(Foto: Kodam I/BB)
18 Februari 2011, Medan -- (SINDO): Komando Daerah Militer (Kodam) I/Bukit Barisan (BB) memperketat penjagaan pulau-pulau terluar di wilayah Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Barat (Sumbar),Riau dan Kepulauan Riau (Kepri) dari ancaman negara tetangga dengan menambah pasukan. Menurut Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) I/BB Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Leo Siegers, di wilayah Kodam I/BB ada sebanyak 25 pulau yang letaknya berbatasan langsung dengan negara tetangga, yakni Singapura, Malaysia dan Thailand.
”Jumlah pulau terluar kita ada 25. Sebanyak 19 pulau tak berpenghuni. Pulau yang signifikan diduduki untuk sementara ada tiga pulau,” katanya kepada wartawan di Markas Kodam I/BB di Medan, kemarin. Ketiga pulau terluar tersebut adalah Pulau Berhala,di Kabuaten Serdangbedagai, Pulau Nipah di Batam dan Pulau Sekatung di Natuna, Kepulauan Riau (Kepri). Letak ketiga pulau itu sangat strategis dan keberadaannya sangat penting bagi Indonesia.
Pulau Berhala dan Pulau Nipah dijaga prajurit dari Korps Marinir, sedangkan Pulau Sekatung dijaga prajurit Batalyon Infantri (Yonif) 134/Tuah Sakti.”Di Pulau Sekatung juga dibangun patung setinggi 14 meter sebagai tanda. Untuk membangunnya dibutuhkan anggaran sebesar Rp1,3 miliar,”bebernya. Pangdam menambahkan, meningkatkan pengamanan pulau terluar di wilayah Kodam I/BB dari ancaman negara tetangga.
Kalau selama ini pasukan yang ditugaskan dari Marinir,maka pada tahun ini ditambah dari TNI Angkatan Darat (AD). Di Pulau Nipah misalnya, sebelumnya prajurit yang ditugaskan hanya satu kompi dari Marinir, sekarang ditambah menjadi dua pleton Marinir dan satu pleton Prajurit Kodam I/BB. Begitu juga di Pulau Berhala, sebelumnya satu pleton Marinir, menjadi dua pleton Marinir dan satu pleton prajurit Kodam I/BB.
Sementara Pulau Sekatung, sebelumnya satu pleton prajurit Yonif 134/Tua Sakti, nanti dirubah menjadi dua pleton prajurit 134/Tua Sakti dan satu pleton Marinir,” sebutnya. Penggabungan dua angkatan tersebut dimaksudkan untuk lebih mengakrabkan para prajurit. Ke depannya juga tidak tertutup kemungkinan prajurit dari Angkatan Udara (AU) dan Polri ikut menjaga pulau terluar. ”Pak Kapolda (Sumut) juga pernah minta.Tapi saya katakan, polisi bisa masuk kalau sudah ada warga yang ngurus SIM (surat izin mengemudi),” ucap Leo bercanda.
Semua angkatan dan Polri punya komitmen bersama menjaga pulau-pulau terluar di wilayah Sumatera. Keakraban antara prajurit dan anggota Polri harus terus dijaga dan ditingkatkan.Tidak heran,meski menjabat Pangdam, dia sering bertandang ke Kantor Polda Sumut, bahkan kantor polres. ”Saya bisa masuk ke polres,Pak Kapolda (Irjen Pol Oegroseno) juga bisa masuk ke batalyon.
Kita biasa akrab.Kenapa tidak ?,”beber Pangdam. Dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AD se-jajaran Kodam I/BB juga disinggung adanya penambahan kekuatan kewilayahan di Kodam I/BB, yakni pada validasi Yon Armed 2 menjadi Yon Armed Roket 2 di Delitua,Deliserdang dan validasi Yon Arhanudse 13 menjadi Yon Arhanud Rudal 13 di Pekanbaru, Riau.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapedda) Sumut Riadil Akhir Lubis sependapat dengan kebijakan Panglima TNI yang menambah pasukan menjaga pulau terluar, seperti Pulau Berhala, di Kecamatan Beringin, Serdangbedagai. Pulau Berhala tersebut kini ditetapkan pemerintah pusat sebagai kawasan strategis nasional.
Karenanya dalam rencana pembangunan Sumut ke depan, Pemprov Sumut tetap mengakomodasi Pulau Berhala. Selain Pulau Berhala, kawasan yang masuk dalam kawasan strategis nasional di Sumut, yakni Danau Toba, dan Medan-Binjai, Deliserdang- Karo (Mebidangro). ”Dalam merencanakan anggaran, kita juga masukan anggaran untuk pembangunan kawasan Pulau Berhala,” paparnya.
Sumber: SINDO
No comments:
Post a Comment