Thursday, May 7, 2009

Evakuasi Medis Udara di Wilayah Bandara Juanda

Sebuah pesawat heli Bell-412 milik Skuadron Udara 400 Wing Udara-1 Puspenerbal, melakukan prosedur penyelamatan korban pesawat yang melakukan pendaratan darurat di laut sebelah timur Surabaya, Kamis (7/5). Kegiatan tersebut merupakan Latihan Evakuasi Medis Udara TNI AL 2009 Puspenerbal, dalam rangka penanganan korban musibah pesawat udara yang melakukan pendaratan darurat di laut atau perairan. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ED/nz/09)

7 Mei 2009, Surabaya -- Kamis (7/5) dilaksanakan gladi parsial Evakuasi Medis Udara di muara sungai Banjar kemuning yang disaksikan oleh Komandan Puspenerbal Laksma TNI Rudy Hendro Satmoko, Danlanudal Juanda Kolonel Laut (P) Subariyoto, Danwing Udara I Kolonel Parno dan Kabasarnas. Adapun skenario latihan kali ini disimulasikan Satu unsur pesawat udara CN-235 BKO Guspurlatim yang akan menerjunkan 2 (dua) peleton pengaman mengalami musibah, mesin kanan terjadi kerusakan yang menimbulkan ledakan dan mendarat darurat di daerah yang dikuasai oleh gerakan pengacau keamanan. Pilot melaksanakan prosedur sesuai dengan kondisi yang dialami saat itu serta mengirimkan berita keadaan darurat (Mayday...Mayday...Mayday) melalui radio yang diterima oleh seluruh pangkalan maupun unsur-unsur pesud lainnya. Berita kemudian diterima pangkalan stasiun radio Mako Guspurlatim, Lantamal V Surabaya, Wing Udara I dan Lanudal Juanda. Danlantamal V, Wing Udara I dan Lanudal Juanda setelah menerima berita segera menyiapkan tim dan peralatan Evakuasi Medis Udara dan Posko.

Danguspurlatim segera memerintahkan satu unsur N-22 Nomad BKO untuk melaksanakan pencarian lokasi jatuhnya pesawat udara CN-235. Setelah ditemukannya lokasi jatuhnya CN-235 di pinggir hutan yang lebat dan berdekatan dengan sungai serta tanda-tanda visual adanya personel yang masih selamat, Nomad segera melaporkan kepada Danguspurlatim lokasi dan tanda-tanda visual jatuhnya pesawat udara CN-235, maka Komandan Guspurlatim segera memerintah 1 (satu) unsur helikopter Nbell-412 yang BKO Guspurlatim terbang menuju lokasi jatuhnya pesawat dengan membawa 1 (satu) regu pengamanan (marinir), untuk diterjunkan dilokasi dengan mobud, selanjutnya helikopter membantu pengamatan seputar lokasi jatuhnya. Dari laporan tim pengamanan dilaporkan kondisi korban sebagai berikut:

a. Meninggal : 3 orang
b. Luka bakar berat : 5 orang
c. Luka bakar ringan : 3 orang
d. Patah tulang : 10 orang
e. Sehat : 2 orang

Setelah menerima berita dari tim pengaman, Danguspurlatim memerintahkan 2 (dua) buah unsur helikopter lainnya untuk melaksanakan evakuasi, korban dari lokasi ke daerah aman. Selanjutnya korban dibawa menuju posko (Co/tec/ran area) untuk diiaksanakan tindakan penanganan awal oleh tim medis sesuai dengan tingkat/golongan luka. Setelah mendapat penanganan awak korban segera di evakuasi menuju rumah sakit dengan menggunakan helikopter untuk yang kondisi kritis dan ambulance bagi korban luka sedang/ringan. Unsur Nornad dan Heli setelah selesai melaksanakan pengamanan dan pencarian, selesai melaksanakan evakuasi kernbali ke pangkalan.



Adapun peserta latihan melibatkan personel dan unsur dari beberapa instansi yang ada di Wilayah Juanda yaitu Pesud TNI AL (1 Heli BO, 2 heli Bell - 412 dan 1 Pesud Patmar Nomad dari Wing Udara I), Tim Medis Diskes Koarmatim, Tim Medis Diskes Lantamal V, Rumkital Dr. Ramelan dan Basarnas, Kantor Sar Surabaya dan Tim Kesehatan dari PAP I Bandara Internasional Juanda.
(Puspenerbal)

Wasekjen PBB Resmikan UNIFIL HQ New Extension Camp

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) saat meresmikan penggunaan UNIFIL HQ New Extension Camp. (Foto: fotoDetik/Kapten Laut Hondor Saragih)

6 Mei 2009, Lebanon -- Saat kunjungannya ke Lebanon, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) - Mr. Alain Le Roy bersama Force Commander UNIFIL – Mayor Jenderal Claudio Graziano meresmikan penggunaan UNIFIL HQ New Extension Camp pada hari Rabu, 6 Mei 2009. UNIFIL HQ New Extension Camp merupakan perluasan dari UNIFIL HQ Camp yang di dalamnya terdapat Sudirman Camp dan merupakan tempat tinggal dari Satuan Tugas (Satgas) Force Headquaters Support Unit (FHQSU) Kontingen Garuda XXVI-A, Movemoment Control (Movcon) yang mempunyai 10 Helipad, dan fasilitas lainnya yang sedang dibangun.

Indonesia Force Protection Company (Indo FC Coy) bertanggung jawab atas pelaksanaan pengamanan UNIFIL HQ New Extension Camp yang berjumah 150 personel dipimpin oleh Letkol Mar Imam Sopingi (lulusan Akademi TNI Angkatan Laut tahun 1988), mempunyai 1 Tim Kelompok Komando, 4 Tim Kawal yang tiap timnya berjumlah 24 personel dan 1 Tim Markas.

Setiap harinya Indo FC Coy melaksanakan penjagaan di Gaz Station Gate yang merupakan satu-satunya akses masuk ke dalam lingkungan UNIFIL HQ New Extension Camp, melaksanakan kegiatan patroli pengamanan berkendaraan tempur jenis Panser VAB Renault buatan Perancis yang berjumlah 7 buah dan berjalan kaki di dalam dan di luar lingkungan UNIFIL HQ New Extension Camp, melaksanakan penjagaan di 7 (tujuh) titik Observation Post (OP) serta melaksanakan Stand By Force, Crowd and Riot Control (CRC) dan Quick Reaction Team (QRT).

Mr. Alain Le Roy turut didampingi oleh Force Commander UNIFIL - Mayor Jenderal Claudio Graziano. (Foto: detikDetik/Kapten Laut Hondor Saragih)

UNIFIL HQ New Extension Camp merupakan perluasan dari UNIFIL HQ Camp yang di dalamnya terdapat Sudirman Camp. (Foto: detikFoto/Kapten Laut Hondor Saragih)

Tempat ini juga merupakan tempat tinggal dari Satuan Tugas (Satgas) Force Headquaters Support Unit (FHQSU) Kontingen Garuda XXVI-A, Movemoment Control (Movcon) yang mempunyai 10 Helipad dan fasilitas lainnya yang sedang dibangun. (Foto: detikFoto/Kapten Laut Hondor Saragih)

Pelaksana/koordinator tugas sehari-hari Indo FP Coy tersebut dilaksanakan oleh Force Protection Centre (FPC) yang juga membawahi Italy FP Coy. Secara organisatoris semuanya dibawah kendali Indo FHQSU Kontingen Garuda (Konga) XXVI-A yang dipimpin oleh Kolonel Mar Saud Tambatua. yang memilki tugas melaksanakan camp management meliputi bidang logistik, administrasi dan pengamanan di UNIFIL HQ.
(Pen Konga XXVI-A)

Wednesday, May 6, 2009

Sukhoi Hancurkan Sasaran Saat Latihan Di AWR Takalar


6 Mei 2009, Makassar -- Pesawat tempur Sukhoi take off dari run way Lanud Sultan Hasanuddin menuju Air Weapon Rang (AWR) Takalar. Penerbangan ini dimaksudkan dalam rangka melaksanakan misi operasi udara untuk menghancurkan kekuatan musuh yang telah menyusun kekuatan untuk mengancam kesatuan NKRI, khususnya di Sulawesi. Tepat pukul 05.30 Wita pesawat Sukhoi melaksanakan pengeboman dengan menggunakan Bomb P–100/Gun dan sasaran luluh lantah.

Di Lanud Sultan Hasanuddin Tim Kamhanlan dan personel Lanud Sultan Hasanuddin melaksanakan operasi pertahanan udara dengan menggunakan persenjataan yang dimiliki. Hal ini dilaksanakan untuk mempertahanakan Lanud dari serangan udara musuh baik dari udara maupun darat. Selanjutnya, pesawat Sukhoi melaksanakan attack ke hangar Skadron Udara 5 yang mengalami kebakaran. Peristiwa yang tidak terelakkan dari serangan udara musuh itu, tidak hanya menelan kerugian materi tapi juga memakan 2 orang korban. Penanggulangan akibat serangan udara musuh dilaksanakan dan selanjutnya dievakuasi tim medis personel Rumkit Lanud Sultan Hasanuddin.

Setelah melaksanakan attack, pesawat Sukhoi mengalami permasalahan yaitu oxygen tercampur asap akibat kebakaran pada avionic bay. Kejadian sangat berbahaya baik untuk penerbang maupun pesawat. Dengan sigap penerbang memutuskan untuk mendarat darurat. Keputusan ini tepat, sebab setelah pesawat shut down engine penerbang pingsan dan selanjutnya ditangani oleh crash Team Lanud Sultan Hasanuddin.

Dengan adanya kerjasama yang baik antara satuan jajaran Lanud Sultan Hasanuddin, kekuatan musuh dapat dihancurkan dan keadaan kembali aman. Demikian skenario akhir dari Latihan Sriti Gesit TA 2009 Lanud Sultan Hasanuddin.

Tepat pukul 10.00 Wita, Latihan Sriti Gesit ditutup secara resmi oleh Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI Ida Bagus Putu Dunia dengan upacara militer di Apron Galakatika Lanud Sultan Hasanuddin. . Hadir pada kesempatan tersebut, Kadispers Kolonel Pnb Djamaluddin, Kadisops Letkol Pnb Andi Heru Wahyudi, Komandan Satuan, Perwira dan seluruh personel Lanud Sultan Hasanuddin.

Terhadap latihan yang telah dilaksanakan Komandan Lanud memberikan apresiasi positif. Dalam sambutannya Komandan Lanud bangga dan menyampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan yang tinggi kepada seluruh personel yang terlibat dalam Latihan Sriti Gesit TA 2009.
(TNI AU)

TNI AL Amankan 16 Warga Filipina

6 Mei 2009, Surabaya -- TNI Angkatan Laut (AL) mengamankan 16 warga Filipina dalam sebuah operasi pengamanan laut baru-baru ini.

Sebanyak 16 warga Filipina itu saat ini diangkut dengan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Singa-651 menuju Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) IX Ambon untuk proses penyidikan lebih lanjut.

Komandan KRI Singa-651, Letkol Laut (P) Retiono Kunto, melalui Kepala Dinas Penerangan Komando Armada TNI AL Kawasan Timur (Armatim), Letkol Laut Drs. Toni Syaiful, di Surabaya, Rabu, mengatakan, warga Filipinan itu dituduh melakukan pelanggaran hukum di wilayah yurisdiksi Indonesia.

"Sebanyak 16 warga Filipina yang kami amankan itu merupakan ABK (Anak Buah Kapal) Kapal Motor J. Kan-I," kata Toni Syaiful menjelaskan.

Menurut dia, penangkapan itu bermula saat KRI Singa?651 dari jajaran Satuan Kapal Cepat Komando Armada RI Kawasan Timur (Satkatarmatim) sedang melaksanakan operasi keamanan laut (opskamla) di wilayah perairan Timur Indonesia.

KRI Singa memergoki KM. J Kan?I yang sedang melakukan pencarian ikan di perairan Maluku. "Petugas pun melakukan pemeriksaan terhadap 21 ABK," katanya.

Dari 21 ABK kapal ikan berbendera Indonesia dengan bobot 29 gross ton itu, terdapat 16 orang berkewarganegaraan Filipina, sedang lima orang sisanya Warga Negara Indonesia (WNI). Saat ditangkap, kapal tersebut sedang mengangkut 12 ekor ikan tuna dan ikan marlin ukuran sedang.

"Saat diperiksa, nakhoda kapal, Alfred Kaehe tidak bisa menunjukkan dokumen-dokumen lengkap, seperti SIPI (Surat Ijin Penangkapan Ikan), SIB (Surat Ijin Berlayar), pas tahunan, dan sertifikat kesempurnaan juga sudah tidak berlaku," katanya.
(ANTARA)

Tuesday, May 5, 2009

Latihan Militer Cina Bersandi Kuayue Pertengahan 2009

Helikopter AL Cina latihan pendaratan malam hari (Foto: Xinhua)

5 Mei 2009 -- Cina akan melaksanakan latihan militer skala besar melibatkan 50.000 tentara pada pertengahan tahun ini, dilaporkan kantor berita Xinhua, Selasa, 5 Mei 2009.

Lima divisi didukung oleh unit angkatan udara akan mengikuti latihan Kuayue 2009, dilakukan di wilayah distrik militer Shenyang, Lanzhou, Jinan dan Guangzhou.

Latihan militer ini akan menguji komando People Liberation Army (PLA) dan kemampuan mengambil keputusan serta kemampuan operasi antar satuan darat dan unit udara dalam kondisi perang elektronik. Latihan akan melibatkan juga operasi serangan lintas udara dan misi pasukan khusus.

Angkatan Darat Cina

Pasukan khusus Cina

Pasukan khusus Cina berlatih perang malam hari

Laporan Kekuatan Militer Cina 2008, dikeluarkan Kongres Amerika Serikat, mengatakan Beijing membelanjakan lebih USD139 Milyar tahun lalu untuk memodernisasi kekuatan militernya. Jumlahnya tiga kali lipat dari yang diumumkan secara resmi oleh Pemerintah Cina.

Menurut data resmi Cina, jumlah PLA saat ini 2,3 juta personil aktif bertugas dalam 7 distrik militer, ditambah lebih 800.000 orang bala cadangan.

RIA Novosti/@beritahankam

Indonesia Pilih Produsen Senjata Tanpa Embargo

C-130 Hercules TNI AU sempat lumpuh karena embargo Amerika Serikat

5 Mei 2009, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Subandrio mengatakan, Indonesia akan memilih secara cermat saat memilih produsen mancanegara dalam pengadaan persenjataan TNI, khususnya TNI Angkatan Udara (AU), terutama harus memenuhi syarat tanpa hubungan politik dan embargo.

"Pascapencabutan embargo militer oleh Amerika Serikat terhadap Indonesia, kini TNI termasuk TNI AU sangat selektif. Ada syaratnya, yakni tidak ada syarat politik atau embargo jika menawarkan pengadaan senjata kepada Indonesia," ujar Subandrio menjawab ANTARA News seusai dia menghadiri peluncuran buku "Saleh Basara: Perjalanan Hidup dan Pengabdianku" di Jakarta, Selasa malam.

Subandrio mengatakan, akibat embargo yang dilancarkan AS selama hampir sepuluh tahun terhadap Indonesia, rata-rata kesiapan TNI, khususnya TNI AU sangat menurun.

"Itu kami tidak inginkan lagi. Karenanya, syarat utama produsen senjata mancanegara termasuk dari AS harus tidak ada lagi urusan dengan politik yang berujung embargo," katanya.

Kasau mengatakan, sikap TNI yang tidak mau adanya hubungan politik dengan pembelian senjata itu juga diungkapkannya saat dia bertemu dengan Komandan Angkatan Udara AS di Asia Pasifik (USPACAF) Jenderal Carrol "Howie" Candhler di Mabesau Cilangkap, akhir pekan silam.

Selain itu, kata Kasau, dalam pertemuan itu dibicarakan pula peningkatan kerja sama angkatan udara kedua negara, terutama dalam hal pendidikan dan latihan bagi para perwira.

ANTARA

Meski Tua, Pangdam Emoh Sebut Kendaraan Tempur Kolot

Penyerahan Empat unit panser berlangsung di Bengkel Daerah (Bengrah) Kodam III Siliwangi. (Foto: detikBandung/Tya Eka Yulianti)

5 Mei 2009, Bandung -- Walaupun kendaraan tempur yang dimiliki Pusat Senjata Kavaleri (Pusenkav) sudah berusia 57 tahun, Pangdam III Siliwangi Rasyid Qurnuen Akuary menyanggah jika kendaraan tempur Kodam disebut tidak layak.

Pernyataan tersebut diungkapkan Pangdam seusai acara serah terima 4 unit panser tipe APS-2 di Bengkel Daerah (Bengrah) Kodam III Siliwangi, Jalan Gudang Utara, Selasa (5/5/2009).

Menurutnya, perawatan selalu dilakukan untuk kendaraan tempur yang dimiliki Kodam sekarang. "Jangan takut, masih layak karena perawatan yang kita lakukan masih bagus, walaupun sudah aki-aki tapi tetap berjaya," ujar Rasyid.

Saat ini, imbuh Rasyid, Pusenkav Kodam III Siliwangi memiliki 19 unit panser dan 70 tank buatan tahun 1952. Sementara 4 unit panser yang baru saja diserahtereimakan, merupakan produk terbaru PT Pindad. Dua panser diserahkan untuk Kavaleri Serang dan dua lainnya untuk Pusat Senjata Kavaleri.

Rasyid mengatakan, pengadaan empat unit panser yang merupakan proyek dari Departemen Pertahanan tersebut dalam rangka peremajaan dan pemenuhan Alat Utama Sistem Sejata (Alutsista).

"Alutsista yang sudah tua atau lama bisa digantikan dengan yang baru," kata Rasyid.

Selain kendaraan tempur kebutuhan lain yang dibutuhkan Kodam III Siliwangi adalah persenjataan. Menurut Pangdam, persedian senjata masih dianggap lengkap walaupun masih ada senjata lama yang dipakai di Kodim.

"Ya pelan-pelan kita perbaharui," pungkas Rasyid.
(detikBandung)

Kodam III Siliwangi Tambah Kendaraan Tempur

Pangdam III Siliwangi Mayjen Rasyid Qurnuen Aquary (kiri) didampingi Direktur Utama PT Pindad Andik Avianto (kanan) melihat bagian badan Panser APS 6x6 saat acara serah terima Panser APS dari Departemen Pertahanan ke Denkav(Kavaleri) di bengkel Daerah Kodam III Siliwangi, Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/5). Departemen Pertahanan memesan 170 buah Panser APS 6x6 dari PT PINDAD 4 buah diantaranya untuk Divisi Kavaleri KOdam III Siliwangi. (Foto: ANTARA/Rezza Estily/Koz/nz/09)

5 Mei 2009, Bandung - Pangdam III Siliwangi Rasyid Qurnuen Akuary menyerahkan empat unit panser tipe APS-2 buatan PT Pindad, Selasa (5/5/2009). Tiap unit panser dari proyek pengadaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) Departemen Pertahanan ini dihargai hampir Rp 7 miliar.

Penyerahan yang dilakukan di Bengkel Daerah (Bengrah) Kodam III Siliwangi, di Jalan Gudang Utara dipimpin langsung oleh Pangdam yang kemudian diserahkan kepada Komandan Pusat Senjata Kavaleri dan Komandan Kompi Kavaleri.

Menurut Rasyid, nilai dari masing-masing panser terhitung murah jika dibandingkan membuat panser ke luar negeri yang mencapai Rp 11-12 miliar.

"Berarti ada penghematan banyak," kata Rasyid kepada wartawan seusai acara.

Saat ini, Kodam III Siliwangi memiliki 19 unit panser dan 70 tank. Sementara 4 unit panser yang baru saja diserahtereimakan, merupakan produk terbaru PT Pindad. Dua panser diserahkan untuk Kavaleri Serang dan dua lainnya untuk Pusat Senjata Kavaleri. (Foto: detikBandung/Tya Eka Yulianti)

Tiap unit panser dari proyek pengadaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) Departemen Pertahanan ini dihargai hampir Rp 7 miliar. (Foto: detikBandung/Tya Eka Yulianti)

Meski terbilang hemat, imbuh Pangdam, bukan berarti kualitas yang dimiliki empat panser tersebut dikesampingkan. "Saya yakin kualitasnya terjamin, ini kan buatan dalam negeri," katanya.

Rasyid menambahkan, pembuatan panser sendiri sudah berdasarkan hasil pengembangan dan observasi dari kendaraan tempur sebelumnya. Rasyid tidak menampik kalaupun kedepannya ada kekurangan dari panser tersebut pihaknya akan melakukan observasi ulang.

"Kalau memang diperlukan nanti kita observasi lagi," kata Rasyid.
(detikBandung)

KRI Yos Sudarso 353 Berlabuh di Teluk Bayur Padang

5 Mei 2009, Padang -- Sejumlah personil TNI AL menarik tali Kapal Perang RI Yos Sudarso nomor lambung 353 usai melakukan patroli Kawasan Pantai Barat Sumatera di Pelabuhan Teluk Bayur Padang, Sumbar, Selasa (5/5). Dalam kunjungan selama tiga hari di Sumbar Kapal perang RI Yos Sudarso selain melakukan misi internal sekaligus memperkenalkan kepada masyarakat dan pelajar sejauh mana perlengkapan dan pertahanan TNI AL. (Foto: ANTARA/Maril Gafur/ss/mes/09)

Dalam rangka melaksanakan Operasi Siaga Tempur Laut, KRI Yos Sudarso-353 yang tergabung dalam Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Barat (Guspurlabar), Selasa (5/5) singgah di pelabuhan Teluk Bayur Padang.

Kapal perang yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Suhartono ini juga membawa 55 orang Perwira Siswa (Pasis) Akademi Angkatan Laut (AAL) yang tengah melakukan On The Job Training di atas Kapal Perang tersebut.

Operasi Keamanan Laut di sekitar perairan Barat Sumatera tersebut dipimpin oleh Danguspurlabar Laksma TNI Hari Bowo yang on board di atas KRI tesebut. Operasi ini juga didukung oleh satu Pesawat Intai Taktis Nomad P-841 yang di piloti oleh Kapten Laut (P) Winarto.

KRI Yos Sudarso-353 yang sandar di dermaga pelabuhan Gajah nan Tongga Teluk Bayur tersebut disambut kedatangannya oleh Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) II Padang Laksma TNI Syarif Husin, Kapolda Sumbar, Danlanud Padang serta para Muspida setempat.

Komandan KRI Yos Sudarso-353 memberi kesempatan bagi masyarakat Kota Padang dan sekitarnya untuk berkunjung ke atas kapal (Open Ship) selama kapal tersebut sandar.
(Pen Lantamal II)

Satgas JALA Yudha Akademi Angkatan Laut Tiba Di Tanah Air

5 Mei 2009, Surabaya -- Setelah melaksanakan pelayaran selama kurang lebih satu bulan lamanya, dengan route pangkalan Surabaya, Batam, Bandarsribegawan (Brunei Darussalam), Kinabalu (Malaysia), Bitung, Makassar, pangkalan Surabaya, 196 kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) satu, taruna Akademi militer (Akmil), satu karbol Akademi Angkatan Udara (AAU), yang tergabung dalam satuan tugas (Satgas) Jala Yudha tiba di tanah air. Kedatangan Satgas Jala Yudha ini diterima langsung oleh Gubernur AAL Laksda TNI Moch. Jurianto, S.E. dengan upacara militer di lapangan Banda AAL, Bumimoro, Surabaya.

Satgas yang dikomandani oleh Mayor Laut (P) Dores Afrianto Ardi ini menggunakan KRI Kihadjar Dewantara (KRI KDA–364) dan KRI Teluk Ende (KRI TLE-517) kembali merapat di pangkalan Surabaya setelah berhasil menaklukkan ganasnya ombak perairan Laut Jawa, Selat Karimata, Selat Riau, Selat Singapore, Laut Natuna, Laut China Selatan, Teluk Brunei, Selat Balabak, Laut Sulu, Laut Sulawesi dan Selat Makassar.

Kegiatan selama lintas laut kadet AAL melaksanakan praktek profesi dasar matra laut dan latihan peran serta jaga laut secara bergiliran, dan pelabuhan yang disinggahi melaksanakan courtesy call (kunjungan kehormatan) ke pejabat setempat, mengadakan pertandingan olah raga persahabatan dengan masyarakat setempat, menampilkan kesenian, promosi kadet AAL, kirab kota/genderang seruling, dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengunjungi dan naik ke kapal perang

Setelah melaksanakan kegiatan latihan ini para kadet AAL dianggap telah berhasil memperoleh bekal yang cukup tentang pengetahuan dinas dalam di kapal, pendalaman tugas dan profesi masing-masing korps, termasuk pengoperasian sistem yang ada di kapal perang seperti sistem sensor dan sistem penggerak pokok, sistem kesenjataan, sistem elektronika, platform dan power plant, administrasi dan pembekalan, taktik dan teknik operasi laut serta pendaratan amfibi, ujar Gubernur AAL Laksda TNI Moch. Jurianto, S.E.

Orang nomor satu di AAL ini mengucapkan selamat dan rasa bangga kepada para kadet AAL yang telah berhasil mengikuti dan menyelesaikan latihan Jala Yudha ini dengan aman, tertib dan lancar sesuai dengan rencana. “Saya berharap kalian dapat mengambil manfaat dari kegiatan pelayaran ini baik aspek akademik, mental kepribadian dan kesamaptaan jasmani. Perlu dipahami bahwa bekal latihan yang telah didapat, masih terbuka kesempatan untuk dikembangkan dalam latihan-latihan selanjutnya di masa mendatang, karena latihan ini merupakan bekal awal dalam melaksanakan tugas di kemudian hari,” harap Laksda TNI Moch. Jurianto, S.E.
(Bagpen AAL)

Pangarmabar Tinjau Puslatpur Kopaska

5 Mei 2009, Surabaya -- Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Soeparrno baru-baru ini meninjau Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL yang terletak di Batu Menyan Lampung, dalam peninjauan tersebut Pangarmabar didampingi Danlanal Lampung, Danrem Garuda Hitam Lampung dan Wakapolda Lampung, usai peninjauan Pangarmabar juga berkesempatan meninjau jalannya Latihan K-2 Kopaska. Dalam peninjauan tersebut Pangarmabar melakukan penandatanganan Papan Lokasi Rencana pembangunan Puslatpur Kopaska yang meliputi Rawa Laut dan Gunung untuk menunjang profesionalisme Pasukan Katak TNI AL kedepan.
(Dispenarmabar)

Buku Putih Pertahanan Australia

Tajuk Rencana Kompas, 5 Mei 2009

F-35

Hari Sabtu (2/5) lalu Pemerintah Australia meluncurkan Buku Putih Pertahanan 2009, yang menarik untuk kita simak.

Dalam buku itu Pemerintah Australia menyatakan komitmen mempertahankan pertumbuhan riil belanja pertahanan 3 persen hingga tahun 2018. Dengan program pembangunan pertahanan, Angkatan Laut Australia pada tahun 2030 akan bisa menangkal ancaman dari laut dan udara yang berasal dari utara. AL Australia akan punya kapal selam dua kali lipat lebih banyak, yakni dari enam menjadi 12, lalu akan ada tiga kapal perusak baru, delapan fregat berukuran lebih besar dengan persenjataan lebih hebat, dan 24 helikopter tempur mutakhir.

Selain AL, modernisasi juga akan diperkuat dengan pembelian 100 jet tempur mutakhir buatan AS yang dikenal dengan nama Joint Strike Fighter F-35. Dengan kekuatan militer modern yang skalanya jauh lebih besar ini, Australia diyakini akan punya sistem penggentaran (deterens) kredibel, dan juga mempunyai kemampuan proyeksi kekuatan jauh lebih dalam di wilayah ini.

Tentu saja modernisasi ini akan menelan biaya puluhan miliar dollar AS. Di luar pertanyaan mengenai bagaimana strategi dirumuskan, dan awak untuk armada besar tersebut direkrut, ada pertanyaan yang lebih aktual. Ini terkait dengan kemampuan Australia untuk menopang pertumbuhan belanja pertahanan secara konsisten selama dua dekade mendatang, sementara situasi perekonomian dunia sedang dilanda krisis yang belum jelas ujungnya ini.

Setiap program pembangunan pertahanan satu negara lazim menimbulkan pertanyaan dari tetangga sekitar, tidak terkecuali program Australia. Namun Australia, seperti disampaikan Perdana Menteri Kevin Rudd dalam peluncuran Buku Putih, memasukkan apa yang berkembang di kawasan Asia Pasifik sebagai komponen realistis asumsi pertahanan Australia. Maka apa yang ingin dikembangkan Australia hingga dua dekade mendatang bisa dikatakan merupakan respons atas apa yang dipersepsikan negara itu mengenai Asia Pasifik dua dekade ke depan. Perkembangan militer China tampaknya termasuk yang menjadi faktor penting dalam perencanaan pertahanan Australia.

Kita menyadari, perkembangan politik di era yang diliputi ketidakpastian bisa memunculkan kejutan. Untuk itu, pertahanan memang harus dikembangkan secara terencana. Dalam kaitan ini, Australia termasuk beruntung karena masih bisa menyusun program yang tergolong ambisius. Kita, yang setiap kali harus menghadapi krisis ekonomi, sejauh ini belum berhasil menghasilkan program pembangunan pertahanan yang skalanya sepadan dengan tanggung jawab geografis dan aset yang ada di dalamnya. Ketika Australia menerbitkan Buku Putih Pertahanan kali ini, ada baiknya kita merefleksikan visi yang mendasarinya bagi kepentingan pertahanan kita sendiri.
(KOMPAS)

Kobangdikal Siapkan Perwira Intelijen Maritim

4 Mei 2009, Surabaya -- Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI Angkatan Laut (Kobangdikal) saat ini sedang menyiapkan para perwiranya sebagai perwira intelijen maritim dan perwira peperangan laut.

Sebanyak 20 perwira pertama yang disiapkan sebagai perwira intelijen maritim dan perwira peperangan laut mengikuti kursus "Principle Warfare Officer" (PWO) selama 6,5 bulan di Kobangikal, Surabaya.

"Kendati persenjatan militer sudah usang dan alokasi anggaran pertahanan di negeri ini sangat terbatas, kami tidak akan berhenti untuk tetap memberdayakan segala potensi komponen pertahanan yang dimiliki demi tetap terjaganya naluri tempur prajurit dalam menjaga NKRI," kata Komandan Kobangdikal, Laksda TNI Soemartono, dalam sambutan pembukaan Kursus PWO di Gedung Kasianto, Kobangdikal, Surabaya, Senin.

Menurut dia, kursus tersebut bertujuan untuk mendidik dan membekali para perwira TNI AL menjadi prajurit yang berjiwa pejuang dan memiliki spesialisasi khusus di bidang intelijen kemaritiman.

"Kursus ini merupkan kesempatan langka, walaupun digelar tiap tahun, namun jumlah pesertanya sangat terbatas, hanya para perwira pelaut terpilih yang bisa mengikuti kursus ini," katanya.

Di lihat dari catatan sejarah pada saat tentara menggunakan kapal layar sebagai armada tempur, strategi dan taktik perang yang berkembang saat ini masih mengacu strategi tempo dulu.

"Beberapa strategi dan taktik pertempuran zaman dulu masih relevan sampai sekarang. Lihat saja karya Mahan masih dipakai sebagai dasar dalam pelajaran strategi maritim. Kita juga melihat karya ahli strategi perang Tiongkok, Sun Tzu, yang sampai sekarang pemikirannya masih digunakan dalam dunia usaha untuk memenangkan persaingan bisnis," katanya.

Sementara pada era kapal mesin, TNI AL mengenal Richmond Hill dan Corbet sebagai pemikir strategi maritim modern. "Sejak tahun 1992, kita melihat adanya perubahan kebijakan 'Naval Strategy' Amerika Serikat yang memfokuskan diri pada peperangan laut 'open seas'. Kita juga melihat peningkatan kekuatan laut dengan persenjataan modern di negara-negara tetangga," katanya menjelaskan.

Menjawab tantangan yang semakin besar, pimpinan TNI AL telah merumuskan pembangunan kekuatan laut sampai 2024 dengan menjadikan Angkatan Laut yang besar, kuat, dan profesional.

"Pada dasarnya, kekuatan yang dibangun merupakan struktur kekuatan angkatan laut yang memenuhi persyaratan sebagai kekuatan dalam tataran 'green water navy', yakni kekuatan yang dapat diandalkan untuk menegakkan stabilitas keamanan dan berkemampuan mengadakan perlawanan terhadap setiap ancaman," katanya.

Sumartono yakin "green water navy" itu dapat segera terwujud paling lambat tahun 2020.
"Namun kekuatan itu tidak akan berarti apa-apa, bila dalam penggunaannya tanpa disertai pemilihan strategi dan taktik yang jitu. Taktik dan strategi merupakan dua hal yang sangat menentukan untuk memenangkan suatu peperangan. Strategi dan taktik tempur laut merupakan seni atau ilmu penggunaan berbagai jenis persenjataan di laut dalam menghancurkan lawan untuk mencapai tujuan tertentu," katanya.

Menurut dia, taktik tempur di laut lebih memanfaatkan keunggulan teknologi senjata. Oleh sebab itu, dia mengharapkan, para siswa kursus POW dapat memanfaatkan waktu yang relatif singkat itu sebaik-baiknya, karena tujuan akhir dari kursus tersebut bukan hanyauntuk mendapatkan sertifikat perwira intelijen atau brevet PWO semata, melainkan keahlian dan peningkatan profesionalisme seorang perwira intelijen dan pelaut yang mampu menganalisis dan mengevaluasi dan merespons ancaman sesuai prosedur yang berlaku.
(Antara Jatim)

Pertandingan Menembak Versi BISAM Pasmar-1


4 Mei 2009, Surabaya -- Sejumlah prajurit Marinir mengikuti Pertandingan Menembak versi Brunai International Skill Arm Meeting (Bisam) di Lapangan Tembak Bumi Marinir Karangpilang Surabaya, Senin (4/5). Pertandingan yang diikuti 1020 prajurit Marinir dari 17 Kesatuan/Batalyon dibawah Pasmar-1 tersebut, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan prajurit. (Foto: ANTARA/Serda Mar Kuwadi/HO/ss/ama/09)

42 Pasis AAL Terima Brevet Marinir

Sejumlah perwira siswa (pasis) Akademi Angkatan Laut (AAL) sedang melakukan latihan penerjunan tempur di Lanudal Juanda, Surabaya, Senin (4/5). Latihan yang diikuti sebanyak 42 pasis AAL itu untuk mendapatkan brevet marinir.

4 Mei 2009, Surabaya -- Surabaya - Sedikitnya 42 perwira siswa (pasis) Akademi Angkatan Laut (AAL) menerima brevet marinir setelah sebulan lebih menjalani latihan penerjunan tempur di Kolatmar Gunungsari, Lanudal Juanda, dan Perbukitan Raci, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Upacara penyematan brevet itu dipimpin langsung oleh Gubernur AAL Laksda TNI Moch. Jurianto, di selter Lanudal Juanda, Surabaya, Senin.

"Kami atas nama sivitas akademika AAL dengan penuh rasa bangga menyampaikan ucapan selamat atas keberhasilan para pasis AAL sebagai personel korps marinir," katanya.

Ia sangat bersyukur para pasis mampu menyelesaikan program pendidikan kualifikasi penerjunan di tiga tempat berbeda itu dengan selamat, aman, tertib, dan lancar.

"Selanjutnya, jadikan latihan ini sebagai bekal kalian dalam melaksanakan tugas menjaga persatuan dan kesatuan negeri ini," kata Jurianto berpesan.

Dalam pelaksanaan latihan dan praktik penerjunan itu, para perwira muda korps marinir itu menjalankan materi pendaratan yang meliputi pendidikan jasmani dasar, teknik melipat dan mengepak parasut, teknik masuk pesawat, teknik keluar pesawat, teknik melayang dan mengemudi, teknik mengatasi seretan angin, dan teknik mendarat.

Selain itu mereka juga diwajibkan menjalankan praktik penerjunan meliputi teknik penerjunan lambat tanpa senjata, terjun lambat bersenjata, terjun cepat bersenjata, terjun malam, dan terjun siang.

Jurianto menjelaskan, Korps Marinir merupakan bagian integral TNI AL yang dituntut meningkatkan profesionalisme dan kemampuan dasar sebagai prajurit laut pasukan pendarat, termasuk melakukan penerjunan di berbagai medan operasi dalam memberikan dukungan terhadap berbagai macam operasi keamanan untuk melindungi, menjaga, dan mempertahankan kedaulatan wilayah negara kesatuan Republik Indonesia dari berbagai macam ancaman.

"Latihan ini merupakan bekal awal. Nantinya akan dikembangkan lebih lanjut menjadi keterampilan khusus untuk melakukan berbagai macam penerjunan dalam mendukung tugas operasi tempur melalui media udara seperti 'haho hallo high altitude low opening', 'rubber duck operation', free fall (terjun intai), terjun tempur, terjun statis, dan terjun laut," katanya didampingi Kabag Penerangan AAL, Mayor Laut (Kh) Drs. Jamaluddin itu.
(Antara Jatim)

Monday, May 4, 2009

Anggaran Operasional TNI Minus Rp260 Miliar


4 Mei 2009, Jakarta -- Departemen Keuangan (Depkeu) dan DPR telah menyetujui penambahan anggaran operasional Tentara Republik Indonesia (TNI) sebesar Rp 200 miliar. Tambahan dana ini guna mendukung operasi pengamanan daerah rawan, daerah perbatasan, dan pengamanan pulau terluar.

Kepala Pusat Penerangan TNI Marsda Sagom Tamboen menyambut baik suntikan dana ini. Namun, dia menegaskan TNI masih kesulitan menutupi dana operasional tahun 2009. Awal tahun ini, pos operasional rutin militer dipotong sekitar Rp478 miliar.

"Jadi masih ada minus lebih dari Rp260 miliar," kata Sagom kepada Jurnal Nasional di Jakarta, Sabtu (2/5). Dengan tambahan senilai Rp200 miliar, nilai total operasional TNI tahun ini memang terkerek menjadi Rp586,932 miliar. Tapi jumlah tersebut masih minim dibandingkan tiga tahun terakhir.

Data Depkeu menyebutkan, dana pengamanan daerah rawan, perbatasan, dan pulau terluar sejak tahun 2006 selalu di atas Rp800 miliar. Tahun 2006 sebesar Rp850 miliar, 2007 Rp839 miliar, dan 2008 Rp867 miliar. Baru tahun 2009 diturunkan menjadi hanya Rp386,93 miliar.

"Jadi masih jauh dari anggaran normal," kata Sagom. Kekurangan itu, katanya, sangat menyulitkan TNI di lapangan. Sagom mengatakan, kalaupun penambahan anggaran hanya Rp200 miliar, TNI telah mengambil langkah antisipasi. TNI akan tetap melaksanakan tugas pokoknya dengan baik dengan mempertajam skala prioritas dalam pengadaan senjata, pelatihan dan pelaksanaan operasional.

Masalah keterbatasan anggaran, kata dia, bukan hal baru bagi TNI. Militer sudah terbiasa dengan kondisi darurat dan serba apa adanya. "Kami terbiasa menyiasati keterbatasan anggaran tersebut," kata lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1975 itu. Namun, konsekuensi dari keterbatasan itu harus tetap disampaikan.

Sebelumnya, saat rapat kerja dengan Panitia Anggaran DPR, Kamis (30/4) lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui anggaran pengamanan daerah rawan, perbatasan, dan pulau terluar mendesak diberikan karena seluruh pasukan disebarkan di semua lokasi.

"Semua kebutuhan logistik tetap harus diamankan," kata dia. Ketua Panitia Anggaran DPR Emir Moeis menyatakan sudah mendapatkan surat dari Komisi I (bidang pertahanan) DPR terkait permintaan tambahan anggaran itu. Karena itu, Panitia Anggaran menyetujui penambahan anggaran Rp200 miliar yang diajukan.

Dia meminta, Depkeu memberikan alokasi anggaran tambahan kembali untuk operasional TNI. Apalagi pemotongan sebelumnya ditenggarai bakal membahayakan kemampuan TNI dalam menjaga kedaulatan dan stabilitas nasional.
(Jurnal Nasional)

Lanud Hasanuddin Laksanakan Latihan Sriti Gesit 2009


5 Mei 2009, Makassar -- Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI Ida bagus Putu Dunia membuka secara resmi latihan Sriti Gesit TA 2009 (4/5) dengan upacara militer di Apron Galatika Lanud Sultan Hasanuddin. Dalam sambutannya Komandan mengatakan latihan Sriti Gesit adalah upaya untuk meningkatkan, memelihara serta menguji kemampuan satuan jajaran Lanud Sultan Hasanuddin, agar setiap satuan mampu menciptakan kerjasama dalam menghadapi setiap penugasan operasi udara.

Lebih lanjut, Komandan mengharapkan agar seluruh peserta yang terlibat dalam latihan ini, dapat melaksanakan seluruh materi latihan yang telah direncanakan dengan sungguh – sungguh dan tetap mempedomani petunjuk dan prosedur yang telah ditetapkan, sehingga latihan dapat berjalan dengan aman dan lancar serta sukses.

Kegiatan latihan Sriti Gesit TA 2009 direncanakan berlangsung selama 4 hari, dengan mengambil lokasi latihan Lanud Sultan Hasanuddin dan AWR Takalar, serta mengikutsertakan unsur pesawat intai Boieng 737 dari Skadron Udara 5, pesawat tempur Sukhoi dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin serta pesawat Helikopter.

Komandan Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Kolonel Pnb Arif Mustofa bertindak sebagai Direktur Latihan dan Kadisops Lanud Sultan Hasanuddin Letkol Pnb Andi Heru Wahyudi sebagai Wakil Direktur Latihan, dengan melibatkan 348 personel.
(TNI AU)

Sunday, May 3, 2009

KD Panglima Hitam Pasukan Komando TLDM


Unit Pasukan Khas Laut (Paskal) Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) berganti nama menjadi Kapal Diraja (KD) Panglima Hitam. Peresmian pergantian nama dilakukan Panglima Tentera Laut Laksamana Datuk Seri Abdul Aziz Jaafar, 15 April 2009 di Pangkalan TLDM Lumut.

Ide nama Panglima Hitam dilontarkan Sultan Selangor, Sultan Sharafuddin Idris Shah yang merupakan Kapten Yang Dipertuan TLDM. Nama ini diambil dari nama pahlawan Melayu, Panglima Hitam mempunyai ilmu beladiri yang tinggi, berbudi bahasa dan menjaga kesopanan, setia pada raja dan pemerintah.

KD digunakan untuk kapal perang yang bertugas di jajaran TLDM, selain itu diberikan kepada unit-unit atau pusat dalam TLDM yang telah banyak berjasa kepada negara dan tentara. Seperti KD Sultan Idris tempat pelatihan para kadet sebelum bertugas di TLDM, KD Duyong pusat pelatihan selam TLDM.

KD Hitam berhasil membebaskan dua kapal milik MISC Bhd. di perairan Teluk Aden, Somalia. Serta pernah melakukan sekurang-kurangnya 10 misi internasional, baik secara sendiri maupun bekerja sama dengan pasukan komando negara lain.

Pasukan ini sebelumnya Rejimen Keselamatan di Pangkalan TLDM Woodlands, Singapura yang bertugas menjaga keamanan pangkalan.


Rejimen ini kemudian mengikuti kursus komando hutan di Pusat Pendidikan Marinir TNI AL, Surabaya. Kemudian berlatih di Pusat Latihan Peperangan Khas, Sungai Udang, Melaka. Selain itu mengikuti kursus komando di Royal Marine Commando United Kingdom dan SEAL Amerika Serikat.

Utusan/@beritahankam

Perbatasan Indonesia-Papua New Guinea Ditutup


3 April 2009, Jayapura -- Perbatasan Republik Indonesia (RI) dengan negara tetangga Papua New Guinea (PNG) yang berada di Kampung Skouw, Distrik Muara Tami, Jayapura, ditutup sejak 9 April lalu untuk alasan keamanan.

Berdasarkan pantauan ANTARA di Jayapura, Minggu, ditutupnya perbatasan ini menyebabkan warga Indonesia tidak dapat menyeberang ke wilayah PNG untuk berbagai keperluan.

Tampak masyarakat Indonesia yang hendak menyeberang ke PNG akhirnya tidak bisa.

Namun sebaliknya, warga negara PNG tampak bebas melintasi perbatasan RI-PNG tanpa kendala apa pun.

Ditutupnya daerah perbatasan ini menyusul peristiwa penemuan bom di jembatan Muara Tami, Distrik Muara Tami, Jayapura pada Kamis (9/4) lalu.

Seorang warga Kota Jayapura, Ferry Sesa menyatakan, kekecewaannya karena tidak dapat melintasi perbatasan dan tertahan di pos penjagaan TNI yang terletak tidak jauh dari Kantor Imigrasi.

"Tapi untuk keamanan, saya ikuti saja peraturan yang berlaku karena saya juga tidak ingin ambil risiko," katanya.

Pada kondisi normal, warga Indonesia dapat melintasi perbatasan RI-PNG untuk keperluan kunjungan dalam waktu tidak lebih dari 24 jam, hanya dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di pos penjagaan TNI, selanjutnya melapor ke Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Darat Skouw.

Belum dapat diketahui batas waktu penutupan perbatasan RI-PNG ini. Walaupun demikian, kondisi di sekitar perbatasan cukup kondusif. Aktivitas masyarakat pun bisa berjalan seperti biasanya.

Pos perbatasan yang terletak di Kampung Skouw, sekitar 70 kilometer ke arah timur dari pusat Kota Jayapura ini dijaga satuan tugas dari Batalyon Infantri (Yonif) 725/Wirabuana.
(ANTARA)

Eks USS Conolly - DD 979 Menjadi Sasaran Tembak

2 Mei 2009 -- Bekas destroyer USS Conolly - DD 979 tenggelam setelah menjadi target penembakan dalam Sinking Exercise (SINKEX), merupakan bagian dari latihan internasional UNITAS Gold yang berlangsung mulai 20 April 2009 hingga 7 Mei 2009 di Jacksonville, Florida. USS Conolly dipensiunkan 18 September 1998 setelah bertugas 20 tahun.

UNITAS Gold 2009 diikuti kapal perang dari Angkatan Laut Amerika Serikat, Argentina, Brazil, Kanada, Chile, Kolombia, Ekuador, Jerman, Mexico, Peru dan Uruguay. Mexico dan Kanada partisipasi pertama kalinya.

Helikopter BO-105 Bolkow AL Mexico menembakan roket 2.75 inch ke bekas USS Conolly. (Foto: U.S. Navy/Mass Communication Specialist 2nd Class Alan Gragg)


Roket 2.75 inch ditembakan dari helikopter BO-105 AL Mexico mengenai tower signal bekas USS Conolly (Foto: U.S. Navy/ Chief Mass Communication Specialist Dawn C. Montgomery)

MarineBuzz/@beritahankam

Australia Ingin Jadi Militer Terkuat di Asia Pasifik

Gambar Konsep SEA 4000 Destroyer Australia

2 Mei 2009, Brisbane -- Australia berambisi dan berkeyakinan besar menjadi salah satu kekuatan militer terbaik dan terkuat di kawasan Asia Pasifik dalam 20 tahun mendatang, demikian Menteri Pertahanan Joel Fitzgibbon dalam pernyataan persnya menyertai publikasi Buku Putih Pertahanan negara itu, Sabtu.

"Kemampuan-kemampuan yang dipaparkan dalam Buku Putih ini (menyatakan bahwa dalam) lebih dari 20 tahun mendatang, angkatan bersenjata (Australia) akan menjadi salah satu yang terkuat di kawasan kita di bawah dukungan sistem, perlengkapan dan sumber daya manusia terbaik di dunia," klaim Fitzgibbon.

Angkatan bersenjata yang akan dikembangkan Australia ke depan akan dilengkapi dengan teknologi canggih, perlengkapan terbaik, serta pasukan darat, laut dan udara paling profesional, katanya.

Untuk mencapai semua ini, pemerintah telah mendorong reformasi menyeluruh yang pernah dilakukan dalam bidang pertahanan negara itu dengan mengarahkan kembali sumber daya keuangan pertahanan nasional yang penting bagi pembangunan kemampuan baru.

Pemerintah juga sepakat mengubah cara pendanaan urusan pertahanan negara melalui model pendanaan baru, termasuk pertumbuhan riil berkesinambungn tiga persen untuk anggaran pertahanan hingga 2017-2018.

Fitzgibbon mengatakan, Buku Putih Pertahanan 2009 yang merupakan hasil kerja keras berbagai pihak terkait selama lebih dari 14 bulan ini memberikan gambaran paling menyeluruh mengenai pertahanan Australia.

"Buku Putih ini menegaskan komitmen pemerintah pada pertahanan dan perlindungan kepentingan kedaulatan Australia, serta keamanan dan stabilitas kawasan kita," katanya.

Untuk ambisinya ini, Australia telah membeli 12 kapal selam, delapan kapal perang, dan 100 pesawat tempur baru, kata Fitzgibbon seperti dikutip ABC.

Total anggaran pertahanan yang diperlukan Australia untuk membeli sistem pertahanannya ini mencapai 100 miliar dolar Australia.
(ANTARA)

Saturday, May 2, 2009

Paspampres Makin Waspada


2 April 2009, Jakarta -- Menyusul insiden pelemparan batu ke arah mobil dinas Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, Kamis lalu, Pasukan Pengamanan Presiden kini meningkatkan kewaspadaan. Sampai saat ini belum dipastikan apakah insiden pelemparan itu dilakukan terencana atau secara spontan.

Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Mayor Jenderal Marciano Norman menyampaikan hal itu, Jumat (1/5).

”Ke depan, tentunya kita tidak boleh mengabaikan hal seperti itu. Kewajiban Paspampres adalah meningkatkan kewaspadaannya. Paspampres berkoordinasi dengan polda dan kodam di wilayah. Pada setiap kegiatan VVIP, kami akan meningkatkan kewaspadaan,” ujar Marciano.

Paspampres bertanggung jawab mengamankan presiden dan wakil presiden beserta keluarganya dalam seluruh kegiatan mereka. Meskipun dilakukan peningkatan kewaspadaan, Marciano mengatakan, Paspampres saat ini tidak menambah jumlah personel keamanan.

Ia juga menegaskan, peningkatan kewaspadaan Paspampres ini tidak lantas mengisyaratkan bahwa insiden pelemparan batu ke mobil Wapres Kalla itu terjadi karena lemahnya kewaspadaan saat itu.

”Ring satu pengamanan kami kan rangkaian kendaraan, lemparan itu datang dari luar. Begitu dia melempar, kami langsung tangkap pelempar itu dalam waktu yang sangat singkat. Kalau tidak kami tangkap, berarti kami tidak waspada,” katanya

Marciano menjelaskan, pihak kepolisian dan Paspampres masih terus memeriksa Zulkarnaen (45), pelempar batu itu.
(KOMPAS)

Iran Memproduksi Destroyer

Kapal AL Iran P226 Falakhon, Kaman class missile boat

1 Mei 2009, Tehran -- Para ahli Iran berhasil mendisain dan memproduksi destroyer peluncur misil.

“Kami telah berhasil mendisain dan membuat sejumlah kapal untuk angkatan laut termasuk sebuah destroyer,” ujar Ahmad Karimi tenaga ahli Pagar System Company pada Mehr News Agency, Jumat, 30 April 2009.

Karimi mengatakan destroyer ini mempunyai panjang 100m dan berat 1200ton. Ditambahkannya tiga destroyer telah siap uji navigasi di laut Kaspia.

Destroyer cepat dan mampu bermanuver untuk digunakan sebagai pengawal kapal yang lebih besar dan melawan penyerang.

Mehr News Agency/@beritahankam

Radar Indonesia

Seorang peneliti asal LIPI mencoba radar pengawas pantai "Coastal Surveillance Radar" saat acara peluncuran radar pengawas pantai pertama buatan Indonesia di Bandung, Jawa Barat, Kamis (30/4). Radar pengawas pantai yang diberi nama INDRA MX 2 tersebut merupakan hasil penelitian antara Perusahaan IT Solusi 247, ITB, LIPI serta Delft University Belanda.Radar tersebut memiliki daya jangkau hingga 40 Km dan telah di ujicoba di perairan Selat Sunda. (Foto: ANTARA/Rezza Estily/ss/nz/09)

1 April 2009, Bandung -- PT Utama Solusi 247 dan Radar & Communication Systems (RCS) selaku produsen radar maritim atau pantai pertama buatan Indonesia yang diberi nama "INDRA" atau Indonesia Radar siap menerima order pada Juni 2009, kata Direktur Utama RCS, Beno Pradekso di Bandung, Jumat.

INDRA resmi dipasarkan ketika diluncurkan bersamaan Seminar Nasional Radar III 2009 di hotel Savoy Homann Bandung, Kamis (30/4), sedangkan sepanjang 2009 ini akan diproduksi empat unit INDRA, namun bisa bertambah jika ada permintaan pasar.

Beno mengungkapkan, pembuatan satu unit radar membutuhkan waktu empat bulan, namun dia menolak memberitahukan harganya.

"Untuk harga belum bisa mematok dan akan dihitung secara spesifik oleh pihak marketing kami," ucapnya.

Beno optimistis pasar radar nasional dan regional cukup besar mengingat radar sangat penting untuk transportasi laut dan udara.

INDRA adalah radar maritim pertama yang diproduksi RCS yang bekerjasama dengan Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET LIPI), Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, DTE- FT UI.

Selain itu juga dibantu International Research Center for Telecommunication and Radar (IRCTR ) dari Technical University of Delf (TU-Delf) Belanda yang memang sudah sejak lama menguasai teknologi radar.

Dalam proses pengembangannya INDRA yang menghabiskan investasi Rp5 miliar ini akan mengoptimalisasi beberapa fungsi dasar radar yaitu menditeksi, mengukur dan menerjemahkan sinyal.
(ANTARA)

Friday, May 1, 2009

Danlanud Iswahjudi Tutup Pendidikan Transisi XI F-16 Figthing Falcon

Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro, S.Sos menyerahkan sertifikat tanda kelulusan Pendidikan Transisi pesawat tempur F-16/Fighting Falcon kepada Lettu Pnb Pandu Eka Prayoga. (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi).

1 Mei 2009, Madiun -- Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi kembali berhasil melahirkan satu lagi Pilot tempur F-16/Fighting Falcon. Kelahiran seorang Pilot Tempur ini ditandai dengan upacara kemiliteran bertempat di Ruang Rapat Markas Lanud dengan Inspektur upacara Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro,S.Sos. (Kamis, 30/4)

Dengan ditutupnya pendidikan Transisi XI tahun 2009 tersebut, maka kekuatan penerbang pesawat tempur F-16 /Fighting Falcon bertambah satu lagi yakni Lettu Pnb Pandu Eka Prayoga yang alumnus AAU (Akademi Angkatan Udara) tahun 2004 dan Sekbang (Sekolah Penerbang) angkatan ke-72 tahun 2006.

Putra kelahiran Pasuruan 14 April 1983 ini telah berhasil menyelesaikan pendidikan Transisi F-16/Fighting Falcon selama 23 bulan (Mei 2007-April 2009). Dengan demikian Lettu Pnb Pandu Eka Prayoga berhak menyandang predikat ”Dragon 45”, yang merupakan panggilan kebanggaan Pilot pesawat tempur F-16/Fighting Falcon.

Sampai saat ini Pandu (panggilan akrabnya) telah mengantongi total jam terbang 425 jam 55 menit, dengan pesawat T-34/Charlie sebanyak 178 jam 50 menit dan F16/Fighting Falcon 247 jam 5 menit, jelas Pandu.

Komandan Lanud Iswahjudi dalam sambutan tertulisnya menyampaikan bahwa, pendidikan transisi merupakan tahapan pendidikan yang menentukan karier sebagai penerbang tempur, dan awal dari penerbang tempur operasional. Sementara untuk menjadi profesional dan handal masih diperlukan berbagai pendidikan dan pengalaman antara lain pendidikan lanjut sebagai Element Leader, Komandan Flight, instruktur, test flight dan lain-lainnya.

Lebih lanjut Marsma TNI Bambang Samoedro menyampaikan, bahwa Lanud Iswahyudi terus berupaya untuk menyiapkan personel penerbang yang profesional dengan program-progran pendidikan dan latihan. Meskipun harus berhadapan dengan keterbatasan jumlah dan jam terbang pesawat tempur yang ada saat ini. Hal ini dimaksudkan untuk menjawab tantangan perkembangan alutsista (alat utama sistem persenjataan) yang dibutuhkan dalam perang modern.

Justru dengan keterbatasan tersebut Lanud Iswahyudi terus berusaha tetap mampu memelihara peralatan yang ada dan menyelenggarakan pendidikan serta pelatihan sumber daya manusia agar tetap memiliki kemampuan dan kesiapan yang optimal, tegas Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro,S.Sos.

Upacara yang berlangsung khitmad tersebut dihadiri oleh Komandan Wing 3, Para Kadis, Dansat, pejabat Kasi keatas serta para penerbang yang ada di Lanud Iswahjudi.
(TNI AU)