Wednesday, January 18, 2012

Wamenhan: Modernisasi Alutsista Pil Pahit Kemhan

Jet tempur latih/serangan ringan T-50 akan gantikan Hawk. (Foto: KAI)

17 Januari 2012, Jakarta: Selain sebuah kabar gembira bagi modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista), anggaran yang diterima Kementerian Pertahanan sebesar Rp150 triliun juga merupakan beban. Karenanya, dalam melakukan modernisasi alutsista Kemhan melakukan pengawasan yang ketat.

"Sebenarnya pil pahit, beban bagi Kemhan dengan anggaran Rp150 triliun ini. Tapi gula bagi bisnis militer," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafries Sjamsoeddin dalam acara silaturahmi Menhan denga pimpinan redaksi media massa di Jakarta, Selasa (17/1) malam.

Dalam pelaksanaannya, tambah Sjafrie, Kemhan melakukan tiga tahap pengawasan. "Kami lakukan pengawasan, yaitu pre audit, currrent audit, dan post audit," ujarnya.

Penguatan militer dengan melakukan modernisasi alutsista ini, jelasnya Sjafrie, merupakan kewajiban yang harus dilakukan untuk mencapai keunggulan negara. Penguatan militer ini juga dia nilai sebagai syarat negara yang berdaulat.

Beruntung, lanjut Sjafrie, modernisasi alutsista ini sejalan dengan anggaran yang dialokasikan pemerintah. "Pengadaan ini tak hanya dilihat dari kuantitas, tapi perlu memperhitungkan hal-hal lainnya," imbuhnya. Pertimbangan tersebut, tuturnya, adalah pembangunan strategi militer yang menjadi strategi pertahanan, pertimbangan teknologi dan kemoderenan peralatan militer, serta pertimbangan wilayah teritorial sebagai perhitungan strategi.

Menhan: Kekuatan Militer Indonesia Membuat Gentar Negara Lain

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) yang dilakukan Indonesia saat ini telah menggetarkan negara-negara lain. "Penguatan alutsista yang kami lakukan sudah membuat khawatir negara lain," kata Menhan dalam silaturahmi dengan pemimpin redaksi media massa di Gedung Jenderal TNI M Yusuf Menteng Jakarta Pusat, Selasa (17/1).

Menurutnya, pembangunan kekuatan militer yang dilakukan Indonesia disebabkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan teknologi yang semakin membaik. Dia mencontohkan hal ini terjadi juga pada Cina. "Pembangunan kesejahteraan selalu diikuti dengan pembangunan keamanan," ujarnya.

Purnomo juga menegaskan pengadaan alutsista ini tidak bertujuan untuk untuk menyerang negara lain. "Bukan untuk offense, tapi defense. Menjaga kedaulatan negara," jelasnya.

Ditambahkan Menhan, kekuatan militer Indonesia saat ini memang sudah diperhitungkan oleh negara-negara tentangga. Dia mencontohkan kekuatan militer TNI AD yang memiliki batalyon infantri terbesar se-ASEAN, yakni 100 batalyon lebih.

Untuk penguatan alutsista Indonesia, Kemhan mendapatkan alokasi dana sebesar Rp150 Triliun selama tahun 2009-2014. Dana ini dibagi menjadi Rp50 triliun untuk pengadaan, Rp45 triliun untuk perawatan, dan Rp.50 triliun untuk produksi dalam negeri.

Sumber: Jurnas

2 comments:

  1. Para Pahlawan dulu mempersatukan Wilayah Nusantara Tidak dengan persenjataan yang canggih atau modern tapi dengan NIAT YANG SEMPURNA untuk kedaulatan NKRI.
    Dengan NIAT yang sempurna itulah muncul tekad yang kuat layaknya gugusan karang di pantai bumi pertiwi, dengan NIAT itulah yang membakar semangat jiwa layaknya gunung merapi yang tersebar di tubuh bumi pertiwi, juga dengan NIAT itu yang merapatkan dan menguatkan barisan TNI dan rakyat layaknya barisan pepohonan yang menaungi bumi pertiwi dari ganasnya laut dan teriknya sang surya.
    Mari bersama KITA sempurnakan NIAT kita untuk kedulatan NKRI !!!!
    KAMI TIDAK MINTA APA YANG BUKAN BAGIAN DARI BUMI PERTIWI, KAMI HANYA MELINDUNGI SETIAP TETES DARAH dan KERINGAT YANG JATUH DI PERBATASAN NUSANTARA .....
    KAMI MEMANG NEGARA MISKIN TAPI KAMI TIDAK BODOH ! KAMI PUNYA HARGA DIRI ! DAN KAMI TIDAK AKAN MEMBIARKAN NEGARA MANAPUN MENGAMBIL WILAYAH NKRI WALAUPUN HANYA SEGENGGAM PASIR DI PANTI TERUJUNG BUMI PERTIWI.
    MERDEKA !!! MERDEKA !!! MERDEKA !!!

    ReplyDelete