Wednesday, December 2, 2009

AL Korsel Operasikan Kapal Selam Tipe 214 Ketiga

Kapal selam tipe 214 milik AL Korsel. (Foto: Koreatimes.kr)

2 November 2009 –- Angkatan Laut Korea Selatan mulai mengoperasikan kapal selam ketiga KSS-II Selasa (1/11), setelah 18 bulan menjalani uji pelayaran. Upacara peresmian pengoperasian diadakan di Naval Operations Command di Busan.

Kapal selam diesel ketiga tipe 214 berbobot 1800 ton dan panjang 65,3 meter, diberi nama Ahn Jung-Geun, dilengkapi dengan torpedo tercanggih dan rudal kepermukaan. Kapal selam ini mampu beroperasi selama 2 minggu pada kedalam hingga 400 meter. Mampu beroperasi hingga mencapai Guam.

Kapal selam pertama diberi nama Sohn Won-il sedangkan yang kedua Jeong Ji, keduanya sudah dioperasikan AL Korsel.

Kapal selam tipe 214.

Kapal selam tipe 214 ketiga AL Korsel Ahn Jung-Geun.

Kapal selam tipe 214 kedua AL Korsel Son Won-il.

Kapal selam dilengkapi dengan Air Independent Propulsion (AIP) dan diawaki 40 orang. Harga satu kapal selam sekitar 1 milyar dolar.

Kapal selam dibuat oleh Hyundai Heavy Industries dibawah kerjasama teknik dengan Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW).

AL Korsel akan membangun sebuah kapal selam komando dan 6 kapal selam tipe 214 hingga 2018 serta membangun kapal selam buatan dalam negeri berbobot 3000 ton setelah 2018.

Koreatimes/@beritahankam

TNI Minta Dukungan Anggaran

KRI Surabaya. (Foto: TNI AL)

2 November 2009, Jakarta -- Masalah bahan bakar minyaK tak hanya dihadapi oleh skala rumah tangga. TNI pun mengalami hal serupa. Tak cukup anggaran, utang pun membludak. Pertamina beberapa waktu lalu menyatakan bahwa utang alat pertahanan negara ini mencapai Rp7,1 triliun.

Atas hal ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa pemerintah akan berusaha untuk mencari jalan terbaik agar utang ini tak menjadi beban Dephan/TNI. Syaratnya, mereka harus membuat perhitungan kebutuhan BBM yang bisa diprediksi sehingga anggaran menjadi rasional.

Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso kemudian menjawab bahwa mereka telah membuat perhitungan kebutuhan BBM tersebut. Namun, ia meminta agar urusan BBM ini sepenuhnya diberikan perhatian karena mereka juga bertugas mendukung departemen yang ada jika diminta.

"Perlu diketahui, departemen itu di dalam pelaksanaan tugasnya apabila butuh kapal, misalnya, juga meminta bantuan TNI. Seperti baru-baru ini, permintaan pengedropan logistik di Wamena karena di sana kekurangan logistik. Baru-baru ini, juga ada permintaan Dephub untuk survei wilayah perbatasan Timor Leste. Tahun 2007, MenLH memindahkan harimau saja meminjam kapal kepada kami. Belum lagi bencana alam, bantuan ke luar negeri, itu memakai alat transportasi TNI dan tentunya memakai bahan bakar," jelasnya di Jakarta, Rabu (2/12).

Penjelasan lebih detil tentang kebutuhan BBM ini dijawab oleh Asisten Logistik Panglima TNI Mayjen Abdul Ghofur. Ia menyatakan bahwa persoalan mendasar adalah dukungan anggaran yang tidak penuh dari pemerintah terhadap kebutuhan BBM serta pengenaan harga keekonomian bagi TNI.

"Kami sudah mendesak kebutuhan setahun dipenuhi. Tapi, ternyata yang dipenuhi hanya sekitar 40% dari total kebutuhan, baik rutin maupun operasi. Contohnya, kebutuhan Rp3,6 triliun, tapi didukung Depkeu hanya Rp1,3 triliun. Itu BBM saja," jelasnya.

MEDIA INDONESIA

Uji Siap Tempur Kompi Yonif 621/Manuntung


2 Desember 2009, Banjarmasin -- Bertempat di Kompi senapan C Batalyon Infanteri 621/Mtg pada hari Selasa (01/12) Danrem 101/Ant Kolonel Heros Paduppai membuka latihan UST (Uji Siap Tempur) dalam sambutannya mengatakan bahwa UST tingkat Kompi Satuan Infanteri Yonif 621/Manuntung yang kita laksanakan kali ini adalah merupakan kelanjutan UST Regu dan UST Peleton yang telah dilaksanakan pada progja Triwulan yang lalu.

UST ini adalah merupakan wahana untuk mengevaluasi materi dan metode latihan yang telah di laksanakan sebelumnya dan merupakan bahan penyempurnaan dalam perencanaan latihan di tahun-tahun yang akan datang, untuk itu kepada segenap peserta latihan UST tingkat Kompi Satuan Infateri saya harapkan agar bersungguh-sungguh serta serius dalam melaksanakannya. perhatikan pokok-pokok penyelenggaraannya agar dapat berjalan dengan lancar, tertib dan aman serta dapat mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan.

Pelaksanaan UST tingkat Kompi kali ini dilaksanakan selama tiga hari dengan materi, Operasi Lawan Gerilya, sebagai bagian dari OMSP yaitu materi Penyergapan, Penghadangan, Lawan Penghadangan dan Pungsihpung serta Pengamanan Daerah. Untuk itu siapkan mental dan fisik kalian untuk menghadapi latihan UST kali ini, pahami serta hayati apa yang anda lakukan agar latihan ini bermanfaat bagi peningkatan profesionalitas keprajuritan.

UST kali ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bertempur satuan serta menguji kemampuan perorangan dalam jabatannya ditinjau dari aspek taktik dan tehnik tempur serta kerja sama / kekompakan satuan untuk melaksanakan tugas tempur dalam rangka Operasi Lawan Insurjensi / Gerilya.

Kepada seluruh peserta latihan UST tingkat Kompi Satuan Infanteri Yonif 621/Manuntung, saya ucapkan selamat berlatih dan selamat mengikuti rangkaian kegiatan UST kali ini, semoga latihan kali ini dapat membawa perubahan menuju perbaikan dalam rangka pencapaian tugas pokok TNI AD umumnya dan pembinaan Satuan Yonif 621/Manuntung pada khususnya.

Penrem 101/Ant

India dan Rusia Negosiasikan Kembali Harga Gorskov

Kapal induk Admiral Gorshkov. (Foto: RIA Novosti)

2 Desember 2009 -- Menteri Pertahanan India A.K. Antony mengatakan pada Parlemen India Senin (30/11), Rusia telah menyerahkan jadwal yang sudah diperbaharui yang mengindikasikan penundaan dan kenaikan harga untuk perbaikan dan mempersenjatai kembali kapal induk Admiral Gorshkov, tetapi belum diperoleh sebuah kesepakatan antara India dan Rusia.

Pemerintah India telah menyetujui dilakukan negosiasi untuk memperoleh kontrak final untuk perbaikan dan melengkapi kembali kapal induk tersebut. Harga akhir diketahui setelah negosiasi selesai dilakukan.

Sebuah sumber di Angkatan Laut India pada September lalu, mengatakan sebuah penyelesaian telah dicapai.

AL India mendapatkan kapal induk Admiral Gorshkov dari Rusia secara percuma tetapi India harus membayar biaya perbaikan. Berdasarkan kontrak 2004, India akan membayar 1,5 milyar dolar untuk pembelian 16 jet tempur MiG-29K yang akan ditempatkan di kapal induk serta sekitar 700 juta dolar untuk perbaikan kapal induk.

Awal 2009, Moskow meminta kenaikan biaya perbaikan hingga menjadi 1,6 milyar dolar dimana AL India menolak permintaan tersebut.

Ketidakpastian kesepakatan harga perbaikan mengakibatkan tertundanya pengiriman kapal induk ke AL India. AL India terancam tidak memiliki kapal induk, INS Viraat (eks HMS Hermes) satu-satunya kapal induk di AL India telah berusia 50 tahun dan dijadwalkan dipensiunkan sekitar 2011 – 2012.

Saat ini India sedang membangun kapal induk di galangan kapal dalam negeri.

Defense News
/@beritahankam

Reformasi TNI Sangat Kompleks

(Foto: tnial.mil.id)

2 Desember 2009, Jakarta -- Reformasi Tentara Nasional Indonesia merupakan hal yang sangat kompleks. Oleh karena itu, selain membutuhkan waktu, proses ini juga membutuhkan keputusan politik yang jelas.

”Reformasi tidak mungkin sekaligus selesai. Reformasi berhubungan dengan kesejahteraan prajurit. Sementara kesejahteraan prajurit berhubungan dengan disiplin dan daya juang,” kata Wiranto, mantan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), Selasa (1/12), sebelum diskusi ”Indonesia Politics and Legal Issues” di Ary Suta Center.

Wiranto menilai reformasi TNI memang belum selesai. Namun, menurut dia, reformasi itu sudah berjalan pada jalur yang benar. Salah satu parameter tengah berjalannya reformasi tersebut adalah banyak posisi di pemerintahan yang dulu mutlak dipegang oleh TNI kini dipegang oleh sipil. Demikian juga dengan peran sosial dan politik, menurut Wiranto saat ini TNI sama sekali sudah tidak campur tangan. ”TNI berfokus pada fungsi pertahanannya,” kata Wiranto.

Kepala Pusat Penerangan TNI Marsda TNI Sagom Tamboen dalam e-mail-nya kepada Kompas mengomentari berita ”Reformasi TNI Belum Selesai”, Selasa (1/12), mengatakan, pasal dalam UU Nomor 34/2004 tentang TNI memang belum bisa dioperasionalkan karena memerlukan penjabaran atau aturan pelaksanaan.

Mengenai rencana penambahan kodam di Papua, Sagom menyatakan, hal itu baru merupakan wacana yang akan didahului dengan kajian secara bertingkat, mulai dari Mabes TNI AD serta Mabes TNI/Dephan RI. Sementara itu, rencana penambahan kodam di Kalimantan sudah dibahas dengan DPR sejak periode 2004-2009 hingga DPR 2009-2014. ”TNI tidak mungkin menambah kodam tanpa persetujuan rakyat melalui wakilnya di DPR,” kata Sagom.

Sagom juga membantah pernyataan Agus Widjojo bahwa TNI hanya menangani isu pertahanan yang berhubungan dengan ancaman militer dari luar negeri.

Menurut Sagom, hal ini bertentangan dengan konstitusi. Menurut dia, undang-undang jelas mengamanatkan bahwa TNI sebagai alat pertahanan negara berfungsi untuk menangkal dan menindak setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri yang dilakukan melalui operasi militer untuk perang dan operasi militer selain perang.

Saat dihubungi Kompas, Agus Widjojo menekankan, TNI berfungsi untuk menangkal dan menindak ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri, tetapi ada prosedur yang harus diikuti, seperti keputusan politik atau pernyataan darurat militer.

KOMPAS

AU India Hentikan Penerbangan Sukhoi


2 November 2009 -- Angkatan Udara India menghentikan penerbangan 100 jet tempur Sukhoi SU-30 MKI Flanker-H setelah insiden jatuhnya satu Sukhoi di Jaisalmer, Rajasthan , Senin (1/12).


Juru bicara AU India mengatakan penghentian penerbangan prosedur normal hingga diketahui penyebab jatuhnya.

Insiden jatuhnya Sukhoi AU India untuk kedua kalinya pada tahun ini. Sebelumnya April kemarin, Sukhoi jatuh di bagian Barat India menewaskan ko-pilot.

RIA Novosti/@beritahankam

1.136 Personel TNI Kembali Dari Lebanon

Panglima TNI Jenderal TNI Doko Santoso (kiri) menyalami sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas TNI Kontingen Garuda (Konga) misi PBB UIFIL di Libanon setibanya di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Rabu (2/12). Pasukan yang telah bertugas selama setahun itu terdiri dari Satgas Mekanis Konga 23C, Satgas Military Police Unit Konga 25A, Satgas Force Head Quarter Supporting Unit Konga 26A. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

2 Desember 2009, Jakarta -- Sebanyak 1.136 personel TNI kembali ke Tanah Air setelah menjalani misi perdamaian PBB di Lebanon Selatan dalam payung UNIFIL selama satu tahun.

Personel TNI itu disambut kedatangannya dengan sebuah upacara militer yang dipimpin langsung Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso di Mabes TNI, Jakarta, Rabu.

Para prajurit itu terdiri atas Kontingen Garuda XXIII-C sebanyak 850 orang, Kontingen Garuda XXV-A sebanyak 75 orang, Kontingen Garida XXVI-A yang berjumlah 200 orang dan staf UNIFIL sebanyak sebelas orang.

Panglima TNI pada kesempatan itu menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh prajurit yang telah mengemban tugas dalam misi perdamaian PBB dengan penuh dedikasi dan loyalitas tinggi.

Setelah bertugas selama 13 bulan di Libanon, pasukan perdamaian yang tergabung dalam Satgas Kontingen Garuda kembali ke tanah air. (Foto: detikFoto/Ramadhian Fadillah)

Satgas TNI Kontingen Garuda tersebut terdiri dari Satgas Konga XXIII-C, Satgas POM TNI Konga XXV-A dan Satgas FHQSU Konga XXVI-A. (Foto: detikFoto/Ramadhian Fadillah)

Sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas TNI Kontingen Garuda (Konga) misi PBB UIFIL di Libanon meneriakan yel-yel setibanya di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

"Saya ucapkan selamat datang, dan selamat bergabung kembali dengan satuan induk masing-masing. Terima kasih yang tulus dan penghargaan yang tinggi atas dedikasi dan loyalitas yang kalian tunjukkan selama menjalankan misi tersebut," kata Djoko.

"Keikutsertaan TNI dalam penugasan misi perdamaian PBB merupakan bentuk penghargaan dan penghormatan internasional yang tinggi tidak saja kepada TNI tetapi juga bangsa dan negara Indonesia.

Karena itu, lanjutnya, sudah seharusnya penghargaan, penghormatan dan kepercayaan itu ditindaklanjuti dengan melaksanakan tugas dan amanah dengan dedikasi, loyalitas dan profesionalitas tinggi.

Djoko mengatakan, keikutsertaan TNI dalam setiap misi perdamaian PBB merupakan bentuk komitmen Indonesia dalam menjalankan amanat UUD 1945 untuk mewujudkan perdamaian dunia dalam kerangka politik luar negeri bebas aktif.

"Keikutsertaan TNI juga dilandasi UU No34/2004 tentang TNI dan UU No3/2002 tentang Pertahanan Negara," katanya.

Panglima TNI menyatakan tugas menjaga perdamaian dunia adalah luhur dan mulia, sekaligus membanggakan, karena tidak saja mengangkat citra TNI tetapi juga citra bangsa dan negara Indonesia.

ANTARA News

Kedatangan Tiga Sukhoi dari Rusia Tertunda


2 Desember 2009, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Madya TNI Imam Sufaat mengungkapkan bahwa kedatangan tiga pesawat jet tempur Sukhoi dari Rusia, tertunda dari jadwal semula Desember 2009 dan Januari 2010 menjadi Oktober 2010.

"Tertundanya kedatangan tiga Sukhoi tersebut dikarenakan masalah administrasi," katanya ketika dikonfirmasi ANTARA usai menghadiri upacara penyambutan 1.136 personel TNI dari Lebanon di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, tiga Sukhoi yang dipesan TNI AU itu adalah jenis SU-27SKM. "Tetapi kami berharap sebelum Oktober 2010, ketiga pesawat sudah dapat tiba di Indonesia," ujar Kasau menambahkan.

Imam menekankan, kesiapan tiga pesawat Sukhoi jenis SU-27SKM itu tidak ada masalah dan siap diterbangkan ke Indonesia.

"Namun, ada sisi administrasi yang harus disesuaikan lagi. Kalau pesawatnya sih sudah siap," ujarnya.

Pada sejak 2003 Indonesia telah memiliki tujuh pesawat tempur Sukhoi yang diadakan dari Rusia. Pada 2003 Indonesia membeli empat Sukhoi jenis SU-30MK dan SU-27SK, masing-masing dua unit.

Indonesia kemudian membeli enam pesawat Sukhoi lagi pada 2007 setelah perusahaan Rusia penghasil pesawat tempur Sukhoi pada 21 Agustus 2007 mengumumkan penjualan enam pesawat tempur tersebut kepada Indonesia senilai sekitar 300 juta dollar AS atau senilai Rp 2,85 triliun.

Enam pesawat Sukhoi yang dibeli itu terdiri atas tiga Sukhoi SU-30MK2 dan tiga jenis SU-27SKM. Tiga jenis Sukhoi SU-30MK2 telah tiba pada Desember 2008 dan Januari 2009.

"Tiga lagi, ya kita harapkan tiba sebelum Oktober 2010. Tidak ada lagi penundaan karena tiga pesawat Sukhoi itu sangat memadai untuk mendukung pertahanan udara nasional," demikian Kasau.

ANTARA News

Sertijab Danyon Marhanlan VIII


1 Desember 2009, Bitung -- Komandan Pasukan Marinir (Pasmar) I Brigjen TNI (Mar) I Wayan Mendra (kanan) menyerahkan petaka Marinir kepada Komandan Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Danyon Marhanlan) VIII yang baru Letkol (Mar) Teguh Widodo saat serah terima jabatan di Bitung, Sulawesi Utara, Selasa (1/12). Letkol (Mar) Teguh Widodo menggantikan Letkol (Mar) Budi Santoso yang selanjutnya akan menjabat komandan Detasmen Markas Akademi Angkatan Laut (AAL). (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ss/nz/09)

Menkeu Pertimbangkan Kaji Ulang Mekanisme Kredit Ekspor

IFV BMP-3 untuk marinir yang dibeli dengan fasilitas KE dari Rusia.

1 Desember 2009, Jakarta -- Kredit ekspor atau disingkat KE, menjadi opsi favorit dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan. Namun, ada kerugian tersembunyi dalam pengadaan yang menggunakan KE ini. Yakni, jangka waktunya relatif pendek mengakibatkan bunga yang harus dibayar relatif tinggi. Atas hal ini, Menkeu Sri Mulyani akan mengkaji ulang penggunaan KE tersebut.

"Lihat dari masa lalu, yang menawarkan alutsista pada saat yang sama mereka juga tawarkan kreditornya. Kalau diturunkan harga alutsista, financing-nya dimahalkan. Saya tidak tahu apakah untuk menciptakan check balance atau apa. Namun, saya sudah evaluasi dari sisi pembiayaan. Ini harus direview keseluruhan," kata Menkeu saat menyampaikan keynote speech-nya dalam seminar Revitalisasi Industri Pertahanan di Jakarta, Selasa (1/12).

Ia kemudian membandingkannya dengan mekanisme pembiayaan menggunakan international bond. Dibandingkan dengan KE yang rata-rata pembiayaannya tidak lebih dari lima tahun, pengeluaran global bond lebih menjanjikan. Misalnya, dengan mengeluarkan bond senilai US$1 miliar, waktunya bisa hingga sepuluh tahun dan suku bunganya bisa lebih rendah. Itu, tukasnya, sangat bisa digunakan untuk pengadaan.

"Saya memikirkan ini meski untuk pembelian alutsista, restriksinya cukup banyak. Tapi, tak menutup kemungkinan bagi kami sehingga nanti bisa lebih efisien dalam pembiayaan. Dan ini berkaitan dengan rencana pengadaan alutsista dari dalam negeri," jelasnya.

Ia juga menyoroti soal realisasi anggaran yang berasal dari KE yang tidak bisa cepat. Pasalnya, ada aturan bahwa pengeluaran anggaran tersebut memerlukan persetujuan dari DPR yang waktunya bisa memakan waktu bertahun-tahun. Ia menyadari hal tersebut akhirnya berimbas pada pembelian teknologi yang sudah ketinggalan zaman.

"DPR punya bintang anggaran. Kalau memang belum diapproval, kami belum bisa memberikan karena hak budget ada di DPR. Yang bisa saya himbau, agar Menhan bisa bicara dengan dewan agar periode persetujuan tidak terlalu lama. Sangat mungkin antara dewan dan departemen terkait untuk membuat persetujuan sehingga periodenya lebih singkat," tandasnya.

Ia juga berjanji akan bertindak cepat dan lebih pasti agar periode perencanaan, penganggaran dan realisasi tidak terlalu lama. Ia juga menyatakan akan menindak bawahannya yang memperlambat realisasi anggaran tersebut jika memang ada laporan dari user atau departemen bersangkutan.

"Saya siap kalau seandainya anak buah saya ada yang dianggap tidak cepat, terampil dalam memproses atau bahkan membuat alasan yang tidak jelas tolong diberitahu, supaya saya bisa kontrol disiplin anak buah kami," janjinya.

Dephan-TNI harus Miliki Rencana Matang Soal Alutsista

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Departemen Pertahanan dan TNI harus memiliki perencanaan matang dan berkesinambungan dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista), sehingga pendanaannya juga dapat dialokasikan secara tepat.

Dalam Seminar Nasional Revitalisasi Industri Pertahanan Nasional di Jakarta, Selasa (1/12) Sri Mulyani meyakinkan Depkeu mendukung sepenuhnya keputusan politik pemerintah untuk menaikkan anggaran pertahanan, antara lain untuk pengadaan alutsista.

"Namun, pengajuan pengadaan alat utama sistem senjata itu harus terencana dan berkesinambungan. Jadi, jangan sampai pada tahun anggaran tertentu sudah diajukan, namun pada tahun anggaran berikutnya, tidak dicantumkan lagi, karena terlewat atau tidak diketahui oleh pejabat baru di Dephan atau TNI," katanya.

Tidak terencana dan tidak berkesinambungannya perencanaan pengadaan alutsista, lanjut dia, menyulitkan Departemen Keuangan untuk mengalokasikan anggarannya seolah-olah enggan mengeluarkan anggaran untuk persenjataan. "Padahal bukan itu, terkadang perencanaannya tidak matang. Tahun anggaran sebelumnya diajukan, tahun anggaran berikutnya terlewat. Ketika benar-benar dibutuhkan, langsung disodorkan lagi ke Depkeu yang tidak lagi mencatat pengajuan barang itu karena terlewat oleh mereka," tutur Sri Mulyani.

Jadi, tambah Menkeu, jika alat persenjataan yang dibutuhkan memang sangat jitu mendukung tugas pokok TNI menjaga kedaulatan dan keutuhan negara, pihaknya akan mendukung. "Silakan saja, asal terencana dan berkesinambungan. Industri pertahanan kita juga membutuhkan pemesanan dalam jumlah banyak untuk jangka panjang, guna lebih eksis lagi. Jadi, harus benar-benar matang apalagi pembiayaan bagi alat utama sistem senjata menggunakan sistem 'multiyears' atau tahun jamak," katanya.

Menanggapi itu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pihaknya bersama TNI akan melakukan pembenahan ke dalam menyangkut masalah itu. "TNI sudah memiliki rencana strategis lima tahunan, bahkan untuk memenuhi kekuatan pokok minimum ke depan, kita satukan tiga renstra (rencana strategis) lima tahunan agar dapat diketahui peta kebutuhan alat utama sistem senjata yang diperlukan dan apa saja yang bisa diproduksi di dalam negeri," katanya.

Purnomo mengakui Dephan dan TNI masih harus berbenah diri agar lebih konsisten dalam pengajuan pengadaan alat utama sistem senjata. Pada Tahun Anggaran 2009 Departemen Pertahanan dan TNI mendapat anggaran sebesar Rp33,6 triliun. Hingga September 2009, Dephan.TNI mendapat tambahan anggaran dari Anggaran 999 (Bendahara Umum Negara) sebesar Rp899,27 miliar. Sedangkan pada 2010 Dephan dan TNI mendapat alokasi anggaran sebesar Rp42,3 triliun.

MEDIA INDONESIA

2010, Perairan Bengkulu Jadi Tempat Latihan TNI-AL


30 November 2009, Bengkulu -- Perairan Bengkulu pada 2010 dijadwalkan akan dijadikan tempat latihan penyelamatan dan perang bagi TNI-AL sehingga dibutuhkan peralatan pendukung kegiatan tersebut. "Peralatan pendukung dibutuhkan itu selain sarana armada juga sebuah ambulance untuk mengangkut korban kecelekaan di laut," kata Komandan Pangkalan TNI-AL (Danlanal) Bengkulu Letkol Laut (P) Sukrisno.

Ambulance itu, katanya, bisa dugunakan saat latihan dan setelah itu bisa digunakan bagi korban kecelakaan laut seperti nelayan terseret ombak besar. Walaupun sudah mempunyai tim penyelamatan di laut, tetapi Markas Komando Stasiun Angkatan Laut Bengkulu masih membutuhkan ambulance. Peralatan tersebut amat dibutuhkan sebab saat ini sering terjadi kecelakaan laut. "Bila tim kita melakukan pertolongan selama ini selalu menghubungi instansi lain yang mempunyai ambulance, sehingga menunggu beberapa saat padahal korban dalam keadaan kritis harus segera di bawa ke rumah sakit," katanya.

Beberapa waktu lalu di periaran Bengkulu ada empat nelayan terkena musibah di laut akibat gelombang besar cukup tinggi. Namun tidak bisa melakukan tindakan darurat karena minimnya perlatan yang dimiliki. Gelombang besar itu juga menewaskan seekor ikan lumba-lumba besar yang tergolong lincah yang terdampar di pantai Pasar Bengkulu.

Ia menjelaskan, Lanal Bengkulu memiliki beberapa pos pembantu antara lain pos keamanan di Kabupaten Kaur, Manna (Kabupaten Bengkulu Selatan), Tais (Seluma), Enggano dan Ipuh (Bengkulu Utara) serta pangkalan di Kabupaten Mukomuko. Masing-masing pos ditempati enam hingga 10 orang petugas dan satu spead boat.

Sedangkan di Mako Lanal Bengkulu disiapkan dua kapal patroli, setiap saat bisa dipergunakan untuk pertolongan darurat. Kapal tersebut bisa langsung beroperasi kapan saja tergantung kebutuhan mendadak.

Ia mengimbau para nelayan yang berada di perairan Bengkulu agar berhati-hati melaut dan mewaspadai ancaman gelombang besar, tetapi imbauan tersebut jarang digubris. Walaupun begitu ia memaklumi sebab bila tidak melaut para nelayan pun tak mendapat nafkah bagi keluarganya, katanya.

tvOne

Menkeu Kritisi Pemesanan Produk Alutsista Dalam Negeri


1 Desember 2009, Jakarta -- Beberapa waktu lalu, BUMN Industri Strategis mengeluhkan ketidakkonsistenan TNI dalam pemesanan produk buatan mereka. Padahal, mereka sudah dianggarkan untuk diadakan selama beberapa tahun dengan mekanisme pengadaan tahun jamak (multiyears). Atas hal itu, Menkeu Sri Mulyani mencoba menganalisa dan mengkritisinya.

"Keluhannya kan tadi order tidak kontinu, berarti bukan saya, tapi Dephan. Tapi, nanti kan dibilang saya tidak kontinyu karena anggaran tidak kontinyu, nanti salah-salahan terus. Jadi, kita perlu duduk sama-sama yang mana yang akan dialokasikan secara strategis untuk kita alokasikan ke industri strategis, mana yang belum bisa diproduksi BUMN Industri Strategis," ujar Sri Mulyani dalam sambutan seminar Revitalisasi Industri Pertahanan di Jakarta, Selasa (1/12).

Ia juga menyoroti ketidakkonsistenan pengadaan itu akibat perencanaan yang tidak rapi. Misalnya, jika terjadi pergantian pejabat di lingkungan tersebut. Akibat perencanaan tak simultan, yang semestinya dimasukkan kembali dalam perencanaan anggaran, luput dimasukkan. Hal itu berimbas pada pelimpahan pengadaan dalam pengadaan ad hoc.

"Selama multiyears, Dephan akan selalu melakukan konfirmasi. Tapi, ketika diganti pejabat baru, itu lupa dianggarkan dan kemudia melapor ke saya setelah itu lewat," tukasnya.

Untuk mendukung revitalisasi industri itu, ia juga berjanji akan terus memperbaiki produk-produk kebijakan agar keluarnya lebih cepat. Untuk tahun 2010, ia telah mencatat ada 20 kegiatan yang nilainya Rp800 miliar dan direncanakan menggunakan pembiayaan dalam negeri dari perbankan nasional.

"Mereka hanya bridging saja, tapi industri perlu uang dimuka yang harus dia impor atau produksi, dia butuh pendanaan dari perbankan nasional," jelasnya.

Terkait hal itu, ia berjanji akan mengevaluasi proses penjaminan untuk BUMN terkait. Pasalnya, BUMNIS seringkali harus meminta comfort letter agar bisa meyakinkan pengucur dana. Namun, ia juga meminta agar BUMN bersangkutan disehatkan karena seringkali order yang masuk malah digunakan untuk membayar utang masa lalu, bukan untuk peningkatan perusahaan ke depan.

"Kalau memang itu jadi bottle neck, kita akan evaluasi. Tapi, kalau bukan masalah comfort letter karena industri strategis karena banyak utang masa lalu yang belum selesai, manajemen BUMN itu harus disehatkan sehingga ketika terima order itu tidak hanya untuk tutup bolong masa lalu. The problem is not uncertainty financing, tapi kesehatan BUMN itu sendiri," tukasnya.

MEDIA INDONESIA

Dephan Akan Borong 96 Kapal Patroli Untuk TNI AL

KRI Tarihu-829 kapal patroli tipe PC-40 memiliki panjang 40 m, lebar 7,3 m, dilengkapi dengan persenjataan meriam kaliber 20 mm dan 12,7 mm, mampu menempuh kecepatan 25 knot dibuat oleh Fasharkan Mentigi, Tanjung Uban. KRI Tarihu-829 terbuat dari bahan glass fiber reinforced plastic (GFRP). (Foto: Dispenal)

1 Desember 2009 -- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Departemen Pertahanan sedang merencanakan meningkatkan jumlah kapal patroli TNI AL dengan membeli 96 kapal tambahan. TNI AL memerlukan kapal-kapal patroli ini untuk meningkatkan keamanan perbatasan dan mencegah pencurian ikan dan perompakan di perairan Indonesia.

Menurut rencana pengembangan armada tahun 2005, TNI AL telah membuat 23 kapal patroli tipe PC-40 yang dibangun oleh Fasharkan. Kapal dengan panjang 40 meter dipersenjatai sepucuk kanon 20 mm dan dua pucuk senapan mesin 12,7 mm, dapat melaju hingga 20 knot (37km/jam). Kapal patroli ini dibuat untuk patroli keamanan maritime seperti anti perompakan, pencegahan pencurian ikan dan operasi pertahanan perbatasan.

Tetapi, rencana tersebut membutuhkan dukungan parlemen dengan menyetujui pengajuan anggaran Rp 6 triliun yang diajukan Dephan untuk pembelian kapal patroli. Anggaran sebesar ini diajukan oleh Menhan Purnomo Yusgiantoro saat rapat kerja dengan anggota DPR Komisi I.

Juru bicara TNI AL Laksama Pertama Iskandar Sitompul mengatakan ke harian nasional Indonesia telah mampu membuat kapal di galangan kapal dalam negeri PT. PAL Indonesia di Surabaya. Laksma Iskandar mengatakan juga diperlukan sedikitnya 120 kapal patroli, satu unitnya seharga Rp 40 milyar, dibutuhkan untuk memperkuat keamanan perbatasan. Pernyataan Laksma Iskandar sejalan dengan Dirjen P2SDKP (Dirjen Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan) Dr Ir Aji Sularso MMA yang mengatakan bulan lalu kebutuhan penambahan kapal patroli sangat mendesak.

Pencurian ikan merupakan masalah utama di Indonesia. Menurut para ahli, negara di Asia Tengara kehilangan sedikitnya 50 persen dari total pendapatan disebabkan kegiatan pencurian ikan, pertahun mencapai hingga 2 milyar dolar. Kegiatan pencurian ikan tidak terawasi seperti di Pantai Timur Sumatera Utara, dan perairan Maluku Utara dan Kalimantan Barat.

Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso mengatakan Indonesia memerlukan kapal-kapal untuk meningkatkan pertahanan di wilayah perbatasan. Kapal-kapal tersebut akan ditempatkan di sepanjang Selat Malaka yang memisahkan Indonesia dan Semenanjung Malaysia, Laut Sulawesi yang menjadi perbatasan wilayah kedaulatan Indonesia dan Philippina. Terutama Selat Malaka yang terkenal sebagai salah satu kawasan terpanas di dunia karena maraknya aksi perompakan, terutama pada akhir tahun 1990-an dan selama tahun pertama abad 21. Setelah dilakukan patroli gabungan AL Indonesia, Malaysia dan Singapura dapat menekan jumlah serangan perompak.

Jenderal Djoko Santoso mengatakan masalah utama perbatasan adalah blok Ambalat seluar 15.235 kilometer persegi di Selat Makassar dekat perbatasan darat antara Sabah di Malaysia dan Kalimatan Timur di Indonesia, dimana perselisihan perbatasan dimulai sejak tahun 1969. Ditambahkannya Malaysia kerap kali melanggar batas territorial Indonesia karena alutsista lemah.

Anggaran pertahanan Indonesia naik dari Rp 33,6 trilyun pada 2009 menjadi Rp 42,3 trilyun pada 2010.

Defro/@beritahankam

Tuesday, December 1, 2009

Rusia Ambisi Kuasai Pasar Senjata Kawasan Asia-Pasifik

Model kapal patroli kelas Mirage (Tipe 14310).

1 Desember 2009 -- Rusia merencanakan meningkatkan posisinya sebagai pemasok senjata utama di kawasan Asia-Pasifik dengan mencari pelanggan baru di pameran senjata Langkawi International Maritime and Aerospace (LIMA) 2009 digelar di Mahsuri International Exhibition Center, Malaysia yang berlangsung 2 – 5 Desember 2009.

Wakil Direktur Utama Rosoboronexport Viktor Komardin yang menjadi kepala delegasi Rusia pada pameran ini, berharap LIMA 2009 akan menandai sebuah langkah baru dalam pengembangan kerja masa militer – teknis antara Rusia dan negara-negara di kawasan Asia-Pasifik

Kapal rudal Molniya.

Kapal patroli Mangust.

Rusia menampilkan jet tempur Su-35 Flanker-E and MiG-35 Fulcrum-F multirole, jet latihYak-130 serta berbagai model helikopter Mi dan Ka.

Sejak pertengahan tahun 1990-an, Rusia telah menjual 12 jet tempur Su-27 dan 12 Su-30MK ke Vietnam, Indonesia 5 Su-27 dan 5 Su-30MK dan Malaysia 18 Su-30MKM.

Sistem pertahanan udara yang ditampilkan Tor-M2E,Buk M2E dan Pantsir-S1.

Serta ditampilkan juga kapal permukaan berukuran kecil dan sedang yang sangat diminati di Asia Tenggara, termasuk kapal patroli Mirage dan Mangust, kapal rudal Molniya, kapal selam diesel Amu-1650 dan kapal selam kompak Piranha.

RIA Novosti/@beritahankam

TNI AL Musnahkan 210 Pucuk Senjata Tak Layak


1 November 2009, Jakarta -- Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul, SE mengatakan, sebanyak 210 pucuk senjata inventaris TNI AL dari berbagai jenis, Senin (30/11), di Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, dimusnahkan.

“Pemusnahan senjata tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Persenjataan dan Elektronika Angkatan Laut (Kadissenlekal) Laksamana Pertama TNI Tri Santosa dan disaksikan oleh Athan Jerman Colonel (GS) Harmut Stefanski serta Perwakilan Pemerintah Jerman Hans Joere Brunner”, ujar Kadispenal.

Senjata-senjata produksi Jerman yang dimusnahkan dan akan diremajakan, lanjut Kadispenal menjelaskan, terdiri dari 90 pucuk M 16 Assault Rifle kaliber 5,56 mm, 50 pucuk AK 47 Assault Rifle kaliber 7,62 mm, 50 pucuk Pistol FN Browning HP M 46 kaliber 9 mm dan 20 pucuk Pistol Sig Sauer kaliber 9 mm.

Sementara Kadissenlekal Laksma TNI Tri Santosa dalam sambutannya pada pemusnahan 210 senjata TNI AL tersebut menegaskan, bahwa berbagai permasalahan yang terkait dengen perencanaan, pengadaan, pendistribusian serta pemeliharaan sampai pada tahap pemusnahan senjata, merupakan tugas dan tanggung jawab Dissenlekal.

Selain itu, dengan adanya beberapa jenis senjata yang tidak layak pakai, maka pemusnahan ini dilaksanakan untuk mengurangi beban tanggung jawab dan resiko yang ditimbulkan, baik secara administrasi maupun anggaran, disamping juga untuk mewujudkan rencana program pengadaan senjata yang lebih modern.

“Sebagai penggantinya untuk peremajaan, pada tahun anggaran 2008 TNI AL telah melaksanakan pengadaan senjata produk Jerman yaitu MP 5 dan HK 416, yang diharapkan dapat mewujudkan kesiapan tempur dan profesionalisme prajurit TNI AL”, katanya.

Dispenal

Skadron Udara Latihan Bido Jelajah

Pesawat tempur Hawk 100/200 TNI AU. (Foto : Pentak Iwj)

1 Desember 2009, Pekanbaru -- Perlihatkan semangat dan kesungguhan, sehingga latihan dapat mencapai hasil optimal sesuai yang diharapkan.

Faktor Lambangja (keselamatan terbang dan kerja). Pimpinan TNI selalu mengharapkan agar setiap pelaksanaan operasi dan latihan tidak terjadi incident maupun accident, yang berakibatkan pada kehilangan jiwa manusia maupun kerugian materiil.

“Jadikan latihan sebagai penambah inspirasi dan inovasi baru, yang dapat memberikan peluang bagi awak pesawat untuk semakin mengembangkan kemampuannya dalam penugasan sebenarnya,” kata Komandan Lanud Pekanbaru, Kolonel Pnb Nanang Santoso, pada upacara pelepasan pemberangkatan Anggota Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru untuk mengikuti Latihan Bido Jelajah, Latma PPRC kilat TNI, Ops Alur Elang dan Air Refiulling di Appron Base Ops Lanud Pekanbaru.

Latihan ini diikuti 70 personel Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru, dengan menggunakan 4 unit pesawat Hawk 100/200. Latihan berlangsung hingga 10 Desember 2009 di Lanud Palembang, Lanud Halim dan Lanud Supadio.

PENTAK LANUD PEKANBARU/POS KOTA

Kapasitas Industri Pertahanan Nasional Memadai

Kapal pengangkut helikopter rancangan PT. PAL. (Foto: @beritahankam)

1 Desember 2009, Jakarta -- Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, kapasitas produksi industri pertahanan nasional cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan alat dan persenjataan TNI/Polri.

Usai Seminar Nasional "Revitalisasi Industri Pertahanan Nasional" di Jakarta, Selasa, MS Hidayat mengatakan, pemerintah masih menghitung kapasitas produksi industri pertahanan dalam negeri dalam memenuhi kebutuhan alat dan persenjataan TNI serangkaian revitalisasi.

"Jadi, dalam revitalisasi industri pertahanan itu, kita menghitung banyak aspek, seperti kapasitas produksi BUMN Industri Stretegis, tingkat kebutuhan TNI/Polri yang dapat dipenuhi industri dimaksud, dan skema pembiayaan yang diperlukan," katanya.

MS Hidayat yang juga Koordinator Penggunaan Produk Dalam Negeri itu mengatakan, skema pembiayaan untuk pengadaan alat dan persenjataan dalam negeri sebaiknya menggunakan skema multiyears atau tahun jamak.

"Dengan begitu, industri dapat berproduksi secara continue dan berkesinambungan, sesuai kebutuhan TNI dan kapasitas yang dimiliki. Pengguna juga diharuskan mengajukan pengadaan terencana, apa yang dibutuhkan dalam jangka waktu panjang dalam jumlah yang banyak pula," tutur Menperin.

Sementara itu, Direktur Utama PT PAL Harsusanto mengatakan, selain memenuhi kebutuhan alat dan persenjataan TNI/Polri, pihaknya juga memproduksi alat dan persenjataan untuk instansi lain seperti bea cukai dan imigrasi.

"Jadi, kami berharap dengan apa yang dihasilkan selama ini, dapat mendukung revitalisasi yang sedangkan dirumuskan," katanya.

Ia mengatakan, hingga 2014 PT PAL telah mendapat kontrak dari Departemen Pertahanan dan TNI Angkatan Laut yakni dua kapal selam, dua kapal perusak kawal rudal (PKR), 11 unit KCR-40, tujuh unit kapal angkut tank (AT), 17 unit tank amfibi, dan 25 unit peningkatan kemampuan kapal-kapal perang TNI Angkatan Laut.

"Untuk kapal selam, masih dalam perencanaan. Sedangkan untuk PKR dalam proses tender atau menunggu Tim Evaluasi Pengadaan Dephan. Dan bagi kapal angkut tank kini dalam pembahasan dengan Dislitbang TNI Angkatan Laut," ujar Harsusanto.

Sementara untuk peningkatan kemampuan kapal perang, TNI Angkatan Laut akan melaksanakan antara lain pemasangan rudal, sonar dan pengalihan fungsi.

ANTARA News

Tim CISS Puji Hasil Kerja TNI di Kongo

1 Desember 2009, Kongo -- Tim CISS (Chief Integrated Support Service) dan rombongan mengunjungi Dungu, Kongo, dengan menggunakan pesawat Antonov Type-24 Uno-816. Tim yang dipimpin oleh Mr. David Pittfield tiba di bandara Dungu, disambut Mr. Abdullah Atta, pejabat FOM (Field Officer Managger), Kolonel Muhammad Mihidir, Komandan Batalyon Maroco dan Letkol Czi Arnold A.P Ritiauw, Komandan Kontingen Garuda XX-G/Monuc.

Komandan Satgas Zeni Konga XX-G/Monuc, Letkol Czi Arnold A.P Ritiauw, menjelaskan rombongan David Fittfield angsung menuju New Airport Office yang berada tidak jauh dari Bandara Dungu untuk mendengarkan presentasi dari pejabat FOM (Fieled Officer Mannager), Mr Abdullah Atta tentang situasi keseluruhan, khususnya tentang perbekalan atau logistik yang diperlukan oleh para penjaga perdamaian yang ada di Dungu.

Setelah itu, rombongan CISS (Chief Integrated Support Service) berangkat menuju Dungu Town untuk mengunjungi Camp Batalyon Maroko dan bertemu dengan seluruh staf. Pada acara makan siang di Camp Marocco, Mr. David mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi dan pujian kepada pasukan Zeni TNI Konga XX-G/Monuc atas segala kerja kerasnya, memperbaiki dan membangun drainase, shoulder serta run way Bandara Dungu.

Puspen/POS KOTA

Sukhoi AU India Jatuh di Rajasthan

SU-30 MKI AU India lepas landas. (Foto: Sagar Pathak)

1 December 2009 – Sebuah jet tempur Sukhoi milik Angkatan Udara India diberitakan jatuh di Jetha Ki Dhani dekat sasaran penembakan Pokhran di Rajasthan, pilot pesawat Wing Commander Shrivastav dan ko-pilot berhasil melakukan “bail-out” dari pesawat dalam keadaan selamat.

Pesawat lepas landas dari Jodhpur pukul 16.45 waktu setempat untuk penerbangan latihan rutin dan jatuh sekitar pukul 17.30.

Sukhoi milik AU India sudah dua kali jatuh, pertama 31 April 2009 dimana ko-pilot Wing Commander P. S Narah tewas sedangkan pilot Wing Commander S.V Munje selamat.

AU India pada tahun ini sudah kehilangan satu pesawat latih Kiran Mk II dari tim akrobatik udara Surya Kiran, tiga jet tempur MiG-27, tiga jet tempur MiG-21, satu pesawat latih HPT-32, satu pesawat angkut AN-32, satu helikopter Mi-8 serta satu Mi-17.



SU-30 MKI AU India. (Foto: Sagar Pathak)

Saat ini AU India mengoperasikan sekitar 100 Sukhoi Su-30 tergabung dalam lima skuadron di Lohegaon dekat Pune dan di Bareilly dekat Uttar Pradesh.

Pertama kali India memesan 40 Su-30 dari Rusia pada 1996 dan kembali memesan 140 pesawat yang dibuat di Hindustan Aeronautics Limited (HAL). India kembali menambah armada Su-30 sebanyak 10 pesawat dalam keadaan siap terbang.

Awal tahun ini, India kembali membeli lebih dari 50 Su-30, sehingga total armada Su-30 AU India hampir 280 pesawat.

PTI News/@beritahankam

TNI AL Tangkap Dua Kapal Tak Berdokumen


30 November 2009, Surabaya -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) berhasil menangkap dua kapal yang tak memiliki dokumen resmi.

Kepala Dinas Penerangan Koarmatim, Letkol Laut Toni Saiful, di Surabaya, Senin mengatakan, dua kapal yang ditangkap di lokasi berbeda itu adalah LCT Samudra Jaya dan LCT Muara Asia Indah.

"LCT Samudra Jaya kini diamankan di Lantamal X Jayapura, sedangkan LCT Muara Asia Indah diamankan di Lanal Ternate," katanya.

Penangkapan LCT Samudra Jaya bermula saat Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Taliwangsa yang dikomandani Kapten Laut (P) Suyad melakukan patroli di perairan Halmahera.

Saat diperiksa, lanjut Toni, kapal yang dinakhodai Richo W. Bawole, warga negara Indonesia, dengan sembilan anak buah kapal (ABK) itu tidak memiliki dokumen lengkap.

Persyaratan pelayaran kapal berbobot 225 gross ton itu sudah habis masa berlakunya, seperti Surat Ukur Internasional, Sertifikat Keselamatan, Sertifikat Internasional Pencegahan Pencemaran, dan sertifikat Perangkat Radio.

Kapal kedua yang diamankan adalah LCT Muara Asia Indah. Saat diamankan kapal berbobot 832 gross ton itu mengangkut 20 unit truk dan dua unit mobil Volvo.

Kapal yang dinakhodai Adolf M., warga negara Indonesia itu tidak dilengkapi Sertifikat Pencegahan Pencemaran dan Surat Izin Tramper.

"Kedua kapal itu melakukan tindak pelanggaran hukum di laut. Kini keduanya sedang kami sidik," kata Toni Saiful.

ANTARA News

AL Peru Beli 2 LST Eks AL AS

Racine LST-1191 LST (Landing Ship Tank) kelas Newport. (Foto: DID)

30 November 2009 –- Angkatan Laut Peru akan menerima dua kapal LST (Landing Ship Tank) kelas Newport eks Fresno LST-1182 (dioperasikan mulai 1969) dan Racine LST-1191 (1971) dibawah program FMS (Foreign Military Sale) senilai 82 juta dolar, termasuk juga RHIB (Rigid Inflatable Boats) 7m – 11m, pelatihan personil dan peralatan latihan, suku cadang dan perbaikan, dukungan peralatan, publikasi dan data teknis serta dukungan lainnya.

Sebelum diserahkan kedua kapal akan diperbaharui oleh kontraktor utama VSE Corporation di Alexandria Virginia dan Fairbanks Morse di San Diego California.

Salah satu dari empat kapal kelas Newport akan digantikan oleh LPD-17 kelas San Antonio.


Fresno LST-1182 LST (Landing Ship Tank) kelas Newport mulai dioperasikan mulai 1969. (Foto: navsource)

AL Peru saat ini mengoperasikan 3 LST eks AL AS kelas Paita, dibuat pada pertengahan 1950-an dan diserahkan ke AL Peru 1984.

Pembelian kapal bekas pakai ini lebih murah dibandingkan pembelian kapal LST/LPD buatan Singapura berbobot 6,600 ton.

LST kelas Newport digunakan mengangkut dan mendaratkan tank, kendaraan amphibi ke medan pertempuran, kapal dapat mengangkut sekitar 400 prajurit dan mampu berlayar hingga kecepatan 20 knot.

AL yang mengoperasikan LST kelas Newport hingga saat ini Australia (2), Brazil (1), Chile (1), Malaysia (1), Mexico (2), Spanyol (2, 1 masih beroperasi), dan Taiwan (2). Tiga kapal ditengelamkan sebagai sasaran tembak saat latihan serta 2 dalam keadaan tidak aktif.

Naval-technology.com/@beritahankam

AL Siapkan Dua KRI Korvet Kawal Presiden

KRI Frans Kaisiepo 368 jenis korvet SIGMA saat akan meninggalkan Belanda menuju tanah air.

30 November 2009, Makassar -- Lantamal VI TNI Angkatan Laut (AL) menyiapkan dua kapal perang KRI Korvet yang berspesifikasi kapal cepat untuk mengawal presiden pada peringatan Hari Nusantara Nasional 2009 di Makassar.

"Kami belum tahu KRI apa yang akan kita turunkan. Yang jelas jenisnya Korvet yang memiliki spesifikasi kapal cepat dan lengkap dengan persenjataan," kata Asisten Operasi (Asop) TNI AL, Kol Laut Muhammad Ali, di Makassar, Senin.

Ia menjelaskan, KRI jenis Korvet ini mempunyai persenjataan untuk pengawalan selama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengikuti parade kapal layar Phinisi di sekitar Pulau Lae-lae Makassar.

Bukan cuma dua KRI yang akan disiagakan untuk menjadi "vooraider" Presiden Yudhoyono bersama para Gubernur, Wali Kota dan Bupati melainkan dua "speed boat" dan empat perahu karet berada di sekitar kapal yang ditumpangi presiden.

"Kita siapkan dua KRI yang menjadi pengawal Presiden bersama rombongan. Selain itu dua kapal jenis "speed boat" dan perahu karet juga disiagakan," katanya.

Puncak perayaan Hari Nusantara Nasional ke-10 dilaksanakan pada 9-13 Desember. Pada peringatan itu, sebanyak 33 kapal layar phinisi dan 1.000 kapal nelayan (jolloro) akan mengiringinya.

Selain parade phinisi juga ada kegiatan lainnya seperti, lomba renang antar pulau, lomba jala sampah, lomba bakar dan memasak ikan, lomba perahu hias dan diklat kelautan.

"Kita berharap panitia pelaksana kegiatan bisa merampungkan persiapan sebelum hari pelaksanaan 9 Desember 2009, " katanya.

Kegiatan Hari Nusantara akan di tempatkan di lokasi tanah tumbuh mega proyek Centerpoint Of Indonesia (COI) di Makassar yang akan di meriahkan 33 kapal layar dan perahu phinisi.

"Kami harapkan keterlibatan semua pihak karena tujuan kegiatan ini membangkitkan dan menggugah semangat bangsa untuk lebih mengenali bangsa sendiri sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang bercirikan nusantara," ungkapnya.

Rapat pemantapan panitia juga dihadiri lintas departemen yakni Kadis Kelautan dan Perikanan Sulsel H. Iskandar, Kadis Tarkim Sulsel H. Syafruddin Burhanuddin, Karo Umum Ibrahim Beddu serta Karo Humas dan Protokol Pemprov Sulsel H. Agus Sumantri serta sejumlah SKPD Pemkot Makassar.

Pada pelaksanaan Hari Nusantara Nasional yang di pusatkan di Kota Makassar dirangkaian dengan HUT DKP yang akan diisi atraksi budaya dengan menghadirkan simbol-simbol adat/budaya dari seluruh Indonesia.

ANTARA News

Monday, November 30, 2009

Rencana Pembangunan Kodam Baru Dipertanyakan

Sejumlah prajurit Kodam XVII/Cenderawasih melakukan defile (Foto: ANTARA/Oka Barta/Koz/mes/08)

30 November 2009, Jayapura -- Rencana TNI Angkatan Darat untuk menambah satu komando daerah militer di Papua dipertanyakan sejumlah kalangan di Papua. Mereka berpendapat, hubungan perbatasan Papua dengan negara tetangga, Papua Niugini dan Australia, tidak bermasalah sehingga penambahan kodam tergolong tak mendesak.

Rencana pembentukan kodam baru di Papua itu dilontarkan Kepala Staf TNI AD Letnan Jenderal George Toisutta beberapa waktu lalu.

”Jika pembentukan kodam baru di Papua dipaksakan, pasti masyarakat keberatan. Itu hanya akan menambah atau membuka luka lama akibat daerah operasi militer yang pernah diterapkan di Papua beberapa tahun lalu,” kata Julees Rimet Assa Ongge, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Perwakilan Papua, Minggu (29/11) di Jayapura, Papua.

Luka batin orang asli Papua sebagai dampak operasi militer itu, lanjut Julles, tercermin dari adanya Undang-Undang (UU) Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua. ”UU itu mengamanatkan pembentukan Komnas HAM, Pengadilan HAM, dan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi di Provinsi Papua. Namun, delapan tahun berjalannya otonomi khusus di Papua, baru terbentuk Komnas HAM Papua,” katanya.

Ia berpendapat, saat ini Papua dalam kondisi aman dan tidak ada gangguan berarti. ”Tidak ada gangguan dari luar terhadap Papua, seperti dari Papua Niugini dan Australia. Keduanya bertetangga baik dengan Indonesia. Tidak ada pula ancaman dari luar negeri. Keberadaan TNI kan untuk menjaga kedaulatan wilayah,” tambah Julles.

Kepercayaan

Pemerhati Papua di Jayapura, Socratez Sofyan Yoman, yang dimintai pendapatnya secara terpisah, berpendapat serupa. Menurut dia, pembentukan kodam baru di Papua bukan kebutuhan mendesak. ”Pemerintah lebih baik terlebih dahulu mengembalikan kepercayaan orang asli Papua kepada Jakarta terkait kekerasan selama operasi militer, sebelum membangun instalasi militer baru di Papua,” ujarnya.

Penulis berbagai buku tentang Papua itu menambahkan, penduduk di Papua terlalu sedikit sehingga sangat tidak rasional jika terdapat dua kodam di pulau tertimur Indonesia tersebut. ”Jumlah penduduk di Provinsi Papua dan Papua Barat sekitar tiga juta jiwa. Sebagai pembanding, Kodam Diponegoro membawahi Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta yang memiliki jumlah penduduk sekitar 33 juta jiwa,” katanya.

Kompas

TNI AL-BNN Gelar Operasi Maritim Bersinar-1

30 November 2009, Pontianak -- Komandan KRI Teluk Sabang-544, Mayor Laut (P) Dedy Rorna W, menunjukkan peta operasi wilayah barat yang digunakan untuk jalur Latihan Operasi Bersama Interdiksi Narkotika (Bersinar-1) 2009 di atas KRI Teluk Sabang-544 di dermaga Lanal Pontianak, Kalbar, Senin (30/11). Latihan Operasi Bersinar-1 merupakan gabungan antara TNI AL dan Badan Narkotika Nasional (BNN), sebagai upaya untuk memberantas penyelundupan transportasi narkotika di wilayah perairan Indonesia. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ed/ama/09)

23 November 2009, Jakarta -- Latihan Operasi Bersama Interdiksi Narkotika (Bersinar-I) Tahun 2009 digelar di Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), Jalan Gunung Sahari Raya No 67 Jakarta Pusat, Senin (23/11).

Acara tersebut dibuka Kepala Badan Narkotika Nasional (KBNN) Komjen Pol Drs. Goris Mere didampingi Pangarmabar Laksamana Muda TNI Soeparno.

Goris Mere mengatakan, data nasioanal trend tindak pidana narkotika menunjukkan bahwa terjadi peningkatakan signifikan dari tahun ke tahun baik dari segi kuantitas maupun kualitas dengan modus operandi yang semakin canggih yang memanfaatkan teknologi modern.

Apabila tindak diambil tindakan langkah-langakah strategis maka dalam waktu singkat negara akan menjadi lemah dan berdampak rusaknya kehidupan masyarakat Indonesia yang secara langsung dapat meruntuhkan kehidupan sendi-sendi bangsa dan negara Indonesia.

Menyadari hakekat ancaman dan dampak buruk yang diakibatkan penyalahgunaan dan peredaran narkotika, maka kita semua bertekad untuk bekerjasama saling mendukung melakukan upaya-upaya terpadu dalam rangka melakukan pemberantasan penyeludupan transportasi narkotika di wilayah perairan indonesia.

Latihan operasi bersama yang dilaksanakan dengan sandi operasi “OPS MAR BERSINAR-I 2009” merupakan wujud kesamaan tekad antara BNN beserta seluruh komponen penegak hukum Polri (Bareskrim Polri, Ditpolair dan Ditpoludara Babinkam Polri, Bea Cukai, KPLP, P2SDKP, Badan POM dan Badan Karantina) dengan TNI AL dan segenap komponen keamanan laut lainnya dalam menjawab hakekat ancaman bahaya narkotika.

Latihan Operasi Maritim Bersama-I ini dibagi dalam tiga tahap yakni tahap pertama Latihan Pos komando dimulai pada 23-24 November 2009 bertempat di Markas Komando Armabar, tahap kedua Latihan Pra Operasi pada 30 November 2009 dilaksanakan di Pangkalan TNI-AL Batam dan tahap ketiga Latihan Operasi pada 1-3 Desember 2009 di Perairan Kepri.

Peserta yang mengikuti latihan ini berjumlah 220 orang gabungan dari TNI AL dan Penegak Hukum Polri, sedangkan unsur yang dilibatkan berjumlah 26 buah Kapal terdiri dari 10 KRI, 6 KAL, 9 Patkamla dan 1 Sea Hunter.

Dispenarmabar/POS KOTA

TNI AL akan "Pensiunkan" Sejumlah Kapal Perang

KRI Teluk Saleh 510 buatan galangan kapal Chicago Bridge, Amerika Serikat tahun 1944. (Foto: koarmabar.mil.id)

30 November 2009, Jakarta -- TNI Angkatan Laut (AL) akan "mempensiunkan" beberapa kapal perangnya yang sudah berusia tua dan tidak laik untuk dioperasikan.

"Kami masih melakukan pemilahan, pengkajian kapal-kapal mana saja yang akan dimusnahkan, yang jelas kapal yang akan dimusnahkan itu buatan tahun 1942," kata Kepala Staf AL (Kasal) Laksamana Madya TNI Agus Suhartono kepada ANTARA di Jakarta, Senin.

Kajian itu akan selesai pada Desember 2009 dan segera diserahkan pada Mabes TNI dan Departemen Pertahanan untuk dikaji lebih lanjut terutama tentang penggantian kapal-kapal yang dipensiunkan tersebut.

Selain berencana mempensiunkan kapal-kapal perangnya, TNI Angkatan Laut juga telah memusnahkan 210 pucuk senjata berbagai jenis buatan Jerman.

Senjata yang dimusnahkan dan akan diremajakan itu adalah 90 pucuk M-16 Assault Rifle kaliber 5,56 mm, 50 pucuk AK-47 Assault rRifle kalibar 7,62 mm, 50 pucuk pistol FN Browning HP M-46 kaliber 9 mm dan 20 pucuk pistol Sig Sauer kaliber 9 mm.

Untuk peremajaan sejumah senjata yang dimusnahkan itu, pada Tahun Anggaran 2008 TNI Angkatan laut telah melakukan pengadaan senjata produk Jerman yang MP5 dan HK 416.

Pemusnahan alat utama sistem senjata tua itu, dimaksudkan untuk mengurangi beban tanggung jawab, dan resiko yang ditimbulkan baik secara administratif maupun anggaran.

TNI AL memiliki kurang lebih 148 kapal perang berbagai kelas dan jenis. Jumlah itu belum termasuk dua kapal layar tiang tinggi yang ada di TNI AL.

Jumlah kapal perang tersebut juga belum termasuk kapal patroli yang panjangnya kurang dari 36 meter yang biasa disebut KAL atau kapal angkatan laut yang berjumlah 317 unit.

Kapal yang mungkin dipensiunkan

Kapal perang dipastikan dipensiunkan 7 LST (Landing Ship Tank), KRI Teluk Langsa 501, KRI Teluk Bayur 502, KRI Teluk Kau 504, KRI Teluk Tomini 508, KRI Teluk Ratai 509, KRI Teluk Saleh 510 dan KRI Teluk Bone 511 eks AL Amerika Serikat buatan tahun 1942 – 1945, diantaranya digunakan dalam operasi amphibi di pantai Normandia saat Perang Dunia ke-2.

Ketujuh LST tersebut akan digantikan 7 LST buatan PT PAL, menurut Direktur Utama PT. PAL Harsusanto di Jakarta, Selasa (24/11), hingga 2014 PT PAL telah mendapat kontrak dari Departemen Pertahanan dan TNI Angkatan Laut yakni dua kapal selam, dua kapal perusak kawal rudal (PKR), 11 unit KCR-40, tujuh unit kapal angkut tank (AT/LST), 17 unit tank amfibi, dan 25 unit peningkatan kemampuan kapal-kapal perang TNI Angkatan Laut.

ANTARA News/@beritahankam

Krisis Global Tidak Mempengaruhi Belanja Militer Arab Saudi

A330 MRTT AU Saudi Arabia sedang melakukan pengisian bahan bakar ke jet tempur Typhoon dan Panavia Tornado. (Foto: EADS)

30 November 2009 -- Krisis keuangan global tidak mempengaruhi anggaran belanja militer Kerajaan Arab Saudi, tercatat 40,5 milyar dolar dihabiskan tahun 2009, menjadikan yang terbesar di wilayah Timur Tengah.

Israel menduduki urutan kedua dengan menghabiskan anggaran belanja militer 13 milyar dolar.

CNN melaporkan anggaran belanja militer di Timur Tengah meningkat tajam, dari 77 milyar dolar pada 2006 menjadi 102 milyar dolar pada tahun ini.

Arab Saudi saat ini sedang terlibat konflik militer dengan pejuang Houthi di sebelah Utara Yaman.


Arab Saudi melibatkan dalam konflik militer yang melibatkan Pemerintah Yaman dan pejuang Houthi, setelah menuduh pejuang Houthi membunuh dua prajurit penjaga perbatasan Arab Saudi.

Pejuang Houthi menuduh jet-jet tempur Arab Saudi menjatuhkan bom phosphor di wilayah yang didiami minoritas Shiah di sebelah Utara Yaman.

Secara tradisional Angkatan Bersenjata Arab Saudi pemakai senjata buatan barat, terutama buatan Amerika Serikat. Saat ini pemerintah Arab Saudi sedang menjajaki pembelian senjata buatan Rusia, setelah menghadapi sejumlah kendala untuk membeli senjata buatan Amerika Serikat paska serangan 11/9 yang banyak melibatkan warga negara Arab Saudi.

PRESS TV/@beritahankam

Utang BBM TNI ke Pertamina Kemungkinan Dihapus

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kiri) dan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menghadiri rapat kerja dengan Komisi I di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (30/11). Dalam rapat tersebut dibahas tentang kesejahteraan prajurit khususnya pemberian tunjangan bagi prajurit TNI di wilayah perbatasan yang akan ditetapkan dalam bentuk peraturan presiden (perpres). (Foto: ANTARA/Kencana/ed/ama/09)

30 November 2009, Jakarta -- Utang bahan bakar minyak (BBM) TNI ke Pertamina sebesar Rp7 triliun kemungkinan akan diputihkan. Formulasi yang disarankan adalah dengan menjadikan jumlah tersebut di dalam penyertaan modal pemerintah.

Kemungkinan itu disampaikan sebagai salah satu kesimpulan rapat kerja Komisi I DPR dengan Departemen Pertahanan Senin (30/11). "Sehubungan dengan utang TNI untuk penyediaan BBM sudah mencapai Rp5,5 triliun (semestinya Rp7,1 triliun). Komisi I meminta kepada pemerintah untuk dimasukkan kedalam penyertaan modal pemerintah di Pertamina," kata Ketua Komisi I Kemal Aziz Stamboel dalam pembacaan kesimpulan.

Usulan tersebut, jelasnya, berlaku untuk utang yang telah terjadi ke belakang. DPR juga melihat tetap adanya masalah dalam pengadaan BBM untuk operasional TNI jika pemerintah tetap mematok harga keekonomian. Karena itu, Komisi I mendesak pemerintah dalam anggaran TNI memperhatikan kuantum BBM sebagai akibat fluktuasi kenaikan BBM.

Usulan tersebut disambut baik pemerintah. Menhan Purnomo Yusgiantoro menyatakan penyertaan modal pemerintah bisa dipertimbangkan. Pemerintah bisa membuat peraturan pemerintah untuk menampung usulan tersebut.

"Jadi, misalkan sekarang di Pertamina ada modal pemerintah, nanti angka yang itu akan ditambahkan sebagai modal pemerintah dengan mengeluarkan PP. Itu untuk utang ke belakang," jelas Menhan.

Gaji TNI Naik Lima Persen

Untuk meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI dan PNS di lingkungan TNI beserta keluarganya, TNI mengagendakan program prioritas untuk mendukung hal tersebut. TNI berencana menaikkan gaji TNI/PNS sebesar lima persen dari gaji pokok.

Hal ini diungkapkan oleh Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR RI di Jakarta, Senin (30/11).

"Penyesuaian kenaikan gaji TNI/PNS sebesar lima persen dari gaji pokok dan pemberian gaji ketiga belas," kata Panglima TNI.

Selain gaji, TNI juga berupaya meningkatkan kesejahteraan prajurit dengan meningkatkan uang lauk pauk dari Rp35 ribu menjadi Rp40 ribu. Sedangkan PNS, Panglima TNI menyebutkan adanya kenaikan sebesar Rp5000, dari Rp15 ribu menjadi Rp20 ribu.

Panglima TNI juga menyatakan akan ada peningkatan pelayanan kesehatan, melaksanakan renovasi rumah dinas yang tidak layak huni secara bertahap.

"Kami juga mengusulkan tunjangan kinerja melalui pelaksanaan reformasi birokrasi TNI. Kami juga mengusulkan tunjangan prajurit yang melaksanakan tugas di perbatasan dan pulau-pulau terdepan/terluar," jelasnya.

Sekjen Dephan Letjen Sjafrie Sjamsuddin menambahkan bahwa peningkatan tunjangan kinerja tidak akan berlaku bagi perwira bintang tiga dan empat. Tetapi hanya berlaku bagi bintang dua hingga ke bawah.

Ia juga menjelaskan bahwa kebutuhan sebenarnya untuk remunerasi prajurit serta PNS di lingkungan TNI adalah Rp17,5 triliun per tahun. Karena negara tidak bisa menanggungnya, pemerintah kemudian menyesuaikan dengan keadaan.

"Kemudian, ada usulan membedakan antara remunerasi antara TNI dan Dephan. Karena ada prajurit TNI yang ditugaskan di lingkungan Dephan. Seharusnya remunerasinya sama dengan PNS Dephan. Untuk itu, nanti akan ada aturan pelaksana untuk mengatur itu," imbuhnya.

Bagaimana dengan tanggapan DPR? Beberapa anggota dewan menyambut positif usulan tersebut yang rencananya akan diaplikasikan pada 2010 mendatang. Bahkan, anggota FPPP Ahmad Daeng Sere meminta agar kenaikan ULP untuk prajurit ditingkatkan hingga Rp75 ribu. "Meningkat jadi Rp40 ribu nanggung. Bagaimana kalau ditingkatkan sampai Rp75 ribu?" usulnya disambut dengan senyum prajurit yang hadir.

MEDIA INDONESIA

Pangdivif Tinjau PPRC

KRI Teluk Bone-511 digunakan mengangkut prajurit yang tergabung dalam Satgasla PPRC TNI. (Foto: koarmabar.mil.id)

30 November 2009, Jakarta -- Panglima Divisi I Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangdiv I Kostrad), Mayor Jenderal TNI Hatta Syafruddin, meninjau embarkasi personel dan material tempur.

Dia didampingi Komandan Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Barat (Danguspurlabar) Laksamana Pertama (Laksma) TNI Didit Herdiawan, MPA, MBA, Kepala Staf Komando Lintas Laut Militer (Kas Kolinlamil) Laksma TNI R.M. Harahap dan Komandan Satuan Tugas Laut (Dansatgasla) Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI, Kolonel Laut (P) Didin Zaenal Abidin S,sos, MM.

Personel itu diangkut menggunakan tiga KRI yakni KRI Teluk Penyu-513, KRI Teluk Bone-511 dan KRI Teluk Cirebon-543 yang tergabung dalam Satgasla PPRC TNI, di dermaga Kolinlamil Tanjung Priok Jakarta Utara, Senin (30/11).

Personel dan material tempur tersebut nantinya akan digunakan pada manuver lapangan yang merupakan puncak latihan PPRC TNI 2009.

Kapal TNI AL Latihan Tempur

KRI Kapitan Patimura-371.

KRI Kapitan Patimura-371 yang tergabung dalam Satuan Kapal Eskorta Armada RI Kawasan Barat (Satkorarmabar) melaksanakan latihan Geladi Tugas Tempur (Glagaspur) Tingkat 1/L1, di Pangkalan Angkatan Laut Pondok Dayung Tanjung Priok Jakarta Utara, Kamis (26/11).

Komandan Satkorarmabar, Kolonel Laut (P) I Wayan Suarjaya, bertindak sebagai inspektur pada upacara pembukaan di Geladak KRI Kapita Patimura-371.

Dansatkor mengatakan, untuk dapat mewujudkan kemampuan TNI AL baik dalam kemampuan taktis dan teknis diperlukan pembinaan latihan dalam rangka mencapai tingkat siap operasional bagi unsur TNI AL.

Pembinaan latihan pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus untuk meningkatkan kemampuan dan kehandalan unsur dan satuan tempur guna mencapai kesiapan operasional yang dipersyaratkan, kata Wayan.

Pola yang dilaksanakan TNI AL khususnya unsur melalui latihan bertingkat dan berlanjut melalui Glagaspur Tingkat 1 sampai dengan Tingkat 4.

Glagaspur Tingkat 1/L1 terhadap KRI Kapitan Patimura-371 yang dikomandani Letkol Laut (P) Joko Triwantono ini diharapkan agar Anak Buah Kapal (ABK) mampu menguasai pos tempur dan prosedur yang berlaku berfungsi sesuai reka bentuknya, sehingga dapat melanjutkan pertahapan Glagaspur pada tahap selanjutnya.

Pelaksanaan Glagaspur ini merupakan tolok ukur pertama bagi segenap pengawak KRI apakah kapal ini sudah siap untuk melaksanakan kegiatan operasi yang akan diembannya atau belum. Sehingga dalam pelaksanaannya agar dilaksanakan secara sungguh-sungguh sesuai dengan prosedur yang berlaku bagi tipe dan jenis kapal ini.

Dispenarmabar/POS KOTA

Menkopolhukam Kunjungi Pesawat Sukhoi


30 November 2009, Makassar -- Menko Polhukam (Menteri Koordinator Politik Hukum Dan Keamanan ) Djoko Suyanto , Kamis(26/11) saat transit di gedung Galaktika Lanud Sultan Hasanuddin berkesempatan mengunjungi Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin yang merupakan Home Base pesawat tempur Sukhoi 27/30.

Kunjungan yang berlangsung selama setengah jam tersebut bersama Mentri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Kepala BIN (Badan Inteljen Nasional) Sutanto yang dalam perjalanan ke Jakarta usai menghadiri acara Peringatan Hari Perdamaian Dunia di Ambon oleh Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono .

Saat mengunjungi pesawat tempur Sukhoi, Menkopolhukam, Menhan dan Kepala BIN didampingi Pangkoopsau II Marsekal Muda TNI Yushan Sayuti, Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNi Djoko Susilo, Pangkosekhanudnas II Marsekal Pertama John Dallas Sembiring, Danlantamal VI Laksamana Pertama TNI Arief Rudiyanto, Dan Lanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI IB. Putu Dunia serta beberapa pejabat TNI dan Polri di Makassar.

PENTAK LANUD HASANUDDIN

Nyaris Saling Tembak

HMAS Assail (P 89) termasuk jenis Attack Class Patrol Boat dibangun oleh Evans Deakin and Company di Brisbane, Queensland Agustus 1967, dioperasikan oleh AL Australia 12 Juli 1968 dan dipensiukan 19 Oktober 1985. Ditransfer ke TNI AL diberi nama KRI Sigurot 864. (Foto: navygov.au)

28 November 2009, Batam -- Kapal perang Indonesia, yakni KRI Sigurot 864 nyaris terlibat saling tembak dengan kapal pemadam kebakaran Posh Viking milik Singapura yang dikawal kapal coast guard, gara-gara memperebutkan kapal tanker MV Sawitto, yang terbakar di Perairan Nongsa, Batam, Kamis (26/11) dinihari. Peristiwa ini bermula dari terbakarnya MV Sawitto yang mengangkut 15 ribu ton bahan bakar minyak (BBM) dan sebuah kapal kecil lainnya terbakar di perairan Nongsa, pada koordinat 01 derajat, 14',14" LU dan 104 derajat, 03', 26" BT, Kamis (26/11) dini hari. MV Sawitto berlayar dari Malaysia dengan tujuan Singapura. Kapal terbakar saat melakukan transfer bahan bakar ke Eastern Hill Sanlorenso. Dua kapal itu terbakar habis. Meski demikian kedua kapal tidak karam. Dikabarkan tidak ada korban jiwa dalam kebakaran yang terjadi sekitar pukul 03.00 WIB dinihari itu.

Komandan Gugus Keamanan Laut Armada Barat Laksamana Pertama Ade Supandi yang mendapatkan informasi langsung mengirim KRI Sigurot 864 yang dikapteni Mayor Laut (P) Ario Sasongko ke lokasi kejadian. ”Ke-15 ABK selamat setelah terjun ke laut,” kata alumni Akabri Laut 1983 itu. RI Sigurot datang ke lokasi kejadian sekitar pukul 07.00 WIB setelah dihubungi kapten kapal KPLP KNP 330. Ketika tiba di lokasi, mereka tidak menemukan ABK kedua kapal itu. ”Informasinya, semua ABK selamatkan diri dan terjun ke laut saat masih di perairan Malaysia. Mereka semua terdampar ke daratan Malaysia,’’ kata Mayor Ario Sasongko, kemarin.

Saat tiba di lokasi kejadian sudah ada kapal Posh Viking dari Singapura sedang memadamkan api. Kemudian KNP 330, kapal PMI Indonesia, serta kapal-kapal nelayan dari jembatan tiga Barelang. Saat itu, kapal sebagian besar habis terbakar, namun masih ada api dan asap. Di antara dua kapal itu, selang yang diduga digunakan untuk mentransfer bahan bakar masih terpasang. Namun penyebab kebakaran itu justru diduga bukan karena aktivitas transfer bahan bakar ship to ship itu.

”Diduga karena korslet di ruang mesin,’’ ungkap Ario. Hal ini juga dibenarkan Komandan Gugus Keamanan Laut Armada Barat Laksamana Pertama Ade Supandi.

Setelah KRI Sigurot melihat kondisi kapal dan Posh Viking berhasil memadamkan api, kapal dari Singapura itu berusaha membawa kapal ke Perairan Singapura. Mereka sudah memasang tali pada MV Sawitto untuk menariknya, namun Kapten KRI Sigurot menghalanginya. Kedua pihak pun bersitegang hampir 30 menit. Pihak Singapura mengatakan, kapal MT Sawitto hendak ke Singapura jadi harus ditarik ke Perairan Singapura. Sementara pihak Indonesia berpegang pada lokasi kejadian.

”Saya berkeras untuk membawa ke perairan Batuampar karena lokasi kejadian ada di perairan Indonesia,’’ jelas Ario.

Ketegangan dan rebutan bangkai kapal itu nyaris saja membuat kedua pihak baku tembak. Pasalnya pihak Singapura dan Indonesia tetap sama-sama mempertahankan pendapat dan argumennya. Kapal Posh Viking yang sudah menarik kapal nahas itu dihentikan. Akhirnya pihak Singapura mengalah dan melepaskan tali yang mengikat MV Sawitto. ”Padahal masing-masing (pihak Singapura dan Indonsia) sudah siap mau nembak itu,’’ ungkap Ario.

Kapal MV Sawitto yang berbendera Honduras dan kapal Eastern Hill Sanlorenso kemudian ditarik ke Perairan Batuampar. Masing-masing menggunakan tugboat Nov 3 dan tugboat Lucky Seven. Kapal itu dikawal KRI Sigurot 864, KNP 330 dan KP Hayabusa 684 menuju Batuampar. Meski sudah berada di Perairan Batuampar, awak KRI Sigorut dan Polisi Perairan Polda Kepri yang datang menyusul belum bisa naik ke kapal karena masih ada sisa bara api. Kapal dalam pengawasan dan pengamanan unsur Guskamla dengan pengawalan kapal perang (KRI) maupun patkamla.

BATAM POS