Friday, June 29, 2012

Presiden: Indonesia Perlu Membangun Strategi Budaya Baru

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono meninjau saat melakukan kunjungan kerja ke Mako Secapa TNI AD, Hegarmanah Bandung, Jawa Barat, Jumat (29/6). Kunjungan SBY tersebut dalam rangka memberi pengarahan kepada sekitar 1.000 siswa Sesko TNI, Sesko Angkatan, dan Sespimmen Polri, dengan menyampaikan ceramah dengan judul “Perkembangan Geopolitik di Asia Pasifik Abad 21 dan Pengaruhnya Terhadap Indonesia”. (Foto: Bisnis Jabar)

29 Juni 2012, Bandung: Melihat perkembangan geopolitik di Asia Pasifik, Indonesia perlu membangun strategi budaya baru (new strategic culture). Dengan cara itu, Indonesia akan selalu siap untuk menjadi bagian dari solusi damai di kawasan, bukan menjadi bagian dari masalah.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini dalam pembekalannya kepada siswa Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI, Sesko Angkatan, dan Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri di Gedung Soedirman, Markas Komando Sekolah Calon Perwira (Mako Secapa) TNI Angkatan Darat, Hegarmanah, Bandung Jumat (29/6) pukul 09.00 WIB.

Pembekalan Presiden ini berjudul Perkembangan Geopolitik di Asia Pasifik Abad 21 dan Pengaruhnya Terhadap Indonesia. "Dengan new strategic culture kita betul-betul bisa membangun perdamaian yang kokoh dan berkelanjutan di kawasan ini," kata Presiden SBY. Untuk mendukung hal itu Indonesia perlu terus membangun apa yang disebut dengan confidence building measures.

Tindakan yang perlu dilakukan, antara lain, dengan meningkatkan postur pertahanan. "Kita membangun postur yang disebut dengan minimum essential force yang transparan kita lakukan dan kita juga menjaga terus melakukan confidence bulinding measures. Ini juga salah satu cara kita untuk mencegah ketidakpercayaan (mistrust) di antara kita semua," SBY menjelaskan.

Presiden SBY juga mengedepankan pentingnya diplomasi yang semakin konstruktif. Indonesia sendiri terus mengembangkan kemitraan yang komprehensif dengan negara-negara sahabat yang dalam 8 tahun terakhir mencapai lebih dari 10 negara.

Akhirnya, lanjut Presiden, semua tindakan ini untuk menuju dan membangun sebuah kerja sama geopolitik yang baru (a new geopolitic of cooperation. "Mari kita perluas kerja sama yang bersifat win-win, kemudian mari kita kurangi rivalitas yang mengarah kepada zero-sum," SBY menambahkan.

Sumber: Presiden RI

No comments:

Post a Comment