Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Tuesday, May 29, 2012
Wamenhan Tinjau Produksi Alutsista di PT PAL
29 Mei 2012, Surabaya: Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin meninjau produksi sejumlah alutsista di PT PAL Indonesia (Persero) karena ingin meningkatkan pengawasan sebagai program modernisasi alutsista di Tanah Air.
"Kunjungan kami hari ini merupakan rangkaian agenda kerja yang sebelumnya telah dilaksanakan di PT Palindo Marine Shipyard Batam," katanya, ditemui dalam kunjungan kerjanya di PT PAL Indonesia (Persero), di Surabaya, Selasa.
Tujuan kegiatan tersebut, jelas dia, guna mengawasi produksi sejumlah alutsista yang sedang dibangun sebagai salah satu program modernisasi alutsista. "Oleh karena itu, kini PT PAL sedang membangun tiga unit KCR 60 M, dua unit kapal tunda 2.400 HP milik TNI AL, dan empat unit LCU pesanan TNI AL," katanya. Sementara, tambah dia, delapan unit LCVP telah diselesaikan dan diserahkan pada tanggal 19 April 2012 kepada TNI AL.
Mengenai kesiapan PT PAL dalam pembangunan alutsista juga dilakukan dengan strategi perbaikan kinerja di mana untuk proses bisnis maka perusahaan tersebut telah melaksanakan persiapan fokus bisnis untuk alutsista.
"Bahkan, menerapkan 'revenue mix' dan integrasi IT dalam proses produksi serta proses kontrol internal," katanya. Untuk utilisasi sumber daya, kata dia, direalisasikan dengan "re-grouping" dan sentralisasi fungsi organisasi, penetapan PMO dan integrasi perangkat lunaknya, serta pelaksanaan investasi strategis untuk peningkatan kapasitas produksi, sumber daya manusia, dan IT.
"Perbaikan fasilitas dan utilitas serta sarana bengkel di PT PAL memiliki target kapasitas bengkel mencapai 600 ton/bulan. Asumsinya bisa membangun enam unit kapal per tahun yakni sekelas FPB 38 sebanyak dua unit dan sekelas KCR 60 meter sebanyak empat unit," katanya.
Di samping itu, lanjut dia, PT PAL juga memiliki Divisi Desain yang merancang kapal yang dibangun terutama alutsista dan perusahaan itu siap sebagai "Lead Integrator" pembangunan alutsista serta fasilitas bengkel yang terintegrasi.
Pada kesempatan tersebut, Wamenhan didampingi Irjen Kemhan Laksdya TNI Sumartono, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksdya TNI Marsetio, Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo, serta sejumlah pejabat Kemhan, Mabes TNI, dan angkatan.
Wamenhan : PT. PAL Harus Menyiapkan Diri Untuk ToT
Dengan menggeliatnya industri pertahanan dalam negeri saat ini, PT PAL Indonesia (Persero) untuk jangka waktu menengah harus menyiapkan diri agar dapat melakukan Transfer of Technology (ToT), sehingga tercipta kemandirian industri pertahanan khususnya bidang kemaritiman.
Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di sela-sela kunjungan ke PT. PAL Indonesia (Persero), Selasa (29/5) di Surabaya setelah sehari sebelumnya mengunjungi Pulau Nipa dan PT Palindo Marine Shipyard di Batam, Senin (28/5).
Transfer of Technology dimaksud kata Wamenhan menjelaskan, terkait dengan adanya pencapaian target bahwa PT. PAL Indonesia (Persero) harus mampu membangun kapal perang jenis Perusak Kawal Rudal (PKR) dan kapal selam untuk TNI AL.
“PT. PAL harus menyiapkan teknisi-teknisi yang professional sejak dini. Pemerintah juga akan mensupport dan mengirimkan teknisi-teknisi handal ke Belanda dan Korea Selatan “ Ungkap Wamenhan.
Dengan adanya tuntutan dan tantangan tersebut, Wamenhan lebih jauh menjelaskan PT. PAL Indonesia (Persero) juga harus memiliki komitmen dan sikap jemput bola dengan melakukan berbagai perbaikan khususnya dalam hal perbaikan kinerja maupun optimalisasi produksi baik pada lini desain sampai dengan produksi.
Terlebih tahun 2010 – 2014 merupakan era kebangkitan industri pertahanan dalam negeri, dimana pemerintah banyak memberikan peluang, baik kepada industri pertahanan negara maupun swasta.
Sementara itu, Dirut PT PAL Persero M. Firmansyah Arifin menyampaikan bahwa instansinya saat ini sudah memiliki kesiapan dalam pembangunan Alutsista yaitu dengan strategi perbaikan kinerja, dimana proses bisnis PT . PAL (Persero) telah melaksanakan persiapan fokus bisnis untuk Alutsista dan menetapkan revenue mix dan integrasi IT ke dalam proses produksi maupun proses control internal.
Dalam Kunjungan kerjanya ke PT. PAL Indonesia (Persero), Wamenhan yang didampingi Irjen Kemhan Laksdya TNI Sumartono, Wakasal Laksdya TNI Marsetio, sejumlah pejabat Kemhan, Mabes TNI dan Angkatan tersebut, juga berkesempatan menaiki Landing Craft Utility (LCU) produksi PT PAL di sekitar selat Madura dan melakukan manuver diantaranya menggunakan kecepatan mencapai 40 knot dan manuver 360 derajat.
PT. PAL Siapkan 150 Teknisi Alih Teknologi Kapal Selam di Korsel
PT PAL Indonesia (Persero) menyiapkan 150 teknisi ahli perkapalan guna melakukan alih teknologi produksi kapal selam di Korea Selatan dan kapal perusak kawal rudal (PKR) di Belanda, menyusul dibuatnya kapal perang pesanan Kementerian Pertahanan di 2 negara tersebut.
Proses alih teknologi itu merupakan persiapan untuk membuat sendiri kapal selam pada beberapa tahun mendatang, suatu upaya kemandirian industri pertahanan di dalam negeri.
Direktur Utama PT PAL Indonesia Muhamad Firmansyah Arifin mengatakan BUMN tersebut selama ini telah banyak memproduksi berbagai jenis kapal perang untuk memenuhi kebutuhan TNI AL seperti kapal patroli cepat, landing platform dock (LPD), kapal cepat rudal (KCR), landing craft utility (LCU), landing craft vehicle personal (LCVP).
Namun, lanjutnya, sejauh ini PAL belum menguasai teknologi pembuatan kapal selam, karena membutuhkan ilmu tinggi serta kesiapan SDM yang memiliki kemampuan dalam menerima alih teknologi kapal perang tersebut.
“Kami akan menyiapkan 300 teknisi untuk diseleksi menjadi 150 orang guna dikirim ke Korea Selatan dalam keperluan alih teknologi pembuatan kapal selam. Dijadwalkan penyeleksian itu rampung pada 2013,” ujarnya saat mendampingi Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, hari ini (Selasa, 29 Mei 2013).
Sumber: ANTARA News Jatim/DMC
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
bangunlah kekeuatan tempur yang handal di laut, bila perlu tahap awal buatlah 100 buah KCR. Jaleveva Jayamahe. Buat anggota DPR, jangan dipersulit untuk urusan pembiayaanny.
ReplyDelete