Friday, January 7, 2011

KRI Frans Kaisiepo-368 Kembali Menjadi MIO


7 Januari 2010, Lebanon -- (Puspen TNI): Penunjukan kembali KRI Frans Kaisiepo-368 sebagai MIO (Maritime Interdiction Operation) Commander yang keempat kalinya merupakan suatu capaian prestasi yang sangat membanggakan bagi KRI Frans Kaisiepo-368 dalam melaksanakan tugasnya sebagai salah satu unsur laut yang tergabung dalam Maritime Task Force/UNIFIL.

Penunjukan KRI Frans Kaisiepo-368 sebagai MIO Commander tersebut merupakan salah satu bentuk kepercayaan dan pengakuan terhadap kemampuan dan profesionalisme KRI Frans Kaisiepo-368 dalam memimpin dan mengatur pelaksanaan Maritime Interdiction Operation itu sendiri, dimana sebelumnya tugas sebagai MIO Commander di pegang oleh kapal perang dari negara-negara NATO (North Atlantic Treaty Organization).

Sebagai MIO Commander, KRI Frans Kaisiepo-368 yang dikomandani Letkol Laut (P) Wasis Priyono, S.T., yang juga sekaligus Komandan Satgas Maritime Task Force KONGA XXVIII-B/UNIFIL membawahi beberapa unsur di AMO (Area of Maritime Operation) antara lain : FGS Donau A516 (Jerman), FGS Auerbach M1093 (Jerman), FGS Hyeane P6130 (Jerman), HS Laskos P20(Yunani),TCG Fatih F242(Turki), BNS Osman F18 (Bangladesh), dan BNS Madhumati F911 (Bangladesh).

Sebagai MIO Commander, KRI Frans Kaisiepo-368 dituntut untuk mampu melaksanakan identifikasi dan mengakomodir semua kontak baik kontak permukaan maupun udara yang dilaporkan oleh unsur-unsur yang tergabung dalam MTF (Maritime Task Force) guna membangun RMP (Recognized Maritime Picture) dan RAP (Recognized Air Picture) di AMO. Selain untuk membangun RMP dan RAP, KRI Frans Kaisiepo-368 sebagai MIO Commander juga mempunyai wewenang, tugas dan tanggung jawab antara lain Melaksanakan pertukaran informasi dengan LAF-N (Lebanese Armed Force Navy) melalui LLO (Lebanese Liaison Officer) yang selalu onboard di kapal yang ditunjuk sebagai MIO Commanderguna mengatasi semua masalah yang berkaitan dengan kontak-kontak yang masuk atau keluar dari TTW (Territorial Water) Lebanon; Menugaskan unsur-unsur yang sedang beroperasi di AMO untuk melaksanakan tugas khusus seperti Shadowing(membayang-bayangi) kontak permukaan yang diklasifikasikan sebagai Suspect(kapal yang dicurigai); Mengatur semua kegiatan yang terkait dengan Boarding (pemeriksaan) yang dilakukan oleh unsur-unsur MTF terhadap kontak-kontak yang akan diperiksa; Mengatur penggunaan senjata oleh unsur-unsur MTF, tentunya dibawah kendali CTF (Commander Task Force) sebagai pemegang komando utama unsur-unsur MTF; Mengatur semua aktivitas yang berkaitan dengan recovery object yang ditemukan di TTW Lebanon; Menentukan klasifikasi kontak yang sudah di Hailing oleh unsur-unsur MTF. Apakah kontak tersebut termasuk dalam kalisifikasi Unknown (belum di ketahui identitasnya), Assumed Friend (dianggap teman) atau Suspect (yang dicurigai).

Untuk mampu melaksanakan semua tugas tersebut, tentunya KRI Frans Kaisiepo-368 dituntut untuk memiliki kesiapan SEWACO (Sensor Weapon and Command) yang memadai. Mulai dari sensor (radar) permukaan dan udara, pesawat komunikasi radio dan satelit serta akses internet yang mumpuni. Selain itu juga dituntut profesionalisme dari para prajurit pengawaknya. Kesemua hal tersebut sangatlah penting dan saling menunjang guna membangun RMP dan RAP di AMO, sehingga dapat mencegah terjadinya pelanggaran terhadap UNSCR (United Nations Security Council Resolution) 1701 dan 1884 yang merupakan mandat/dasar bagi pelaksanaan Maritime Task Force/UNIFIL.

Pada kesempatan kali keempat, KRI Frans Kaisiepo-368 sebagai MIO Commander, LAF Navy menempatkan 1 (satu) orang Perwiranya atas nama LT Jalal Douaihy sebagai LO yang onboard di KRI Frans Kaisiepo-368 untuk membantu kelancaran tugas MIO Commander berkaitan dengan koordinasi dengan otoritas maritime di Lebanon dan LAF-N. Dia mengatakan: Indonesian Navy is very professional. I am proud of your works as MIO Commander. This is a trust for KRI Frans Kaisiepo-368 which is appointed as MIO Commander. The experience of the ship officers is very good and the crew of KRI Frans Kaisiepo-368 is very reliable.

Kemudian setelah LO on board di KRI Frans Kaisiepo-368, dilanjutkan dengan latihan MANEX (Maneuvering Exercise) dengan TCG Fatih F242 dan FGS Auerbach M1093. Dimana kedua unsur tersebut merupakan unsur-unsur yang tergabungdalam Maritime Task Force/UNIFIL. Adapun tujuan latihan Maneuver Exercise adalah untuk melatih kemampuan profesionalisme para pengawak kapal dalam mengendalikan atau memanuverkan kapal sesuai dengan bentuk formasi yang diperintahkan. Dalam membentuk formasi-formasi tersebut, masing-masing unsur dituntut bermanuver dengan memperhatikan jarak,halu dan kecepatannya. Latihan Manex ini dilaksanakan kurang lebih selama satu setengah jam dengan beragam formasi sesuai dengan perintah yang diberikan oleh OCE (Officer Conducting Serial)dan dapat terlaksana dengan baik. Setelah latihan dinyatakan selesai, masing-masing Komandan unsur saling memberikan apresiasi dan penghargaan yang mendalam terhadap kelancaran pelaksanaan latihan Manex tersebut.

Sumber: Puspen TNI

No comments:

Post a Comment