Friday, December 4, 2009

Brigjen TNI Lodewijk Gantikan Mayjen TNI Pramono Jadi Danjen Kopassus

Bertindak sebagai Inspektur upacara serah terima jabatan Komandan Jenderal Kopassus adalah KSAD Jenderal George Toisutta. (Foto: detikFoto/Ramadhian Fadillah)

4 Desember 2009, Jakarta -- Pucuk pimpinan Komandan Jenderal Kopassus resmi berganti. Brigjen TNI Lodewijk Freidrich Paulus dilantik menggantikan Mayjen Pramono Edhie Wibowo, ipar Presiden SBY. Lodewijk menjadi Danjen Kopassus ke-24.

Acara serah terima ini berlangsung di Markas Komando Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (4/12/2009).

Bertindak sebagai Inspektur Upacara, KSAD Jenderal George Toisutta. George menegaskan tidak ada yang istimewa dalam pergantian komandan Kopassus kali ini.

"Merupakan hal yang biasa dalam tour of duty dan meningkatkan pengalaman bagi perwira yang bersangkutan," ujar George dalam sambutannya.

Lodewijk F Paulus merupakan alumnus Akabri tahun 1981. Berbagai pendidikan serta penugasan di Korps Baret Merah telah dilalui oleh bapak 2 anak ini.

Pramono Edhie Wibowo selanjutnya akan menempati pos barunya sebagai Pangdam III Siliwangi.

Parade Kekuatan Kopassus

Serah terima Komandan Jenderal Kopassus dari Mayjen Pramono Edhie Wibowo kepada Brigjen Lodewijk F Paulus ditutup dengan defile. Hampir seluruh kekuatan Kopassus ditampikan dalam acara ini.

Defile di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (4/12/2009), dibuka dengan gelar pasukan dari Grup I, Grup II dan Grup III Sandi Yudha Kopassus. Lalu tampil Satuan kebanggaan Kopassus, Sat81 yang merupakan satuan elit antiteror. Para personelnya tampak mengenakan seragam serba hitam dan menyandang senapan MP5.



Hampir seluruh kekuatan Kopassus ditampikan dalam upacara serah terima jabatan ini. (Foto: detikFoto/Ramadhian Fadillah)

Setelah itu, hadir kendaraan milik Sat81. Dari mulai motor trail hingga jip defender yang dipersenjatai senapan mesin. Rantis Cakra yang digunakan untuk keperluan menjebol dinding dalam operasi lawan teroris, juga ditampilkan dalam acara ini. Rantis ini merupakan hasil produksi PT DI.

Beberapa sea rider yang digunakan dalam operasi di laut juga ditampilkan. Lengkap dengan peralatan selamnya.

Hadir pula kendaraan Caspier yang merupakan kendaraan satuan elit militer dunia. Kendaraan lapis baja yang tahan ledakan ranjau ini merupakan buatan Afrika Selatan.

KSAD Jenderal TNI George Toisutta pun berpesan agar Kopassus terus meningkatkan kemampuannya dengan cara berlatih dan terus berlatih. "Perlu juga ditingkatkan latihan dengan Denjaka, Den Bravo dan Densus 88," pesan George.

detikNews

Garis Besar Misi Satlakopsud PPRC TNI Sukses


4 Desember 2009, Jakarta -- Setiap fajar hendak hengkang dari peraduan malam selama satu minggu berturut-turut bumi pertiwi Halim Perdanakusuma terdengar gemuruh burung-burung besi dari Skadon Udara 12 Pangkalan Udara Simpang Tiga Pekanbaru dan Skadron Udara 1 Pontianak terbang dengan formasi tempur, selama satu minggu itu pula masyarakat sekitar terganggu.

Pesawat Hawk 100 bergabung dalam misi Latihan TNI dengan sandi PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat). Pos Satlakopsud (Satuan Pelaksana Operasi Udara) dipusatkan di Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma dibawah komando Kolonel Pnb Sri Mulyo Handoko yang sehari-harinya menjabat sebagai Komandan Wing 1 Lanud Halim perdanakusuma.

Pada hari kamis 3 Desember pukul 02.00 Wib dini hari mendadak ada rapat yang dipimpin oleh Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI Bagus Puruhito sebagai penanggung jawab Pos Satlakopsud seluruh unsur yang tergabung dalam PPRC hadir, dengan sigap cepat Komandan Lanud memerintahkan semua unsur tugas udara mulai dari unsur tempur dan pasukan siap ditempat masing-masing karena pada pukul 04.30 seluruh kekuatan PPRC TNI akan membombardir musuh di selat Sunda.

Langit masih bersemburat jingga tanda fajar masih belum lama beranjak, pukul 04.30 tepat empat pesawat Hawk 100 tinggal landas dengan menggenggam 20 roket FFAR 2, 75 inci siap menhunjani daerah musuh dengan melaksanakan SUL (Serangan Udara Langsung) keempat burung besi ini akan menembaki sasaran dari ketinggian 4.000 kaki dengan kecepatan 1.200 km / jam.

Sekitar 20 menit kemudian, empat pesawat Hercules lepas landas dengan membawa pasukan penerjun payung yang berasal dari Batalyon 328,330,305 Brigif 17 Divisi 1 Kosrad sebanyak 540 prajurit. Menurut Komandan Satlakopsud PPRC Kolonel Pnb Sri Mulyo Handoko sebelumnya tim SAR (Search and Rescue) telah di standby di suatu tempat tersembunyi dengan melibatkan helikoter dari Lanud Atang Sendjaja Bogor.

Menurut laporan intelijen di lapangan misi Satlakopsud PPRC penembakan SUL terjadi sekitar 10 menit menghancurkan kekuatan musuh, pasukan secara perlahan satu persatu penerjun payung mengembangkan parasutnya dan turun menuju sasaran, langit serang Banten di penuhi payung-payung yang mengembang ibarat hujan jamur. Atraksi ini menjadi tontonan warga
sekitar.

Sekitar 30 menit pasukan Marinir menggelar operasi infitrasi di pantai salira pasukan tersebut di tugaskan untuk merebut sebuah dermaga yang dikuasai musuh di pelabuhan Serang. “Laporan, sasaran roket mengenai target, ganti” ucap intelijen.

Secara garis besar garis besar misi Satlakopsud PPRC TNI sukses namun kendala-kendala kecil masih di temukan di pangan, kata Dan Satlakopsud saat memimpin rapat evaluasi.

PENTAK LANUD HALIM PERDANAKUSUMAH

TNI Gelar Latihan Gabungan di Serang

Dua personel Korps Marinir TNI-AL bersiap melakukan penyergapan pada latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di pantai Wisata Salira, Banten, Kamis (3/12). Latihan yang melibatkan tiga angkatan itu merupakan simulasi penghancuran lawan dalam waktu singkat. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

4 Desember 2009, Serang -- Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari tiga matra yaitu Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut menggelar latihan gabungan di Kecamatan Kramat Watu, Kabupaten Serang, Banten, Kamis (3/12). Tema latihan PPRC TNI ini adalah "PPRC TNI Melaksanakan Operasi Penindakan Awal untuk Memelihara Integritas Wilayah Nasional dalam Rangka Mendukung Tugas Pokok TNI" ini, dan melibatkan 3.125 personel TNI, terdiri dari penyelenggara Geladi 478 orang dan Pelaku sebanyak 2.647 orang.

Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan target latihan ini untuk meningkatkan perencanaan operasi gabungan yang dilaksanakan oleh satuan khusus TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Udara, dan Angkatan Laut. Latihan ini juga untuk mempersiapkan pelaksanaan operasi lintas udara dan operasi amfibi.

Dalam latihan ini, kata Djoko, bertujuan untuk merebut satu sasaran/daerah yang dikuasai musuh sehingga PPRC TNI melumpuhkan kekuatan musuh melalui penerjunan satuan lintas udara dan pendaratan amfibi. Materi latihan ini meliputi pengintaian dan pengamatan udara, gerakan menuju sasaran (Lintas Laut), penerjunan KDOL dan IPAM, Serangan Udara Langsung, Penerjun Linud, pendaratan Amfibi, Perebutan Tumpuan Udara dan Perebutan Tumpuan Pantai.

Dalam latihan ini, Alutsista yang dikerahkan antara lain Ma PPRC TNI dan Satgasrat PPRC TNI menggunakan senjata organik sesuai TOP, sedangkan Satgasla PPRC TNI terdiri dari Tank Fib, RRF, KAPPA, PK, serta Sat Angkut dan sat Lindung dengan menggunakan KRI. Satlakopsud PPRC TNI mengerahkan Sur Intai, Sur Pur, dan Sur Ang masing-masing menggunakan PSWT B-737, Flight HAWK 100/200 dan pesawat HELLI.

Menurut Panglima TNI, latihan gabungan TNI merupakan latihan puncak yang biasanya dilaksanakan pada akhir tahun. Karena sifat latihan, metode latihan di TNI bertingkat dan berlanjut. Ia juga menjelaskan alasan pelaksanaan latihan gabungan TNI di Serang, Banten. "Banten sangat strategis dimana memiliki instalasi penting, ada obyek vital, dan ada selat Sunda. Apabila ada ancaman musuh maka daerah ini (Banten) akan menjadi sasaran untuk dikuasai," katanya.

Kepala Penerangan Komando Cadangan Strategis TNI AD Husni menambahkan, TNI merupakan komponen utama pertahanan, keamanan negara dalam melaksanakan tugas pokoknya dituntut memiliki kesiapsiagaan operasional dan ketanggapsegeraan untuk menghadapi setiap ancaman dan gangguan dari luar negeri maupun dari dalam negeri.

KASAD Tutup latihan Geladi Lapangan PPRC TNI Kilat XXVI

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI George Toisutta mewakili Panglima TNI menutup Latihan Geladi Lapangan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat TNI (PPRC) Kilat XXVI Tahun 2009 di Pantai Salira Banten, Kamis (3/12).

Latihan yang berlokasi wilayah Banten ini ditinjau langsung Oleh Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso beserta para Kepala Staf Angkatan TNI, diskenariokan untuk merebut kembali sasaran yang diduduki musuh terutama obyek vital. Latihan diawali dengan penembakan sasaran di sekitar lokasi PT. Perusahaan Gas Negara (PT. PGN) Bojonegara Serang Banten oleh 2 pesawat Sky Hawk 200 dari TNI Angkatan udara dilanjutkan Operasi Lintas udara (Linud) sebanyak 300 personel Linud 305 Kostrad yang tergabung dalam Satgas Darat.

Latihan berlanjut ke sasaran kedua dengan pelaksanaan Operasi Amfibi yang dilaksanakan oleh satuan Marinir dengan pendaratan Tank Amfibi di pelabuhan Pelindo II Banten.

Dalam Amanatnya yang dibacakan Kasad Jenderal TNI George Toisutta, Panglima TNI mengatakan, TNI merupakan komponen utama kekuatan pertahanan keamanan Negara, dalam melaksanakan tugas pokoknya dituntut memiliki kesiapsiagaan dan ketanggapsegeraan untuk menghadapi setiap ancaman dan gangguan dari luar maupun dalam negeri yang mengancam kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ditambahkan, Latihan Geladi lapangan ini merupakan upaya untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok TNI dengan menggelar satuan-satuan TNI dari berbagai matra sesuai tugas dan fungsi masing-masing yang tergabung dalam PPRC TNI dalam rangka melaksanakan operasi tempur yang dapat digerakan dengan cepat dan diimplementasikannya operasi PPRC TNI secara nyata bila dihadapkan dengan Kontijensi yang terjadi di wilayah darat tertentu.

Tujuan dilaksanakannya latihan Geladi lapangan PPRC TNI ini agar terwujudnya profesionalisme baik perorangan maupun satuan tugas yang tergabung dalam PPRC TNI sehingga dari penyelenggaraan latihan tersebut didapati kesiapsiagaan yang berkesinambungan.

JURNAL NASIONAL/DISPENAD

PT PAL Buat Kapal Perusak Kawal Rudal

Kapal perang perusak kawal rudal 105 meter rancangan PT. PAL Indonesia. (Foto: @beritahankam)

3 Desember 2009, Jakarta -- Dengan pengalaman yang ada selama ini, PT PAL Indonesia yakin bisa membuat kapal perang perusak kawal rudal dalam waktu 4 tahun. Pembuatan kapal perang yang bersenjatakan peluru kendali merupakan langkah besar guna kemandirian pengadaan alat utama sistem persenjataan atau alutsista.

Hal tersebut disampaikan Direktur PT PAL Indonesia Harsusanto kepada Kompas, Rabu (2/12). Menurut Harsusanto, berhubung ini adalah kapal pertama, pihaknya bekerja sama dengan pihak lain. ”Kami sudah bisa bikin struktur kapalnya, tetapi untuk sistem elektroniknya kami harus kerja sama dengan pihak yang sudah pengalaman. Jadi, kami perlu sharing contract (kontrak bersama),” kata Harsusanto.

Kerja sama dengan pihak asing ini juga ditargetkan untuk adanya alih teknologi. Pengerjaan kapal yang harus dilakukan di PT PAL Indonesia juga membuat komponen lokal akan dipakai.

Menurut Harsusanto, pihaknya membutuhkan waktu sekitar 4 tahun untuk membuat kapal perang perusak kawal rudal (PKR) yang pertama. Harga satu kapal mencapai 170 juta euro. Setelah itu, dengan selang waktu masing-masing 6 bulan bisa diluncurkan lagi kapal PKR yang kedua dan ketiga.

Saat ini, menurut Harsusanto, kontrak memang belum ditandatangani. Namun, sebagai bagian dari program 100 hari Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, ia mengharapkan kontrak akan ditandatangani bulan Januari 2010. ”Empat tahun kemudian, kita sudah bisa luncurkan PKR,” kata Harsusanto.

Kapal LST

Selain kapal PKR, PT PAL juga berencana memproduksi kapal pendarat tank serbu atau landing ship tank (LST) dalam waktu dua tahun mendatang. Menurut Harsusanto, pihaknya telah menerima rancangan LST dari TNI Angkatan Laut. Kapal angkut sepanjang 117 meter ini merupakan kapal modern.

Secara terpisah, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Madya Agus Suhartono berkomitmen mendukung berkembangnya industri pertahanan dalam negeri. Menurut dia, TNI AL berkomitmen akan memilih untuk membuat kapal di dalam negeri seandainya industri dalam negeri telah mampu.

KSAL optimistis melihat arah industri dalam negeri untuk pembuatan alutsista tersebut. ”Kita minggu lalu sudah luncurkan kapal LPD KRI Banjarmasin,” kata Agus Suhartono mengenai kapal landing platform deck (LPD) terbaru milik TNI Angkatan Laut.

Harsusanto menyatakan, setelah KRI Banjarmasin, PT PAL akan meluncurkan kapal LPD lainnya, KRI Banda Aceh, pada bulan Juni 2010.

Kompas

Thursday, December 3, 2009

GD Baptis USS Missouri (SSN-780)

USS Missouri (SSN-780).

4 November 2009 -- General Dynamics Electric Boat akan membaptis secara resmi kapal selam serang nuklir kelas Virginia Angkatan Laut Amerika Serikat USS Missouri (SSN-780), Sabtu (5/12).

USS Missouri (SSN-780) kapal kelima yang menggunakan nama salah satu negara bagian di AS. Serta kapal selam kelas Virgnia ketujuh, pertama USS Virginia (SSN-774), USS Texas (SSN-775), USS Hawaii (SSN-776), USS North Carolina (SSN-777), USS New Hampshire (SSN-778), dan USS New Mexico (SSN-779).

Kapal selam mempunyai panjang 114,9 meter dan lebar 10,3 meter dengan bobot saat menyelam 7800 ton dengan jumlah awak 113 orang serta sanggup melaju pada kecepatan 25 knot.

Upacara peletakan lunas pertama USS Missouri (SSN-780).

Cutaway Kapal selam nuklir kelas Virginia.

Kapal selam serang nuklir pertama kelas Virginia USS Virginia (SSN-774)

USS Missouri dijadwalkan memulai uji pelayaran 2010 dan dapat bertugas di armada AL AS 2011.

USS Missouri dibangun di General Dynamics Corporation di Groton, Connecticut.
General Dynamics Electric Boat bekerja sama dengan Northrop Grumman Shipbuilding, akan membangun 18 kapal selam kelas Virginia untu AL AS.

Naval-technology.com/@beritahankam

Sertijab Danyon Pertahanan Militer Lantamal VI

Komandan Pasmarinir I, Brigjen TNI Mar. I Wayan Mendra (tengah) melakukan salam komando dengan Komandan Marinir Lantamal VI Makassar yang baru, Mayor Mar. Nurhidayat (kanan) dan mantan komandan marinir Lantamal VI (lama), Mayor Mar. Arif Budiman (kiri) saat serah terima jabatan Komandan Marinir Lantamal VI Makassar, Kamis (3/12). Mayor Mar. Nurhidayat mengantikan Mayor Mar. Arif Budiman sebagai Komandan Marinir Lantamal VI Makassar. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ed/hp/09)

3 November 2009, Makassar -- Serah terima jabatan Komandan Batalyon Pertahanan Militer VI dilaksanakan dari pejabat lama Mayor Marinir Arif Budiman kepada Mayor Marinir Nur Hidayat, di Dermaga Layang Makodam Lantamal VI, Kamis 3 Desember pukul 08.00 Wita.

Arif mendapat tugas baru di Papanslog Asmar I Surabaya, sedangkan Nur Hidayat sebelumnya dari Komandan Sekolah Bintara Pusdikmar Surabaya. Srtijab tersebut dihadiri Komandan Lantamal VI Laksamana Pertama TNI Bambang Wahyuddin. Bertindak sebagai inspektur upacara Brigjen TNI (Mar) I Wayan Mendra.

Sejumlah pasukan marinir berjalan usai mengikuti upacara serah terima jabatan Komandan Marinir Lantamal VI Makassar, Kamis (3/12). Mayor Mar. Nurhidayat mengantikan Mayor Mar. Arif Budiman sebagai Komandan Marinir Lantamal VI Makassar. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ed/09)

Dalam amanatnya, Wayan menekankan perlunya membentengi semua prajurit keluarga besar Yonmarhanlan VI dengan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dia juga mengajak untuk mengupayakan inovasi, kreativitas yang cerdas untuk memelihara dan meningkatkan naluri tempur prajurit yang siap melaksanakan setiap tugas

Dua Kapal Perang Siap Amankan Presiden

Setelah Kodam VI Wirabuana dan Polda Sulsel menyatakan kesiapan melakukan pengamanan atas kedatangan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kini giliran Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) VI Makassar menyatakan hal yang sama.

Tidak tanggung-tanggung dua Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dengan kekuatan besar siap ditempatkan di titik kunjungan orang nomor satu tersebut.

Kesiapan dua KRI itu ditegaskan Komandan Lantamal VI Makassar, Laksamana Pertama TNI Bambang Wahyudin di Markas Lantamal VI, Rabu, 2 Desember. Bambang mengatakan, dua kapal tersebut akan disiagakan untuk menghindari segala kemungkinan terburuk saat kedatangan SBY.

Sayangnya, mantan Kepala Dinas Fasilitas Pangkalan TNI-AL itu tidak menyebut jenis KRI yang akan didatangkan untuk melakukan pengawalan itu. Bambang beralasan, penempatan kapal itu adalah bagian dari strategi pengamanan yang khusus dilakukan TNI AL.

"Dalam tugas militer segala kondisi pasti rawan. Hanya saja, eskalasi kerawanan di suatu tempat mempunyai tingkatan yang berbeda-beda," ujar Bambang.

Menurutnya, tugas dua KRI tersebut nantinya sebagai escape bagi presiden jika sewaktu-waktu terjadi kondisi yang tidak diinginkan saat peringatan Hari Nusantara digelar. Apalagi menurutnya, ia telah mendengar kabar yang beredar jika kedatangan SBY akan disambut oleh mahasiswa yang akan menduduki areal Pantai Losari.

Selain menurunkan dua KRI, TNI AL juga menurunkan sedikitnya 80 prajurit. Para prajurit ini akan bergabung dengan pengamanan TNI AD dan kepolisian.

Fajar

Kopaska - US Navy Berbagi Taktik

Komandan Satuan Pasukan Katak (Dansatpaska) Armada RI Kawasan Barat (Armabar), Kolonel Laut (T) Andy Kriswanto, memberikan ucapan selamat kepada satu personel US Navy Seal, seusai acara penutupan Latihan Bersama Flash Iron 10-01 JCET. Latihan bersama antara Kopaska TNI AL dan US Navy Seal ini berlangsung di Pantai Caligi Batu Menyan Lampung. (Foto: Dispenarmabar)

3 November 2009, Bandar Lampung -- Latihan bersama Komando Pasukan Katak (Kopaska) dengan pasukan elite Amerika Serikat, US Navy Seal, berakhir kemarin. Latihan bersama yang telah dilakukan sejak tahun 1980 ini dianggap sukses karena selama pelaksanaannya tidak ada korban.

Demikian diungkapkan Komandan Satuan Pasukan Katak Armada Barat (Dansatpaska Armabar) dengan Komandan Gugus Tugas Latihan Kolonel Laut Andy Kriswanto seusai upacara penutupan latihan di Pusat Latihan Tempur Caligi, Batumenyan, Padangcermin, Pesawaran, kemarin. "Seluruh rangkaian latihan berjalan baik dan lancar. Semua sukses," ujarnya senang.

Menurut Andy, rangkaian kegiatan tersebut meliputi teknik pengobatan sendiri, penggunaan senjata, pertempuran jarak dekat, gerakan di atas kapal, pemeriksaan dan penghentian kapal di laut, serta taktik tempur di laut, sungai, dan rawa. Termasuk pula peluncuran roket dan penguasaan kapal.

"Latihan kedua pasukan elite ini memiliki makna penting dan strategis. Yaitu untuk menjaga kedaulatan dan integritas NKRI dari bentuk gangguan dan ancaman potensial maupun faktual," tegasnya. Ke depan, latihan semacam ini terus dilakukan.

Sesuai isi amanat Panglima Armada Barat Laksamana Muda TNI Suparno yang dibacakan Danlanal Lampung Weddy Widya selaku inspektur upacara, kegiatan ini bertujuan mempertajam dan meningkatkan kemampuan individu maupun tim, menyamakan prosedur standar manuver di lapangan, serta mengembangkan teknik baru.

Untuk itu, para peserta latihan diharapkan dapat terus meningkatkan berbagai keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan teknik maupun taktik yang telah didapat selama latihan. "Kekurangan yang ditemukan dalam latihan ini juga agar segera diupayakan pemecahannya sehingga tidak terjadi lagi di masa mendatang," ujar Weddy.

Untuk diketahui, kegiatan penutupan ini juga ditandai penyerahan sertifikat dan cenderamata antara kedua pasukan. Pemberian cenderamata ini juga dilakukan kepada Danlanal, Kepala Adpel Panjang Hutasoit, dan pihak Pemkab Pesawaran.

Fajar

Panglima TNI Terima Panglima Armada Pasifik AS

3 Desember 2009, Jakarta -- Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso, menerima kunjungan kehormatan Panglima Armada Pasifik Amerika Serikat, Admiral Patrick M. Walsh, di ruang tamu Panglima TNI, Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Kamis (3/12).

Panglima TNI mengucapkan terima kasih atas perhatian dan menyambut baik kunjungan kehormatan yang telah dilakukan ke Indonesia.

Dalam kunjungan ke Indonesia yang merupakan perkenalan Panglima Armada Pasifik Amerika Serikat, Admiral Patrick M. Walsh kepada Panglima TNI ini, diharapkan dapat meningkatkan dan melanjutkan kerjasama di antara kedua belah pihak dalam bidang militer, khususnya pada Angkatan Laut yang sudah terbina selama ini dengan baik.

Panglima TNI didampingi oleh Kasum TNI, Laksamana Madya Y.Didik Heru Purnomo, Asintel Panglima TNI, Kapuspen TNI, Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen, Aspam Kasal, Pangarmabar, Waaspam Kasal.

Sedangkan Panglima Armada Pasifik AS didampingi oleh Col. Kevin E. Richards (U.S Defense Army Attache), Capt. Kevin Wilson (U.S. Naval Attache), Capt. Willliam Kearns (Executive Assistant), Mr. Yamamoto (Desk Officer) and Rear Adm. Nora Tyson (Commander Logistic Group).

Kasarmabar Terima Tamu AL China

Kepala Staf Komando Armada RI Kawasan Barat (Kasarmabar), Laksamana Pertama TNI Bambang Suwarto, mewakili Pangarmabar menerima kunjungan kehormatan delegasi Angkatan Laut China sebanyak 24 orang perwira yang dipimpin Real Admiral Yan Hong Zhi di Markas Komando Armabar, Jalan Gunung Sahari Raya No 67, Jakarta Pusat, Kamis (3/12).

Kunjungan ini dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan baik dan kerjasama antara kedua Angkatan Laut khususnya dengan Koarmabar.

Pada kunjungan ini juga dilaksanakan diskusi antar kedua Angkatan Laut yang dipimpin Kasarmabar dengan diakhiri saling tukar menukar cinderamata.

Hadir mendampingi Kasarmabar pada kunjungan tersebut segenap pejabat Teras Koarmabar.

Puspen/Dispenarmabar/POS KOTA

Hebat, 750 Tentara Jadi Guru

Marinir sedang berjaga di pos perbatasan. (Foto: kaltimpost)

4 Desember 2009, Medan -- Sebanyak 750 tentara yang bertugas di perbatasan Kalimantan Timur dengan Malaysia terpaksa diperbantukan menjadi guru karena tidak ada tenaga pengajar di 15 kecamatan yang merupakan daerah terisolir di provinsi tersebut.

"Di samping menjaga kedaulatan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) juga mengajar anak-anak karena kebanyakan penduduk di daerah terpencil tersebut pergi bekerja ke Malaysia," kata ketua Badan Pengelolaan kawasan perbatasan Kaltim, Adri Paton, kepada ANTARA di Medan, Kamis.

Paton datang ke Medan sebagai narasumber dalam seminar yang diselenggarakan Departemen Komunikasi dan Informatika RI Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BBPPKI) Medan.

Paton menjelaskan, kondisi masyarakat di kawasan perbatasan yang terisolir membuat mereka merasa lebih dekat dengan negara tetangga Malaysia dibandingkan negaranya sendiri.

Mereka lebih mudah mendapatkan fasilitas dan kebutuhan dari Malaysia, termasuk soal pendidikan dengan terpaksa belajar ke sekolah Malaysia karena fasilitas pendidikan tidak tersedia di daerahnya.

Bukan cuma itu, di kawasan perbatasan juga masyarakat hanya menikmati informasi dan berita dari media massa di negara tetangga sehingga mereka lebih mengenal Malaysia, ketimbang Indonesia.

"Kondisi seperti ini amat mengkhawatirkan karena bisa menggerus wawasan kebangsaan generasi muda di daerah perbatasan," katanya.

Dia menjelaskan, dari tiga kabupaten di provinisi itu, 15 kecamatan terletak berbatasan langsung dengan wilayah Malaysia dan 12 diantaranya adalah daerah tertinggal.

"Saat ini masyarakat masih merasa bangga mengaku sebagai Bangsa Indonesia, tapi jika kondisi yang ada saat ini dibiarkan terus berlangsung maka akan menimbulkan ancaman terjadinya perpecahan.

ANTARA News

Hawk 109/209 Tembakan Roket FFAR 2.75 Dalam Latihan PPRC


3 Desember 2009, Banten -- Di pagi buta dimana orang masih terlelap dengan tidurnya, satu flight pesawat Hawk 109/209 dari Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru yang terdiri dari tiga pesawat, menembakan roket-roket FFAR (Fin Folding Aerial Rocket) 2.75 inci, pada sasaran musuh di darat.

Penembakan tersebut dilakukan saat berlangsung Latihan PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) yang dilaksanakan oleh Pasukan Gabungan TNI AD, AL dan AU di wilayah Banten, Kamis (3/12).

Dalam latihan ini, selain empat pesawat tempur Hawk 109/209, TNI Angkatan Udara juga melibatkan tiga pesawat C-130 Hercules dengan menerjungkan pasukan dari personel Kostrad, satu C-130 BT (Air Refueling), satu F-27 Fokker sebagai Kodal, satu Cassa C-212 sebagai pesawat intai/foto serta satu NAS-332 sebagai pesawat SAR Tempur yang didukung oleh satu regu Paskhas.

Sejumlah personel Korps Marinir TNI-AL melakukan pendaratan pada latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di pantai Wisata Salira, Serang, Banten, Kamis (3/12). Latihan yang melibatkan tiga angkatan itu merupakan simulasi melakukan pemukulan terhadap lawan dalam waktu singkat. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

Beberapa personel Korps Marinir TNI-AL berada disamping perahu mereka setelah melakukan pendaratan khusus pada latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di pantai Lebak gede, Tanjung sekong, Banten, Kamis (3/12) dini hari. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

Beberapa personel Korps Marinir TNI-AL melakukan pengamanan jalur tank dan panser amfibi usai melakukan pendaratan.(Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

Sejumlah personel Korps Marinir TNI-AL keluar dari kendaraan tempur amfibi. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

Sejumlah personel Korps Marinir TNI-AL keluar dari kendaraan tempur amfibi.(Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

Dua personel Korps Marinir TNI-AL bersiap menembakan mortir usai melakukan pendaratan. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

Dua personel Korps Marinir TNI-AL bersiap melakukan penyergapan pada latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC). (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

Dispenau

TNI AU-Singapura Latihan Bersama


3 Desember 2009, Jakarta -- Sebagai bentuk kerjasama dan upaya untuk terus meningkatkan kemampuan operasi udara taktis, khususnya dalam pengamanan di wilayah perbatasan Indonesia dan Singapura.

TNI AU dan RSAF (Republic of Singapore Air Force) menggelar latihan udara bersama yang dikemas dengan sandi “Manyar Indopura III/2009.”

Bentuk latihan terdiri dari dua tahap, yaitu latihan posko dan manuver lapangan. Dari latihan ini, sasaran yang diperoleh selain mempererat persahabatan dan kerjasama antara TNI AU dan RSAF, juga untuk meningkatkan kemampuan bersama dalam perencanaan, persiapan dan pelaksanaan operasi udara taktis, baik taktik maupun teknik.

Bertindak sebagai Direktur latihan adalah Kepala Dinas Operasi (Kadisops) Lanud Pekanbaru Letkol Pnb Ir.Tedi Rizalihadi. Dalam Latihan ini melibatkan 4 buah pesawat Heli Colibri, masing-masing dari TNI AU mengerahkan 1 pesawat sementara RSAF mengerahkan 3 pesawat.

Dispenau/POS KOTA

Wednesday, December 2, 2009

AL Korsel Operasikan Kapal Selam Tipe 214 Ketiga

Kapal selam tipe 214 milik AL Korsel. (Foto: Koreatimes.kr)

2 November 2009 –- Angkatan Laut Korea Selatan mulai mengoperasikan kapal selam ketiga KSS-II Selasa (1/11), setelah 18 bulan menjalani uji pelayaran. Upacara peresmian pengoperasian diadakan di Naval Operations Command di Busan.

Kapal selam diesel ketiga tipe 214 berbobot 1800 ton dan panjang 65,3 meter, diberi nama Ahn Jung-Geun, dilengkapi dengan torpedo tercanggih dan rudal kepermukaan. Kapal selam ini mampu beroperasi selama 2 minggu pada kedalam hingga 400 meter. Mampu beroperasi hingga mencapai Guam.

Kapal selam pertama diberi nama Sohn Won-il sedangkan yang kedua Jeong Ji, keduanya sudah dioperasikan AL Korsel.

Kapal selam tipe 214.

Kapal selam tipe 214 ketiga AL Korsel Ahn Jung-Geun.

Kapal selam tipe 214 kedua AL Korsel Son Won-il.

Kapal selam dilengkapi dengan Air Independent Propulsion (AIP) dan diawaki 40 orang. Harga satu kapal selam sekitar 1 milyar dolar.

Kapal selam dibuat oleh Hyundai Heavy Industries dibawah kerjasama teknik dengan Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW).

AL Korsel akan membangun sebuah kapal selam komando dan 6 kapal selam tipe 214 hingga 2018 serta membangun kapal selam buatan dalam negeri berbobot 3000 ton setelah 2018.

Koreatimes/@beritahankam

TNI Minta Dukungan Anggaran

KRI Surabaya. (Foto: TNI AL)

2 November 2009, Jakarta -- Masalah bahan bakar minyaK tak hanya dihadapi oleh skala rumah tangga. TNI pun mengalami hal serupa. Tak cukup anggaran, utang pun membludak. Pertamina beberapa waktu lalu menyatakan bahwa utang alat pertahanan negara ini mencapai Rp7,1 triliun.

Atas hal ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa pemerintah akan berusaha untuk mencari jalan terbaik agar utang ini tak menjadi beban Dephan/TNI. Syaratnya, mereka harus membuat perhitungan kebutuhan BBM yang bisa diprediksi sehingga anggaran menjadi rasional.

Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso kemudian menjawab bahwa mereka telah membuat perhitungan kebutuhan BBM tersebut. Namun, ia meminta agar urusan BBM ini sepenuhnya diberikan perhatian karena mereka juga bertugas mendukung departemen yang ada jika diminta.

"Perlu diketahui, departemen itu di dalam pelaksanaan tugasnya apabila butuh kapal, misalnya, juga meminta bantuan TNI. Seperti baru-baru ini, permintaan pengedropan logistik di Wamena karena di sana kekurangan logistik. Baru-baru ini, juga ada permintaan Dephub untuk survei wilayah perbatasan Timor Leste. Tahun 2007, MenLH memindahkan harimau saja meminjam kapal kepada kami. Belum lagi bencana alam, bantuan ke luar negeri, itu memakai alat transportasi TNI dan tentunya memakai bahan bakar," jelasnya di Jakarta, Rabu (2/12).

Penjelasan lebih detil tentang kebutuhan BBM ini dijawab oleh Asisten Logistik Panglima TNI Mayjen Abdul Ghofur. Ia menyatakan bahwa persoalan mendasar adalah dukungan anggaran yang tidak penuh dari pemerintah terhadap kebutuhan BBM serta pengenaan harga keekonomian bagi TNI.

"Kami sudah mendesak kebutuhan setahun dipenuhi. Tapi, ternyata yang dipenuhi hanya sekitar 40% dari total kebutuhan, baik rutin maupun operasi. Contohnya, kebutuhan Rp3,6 triliun, tapi didukung Depkeu hanya Rp1,3 triliun. Itu BBM saja," jelasnya.

MEDIA INDONESIA

Uji Siap Tempur Kompi Yonif 621/Manuntung


2 Desember 2009, Banjarmasin -- Bertempat di Kompi senapan C Batalyon Infanteri 621/Mtg pada hari Selasa (01/12) Danrem 101/Ant Kolonel Heros Paduppai membuka latihan UST (Uji Siap Tempur) dalam sambutannya mengatakan bahwa UST tingkat Kompi Satuan Infanteri Yonif 621/Manuntung yang kita laksanakan kali ini adalah merupakan kelanjutan UST Regu dan UST Peleton yang telah dilaksanakan pada progja Triwulan yang lalu.

UST ini adalah merupakan wahana untuk mengevaluasi materi dan metode latihan yang telah di laksanakan sebelumnya dan merupakan bahan penyempurnaan dalam perencanaan latihan di tahun-tahun yang akan datang, untuk itu kepada segenap peserta latihan UST tingkat Kompi Satuan Infateri saya harapkan agar bersungguh-sungguh serta serius dalam melaksanakannya. perhatikan pokok-pokok penyelenggaraannya agar dapat berjalan dengan lancar, tertib dan aman serta dapat mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan.

Pelaksanaan UST tingkat Kompi kali ini dilaksanakan selama tiga hari dengan materi, Operasi Lawan Gerilya, sebagai bagian dari OMSP yaitu materi Penyergapan, Penghadangan, Lawan Penghadangan dan Pungsihpung serta Pengamanan Daerah. Untuk itu siapkan mental dan fisik kalian untuk menghadapi latihan UST kali ini, pahami serta hayati apa yang anda lakukan agar latihan ini bermanfaat bagi peningkatan profesionalitas keprajuritan.

UST kali ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bertempur satuan serta menguji kemampuan perorangan dalam jabatannya ditinjau dari aspek taktik dan tehnik tempur serta kerja sama / kekompakan satuan untuk melaksanakan tugas tempur dalam rangka Operasi Lawan Insurjensi / Gerilya.

Kepada seluruh peserta latihan UST tingkat Kompi Satuan Infanteri Yonif 621/Manuntung, saya ucapkan selamat berlatih dan selamat mengikuti rangkaian kegiatan UST kali ini, semoga latihan kali ini dapat membawa perubahan menuju perbaikan dalam rangka pencapaian tugas pokok TNI AD umumnya dan pembinaan Satuan Yonif 621/Manuntung pada khususnya.

Penrem 101/Ant

India dan Rusia Negosiasikan Kembali Harga Gorskov

Kapal induk Admiral Gorshkov. (Foto: RIA Novosti)

2 Desember 2009 -- Menteri Pertahanan India A.K. Antony mengatakan pada Parlemen India Senin (30/11), Rusia telah menyerahkan jadwal yang sudah diperbaharui yang mengindikasikan penundaan dan kenaikan harga untuk perbaikan dan mempersenjatai kembali kapal induk Admiral Gorshkov, tetapi belum diperoleh sebuah kesepakatan antara India dan Rusia.

Pemerintah India telah menyetujui dilakukan negosiasi untuk memperoleh kontrak final untuk perbaikan dan melengkapi kembali kapal induk tersebut. Harga akhir diketahui setelah negosiasi selesai dilakukan.

Sebuah sumber di Angkatan Laut India pada September lalu, mengatakan sebuah penyelesaian telah dicapai.

AL India mendapatkan kapal induk Admiral Gorshkov dari Rusia secara percuma tetapi India harus membayar biaya perbaikan. Berdasarkan kontrak 2004, India akan membayar 1,5 milyar dolar untuk pembelian 16 jet tempur MiG-29K yang akan ditempatkan di kapal induk serta sekitar 700 juta dolar untuk perbaikan kapal induk.

Awal 2009, Moskow meminta kenaikan biaya perbaikan hingga menjadi 1,6 milyar dolar dimana AL India menolak permintaan tersebut.

Ketidakpastian kesepakatan harga perbaikan mengakibatkan tertundanya pengiriman kapal induk ke AL India. AL India terancam tidak memiliki kapal induk, INS Viraat (eks HMS Hermes) satu-satunya kapal induk di AL India telah berusia 50 tahun dan dijadwalkan dipensiunkan sekitar 2011 – 2012.

Saat ini India sedang membangun kapal induk di galangan kapal dalam negeri.

Defense News
/@beritahankam

Reformasi TNI Sangat Kompleks

(Foto: tnial.mil.id)

2 Desember 2009, Jakarta -- Reformasi Tentara Nasional Indonesia merupakan hal yang sangat kompleks. Oleh karena itu, selain membutuhkan waktu, proses ini juga membutuhkan keputusan politik yang jelas.

”Reformasi tidak mungkin sekaligus selesai. Reformasi berhubungan dengan kesejahteraan prajurit. Sementara kesejahteraan prajurit berhubungan dengan disiplin dan daya juang,” kata Wiranto, mantan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), Selasa (1/12), sebelum diskusi ”Indonesia Politics and Legal Issues” di Ary Suta Center.

Wiranto menilai reformasi TNI memang belum selesai. Namun, menurut dia, reformasi itu sudah berjalan pada jalur yang benar. Salah satu parameter tengah berjalannya reformasi tersebut adalah banyak posisi di pemerintahan yang dulu mutlak dipegang oleh TNI kini dipegang oleh sipil. Demikian juga dengan peran sosial dan politik, menurut Wiranto saat ini TNI sama sekali sudah tidak campur tangan. ”TNI berfokus pada fungsi pertahanannya,” kata Wiranto.

Kepala Pusat Penerangan TNI Marsda TNI Sagom Tamboen dalam e-mail-nya kepada Kompas mengomentari berita ”Reformasi TNI Belum Selesai”, Selasa (1/12), mengatakan, pasal dalam UU Nomor 34/2004 tentang TNI memang belum bisa dioperasionalkan karena memerlukan penjabaran atau aturan pelaksanaan.

Mengenai rencana penambahan kodam di Papua, Sagom menyatakan, hal itu baru merupakan wacana yang akan didahului dengan kajian secara bertingkat, mulai dari Mabes TNI AD serta Mabes TNI/Dephan RI. Sementara itu, rencana penambahan kodam di Kalimantan sudah dibahas dengan DPR sejak periode 2004-2009 hingga DPR 2009-2014. ”TNI tidak mungkin menambah kodam tanpa persetujuan rakyat melalui wakilnya di DPR,” kata Sagom.

Sagom juga membantah pernyataan Agus Widjojo bahwa TNI hanya menangani isu pertahanan yang berhubungan dengan ancaman militer dari luar negeri.

Menurut Sagom, hal ini bertentangan dengan konstitusi. Menurut dia, undang-undang jelas mengamanatkan bahwa TNI sebagai alat pertahanan negara berfungsi untuk menangkal dan menindak setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri yang dilakukan melalui operasi militer untuk perang dan operasi militer selain perang.

Saat dihubungi Kompas, Agus Widjojo menekankan, TNI berfungsi untuk menangkal dan menindak ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri, tetapi ada prosedur yang harus diikuti, seperti keputusan politik atau pernyataan darurat militer.

KOMPAS

AU India Hentikan Penerbangan Sukhoi


2 November 2009 -- Angkatan Udara India menghentikan penerbangan 100 jet tempur Sukhoi SU-30 MKI Flanker-H setelah insiden jatuhnya satu Sukhoi di Jaisalmer, Rajasthan , Senin (1/12).


Juru bicara AU India mengatakan penghentian penerbangan prosedur normal hingga diketahui penyebab jatuhnya.

Insiden jatuhnya Sukhoi AU India untuk kedua kalinya pada tahun ini. Sebelumnya April kemarin, Sukhoi jatuh di bagian Barat India menewaskan ko-pilot.

RIA Novosti/@beritahankam

1.136 Personel TNI Kembali Dari Lebanon

Panglima TNI Jenderal TNI Doko Santoso (kiri) menyalami sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas TNI Kontingen Garuda (Konga) misi PBB UIFIL di Libanon setibanya di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Rabu (2/12). Pasukan yang telah bertugas selama setahun itu terdiri dari Satgas Mekanis Konga 23C, Satgas Military Police Unit Konga 25A, Satgas Force Head Quarter Supporting Unit Konga 26A. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

2 Desember 2009, Jakarta -- Sebanyak 1.136 personel TNI kembali ke Tanah Air setelah menjalani misi perdamaian PBB di Lebanon Selatan dalam payung UNIFIL selama satu tahun.

Personel TNI itu disambut kedatangannya dengan sebuah upacara militer yang dipimpin langsung Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso di Mabes TNI, Jakarta, Rabu.

Para prajurit itu terdiri atas Kontingen Garuda XXIII-C sebanyak 850 orang, Kontingen Garuda XXV-A sebanyak 75 orang, Kontingen Garida XXVI-A yang berjumlah 200 orang dan staf UNIFIL sebanyak sebelas orang.

Panglima TNI pada kesempatan itu menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh prajurit yang telah mengemban tugas dalam misi perdamaian PBB dengan penuh dedikasi dan loyalitas tinggi.

Setelah bertugas selama 13 bulan di Libanon, pasukan perdamaian yang tergabung dalam Satgas Kontingen Garuda kembali ke tanah air. (Foto: detikFoto/Ramadhian Fadillah)

Satgas TNI Kontingen Garuda tersebut terdiri dari Satgas Konga XXIII-C, Satgas POM TNI Konga XXV-A dan Satgas FHQSU Konga XXVI-A. (Foto: detikFoto/Ramadhian Fadillah)

Sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas TNI Kontingen Garuda (Konga) misi PBB UIFIL di Libanon meneriakan yel-yel setibanya di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

"Saya ucapkan selamat datang, dan selamat bergabung kembali dengan satuan induk masing-masing. Terima kasih yang tulus dan penghargaan yang tinggi atas dedikasi dan loyalitas yang kalian tunjukkan selama menjalankan misi tersebut," kata Djoko.

"Keikutsertaan TNI dalam penugasan misi perdamaian PBB merupakan bentuk penghargaan dan penghormatan internasional yang tinggi tidak saja kepada TNI tetapi juga bangsa dan negara Indonesia.

Karena itu, lanjutnya, sudah seharusnya penghargaan, penghormatan dan kepercayaan itu ditindaklanjuti dengan melaksanakan tugas dan amanah dengan dedikasi, loyalitas dan profesionalitas tinggi.

Djoko mengatakan, keikutsertaan TNI dalam setiap misi perdamaian PBB merupakan bentuk komitmen Indonesia dalam menjalankan amanat UUD 1945 untuk mewujudkan perdamaian dunia dalam kerangka politik luar negeri bebas aktif.

"Keikutsertaan TNI juga dilandasi UU No34/2004 tentang TNI dan UU No3/2002 tentang Pertahanan Negara," katanya.

Panglima TNI menyatakan tugas menjaga perdamaian dunia adalah luhur dan mulia, sekaligus membanggakan, karena tidak saja mengangkat citra TNI tetapi juga citra bangsa dan negara Indonesia.

ANTARA News

Kedatangan Tiga Sukhoi dari Rusia Tertunda


2 Desember 2009, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Madya TNI Imam Sufaat mengungkapkan bahwa kedatangan tiga pesawat jet tempur Sukhoi dari Rusia, tertunda dari jadwal semula Desember 2009 dan Januari 2010 menjadi Oktober 2010.

"Tertundanya kedatangan tiga Sukhoi tersebut dikarenakan masalah administrasi," katanya ketika dikonfirmasi ANTARA usai menghadiri upacara penyambutan 1.136 personel TNI dari Lebanon di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, tiga Sukhoi yang dipesan TNI AU itu adalah jenis SU-27SKM. "Tetapi kami berharap sebelum Oktober 2010, ketiga pesawat sudah dapat tiba di Indonesia," ujar Kasau menambahkan.

Imam menekankan, kesiapan tiga pesawat Sukhoi jenis SU-27SKM itu tidak ada masalah dan siap diterbangkan ke Indonesia.

"Namun, ada sisi administrasi yang harus disesuaikan lagi. Kalau pesawatnya sih sudah siap," ujarnya.

Pada sejak 2003 Indonesia telah memiliki tujuh pesawat tempur Sukhoi yang diadakan dari Rusia. Pada 2003 Indonesia membeli empat Sukhoi jenis SU-30MK dan SU-27SK, masing-masing dua unit.

Indonesia kemudian membeli enam pesawat Sukhoi lagi pada 2007 setelah perusahaan Rusia penghasil pesawat tempur Sukhoi pada 21 Agustus 2007 mengumumkan penjualan enam pesawat tempur tersebut kepada Indonesia senilai sekitar 300 juta dollar AS atau senilai Rp 2,85 triliun.

Enam pesawat Sukhoi yang dibeli itu terdiri atas tiga Sukhoi SU-30MK2 dan tiga jenis SU-27SKM. Tiga jenis Sukhoi SU-30MK2 telah tiba pada Desember 2008 dan Januari 2009.

"Tiga lagi, ya kita harapkan tiba sebelum Oktober 2010. Tidak ada lagi penundaan karena tiga pesawat Sukhoi itu sangat memadai untuk mendukung pertahanan udara nasional," demikian Kasau.

ANTARA News

Sertijab Danyon Marhanlan VIII


1 Desember 2009, Bitung -- Komandan Pasukan Marinir (Pasmar) I Brigjen TNI (Mar) I Wayan Mendra (kanan) menyerahkan petaka Marinir kepada Komandan Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Danyon Marhanlan) VIII yang baru Letkol (Mar) Teguh Widodo saat serah terima jabatan di Bitung, Sulawesi Utara, Selasa (1/12). Letkol (Mar) Teguh Widodo menggantikan Letkol (Mar) Budi Santoso yang selanjutnya akan menjabat komandan Detasmen Markas Akademi Angkatan Laut (AAL). (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ss/nz/09)

Menkeu Pertimbangkan Kaji Ulang Mekanisme Kredit Ekspor

IFV BMP-3 untuk marinir yang dibeli dengan fasilitas KE dari Rusia.

1 Desember 2009, Jakarta -- Kredit ekspor atau disingkat KE, menjadi opsi favorit dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan. Namun, ada kerugian tersembunyi dalam pengadaan yang menggunakan KE ini. Yakni, jangka waktunya relatif pendek mengakibatkan bunga yang harus dibayar relatif tinggi. Atas hal ini, Menkeu Sri Mulyani akan mengkaji ulang penggunaan KE tersebut.

"Lihat dari masa lalu, yang menawarkan alutsista pada saat yang sama mereka juga tawarkan kreditornya. Kalau diturunkan harga alutsista, financing-nya dimahalkan. Saya tidak tahu apakah untuk menciptakan check balance atau apa. Namun, saya sudah evaluasi dari sisi pembiayaan. Ini harus direview keseluruhan," kata Menkeu saat menyampaikan keynote speech-nya dalam seminar Revitalisasi Industri Pertahanan di Jakarta, Selasa (1/12).

Ia kemudian membandingkannya dengan mekanisme pembiayaan menggunakan international bond. Dibandingkan dengan KE yang rata-rata pembiayaannya tidak lebih dari lima tahun, pengeluaran global bond lebih menjanjikan. Misalnya, dengan mengeluarkan bond senilai US$1 miliar, waktunya bisa hingga sepuluh tahun dan suku bunganya bisa lebih rendah. Itu, tukasnya, sangat bisa digunakan untuk pengadaan.

"Saya memikirkan ini meski untuk pembelian alutsista, restriksinya cukup banyak. Tapi, tak menutup kemungkinan bagi kami sehingga nanti bisa lebih efisien dalam pembiayaan. Dan ini berkaitan dengan rencana pengadaan alutsista dari dalam negeri," jelasnya.

Ia juga menyoroti soal realisasi anggaran yang berasal dari KE yang tidak bisa cepat. Pasalnya, ada aturan bahwa pengeluaran anggaran tersebut memerlukan persetujuan dari DPR yang waktunya bisa memakan waktu bertahun-tahun. Ia menyadari hal tersebut akhirnya berimbas pada pembelian teknologi yang sudah ketinggalan zaman.

"DPR punya bintang anggaran. Kalau memang belum diapproval, kami belum bisa memberikan karena hak budget ada di DPR. Yang bisa saya himbau, agar Menhan bisa bicara dengan dewan agar periode persetujuan tidak terlalu lama. Sangat mungkin antara dewan dan departemen terkait untuk membuat persetujuan sehingga periodenya lebih singkat," tandasnya.

Ia juga berjanji akan bertindak cepat dan lebih pasti agar periode perencanaan, penganggaran dan realisasi tidak terlalu lama. Ia juga menyatakan akan menindak bawahannya yang memperlambat realisasi anggaran tersebut jika memang ada laporan dari user atau departemen bersangkutan.

"Saya siap kalau seandainya anak buah saya ada yang dianggap tidak cepat, terampil dalam memproses atau bahkan membuat alasan yang tidak jelas tolong diberitahu, supaya saya bisa kontrol disiplin anak buah kami," janjinya.

Dephan-TNI harus Miliki Rencana Matang Soal Alutsista

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Departemen Pertahanan dan TNI harus memiliki perencanaan matang dan berkesinambungan dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista), sehingga pendanaannya juga dapat dialokasikan secara tepat.

Dalam Seminar Nasional Revitalisasi Industri Pertahanan Nasional di Jakarta, Selasa (1/12) Sri Mulyani meyakinkan Depkeu mendukung sepenuhnya keputusan politik pemerintah untuk menaikkan anggaran pertahanan, antara lain untuk pengadaan alutsista.

"Namun, pengajuan pengadaan alat utama sistem senjata itu harus terencana dan berkesinambungan. Jadi, jangan sampai pada tahun anggaran tertentu sudah diajukan, namun pada tahun anggaran berikutnya, tidak dicantumkan lagi, karena terlewat atau tidak diketahui oleh pejabat baru di Dephan atau TNI," katanya.

Tidak terencana dan tidak berkesinambungannya perencanaan pengadaan alutsista, lanjut dia, menyulitkan Departemen Keuangan untuk mengalokasikan anggarannya seolah-olah enggan mengeluarkan anggaran untuk persenjataan. "Padahal bukan itu, terkadang perencanaannya tidak matang. Tahun anggaran sebelumnya diajukan, tahun anggaran berikutnya terlewat. Ketika benar-benar dibutuhkan, langsung disodorkan lagi ke Depkeu yang tidak lagi mencatat pengajuan barang itu karena terlewat oleh mereka," tutur Sri Mulyani.

Jadi, tambah Menkeu, jika alat persenjataan yang dibutuhkan memang sangat jitu mendukung tugas pokok TNI menjaga kedaulatan dan keutuhan negara, pihaknya akan mendukung. "Silakan saja, asal terencana dan berkesinambungan. Industri pertahanan kita juga membutuhkan pemesanan dalam jumlah banyak untuk jangka panjang, guna lebih eksis lagi. Jadi, harus benar-benar matang apalagi pembiayaan bagi alat utama sistem senjata menggunakan sistem 'multiyears' atau tahun jamak," katanya.

Menanggapi itu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pihaknya bersama TNI akan melakukan pembenahan ke dalam menyangkut masalah itu. "TNI sudah memiliki rencana strategis lima tahunan, bahkan untuk memenuhi kekuatan pokok minimum ke depan, kita satukan tiga renstra (rencana strategis) lima tahunan agar dapat diketahui peta kebutuhan alat utama sistem senjata yang diperlukan dan apa saja yang bisa diproduksi di dalam negeri," katanya.

Purnomo mengakui Dephan dan TNI masih harus berbenah diri agar lebih konsisten dalam pengajuan pengadaan alat utama sistem senjata. Pada Tahun Anggaran 2009 Departemen Pertahanan dan TNI mendapat anggaran sebesar Rp33,6 triliun. Hingga September 2009, Dephan.TNI mendapat tambahan anggaran dari Anggaran 999 (Bendahara Umum Negara) sebesar Rp899,27 miliar. Sedangkan pada 2010 Dephan dan TNI mendapat alokasi anggaran sebesar Rp42,3 triliun.

MEDIA INDONESIA

2010, Perairan Bengkulu Jadi Tempat Latihan TNI-AL


30 November 2009, Bengkulu -- Perairan Bengkulu pada 2010 dijadwalkan akan dijadikan tempat latihan penyelamatan dan perang bagi TNI-AL sehingga dibutuhkan peralatan pendukung kegiatan tersebut. "Peralatan pendukung dibutuhkan itu selain sarana armada juga sebuah ambulance untuk mengangkut korban kecelekaan di laut," kata Komandan Pangkalan TNI-AL (Danlanal) Bengkulu Letkol Laut (P) Sukrisno.

Ambulance itu, katanya, bisa dugunakan saat latihan dan setelah itu bisa digunakan bagi korban kecelakaan laut seperti nelayan terseret ombak besar. Walaupun sudah mempunyai tim penyelamatan di laut, tetapi Markas Komando Stasiun Angkatan Laut Bengkulu masih membutuhkan ambulance. Peralatan tersebut amat dibutuhkan sebab saat ini sering terjadi kecelakaan laut. "Bila tim kita melakukan pertolongan selama ini selalu menghubungi instansi lain yang mempunyai ambulance, sehingga menunggu beberapa saat padahal korban dalam keadaan kritis harus segera di bawa ke rumah sakit," katanya.

Beberapa waktu lalu di periaran Bengkulu ada empat nelayan terkena musibah di laut akibat gelombang besar cukup tinggi. Namun tidak bisa melakukan tindakan darurat karena minimnya perlatan yang dimiliki. Gelombang besar itu juga menewaskan seekor ikan lumba-lumba besar yang tergolong lincah yang terdampar di pantai Pasar Bengkulu.

Ia menjelaskan, Lanal Bengkulu memiliki beberapa pos pembantu antara lain pos keamanan di Kabupaten Kaur, Manna (Kabupaten Bengkulu Selatan), Tais (Seluma), Enggano dan Ipuh (Bengkulu Utara) serta pangkalan di Kabupaten Mukomuko. Masing-masing pos ditempati enam hingga 10 orang petugas dan satu spead boat.

Sedangkan di Mako Lanal Bengkulu disiapkan dua kapal patroli, setiap saat bisa dipergunakan untuk pertolongan darurat. Kapal tersebut bisa langsung beroperasi kapan saja tergantung kebutuhan mendadak.

Ia mengimbau para nelayan yang berada di perairan Bengkulu agar berhati-hati melaut dan mewaspadai ancaman gelombang besar, tetapi imbauan tersebut jarang digubris. Walaupun begitu ia memaklumi sebab bila tidak melaut para nelayan pun tak mendapat nafkah bagi keluarganya, katanya.

tvOne

Menkeu Kritisi Pemesanan Produk Alutsista Dalam Negeri


1 Desember 2009, Jakarta -- Beberapa waktu lalu, BUMN Industri Strategis mengeluhkan ketidakkonsistenan TNI dalam pemesanan produk buatan mereka. Padahal, mereka sudah dianggarkan untuk diadakan selama beberapa tahun dengan mekanisme pengadaan tahun jamak (multiyears). Atas hal itu, Menkeu Sri Mulyani mencoba menganalisa dan mengkritisinya.

"Keluhannya kan tadi order tidak kontinu, berarti bukan saya, tapi Dephan. Tapi, nanti kan dibilang saya tidak kontinyu karena anggaran tidak kontinyu, nanti salah-salahan terus. Jadi, kita perlu duduk sama-sama yang mana yang akan dialokasikan secara strategis untuk kita alokasikan ke industri strategis, mana yang belum bisa diproduksi BUMN Industri Strategis," ujar Sri Mulyani dalam sambutan seminar Revitalisasi Industri Pertahanan di Jakarta, Selasa (1/12).

Ia juga menyoroti ketidakkonsistenan pengadaan itu akibat perencanaan yang tidak rapi. Misalnya, jika terjadi pergantian pejabat di lingkungan tersebut. Akibat perencanaan tak simultan, yang semestinya dimasukkan kembali dalam perencanaan anggaran, luput dimasukkan. Hal itu berimbas pada pelimpahan pengadaan dalam pengadaan ad hoc.

"Selama multiyears, Dephan akan selalu melakukan konfirmasi. Tapi, ketika diganti pejabat baru, itu lupa dianggarkan dan kemudia melapor ke saya setelah itu lewat," tukasnya.

Untuk mendukung revitalisasi industri itu, ia juga berjanji akan terus memperbaiki produk-produk kebijakan agar keluarnya lebih cepat. Untuk tahun 2010, ia telah mencatat ada 20 kegiatan yang nilainya Rp800 miliar dan direncanakan menggunakan pembiayaan dalam negeri dari perbankan nasional.

"Mereka hanya bridging saja, tapi industri perlu uang dimuka yang harus dia impor atau produksi, dia butuh pendanaan dari perbankan nasional," jelasnya.

Terkait hal itu, ia berjanji akan mengevaluasi proses penjaminan untuk BUMN terkait. Pasalnya, BUMNIS seringkali harus meminta comfort letter agar bisa meyakinkan pengucur dana. Namun, ia juga meminta agar BUMN bersangkutan disehatkan karena seringkali order yang masuk malah digunakan untuk membayar utang masa lalu, bukan untuk peningkatan perusahaan ke depan.

"Kalau memang itu jadi bottle neck, kita akan evaluasi. Tapi, kalau bukan masalah comfort letter karena industri strategis karena banyak utang masa lalu yang belum selesai, manajemen BUMN itu harus disehatkan sehingga ketika terima order itu tidak hanya untuk tutup bolong masa lalu. The problem is not uncertainty financing, tapi kesehatan BUMN itu sendiri," tukasnya.

MEDIA INDONESIA

Dephan Akan Borong 96 Kapal Patroli Untuk TNI AL

KRI Tarihu-829 kapal patroli tipe PC-40 memiliki panjang 40 m, lebar 7,3 m, dilengkapi dengan persenjataan meriam kaliber 20 mm dan 12,7 mm, mampu menempuh kecepatan 25 knot dibuat oleh Fasharkan Mentigi, Tanjung Uban. KRI Tarihu-829 terbuat dari bahan glass fiber reinforced plastic (GFRP). (Foto: Dispenal)

1 Desember 2009 -- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Departemen Pertahanan sedang merencanakan meningkatkan jumlah kapal patroli TNI AL dengan membeli 96 kapal tambahan. TNI AL memerlukan kapal-kapal patroli ini untuk meningkatkan keamanan perbatasan dan mencegah pencurian ikan dan perompakan di perairan Indonesia.

Menurut rencana pengembangan armada tahun 2005, TNI AL telah membuat 23 kapal patroli tipe PC-40 yang dibangun oleh Fasharkan. Kapal dengan panjang 40 meter dipersenjatai sepucuk kanon 20 mm dan dua pucuk senapan mesin 12,7 mm, dapat melaju hingga 20 knot (37km/jam). Kapal patroli ini dibuat untuk patroli keamanan maritime seperti anti perompakan, pencegahan pencurian ikan dan operasi pertahanan perbatasan.

Tetapi, rencana tersebut membutuhkan dukungan parlemen dengan menyetujui pengajuan anggaran Rp 6 triliun yang diajukan Dephan untuk pembelian kapal patroli. Anggaran sebesar ini diajukan oleh Menhan Purnomo Yusgiantoro saat rapat kerja dengan anggota DPR Komisi I.

Juru bicara TNI AL Laksama Pertama Iskandar Sitompul mengatakan ke harian nasional Indonesia telah mampu membuat kapal di galangan kapal dalam negeri PT. PAL Indonesia di Surabaya. Laksma Iskandar mengatakan juga diperlukan sedikitnya 120 kapal patroli, satu unitnya seharga Rp 40 milyar, dibutuhkan untuk memperkuat keamanan perbatasan. Pernyataan Laksma Iskandar sejalan dengan Dirjen P2SDKP (Dirjen Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan) Dr Ir Aji Sularso MMA yang mengatakan bulan lalu kebutuhan penambahan kapal patroli sangat mendesak.

Pencurian ikan merupakan masalah utama di Indonesia. Menurut para ahli, negara di Asia Tengara kehilangan sedikitnya 50 persen dari total pendapatan disebabkan kegiatan pencurian ikan, pertahun mencapai hingga 2 milyar dolar. Kegiatan pencurian ikan tidak terawasi seperti di Pantai Timur Sumatera Utara, dan perairan Maluku Utara dan Kalimantan Barat.

Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso mengatakan Indonesia memerlukan kapal-kapal untuk meningkatkan pertahanan di wilayah perbatasan. Kapal-kapal tersebut akan ditempatkan di sepanjang Selat Malaka yang memisahkan Indonesia dan Semenanjung Malaysia, Laut Sulawesi yang menjadi perbatasan wilayah kedaulatan Indonesia dan Philippina. Terutama Selat Malaka yang terkenal sebagai salah satu kawasan terpanas di dunia karena maraknya aksi perompakan, terutama pada akhir tahun 1990-an dan selama tahun pertama abad 21. Setelah dilakukan patroli gabungan AL Indonesia, Malaysia dan Singapura dapat menekan jumlah serangan perompak.

Jenderal Djoko Santoso mengatakan masalah utama perbatasan adalah blok Ambalat seluar 15.235 kilometer persegi di Selat Makassar dekat perbatasan darat antara Sabah di Malaysia dan Kalimatan Timur di Indonesia, dimana perselisihan perbatasan dimulai sejak tahun 1969. Ditambahkannya Malaysia kerap kali melanggar batas territorial Indonesia karena alutsista lemah.

Anggaran pertahanan Indonesia naik dari Rp 33,6 trilyun pada 2009 menjadi Rp 42,3 trilyun pada 2010.

Defro/@beritahankam

Tuesday, December 1, 2009

Rusia Ambisi Kuasai Pasar Senjata Kawasan Asia-Pasifik

Model kapal patroli kelas Mirage (Tipe 14310).

1 Desember 2009 -- Rusia merencanakan meningkatkan posisinya sebagai pemasok senjata utama di kawasan Asia-Pasifik dengan mencari pelanggan baru di pameran senjata Langkawi International Maritime and Aerospace (LIMA) 2009 digelar di Mahsuri International Exhibition Center, Malaysia yang berlangsung 2 – 5 Desember 2009.

Wakil Direktur Utama Rosoboronexport Viktor Komardin yang menjadi kepala delegasi Rusia pada pameran ini, berharap LIMA 2009 akan menandai sebuah langkah baru dalam pengembangan kerja masa militer – teknis antara Rusia dan negara-negara di kawasan Asia-Pasifik

Kapal rudal Molniya.

Kapal patroli Mangust.

Rusia menampilkan jet tempur Su-35 Flanker-E and MiG-35 Fulcrum-F multirole, jet latihYak-130 serta berbagai model helikopter Mi dan Ka.

Sejak pertengahan tahun 1990-an, Rusia telah menjual 12 jet tempur Su-27 dan 12 Su-30MK ke Vietnam, Indonesia 5 Su-27 dan 5 Su-30MK dan Malaysia 18 Su-30MKM.

Sistem pertahanan udara yang ditampilkan Tor-M2E,Buk M2E dan Pantsir-S1.

Serta ditampilkan juga kapal permukaan berukuran kecil dan sedang yang sangat diminati di Asia Tenggara, termasuk kapal patroli Mirage dan Mangust, kapal rudal Molniya, kapal selam diesel Amu-1650 dan kapal selam kompak Piranha.

RIA Novosti/@beritahankam

TNI AL Musnahkan 210 Pucuk Senjata Tak Layak


1 November 2009, Jakarta -- Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul, SE mengatakan, sebanyak 210 pucuk senjata inventaris TNI AL dari berbagai jenis, Senin (30/11), di Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, dimusnahkan.

“Pemusnahan senjata tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Persenjataan dan Elektronika Angkatan Laut (Kadissenlekal) Laksamana Pertama TNI Tri Santosa dan disaksikan oleh Athan Jerman Colonel (GS) Harmut Stefanski serta Perwakilan Pemerintah Jerman Hans Joere Brunner”, ujar Kadispenal.

Senjata-senjata produksi Jerman yang dimusnahkan dan akan diremajakan, lanjut Kadispenal menjelaskan, terdiri dari 90 pucuk M 16 Assault Rifle kaliber 5,56 mm, 50 pucuk AK 47 Assault Rifle kaliber 7,62 mm, 50 pucuk Pistol FN Browning HP M 46 kaliber 9 mm dan 20 pucuk Pistol Sig Sauer kaliber 9 mm.

Sementara Kadissenlekal Laksma TNI Tri Santosa dalam sambutannya pada pemusnahan 210 senjata TNI AL tersebut menegaskan, bahwa berbagai permasalahan yang terkait dengen perencanaan, pengadaan, pendistribusian serta pemeliharaan sampai pada tahap pemusnahan senjata, merupakan tugas dan tanggung jawab Dissenlekal.

Selain itu, dengan adanya beberapa jenis senjata yang tidak layak pakai, maka pemusnahan ini dilaksanakan untuk mengurangi beban tanggung jawab dan resiko yang ditimbulkan, baik secara administrasi maupun anggaran, disamping juga untuk mewujudkan rencana program pengadaan senjata yang lebih modern.

“Sebagai penggantinya untuk peremajaan, pada tahun anggaran 2008 TNI AL telah melaksanakan pengadaan senjata produk Jerman yaitu MP 5 dan HK 416, yang diharapkan dapat mewujudkan kesiapan tempur dan profesionalisme prajurit TNI AL”, katanya.

Dispenal

Skadron Udara Latihan Bido Jelajah

Pesawat tempur Hawk 100/200 TNI AU. (Foto : Pentak Iwj)

1 Desember 2009, Pekanbaru -- Perlihatkan semangat dan kesungguhan, sehingga latihan dapat mencapai hasil optimal sesuai yang diharapkan.

Faktor Lambangja (keselamatan terbang dan kerja). Pimpinan TNI selalu mengharapkan agar setiap pelaksanaan operasi dan latihan tidak terjadi incident maupun accident, yang berakibatkan pada kehilangan jiwa manusia maupun kerugian materiil.

“Jadikan latihan sebagai penambah inspirasi dan inovasi baru, yang dapat memberikan peluang bagi awak pesawat untuk semakin mengembangkan kemampuannya dalam penugasan sebenarnya,” kata Komandan Lanud Pekanbaru, Kolonel Pnb Nanang Santoso, pada upacara pelepasan pemberangkatan Anggota Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru untuk mengikuti Latihan Bido Jelajah, Latma PPRC kilat TNI, Ops Alur Elang dan Air Refiulling di Appron Base Ops Lanud Pekanbaru.

Latihan ini diikuti 70 personel Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru, dengan menggunakan 4 unit pesawat Hawk 100/200. Latihan berlangsung hingga 10 Desember 2009 di Lanud Palembang, Lanud Halim dan Lanud Supadio.

PENTAK LANUD PEKANBARU/POS KOTA