Sunday, March 21, 2010

Kapolda Jatim Puas dengan Latihan Gabungan TNI dan Polri

Sejumlah anggota unit penanggulangan terorisme (gultor) dari Yonif 500/Raiders, melakukan parameter tempur sesaat sebelum berhasil melumpuhkan aksi terorisme dalam Latihan Gabungan Penanggulangan Terorisme (Latgab Gultor) TNI-Polri Waspada Nusa II 2010 di lingkungan Polda Jatim Surabaya, Sabtu (20/3). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/mes/10)

21 Maret 2010, Surabaya -- Bom berdaya ledak rendah meledak tepat di depan Bank Jatim, Jalan Basuki Rahmat, kemarin sekitar pukul 10.30. Tak pelak, arus lalu lintas lumpuh total. Puluhan warga dan karyawan lari berhamburan. Ledakan tadi adalah peringatan dari puluhan teroris yang telah menguasai Hotel Bumi Surabaya.

Satu jam menguasai hotel, puluhan teroris tadi dipukul mundur oleh Pasukan Gultor (penanggulangan teror). Dua teroris dan satu sandera tewas dalam operasi ini. Pasukan Gultor ini adalah gabungan dari Densus 88 Antieror Polda Jatim, Gegana Brimob Polda Jatim, Kopaska TNI-AL Armatim, dan Pasukan Raiders TNI AD Kodam V Brawijaya.

Dua teroris dilumpuhkan tepat di lobi hotel dan restoran. Sementara itu, sandera yang juga ikut tewas juga dari lobi hotel. Lokasi lain yang juga sempat dikuasai teroris adalah kolam renang lantai tiga.

Dari dalam restoran, anggota Densus 88 Antiterror berhasil menangkap gembong teroris. Seluruhnya menyamar sebagai waiters restoran. Bersama teroris lain, mereka lantas diamankan dengan mobil khusus.

Masih dari restoran, anggota Gegana Brimob Polda Jatim berhasil mengamankan bom berkekuatan redah. Bom siap ledak itu dipasang di salah satu sudut resepsionis restoran. Bom ini lantas diledakkan di depan hotel. Tepat di tengah Jalan Basuki Rahmat.

Sejumlah anggota unit penanggulangan terorisme (gultor) dari Yonif 500/Raiders, berhasil mengevakuasi sandera setelah melumpuhkan aksi terorisme dalam Latihan Gabungan Penanggulangan Terorisme (Latgab Gultor) TNI-Polri Waspada Nusa II 2010 di lingkungan Polda Jatim Surabaya, Sabtu (20/3). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/mes/10)

Ledakan ini disambut dengan tepuk tangan puluhan warga yang sejak pagi menunggu simulasi penanggulangan teroris itu. Tepuk tangan semakin riuh setelah mereka disuguhi mobil-mobil tempur serta belasan anggota Brimob yang mengendarai motor. ''Kaget, mirip di tivi,'' tutur Andrian, bocah sepuluh tahun yang tinggal di belakang Hotel Bumi Surabaya.

Kapolda Jatim Irjen Pol Pratiknyo mengaku puas dengan latihan gabungan kemarin. Nama latihan ini sendiri adalah Latihan Gabungan Operasi Gakkum Wanteror Waspada Nusa II 2010. ''Ini tidak ada kaitannya dengan rencana kedatangan Obama,'' terang Pratiknyo.

Buktinya, lanjut jenderal bintang dua itu, meski Obama mengundur jadwal kedatangan ke Indonesia, kami tetap menggelar latihan ini. Mirip dengan sambutannya saat menggelar apel latihan Jumat lalu, Pratiknyo mengatakan, latihan gabungan ini sekaligus meningkatkan koordinasi antara TNI dan Polri. ''Keduanya adalah pucuk keamanan negara,'' katanya.

Secara terpisah, Pangdam V Brawijaya Mayjen Suwarno mengaku bakal terus menggelar latihan serupa. ''Meski tidak sebesar ini,'' katanya. Dia berharap, setelah TNI dan Polri kompak, warga juga ikut serta dalam menciptakan ketertiban dan keamanan. ''Semuanya adalah tanggung jawab bersama,'' katanya.

JAWA POS

1 comment:

  1. maaf ya gan, ni artikel menunjukkan sikap phobia militeristik oknum2 POLRI.
    kalau melihat sejarah, BRIMOB dan POLRI adalah satuan militer yg dididik secara militer dan bersenjata lengkap, ikut berjuang secara fisik melawan penjajah, jadi tidak ada alasan menjadikan BRIMOB dan POLRI sebagai instansi sipil karena kita harus melihat sejarah.

    kalau polisi amerika dan SWAT itu sipil karena sejarahnya polisi amerika terbentuk dulu itu tidak pada saat perang kemerdekaan negara amerika, tapi terbentuk jauh setelah amerika merdeka dan dalam kondisi negara yg stabil, lain dg BRIMOB dan POLRI.

    upaya pembubaran ABRI (pisahnya TNI dg POLRI) itu adalah bagian dari skenario barat (amerika dan sekutunya) yg notabene sebagai negara kolonial imperialis melalui orang2nya (pejabat2 di negeri Indonesia). Jika TNI pisah dg POLRI dan POLRI/BRIMOB di sipilkan seperti polisi amerika maka akan mudah pihak kolonialis imperialis untuk menjajah kembali negeri ini karena pertahanan dan keamanan (hankam) negeri ini telah terpecah pecah.
    ingat, oknum2 yg menginginkan POLRI pisah dari TNI dan menginginkan POLRI/BRIMOB menjadi sipil sesipil2nya itu tak lain adalah antek2/kaki tangan amerika dan sekutunya yg memang telah merancang skenario tsb untuk melemahkan pertahanan dan keamanan negara ini sehingga para imperialis itu bisa leluasa menancapkan kembali kekuasaan militernya seperti 67 tahun yg lalu.

    hati-hati dg skenario amerika dan sekutunya !!!

    ReplyDelete