Monday, June 8, 2009

Helikopter TNI AD Bolkow BO-105 Jatuh di Cianjur

Helikopter TNI AD Bolkow BO-105 HS7060 mengalami kecelakaan 22 Agustus 1994 merenggut sejumlah korban. (Foto: dokumentasi keluarga Burhan Pilliang/detikFoto)

8 Mei 2009 -- Helikopter TNI jenis Bolkow BO-105 HS7112 jatuh di Kampung Pasir, Bukit Cihanjawar, RT 03/07, Desa Situhiang, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Cianjur bagian Selatan atau berjarak sekitar 100 km dari Kota Cianjur, sekitar pukul 15.25 wib, Senin (8/6). Helikopter naas tersebut buatan PT. DI berdasarkan lisensi dari Messoshmit Bolkow Blohm (BMM), Jerman tahun 1988. Kondisi Helikopter Bolkow BO-105 HS7112 dinyatakan masih laik terbang ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Christian Zebua di Jakarta, Senin (8/6).

Helikopter sedang melakukan misi mendukung latihan Kopassus di daerah Pagelaran, Cianjur. Saat kejadian helikopter akan kembali ke Markas Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat. Namun di Desa Situhiang, cuaca buruk akibat hujan deras disertai angin menghadang helikopter. Menurut saksi mata helikopter sempat berputar-putar terlebih dahulu, sebelum jatuh di perbukitan Cihanjawar.

Helikopter berisikan lima orang, Kolonel Inf Ricky Samuel (Komandan Pusat Pendidikan Kopassus), Kapten Inf Agung Gunarto (Kasi Operasi Latihan Kopassus), Lettu Hadi Isnanto (pilot), Lettu Yuli Sasongko (co-pilot), dan Lettu Agus Sudarso. Kolonel Inf Ricky Samuel dan Kapten Inf Agung Gunarto tewas ditempat kejadian, Lettu Yuli Sasongko sempat mendapat perawatan di RSUD Cianjur ketika sedang dalam perjalanan ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, korban meninggal dunia. Korban yang selamat Lettu Hadi Isnanto dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung sedangkan Letda Agus Sudarsono dibawa ke RSPAD Gatot Subroto.

Karena mengalami luka cukup parah di bagian kepala, Lettu Yuli Sasongko terpaksa dirujuk ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Akan tetapi nyawanya tidak dapat diselamatkan, korban meninggal dalam perjalanan ke RSPAD Gatot Subroto. (Foto: Rosdiana Dewi/detikNews/detikFoto)

Jenazah Kolonel Inf Ricky Samuel dibawa ke Markas Komando Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur dan akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, jenazah Kapten Inf. Agung Gunarto dibawa ke rumah mertuanya di BTN Joglo, Cianjur dan akan dimakamkan di TPU Sinarlaya, Cianjur sedangkan jenazah co-pilot Yuli Sasongko dibawa ke Semarang.

(dirangkum dari beberapa sumber/Beritahankam.blogspot)

Anggaran Pertahanan Naik Rp10 Triliun

Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso (kiri), bersama sejumlah Kepala Staf TNI, saat rapat kerja dengan Komisi I DPR, di DPR, Senayan, Jakarta, Senin (8/6). Rapat kerja antara Menhan, Panglima TNI dan Komisi I, membahas isu-isu diantaranya penyelesaian konflik blok Ambalat. (Foto: ANTARA/ Ujang Zaelani/ama/09)

8 Juni 2009, Jakarta -- Komisi I DPR menyepakati kenaikan anggaran pertahanan dan TNI sebesar Rp10 triliun pada APBN 2010 untuk mendukung kesiapsiagaan alat utama sistem senjata dan personel TNI.

"Kami sepakat untuk menaikkan anggaran pertahanan/TNI pada 2010 sebesar Rp10 triliun, untuk mendukung pendidikan dan latihan, perawatan alat utama sistem senjata, dan pengadaan alat utama sistem senjata baru," kata Ketua Komisi I DPR Theo L Sambuaga di Jakarta, Senin.

Pada Tahun Anggaran 2009 Departemen Pertahanan/TNI mendapat alokasi anggaran sebesar Rp33,6 miliar.

Hingga triwulan pertama TA 2009 Dephan/TNI mendapat tambahan anggaran sebesar Rp38,66 miliar untuk kegiatan operasi intel strategi Waspada dan sampai periode itu, telah 28,10 persen dari pagu yang disalurkan ke unit organisasi di Departemen Pertahanan dan TNI.

Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menguraikan, anggaran sebesar itu dialokasikan untuk mewujudkan pembinaan dan pengembangan kekuatan pertahanan negara baik di tingkat organisasi maupun personel, peningkatan dan pemeliharaan materiil, sarana dan prasarana dukungan operasional perkantoran maupun pengembangan sistem.

Ia menambahkan, sebelum ini, menyusul penurunan anggaran pertahanan, Departemen pertahanan bersama Mabes TNI memfokuskan perhartian pada lima hal yaitu dukungan operasional nyata, kesiapan dan kesiapsiagaan operasional, pemeliharaan alat utama sistem senjata, pendidikan dan latihan serta kesejahteraan prajurit.

Dana itu juga sudah termasuk Operasi Militer Selain Perang (OMSP). "Karena bagaimana pun kita harus memperhatikan OMSP, sebagai salah tugas TNI dalam kegiatan sosial kemasyarakatan," kata Juwono.

(ANTARA News)

Indonesia Latihan Perang, Malaysia Perbanyak Pasukan

Tentara Malaysia dalam suatu latihan perang. (Foto: military-photos)

7 Mei 2009, Sebatik -- Situasi di perbatasan Indonesia-Malaysia sekitar perairan Ambalat, Sebatik, Kalimantan Timur kemarin petang dilaporkan tegang. Perang bisa sewaktu-waktu terjadi antara dua negara serumpun ini. Baik Indonesia dan Malaysia meningkatkan pengamanan di Pos Perbatasan dengan menambah personil tentara.

Setelah tentara Indonesia latihan menembak dengan melibatkan penduduk sipil di Desa Sungai Pancang di Wilayah Aji Kuning, dibalas Malaysia dengan menambah askar ( tentara) di wilayah perbatasan, seperti di Sungai Melayu dan Sungai Pancang

Berdasarkan informasi di lapangan, beberapa hari lalu Desa Sungai Pancang di wilayah Aji Kuning semua aparat di Sebatik, Ambalat latihan menembak. Latihan itu salah satu bentuk pemantapan siap perang dan juga untuk lebih memperkuat pertahanan di wilayah perbatasan.

Adapun askar Malaysia bersiap di wilayah perbatasan, seperti di Sungai Melayu dan Sungai Pancang yang terletak di satu wilayah Sebatik, satu pulau diklaim milik dua negara. "Ada tidak askar yang menguasai tiga titik di Sungai Melayu," ungkap Bandong, warga Sebatik di Desa Tanjung Aru.

Mereka, kata Bandong, membawa senjata. Selain di Sungai Melayu, askar malaysia juga siapa di kawasan Pasir Putih dan Bagusung Besar. “Saya dilarang melaut oleh mereka," ujar Bandong saat dihubungi kemarin.

“Saya bingung, askar Malaysia bilang kalau saya tinggal di wilayah Malaysia, tapi jika TNI Angkatan Laut datang, mengatakan ini wilayah Indonesia. Mana yang betul?,” tanya Bandong

Hal yang sama disampaikan Busla. Dia mengaku sekitar sembilan kapal TNI Angkatan Laut hanya tiga yang kerap berpatroli di pesisir pantai Sebatik. Sisanya, kata dia, berada di wilayah luar dekat Ambalat.

Buslan sering melihat kapal perang Malaysia suka main kucing-kucingan dengan patroli TNI Angkatan Laut. "Suana tegang setiap saat terjadi. Seperti dalam suasana perang," katanya.

Perairan sekitar Sebatik kembali digunjingkan setelah kapal perang Malaysia dipergoki bermanuver di wilayah blok Ambalat, milik RI. Malaysia mengkalaim blok yang memiliki potesnsi minyak itu wilayahnya. Begitu pula Indonesia, menyatakan sebagai harga mati bahwa Blok Ambalat wilayah RI.

(Tempo Interaktif)

Djoko: TNI Siap Perang. Malaysia Juga Siaga di Perbatasan Pulau Sebatik

Departemen Kelautan dan Perikanan, HNSI Nunukan didukung TNI AL memasang rumpon Merah Putih guna mempertegas batas negara di wilayah Ambalat di bulan Februari 2009. Pemasangan rumpon menggunakan KRI Hasan Basri, dikawal KRI Patola.

8 Juni 2008, Nunukan -- Bukan hanya pihak Indonesia yang bersiap siaga dalam menghadapi segala kemungkinan terkait memanasnya sengketa blok Ambalat di Kaltim. Malaysia pun meningkatkan kesiagaan pasukan keamanan, utamanya di wilayah perbatasan.

Misalnya saja di Pos Penjagaan PGA (Polis Gerak Am) -di Indonesia biasa disebut Brimob- di Begusong, perbatasan Indonesia – Malaysia di Pulau Sebatik, yang biasanya dikepalai oleh sersan, saat ini diganti dengan personel berpangkat kapten.

“Kita tahulah situasi sekarang ‘kan macam (agak, Red) lain. Mesti ada perubahan,” terang warga Malaysia yang tak mau identitasnya dikorankan.

Selain pergantian komandan jaga, pihak Malaysia juga menambah personel. Jika sebelumnya hanya diperkuat 7 orang per pos jaga, sekarang ditambah menjadi 10 personel untuk setiap pos. Status pos jaga pun dinaikkan menjadi balai atau kantor.

Salah seorang anggota PGA di Wallace Bay (Pulau Sebatik bagian Malaysia) yang bertemu koran ini mengatakan, PGA telah dilatih tempur. Seragam pun diganti. Yang sebelumnya bermotif loreng warna kombinasi biru hitam, beberapa hari terakhir sudah berganti bermotif loreng kombinasi hijau tua dan hitam. Seragam baru pasukan PGA ini lebih gelap dibanding seragam loreng milik TNI. “Uniform (seragam) pun tak macam dulu. Sekarang kami gunakan uniform baru. Uniform lama susah nak (mau) disamarkan. Gampang terlihat. Mesti gunakan uniform tersamar,” terang personel PGA yang mengaku berasal dari salah satu negara bagian di Semenanjung Malaysia dan baru beberapa bulan terakhir ditugaskan pada Pos PGA di Wallace Bay.

Tuding Melanggar

Sementara itu, Pemerintah Malaysia tidak ingin dijadikan satu-satunya pihak yang disalahkan terkait kasus memanasnya masalah perbatasan di Ambalat. Mereka mencatat, Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebenarnya juga telah melakukan pelanggaran perbatasan sebanyak 13 kali.

Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi juga siap menyampaikan nota protes ke pemerintahan RI. Protes itu disampaikan kepada delegasi Komisi I DPR RI Effendy Choirie dan Ali Mochtar Ngabalin. Kedua pihak bertemu dan melakukan pembicaraan di Putrajaya, Malaysia, pada Sabtu malam (6/6) lalu. Dua anggota dewan itu mendahului rombongan resmi yang baru akan berangkat Senin ini (8/6).

“Dia sampaikan TNI kita 13 kali melanggar. Tapi, sebenarnya dia (Menhan Malaysia, Red) tidak ingin memperpanjang masalah Indonesia-Malaysia terutama di blok Ambalat,” ungkap Effendy Choirie, kemarin (7/6).

Menurut Effendy, pemerintah Malaysia mengaku bisa memahami kalau pemerintah dan rakyat Indonesia memprotes keras masuknya kapal militer Malaysia ke wilayah Indonesia di Ambalat. Mantan ketua FKB di DPR RI itu menambahkan, Menhan Ahmad Zahid secara umum memberikan tanggapan positif atas keberatan Indonesia tersebut.

“Dia berjanji akan mempercepat proses penyelesaian sengketa RI-Malaysia,” tambah tokoh yang akrab disapa Gus Choi itu. Meski demikian, pemerintah Malaysia sadar jika jalan keluar penyelesaian tidak akan berlangsung mudah. Sebab, persoalannya bukan hanya sekedar soal perbatasan, tapi juga soal ekonomi.

Menurut Gus Choi, pemerintah Malaysia juga mengaku ingin tetap bertetangga baik dengan Indonesia. “Kami tidak akan berperang dengan Indonesia. Ya, bagaimana kami mau berperang, kalau pakaian tentara Diraja Malaysia itu masih produk Sritex Indonesia,” ungkap Gus Choi, menirukan apa yang disampaikan Ahmad Zahid.

Selain meminta agar segera ada penyelesaian dalam kasus perbatasan RI-Malaysia, Gus Choi dan Ali Mochtar juga menyampaikan protes pemerintah dan masyarakat Indonesia kepada menhan Malaysia yang baru menjabat sekitar 2 bulan tersebut. Pemerintah negeri jiran itu diminta tidak lagi melakukan provokasi militer di sekitar perairan Ambalat.

Siap Perang

Secara terpisah, Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen menegaskan, posisi TNI di Ambalat sangat jelas, yakni mengamankan kedaulatan. “Tunjukkan dimana kita melanggar. Kita selalu sesuai prosedur,” katanya.

Menurut Sagom, TNI tidak akan bergeser sejengkalpun dari Ambalat. “Tidak hanya di sana, tapi di seluruh wilayah perbatasan negara. Kita berada di garis terdepan,” ujarnya. Bahkan, seluruh satuan TNI baik darat, laut maupun udara siap berperang jika memang ada perintah dari panglima tinggi, yakni Presiden SBY.

Penegasan komitmen siap perang itu juga disampaikan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso di Istana Negara pada Sabtu (6/6) malam. Usai mendampingi SBY menerima delegasi komisi 1, Djoko menjelaskan operasi rutin sudah dilakukan sepanjang tahun di sekitar Ambalat. “Prinsip TNI adalah kalau kita ingin damai kita harus siap perang,” tegasnya.

Perintah perang sesuai undang-undang, diberikan oleh presiden. Begitu komando turun, TNI harus langsung berperang. Dalam dua hari setelah perintah itu, DPR RI harus memberi persetujuan. Namun, jika tak disetujui, perintah itu harus dihentikan.

(Kaltim Post)

Menhan Malaysia Instruksikan Perubahan Patroli Rutin

KD Baung salah satu kapal patroli yang digunakan TLDM memprovokasi Indonesia diperairan Ambalat.

17 Mei 2009, Kuala Lumpur -- Dua anggota dan satu mantan anggota DPR menemui menteri pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi secara informal di Putrajaya membicarakan kasus Ambalat dan masalah lainnya.

"Saya minta agar kapal tentara diraja Malaysia tidak melakukan provokasi di perbatasan perairan blok Ambalat dengan patroli militer yang melewati garis batas kedaulatan wilayah Indonesia. Kami bisa tidak sabar akan menabrak dan menenggelamkan kapal tentara diraja Malaysia," kata Ali Mochtar Ngabalin di Kuala Lumpur, Minggu.

Dua anggota DPR yakni Ali Mochtar Ngabalin dan Effendi Choirie dan mantan anggota DPR Ade Daud Nasution bertemu dengan Menhan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi yang didampingi Mohd Kamal, staf khusus Menhan di Putrajaya, Sabtu malam.

Sementara itu, Effendi Choirie atau panggilan akrabnya Gus Choi meminta kepada Menhan Malaysia Zahid Hamidi, yang kebetulan menjadi sahabatnya, minta agar jabatannya yang disandangnya sejak 8 April 2009 itu menjadi sarana mempercepat penyelesaian sengketa perbatasan kedua negara bertetangga serumpun ini, khususnya Ambalat.

"Ini permintaan kepada Zahid Hamidi sebagai orang keturunan Yogyakarta dan orang penting ketiga di Malaysia," kata Gus Choi.

Setelah mendengarkan pembicaraan ketiga sahabatnya yakni Ali Mochtar Ngabalin, Effendie Choirie dan Ade Daud Nasution, Menhan Zahid Hamidi berjanji dengan penuh keyakinan dalam masa pemerintahan PM Najib persoalan Ambalat akan segera selesai.

Hal itu juga dapat dibuktikan dengan instruksi dia agar tentara diraja Malaysia segera melakukan evaluasi kembali mengenai patroli rutin agar tidak menimbulkan kemarahan rakyat Indonesia dan memberikan penjelasan dengan menggunakan bahasa Jawa kepada Gus Choi.

Bukti konkrit lainnya, ialah Menhan Malaysia telah meminta Panglima ATM (angkatan tentera diraja Malaysia) jend Abdul Aziz untuk menemui Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso di Jakarta pada 9 Juni 2009.

(ANTARA News)

TNI Cabuti Patok Yang Dipasang Malaysia di Wilayah Indonesia

Pos perbatasan Indonesia Malaysia. (Foto: jawa pos)

7 Mei 2009, Sebatik -- Puluhan patok berupa tonggak kayu yang dipasang membelah areal persawahan di Dusun Seberang, Desa Sungai Pancang, Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, dicabuti personel TNI AD dari batalyon 613/Raja Alam. Pertimbangannya, pemasangan patok di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia itu tidak resmi

Pantauan Kompas, Sabtu (6/6), patok-patok kayu itu selama ini dipancangkan di areal persawahan milik petani Indonesia di Dusun Seberang. Dusun tersebut berbatasan dengan Kampung Melayu di wilayah Sebatik yang dikuasai Malaysia. Pihak TNI mencabut patok-patok yang dipasang oleh Malaysia itu tanggal 21 Mei.

Tonggak-tonggak kayu kayu tersebut di antara dua patok resmi-berupa balok beton yang jaraknya lebih dari 2 kilometer. “Kami sudah tinggal di perbatasan ini sekitar 39 tahun. Selama ini kami tidak tahu mana saja perbatasan kedua negara. Kami membuka sawah di daerah ini selama tidak pernah ada yang melarang. Pihak Malaysia juga tidak pernah mengusir. Kami hanya diminta untuk tidak menjual tanah mereka,” kata Sulaiman (70), warga Dusun Seberang.

Menurut Kepala Penerangan Kodam VI/Tanjungpura Letkol Bagus Hardito, patok-patok kayu itu beberapa waktu lalu digunakan Malaysia untuk mengukur wilayahnya. Akan tetapi, setelah selesai pengukuran tidak dicabut. Beberapa warga merasa khawatir mengingat akhir-akhir ini masalah Ambalat kembali memanas. Itulah sebabnya aparat TNI AD mencabutnya.

(Harian Kompas, Minggu, 7 Juni 2009)

KD Perak Diresmikan Masuk Jajaran Armada TLDM

KD Perak.

8 Mei 2009 -- Panglima Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) Laksamana Datuk Seri Abdul Aziz Jafar meresmikan bertugasnya KD Perak F173 dijajaran TLDM di Lumut, Rabu (3/5). KD Perak kapal patroli ketiga dari Kelas Kedah berdasarkan disain Meko 100, setelah KD Kedah F171 dan KD Pahang F172. TLDM memesan 6 kapal jenis ini dari Jerman, kapal pertama dan kedua dibangun di Blohm & Voss/Howaldtswerke, German Naval Group (GNG), Jerman dan dirakit di Malaysia, sedangkan ketiga hingga terakhir dibuat hingga selesai di galangan kapal Boustead Naval Shipyard (BSN) Sdn. Bhd. di Lumut, Perak. Kapal keempat diberi nama KD Terengganu F174, kelima Kelantan F175 dan terakhir KD Selangor F176.

Pembelian kapal patroli ini merupakan salah satu proses memodernisasi TLDM meningkatkan dan memantapkan tugas angkatan laut dalam mengawal perairan negara Malaysia. Pada saat peresmian Laksamana Datuk Seri Abdul Aziz mengatakan pembangunan TLDM dan biro keselamatan maritim yang lain adalah penting dalam menentukan keutuhan dan integritas negara terus terpelihara dan terjamin. Kapal patroli kelas Kedah dimaksudkan menggantikan kapal patroli buatan Vosper Thornycroft yang sudah digunakan lebih 30 tahun.

KD Kedah.

KD Perak dirancang berkonsep “fitted for but not with”, bila terjadi perang sistem dan peralatan dapat diubah tanpa harus melalui proses modifikasi yang rumit. KD Perak dipergunakan sebagai kapal patroli saat damai dan dapat diubah menjadi kapal kombatan saat perang. Persenjataan yang dipasangkan pada kapal hanya meriam dan senapa mesin, tidak dilengkapi misil ataupun torpedo, tetapi dapat membawa 1 unit helikopter Super Lynx 300 atau Sikorsky S-70B Seahawk.

Kapal patroli kelas Kedah mempunyai berat 1650 ton, panjang 91.1 meter dan lebar 12,85 meter, mampu dipacu lebih dari 22 knot ditenagai 2 x mesin diesel Cartepillar 3616 (5450Kw), jarak jelajah 6050 nm pada kecepatan 12 knot dengan masa berlayar 21 hari. KD Perak diawaki 69 orang terdiri dari 11 perwira dan 58 pelaut dibawah kapten kapal Komander Ismail Othman.

Penamaan kapal patroli ini, KD Perak untuk menghormati jasa-jasa KD Sri Perak selama bertugas di TLDM sebelum tenggelam dihantam ombak saat beroperasi di Laut Cina Selatan tahun 1984. KD Sri Perak adalah kapal patroli buatan Inggris tahun 1961.

KD Perak akan ditempatkan di Pangkalan TLDM Tanjung Gelang, Kuantan Pahang, memperkuat kekuatan Armada Markas Wilayah Laut 1 dalam melakukan patroli keamanan dan pemantauan maritim di perairan Laut Cina Selatan.

Utusan/@beritahankam

Sunday, June 7, 2009

Pesawat Tempur Asing Menyusup

MiG-29 TUDM. (Foto: skuadron17)

7 Juni 2009, Jakarta -- Tak hanya kapal perang Malaysia, pesawat tempur asing juga menyusup ke Ambalat, Kaltim. Satuan radar TNI AU mencatat telah terjadi empat kali penyusupan pesawat tempur asing di blok yang kini akan dicaplok Malaysia tersebut. "Memang ada laporan seperti itu, tapi sudah ditindaklanjuti sesuai prosedur," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Bambang Sulistyo, kemarin (6/6).

Laporan itu disampaikan oleh Satuan Radar 225 Tarakan TNI AU. Pesawat militer asing tersebut terdeteksi memasuki wilayah udara Ambalat sejak Desember 2008 hingga Februari 2009. Pesawat biasanya terbang rendah dengan ketinggian 7.000 kaki dengan kecepatan 300 km/jam, pesawat bergerak dari dari Tawau, Malaysia.

Namun demikian, TNI AU belum bisa memastikan apakah pesawat tersebut merupakan pesawat tempur Malaysia atau negara lain. "Pelanggaran wilayah udara oleh pesawat militer asing itu terdeteksi oleh radar kita. Belum diketahui milik siapa, tapi sudah kami laporkan ke Kosekhudnas (Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional) di Lanud Makassar," kata Komandan Satuan Radar 225 Tarakan TNI AU Mayor Elektronika Hadi Siswoyo.

TNI AU memang masih kekurangan radar militer. Dari kebutuhan 32 radar militer, baru 17 Radio Detection and Ranging (Radar) Militer yang dipasang di berbagai daerah untuk memantau yuridiksi Indonesia. "Kemampuan radar TNI AU belum sepenuhnya mendukung tugas TNI, karena keterbatasan radar," ujar Bambang Sulistyo.

Dia berharap, kebutuhan radar militer ini bisa diselesaikan. Kondisi pertahanan udara terutama tadar belum menenuhi kebutuhan minimum essential force TNI. "Pengadaanya tergantung dari anggaran yang diberikan pemerintah yang pengadaanya akan dilakukan secara bertahap karena harganya yang mahal, TNI hanya sebagai pemakai," ungkapnya.

Selama ini untuk menunjang kemampuan radar militer, TNI AU mengintegrasikan radar sipil untuk memperoleh informasi kondisi udara wilayah Indonesia. Namun, beberapa radar sipil seperti di Banda Aceh dan Papua belum terintegrasi dengan baik. "Ini yang terus diupayakan, tapi untuk terintegrasipun sangat sulit mengingat sistim sarana komado, kendali, komunikasi komputerisasi dan intelijen belum seluruhnya berbasis komputer dan terintegrasi dengan baik," akunya.

TNI AU menargetkan sampai tahun 2014 jumlah radar militer yang dimiliki mencapai 24 radar, dimana pada tahun 2011 direncanakan bertambah tiga satuan radar militer baru. TNI saat ini memiliki beberapa tipe radar berjenis Thomson TRS 2230, Plessey AWS 2, Plessey AR 325, Pleessey AR 15 dan Thales Master T.

Selain itu sedikitnya ada 14 radar sipil dan puluhan radar milik Badan Meteorologi dan Geofisika. Beberapa radar militer yang dimiliki TNI AU sendiri usianya sudah relatif tua dengan tahun produksi 1960. Daya jangkaunya sudah tidak maksimal, dengan jarak jangkau yang hanya 100 hingga 120 nutical miles atau sekitar 120 kilometer. Padahal, jarak jangkau radar yang baik mencapai 470 kilometer.

Pasang Radar


Dari Nunukan, Kaltim dilaporkan, selama dua hari terakhir, tidak ada armada kapal perang Malaysia yang melakukan manuver di perairan Tawau-Sebatik. Hal ini dikatakan Dan Pos AL di Sei Pancang Lettu Masripin mendampingi Danlanal Nunukan Letkol Laut (P) Djatmoko. “Biasanya mereka rutin melakukan manuver-manuver saat melintas di sekitar perairan antara Sebatik dengan Tawau.

Tapi dua hari terakhir ini tidak satupun terlihat,” terang Masripin. Namun apakah ‘libur’ selama dua hari ini terkait dengan ketatnya pengawasan KRI di perairan tersebut serta kesiapaan antisipasi-antisipasi pasukan di daratan, Masripin tidak bisa memastikan.

Pihak TNI, selain menempatkan sejumlah armada KRI di perairan blok Ambalat, saat ini di Pulau Sebatik sebagai wilayah terdekat dengan Malaysia juga sudah dilengkapi dengan radar pemantau perairan. Danlanal Nunukan Djatmoko memastikan, keberadaan radar tersebut akan memberi informasi lebih cepat dan akurat pada pasukan keamanan yang berada di daratan Pulau Sebatik.

“Yang pasti, pengawasan terhadap keamanan laut dapat dilakukan lebih baik. Terutama pengawasan perbatasan dengan negara tetangga yang selalu harus diwaspadai,” tegas Djatmoko. Dirincikan Danlanal, radar ini mampu memonitor wilayah perairan hingga sejauh 20 mil.

Radar dilengkapi kamera yang dapat merekam objek yang diinginkan serta menghasilkan catatan titik koordinat keberadaan objek. “Dengan demikian jika ada armada kapal perang Malaysia yang terekam memasuki perairan Indonesia, kita memiliki bukti-bukti kuat yang dapat dijadikan dasar bersikap tegas terhadap tetangga tersebut,” tegasnya.

Radar yang sudah diuji coba ini diperkirakan sudah bisa dioperasikan pada Juli mendatang. Penggunaannya tinggal menunggu pembangunan mess pasukan yang mengawaki peralatan canggih tersebut.

Tanpa keberadaan KRI yang memang dilengkapi dengan radar, pasukan keamanan di Pulau Sebatik cukup sulit memastikan apakah armada kapal perang Malaysia yang melakukan manuver di Ambalat melakukan pelanggaran atau tidak. Pasalnya, selama ini deteksi hanya melalui pandangan mata.

(Kaltim Post)

TNI AD Juara Umum AASAM 2009 di Australia

Sang Juara AASAM 2009 Kontingen TNI AD. (Foto: priyadie98/military-photos)

TNI AD mengikuti lombak tembak AASAM (Australian Army Skill at Arms Meeting) 2009 yang diselenggarakan oleh personel AD Australia yang berasal dari Combined Arms Training Centre (CATC), School of Infantry (SOI), dan beberapa satuan lainnya, berlangsung 2 sampai 24 Mei 2009 di Puckapunyal, Victoria, Australia. AD Australia mengundang 16 negara di kawasan Asia Pasifik, Eropa, dan negara-negara persemakmuran untuk turut serta pada AASAM 2009. Hanya 10 negara yang mengirimkan kontigennya ke AASAM 2009; Australia (1 kontigen), Brunei Darussalam (1), Kanada (2), Indonesia (1), Malaysia (1), Selandia Baru (1), Papua Nugini (1), Filipina (1), Singapura (1), dan Inggris (1). AASAM bertujuan mengukur kemampuan petembak dalam keterampilan menembak. AASAM 2009 merupakan penyelenggaraan ke-24.

(Foto: priyadie98/military-photos)

Kontigen TNI AD in action. (Foto: priyadie98/military-photos)

TNI AD telah tiga kali turut serta AASAM, pertama kali 1995 di Canungra, Queensland, 2005 di Singleton, New South Wales dan 2008 di Puckapunyal, Victoria. Kontigen TNI AD berjumlah 15 orang prajurit TNI AD dari berbagai kesatuan, 10 orang petembak dan 5 orang official, dipimpin komandan kontigen Letkol Inf Tandyo Budi R, kapten tim Mayor Inf. M. Asmi. Kontingen ini dibentuk berdasarkan Surat Perintah Kasad Nomor: Sprin/677/IV/2009 tanggal 15 April 2009 tentang perintah mengikuti lomba tembak Australian Army Skill At Arms Meeting (AASAM) tahun 2009 di Australia.

Materi lomba berjumlah 41, terdiri dari senapan (16 Matchs), Pistol (7 Matchs), SO (5 Matchs), Gabungan Senapan & SO (5 Matchs) dan Overall – Champion (8 Matchs), dimana memperebutkan 41 mendali.

Tabel perolehan mendali. (Tabel: Tandef.net)

Dibawah kondisi temperatur yang cukup dingin, pagi dan malam hari antara 0 – 10° C dan siang dan sore hari antara 5 – 18° C, angin cukup kencang berkisar antara 5 – 20 knot yang sangat berpengaruh besar terhadap perkenaan proyektil munisi di lesan. Dilakukan beberapa usaha untuk mengatasi kondisi tersebut, serta ditunjang kemampuan para petembak TNI AD dan kehandalan senjata SS-2 V-4 senapan serbu buatan PT. PINDAD. Kontingen TNI AD berhasil merebut posisi juara umum, setelah memperoleh 59% mendali emas, 41% mendali perak, dan 39% mendali perunggu.

(Tandef.net/Beritahankam.blogspot)

Presiden: Hentikan Provokasi Malaysia

6 Mei 2009, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menerima kunjungan Ketua Komisi I DPR, Theo L. Sambuaga (kedua kanan) dan sejumlah pimpinan dan anggota Komisi I DPR lainnya di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Sabtu (6/6) malam. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/hp/09)

7 Mei 2009, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Malaysia menghentikan provokasi menggunakan armada perangnya di perairan Ambalat, Indonesia. Provokasi yang dilakukan saat diplomasi dan perundingan untuk garis batas perairan berlangsung akan memperburuk hubungan baik selama ini.

Penegasan Presiden disampaikan saat menerima enam anggota Komisi I DPR di Kantor Presiden, Sabtu (6/6) malam. Lima anggota Komisi I DPR yang datang bersama Ketua Komisi I Theo L Sambuaga adalah Yusron Ihza Mahendra, Happy Bone Zulkarnain, Sidky Wahab, Djoko Susilo, dan Andreas Parera. Tim ini akan ke Kuala Lumpur, Malaysia, untuk mengurus masalah Ambalat (wilayah ambang batas lautan antara Indonesia dan Malaysia).

”Hentikan provokasi di Ambalat. Begitu kata Presiden. Tim ke Malaysia untuk mengingatkan. Jangan sambil berbicara (berunding) membuat manuver-manuver di Ambalat. Hentikan manuver itu,” ujar Yusron yang menjadi pemimpin tim ke Malaysia seusai bertemu dengan Presiden.

Di Malaysia, Tim Komisi I DPR akan bertemu dengan unsur pimpinan parlemen Malaysia dan komisi terkait. Setelah itu, bersama-sama dengan parlemen Malaysia, tim Komisi I akan bertemu dengan Pemerintah Malaysia. Surat yang dikirim untuk bertemu Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak belum ada jawaban sampai semalam.

Sampai saat ini belum ada jawaban dari pihak Malaysia soal pertemuan dengan pemerintah karena PM Najib sedang berada di China. Tidak ada penjelasan apakah Najib kembali saat tim Komisi I DPR masih berada di Malaysia. Pertemuan ini, kata Theo, diprakarsai untuk mendesak Malaysia menjaga hubungan baik dengan Indonesia.

”Kami hendak meyakinkan Malaysia lewat parlemen mereka supaya menjaga hubungan baik Indonesia-Malaysia dengan tidak melakukan provokasi-provokasi di perairan Ambalat. Provokasi itu jelas-jelas memperburuk hubungan baik,” ujar Theo dalam jumpa pers seusai melapor kepada Presiden.

Lebih tegas

Dalam pertemuan di Kantor Presiden, Theo dan Tim Komisi I DPR mengaku bahagia karena mendapatkan penegasan dari Presiden soal posisi pemerintah tentang Ambalat. Dalam pertemuan itu, menurut Theo, Presiden menegaskan, perairan Ambalat adalah wilayah Indonesia yang saat ini diklaim secara sepihak oleh Malaysia.

”Pemerintah sangat serius menjaga kedaulatan. Soal kedaulatan adalah harga mati. Selama ini Indonesia menempuh jalur diplomasi. Namun, kalau provokasi Malaysia terus dilakukan dan terus mengganggu, Indonesia akan mengambil langkah-langkah yang lebih tegas untuk mempertahankan kedaulatan,” ujar Theo.

Saat menerima Tim Komisi I DPR, Presiden didampingi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Widodo AS, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, Kepala Polri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, dan Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi. Untuk acara ini, Yudhoyono membatalkan rencana kampanye Pemilihan Umum Presiden 2009.

Widodo mengemukakan, provokasi dan pelanggaran oleh tentara Malaysia di perairan Ambalat dirasakan sangat mengganggu proses perundingan yang telah disepakati sebagai jalan penyelesaian. Oleh karena itu, sementara perundingan untuk kesepakatan garis batas perairan dilakukan, TNI terus melakukan gelar kekuatan di perairan Ambalat.

”(Malaysia) hormatilah proses diplomasi sehingga tidak ada provokasi-provokasi di lapangan,” ujar Widodo.

Meskipun provokasi di lapangan terus dilakukan tentara Malaysia, Indonesia belum menambah jumlah armada dan pasukan di perairan Ambalat. Sejauh ini, sepanjang tahun, hanya enam kapal Republik Indonesia (KRI) dan tiga pesawat yang terus berpatroli di perairan Ambalat.

Widodo mengemukakan, sejak perundingan mengenai garis batas perairan dilakukan dan akan memasuki perundingan ke-24, interaksi dan gesekan antara tentara Malaysia dan Indonesia kerap terjadi di lapangan. Berdasarkan catatan TNI Angkatan Laut, sepanjang 2009 Malaysia melakukan 13 kali pelanggaran. Tahun 2008 tercatat 23 kali pelanggaran dan 2007 tercatat 76 kali pelanggaran.

Selama ini tentara Malaysia dengan kapal perangnya dapat diusir meskipun mencoba melanggar lagi masuk ke perairan Ambalat dan diusir lagi. Terhadap sekitar 100 kali pelanggaran ini, TNI AL menyurati Panglima TNI yang ditembuskan ke Departemen Luar Negeri untuk dibuatkan nota diplomatik.

Terhadap pelanggaran yang sering dilakukan tentara Malaysia dan sepertinya dibiarkan saja dengan fakta terus berulangnya pelanggaran itu, Yusron menyayangkan Departemen Luar Negeri yang kurang bersikap tegas. ”Jika Malaysia terus tidak mau peduli, Deplu bisa memanggil Dubes RI di Malaysia pulang dan memulangkan Dubes Malaysia di Indonesia. Jika masih tidak peduli, kita bisa menutup kedutaan,” ujar Yusron.

Usir

Soal keberangkatan Tim Komisi I DPR ke Malaysia, Theo kembali menegaskan, tujuannya adalah mengingatkan Malaysia untuk menghentikan provokasi agar tidak mengundang hal-hal buruk yang tidak diinginkan. Tim Komisi I DPR meminta Malaysia menjaga hubungan baik.

Jika peringatan itu kemudian tidak diindahkan pihak Malaysia, mekanisme lain yang lebih tegas akan ditempuh. ”Pertama, kita halau dan usir mereka. Jika hal itu tidak diindahkan dan mengganggu kedaulatan Indonesia, mekanisme lain yang lebih tegas akan diambil. Kedaulatan adalah harga mati,” ujar Theo.

Indonesia memahami, provokasi yang dilakukan tentara Malaysia di perairan Ambalat merupakan bagian dari alat penekan selama diplomasi dilakukan. Kesediaan tentara Malaysia mundur saat dihalau dan diusir TNI merupakan penegasan akan benarnya posisi Indonesia yang harus terus dipertahankan.

Perundingan soal garis batas perairan Ambalat antara Indonesia dan Malaysia ke-24 akan dilakukan pada Juli mendatang di Malaysia. Perundingan disepakati dan ditempuh sebagai jalan penyelesaian setelah Malaysia mengklaim perairan Ambalat yang kaya akan kandungan minyak dan gas sebagai wilayahnya pada 2005-2006.

Dalam pertemuan itu, Presiden menyatakan komitmennya terus meningkatkan jumlah anggaran untuk pembelian alat utama sistem persenjataan TNI. Presiden juga menekankan perlunya terus diberdayakan industri strategis nasional untuk menopang TNI.

Soal kemandirian untuk persenjataan TNI melalui industri strategis nasional, ini juga ditekankan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam posisinya sebagai calon presiden pada sambutan deklarasi Relawan Berani Bangkit Mandiri di Jakarta, Sabtu kemarin.

(KOMPAS)

Saturday, June 6, 2009

TNI AL Siap Tempur Pertahankan Ambalat

Frigate kawal rudal KD Hang Jebat 29 salah satu frigate kelas Lekiu TLDM yang akan berhadapan dengan kapal perang TNI AL jika terjadi perang. KD Hang Jebat dibuat berdasarkan disain frigate ringan FS 2000, dibanggun di Yarrow Shiphuilders, Glasgow, Inggris. KD Hang Jebat diluncurkan Mei 1995, bertugas Mei 1999, bergabung di SKN 23 Frigate bersama KD Lekiu 30. Persenjataan yang dibawa 1x meriam 57mm Bofors, 2x senapan mesin 30mm, 16x Sea Wolf VLS SAM, 2× 4-cell MM40 Blk II Exocet SSM, 2× B515 triple 324 mm tabung torpedo untuk menembakan Whitehead A244/S, dan 1 unit helikopter Westland Super Lynx 300. (Foto: navy.mil.my)

6 Mei 2009, Manado -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) siap bertempur untuk mempertahankan wilayah Ambalat dari intervensi Malaysia.

Wakasal Laksamana Madya, Moekhlas Sidik, mengemukakan hal itu di Manado, Sabtu, saat meninjau kesiapan pelaksanaan Sail Bunaken 2009.

"Status ambalat saat ini selalu diutak atik Malaysia. Meski begitu, kami menyatakan kalau TNI AL tetap mendukung semua cara pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan persoalan tersebut," katanya.

Pemerintah Indonesia, jelas Moekhlas, lebih memilih menempuh jalan dialog dan perundingan, untuk membahas persoalan Ambalat daripada berperang.

"TNI AL ini hanya menjalankan apa yang diperintahkan. kalau disuruh menembak ya ditembak, kalau tidak, ya diam," katanya.

Wakasal memastikan, TNI AL sebagai penjaga laut Indonesia, siap membela kedaulatan laut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetapi mereka tetap ikut aturan mainnya.

Mengenai masalah lainnya, ujar Moekhlas, bukan otoritas TNI AL untuk berbicara, yang paling penting justru adalah bagaimana menjaga perbatasan Indonesia tersebut.

Kasus Ambalat kembali menghangat pekan ini, karena adanya manuver kapal Angkatan Laut Malaysia.

Wakasal berada di Manado dalam rangka simulasi "sailing pass" atau parade kapal, yang diikuti tiga kapal dari Pelabuhan Bitung ke Pelabuhan Manado.

(ANTARA News)

Deplu Diharapkan Dapat Selesaikan Kasus Ambalat

5 Mei 2009, Makassar -- Demo Ambalat - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Makassar berunjukrasa di depan Markas Kodam VII/Wirabuana Makassar, Jumat (5/6). Mereka meminta agar pemerintah bertindak tegas atas Malaysia yang melakukan pelanggaran melewati batas negara Indonesia di Ambalat serta menyerukan perang apabila ada yang mengganggu NKRI. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/hm/hp/09)

5 Mei 2009, Medan -- Peranan Departemen Luar Negeri (Deplu) sangat diharapkan untuk dapat menyelesaikan permasalahan kasus Ambalat di Pulau Nunukan, Kalimantan Timur agar tidak lagi diklaim oleh Pemeritah Malaysia sebagai batas wilayah perairan negerinya.

"Fungsi Deplu yang memiliki diplomat ulung itu perlu dinampakkan sehingga permasalahan perbatasan antara kedua negara di perairan Ambalat itu dapat ditutaskan," kata Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Dr Runtung Sitepu, SH, di Medan, Jumat, ketika diminta komentarnya mengenai peranan Deplu menuntaskan kasus Ambalat itu.

Menurut Runtung, permasalahan kasus Ambalat itu sudah cukup lama dan terus berlarut-larut, sampai saat ini tidak juga dapat terselesaikan atau adanya titik temu antara Pemerintah Indonesia dengan Malaysia.

Persengketaan di Blok Ambalat itu sudah sampai ketingkat sangat menghawatirkan dan bisa saja akan berdampak rusaknya hubungan diplomatik bagi kedua negara.Ini jangan sampai terjadi, jelas akan merugikan kedua negara yang sudah cukup lama tetap bekerjasama.

Sehubungan itu, katanya, peranan Deplu perlu untuk menjelaskan kepada Pemerintah Kerajaan Malaysia bahwa Blok Ambalat yang dianggab miliki negara asing itu adalah ternyata masuk kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dengan demikian, jelasnya, Pemerintah Malaysia dapat memahaminya sehingga kapal-kapal perang milik AL- Diraja Malaysia itu tidak lagi memasuki teritorial Indonesia yang seperti selama ini dilakukan kapal perang negara tersebut.

"Pendekatan atau loby tingkat internasional itu diyakini akan membuahkan sukses dan tidak perlu terjadi aksi-aksi kekerasan atau dilakukan perang, bila kasus Amblat tersebut tidak juga dapat terselesaikan," ucap Runtung yang juga Dekan Fakultas Hukum USU itu.

Sebelumnya, mantan Wakil Presiden, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno menyatakan Indonesia harus bersikap tegas dan transparan terhadap Malaysia terkait kasus Ambalat.

"Namun, jangan berpikir untuk perang dulu. Itu jalan terakhir," kata Try usai menghadiri peluncuran buku Ahmad Syafi`i Ma`arif di kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis malam.

Menurut Try, kasus masuknya kapal perang Malaysia ke wilayah kedaulatan Indonesia, khususnya perairan Pulau Ambalat sudh lama terjadi.

Indonesia harus segera menuntaskan masalah itu agar tidak menjadi provokasi dari berbagai pihak yang dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah yang tidak diinginkan.

Pemerintah Indonesia dan Malaysia diharapkan memiliki kesadaran dalam menyelesaikan sengketa perbatasan itu baik darat mau pun laut.

(ANTARA News)

Friday, June 5, 2009

Lebih 40% Anggaran Pertahanan Rusia Untuk AL

Kapal selam nuklir Borey. (Foto: military-today)

3 Juni 2009 -- Anggaran Kementrian Pertahanan Rusia lebih dari 40% dianggarkan untuk Angkatan Laut, terutama pembangunan kekuatan nuklir strategis. Anggaran diarahkan untuk pembangunan kapal selam strategis.

Saat ini, Rusia sedang membuat sejumlah kapal selam nuklir strategis kelas Borey dan kapal selam serang bertenaga nuklir kelas Graney. Pengujian misil balistik Bulava versi maritim sedang berlangsung. Tiga kapal selam kelas Borey, Yury Dolgoruky, Alexander Nevsky, dan Vladimir Monomakh sedang dalam pembangunan di galangan kapal Sevmash, kapal keempat sedang dalam proses perencanaan. Kapal selam kelas Borey akan bertugas di armada Pasifik dan Utara Rusia.

Borey mempunyai panjang 170 m, diameter lunas 13 m, awak 107 orang termasuk 55 perwira, maksimum kedalaman menyelam 450 m, dan kecepatan menyelam 29 knot. Kapal selam dapat membawa 16 misil balistik dan torpedo. Misil balistik Antar Benua Bulava-M (SS-NX-30) akan ditempatkan pada kapal selam kelas Borey. Bulava mampu membawa hingga 10 hulu ledak nuklir serta mampu mencapai sasaran hingga 8000 km. AL Rusia akan melakukan uji penembakan Bulava sekurang-kurangnya lima kali pada tahun ini.

Anggaran pertahanan Rusia tidak berpengaruh oleh krisis global, 592 milyar Rubel (19,3 milyar Dollar) dibelanjakan untuk pembelian senjata dan perangkat keras militer.

RIA Novosti/@beritahankam

Indonesia Sampaikan 36 Protes Soal Ambalat

Peta Ambalat. (Peta: Gatra)

5 Mei 2009, Jakarta -- Pemerintah Indonesia sudah menyampaikan 36 nota protes mengenai pelanggaran wilayah Ambalat oleh Malaysia.

"Nota protes ke-36 sudah disampaikan Pemerintah Indonesia Kamis (4/6) kemarin," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, di Jakarta, Jumat.

Protes terakhir tersebut, kata Teuku, dilayangkan kepada Malaysia setelah mendapatkan penjelasan secara rinci dari TNI AL mengenai realitas yang terjadi di lapangan.

TNI AL, secara kronologis menjelaskan waktu atau tanggal-tanggal terjadinya inkursi atau aktivitas pihak asing memasuki wilayah Indonesia.

Keseluruhan nota protes yang disampaikan Pemerintah Indonesia ingin menegaskan bahwa Ambalat adalah wilayah kedaulatan Indonesia.

Protes pertama dari serangkaian nota protes yang disampaikan Indonesia kepada pemerintah Malaysia itu disampaikan pada 1980.

Kendati prostes terus disampaikan, kata Teuku, Pemerintah Indonesia tetap terus melakukan upaya diplomasi untuk menyelesaikan masalah antara kedua negara.

"Pemerintah mengingatkan kembali Malaysia untuk segera menyiapkan tim perunding batas wilayah yang sempat terhenti untuk diaktifkan kembali," kata Teuku.

Teuku mengatakan, Departemen Luar Negeri terus melakukan koordinasi dengan pejabat tinggi lainnya sehingga tidak ada lagi satu insiden di lapangan yang tidak terselesaikan.

Selain berkoordinasi secara cermat mengenai perkembangan Ambalat, Deplu juga meningkatkan komunikasi masyarakat, dengan maksud meredam sifat emosional yang mengemuka belakangan ini.

(ANTARA News)

Pasukan Pertahanan Berhasil Hancurkan Musuh

Pasukan Pertahanan Pangkalan Vertical yang dipersenjatai Triple Gun dari Batalyon 463 Paskhas yang telah berhasil merontokan pesawat udara musuh dalam latihan. (Foto : Pentak Lanud Iswahjudi)

5 Mei 2009, Magetan -- Pasukan Pertahanan Pangkalan (Hanlan) berhasil menghancurkan musuh yang akan menyerang Lanud Iswahjudi, yang datang dari darat maupun dari udara. Tim SAR tempur (Sarpur) tersebut berhasil mengevakuasi korban pertempuran.

Pasukan Pertahanan Pangkalan Horizontal (Hanhor) dari Batalyon 463 Paskhas, telah berhasil menghancurkan pasukan musuh dari negara Musang, sebelum berhasil memasuki wilayah Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur melalui darat.

Sementara itu pasukan Pertahanan Pangkalan Vertical (Hanver) yang dipersenjatai Triple Gun dan QW-3 dari batalyon yang sama, juga telah berhasil merontokkan sejumlah pesawat udara Musang yang lolos dari sergapan pesawat termpur Lanud Iswahjudi, sebelum memasuki wilayah pertahanan udara Iswahjudi. Selain berhasil menghancurkan pasukan darat dan pesawat udara Musang, pasukan Hanlan Batalyon 463 Paskhas juga berhasil menyandera satu orang pilot dari negara Musang yang masih hidup, kemudian dievakuasi oleh Tim Sarpur ke Rumah Sakit Lanud Iswahjudi melalui jalan darat.

Tim Sarpur didukung Helly EC-120/Colibri, juga telah berhasil menyelamatkan satu Pilot F-5/Tiger yang mengalami kerusakan pesawat akibat pertempuran udara dengan pesawat tempur dari negara Musang di atas pulau Koala dan berhasil eject. Kemudian mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Lanud Iswahjudi.

Semua peristiwa pertahanan pangkalan dan penyelamatan pilot F-5/Tiger itu merupakan bagian dari sekenario latihan Elang Gesit 2009 yang digelar di Lanud Iswahjudi selama tiga hari (2/6 s/d 4/6).

(TNI AU)

Thursday, June 4, 2009

Pemerintah Anggarkan Dana Pembelian Pesawat TNI AU

Super Tucano dipilih TNI AU menggantikan OV-10 Bronco yang sudah digrounded.

4 Juni 2009, Jakarta -- Pemerintah akan mengalokasikan dana untuk pembelian pesawat TNI Angkatan Udara pada APBN tahun 2010.

Meneg PPN/Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Paskah Suzetta di Jakarta, Rabu (3/6) mengatakan pembelian pesawat itu agar pertahanan dan kemananan di Indonesia semakin stabil.

"Dana pembelian pesawat itu sudah tersedia dalam anggaran lima tahun mendatang tetapi besarannya belum diketahui," katanya usai rapat pembahasan asumsi makro pembicaraan pendahuluan penyusunan RAPBN tahun 2010 dengan komisi XI DPR RI.

Rapat yang dipimpin Ketua Komisi XI Ahmad Hafiz Zawawi itu juga dihadiri Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Plt Gubernur Bank Indonesia Miranda S Goeltom.

Paskah menambahkan pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran untuk bidang pertahanan secara umum. "Secara rinci jumlah anggaran pertahanan saya tidak ingat tetapi pemerintah sudah mengganggarkan," katanya.

L-159 diberitakan akan menggantikan pesawat latih Hawk.

Menurut dia, keamanan sekarang ini masih relatif stabil yang diharapkan situasi tersebut terus dipertahankan sehingga diharapkan kesejahteraan masyarakat semakin baik.

Pada kesempatan itu Paskah juga menyatakan saat ini pemerintah juga mengantisipasi dampak krisis moneter yang akan berpengaruh terhadap pengangguran dan jumlah masyarakat miskin.

Sehubungan itu, pemerintah mengutamakan pemulihan ekonomi antara lain dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan potensi sumber daya alam.

Media Indonesia

Latihan Gabungan TNI dan Polri


3 Mei 2009, Jakarta -- Anggota TNI dari Batalion Infanteri 201/Jaya Yudha, Kodam Jaya, berlatih di arena Pekan Raya Jakarta, Rabu ( 3/6). Batalion ini berlatih untuk meningkatkan kesiapan mengamankan Ibu Kota.(Foto: ANTARA/SUBEKTI/ss/pd/09)

Anggota Brimob berlatih di arena Pekan Raya Jakarta. (Foto: ANTARA/Subekti/ss/pd/09)

TNI Gelar Latihan Bersama Pasukan Perdamaian

Latihan Gabungan -- Anggota TNI dari Batalion Infanteri 201/Jaya Yudha, Kodam Jaya, berlatih di arena Pekan Raya Jakarta, Rabu ( 3/6). Batalion ini berlatih untuk meningkatkan kesiapan mengamankan Ibu Kota.(Foto: ANTARA/Subekti)

3 Mei 2009, Jakarta -- TNI akan menggelar latihan bersama pasukan pemelihara perdamaian PBB "Garuda Shield" 2009 bersama 24 negara sahabat untuk meningkatkan kerja sama antarangkatan bersenjata, terutama dalam misi perdamaian PBB.

Juru bicara TNI Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen di Jakarta, Rabu malam mengatakan, kegiatan latihan bersama akan diadakan di Pusat Pendidikan Infanteri, Cipatat, Padalarang, Jabar, 16 hingga 29 Juni 2009.

"Latihan bersama itu akan dibagi dua tahap yakni geladi posko yang akan diiikuti 14 negara dan sepuluh negara dalam geladi lapang dengan jumlah personel 338 orang yang dilibatkan," katanya.

Sagom mengatakan, Indonesia selama ini telah diakui partisipasinya dalam pasukan pemelihara perdamaian PBB di berbagai misi di berbagai wilayah di dunia. "Ini merupakan prestasi yang membanggakan bagi kita, dan akan kita tingkatkan," ujarnya.

Sejak 1957 Indonesia sudah terlibat dalam 25 misi perdamaian PBB, antara lain di Mesir, Vietnam, Lebanon dan Kongo.

(ANTARA News)

Malaysia Protes Wilayahnya Dilanggar Indonesia

Menko Polhukam, Widodo AS (kanan) bersama (dari kiri duduk) KASAD Jenderal TNI Agustadi SP, Kapolri Jenderal Pol. Bambang Hendarso Danuri, KASAL Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno dan KASAU Marsekal TNI Subandrio memberikan keterangan pers seusai mengikuti rapat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (3/6).(Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf)

3 Mei 2009, Kuala Lumpur -- Menteri pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengatakan, sejak 2007 hingga April 2009, Malaysia telah melayangkan 13 surat protes via Kementerian Luar Negeri Malaysia dan KBRI Kuala Lumpur mengenai pelanggaran yang dilakukan TNI AL di perairan Malaysia.

"Tapi ini bukan berarti melanggar dibalas dengan melanggar perbatasan negara tetangga. Istilah melanggar ini istilah yang dibuat sepihak baik Indonesia dan Malaysia," kata Zahid yang fasih berbahasa Jawa itu di kantor kementerian pertahanan Malaysia, Kuala Lumpur, Rabu.

"Kami menilai pelanggaran berdasarkan wilayah kami tapi bagi Indonesia itu tidak melanggar karena dianggap wilayahnya. Indonesia menilai kami melanggar dari sudut pandang wilayah teritorialnya sedangkan kami melihat itu adalah wilayah kami, jadi tidak melanggar," katanya.

Tapi lanjut Zahid, Malaysia berpegang teguh kepada prinsip apapun jenis pertikaiannya harus diselesaikan melalui saluran diplomatik dan menilai tindakan apapun yang bersifat provokatif hanya akan memburukkan keadaan dan tidak akan menyelesaikan masalah perbatasan.

"Kami akan terus melanjutkan perundingan perbatasan. Pada 9 Juni 2009, panglima ATM (Angkatan Tentera Malaysia) akan datang ke Jakarta untuk bertemu dengan Panglima TNI. Pertemuan GBC (General Border Comittee) ke-14 juga akan berlangsung dalam bulan Juli 2009 di Kuala Lumpur," katanya.

Sejak tahun 2005, tim perunding dan pakar maritim Indonesia-Malaysia telah bertemu dan sudah 13 pertemuan diselenggarakan antara Maret 2005 hingga Agustus 2008, dan masih akan disusul lagi Juli 2009, katanya.

Untuk mengurangi ketegangan, baik tentara Malaysia maupun TNI sudah seringkali menyelenggarakan kunjungan persahabatan antara jenderal dan perwira tinggi kedua negara, diantaranya mengadakan latihan menembak dan main golf agar komunikasi diantara mereka lancar.

Berkaitan dengan ketegangan di Ambalat, Panglima Angkatan Tentara Malaysia Jend Abdul Aziz mengakui bahwa pimpinan angkatan bersenjata kedua negara memang belum pernah membangun komunikasi.

Namun Menhan Malaysia Zahid menyatakan bahwa minggu lalu telah bertemu dengan Menhan Indonesia Juwono di Singapura tetapi tidak menyinggung masalah Ambalat yang ramai diberitakan media massa Indonesia. - Menteri pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengatakan, sejak 2007 hingga April 2009, Malaysia telah melayangkan 13 surat protes via Kementerian Luar Negeri Malaysia dan KBRI Kuala Lumpur mengenai pelanggaran yang dilakukan TNI AL di perairan Malaysia.

"Tapi ini bukan berarti melanggar dibalas dengan melanggar perbatasan negara tetangga. Istilah melanggar ini istilah yang dibuat sepihak baik Indonesia dan Malaysia," kata Zahid yang fasih berbahasa Jawa itu di kantor kementerian pertahanan Malaysia, Kuala Lumpur, Rabu.

"Kami menilai pelanggaran berdasarkan wilayah kami tapi bagi Indonesia itu tidak melanggar karena dianggap wilayahnya. Indonesia menilai kami melanggar dari sudut pandang wilayah teritorialnya sedangkan kami melihat itu adalah wilayah kami, jadi tidak melanggar," katanya.

Tapi lanjut Zahid, Malaysia berpegang teguh kepada prinsip apapun jenis pertikaiannya harus diselesaikan melalui saluran diplomatik dan menilai tindakan apapun yang bersifat provokatif hanya akan memburukkan keadaan dan tidak akan menyelesaikan masalah perbatasan.

"Kami akan terus melanjutkan perundingan perbatasan. Pada 9 Juni 2009, panglima ATM (Angkatan Tentera Malaysia) akan datang ke Jakarta untuk bertemu dengan Panglima TNI. Pertemuan GBC (General Border Comittee) ke-14 juga akan berlangsung dalam bulan Juli 2009 di Kuala Lumpur," katanya.

Sejak tahun 2005, tim perunding dan pakar maritim Indonesia-Malaysia telah bertemu dan sudah 13 pertemuan diselenggarakan antara Maret 2005 hingga Agustus 2008, dan masih akan disusul lagi Juli 2009, katanya.

Untuk mengurangi ketegangan, baik tentara Malaysia maupun TNI sudah seringkali menyelenggarakan kunjungan persahabatan antara jenderal dan perwira tinggi kedua negara, diantaranya mengadakan latihan menembak dan main golf agar komunikasi diantara mereka lancar.

Berkaitan dengan ketegangan di Ambalat, Panglima Angkatan Tentara Malaysia Jend Abdul Aziz mengakui bahwa pimpinan angkatan bersenjata kedua negara memang belum pernah membangun komunikasi.

Namun Menhan Malaysia Zahid menyatakan bahwa minggu lalu telah bertemu dengan Menhan Indonesia Juwono di Singapura tetapi tidak menyinggung masalah Ambalat yang ramai diberitakan media massa Indonesia.

(ANTARA News)

Wednesday, June 3, 2009

AL India Segera Menerima Kapal Selam Bertenaga Nuklir Nerpa

(Foto: daylife)

3 Mei 2009 -- Kapal selam serang bertenaga nuklir Nerpa segera bertugas dijajaran armada Angkatan Laut Rusia, kemudian akan disewakan ke AL India. Nerpa mengalami kecelakaan saat uji pelayaran di laut Jepang 8 November 2008, menewaskan 3 awak kapal selam dan 17 pekerja galangan kapal, para korban dalam keadaan tidur saat kejadian. Saat kejadian kapal selam mengangkut 208 orang, 81 awak kapal dan sisanya pekerja galangan kapal. Penyebab kecelakaan terlepasnya gas Freon, dipicu kesalahan memasukkan data temperatur oleh salah seorang awak kapal selam. Kecelakaan ini tidak merusak konstruksi badan kapal selam.

Uji pelayaran dilakukan musim panas, kemudian kapal selam segera bertugas di AL Rusia pada tahun ini. Selanjutnya kapal selam berbobot 12,000 ton itu akan diserahkan ke AL India, India telah membayar lebih dari USD 500 juta sebagai biaya sewa selama 10 tahun. Nerpa termasuk kelas Akula II, konstruksi dimulai 1991 tetapi tertunda lebih dari satu dekade dikarenakan masalah finansial. AL India akan memberikan nama INS Chakra, nama ini telah digunakan kapal selam nuklir Rusia yang disewa AL India sebelum Nerpa.

SMERCH. (Foto: russarms)

India salah satu pembeli utama persenjataan buatan Rusia, sejumlah kontrak pembelian diantaranya pengiriman kapal induk Admiral Gorshkov disertai sekurang-kurangnya 16 unit pesawat tempur MiG-29K Fulcrum-D versi maritim, peluncur roket multi laras SMERCH, dan lisensi produksi tank T-90 di India.

Rusia telah menandatangani kontrak Maret tahun lalu dengan Kementrian Pertahanan India, mengupgrade sekitar 70 unit pesawat MiG-29, mulai bertugas era 1980-an serta menyetujui pengembangan bersama pesawat tempur generasi kelima.

Rusia dan India mengembangkan misil penjelajah supersonic BrahMos, dimana versi ditembakan dari laut dan darat telah sukses diuji coba dan telah digunakan oleh Angkatan Darat dan Angkatan Laut India.

RIA Novosti/@beritahankam

Lagi, Kapal Malaysia Langgar Wilayah

2 April 2009, Sebatik -- Sejumlah anggota Korps Marinir dengan kapal angkatan laut (KAL) milik Lanal Nunukan, tiba di Dermaga Binalawan, Pulau Sebatik, Nunukan, Kaltim, Kamis (2/4) sore. Anggota Marinir tersebut sebagai pasukan pengganti Satgas Ambalat di Pulau Sebatik, yang merupakan pulau terluar Indonesia berbatasan langsung dengan Malaysia, Korps Marinir TNI AL akan menambah lima Pos Pengamanan Perbatasan baru (Sei Bajo, Sei Taiwan, Balansiku, Tembaring dan Bambangan) untuk memperkuat pertahanan dan pengamanan demi keutuhan dan kedaulatan NKRI di sekitar perairan Blok Ambalat. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/hm/hp/09)

3 Mei 2009 -- Pelanggaran wilayah oleh kapal perang milik Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) masih terjadi. Kemarin (2/6) kapal Malaysia kembali melanggar batas wilayah.

Menurut Lettu Nursalim, pilot pesawat Nomad P834 TNI-AL, kapal patroli Malaysia, KD Baung, kembali memasuki perairan Indonesia kemarin sekitar pukul 10.00 di titik koordinat 04 05 LU dan 118 09 BT hingga sejauh 2 mil. ''Itu menurut peta udara yang kami pegang,'' kata Nursalim kepada Radar Tarakan (Jawa Pos Group).

Saat berpapasan itu, pesawat Nomad tidak dapat berkomunikasi. Pilot Nomad lantas meminta bantuan KRI Suluh Pari yang kebetulan berada posisi terdekat dengan KD Baung. ''Kapal Malaysia terus diawasi sampai masuk Tawao,'' ujarnya. Nursalim mengungkapkan, haluan kapal Malaysia itu memang sedang menuju ke perairan Tawao. ''Mungkin mereka berlayar biasa,'' tambahnya.

Komandan Gugus Tempur TNI-AL (Guspurla) Armatim Laksamana Pertama TNI R.M. Harahap mengatakan, situasi di Ambalat saat ini masih biasa dan tidak menonjol. Meski begitu, pihaknya terus melakukan pengawasan di laut. ''Memang hari ini (kemarin, Red) ada kontak, tapi masih dalam jarak wajar. Kita tetap membayangi supaya jangan terlalu jauh masuk wilayah kita,'' katanya.

Dia menuturkan, meski kapal Malaysia beberapa kali memasuki wilayah Indonesia tanpa izin, TNI-AL tak akan menambah personel di lapangan, termasuk di Sebatik. ''Tetap dengan jumlah yang kita miliki sekarang (130 personel dengan 6 KRI),'' tuturnya.

Malaysia juga dilaporkan mengirim pasukan ke perbatasan dengan Indonesia. Warga di Pulau Sebatik menuturkan, Malaysia mengirim pasukan dengan cara menyamarkannya sebagai warga sipil. Negeri jiran itu mengedrop pasukan di Wallace Bay, di sekitar Kampung Begusong. Wallace Bay adalah nama yang diberikan pemerintah Malaysia pada wilayah daratannya yang satu pulau dengan Sebatik.

Menurut warga, ''pendatang baru'' di Wallace Bay itu memberikan pelatihan ilmu bela diri kepada penduduk di perkampungan tersebut.

Komandan Kompi Marinir Satgas Ambalat IX di Sebatik Kapten (Mar) Budi Santoso mengaku pernah mendengar hal itu dari penduduk. Namun, dia belum memastikan apakah orang-orang itu tentara Malaysia. ''Saat ini kami menindaklanjuti informasi itu,'' katanya. Penyelidikan dilakukan hati-hati agar tidak terjadi kesalahan tindakan yang justru menimbulkan konflik lain.

(Jawa Pos)

Konga XXII-C Masuki Musim Panas

Pasukan Konga XXIII-C menggelar apel gabungan di markas Indobatt. Pada apel ini, Dansatgas Konga XXIII-C menekankan kepada anggotanya agar mewaspadai bahaya pergantian musim tersebut. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)

3 Mei 2009, Libanon -- Setelah hampir enam bulan bertugas dalam suasana dingin, pasukan Konga XXIII-C mulai merasakan panasnya suhu di Libanon. Pada pergantian musim ini, Dansatgas Konga XXIII-C menekankan kepada anggotanya agar mewaspadai bahaya pergantian musim tersebut.

Meskipun panas menyengat, pasukan Konga XXIII-C tetap menjalankan tugas mereka. Tampak dua buah tank milik Konga XXIII-C melakukan patroli. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)

Pergantian musim dari dingin ke panas membuat para prajurit yang semula berpakaian rangkap dan berjaket kini menanggalkannya. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)

Dataran tinggi di Libanon Selatan yang semula tertutup salju dan penuh dengan bebatuan kini berubah kering dan tandus. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)

AS-202 Bravo Terbang Navigasi Jarak Sedang Transit di Lanud Iswahjudi

Tiga Pesawat AS-202 Bravo melaksanakan terbang formasi dalam rangka terbang Navigasi Jarak Sedang di Lanud Iswahjudi, Rabu (3/6). ( Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)

3 Mei 2009, Magetan -- Setelah selesai melaksanakan latihan terbang Navigasi Jarak Dekat (NJD) selama 4 hari (27 s.d. 30 Mei 2009) dengan rute Lanud Adisoemarmo ke Lanud Iswahjudi, sejumlah Siswa Sekolah Penerbang (Sekbang) PSDP (Prajurit Sukarela Dinas Pendek) TNI angkatan 24 tahun 2009 melaksanakan latihan terbang Navigasi Jarak Sedang (NJS) menggunakan pesawat latih AS-202/Bravo dan transit di Lanud Iswahjudi, Magetan, mulai hari Minggu (31/5).

Latihan terbang Navigasi Jarak Sedang (NJS) telah berlangsung selama empat hari mulai tanggal 31 Mei s.d. 3 Juni 2009 dengan menempuh rute dari Lanud Adisoemarmo, Solo, Lanud Iswahjudi diteruskan ke Lanud Juanda Surabaya. Sebaliknya, dari Lanud Juanda kembali ke Lanud Iswahjudi dan berakhir di Lanud Adisoemarmo, Solo.

Melibatkan sembilan siswa dari 17 Siswa Sekbang PSDP angkatan 24 tahun 2009,sepuluh instruktur pemantau dan sepuluh pesawat latih mula AS-202 Bravo, Skadron Pendidikan (Skadik) 101 Lanud Adisutjipto, Yogyakarta.

Komandan Skadron Pendidikan (Skadik) 101 Letkol Pnb M. Dadan Gunawan usai mendarat dengan pesawat AS-202/Bravo yang diterbangkan dari Surabaya, Rabu (3/6) pada saat istirahat di Dispatch Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi mengatakan bahwa Skadik 101 masuk dalam jajaran Wingdik Terbang 1 yang bermarkas di Lanudadisoetjipto, Yogyakarta, mengemban tugas mendidik/melatih para siswa Sekbang mampu terbang solo (mandiri) tahap pemula, sebagai bekal menempuh tahap berikutnya yaitu terbang dasar menggunakan pesawat T-34 Charlie di Skadik 102.

Lebih lanjut Perwira lulusan AAU tahun 1992 dan Sekbang Angkatan 48 ini mengatakan bahwa NJD/NJS merupakan fase-fase akhir bina terbang latih dasar Sekolah Penerbang dengan pesawat AS-202/Bravo Skadik 101 Lanud Adisoetjipto.

Sebelum terbang NJD/NJS para siswa penerbang ini harus menempuh program persiapan di darat, manuver dasar, pattern, instrument, aero, formasi dan round robin. NJS itu sendiri merupakan program pembelajaran diluar aerodrome/pangkalan udara basis, ujarnya.

(Dispenau)

KRI Frans Kaisepo Akan Diresmikan di Biak

KRI Frans Kaisepo merapat di Jakarta. (Foto: ANTARA)

3 Mei 2009, Biak -- Kapal Perang KRI Frans Kaisepo 368 yang baru dimiliki TNI Angkatan Laut dijadwalkan akan diresmikan Panglima TNI Jenderal TNI Joko Santoso di Kabupaten Biak Numfor,Papua dalam waktu dekat.

Komandan Pangkalan TNI AL Biak, Kolonel Laut (P) Bambang Wahyudi di Biak, Rabu, mengatakan, sesuai informasi diterima jadwal peresmian KRI Frans Kaisepo diperkirakan minggu ketiga Juni 2009.

"Untuk lokasi penerimaan dan penyambutan kedatangan KRI Frans Kaisepo dilakukan di Pelabuhan Laut Biak,"ungkap Kolonel Bambang menanggapi rencana kedatangan KRI Frans Kaisepo.

Ia menjelaskan, kapal perang baru KRI Frans Kaisepo 368 merupakan jenis Korvet Sigma memiliki dimensi berat 1692 ton, panjang 90,71 meter, dan lebar 13,02 meter.

Kelebihan lain dimiliki KRI Frans Kaisepo 368, menurut Kolonel Bambang, mempunyai kecepatan jelajah 28 knot serta dilengkapi dengan misil penangkis serangan udara 2 kali Quad MBDA Mistral TETRAL, Anti surface missile 4 kali MBDA Exocet MM40 Block II dan senjata oto melara kaliber 76mm.

KRI Frans Kaisepo adalah kapal keempat atau yang terakhir dipesan Indonesia dari Schelde Naval Shipbuilding, Belanda. Tiga kapal sebelumnya dengan jenis yang sama, yaitu KRI Diponegoro 365, KRI Hasanuddin 366, dan KRI Iskandar Muda 367.

Menyinggung home base KRI Frans Kaisepo 368, menurut Bambang, karena kapal ini milik bangsa Indonesia maka kehadirannya akan memperkuat armada TNI AL.

"Rencananya kehadiran KRI Frans Kaisepo akan menjaga keamanan laut di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, khususnya di perairan timur Indonesia,"ujar Komandan TNI AL Biak Bambang.

Frans Kaisepo adalah salah satu Pahlawan Nasional Indonesia asal Kabupaten Biak Numfor yang namanya diabadikan di kapal perang TNI AL sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan atas jasa perjuangannya dalam menjaga keutuhan NKRI.

(ANTARA News)

Kodal Latihan Elang Gesit 2009

Deputi Olah Yudha/Katim Pengendali, Mayor Pnb Djoko Hadi tengah memimpin koordinasi gladi posko di Posko Elang Gesit 2009, bertempat di Markas Wing 3 Lanud Iswahjudi, Selasa (2/6). (Foto : Pentak Lanud Iswahjudi)

3 Mei 2009, Magetan -- Dalam rangka melatih koordinasi, kerja sama dan keterpaduan pola pelaksanaan operasi udara diantara unsur dalam jajaran Lanud Iswahjudi serta melatih mekanisme prosedur hubungan Komandan dan staf dalam pelaksanaan operasi udara, Lanud Iswahjudi melaksanakan Latihan Elang Gesit 2009 yang pembukaannya dipimpin langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro, S.Sos, kemarin (1/6) di Main Appron Lanud Iswahjudi. Upacara pembukaan latihan tersebut ditandai dengan dentuman TNT seiring dengan Komandan Lanud Iswahjudi menyatakan dibukannya latihan Elang Gesit 2009.

Latihan yang mengambil tema ”Pangkalan TNI AU Iswahjudi siap melaksanakan operasi udara dengan mengoptimalkan kekuatan udara jajarannya di wilayah udara NKRI dalam rangka mendukung tugas TNI Angkatan Udara” tersebut, bertujuan untuk menguji dan meningkatkan kemampuan serta kesiapan segenap unsur dijajaran Lanud Iswahjudi dalam melaksanakan tugas operasi udara, pengamanan dan pertahahan pangkalan, serta penanggulangan pesawat dalam keadaan darurat.

Sedangkan sasaran latihan yang hendak dicapai selain untuk memantapkan kesiapan operasi, prosedur taktik, teknik serta Komando dan Pengendalian Satuan Udara, juga untuk mengembangkan cara-cara menghadapi berbagai kontijensi yang mungkin dihadapi serta menyempurnakan SOP Lanud Iswahjudi.


Anggota TNI AU di Lanud Iswahjudi Magetan, Jatim memasang bom di sayap pesawat tempur F-16 Fighting Falcon, Selasa (2/6). Pesawat tersebut digunakan untuk latihan operasi udara bersandi "ELANG GESIT 2009" yang disimulasikan untuk menangkal serangan tentara asing terhadap pos-pos militer di Bali dan Ponorogo. (Foto: ANTARA/Fikri Ali/ss/mes/09)

Sementara itu, operasi latihan tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai kemmapuan yang meliputi beberapa bidang diantaranya Bidang Komando dan Staf yang merupakan mekanisme hubungan Komando dan Staf.Untuk Bidang Dukungan Administrasi yaitu terlaksananya kemampuan perencaan penyelenggaraan dukungan administrasi dan logistik. Sedangkan Bidang Komlek adalah kemampuan merencanakan jaring komlek dan Kodal Operasi dengan sarana komlek yang tersedia.

(Dispenau)

Skadron Elang Khatulistiwa Siap Terbang ke Ambalat


3 Mei 2009, Pontianak -- Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Supadio Pontianak, Kolonel (Pnb) Yadi Indrayadi mengatakan, skadron tempur Elang Khatulistiwa siap membantu menjaga wilayah RI di kawasan Ambalat, Kalimantan Timur.

"Sampai sekarang permintaan secara resmi, belum ada. Hanya sewaktu-waktu kalau diminta, skadron akan siap terbang ke Ambalat," kata Yadi Indrayadi saat dihubungi, Rabu.

Menurut dia, waktu tempuh dari Supadio ke Ambalat sekitar satu jam dua puluh menit. Kekuatan Skadron Elang Khatulistiwa ditunjang oleh pesawat tempur Hawk jenis 100/200.

Ia menambahkan, meski situasi di Ambalat cukup panas, namun secara umum masih dalam suasana damai. "Presiden juga belum menyatakan darurat militer, masih dalam damai," kata Yadi Indrayadi.

Komandan Korem 121/Alambhana Wanawai, Kolonel (Inf) Nukman Kosadi mengingatkan seluruh komponen untuk waspada terkait sikap Malaysia yang mencoba memprovokasi Indonesia di perairan Ambalat.

Awal pekan lalu, kapal perang TNI AL KRI Untung Surapati-872 mengusir kapal perang Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM), KD Yu-3508 yang mencoba memasuki wilayah kedaulatan Republik Indonesia di perairan Blok Ambalat.

Sehari sebelumnya, KRI Hasanudin-366 juga mengusir KD Baung-3509 dan heli Malaysian Maritime Enforcement Agency serta pesawat Beechraft yang juga mencoba memasuki wilayah Blok Ambalat.

Berdasarkan data TNI AL, pelanggaran wilayah oleh unsur laut dan udara TLDM maupun Police Marine Malaysia di Perairan Kalimantan Timur, khususnya di Perairan Ambalat dan sekitarnya, periode Januari sampai April 2009, tercatat sembilan kali

(ANTARA News)