Wednesday, June 9, 2010

Malaysia Pesan Panser dari Indonesia Senilai US$ 80 Juta

Model panser Anoa dipajang di stan PT. PINDAD pada pameran senjata di Malaysia pada tahun ini. (Foto: KOMPAS)

09 Juni 2010, Jakarta -- Industri pertahanan Indonesia rupanya sudah mulai dilirik oleh negara lain. Buktinya, industri pertahanan kita sudah berhasil mendapatkan order pembuatan panser dari Malaysia.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, melalui PT Pindad (Persero) Indonesia mendapat order pembuatan panser dari Malaysia dengan nilai order mencapai US$ 80 juta. Adanya order dari Malaysia ini membuktikan bahwa industri alat pertahanan kita sudah diakui keberadaannya oleh negara lain.

Hanya saja, dalam order ini ada beberapa ketentuan yang disyaratkan oleh Malaysia. "Dia (Malaysia) mengajak sebagian trade off dengan barang dari Malaysia," ujar Hidayat, Rabu (9/6).

Menurutnya, pihak Malaysia menginginkan ada barter produk mobil asal Malaysia yaitu Proton. Hidayat bilang sekitar 25% dari nilai order itu nantinya akan ditukar dengan produk Proton keluaran Malaysia.

Saat ini Direktorat Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika sedang melakukan penghitungan berapa jumlah produk mobil keluaran Proton yang akan dibarter dalam order panser dari Malaysia ini.

KONTAN

Kerjasama Pertahanan Tingkat Regional di Bidang Tekhnologi Militer/Alutsista

TNI AL berencana melengkapi kapal patroli cepat dengan rudal buatan Cina C-705.

09 Juni 2010, Jakarta -- Kementerian Pertahanan menggalang kerjasama tingkat regional dengan Negara-negara ASEAN dalam bidang teknologi militer. Diantaranya telah ditandatanganinya MoU antara Menhan RI dengan Menteri Pertahanan Cina pada tahun 2007, dengan tujuan untuk meningkatkan hubungan kedua negara guna mencapai mutual benefit respect di masa-masa mendatang.

Indonesia banyak mengambil pelajaran dari keberhasilan yang dicapai Negara-negara ASEAN dan Cina dibidang ekonomi, politik dan pemerintahan, serta teknologi dan industri, khususnya kemajuan dibidang teknologi pertahanan. Dalam bidang teknologi militer Cina semakin maju sehingga membuka kesempatan baru bagi negara-negara di kawasan ASEAN, dimana pada masa lalu lebih didominasi oleh negara-negara di kawasan Eropa.

Kerjasama pemerintah Indonesia dengan Cina diharapkan akan terjadi hubungan yang saling menguntungkan. Saat ini Indonesia sedang menggiatkan industri pertahanan dalam negeri sehingga diharapkan Cina berpartisipasi dalam program pengembangan industri pertahanan di Indonesia, mencakup joint production dan pelaksanaan Transfer of Technology (ToT).

Saat ini Indonesia sedang mempertimbangkan untuk membentuk suatu forum teknologi militer (military Technology Forum-MTF), sebagai wadah kosultasi yang membahas aspek teknis Alutsista. Tujuan pembentukan forum tersebut adalah untuk meningkatkan pertahanan kedua negara di masa mendatang.

Dalam hal anggaran pertahanan. Indonesia berharap pemerintah Cina dapat menyediakan fasilitas pengadaan secara G to G disertai dengan ToT serta melibatkan industri dalam negeri.

Kerjasama antara Kemhan RI dengan Pertahanan Cina memberi manfaat ganda bagi kedua belah pihak, antara lain :

1. Meningkatkan kualitas profesionalisme untuk bisa menopang stabilitas kawasan. Pemerintah RI dan Cina memiliki kepentingan yang sama terhadap pengamanan Selat Malaka dan pengamanan SLOC (Sea Lane Of Communication atau ALKI). Berkaitan dengan itu diperlukan mutual understanding dan mutual cooperation khususnya di Selat Malaka dan SLOC seperti di Selat Sunda , Selat Lombok dan Selat Makasar.

2. Peran Indonesia sebagai Negara Kunci di Asia Tenggara mampu menjembatani kepentingan global di kawasaan. Sehingga koordinasi dan komunikasi untuk keamanan pasokan energi dari dan ke Timur Tengah, transportasi komoditas dan produk Negara-negara industri ke wilayah Asia dan Eropa menjadi lancar.

3. Dalam konteks nasional. Kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Cina dapat memberi manfaat bagi pengembangan industri pertahanan di Indonesia, sehingga dapat membangun pertumbuhan ekonomi, dan menempatkan kebijakan pembangunan system pertahanan yang pro kesejahteraan (defence supportive economi)

4. Terkait dengan industri pertahanan. Dengan kerjasama ini diharapkan pemerintah Cina dapat memanfaatkan produk-produk industri pertahanan Indonesia sebagai bentuk mutual benefit cooperation. Saat ini Indonesia memiliki kapasitas untuk memproduksi alat-alat pertahanan yang memenuhi standar internasional diantaranya non-weapon system equipment (alat perlengkapan non-alutsista).

Dalam konteks kemanan regional, Indonesia mampu mengerem keinginan Cina untuk mengklaim wilayah Laut Cina Selatan sebagai teritorinya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Indonesia seperti menggalang pertemuan informal diantara keenam negara yang memiliki klaim atas pulau-pulau di kepulauan Sprotly di Laut Cina Selatan. Selama ini negara-negara yang memiliki klaim atas pulau-pulau di kepulauan Spratly seperti Malaysia, Brunai, Cina, Filipina, Vietnam dan Thailand masih bisa menahan diri karena adanya inisiatif Indonesia tersebut. Kerjasama antar RI-Cina diharapkan mampu menciptakan situasi damai di kawasan, khususnya potensi konflik di Laut Cina Selatan, akibat klaim tumpang tindih antar beberapa negara di kawasan.

DMC

Pangkosekhanudnas I Sosialisasi Hanud Pasif

08 Juni 2010, Jakarta -- Kosekhanudnas I sebagai komando pelaksana operasi dalam melaksanakan tugas pokoknya menyelenggarakan dan mengendalikan kegiatan operasi pertahanan udara di wilayah geografisnya untuk mendukung tugas pokok Kohanudnas diantaranya adalah menyelenggarakan Operasi Hanud (pertahanan udara) Pasif.

Hanud pasif merupakan segala kegiatan selain Hanud aktif yang dilakukan untuk membatasi, menanggulangi,dan mengurangi efektifitas serangan udara musuh baik berupa pesawat udara maupun ancaman rudal dengan melakukan penyamaran, penyembunyian sasaran, penipuan, penyebaran sasaran dan dengan melakukan sistem deteksi dini sampai dengan menggunakan konstruksi sebagai pelindung dari serangan udara lawan (bunker).

Demikian disampaikan oleh Pangkosekhanudnas I, Marsekal Pertama TNI J.F.P Sitompul, dalam kunjunganya guna melaksanakan sosialisasi Hanud Pasif di Stasiun Pengendali Utama (SPU) Satelit Cibinong, Bogor yang diterima langsung oleh General Manager Subdivisi Satelit dan mendapat respon positif.

Pelaksanaan sosialisasi ini bertujuan untuk mengkaji dan menggali informasi mengenai kesiapan dan pengetahuan obyek vital nasional yang dilindungi serta memberikan pembinaan kesiapan dan kemampuan dalam hal menghadapi serangan udara lawan. Selain itu SPU Satelit Cibinong merupakan satu – satunya fasilitas pengendali Satelit Telkom, dimana System Transponde yang dimilikinya juga digunakan dalam sistem Komunikasi TNI, sehingga merupakan obyek vital nasional yang sangat penting dijajaran Kosekhanudnas I untuk dilindungi karena dapat menjadi target utama dalam serangan udara lawan.

Sosialisasi yang dilaksanakan berjalan dengan aman dan lancar meskipun permasalahan yang disosialisasikan merupakan hal baru bagi pihak SPU Satelit Cibinong. Dengan demikian, diharapkan pada masa mendatang perlunya diadakan pelatihan secara terkoordinasi antara Obvitnas, TNI, Pemda, Polri dan Pemadam Kebakaran dalam latihan menghadapi dan menanggulangi serangan udara lawan.

Turut serta dalam kunjungan sosialisasi tersebut para pejabat dari lingkungan Kosekhanudnas I dan Kasdim 0621 dengan melibatkan anggota dari Polres Cibinong.

Pen-kosekhanudnas I/Pos Kota

Lockheed Martin Inducts Third C-5 To Become Super Galaxy


08 June 2010, MARIETTA, Ga. -- Lockheed Martin [NYSE: LMT] inducted its third C-5 Galaxy strategic airlifter into the Reliability Enhancement and Re-engining Program (RERP) production line at its facility here today.

The aircraft will become the sixth C-5M flying operational missions in support of America’s strategic airlift requirements in mid-2011. The largest and most capable airlift aircraft in the U.S. Air Force fleet, the C-5M is rapidly becoming the cornerstone of Global Reach in support of operations around the world.

The RERP modifications will make the aircraft a C-5M Super Galaxy and consist of more than 70 improvements and upgrades to the C-5 airframe and aircraft systems, and include the installation of new higher-thrust, more reliable turbofan engines.

"We are excited every time we induct an aircraft to become a Super Galaxy, because it is the sunrise of a new generation of strategic airlifters. The strategic value of the C-5M, as well as the value to the taxpayer, is unmatched,” said Lorraine Martin, Lockheed Martin C-5 vice president. “The C-5M is less than half the cost of other U.S. strategic airlifters and it provides twice the capability."

The third aircraft to enter the RERP/Modernization production line is a C-5B based at Dover Air Force Base, Del. This aircraft, USAF serial number 85-0005, was delivered to Dover on Jan. 28, 1987 and has served U.S. military operations across the globe in such areas as Afghanistan, Iraq, Morocco, Qatar, Senegal and Thailand.
The first production C-5M is scheduled for delivery to Dover AFB later this year.

Current Air Force plans call for Lockheed Martin to deliver 52 C-5Ms (modification of 49 C-5Bs, two C-5Cs, and one C-5A) by 2016. Three C-5Ms, the former Super Galaxy test fleet, were given the highest rating possible during Air Force testing and have set 42 world records in airlift while flying operational missions worldwide.

Headquartered in Bethesda, Md., Lockheed Martin is a global security company that employs about 136,000 people worldwide and is principally engaged in the research, design, development, manufacture, integration and sustainment of advanced technology systems, products and services. The Corporation reported 2009 sales of $45.2 billion.

Lockheed Martin

Cambodia Becomes First New CARAT Partner in 16 Years

Royal Cambodian Marines embark aboard the amphibious dock landing ship USS Tortuga (LSD 46) to attend opening ceremonies for the first of two Cambodian phases of Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 2010. CARAT is a series of bilateral exercises held annually in Southeast Asia to strengthen relationships and enhance force readiness. (Photo: U.S. Navy/Mass Communication Specialist 2nd Class Jason Tross/Released)

08 June 2010, SIHANOUKVILLE, Cambodia -- The arrival of USS Tortuga (LSD 46) here June 7 marked the opening event of Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Cambodia 2010, marking the country's first participation in the exercise and making Cambodia the first new country to join the exercise series since its founding.

During the nine-day exercise, U.S. and Royal Cambodian Sailors will conduct shipboard training on subjects such as engineering, damage control, anti-terrorism and force protection, and amphibious operations.

Ashore, U.S. and Royal Cambodian Marines will conduct weapons familiarization exchanges and jungle operations training, while Navy and Marine explosives ordnance disposal teams will exchange best practices with their counterparts. A full schedule of medical civic action projects and community service projects are also planned at locations throughout the country.

The exercise marks the largest naval engagement between the two countries in nearly 40 years, and leaders from both navies expressed high expectations for this year's events.

"We are very grateful, both the Navy and the Cambodian people, for the relationship we have with the Navy and the people of the United States," said Royal Cambodian Navy Rear Adm. Ouk Seyha, commander of Ream Naval Base. "We are happy to have USS Tortuga here, and are anticipating a successful first CARAT exercise."

Begun in 1995, the CARAT series of bilateral exercises included six original partner nations: Brunei, Indonesia, Malaysia, Philippines, and Singapore. The sixth partner, Indonesia, participates in the series under the name Naval Engagement Activity.

For 2010, Cambodia and Bangladesh are joining the series. The total number of forces scheduled to participate in the exercise include approximately 18,000 U.S. and partner nation personnel, 50 aircraft and 73 ships.

NAVY

Tuesday, June 8, 2010

BPK Nilai Laporan Keuangan Kemdagri dan Kemenhan Wajar


08 Juni 2010, Jakarta -- Badan Pemeriksa Keuangan memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atas laporan keuangan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pertahanan tahun 2009.

Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hadi Poernomo, di Jakarta, Senin (7/6), mengapresiasi peningkatan yang dialami Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) mengingat selama tiga tahun terakhir BPK memberikan opini tidak menyatakan pendapat (TMP).

"Selama tiga tahun terakhir BPK memberikan opini TMP atas laporan keuangan Kemdagri. Khusus untuk 2009, BPK memberikan pendapat wajar dengan pengecualian (WDP)," katanya saat memberikan sambutan dalam acara penyerahan laporan hasil pemeriksaan (LHP) laporan keuangan Kemdagri 2009 pada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi.

Dengan opini tersebut, BPK menilai laporan keuangan Kemdagri 2009 telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material. Posisi keuangan Kemdagri tanggal 31 Desember 2009 dan realisasi anggaran untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntasi Pemerintahan, kecuali untuk dampak realisasi belanja barang yang tidak didukung dengan bukti lengkap dan sah.

BPK mencatat realisasi belanja barang yang tidak didukung dengan bukti yang lengkap dan sah sebesar Rp 14,48 miliar atau 0,94 persen dari total realisasi belanja barang, penerimaan di luar mekanisme APBN sebesar Rp 4,88 miliar, serta selisih aset tetap pada neraca dengan SIMAK BMN sebesar Rp 6,82 miliar yang belum diketahui jenis barangnya.

Dalam kesempatan tersebut, Mendagri menegaskan komitmen Kemdagri untuk meningkatkan opini laporan keuangan kementerian yang dipimpinnya menjadi wajar tanpa pengecualian (WTP).

"Seharusnya Kemdagri bisa menjadi contoh bagi pemerintahan daerah terutama implementasi dari Good Governance (pemerintahan yang baik)," katanya.

Mendagri juga menyerahkan rencana aksi menuju opini laporan keuangan Kementerian Dalam Negeri menjadi wajar tanpa pengecualian kepada Badan Pemeriksa Keuangan.

Sementara itu, Laporan Keuangan Kementerian Pertahanan dan TNI tahun 2009 menjadi salah satu dari 26 instansi kementerian dan lembaga pemerintah yang dinilai Wajar Dengan Pengecualian oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

"Kami adalah satu dari 26 instansi dari kementerian dan lembaga pemerintah yang pada 2009 ini mendapatkan penilaian Wajar Dengan Pengecualian. Artinya, 34 persen dari seluruh yang diperiksa oleh BPK mendapat Wajar Dengan Pengecualian," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

Sebelumnya, katanya, pada 2006 hingga 2007 mendapat Kementerian Pertahanan mendapat penilaian "Disclamer".

Untuk mencapai penilaian tersebut, kata Purnomo, Kementerian Pertahanan melakukan pengawasan melalui sistem pengendalian internal (SPI) secara intensif untuk meningkatkan kinerja Kemhan dan TNI sehingga mampu mempertahankan penilaian BPK terhadap pertanggungjawaban keuangan dan materiil pada 2008 yaitu Opini Wajar dengan Pengecualian (WDP).

Menhan menambahkan, beberapa kebijakan Kementerian Pertahanan pada 2010 yang meliputi legislasi dan regulasi, sistem program dan anggaran, organisasi, peningkatan sumber daya manusia, pembangunan alutsista, penanaman bela negara, pemberdayaan wilayah pertahanan, bisnis TNI, penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan, menuntut pengawasan yang ketat.

Suara Karya

First Lockheed Martin F-35 With Mission Systems Arrives At Navy Test Site


08 June 2010, NAVAL AIR STATION PATUXENT RIVER, Md. -- The first mission systems-equipped Lockheed Martin [NYSE: LMT] F-35 Lightning II test jet joined the fleet at Naval Air Station Patuxent River, Md., today.

Piloted by F-35 Test Pilot Dave "Doc" Nelson, the short takeoff/vertical landing (STOVL) F-35B known as BF-4 became the fourth F-35 to arrive and begin testing at the Naval Air Systems Command site. The STOVL variant will be employed by the U.S. Marine Corps, the U.K. Royal Air Force and Royal Navy, and the Italian Air Force and Navy.

"This mission systems aircraft adds a new dimension to the F-35 flight testing under way at PAX River," said Tom Burbage, Lockheed Martin executive vice president and general manager of F-35 Program Integration. "Now, in addition to validating the aerodynamic capabilities and flying qualities of these jets, we will have the opportunity to confirm the performance of what we expect to be a transcendent avionics capability – the most capable ever in a fighter." A fifth F-35B, along with the first Navy carrier variant, is expected to join the fleet later this year at Patuxent River.

The F-35's avionics, or mission systems, enable the jet to perform a wide variety of missions by providing the pilot with unprecedented situational awareness – through the processing and fusion of data from both on-board and off-board sources. The F-35's next-generation sensor suite makes it possible to collect vast amounts of information, and present the data on state-of-the-art cockpit and helmet displays. This allows the pilot to make faster and more effective tactical decisions and transfer information to other aircraft and to maritime and ground forces.

The F-35 Lightning II is a 5th generation fighter, combining advanced stealth with fighter speed and agility, fully fused sensor information, network-enabled operations, advanced sustainment, and lower operational and support costs. Lockheed Martin is developing the F-35 with its principal industrial partners, Northrop Grumman and BAE Systems. Two separate, interchangeable F-35 engines are under development: the Pratt & Whitney F135 and the GE Rolls-Royce Fighter Engine Team F136.

Headquartered in Bethesda, Md., Lockheed Martin is a global security company that employs about 136,000 people worldwide and is principally engaged in the research, design, development, manufacture, integration and sustainment of advanced technology systems, products and services. The Corporation reported 2009 sales of $45.2 billion.

Lockheed Martin

Phantom Raih 2000 Jam Terbang dengan F-5

Danwing 3, Kolonel Pnb Andyawan M.P. menyematkan badge 2000 jam terbang kepada Mayor Pnb Budi ”Phantom” Achmadi di shelter Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, Selasa (8/6). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)

08 Juni 2010, Madiun -- Perasaan bangga yang hinggap di dada Mayor Pnb Budhi Achmadi sudah terlihat ketika menuruni tangga pesawat F-5 Tiger II/TS 0515 yang baru saja menghantarkannya meraih prestasi 2000 jam terbang. Prestasi tersebut diraih ketika melaksanakan penerbangan Air Intercept di Area South, Selasa (8/6).

Sebagai ungkapan rasa syukur dengan telah diraihnya prestasi tersebut dilaksanakan pemasangan badge 2000 jam terbang oleh Komandan Wing 3, Kolonel Pnb Andyawan, M.P., disaksikan para pejabat Lanud Iswahjudi dan para penerbang di shelter Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi.

Mayor Pnb Budhi “Phantom” Achmadi sejak kecil sudah bercita-cita menjadi penerbang tempur, sejak delapan bulan yang lalu menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, yang mengawaki pesawat tempur F-5 Tiger II.

Peraih 2000 jam terbang F-5 Tiger II ke tujuh adalah lulusan SMA Negeri Maospati (Smanti) tahun 1991 merupakan alumnus AAU tahun 1994. Suami dari Lulu Shelomenthi, S.E., telah dikaruniai dua buah hati Atiyyah Aura dan Kheisa Azradina.

Komandan Wing 3, Kolonel Pnb Andyawan M.P., pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa dengan telah diraihnya 2000 jam terbang ini dapat dijadikan acuan bagi Mayor Pnb Budi Achmadi dalam mendarmabhaktikan diri kepada nusa dan bangsa, dan penerbang lainnya agar dapat meraih prestasi yang sama.

Prestasi 2000 jam terbang merupakam prestasi yang membanggakan karena tak banyak penerbang tempur yang berhasil meraihnya, selama 30 tahun pesawat F-5 Tiger mengabdiakan di skadron Udara 14 tercatat baru tujuh orang yang berhasil meraih 2000 jam terbang diantaranya Marsekal TNI (Purn) Joko Suyanto (Menkopolhukam), Marsda (Purn) TNI Eris Haryanto, Marsekal Pertama TNI Ismono Wijayanto (Komandan Lanud Iswahjudi), Kolonel Pnb Bonar Hutagaol (Asop Koopsau II), Kolonel Pnb Yuyu Sutisna (Asops Kohanudnas), Kolonel Pnb Nanang Santoso (Komandan Lanud Pekan Baru) dan Mayor Pnb Budhi Achmadi (Komandan Skadron Udara 14).

Pentak Lanud Iswahjudi

KRI Dewaruci Bertolak dari Yunani Menuju Tunisia

KRI Dewaruci mengikuti kegiatan pelayaran internasional yang dimulai dari Volos (Yunani) menuju Varna (Bulgaria), Istanbul (Turki) dan berakhir di Lavrion (Yunani). (Foto: Dispenal)

08 Juni 2010, Surabaya -- Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dewaruci dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) bertolak dari Pelabuhan Lavrion, Yunani, menuju Tunisia, Senin (7/6) waktu setempat.

Kepala Sub Dinas Penerangan Umum Koarmatim Mayor Laut Kariono di Surabaya, Selasa, mengatakan, sebelum meninggalkan Yunani, para awak KRI Dewaruci menggelar pentas akbar bertajuk Beauty and Indonesian Colours.

Pentas tersebut digelar di Attiko Alkios, sebuah panggung teater terbuka di Athena, ibu kota Yunani, Minggu (6/6) malam waktu setempat, dengan disaksikan Duta Besar RI untuk Yunani Akhmad Rusdi.

"Para awak KRI Dewarcui menampilkan ragam seni budaya Indonesia,

seperti Tari Perang dari Papua, Tari Rantak dari Aceh, dan Tari Badindin dari Sumatera Barat," kata Kariono.

Selain itu, para awak KRI Dewaruci yang kebanyakan adalah kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) juga menyuguhkan Reog, kesenian khas Ponorogo, Jawa Timur, dan Rampak Gendang dari Jawa Barat.

Penampilan itu juga mendapatkan dukungan dari warga negara Indonesia yang bermukim di Athena dengan menampilkan Tari Pendet dari Bali, Tari Jaipong dari Jawa Barat, dan paduan suara ibu-ibu Staf KBRI.

"Acara tersebut dihadiri Gubernur Provinsi Athena dan 1.000 undangan dari berbagai instansi dan masyarakat umum di kota itu," kata Kariono menambahkan.

Sebelumnya, KRI Dewaruci menyabet penghargaan The Best Ship in Crew Parade dalam parade pelayaran yang berlangsung di Kota Lavrion, Sabtu (5/6) waktu setempat.

ANTARA News

French Squadron Performs Jet Engine Swap-Out on Board Truman

A French Dassault Rafale fighter aircraft conducts touch and go landings aboard the aircraft carrier USS Dwight D. Eisenhower (CVN 69) during a coalition training exercise. The Eisenhower Carrier Strike Group is operating in the U.S. 6th Fleet area of responsibility after a scheduled five month deployment in the U.S. 5th Fleet area of responsibility supporting Operation Enduring Freedom and maritime security operations. (Photo: U.S. Navy photo/Mass Communication Specialist 3rd Class Jon Dasbach/Released)

06 June 2010, ABOARD USS HARRY S. TRUMAN, At Sea -- As part of interoperability operations with the French Navy, a maintenance crew for the French aircraft Rafale F3 performed a jet engine swap-out on board USS Harry S. Truman (CVN 75) June 4.

The Rafale, a fourth generation fighter jet capable of performing both air-to-air and air-to-ground missions embarked aboard CVN Charles de Gaulle (R 91), was conducting carrier qualifications on board Truman.

"The French have conducted many carrier qualifications (CQs) with U.S. aircraft carriers in the past. However, this is the first time that an engine swap-out with a foreign navy has been done on a U.S. carrier," said Cmdr. Tim Hill, the VFA-32 executive officer and air wing liaison for French interoperability exercises. "This is a big step in working towards the ability to operate a French squadron on a U.S. carrier."

According to French Navy Cmdr. Henri Mahe, the chief maintenance officer for Charles de Gaulle, the Rafale was specifically designed for performance and for efficient maintenance. The seven-man French navy maintenance team from the Rafale squadron 12F completed the engine swap-out in three hours.

Hundreds of Truman service members transiting the hangar bay stopped to take photos and to see the Rafale up close.

Among the onlookers was Aviation Boatswain's Mate (Handling) 3rd Class Heather Martinez, who was standing watch in Truman's primary flight control tower when the Rafale landed. Martinez stated she was impressed by the maneuverability of the aircraft and by the ease with which the jet was recovered.

"We followed the same procedures we do when recovering our own aircraft," said Martinez. "It went very smoothly."

U.S. and French service members were quick to point out the similarities between how the two navies operate, including using the same color-coding scheme to distinguish roles on the flight deck. The only difference in the flight deck jersey color scheme between the two navies is the significance of the color purple; for the U.S. Navy the color indicates the refueling team, for the French, it signifies the presence of the priest.

"We were surprised when we saw so many purple shirts on the flight deck," said Mahe.

For Rear Adm. Patrick Driscoll, commander, Carrier Strike Group (CSG) 10, the five-day interoperability exercises between Charles de Gaulle and Truman and the engine swap-out are a natural progression in a relationship between two allies. He recalled conducting operations with French aircraft carrier CV Foch (R99), and serving as a junior officer in an A-7 Corsair squadron with a French aviator.

"It is important to train with our partners. They are a great navy and the better we get at working together, the more effective we are as warfighters," said Driscoll.

Truman deployed May 21 as part of the Harry S. Truman Carrier Strike Group (HSTCSG)in support of maritime security operations and theater security cooperation efforts in the U.S. 5th and 6th Fleet areas of responsibility. HSTCSG includes Commander, Carrier Strike Group (CCSG) 10, USS Harry S. Truman (CVN 75), Carrier Air Wing Three (CVW) 3, Commander, Destroyer Squadron (CDS) 26 and German Frigate FGS Hessen (F221).

NAVY

Monday, June 7, 2010

Wilayah Selat Malaka Berangsur Aman

KAL Tedung ini, merupakan bantuan dari Pemerintah Provinsi Riau kepada pihak Lanal Dumai. Kapal seharga sekitar 12 miliar ini, setiap saat melakukan patroli di kawasan Selat Malaka dengan 17 anggotanya. (Foto: detikFoto/Chaidir Anwar Tanjung)

07 Juni 2010, Jakarta -- Kerawanan yang terjadi pasca penyergapan terorisme yang terjadi di Provinsi Aceh relatif menurun. Hal ini disampaikan oleh Panglima Komando Armada Kawasan Barat Laksda Marsetio kepada wartawan di Jakarta, Senin (7/6).

"Itu sudah tidak ada apa-apa. Sudah menurun dan sekarang ini yang berjalan adalah fungsi intelijen," ujar Marsetio.

Ia menambahkan bahwa wilayah perairan Selat Malaka merupakan tanggung jawab gugus tempur laut barat. Selat ini merupakan salah satu dari kawasan perairan lain yang termasuk rawan, yakni Laut China Selatan, Laut Natuna, Perairan NAD dan perairan Kalimantan Barat. Kadispenarmabar Letkol Supriyono menyatakan untuk mendukung tugas pengamanan laut kawasan barat tersebut Guspurlabar dilengkapi beberapa jenis kapal sesuai dengan kebutuhan.

"Kapal-kapal yang berada dibawah kendali operasi Guspurlabar sesuai kebutuhan yang diperlukan saat ini terdiri atas jenis Perusak Kawat Rudal (PKR), Jenis Van Speijk, Perusak Kawal Jenis Parchim, Angkut Tank Jenis Frosch, Penyapu Ranjau Jenis Condor dan Patroli Cepat, juga termasuk unsur udara Jenis Fix Wing dan Rotary Wing," ujar Kadispenarmabar.

Dalam kesempatan yang sama, Marsetio memimpin serah terima jabatan Komandan Gugus Tempur Laut Koarmabar yang dijabat Laksamana Pertama TNI Didit Herdiawan sejak 16 Oktober 2009 sampai dengan 7 Juni 2010, digantikan oleh Kolonel Laut (P) Dedy Yulianto. Dedy Yulianto sebelumnya menjabat Wakil Komandan Lantamal III Jakarta. Selanjutnya, Laksamana Pertama TNI Didit Herdiawan akan menjabat Kepala Staf Koarmabar.

MI.com

Venezuela Beli Lagi K-8

(Foto: Reuters)

07 Juni 2010 -- Pemerintah Venezuela telah memesan 18 jet latih dan serang ringan K-8 dari Cina, enam jet diterima 13 Maret lalu.

Presiden Venezuela Hugo Chavez mengumumkan pemerintah Venezuela telah menyetujui pembelian kedua jet K-8 senilai 82 juta dolar pada acara regularnya di televisi. Chavez mengatakan ia berniat membeli 40 K-8.

Jumlah dan jadwal kedatangan pesawat batch kedua belum diketahui.

Pejabat Venezuela mengatakan Maret lalu jet K-8 digunakan untuk melatih para pilot AU Venezuela dan menyergap para penyelundup obat bius.

Venezuela membeli juga radar dari Cina dan membelanjakan 4 milyar dolar senjata buatan Rusia, termasuk tank, sistem rudal, jet tempur guna menggantikan F-16 yang diembargo Amerika Serikat.

Reuters/Berita HanKam

U.S. Navy Version of Lockheed Martin F-35 Makes First Flight


07 June 2010, FORT WORTH, Texas -- The most advanced aircraft in the history of the United States Navy made its inaugural flight yesterday, assuring a future of long-range, first-day-of-the-war stealth striking capability from the Navy's big-deck carriers. The first Lockheed Martin [NYSE: LMT] F-35C Lightning II carrier variant took off from Naval Air Station Fort Worth Joint Reserve Base at 11:46 a.m. and logged a 57 min flight.

“I am thrilled the F-35C has attained this milestone,” said Vice Adm. Thomas J. Kilcline, Commander of Naval Air Forces. “This flight marks the beginning of a new chapter in Naval Aviation. The mission systems in this aircraft will provide the Carrier Strike Group Commander with an unprecedented ability to counter a broad spectrum of threats and win in operational scenarios that our legacy aircraft cannot address.

“As a long-range, stealthy, carrier-based aircraft, the F-35C will provide Naval Aviators a fifth-generation fighter with the most advanced technology possible to perform our nation's missions. I look forward to the F-35C's continued progress, and observing developmental flight testing at Patuxent River later this summer,” Kilcline said.

The F-35C is unique in its uncompromised carrier suitability, with a larger wing and control surfaces for safe, precise handling and low approach speeds to the carrier, excellent over-the-nose visibility, and additional structural strength for at-sea operations. The aircraft’s stealth materials are designed to withstand harsh carrier conditions with minimal maintenance.

"For the first time ever, and from now on, wherever on the world’s oceans we position a 98,000-ton nuclear carrier, we can launch a long-range, lethal, stealth strike fighter with the ability to defeat the most sophisticated air defenses," said Tom Burbage, Lockheed Martin executive vice president and general manager of F-35 Program Integration. “Sunday’s flight marks the beginning of the true introduction of a next-generation weapon system capable of providing joint, coalition striking power on Day One, from both land and sea bases.”

The mission was flown by Lockheed Martin Test Pilot Jeff Knowles, a retired Naval Aviator and test pilot who flew F-14As and F-14Ds operationally, and who served as chief test pilot on the F-117 stealth fighter program.

The F-35 program has about 900 suppliers in 43 states, and directly and indirectly employs more than 130,000 people. Thousands more are employed in the F-35 partner countries, which have invested more than $4 billion in the project. Those countries are the United Kingdom, Italy, the Netherlands, Turkey, Canada, Australia, Denmark and Norway.

The F-35 Lightning II 5th generation fighter combines advanced stealth with fighter speed and agility, fully fused sensor information, network-enabled operations and lower operational and support costs. Lockheed Martin is developing the F-35 with principal industrial partners Northrop Grumman and BAE Systems. Two separate, interchangeable F-35 engines are under development: the Pratt & Whitney F135 and the GE Rolls-Royce Fighter Engine Team F136.

Headquartered in Bethesda, Md., Lockheed Martin is a global security company that employs about 136,000 people worldwide and is principally engaged in the research, design, development, manufacture, integration and sustainment of advanced technology systems, products and services. The Corporation reported 2009 sales of $45.2 billion.

Lockheed Martin

Menhan RI Hadiri The 9th IISS Asia Security Summit The Shangrila – La Dialogue

(Foto: mindef)

07 Juni 2010, Jakarta -- Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro didampingi beberapa pejabat di lingkungan Kemhan, Jumat (4/6) bertolak menuju Singapura guna menghadiri pertemuan The 9th Internasional Institute For Strategic Studies (IISS) Asia Security Summit The Shangrila-La Dialogue atau pertemuan puncak keamanan regional Asia, di Hotel Shangrila, Singapura.

Kunjungan kerja Menhan RI ke Singapura ini diawali dengan pertemuan bilateral dengan sejumlah menteri pertahanan beserta para jajarannya dari berbagai negara di kawasan Asia, diantaranya Menteri Pertahanan Jepang Toshimi Kitazawa, Menteri Pertahanan Singapura, Teo Chee Hean, Menteri Pertahanan Nasional Vietnam, General Phung Quang Thanh , dan menteri pertahanan negara Chile Jaime Ravinet de la Fuente.

The IISS Dialog Shangri-La yang diselenggarakan selama 3 hari (4 – 6 juni 2010 ) dibuka langsung dengan sambutan dari Direktur Jenderal dan Ketua Eksekutif IISS Dr John Chipman. Pertemuan Keamanan Asia ini juga merupakan forum utama diplomasi pertahanan informal antara negara-negara dari kawasan Asia-Pasifik. Lebih dari 25 delegasi pemerintah terdiri dari menteri pertahanan, kepala staf pertahanan, sekretaris permanen, militer dan intelligen ikut hadir dalam forum internasional ini.

Pada acara puncak pertemuan keamanan asia tersebut Menhan RI Purnomo Yusgiantoro, berkesempatan berbicara mengenai pembaharuan arsitektur keamanan regional. Dikatakan Menhan, bahwa negara yang ada di kawasan regional Asia dalam jangka waktu yang cukup lama akan mengalami lingkungan yang relative kondusif. sehingga dapat meningkatkan segi pembangunan ekonomi, kemajuan sosial serta reformasi politik dan demokratis.

Namun kata Menhan, dengan hanya menciptakan lingkungan kondusif belum cukup untuk menjamin dan memastikan perdamaian dan stabilitas yang berkelanjutan. Karena menurut Menhan masih terdapat tantangan keamanan lainnya yang terlihat jelas, seperti ancaman non-tradisional dan gangguan internal, termasuk separatisme dan konflik komunal, serta sengketa perbatasan dan tumpang tindih klaim teritorial. Oleh sebab itu persepsi umum dari arsitektur keamanan regional masih lemah dan belum memadai.

“Semua ini lebih dari cukup untuk meyakinkan kita kebutuhan mendesak di kawasan itu untuk mengembangkan arsitektur keamanan lebih kuat dan lebih koheren,” ungkap Menhan RI Purnomo Yusgiantoro.

Lebih lanjut pada kesempatan pertemuan tersebut, Menhan menjelaskan beberapa strategi pengembangan arsitektur keamanan yang dikehendaki di kawasan regional. Antara lain, yakni perkembangan utama dengan adanya pergeseran kekuatan global terpusat dari yang unipolar untuk menjadi multipolar. Seiring dengan hal tersebut terdapat perubahan pola tata internasional dari unilateralisme menjadi , yang pasti menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk membangun arsitektur regional.

Menhan juga menilai, pembangunan lainnya adalah pergeseran preferensi dalam penggunaan kekuasaan multidimensi dari hard power ke soft power atau bahkan smart power. Faktor terakhir yang menjadi pengembangan arsitektur keamanan regional adalah melalui kekuatan integratif di wilayah itu sendiri yang dapat diawali dengan didorongnya oleh kepentingan ekonomi dan diperluas kepada bidang keamanan.

Sebelum mengakhiri pertemuan tersebut Menhan menyatakan bahwa dinamika kerjasama regional, termasuk salah satu yang akan memperbaharui arsitektur keamanan regional. Namun, Menhan yakin bahwa ASEAN akan tetap menjadi pusat atau central dalam membawa keseimbangan ke wilayah tersebut. Menurut Menhan masih diperlukan banyak waktu dan aspek untuk meningkatkan itu semua akan tetapi untuk memperbaharui arsitektur keamanan regional diperlukan bahan yang cukup untuk melanjutkan kerjasama regional tersebut.

DMC

Saturday, June 5, 2010

Non-Combatant Evacuation Operation Exercise

An Army unimog is loaded onto HMAS Balikpapan.

04 June 2010 -- As part of the Minor War Vessel Concentration Period, two Royal Australian Navy ships, HMAS Balikpapan and HMAS Betano took part in a Non-Combatant Evacuation Operation exercise.

A Non-Combatant Evacuation Operation (NEO) is an amphibious operation conducted to relocate threatened non-combatants to a place of safety in a foreign country.

The simulated amphibious operation involved the Australian Army’s 2nd Cavalry Regiment loading an Australian Light Armoured Vehicle (ASLAV), a General Motor Vehicle and three Unimogs onto HMA Ships Balikpapan and Betano.

HMAS Betano lowers her bow door on approach to the boat ramp.

An Australian Light Armoured Vehicle (ASLAV) is loaded onto HMAS Betano.

Petty Officer Boatswain Sam Perez stands guard as HMAS Betano loads Army vehicles onboard.

Australian DoD

KSAD: Detasemen 81 Kopassus Masih Terbaik

Prajurit TNI AD dari Satuan Penanggulangan Teror (Gultor) Den-81 Kopassus mengevakuasi para sandera, pada Latihan Kartika Jaya I, di Lanumad Ahmad Yani, di Semarang, Jateng, Sabtu (5/6). Latihan yang disaksikan Kasad Jenderal TNI George Toisutta itu melibatkan Satuan TNI AD dari Kopassus, Ton Taipur (Kostrad), Penerbad, dan sejumlah satuan kewilayahan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan teknik dan taktik operasi penanggulangan teror, operasi komando perebutan cepat dan operasi raid. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/HP/10)

05 Juni 2010, Semarang -- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta menyatakan bahwa Satuan Penanggulangan Teror (Gultor) Detasemen 81 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) masih termasuk dalam kategori terbaik di tingkat dunia.

"Dalam penanggulangan aksi terorisme kita juga masih mempunyai Detasemen Intai Tempur Kostrad namun kemampuannya masih terbatas dan berada di bawah Detasemen 81," katanya usai menyaksikan latihan terpadu penanggulangan teror di Lanumad Ahmad Yani Semarang, Sabtu.

Dalam kesempatan tersebut, KSAD didampingi oleh Danjen Kopassus Mayor Jenderal TNI Lodewijk Freidrich Paulus, Panglima Daerah Militer IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI Budiman, dan Komandan Pusat Penerbangan TNI AD Brigadir Jenderal Nabris Haska.

George mengatakan, Detasemen 81 Kopassus siap membantu Detasemen Khusus 88 Antiteror yang dimiliki Polri jika diminta dalam menanggulangi aksi terorisme di Indonesia.

"Kendati demikian kita berharap tidak pernah dimintai bantuan oleh Polri karena hal itu menunjukkan bahwa situasi aman terkendali," ujarnya.

Menurut dia, diminta atau tidak oleh Polri, pihaknya akan tetap melakukan latihan untuk menjaga kemampuan yang dimiliki.

"Pada intinya kita siap membantu Densus 88 Antiteror jika diminta," katanya.

Terkait latihan terpadu bersandi "Kartika Jaya I" tersebut, George menjelaskan bahwa latihan ini merupakan uji siap tempur (UST) personel yang akan mengikuti latihan puncak yang akan dilaksanakan di Bandara Gatot Subroto, Sumatra Selatan, dalam waktu dekat.

"Latihan tersebut dilakukan sebagai implementasi strategi penanggulangan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya serangan teroris yang dapat mengganggu stabilitas keamanan wilayah NKRI," ujarnya.

Ia mengatakan, latihan terpadu yang melibatkan sekitar 250 anggota yang terdiri dari personel Kopassus, Kostrad, Penerbad, Batalyon 400/Raider, Kodim 0733/BS ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknik dan taktik operasi penanggulangan teror.

Materi yang dikembangkan dalam latihan dengan skenario pembebasan sandera di bandara yang dikuasai teroris ini adalah teknik infiltrasi dengan menggunakan kendaraan rantis, teknik serbuan, teknik pembersihan, teknik evakuasi, dan teknik exfiltrasi.

Sebanyak empat unit helikopter jenis Helly MI-17, empat unit helikopter Bell 412 dan 205, tiga unit Helly Bolco 105 serta empat kendaraan rantis terlihat menunjukkan beberapa taktik manuver dalam penanggulangan teror.

Sejumlah helikopter milik Korps Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad), melakukan formasi terbang bersama. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/HP/10)


Sejumlah prajurit TNI AD dari Satuan Penanggulangan Teror (Gultor) Den-81 Kopassus melompat dari helikopter untuk melakukan pembebasan sandera. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/HP/10)

Sejumlah prajurit TNI AD dari Satuan Penanggulangan Teror (Gultor) Den-81 Kopassus berlari menuju sasaran untuk melakukan pembebasan sandera. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/HP/10

ANTARA News

Tim Patroli Wajib Siaga & Waspada

Pembukaan Apel Dantim Indobatt ini berlangsung di Soekarno-Base UN Posn 7-1 Adshit Al-Qusayr. (Foto: Puspen TNI)

03 Juni 2010, Adishit Al Qusayr -– Komandan tim patroli memegang peranan penting dalam melaksanakan tugas operasi pemeliharaan perdamaian, antara lain pada saat pergerakan patroli menyusuri jalanan sepanjang Blue Line serta pengawasan dan pengamatan pada saat berada di Observation Post (OP).

Demikian dikatakan Komandan Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL (Indonesian Battalion/Indobatt), Letkol Inf Andi Perdana Kahar, pada saat acara pembukaan Apel pejabat Dantim Indobatt, di Lapangan Upacara Soekarno-Base UN Posn 7-1 Adshit Al-Qusayr. Kegiatan Apel Dantim Indobatt tersebut berlangsung dua hari hingga Kamis (3/6).

Lebih lanjut, Komandan Indobatt juga menyampaikan harapan bagi seluruh peserta apel untuk secara serius mengikuti rangkaian kegiatan yang akan digelar dalam Apel Dantim tersebut. Hal ini bertujuan agar setiap pejabat Dantim di jajaran Indobatt akan dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas kemampuan serta keterampilannya, guna mendukung kelancaran dan keberhasilan tugas di daerah Lebanon Selatan ini. Kualitas kemampuan dan keterampilan yang dimaksud tersebut, tentunya, harus sesuai dan sejalan dengan Standard Operating Procedures (SOP) yang berlaku di jajaran UNIFIL.

Terkait dengan petunjuk dan arahan Komandan Indobatt tersebut, maka pada kesempatan awal kegiatan Apel Dantim, Kapten Kav Makhdum, selaku Koordinator Materi Patroli, mengingatkan kembali tentang tujuan serta beberapa hal penting terkait dengan SOP Patroli UNIFIL.


(Foto: Puspen TNI)

Menurut pejabat Wadan Kimek A tersebut, bahwa pelaksanaan kegiatan patroli dalam operasi pemeliharaan perdamaian harus selalu memperhatikan perubahan situasi yang setiap saat dapat terjadi, serta selalu mengedepankan dukungan terhadap kegiatan kemanusiaan bagi masyarakat setempat dimana kegiatan patroli tersebut berlangsung. Dengan penjabaran seperti itu, maka setiap pejabat Komandan Tim Patroli wajib meningkatkan kesiapsiagaan serta kewaspadaannya dalam memimpin kegiatan patroli, sehingga pengambilan keputusan di lapangan akan sesuai dengan SOP yang berlaku.

Sementara itu, menurut Koordinator Umum Kapten Inf Arfan Johan, kegiatan tersebut terbagi menjadi tiga macam kegiatan yaitu pembekalan teori, diskusi dan praktek langsung di lapangan. Lebih lanjut ditegaskan oleh pejabat Kasi Operasi Indobatt tersebut bahwa kegiatan apel pejabat Dantim tersebut akan diselenggarakan secara periodik dan bergantian bagi setiap pejabat Dantim oleh Indobatt sebagai latihan dalam satuan.

Hal ini sengaja dilakukan demikian mengingat padatnya waktu operasional operasi pemeliharaan perdamaian yang menuntut kehadiran setiap pejabat Dantim di tengah-tengah anak buahnya dalam melaksanakan tugas operasi. Tuntutan seperti ini bukan saja berlaku bagi Indobatt semata, namun juga berlaku bagi seluruh satuan yang berada dibawah komando UNIFIL. Dengan demikian, kemampuan dan keterampilan para pejabat Dantim di jajaran Indobatt harus selalu dipelihara dan ditingkatkan.

Puspen TNI

Dankomar Lepas Satgasmar Pam Puter IX


04 Juni 2010, Bandar Lampung -- Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin melepas keberangkatan prajurit Batalyon Infanteri–7 Marinir yang tergabung dalam Satuan Tugas Marinir pengamanan pulau terluar IX (Satgasmar Pam Puter IX) Dpp. Lettu Mar Teguh Rudianto dalam upacara resmi di Pelabuhan Pelindo Panjang Bandar Lampung pada hari Jumat tanggal 04 Juni 2010.

Satgas ini akan menempati pulau–pulau terluar di wilayah Indonesia bagian barat antara lain Pulau Rondo, Pulau Nipah dan Pulau Berhala. Sebelum berangkat ke daerah penugasan dilaksanakan latihan pra satgas selama 3 minggu di Pantai Caligi Batumenyan Padang Cermin serta pembekalan tentang perkembangan situasi dan kondisi daerah penugasan.

Indonesia adalah negara kepulauan yang berbatasan dengan negara– negara tetangga serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah. Hal ini berpotensi terjadi permasalahan diantaranya bidang pertahanan, hukum, ekonomi dan masalah yang menonjol akhir–akhir ini antara lain : sengketa batas wilayah, pencurian hasil alam, penyelundupan serta perompakan, yang kesemuanya memerlukan pengamanan secara serius. Dari latar belakang itulah TNI, TNI AL khususnya Korps Marinir menggelar kekuatan untuk mengamankan pulau – pulau strategis terluar yang rawan konflik demi keutuhan NKRI.

Selama berada di tempat penugasan, Satgasmar Pam Puter IX adalah mata dan telinga Korps Marinir yang berada di garda depan wilayah NKRI maka dari itu ditekankan pada seluruh anggota Satgasmar agar mengumpulkan dan meyusun data–data terbaru tentang daerah penugasan, melaksanakan prosedur hubungan Komando dan prosedur Taktis lapangan dengan baik. Selain itu agar tetap menjaga profesionalisme dan disiplin dalam melaksnakan aktivitas sehari–hari.

Dalam amanatnya Komandan Korps Marinir menekankan kepada seluruh anggota Satgasmar agar : 1. Meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME, 2. Penugasan merupakan kepercayaan, kehormatan dan kebanggan yang selalu didambakan oleh setiap prajurit korps Marinir, untuk itu laksanakan penugasan ini dengan hati yang mantap, ikhlas dan gembira, 3. Permasalahan keluarga jangan sampai membebani pikiran kalian dalam melaksanakan tugas , sampaikan selalu kabar gembira kepada keluarga yang ditinggalkan dirumah, 4. Tingkatkan kewaspadaan jangan sampai lengah sedikitpun dan ikuti semua prosedur yang berlaku di daerah penugasan, 5. Pelihara dan tingkatkan persatuan dan kesatuan yang solid antar anggota satgas sehingga tercipta kebersamaan dalam suasana kerja demi kebehasilan tugas.

Marinir

India dan Perancis Kembangkan Rudal Jarak Pendek

Rudal MBDA Mica. (Foto: wikipedia)

04 Juni 2010 -- India akan mengembangkan rudal jarak pendek permukaan ke udara bersama Perancis.

DRDO (Defence Research and Development Organisation) India dan MBDA (Matra BAE Dynamics Alenia) Perancis akan bekerjasama dalam proyek ini, diberitakan harian Indian Express.
Kesepakatan perjanjian akan ditandatangani pada bulan depan.

Jean-David Levitte seorang penasehat Presiden Perancis Nicolas Sarkozy mengatakan tahun lalu, sistem rudal baru perpaduan teknologi rudal buatan India Trishul dan buatan MBDA MICA, kemungkinan akan diberinama Maitri.

Proyek kerjasama ini telah dimulai sejak 2007, memakan waktu lebih dari tiga tahun guna mencapai kesepakatan.

Rudal akan digunakan oleh angkatan darat, laut dan udara serta dapat dieksport. India telah bekerjasama dengan Rusia mengembangkan rudal BrahMos.

BNS/Berita HanKam

Komandan Akhir Tugas KRI Teluk Langsa Berpangkat Laksamana


04 Juni 2010, Jakarta -- Komando Lintas laut Militer mengoperasikan sedikitnya delapan kapal perang jenis landing ship tank (LST) dioperasikan TNI AL sejak tahun 60 an, diantaranya KRI Teluk Langsa-501 yang pada masa penugasan telah menghantarkan karier seorang perwira yang menjabat Komandan KRI berpangkat mayor Laut, yang pada perjalanan akhir tugasnya menyandang pangkat Laksamana dan pernah menduduki jabatan tertinggi di TNI AL yakni Laksamana TNI (Purn) Tanto Kuswanto.

Demikian pula dengan mantan Komandan KRI Teluk Langsa 501 pada pada tahun 1995 dalam perjalanan tugas selanjutnya pernah mencapai karier menjabat sebagai Panglima Komando Lintas laut Militer yang menyandang pangkat Laksamana Muda TNI pada tahun 2008-2009. Tentu saja masih banyak para perwira lainnya yang pernah bertugas di KRI Teluk Langsa-501 pada masa akhir tugasnya mencapai Pangkat Perwira Tinggi di TNI AL.

Perjalanan yang cukup panjang Kapal perang TNI AL yang mulai dioperasikan pada tanggal pada tanggal 16 Agustus 1960 dan kini telah genap berusia lima puluh tahun memperkuat jajaran kapal perang TNI AL.

Kapal perang jenis landing ship tank yang mampu mengangkut sedikitnya 17 tank ampifi ataupun 18 kendaraan Truk ranpur dan mampu mengangkut sekitar 800 personel pasukan pendarat dalam kegiatan operasi pendaratan Administrasi dan saat itu mampu berlayar maksimal dengan kecepatan 12 knot.

Dalam catatan perjalanan KRI yang diproduksi Amerika pada tahun 1945 dengan nama saat dioperasikan oleh angkatan laut Amerika USS Solano County (LST-1128) dan saat memperkuat TNI AL dengan Komandan yang pertama kali pada tahun 1960 dijabat oleh Mayor Laut (P) Mas Wibowo.

Selama penugasan telah mengukir prestasi dan memberikan catatan sejarah selama dalam perjalanan kegiatan operasi dalam rangka mempertahankan wilayah kedaulatan RI maupun dalam latihan puncak TNI AL Armada Jaya dan Latihan gabungan TNI. Demikian pula telah berpartisipasi dalam kegiatan mengangkut bantuan pemerintah pusat ke daerah-daerah maupun bantuan korban bencana alam .

Penugasan terakhir ke wilayah Indonesia bagian Timur, KRI Teluk Langsa-501 pada akhir tahun 2008 lalu melaksanakan operasi pergeseran pasukan (serpas) pasukan Yonif 320 /Badak Putih Kodam Siliwangi kekuatan 649 pasukan beserta perlengkapan tempur dibawah Komandan Batalyon Letkol Inf. Basuki selesai penugasan Pengamanan di wilayah perbatasan RI–PNG kembali ke pangkalan induk di Kodam Siliwangi.

Kedatangan pasukan Yonif 320/Badak Putih ini disambut oleh Pangdam III Siliwangi yang saat itu dijabat oleh Mayjen TNI Rasyid Qurnuen Aquary didampingi Danrem dan Danyon jajaran Kodam III Siliwangi dalam upacara penyambutan bertempat di dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta.

Sedangkan penugasan ke wilayah Barat Indonesia terakhir saat melaksanakan pergeseran pasukan yang tergabung dalam Satuan Tugas pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) dari Jakarta menuju wilayah perbatasan dengan mengangkut 139 personel marinir dan pasukan katak TNI AL yang bertugas sebagai pasukan pengamanan daerah perbatasan di Pulau-pulau terluar yang berbatasan dengan Negara tetangga Singapura dan Malaysia.

Meskipun beberapa tahun sebelumnya tepatnya pada tahun 1997 kapal perang ini telah dilaksanakan repowering dalam rangka memperpanjang masa pakai dan dioperasikan sampai tahun 2008 lalu. Namun dengan pertimbangan Kondisi tehnis Kapal perang tersebut sejak akhir tahun lalu telah diusulkan dan direncanakan untuk dihapuskan dari TNI AL bersama-sama dengan beberapa KRI sejenis yang dioperasikan oleh Komando Lintas laut Militer diantaranya KRI Teluk Bayur 502, KRI Teluk Kau 504, KRI Teluk Tomini 508 .

Kapal perang KRI Teluk Langsa -501 dibawah pembinaan satuan Lintas laut kini sudah tidak dioperasikan untuk kegiatan operasi pergeseran pasukan maupun kegiatan latihan dan saat ini sandar di dermaga Kolinlamil tanjung Priok Jakarta. Untuk mempertahankan daya apung kapal perang tersebut, saat ini masih diawaki 58 personel dengan komandan Mayor Laut (P) Bambang Triyanto.

Sedangkan menjelang kegiatan hari liburan sekolah kali ini, KRI Teluk Langsa-501 tetap membuka kegiatan Open Ship bagi anak-anak sekolah sebagai tujuan Wisata sejarah di kapal perang TNI AL.

Dispenkolinlamil/Pos Kota

Canada Accepts First Of 17 Lockheed Martin C-130J Super Hercules


04 June 2010, MARIETTA, Ga., -- Canada formally accepted the first of 17 Lockheed Martin [NYSE: LMT] C-130J Super Hercules aircraft today at ceremonies here and at Canadian Forces Base Trenton.

Canada finalized its CC-130J contract with Lockheed Martin in December 2007, with a subsequent agreement from the U.S. Air Force to ensure an early delivery of the first two Canadian aircraft. The balance will be delivered by the end of 2012. The CC-130Js (the Canadian designation) are the "stretched" configuration of the C-130J and are of similar specification to those already operated by the U.S. and other worldwide air forces.

"This year is the 50th anniversary of the first CC-130 Hercules aircraft accepted by Canada," said the Honourable Peter MacKay, the Canadian Minister of National Defence. "I am proud to mark this milestone by welcoming the J-model Hercules into our fleet – on budget and on schedule – ensuring the Canadian Forces have the equipment it needs to be a modern, multi-role force able to take on the challenges of the 21st century."

"Lockheed Martin is proud to again support Canada and the Canadian Forces," said Tony Frese, Lockheed Martin C-130J program director. "The C-130J Super Hercules is an operationally proven platform and the ideal aircraft to replace Canada's existing C 130 fleet. The current C-130s have been Canada's indomitable workhorse for decades and this new aircraft will now meet the demanding tactical airlift needs of the Canadian Forces."

The C-130J generates greater operational efficiency than Canada's existing E and H models, by flying further, faster, with more payload and higher reliability. The aircraft's increased performance gives it an enhanced range with a payload capability of over 4,000 nautical miles. In addition, its short-field performance allows the aircraft to engage in direct support missions for frontline forces down to the last tactical mile.

C-130Js are currently deployed in several theatres and are operating at a high tempo efficiently and reliably. C-130Js are used daily for troop and equipment re-supply via ground delivery and airdrop, for air-to-air refueling, ground refueling, humanitarian relief and search and rescue.

Lockheed Martin recently announced the team of Canadian companies that will provide maintenance and support for Canada's new CC 130J fleet. The initial in-service support (ISS) contract period is for six-and-a-half years from contract award in December 2009 to June 30, 2016.

"Through a rigorous and competitive process, we assembled a team to support Canada's CC 130J fleet that rivals any such team in the world," Frese said."This team – as well as the expertise and capabilities in Canada to fulfill our industrial benefits obligation – stands as a testament to the quality of Canada's high-technology industrial base."

Headquartered in Bethesda, Md., Lockheed Martin is a global security company that employs about 136,000 people worldwide and is principally engaged in the research, design, development, manufacture, integration and sustainment of advanced technology systems, products and services. The Corporation reported 2009 sales of $45.2 billion.

Lockheed Martin

KSAU: TNI akan Beli Empat Pesawat Tanpa Awak

Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Imam Sufaat (kiri), menyalami Komandan Yon 465 Paskhas Lanud Supadio, Mayor Psk Rana Nugraha, usai melakukan peninjauan di Pangkalan Udara Supadio Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Jumat (4/6). Peninjauan langsung ke beberapa fasilitas yang dimiliki Lanud Supadio tersebut, terkait dengan adanya perencanaan peningkatan tipe Lanud Supadio dari tipe B menjadi tipe A atau setingkat Bintang satu. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ed/pd/10)

04 Juni 2010, Pontianak -- Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufa`at mengungkapkan bahwa Tentara Nasional Indonesia akan membeli empat unit pesawat tanpa awak untuk memperkuat kemampuan pemantauan kawasan perbatasan Indonesia.

"Empat pesawat tanpa awak itu, di antaranya akan ditempatkan di Lanud Suryadarma dan Lanud Supadio mulai tahun 2011," kata KSAU Imam Sufa`at dalam jumpa pers di Pontianak, Jumat.

Pesawat tanpa awak itu yang pertama di Indonesia, karena hingga kini Indonesia belum mempunyai pesawat jenis tersebut. Pesawat itu nantinya untuk memperkuat pemantauan kawasan perbatasan Indonesia dengan negara tetangga, kata Imam.

Menurut dia, pesawat tanpa awak mempunyai fungsi yang sangat strategis. "Di negara maju, pesawat ini dapat dioperasikan dari jarak jauh," katanya.

Selain itu, lanjut dia, dapat dipersenjatai serta dilengkapi dengan peralatan pendeteksi untuk kondisi malam dan siang hari.

Pesawat tersebut bisa dimanfaatkan untuk pemantauan aktivitas ilegal, di antaranya pengawasan penebangan hutan secara liar, pencurian ikan, dan kawasan alur laut kepulauan Indonesia (ALKI).

Misalnya di Papua membutuhkan pesawat tersebut, maka pesawat tanpa awak bisa diangkut menggunakan Hercules beserta peralatannya untuk dibawa kesana.

"Sangat bermanfaat sekali pesawat tanpa awak itu untuk menjaga NKRI," katanya.

Dalam kesempatan itu, KSAU juga mengatakan, pada tahun 2010 TNI AU juga akan membangun radar militer di Marauke yang diperkirakan mulai operasi Nopember, Saumlaki di Kepulauan Maluku dekat Ambon, Timika dan Kota Singkawang, tahun 2011 mendatang.

Kemudian juga akan ditempatkan radar militer, yakni di Kupang dan Bali, Morotai, kata Imam.

ANTARA News

Friday, June 4, 2010

Boeing Perluas Bisnis Pertahanan ke Asia

c-17 Globemaster.

06 Juni 2010, Singapura -- Boeing ingin memperluas bisnis pertahanannya di luar Amerika Serikat (AS). Langkah itu untuk mengimbangi pengurangan anggaran pertahanan Washington.

Presiden dan ketua eksekutif bagian Pertahanan, Luar Angkasa dan Keamanan Boeing, Dennis Muilenburg, Jumat (4/6) mengatakan, perusahaannya menargetkan untuk menjual pesawat tempur, pesawat pengangkut dan sistem penerbangan tanpa awak di Asia. Pasar internasional telah menyumbang 16 persen dari total pendapatan pertahanan per tahun dari 34 miliar dolar AS dan perusahaan tersebut berencana untuk ekspansi hingga 20-25 persen dalam lima tahun berikutnya, kata Muilenberg.

Asia-Pasifik sekarang menyumbangkan setengah dari pendapatan di luar Amerika, katanya kepada wartawan di Singapura saat mengikuti forum tentang keamanan. "Kami melihat menurunnya anggaran pertahanan AS dan itu berdampak pada kami di beberapa bagian, seperti pertahanan rudal," katanya.

Dengan permintaan produk utama yang tetap sehat, perusahaan tersebut memperluas pada beberapa bisnis lain seperti sistem penerbangan tanpa awak, sistem keamanan komputer dan pengamanan jaringan listrik. Mereka juga membuka bisnis baru diluar militer AS, dan sedang mencari kontrak lain di India, Singapura, Australia, Korea Selatan dan Jepang, kata Muilenberg.

"Segmen bisnis internasional kami merupakan pertumbuhan bidang yang kuat," jelasnya.

Keperluan pesawat untuk keperluan misi bantuan kemanusiaan dan pertolongan bencana alam menjadi permintaan penggerak untuk helikopter Chinook dan pesawat transpor militer C-17, katanya. India telah menandatangani perjanjian untuk membeli delapan pesawat anti-kapal selam P8i dari Boeing dan telah menyatakan minat membeli 10 pesawat transpor militer C-17.

Boeing juga merupakan satu dari beberapa perusahaan yang bersaing untuk menjual pesawat jet tempur modern ke Angkatan Udara India.

KOMPAS.com

Pindad Hentikan Sementara Produksi Detonator

Divisi Munisi PT Pindad yang terletak di Turen, Malang, Jawa Timur setiap tahunnya memproduksi 100 juta butir peluru dan bom berbagai ukuran dan kaliber. Selain untuk kebutuhan TNI/Polri, peluru-peluru ini juga di ekspor ke negara-negara tetangga. (Foto: detikFoto/Ramadhian Fadillah)

06 Juni 2010, Bandung -- PT Pindad untuk sementara waktu menghentikan produksi detonator di pabrik mereka di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, hingga pemeriksaan internal terkait ledakan di gedung produksi itu tuntas.

"Saat ini produksi detonator dihentikan sementara waktu. Tim Internal kami sedang melakukan pengecekan dan investigasi di sana," kata Direktur Utama PT Pindad, Adiek Aviantono, ketika dihubungi dari Bandung, Jumat.

Menurut dia, Tim Internal dari PT Pindad diturunkan ke gedung produksi detonator Turen. Namun tim tersebut bukan untuk melakukan pencarian penyebab kejadian itu namun difokuskan pada investigasi pemanfaatan teknologi produksi di sana.

Tim tersebut sudah diturunkan sejak H+1 kejadian, yang terdiri dari pakar dari PT Pindad. Namun tidak disebutkan sampai kapan tim internal BUMN strategis itu akan bekerja dan memberikan laporan hasil temuannya di lapangan.

Adiek menyebutkan, teknologi pembuatan detonator di gedung produksi PT Pindad di Turen sudah diterapkan sejak 2005. Teknologi itu diadopsi dari salah satu negara, namun Adiek enggan menyebutkan asal teknologi pembuatan alat pemicu bahan peledak itu.

"Tim internal melakukan investigasi teknologinya, kita tak tahu teknologi itu masih cocok nggak saat ini atau tidak khususnya dari sisi keamanannya. Namun di Indonesia teknologi yang digunakan di pabrik kita di sana memang yang terbaru. " katanya.

Bila hasil pengecekan sudah tidak aman dan berbahaya dalam proses produksinya, maka akan diganti dengan teknologi lain yang lebih aman, apakah itu teknologi dalam negeri maupun dari luar negeri.

Lebih lanjut, Dirut PT Pindad itu menyebutkan, selama ini produksi detonator oleh BUMN strategis itu rata-rata 1,5 juta unit atau butir per tahun. Jumlah tersebut masih kecil dan belum sebanding dengan kapasitas terpasang atau yang diperlukan.

Detonator buatan Pindad tersebut selama ini digunakan untuk sektor pertambangan di Kalimantan, Sulawesi dan di beberapa daerah lainnya. Sebagian besar yang menggunakan detonator adalah pertambangan baru bara dan produksi semen.

"Secara keseluruhan, PT Pindad baru memenuhi 10-15 persen kebutuhan detonator secara nasional. Sisanya dipasok pihak lain melalui impor," katanya.

Terkait potensi kerugian yang dialami PT Pindad terkait penghentian produksi detonator itu, Adiek menyatakan sedang dihitung, meski perusahaannya tengah fokus melakukan penanganan pasca ledakan yang menewaskan seorang karyawannya itu.

Kejadian ledakan di gedung produksi detonator itu terjadi pada Rabu (2/6) sekitar pukul 13.45 WIB. Seorang karyawan tews yakni Tri Nurhuda (27), sedangkan lima lainnya mengalami luka-luka.

ANTARA News

TNI AU Akan Bangun Radar di Singkawang


03 Juni 2010, Pontianak -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara akan membangun radar militer di Singkawang, Kalimantan Barat, dengan target pengadaan pada tahun 2011.

"Rencananya di tahun 2010 akan mendapat kredit ekspor untuk radar tersebut sehingga tahun 2011 akan dimulai proses pengadaannya di Kementerian Pertahanan," kata Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufa`at di sela kunjungan ke Pontianak, Kamis.

Menurut dia, penempatan radar di daerah Singkawang tersebut mengingat hingga kini kawasan itu belum terawasi.

Ia menambahkan, TNI juga berencana menambah armada pesawat tempur serta pesawat angkut dan transportasi sekaligus mengganti pesawat yang sudah tua di tahun 2019. Namun, lanjut dia, dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik diharapkan ada percepatan sehingga bisa menghasilkan kekuatan yang dibutuhkan pemerintah.

Ia melanjutkan, di tahun 1960-an Angkatan Udara Indonesia merupakan yang terkuat di kawasan Asia. Masa itu adalah ketika Indonesia dalam proses pengambilan Irian Barat dari Belanda.

"Itu diakui," kata dia. Kemudian, seiring berjalannya waktu kekuatan Angkatan Udara Indonesia tidak dapat dipertahankan seperti di tahun 1960-an. "Mudah-mudahan bisa mencapai kejayaan di masa mendatang," kata Imam Sufa`at.

Imam Sufa`at mengatakan, Angkatan Udara adalah sistem pertahanan yang padat teknologi sehingga perlu pengawakan yang berkualitas.

Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya mengatakan, dalam kontek pertahanan keamanan, TNI AU menjadi matra pertahanan yang mempunyai peran penting strategis untuk menjaga Negara Kesatuan RI.

Christiandy Sanjaya berharap, berbagai rencana pembangunan pertahanan udara di Kalbar dapat terealisasi. Ia mencontohkan pengembangan Bandar Udara Putussibau di Kabupaten Kapuas Hulu untuk mendukung operasional TNI AU di wilayah perbatasan.

Imam Sufa`at dan rombongan dari TNI AU sekaligus melakukan kunjungan ke Brunei Darussalam.

ANTARA Sumbar

Diskusi Logistik Marinir Indonesia - Amerika Serikat


04 Juni 2010, Jakarta -- Asisten Logistik Komandan Korps Marinir Kolonel Marinir Bambang Suryo Aji sebagai ketua delegasi dari Korps Marinir menerima kunjungan staf logistik (G-4) Marines Forces Pacific (MARFORPAC) Col Baldwin guna melakukan diskusi logistik Marinir kedua Negara tersebut, di Markas Komando Korps Marinir, Jl. Prapatan No.40 Jakarta Pusat, yang berlangsung tanggal 1 – 2 Juni 2010.

Kegiatan ini merupakan diskusi logistic pertama dilakukan antara MARFORPAC dan staf logistik Korps Marinir TNI Angkatan Laut yang didalamnya membahas mengenai penggunaan anggaran MARFORPAC untuk seluruh kegiatan latihan di Indonesia serta kemungkinan dijajakinya kerjasama bidang logistik antara MARFORPAC dengan staf logistik Korps Marinir.

Materi lainnya yang dibahas dalam pertemuan yang berlangsung dua hari dan dihadiri oleh Col Baldwin, Mr. Tim Rollin, Staf ODC Kedubes Amerika Serikat Commodore White, dan Staf ODC Ny. Dely itu antara lain: Developing Country Combine exercise Program (Latihan negara-negara yang sedang berkembang), Asian Regional Forum Voluntary Disaster Response (Kegiatan sukarelawan negara-negara Asia Tenggara untuk penanganan bencana alam), Exercise Logistic Support (Dukungan logistik dalam pelaksanaan latihan).

Latihan menembak Yonif-8 Marinir

Komandan Brigif-3 Marinir Kolonel Mar Edy Setiawan beserta Perwira Stafnya meninjau latihan menembak senjata bantuan Infanteri yang dilakukan para prajurit Yonif-8 Mar dan Yonmarhanlan I Belawan, di desa Bukit Mas, Kec. Besitang, Senin,(26/5).

Latihan tersebut digelar dengan tujuan memelihara dan meningkatkan ketrampilan prajurit agar terciptanya prajurit Marinir yang profesional dan handal dalam menjaga stabilitas keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam arahannya kepada seluruh pasukan yang tengah melaksanakan latihan itu, Komandan Brigif-3 Mar mengatakan, latihan itu juga memiliki manfaat untuk menyamakan persepsi teknis dan taktis karena merupakan satu kesatuan sistim sehingga akan didapat hasil yang maksimal dalam meningkatkan kemampuan.

Dalam latihan menembak SMR, SMS, GLM, MGL, Mortir 60 dan Mortir 81, diharapkan keterlibatan prajurit dalam latihan maksimal mengingat latihan merupakan salah satu kesejahteraan prajurit.

Marinir

Navy to Christen Guided-Missile Destroyer Spruance


03 June 2010, WASHINGTON (NNS) -- The Navy will christen the newest guided-missile destroyer, Spruance, June 5 during a 10 a.m. ceremony at Bath Iron Works in Bath, Maine.

The new destroyer honors Adm. Raymond Spruance, whose calm and decisive leadership at the Battle of Midway contributed to a pivotal American victory during World War II.

Sean Stackley, assistant secretary of the Navy for research, development and acquisition, will deliver the ceremony's principal address. Ellen Spruance Holscher, granddaughter of the ship's namesake, will serve as sponsor, and in accordance with Navy tradition, will break a bottle of champagne across the bow to formally christen the ship.

Born in Baltimore, July 3, 1886, Spruance graduated from the Naval Academy in 1906. His Navy career was extensive, including command of five destroyers and the battleship Mississippi. Spruance led Task Force 16, with two aircraft carriers, during the 1942 Battle of Midway, where his disposition of forces and management of aircraft was crucial to a victory that is regarded as the turning point in the Pacific war with Japan.

He later directed campaigns that captured the Gilberts, Marshalls, Marianas, Iwo Jima and Okinawa and defeated the Japanese fleet in the 1944 Battle of Philippine Sea. After commanding the Pacific Fleet in 1945-46, Spruance served as president of the Naval War College until retiring in 1948. In 1952-55, he was ambassador to the Philippines. Spruance died at Pebble Beach, Calif., Dec. 13, 1969.

Designated DDG 111, Spruance is the 61st ship of the Arleigh Burke class, a multi-mission guided-missile destroyer designed to operate in multi-threat air, surface and subsurface threat environments. The class provides outstanding combat capability and survivability characteristics while minimizing procurement and lifetime support costs.

The ship will be the second ship named for Spruance. The first USS Spruance (DD 963) was the lead ship of Spruance class destroyers serving from 1973 to 2005.

Cmdr. Tate Westbrook, a native of Murfreesboro, Tenn., is the prospective commanding officer and will lead a crew of 276 officers and enlisted personnel. The 9,200-ton Spruance is 509 feet in length, has a waterline beam of 59 feet, and a navigational draft of 31 feet. Four gas turbine engines will power the ship to speeds in excess of 30 knots.

NAVY.mil

Pindad Diduga Produksi Detonator Berlebihan

Pegawai Divisi Munisi PT Pindad sedang menyortir peluru-peluru secara manual. Divisi Munisi PT Pindad yang terletak di Turen, Malang, Jawa Timur setiap tahunnya memproduksi 100 juta butir peluru dan bom berbagai ukuran dan kaliber. Selain untuk kebutuhan TNI/Polri, peluru-peluru ini juga di ekspor ke negara-negara tetangga. (Foto: detikFoto/Ramadhian Fadillah)

04 Juni 2010, Malang -- Meledaknya sekitar 7.500 detonator yang sedang diproduksi PT Pindad Persero, di Desa Sedayu, Turen, Kabupaten Malang, menimbulkan kecurigaan. Insiden yang menelan korban jiwa tiga karyawan perusahaan pelat merah itu diduga terjadi lantaran PT Pindad hanya mengejar order, tanpa memikirkan risiko.

Akibatnya, menurut sumber Surya, Kamis (3/6), mesin perakit tak kuat dipakai memproduksi detonator yang overproduksi. Mesin menjadi panas akibat peningkatan gesekan dan tekanan, sehingga menyebabkan delay elemen terbakar.

Terbakarnya delay elemen itu menimbulkan percikan api, sehingga menyebabkan satu detonator meletus kemudian memicu detonator lain meledak secara beruntun tiga kali, menyebabkan kerusakan bangunan, sekaligus meminta korban jiwa. Hanya, sumber itu tak menyebut, berapa ribu produksi detonator yang dihasilkan Pindad setiap hari.

Namun, pihak Pindad membantah dugaan overproduksi itu. Menurut Dirut Pindad, Adik Avianto S, jumlah produksi detonator di perusahaannya wajar. Dia menjelaskan, kejadian ledakan itu berlangsung pada proses produksi atau perakitan. Sebagian detonator sudah ada yang selesai dirakit, sebagian lagi masih setengah jadi.

“Ah, nggak benar terjadi overproduksi. Perakitan detonator sebanyak itu dalam sehari normal saja, dan masih rata-rata,” tegasnya, Kamis (3/6).

Kebetulan, paparnya, saat muncul ledakan, para korban berada di gedung yang kena ledakan seraya mengerjakan tugas masing-masing. Ada yang mengepres detonator, dan ada yang mengepak detonator yang selesai diproduksi.

Seperti diberitakan, 7.500 detonator meledak di PT Pindad, Rabu (2/6) siang. Kecelakaan itu menyebabkan tiga karyawan tewas dan empat luka. Ledakan juga merusakkan gedung tempat memproduksi detonator. (Surya, 3/6).

Olah TKP

Laboratorium Forensik (Labfor) Polri Cabang Surabaya, Kamis (3/6) siang, melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dipimpin AKBP Kusnadi, waka Labfor, olah TKP berlangsung tertutup untuk wartawan.

“Olah TKP selesai. Beberapa peralatan dibawa tim untuk diteliti. Soal penyebab ledakan, masih menunggu hasil uji lab,” kata AKP Hartoyo SH SIk, kasat Reskrim Polres Malang.

Ditemui seusai mendampingi tim labfor, Hartoyo menambahkan, pihaknya sudah memeriksa dua orang saksi. Mereka, Ir Widiarso, manajer Perusahan Pindad dan seorang karyawan bernama Aditya.

“Aditya diperiksa karena satu regu dengan para korban, sedang Pak Widiarso sebagai penanggung jawab,” ungkapnya.

Mengomentari insiden tersebut, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)) yang juga analis militer, Dr Muhadjir Effendy, menyarankan agar pemerintah merelokasi perusahaan pembuat amunisi itu ke tempat yang lebih representatif, yang terpencil. Dia mencontohkan Pulau Sempu sebagai lokasi yang jauh dari warga.

“Lihat saja lokasi Pindad itu, di sekelilingnya pemurkiman penduduk. Harusnya pabrik senjata kan steril dan tertutup, sehingga kalau ada insiden tidak berdampak luas,” ujar Muhadjir.

Surya