Tuesday, September 8, 2009

Nomad Jatuh di Tengah Tambak

Dengan wajah berdarah-darah, Pilot Lettu Erwin diturunkan dari speedboat untuk selanjutnya dibawa ke RS Angkatan Laut Ilyas Tarakan. (Foto: radar tarakan/mustari abdul rauf)

8 September 2009, Tarakan -- Pesawat intai maritim milik TNI AL tipe (N22) Nomad, Senin siang kemarin jatuh di tambak daerah Mentadau, Sekatak Bengara, Kabupaten Bulungan, Kaltim. Pesawat yang mengangkut 9 orang –termasuk kru ini- itu jatuh sekitar pukul 14.30 Wita, di titik koordinat 03’ 09 618 N (Lintang Utara) dan 117 11 575 E (Bujur Timur). Empat penumpang -yang semuanya warga sipil- dinyatakan tewas, sedang lima lainnya luka-luka.

Sekitar pukul 21.00 Wita malam tadi, 5 korban luka-luka jatuhnya pesawat buatan Australia yang biasa dipergunakan berpatroli di Ambalat itu dievakuasi ke Tarakan menggunakan speedboat dari Bulungan.

“Empat orang memang sudah meninggal. Kondisinya parah,” kata Mahmud, motoris speedboat yang mengevakuasi penumpang ke pelabuhan Tengkayu, Tarakan, tadi malam. Mahmud dan tim SAR mengangkut lima korban selamat, di antaranya Pilot Lettu Erwin, Co Pilot Lettu Syaiful dan Serma SAA Sodikin selaku mekanik. Sedangkan dua penumpang selamat lainnya adalah masyarakat sipil, Uhip dan Muhamir juga mengalami luka serius.

Lettu Erwin mengalami luka sangat serius pada bagian wajah dan kepala hingga mengeluarkan banyak darah. Saat diturunkan dari speedboat, tampak bagian mukanya dibalut perban penuh darah

Lettu Syaiful yang bisa berjalan mengalami luka memar pada bagian bibir dan wajah. Sedangkan Serma Sodikin diduga mengalami patah tulang sehingga tidak bisa berjalan dan harus ditandu dari speedboat menuju mobil ambulance. Kelima korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Angkatan Laut Ilyas Tarakan.

Danlanal Tarakan Letkol Laut (P) Bambang Irawan belum bisa dikonfirmasi karena masih berada di lokasi jatuhnya pesawat.

Sementara itu Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Timur Komisaris Besar Polisi Rudi Pranoto mengatakan, badan pesawat terbelah dua.

“Menurut informasi yang kami dapat dari penjaga tambak, badan pesawat terbelah dua," kata Rudi, malam tadi.

Pesawat itu, kata dia, membawa sembilan penumpang dimana enam di antaranya warga sipil dan tiga kru pesawat.

“Korban yang meninggal dunia bernama Yacob Kanyang, Sri Hardi dan dua orang lagi belum diketahui identitasnya,” ungkap Rudi.

Saksi Mata

Hingga malam tadi pesawat nahas itu masih teronggok di tengah tambak. Kondisi pesawat terbalik, bagian belakang patah, dan bagian depan terlepas. Bangkai pesawat dijaga sejumlah anggota TNI AL bersama anggota Polsek Sekatak.

Menurut Aco, salah satu saksi mata, ketika itu dia bersama dua rekannya, yaitu Salim dan Sukri sedang berada di pondok menjaga tambak yang lokasinya tak jauh dari tempat jatuhnya pesawat. Informasi lain, menurut beberapa saksi mata, sebelum terjatuh pesawat yang berangkat dari Long Apung menuju Tarakan itu sempat berputar-putar beberapa kali di udara.

“Waktu itu, saya sedang tidur. Tiba-tiba dibangunkan sama paman saya (Salim). Dia bilang ada pesawat jatuh di tambak H Aras. Kami pun bertiga langsung ke tempat jatuhnya pesawat itu,”

cerita Aco yang ditemui di tempat kejadian malam tadi.

Setibanya di lokasi, lanjut dia, beberapa penumpang yang selamat terlihat sudah menjauh dari pesawat. “Ada yang sudah duduk di pematang tambak, ada yang duduk di atas sayap pesawat,” ungkapnya.

Sementara korban lainnya masih terjebak di dalam badan pesawat. Dengan menggunakan perahu sampan, Salim bersama Aco dan Sukri kemudian berusaha menyelamatkan para penumpang. Beberapa orang yang selamat, dan hanya cedera kemudian dibawa menjauh ke pematang tambak.

“Penumpang yang meninggal kondisinya ngeri. Ada yang kepalanya terkelupas. Semua ada empat, mereka kami angkat dengan perahu ke pinggir,” kata warga Selumit Pantai, Tarakan itu. Beberapa saat setelah semua penumpang dikeluarkan, tiba warga lain ikut membantu.

Sukri yang memiliki nomor telepon rekan di Tarakan, kemudian menelpon untuk meminta bantuan. “Speed bantuan dari Tarakan baru tiba di sini sekitar pukul 17.00 Wita. Kemudian penumpangnya dibawa ke Tarakan semua, baik yang luka-luka maupun yang meninggal,” lanjutnya.

Sementara itu, pantauan di lokasi kejadian pesawat nahas nampak masih teronggok di tengah tambak. Terlihat beberapa anggota TNI AL bersama anggota Polsek Sekatak menjaga bangkai pesawat itu. Kondisi pesawat terbalik, bagian belakang nampak patah, dan bagian depan terlepas.

Kaltim Post/Radar Tarakan

1 comment:

  1. Turut beduka atas terjadinya musibah yang sepertinya terus berulang ini. padahal kan menurut yang berwenang, pesawatnya masih laik jalan. kira-kira letak kesalahannya di mana ya? human error, usia tua pesawat, ataukah faktor X lainnya?. tapi, kalau kejadian seperti ini terus terulang, bisa-bisa tingkat kepercayaan masyarakat ma TNI terus menurun nih. belum di apa-apakan aja, pesawatnya sudah pada jatuh.
    Namun, dari sini kita dapat mengambil hikmah. sepertinya pemerintah harus memberikan porsi anggaran lebih untuk perlengkapan alutsista TNI.
    Mengembalikan Jati Diri Bangsa

    ReplyDelete