kawasan Barat Laksda Marsetio kepada wartawan di Jakarta, Senin (7/6).

"Itu sudah tidak ada apa-apa. Sudah menurun dan sekarang ini yang berjalan adalah fungsi intelijen," ujar Marsetio.

Ia menambahkan bahwa wilayah perairan Selat Malaka merupakan tanggung jawab gugus tempur laut barat. Selat ini merupakan salah satu dari kawasan perairan lain yang termasuk rawan, yakni Laut China Selatan, Laut Natuna, Perairan NAD dan perairan Kalimantan Barat. Kadispenarmabar Letkol Supriyono menyatakan untuk mendukung tugas pengamanan laut kawasan barat tersebut Guspurlabar dilengkapi beberapa jenis kapal sesuai dengan kebutuhan.

"Kapal-kapal yang berada dibawah kendali operasi Guspurlabar sesuai kebutuhan yang diperlukan saat ini terdiri atas jenis Perusak Kawat Rudal (PKR), Jenis Van Speijk, Perusak Kawal Jenis Parchim, Angkut Tank Jenis Frosch, Penyapu Ranjau Jenis Condor dan Patroli Cepat, juga termasuk unsur udara Jenis Fix Wing dan Rotary Wing," ujar Kadispenarmabar.

Dalam kesempatan yang sama, Marsetio memimpin serah terima jabatan Komandan Gugus Tempur Laut Koarmabar yang dijabat Laksamana Pertama TNI Didit Herdiawan sejak 16 Oktober 2009 sampai dengan 7 Juni 2010, digantikan oleh Kolonel Laut (P) Dedy Yulianto. Dedy Yulianto sebelumnya menjabat Wakil Komandan Lantamal III Jakarta. Selanjutnya, Laksamana Pertama TNI Didit Herdiawan akan menjabat Kepala Staf Koarmabar.

MI.com

Venezuela Beli Lagi K-8

(Foto: Reuters)

07 Juni 2010 -- Pemerintah Venezuela telah memesan 18 jet latih dan serang ringan K-8 dari Cina, enam jet diterima 13 Maret lalu.

Presiden Venezuela Hugo Chavez mengumumkan pemerintah Venezuela telah menyetujui pembelian kedua jet K-8 senilai 82 juta dolar pada acara regularnya di televisi. Chavez mengatakan ia berniat membeli 40 K-8.

Jumlah dan jadwal kedatangan pesawat batch kedua belum diketahui.

Pejabat Venezuela mengatakan Maret lalu jet K-8 digunakan untuk melatih para pilot AU Venezuela dan menyergap para penyelundup obat bius.

Venezuela membeli juga radar dari Cina dan membelanjakan 4 milyar dolar senjata buatan Rusia, termasuk tank, sistem rudal, jet tempur guna menggantikan F-16 yang diembargo Amerika Serikat.

Reuters/Berita HanKam

U.S. Navy Version of Lockheed Martin F-35 Makes First Flight


07 June 2010, FORT WORTH, Texas -- The most advanced aircraft in the history of the United States Navy made its inaugural flight yesterday, assuring a future of long-range, first-day-of-the-war stealth striking capability from the Navy's big-deck carriers. The first Lockheed Martin [NYSE: LMT] F-35C Lightning II carrier variant took off from Naval Air Station Fort Worth Joint Reserve Base at 11:46 a.m. and logged a 57 min flight.

“I am thrilled the F-35C has attained this milestone,” said Vice Adm. Thomas J. Kilcline, Commander of Naval Air Forces. “This flight marks the beginning of a new chapter in Naval Aviation. The mission systems in this aircraft will provide the Carrier Strike Group Commander with an unprecedented ability to counter a broad spectrum of threats and win in operational scenarios that our legacy aircraft cannot address.

“As a long-range, stealthy, carrier-based aircraft, the F-35C will provide Naval Aviators a fifth-generation fighter with the most advanced technology possible to perform our nation's missions. I look forward to the F-35C's continued progress, and observing developmental flight testing at Patuxent River later this summer,” Kilcline said.

The F-35C is unique in its uncompromised carrier suitability, with a larger wing and control surfaces for safe, precise handling and low approach speeds to the carrier, excellent over-the-nose visibility, and additional structural strength for at-sea operations. The aircraft’s stealth materials are designed to withstand harsh carrier conditions with minimal maintenance.

"For the first time ever, and from now on, wherever on the world’s oceans we position a 98,000-ton nuclear carrier, we can launch a long-range, lethal, stealth strike fighter with the ability to defeat the most sophisticated air defenses," said Tom Burbage, Lockheed Martin executive vice president and general manager of F-35 Program Integration. “Sunday’s flight marks the beginning of the true introduction of a next-generation weapon system capable of providing joint, coalition striking power on Day One, from both land and sea bases.”

The mission was flown by Lockheed Martin Test Pilot Jeff Knowles, a retired Naval Aviator and test pilot who flew F-14As and F-14Ds operationally, and who served as chief test pilot on the F-117 stealth fighter program.

The F-35 program has about 900 suppliers in 43 states, and directly and indirectly employs more than 130,000 people. Thousands more are employed in the F-35 partner countries, which have invested more than $4 billion in the project. Those countries are the United Kingdom, Italy, the Netherlands, Turkey, Canada, Australia, Denmark and Norway.

The F-35 Lightning II 5th generation fighter combines advanced stealth with fighter speed and agility, fully fused sensor information, network-enabled operations and lower operational and support costs. Lockheed Martin is developing the F-35 with principal industrial partners Northrop Grumman and BAE Systems. Two separate, interchangeable F-35 engines are under development: the Pratt & Whitney F135 and the GE Rolls-Royce Fighter Engine Team F136.

Headquartered in Bethesda, Md., Lockheed Martin is a global security company that employs about 136,000 people worldwide and is principally engaged in the research, design, development, manufacture, integration and sustainment of advanced technology systems, products and services. The Corporation reported 2009 sales of $45.2 billion.

Lockheed Martin

Menhan RI Hadiri The 9th IISS Asia Security Summit The Shangrila – La Dialogue

(Foto: mindef)

07 Juni 2010, Jakarta -- Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro didampingi beberapa pejabat di lingkungan Kemhan, Jumat (4/6) bertolak menuju Singapura guna menghadiri pertemuan The 9th Internasional Institute For Strategic Studies (IISS) Asia Security Summit The Shangrila-La Dialogue atau pertemuan puncak keamanan regional Asia, di Hotel Shangrila, Singapura.

Kunjungan kerja Menhan RI ke Singapura ini diawali dengan pertemuan bilateral dengan sejumlah menteri pertahanan beserta para jajarannya dari berbagai negara di kawasan Asia, diantaranya Menteri Pertahanan Jepang Toshimi Kitazawa, Menteri Pertahanan Singapura, Teo Chee Hean, Menteri Pertahanan Nasional Vietnam, General Phung Quang Thanh , dan menteri pertahanan negara Chile Jaime Ravinet de la Fuente.

The IISS Dialog Shangri-La yang diselenggarakan selama 3 hari (4 – 6 juni 2010 ) dibuka langsung dengan sambutan dari Direktur Jenderal dan Ketua Eksekutif IISS Dr John Chipman. Pertemuan Keamanan Asia ini juga merupakan forum utama diplomasi pertahanan informal antara negara-negara dari kawasan Asia-Pasifik. Lebih dari 25 delegasi pemerintah terdiri dari menteri pertahanan, kepala staf pertahanan, sekretaris permanen, militer dan intelligen ikut hadir dalam forum internasional ini.

Pada acara puncak pertemuan keamanan asia tersebut Menhan RI Purnomo Yusgiantoro, berkesempatan berbicara mengenai pembaharuan arsitektur keamanan regional. Dikatakan Menhan, bahwa negara yang ada di kawasan regional Asia dalam jangka waktu yang cukup lama akan mengalami lingkungan yang relative kondusif. sehingga dapat meningkatkan segi pembangunan ekonomi, kemajuan sosial serta reformasi politik dan demokratis.

Namun kata Menhan, dengan hanya menciptakan lingkungan kondusif belum cukup untuk menjamin dan memastikan perdamaian dan stabilitas yang berkelanjutan. Karena menurut Menhan masih terdapat tantangan keamanan lainnya yang terlihat jelas, seperti ancaman non-tradisional dan gangguan internal, termasuk separatisme dan konflik komunal, serta sengketa perbatasan dan tumpang tindih klaim teritorial. Oleh sebab itu persepsi umum dari arsitektur keamanan regional masih lemah dan belum memadai.

“Semua ini lebih dari cukup untuk meyakinkan kita kebutuhan mendesak di kawasan itu untuk mengembangkan arsitektur keamanan lebih kuat dan lebih koheren,” ungkap Menhan RI Purnomo Yusgiantoro.

Lebih lanjut pada kesempatan pertemuan tersebut, Menhan menjelaskan beberapa strategi pengembangan arsitektur keamanan yang dikehendaki di kawasan regional. Antara lain, yakni perkembangan utama dengan adanya pergeseran kekuatan global terpusat dari yang unipolar untuk menjadi multipolar. Seiring dengan hal tersebut terdapat perubahan pola tata internasional dari unilateralisme menjadi , yang pasti menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk membangun arsitektur regional.

Menhan juga menilai, pembangunan lainnya adalah pergeseran preferensi dalam penggunaan kekuasaan multidimensi dari hard power ke soft power atau bahkan smart power. Faktor terakhir yang menjadi pengembangan arsitektur keamanan regional adalah melalui kekuatan integratif di wilayah itu sendiri yang dapat diawali dengan didorongnya oleh kepentingan ekonomi dan diperluas kepada bidang keamanan.

Sebelum mengakhiri pertemuan tersebut Menhan menyatakan bahwa dinamika kerjasama regional, termasuk salah satu yang akan memperbaharui arsitektur keamanan regional. Namun, Menhan yakin bahwa ASEAN akan tetap menjadi pusat atau central dalam membawa keseimbangan ke wilayah tersebut. Menurut Menhan masih diperlukan banyak waktu dan aspek untuk meningkatkan itu semua akan tetapi untuk memperbaharui arsitektur keamanan regional diperlukan bahan yang cukup untuk melanjutkan kerjasama regional tersebut.

DMC

Saturday, June 5, 2010

Non-Combatant Evacuation Operation Exercise

An Army unimog is loaded onto HMAS Balikpapan.

04 June 2010 -- As part of the Minor War Vessel Concentration Period, two Royal Australian Navy ships, HMAS Balikpapan and HMAS Betano took part in a Non-Combatant Evacuation Operation exercise.

A Non-Combatant Evacuation Operation (NEO) is an amphibious operation conducted to relocate threatened non-combatants to a place of safety in a foreign country.

The simulated amphibious operation involved the Australian Army’s 2nd Cavalry Regiment loading an Australian Light Armoured Vehicle (ASLAV), a General Motor Vehicle and three Unimogs onto HMA Ships Balikpapan and Betano.

HMAS Betano lowers her bow door on approach to the boat ramp.

An Australian Light Armoured Vehicle (ASLAV) is loaded onto HMAS Betano.

Petty Officer Boatswain Sam Perez stands guard as HMAS Betano loads Army vehicles onboard.

Australian DoD

KSAD: Detasemen 81 Kopassus Masih Terbaik

Prajurit TNI AD dari Satuan Penanggulangan Teror (Gultor) Den-81 Kopassus mengevakuasi para sandera, pada Latihan Kartika Jaya I, di Lanumad Ahmad Yani, di Semarang, Jateng, Sabtu (5/6). Latihan yang disaksikan Kasad Jenderal TNI George Toisutta itu melibatkan Satuan TNI AD dari Kopassus, Ton Taipur (Kostrad), Penerbad, dan sejumlah satuan kewilayahan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan teknik dan taktik operasi penanggulangan teror, operasi komando perebutan cepat dan operasi raid. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/HP/10)

05 Juni 2010, Semarang -- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta menyatakan bahwa Satuan Penanggulangan Teror (Gultor) Detasemen 81 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) masih termasuk dalam kategori terbaik di tingkat dunia.

"Dalam penanggulangan aksi terorisme kita juga masih mempunyai Detasemen Intai Tempur Kostrad namun kemampuannya masih terbatas dan berada di bawah Detasemen 81," katanya usai menyaksikan latihan terpadu penanggulangan teror di Lanumad Ahmad Yani Semarang, Sabtu.

Dalam kesempatan tersebut, KSAD didampingi oleh Danjen Kopassus Mayor Jenderal TNI Lodewijk Freidrich Paulus, Panglima Daerah Militer IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI Budiman, dan Komandan Pusat Penerbangan TNI AD Brigadir Jenderal Nabris Haska.

George mengatakan, Detasemen 81 Kopassus siap membantu Detasemen Khusus 88 Antiteror yang dimiliki Polri jika diminta dalam menanggulangi aksi terorisme di Indonesia.

"Kendati demikian kita berharap tidak pernah dimintai bantuan oleh Polri karena hal itu menunjukkan bahwa situasi aman terkendali," ujarnya.

Menurut dia, diminta atau tidak oleh Polri, pihaknya akan tetap melakukan latihan untuk menjaga kemampuan yang dimiliki.

"Pada intinya kita siap membantu Densus 88 Antiteror jika diminta," katanya.

Terkait latihan terpadu bersandi "Kartika Jaya I" tersebut, George menjelaskan bahwa latihan ini merupakan uji siap tempur (UST) personel yang akan mengikuti latihan puncak yang akan dilaksanakan di Bandara Gatot Subroto, Sumatra Selatan, dalam waktu dekat.

"Latihan tersebut dilakukan sebagai implementasi strategi penanggulangan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya serangan teroris yang dapat mengganggu stabilitas keamanan wilayah NKRI," ujarnya.

Ia mengatakan, latihan terpadu yang melibatkan sekitar 250 anggota yang terdiri dari personel Kopassus, Kostrad, Penerbad, Batalyon 400/Raider, Kodim 0733/BS ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknik dan taktik operasi penanggulangan teror.

Materi yang dikembangkan dalam latihan dengan skenario pembebasan sandera di bandara yang dikuasai teroris ini adalah teknik infiltrasi dengan menggunakan kendaraan rantis, teknik serbuan, teknik pembersihan, teknik evakuasi, dan teknik exfiltrasi.

Sebanyak empat unit helikopter jenis Helly MI-17, empat unit helikopter Bell 412 dan 205, tiga unit Helly Bolco 105 serta empat kendaraan rantis terlihat menunjukkan beberapa taktik manuver dalam penanggulangan teror.

Sejumlah helikopter milik Korps Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad), melakukan formasi terbang bersama. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/HP/10)


Sejumlah prajurit TNI AD dari Satuan Penanggulangan Teror (Gultor) Den-81 Kopassus melompat dari helikopter untuk melakukan pembebasan sandera. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/HP/10)

Sejumlah prajurit TNI AD dari Satuan Penanggulangan Teror (Gultor) Den-81 Kopassus berlari menuju sasaran untuk melakukan pembebasan sandera. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/HP/10

ANTARA News

Tim Patroli Wajib Siaga & Waspada

Pembukaan Apel Dantim Indobatt ini berlangsung di Soekarno-Base UN Posn 7-1 Adshit Al-Qusayr. (Foto: Puspen TNI)

03 Juni 2010, Adishit Al Qusayr -– Komandan tim patroli memegang peranan penting dalam melaksanakan tugas operasi pemeliharaan perdamaian, antara lain pada saat pergerakan patroli menyusuri jalanan sepanjang Blue Line serta pengawasan dan pengamatan pada saat berada di Observation Post (OP).

Demikian dikatakan Komandan Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL (Indonesian Battalion/Indobatt), Letkol Inf Andi Perdana Kahar, pada saat acara pembukaan Apel pejabat Dantim Indobatt, di Lapangan Upacara Soekarno-Base UN Posn 7-1 Adshit Al-Qusayr. Kegiatan Apel Dantim Indobatt tersebut berlangsung dua hari hingga Kamis (3/6).

Lebih lanjut, Komandan Indobatt juga menyampaikan harapan bagi seluruh peserta apel untuk secara serius mengikuti rangkaian kegiatan yang akan digelar dalam Apel Dantim tersebut. Hal ini bertujuan agar setiap pejabat Dantim di jajaran Indobatt akan dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas kemampuan serta keterampilannya, guna mendukung kelancaran dan keberhasilan tugas di daerah Lebanon Selatan ini. Kualitas kemampuan dan keterampilan yang dimaksud tersebut, tentunya, harus sesuai dan sejalan dengan Standard Operating Procedures (SOP) yang berlaku di jajaran UNIFIL.

Terkait dengan petunjuk dan arahan Komandan Indobatt tersebut, maka pada kesempatan awal kegiatan Apel Dantim, Kapten Kav Makhdum, selaku Koordinator Materi Patroli, mengingatkan kembali tentang tujuan serta beberapa hal penting terkait dengan SOP Patroli UNIFIL.


(Foto: Puspen TNI)

Menurut pejabat Wadan Kimek A tersebut, bahwa pelaksanaan kegiatan patroli dalam operasi pemeliharaan perdamaian harus selalu memperhatikan perubahan situasi yang setiap saat dapat terjadi, serta selalu mengedepankan dukungan terhadap kegiatan kemanusiaan bagi masyarakat setempat dimana kegiatan patroli tersebut berlangsung. Dengan penjabaran seperti itu, maka setiap pejabat Komandan Tim Patroli wajib meningkatkan kesiapsiagaan serta kewaspadaannya dalam memimpin kegiatan patroli, sehingga pengambilan keputusan di lapangan akan sesuai dengan SOP yang berlaku.

Sementara itu, menurut Koordinator Umum Kapten Inf Arfan Johan, kegiatan tersebut terbagi menjadi tiga macam kegiatan yaitu pembekalan teori, diskusi dan praktek langsung di lapangan. Lebih lanjut ditegaskan oleh pejabat Kasi Operasi Indobatt tersebut bahwa kegiatan apel pejabat Dantim tersebut akan diselenggarakan secara periodik dan bergantian bagi setiap pejabat Dantim oleh Indobatt sebagai latihan dalam satuan.

Hal ini sengaja dilakukan demikian mengingat padatnya waktu operasional operasi pemeliharaan perdamaian yang menuntut kehadiran setiap pejabat Dantim di tengah-tengah anak buahnya dalam melaksanakan tugas operasi. Tuntutan seperti ini bukan saja berlaku bagi Indobatt semata, namun juga berlaku bagi seluruh satuan yang berada dibawah komando UNIFIL. Dengan demikian, kemampuan dan keterampilan para pejabat Dantim di jajaran Indobatt harus selalu dipelihara dan ditingkatkan.

Puspen TNI

Dankomar Lepas Satgasmar Pam Puter IX


04 Juni 2010, Bandar Lampung -- Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin melepas keberangkatan prajurit Batalyon Infanteri–7 Marinir yang tergabung dalam Satuan Tugas Marinir pengamanan pulau terluar IX (Satgasmar Pam Puter IX) Dpp. Lettu Mar Teguh Rudianto dalam upacara resmi di Pelabuhan Pelindo Panjang Bandar Lampung pada hari Jumat tanggal 04 Juni 2010.

Satgas ini akan menempati pulau–pulau terluar di wilayah Indonesia bagian barat antara lain Pulau Rondo, Pulau Nipah dan Pulau Berhala. Sebelum berangkat ke daerah penugasan dilaksanakan latihan pra satgas selama 3 minggu di Pantai Caligi Batumenyan Padang Cermin serta pembekalan tentang perkembangan situasi dan kondisi daerah penugasan.

Indonesia adalah negara kepulauan yang berbatasan dengan negara– negara tetangga serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah. Hal ini berpotensi terjadi permasalahan diantaranya bidang pertahanan, hukum, ekonomi dan masalah yang menonjol akhir–akhir ini antara lain : sengketa batas wilayah, pencurian hasil alam, penyelundupan serta perompakan, yang kesemuanya memerlukan pengamanan secara serius. Dari latar belakang itulah TNI, TNI AL khususnya Korps Marinir menggelar kekuatan untuk mengamankan pulau – pulau strategis terluar yang rawan konflik demi keutuhan NKRI.

Selama berada di tempat penugasan, Satgasmar Pam Puter IX adalah mata dan telinga Korps Marinir yang berada di garda depan wilayah NKRI maka dari itu ditekankan pada seluruh anggota Satgasmar agar mengumpulkan dan meyusun data–data terbaru tentang daerah penugasan, melaksanakan prosedur hubungan Komando dan prosedur Taktis lapangan dengan baik. Selain itu agar tetap menjaga profesionalisme dan disiplin dalam melaksnakan aktivitas sehari–hari.

Dalam amanatnya Komandan Korps Marinir menekankan kepada seluruh anggota Satgasmar agar : 1. Meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME, 2. Penugasan merupakan kepercayaan, kehormatan dan kebanggan yang selalu didambakan oleh setiap prajurit korps Marinir, untuk itu laksanakan penugasan ini dengan hati yang mantap, ikhlas dan gembira, 3. Permasalahan keluarga jangan sampai membebani pikiran kalian dalam melaksanakan tugas , sampaikan selalu kabar gembira kepada keluarga yang ditinggalkan dirumah, 4. Tingkatkan kewaspadaan jangan sampai lengah sedikitpun dan ikuti semua prosedur yang berlaku di daerah penugasan, 5. Pelihara dan tingkatkan persatuan dan kesatuan yang solid antar anggota satgas sehingga tercipta kebersamaan dalam suasana kerja demi kebehasilan tugas.

Marinir

India dan Perancis Kembangkan Rudal Jarak Pendek

Rudal MBDA Mica. (Foto: wikipedia)

04 Juni 2010 -- India akan mengembangkan rudal jarak pendek permukaan ke udara bersama Perancis.

DRDO (Defence Research and Development Organisation) India dan MBDA (Matra BAE Dynamics Alenia) Perancis akan bekerjasama dalam proyek ini, diberitakan harian Indian Express.
Kesepakatan perjanjian akan ditandatangani pada bulan depan.

Jean-David Levitte seorang penasehat Presiden Perancis Nicolas Sarkozy mengatakan tahun lalu, sistem rudal baru perpaduan teknologi rudal buatan India Trishul dan buatan MBDA MICA, kemungkinan akan diberinama Maitri.

Proyek kerjasama ini telah dimulai sejak 2007, memakan waktu lebih dari tiga tahun guna mencapai kesepakatan.

Rudal akan digunakan oleh angkatan darat, laut dan udara serta dapat dieksport. India telah bekerjasama dengan Rusia mengembangkan rudal BrahMos.

BNS/Berita HanKam

Komandan Akhir Tugas KRI Teluk Langsa Berpangkat Laksamana


04 Juni 2010, Jakarta -- Komando Lintas laut Militer mengoperasikan sedikitnya delapan kapal perang jenis landing ship tank (LST) dioperasikan TNI AL sejak tahun 60 an, diantaranya KRI Teluk Langsa-501 yang pada masa penugasan telah menghantarkan karier seorang perwira yang menjabat Komandan KRI berpangkat mayor Laut, yang pada perjalanan akhir tugasnya menyandang pangkat Laksamana dan pernah menduduki jabatan tertinggi di TNI AL yakni Laksamana TNI (Purn) Tanto Kuswanto.

Demikian pula dengan mantan Komandan KRI Teluk Langsa 501 pada pada tahun 1995 dalam perjalanan tugas selanjutnya pernah mencapai karier menjabat sebagai Panglima Komando Lintas laut Militer yang menyandang pangkat Laksamana Muda TNI pada tahun 2008-2009. Tentu saja masih banyak para perwira lainnya yang pernah bertugas di KRI Teluk Langsa-501 pada masa akhir tugasnya mencapai Pangkat Perwira Tinggi di TNI AL.

Perjalanan yang cukup panjang Kapal perang TNI AL yang mulai dioperasikan pada tanggal pada tanggal 16 Agustus 1960 dan kini telah genap berusia lima puluh tahun memperkuat jajaran kapal perang TNI AL.

Kapal perang jenis landing ship tank yang mampu mengangkut sedikitnya 17 tank ampifi ataupun 18 kendaraan Truk ranpur dan mampu mengangkut sekitar 800 personel pasukan pendarat dalam kegiatan operasi pendaratan Administrasi dan saat itu mampu berlayar maksimal dengan kecepatan 12 knot.

Dalam catatan perjalanan KRI yang diproduksi Amerika pada tahun 1945 dengan nama saat dioperasikan oleh angkatan laut Amerika USS Solano County (LST-1128) dan saat memperkuat TNI AL dengan Komandan yang pertama kali pada tahun 1960 dijabat oleh Mayor Laut (P) Mas Wibowo.

Selama penugasan telah mengukir prestasi dan memberikan catatan sejarah selama dalam perjalanan kegiatan operasi dalam rangka mempertahankan wilayah kedaulatan RI maupun dalam latihan puncak TNI AL Armada Jaya dan Latihan gabungan TNI. Demikian pula telah berpartisipasi dalam kegiatan mengangkut bantuan pemerintah pusat ke daerah-daerah maupun bantuan korban bencana alam .

Penugasan terakhir ke wilayah Indonesia bagian Timur, KRI Teluk Langsa-501 pada akhir tahun 2008 lalu melaksanakan operasi pergeseran pasukan (serpas) pasukan Yonif 320 /Badak Putih Kodam Siliwangi kekuatan 649 pasukan beserta perlengkapan tempur dibawah Komandan Batalyon Letkol Inf. Basuki selesai penugasan Pengamanan di wilayah perbatasan RI–PNG kembali ke pangkalan induk di Kodam Siliwangi.

Kedatangan pasukan Yonif 320/Badak Putih ini disambut oleh Pangdam III Siliwangi yang saat itu dijabat oleh Mayjen TNI Rasyid Qurnuen Aquary didampingi Danrem dan Danyon jajaran Kodam III Siliwangi dalam upacara penyambutan bertempat di dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta.

Sedangkan penugasan ke wilayah Barat Indonesia terakhir saat melaksanakan pergeseran pasukan yang tergabung dalam Satuan Tugas pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) dari Jakarta menuju wilayah perbatasan dengan mengangkut 139 personel marinir dan pasukan katak TNI AL yang bertugas sebagai pasukan pengamanan daerah perbatasan di Pulau-pulau terluar yang berbatasan dengan Negara tetangga Singapura dan Malaysia.

Meskipun beberapa tahun sebelumnya tepatnya pada tahun 1997 kapal perang ini telah dilaksanakan repowering dalam rangka memperpanjang masa pakai dan dioperasikan sampai tahun 2008 lalu. Namun dengan pertimbangan Kondisi tehnis Kapal perang tersebut sejak akhir tahun lalu telah diusulkan dan direncanakan untuk dihapuskan dari TNI AL bersama-sama dengan beberapa KRI sejenis yang dioperasikan oleh Komando Lintas laut Militer diantaranya KRI Teluk Bayur 502, KRI Teluk Kau 504, KRI Teluk Tomini 508 .

Kapal perang KRI Teluk Langsa -501 dibawah pembinaan satuan Lintas laut kini sudah tidak dioperasikan untuk kegiatan operasi pergeseran pasukan maupun kegiatan latihan dan saat ini sandar di dermaga Kolinlamil tanjung Priok Jakarta. Untuk mempertahankan daya apung kapal perang tersebut, saat ini masih diawaki 58 personel dengan komandan Mayor Laut (P) Bambang Triyanto.

Sedangkan menjelang kegiatan hari liburan sekolah kali ini, KRI Teluk Langsa-501 tetap membuka kegiatan Open Ship bagi anak-anak sekolah sebagai tujuan Wisata sejarah di kapal perang TNI AL.

Dispenkolinlamil/Pos Kota