Tuesday, June 15, 2010

Indonesia Setuju Menukar Panser dengan Sedan Proton Malaysia

Proton Neo salah satu produk Proton yang dipasarkan di Indonesia melalui PT. Proton Edar. (Foto: paultan.org)

15 Juni 2010, Jakarta -- Rencana pembelian panser produksi Pindad oleh Malaysia yang akan menggunakan pola trade off (barter) dengan mobil sedan Proton nampaknya akan terealisasi. Indonesia sudah setuju untuk menukar sebagian nilai jual panser dengan produk mobil buatan produsen asal Malaysia itu.

Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika Kementerian Perindustrian Budi Dharmadi mengatakan nantinya mobil sedan keluaran Proton akan digunakan sebagai armada taksi oleh pihak swasta. "Sudah ada beberapa operator taksi yang berminat untuk memanfaatkannya," kata Budi akhir pekan lalu.

Sayangnya, Budi belum bersedia untuk membeberkan secara rinci siapa saja operator taksi yang sudah menyatakan minatnya itu. Budi hanya mengatakan pihak kementerian hanya memfasilitasi industri untuk bisa meningkatkan kompetisinya. "Nantinya masalah tukar menukar ini murni dilakukan secara bussiness to bussiness antara kedua belah pihak," jelas Budi.

Seperti diketahui, Malaysia melakukan order panser kepada PT Pindad (Persero) senilai US$ 80 juta. Sebelumnya Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan Malaysia telah berminat memesan panser dari Indonesia dengan syarat sebagian dari nilai pembelian itu ditukar (trade off) dengan produk asal Malaysia.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan order panser ini membuktikan bahwa industri pertahanan Indonesia sudah diakui keberadaannya oleh negara lain.

Budi menambahkan, dengan adanya trade off ini akan menguntungkan bagi kedua belah pihak. "Produk panser Indonesia lebih dikenal oleh negara lain sehingga kompetensinya meningkat. begitu juga sebaliknya," tambah Budi.

Pembicaraan Barter Panser-Sedan Masih Menggelinding

Presiden Direktur PT Proton Edar Indonesia Ricky Poo ketika dikonfirmasi oleh KONTAN mengatakan pihak Proton Indonesia belum mengetahui secara rinci mengenai rencana barter Proton dengan panser buatan PT Pindad (Persero) ini.

"Sampai saat ini saya masih kurang tahu mengenai hal ini. Karena ini masih diskusi antara menteri dengan menteri," ujarnya kepada KONTAN Senin (14/6).

Sementara itu, General Manager Marketing PT Proton Edar Indonesia Mazlan Mohamad Zain menambahkan saat ini pembicaraan mengenai rencana trade off Proton dengan panser buatan Pindad memang masih menjadi pembicaraan di tingkat pemerintah. "Ini masih menjadi pembahasan antara goverment to goverment, masih di tingkat atas. Jadi kami belum mengetahui mekanismenya akan seperti apa," jelasnya.

Mazlan hanya mengatakan, Rabu (16/6) besok direksi Proton Indonesia akan mengadakan rapat dengan manajemen Proton pusat di Kuala Lumpur. Mazlan bilang, kemungkinan dalam pertemuan ini nantinya baru akan diadakan pembahasan mengenai hasil negosiasi dan mekanisme trade off antara Proton dengan Pindad.

Seperti diketahui, Malaysia melakukan order panser kepada Pindad senilai US$ 80 juta. Sebelumnya Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan Malaysia telah berminat memesan panser dari Indonesia dengan syarat sebagian dari nilai pembelian itu ditukar (trade off) dengan produk asal Malaysia.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan order panser ini membuktikan bahwa industri pertahanan Indonesia sudah diakui keberadaannya oleh negara lain.

KONTAN

Komisi I DPR RI Minta Pembinaan Industri Pertahanan di Bawah Kemhan


15 Juni 2010, Jakarta -- Dalam rangka meningkatkan kualitas manajemen dan pembinaan Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP), Komisi I DPR RI meminta kepada pemerintah untuk segera merumuskan kemungkinan pembinaan BUMNIP berada di bawah Kementerian Pertahanan (Kemhan). Hal ini dimaksudkan agar BUMNIP dapat lebih berkonsentrasi terhadap peningkatan kualitas produk – produk di bidang pertahanan.

Permintaan Komisi I DPR RI tersebut merupakan salah satu dari tujuh point kesimpulan Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, Senin (14/6) di Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Jakarta.

Rapat juga dihadiri Kasad Jenderal TNI George Toisutta, Kasal Laksamana TNI Agus Suhartono, Kasau Marsekal TNI Imam Sufa'at S, Ip, Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Harriyanto, S.IP, M.A dan sejumlah pejabat di jajaran Kemhan, Mabes TNI dan Mabes Angkatan.

Dalam kesimpulan yang dibacakan oleh Ketua Komisi I DPR RI selaku pimpinan rapat Kemal Aziz Stamboel, Komisi I DPR RI juga meminta kepada pemerintah melalui Kemhan, agar sedapat mungkin pemenuhan kebutuhan Alutsista baik dalam rangka pengadaan maupun pemeliharaan, semaksimal mungkin dilakukan dengan memberdayakan BUMNIP yang ada dengan mengoptimalkan produk lokal industri strategis.

Komisi I DPR meminta kepada pemerintah untuk mensederhanakan matarantai mekanisme pengadaan Alutsista dengan mempertimbangkan berbagai masukan dari end user dan sesuai dengan aturan yang berlaku serta mempersiapkan langkah – langkah pemberdayaan dengan melibatkan sektor perbankan nasional.

Berkaitan dengan peningkatan kualitas produk – produk oleh BUMNIS, Komisi I DPR RI meminta kepada pemerintah untuk melakukan kajian mendalam tentang berbagai kemungkinan kerjasama kemitraan. Beberapa Negara mitra saat ini memiliki potensi bagi dilakukannya kerjasama pengembangan Alutsista yang mendukung dilaksanakannya transfer of technology bagi pengembangan kemampuan industri strategis pertahanan nasional dengan meningkatkan local content atau produk dalam negeri.

Sementara itu, terkait dengan penyelesaiaan berbagai masalah pertanahan di lingkungan Kemhan dan Mabes TNI, Komisi I DPR RI sepakat untuk meningkatkan anggaran sertifikasi tanah asset Negara yang digunakan oleh TNI TA. 2011 dan seterusnya yang tidak mengganggu anggaran Kemhan dan Mabes TNI yaitu bersifat on top.

Sehubungan dengan upaya untuk memerangi tindak terorisme, Komisi I DPR RI minta kepada pemerintah untuk segera mempersiapkan payung hukum untuk keterlibatan satuan anti terror yang ada di jajaran TNI dan Polri agar tercipta efisiensi dan koordinasi yang baik dalam menghadapi aksi terorisme.

Dalam rangka untuk meletakan dasar – dasar bagi penyelenggaraan keamanan dan penyelenggaraan pertahanan nasional, Komisi I DPR RI minta pemerintah untuk segera mempersiapkan RUU Kamnas.

Terakhir, dalam kesimpulan rapat tersebut, Komisi I DPR RI mendukung prinsip kerjasama di bidang pertahanan antara RI dengan Negara lain termasuk dengan Amerika sepanjang tidak merupakan beban terhadap politik luar negeri serta diiringi dengan adanya prinsip kesetaraan, kepentingan bersama kedua negara dan saling menghormati.

Sementara itu, menjawab beberapa pertanyaan anggota Komisi I DPR RI terkait dengan pembinaan dan pemberdayaan BUMNIP, Menhan menjelaskan bahwa pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri merupakan salah satu prioritas dari program pemerintah KIB II.

Menhan mengatakan, pemerintah telah menyelesaikan master plan tentang revitalisasi industri pertahanan, dimana dalam master plant tersebut memuat berbagai langkah – langkah dalam upaya mendukung pemberdayaan BUMNIP. “Disini juga disebutkan ada master list barang yang dapat diproduksi di dalam negeri dan yang tidak dapat diproduksi dalam negeri”, tambah Menhan sambil menunjukan buku master plan hasil Workshop Revitalisasi Industri Pertahanan pada akhir tahun 2009.

Lebih lanjut Menhan menjelaskan, dalam master plan juga dijelaskan apabila pengadaan Alutsista untuk TNI tidak dapat diprosuksi didalam negeri dan terpaksa diadakan dari luar negeri, maka pedoman yang dilakukan ada empat yaitu pertama semaksimal mungkin dilakukan dengan joint produksi, kedua semaksimal mungkin dilakukan transfer of teknologi , ketiga local content ditingkatkan, dan keempat menggunakan pendanaan dalam negari.

Menhan mengatakan, setelah menyelesaikan master plan tentang revitalisasi industri pertahanan, dalam upaya pembinaan dan pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri pemerintah juga telah membuat Peraturan Presiden (Perpres) tentang Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). Melalui Perpres tersebut diharapkan akan mempertegas siapa yang menjadi penjurunya.

Namun demikian menurut Menhan, KKIP tersebut diharapkan tidak hanya dikukuhkan dalam bentuk Perpres, Kemhan berharap KKIP dapat dikukuhkan dalam suatu Undang Undang tentang Industri pertahanan.

DMC

Aksi Pasukan Katak Koarmabar


15 Juni 2010 -- Satuan Pasukan Katak Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) sedang melakukan Aksi Cast (Lompat) menggunakan Kapal Angkatan Laut Tanjung Tamiang jenis Combat Boat dengan manuver berkecepatan tinggi, untuk mengelabui lawan .Kegiatan tersebut sebagai bentuk infiltrasi/penyusupan pasukan katak ke daerah sasaran yang berada di pantai supaya tidak diketahui lawan. Serial ini merupakan salah satu materi latihan dalam Geladi Tugas Tempur Setingkat K-2 yang dilaksanakan Satuan Pasukan Katak Koarmabar di Pantai Salira, Banten. Senin (29/3).

Koarmabar

DPR Dukung Kerjasama di Bidang Pertahanan

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kedua kiri), dan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso (kedua kanan), menghadiri rapat kerja dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/6). Rapat tersebut antara lain membahas sejumlah masalah aktual terkait dengan tugas dan wewenang Menhan dan Panglima TNI. (Foto: ANTARA/Ismar Patrizki/ed/10)

15 Juni 2010, Jakarta -- Komisi I DPR mendukung prinsip kerjasama di bidang pertahanan antara Republik Indonesia dengan negara lain, termasuk dengan Amerika Serikat, sepanjang searah dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia dengan diiringi prinsip kesetaraan, kepentingan bersama kedua negara, dan saling menghormati.

Demikian salah satu butir kesimpulan rapat kerja Komisi I DPR RI dengan Menteri Pertahanan dan Panglima TNI yang dipimpin Kemal Azis Stamboel (F-PKS), didampingi Agus Gumiwang Kartasasmita (F-PG), Hayono Isman (F-PD), dan TB. Hasanuddin (F-PDIP) di Nusantara II, Senin (14/6).

Tjahjo Kumolo (F-PDIP) pada kesempatan itu, mendorong pemerintah untuk segera mempersiapkan pembentukan Rancangan Undang-Undang Keamanan Nasional, dalam rangka meletakkan dasar-dasar bagi penyelenggaraan keamanan dan penyelenggaraan pertahanan nasional.

Lebih lanjut, Ramadhan Pohan (F-PD) menanyakan perkembangan masalah revitalisasi industri pertahanan, khususnya kerja sama kita dengan China. Ia pun meminta agak pihak DPR dilibatkan dalam kerjasama pertahanan.

Sementara itu dalam upaya memerangi tindak terorisme, Tri Tamtomo (F-PDIP) minta pemerintah untuk segera mempersiapkan payung hukum bagi sinergi dan perlibatan berbagai satuan anti terror yang terdapat di jajaran TNI dan POLRI. Hal ini ditujukan agar tercipta efisiensi dan koordinasi yang baik dalam menghadapi aksi terorisme.

Menanggapi pernyataan anggota, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro mewakili Kementerian Pertahanan menyambut baik, permintaan agar revitalisasi kerja sama militer dengan China segera dilaksanakan.

Namun, untuk mempercepat revitalisasi kerja sama militer dengan negeri tirai bambu tersebut, diperlukan ratifikasi Defence Cooperation Agreement (DCA). “Jadi DCA-nya ratifikasi, DCA dengan China bisa dipercepat juga,” ujar Purnomo.

Dalam hal kerjasama pertahanan dan militer, Pemerintah Indonesia menyatakan tidak akan mengemis pada Amerika Serikat, khususnya pemulihan kerja sama pasukan khusus kedua negara. Kementerian Pertahanan RI dan TNI menegaskan tidak mau mengiba-iba agar kerja sama (pasukan khusus) itu dibuka kembali oleh pihak AS.

"Latihan (Kopassus) itu tidak ada urgensinya. Sebenarnya kerja sama antarmiliter Indonesia-AS terus berjalan sejak 2001 saat embargo ke kita diangkat," ujar Purnomo.

Melalui forum itu, kata dia, hubungan antarkedua negara sebetulnya tidak pernah bermasalah. Meski hubungan militer RI-AS telah berjalan normal secara umum, Indonesia tidak ingin mengukuhkan bentuk kerja sama itu melalui payung hukum "Defence Cooperation Agreement" (DCA). Menhan Purnomo tidak ingin menandatangani DCA jika Indonesia tidak diposisikan setara dengan AS.

"Enggak pernah ada yang mempersoalkan kok, saya sering ketemu militer dan perwakilan pemerintah AS, mereka tidak pernah menyoalkan Kopassus. Kalau pun Kopassus tidak bisa latihan dengan pasukan khusus militer AS, kan tetap bisa latihan dengan pasukan khusus Australia, kemarin kita baru latihan bersama di Perth," katanya mengungkapkan.

Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso menyatakan kerja sama militer antarkedua negara semakin kerap dilakukan setelah 2008. Namun memang diakui untuk Kopassus, kerja sama latihan masih belum terealisasi meski sejumlah petinggi militer dan pemerintahan AS menunjukkan keinginan mereka membuka kembali kerja sama dengan Kopassus. "Mudah-mudahan berhasil. Memang masih ada hambatan di kongres sana. Namun, kami tidak mau mengemis-ngemis," kata Djoko menandaskan.

DPR RI

Atasi Berbagai Kontinjensi Koopsau I Gelar Operasi Udara

F-5 Tiger TNI AU direncanakan akan dioperasikan 10 tahun lagi. (Foto: indosmarin.com)

15 Juni 2010 -- Hari ini, Komando Operasi Angkatan Udara atau Koopsau memperingati HUT-nya yang ke-59 tahun. Selama kurun waktu itu, Koopsau telah melaksanakan tugas pokoknya dan menggelar operasi udara guna mengatasi berbagai kerawanan di seluruh persada Nusantara. Sehubungan dengan itu, Pelita melakukan wawancara dengan Panglima Koopsau I Marsekal Muda TNI Eddy Suyanto, ST.

Apa tugas pokok Koopsau I dan potensi atau ancaman nyata yang dihadapi jajaran Koopsau I?
Koopsau I adalah Komando Utama Pembinaan dan Operasi yang berkedudukan di bawah Kepala Staf Angkatan Udara dan Panglima TNI. Berdasarkan analisa perkembangan lingkungan strategis, dikaitkan dengan kemungkinan ancaman, maka kemungkinan kontinjensi yang mungkin timbul dan berdampak langsung terhadap wilayah Koopsau I, lebih banyak mengarah ke bidang operasi militer selain perang atau OMSP.

Bisakah Panglima jelaskan bentuk ancaman tersebut?
Hal itu berupa gangguan keamanan dari gerakan separatis bersenjata di Aceh, aksi terorisme, kerusuhan sosial berupa konflik komunal dapat terjadi sebagai akibat sengketa pemekaran wilayah, permasalahan Pilkada, dan masalah SARA. Khususnya di daerah bekas konflik yang masih menyisakan rasa dendam, terutama di Kalbar. Konflik vertikal dapat terjadi sebagai akibat adanya perlawanan terhadap kebijakan pemerintah pusat yang dilakukan dalam bentuk unjukrasa.

Bentuk ancaman yang lain?
Aksi anarkisme, yaitu adanya kegiatan kelompok yang memperjuangkan terbentuknya negara Islam di Indonesia. Dalam kegiatannya menggunakan dalih syiar agama dan memanfaatkan kontroversi kebijakan AS untuk menggalang aksi solidaritas Islam melakukan aksi teror. Adanya kegiatan kelompok-kelompok LSM atau NGO yang selalu bersikap menentang kebijakan pemerintah, dengan tujuan melemahkan kredibilitas pemerintahan. Kelompok ini sering memanfaatkan isu-isu pelanggaran HAM, korupsi, lingkungan hidup, dan demokratisasi untuk mendapatkan simpati internasional.

Juga gangguan keamanan laut oleh kapal asing, perompakan, kejahatan lintas negara (human trafficking, illegal logging, illegal mining, illegal fishing, small arms and light weapons trafficking) masih terus berlanjut terutama di perairan Selat Malaka. Gangguan keamanan udara, potensi gangguan berupa penerbangan tanpa izin dan penerbangan provokasi dari negara tertentu dengan memanfaatkan wilayah udara yang belum atau tidak termonitor (blind spot area) oleh radar sipil atau militer.

Gangguan keamanan di perbatasan darat. Beberapa permasalahan umum yang terjadi diantaranya adalah penyelundupan bahan pokok, illegal logging, penyelundupan senjata dan narkotika, pencurian sumberdaya, penyelundupan tenaga kerja ilegal, penyerobotan wilayah oleh masyarakat yang berada di perbatasan dengan cara memindahkan patok batas wilayah serta beberapa kegiatan ilegal lainnya. Gangguan keamanan di darat ini dapat menjadi penyebab terbesar permasalahan keamanan dalam negeri ataupun keutuhan NKRI.

Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan di pulau-pulau terluar NKRI dapat dimanfaatkan untuk kegiatan penyelundupan senjata, perdagangan manusia, dan narkoba.

Bagaimana Koopsau I menghadapi dan mengantisipasinya?
Sesuai dengan tugasnya, Koopsau I bertugas menyelenggarakan pembinaan kemampuan dan kesiapsiagaan operasional Satuan-satuan TNI AU dalam jajarannya, dan melaksanakan operasi-operasi udara dalam rangka mendukung tugas pokok TNI. Koopsau I merencanakan dan melaksanakan tindakan dalam menghadapi kontinjensi yang mungkin terjadi di wilayah tanggung jawab Koopsau I. Koopsau I dalam menghadapi dan mengantisipasinya dengan menggelar berbagai operasi udara.

Bidang Operasi Militer untuk Perang atau OMP, Koopsau I menggunakan Konsep Operasi Pertahanan atau menggelar kekuatan udara menganut Bare Base Concept didasarkan pada arah datangnya ancaman. Konsep Operasi Serangan untuk menghancurkan, mengalihkan perhatian, dan menahan tindakan musuh; dan Konsep Operasi Blokade untuk menunda menghancurkan atau menangkal kekuatan musuh.

Bidang Operasi Militer Selain Perang atau OMSP, Koopsau I menggelar berbagai Operasi Dukungan Udara, antara lain, Operasi mengatasi separatis, Operasi Melawan Aksi Teroris, Operasi Mengatasi Pelanggaran Wilayah, Operasi Menanggulangi Bencana, Operasi Pengamanan ALKI, Operasi Pengamanan Selat Malaka dan Selat Singapura, Operasi Pengamanan Pulau Kecil Terluar dan sebagainya.

Apa potensi ancaman potensial yang dihadapi jajaran Koopsau I?
Dari semua bentuk operasi yang dilaksanakan Koopsau I, baik OMP maupun OMSP adalah kemungkinan untuk menghadapi kontinjensi. Artinya, semua menjadi ancaman potensial yang harus siap dihadapi. Demikian juga ancaman seperti tersebut di atas merupakan ancaman potensial, sehingga operasi yang dilaksanakan menjadi operasi rutin setiap tahunnya dalam menghadapi ancaman potensial tersebut.

Mohon Panglima jelaskan mengenai latihan-latihan yang dilakukan Koopsau I.
Pembinaan kemampuan untuk kesiapan operasional, diupayakan dengan berbagai bentuk latihan antara lain latihan perorangan, dilaksanakan di tingkat Skadron, seperti Latihan Transisi, Konversi, Kaptensi, Profisiensi, Spesialisasi, Refreshing, dan Instruksi. Latihan Satuan, dilaksanakan di tingkat Lanud atau Wing yang diarahkan untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan keterampilan yang telah dimiliki serta melatih kerjasama di lingkungan kesatuan sendiri dan kesatuan lain, seperti latihan pengamanan pertahanan pangkalan dan alutsista, latihan yang dilaksanakan oleh Lanud induk yang mempunyai Skadron Udara contohnya adalah Lanud PBR Bido Gesit, Lanud SPO Alap Gesit, Lanud HLM Rajawali Perkasa, Lanud ATS Manyar Trampil, Lanud SDM Walet Trampil.

Latihan Antar-Satuan, dilaksanakan di tingkat Komando, dimaksudkan untuk melatih satuan dari berbagai kesenjataan dari tingkat matra secara terintegrasi guna meningkatkan dan memelihara kemampuan atau kesiapan operasi seperti Latihan Operasi Jalak Sakti dan Latihan Survival Tempur Madhi Yudha.

Juga Latihan Bersama, diselenggarakan Mabesau dengan negara-negara sahabat seperti Latma Camar Indopura, Latma Elang Malindo, Latma Elang Thainesia, Latma Manyar Indopura, dan Latma Cope West.

Pelita

59 Tahun Koopsau Mengabdi Masih Banyak yang Harus Diperbuat


15 Juni 2010 -- Pertumbuhan dan perkembangan Komando Operasi Angkatan Udara atau Koopsau perlu terus dibina dan ditingkatkan. Penambahan alutsista modern yang dioperasikan oleh prajurit-prajurit Koopsau seperti pesawat F-16 Fighting Falcon, F-5 Tiger, Hawk 100/200, serta Sukhoi SU-27 dan SU-30; membuktikan TNI Angkatan Udara ingin terus meningkatkan kekuatan dan kemampuan sesuai dengan perkembangan teknologi.

Sejarah pertumbuhan Koopsau sebagai Komando Utama dan Operasional TNI Angkatan Udara tidak dapat dilepaskan dari sejarah pertumbuhan TNI Angkatan Udara khususnya, serta pertumbuhan TNI pada umumnya dengan terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada tanggal 5 Oktober 1945, maka dibentuk pula TKR Jawatan Penerbangan yang bertugas membina Pangkalan Udara dan mengoperasikan pesawat bekas milik penjajah setelah pemulihan kedaulatan Negara Republik Indonesia tahun 1950, kata Kapen Koopsau I Mayor Sus Drs Dede Nasrudin kepada Pelita.

Walaupun secara organisasi, Koopsau dibentuk pertengahan tahun 1951, tetapi operasi udara telah dilakukan jauh sebelumnya. Operasi udara pertama dilakukan tanggal 29 Juli 1947 berupa penyerangan terhadap kedudukan Belanda di tiga kota yaitu Salatiga, Ambarawa, dan Semarang. Operasi udara pertama itu dipercayakan kepada Kadet Penerbang Sutardjo Sigit, Suharnoko Harbani, dan Mulyono dengan menggunakan pesawat Cureng, Guntei, dan Hayabusa.

Operasi udara kedua terjadi dua setengah bulan kemudian yakni tanggal 17 Oktober 1947 dengan menerjunkan 13 sukarelawan di daerah yang dikuasai musuh di Kotawaringin, Kalimantan Tengah. Operasi Udara selanjutnya adalah operasi penumpasan pemberontakan DI/TII, PRRI/Permesta, RMS, G-30-S/PKI, Operasi Trikora untuk merebut kembali Irian Barat, Operasi Seroja, dan Operasi Bhakti dalam rangka menegakkan kedaulatan Republik Indonesia.

***

Peranan segenap warga Koopsau selama ini telah mengangkat citra TNI Angkatan Udara. Sejak berdiri, Komando Operasi telah mengalami beberapa kali perubahan nama, dari Komando Operasi (Koopsau) menjadi Komando Group Komposisi (KGK), kembali menjadi Komando Operasi kemudian berubah lagi menjadi Komando Paduan Tempur Udara (Kopatdara), dan sejak tahun 1985 sampai sekarang kembali dengan nama Koopsau.

Ketika reorganisasi TNI Angkatan Udara tanggal 1 April 1985, organisasi Koopsau ikut mengalami perubahan. Kopatdara dibagi menjadi Koopsau I yang bermarkas di Jakarta dan Koopsau II bermarkas di Makassar, Sulsel.

Koopsau I membawahi wilayah Indonesia Barat dengan Pangkalan-pangkalan Udaranya Lanud Halim Perdanakusuma, Lanud Atang Sanjaya, Lanud Husein, Lanud Suryadarma, Lanud Wiriadinata, Lanud Astra Kestra, Lanud Tanjungpandan, Lanud Tanjungpinang, Lanud Palembang, Lanud Pekanbaru, Lanud Medan, Lanud Padang, Lanud Sukani, Lanud Singkawang II, Lanud Maemun Saleh, Lanud Supadio, Lanud Ranai, Lanud Wirasaba, dan Lanud Sultan Iskandar Muda. Saat ini Pangkoopsau I dijabat Marsda TNI Eddy Suyanto, ST.
Sedangkan Koopsau II membawahi wilayah Indonesia Timur dengan pangkalan udara meliputi Lanud Sultan Hasanuddin, Lanud Iswahjudi, Lanud Abdulrachman Saleh, Lanud Samsudin Noor, Lanud Balikpapan, Lanud Sutan Iskandar, Lanud Tarakan, Lanud Manuhua, Lanud Eltari, Lanud Baucau, Lanud Samratulangi, Lanud Wolter Mongonsidi, Lanud Morotai, Lanud Patimura, Lanud Ngurah Rai, Lanud Rembiga, Lanud Dumatubun, Lanud Surabaya, Lanud Jayapura, Lanud Adi Sumarmo, dan Lanud Merauke. Pangkoopsau II saat ini dijabat Marsda TNI R Agus Munandar.

Banyak yang telah dilakukan Koopsau, tetapi lebih banyak lagi yang harus diperbuat Koopsau demi tetap utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dirgahayu Koopsau, semoga tetap jaya.

Abhibuthi Antarikshe!

Pelita

Lagi, Marinir Kirim Pasukan ke Ambalat

(Foto: detikFoto/Serda Mar Kuwadi)

14 Juni 2010, Jakarta -- Dalam rangka menjaga keutuhan dan kedaulatan wilayah NKRI, Korps Marinir mengirim ratusan prajurit yang tergabung dalam Satgasmar Ambalat XI, pekan lalu. Pengiriman pasukan ini merupakan bagian dari rotasi rutin Satgas Marinir yang ditempatkan di blok Ambalatm, kata Kadispen Kormar Letkol Marinir Sumarto, Senin (14/6).

Pengiriman pasukan yang menggantikan Satuan Tugas Marinir (Satgasmar) Ambalat X ini diawali dengan upacara pelepasan pasukan oleh Komandan Pasmar-2 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Sturman Panjaitan di Lapangan Brigif-2 Marinir Bhumi Marinir Cilandak, Jakarta Selatan.

Komandan Korps Marinir dalam amanatnya yang dibacakan orang nomor satu di jajaran Pasmar-2 itu mengatakan, penugasan di blok Ambalat disamping rotasi rutin yang dilaksanakan Korps Marinir, juga merupakan tugas untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan wilayah NKRI. Batas wilayah laut yang selama ini menjadi konflik antara Indonesia dengan negara tetangga harus dipertahankan demi tegaknya martabat bangsa.

Dengan situasi dan kondisi wilayah blok Ambalat yang secara umum berstatus rawan terkendali, masih terjadi insiden-insiden kecil untuk mengganggu stabilitas keamanan perbatasan, menunjukan bahwa wilayah tersebut masih perlu penanganan dan pengamanan yang sangat serius. Dari latar belakang itulah, TNI khususnya TNI AL dan Marinir sebagai komponen pertahanan negara menugaskan prajurit terbaiknya untuk menjadi kekuatan utama dalam pengamanan wilayah perbatasan termasuk blok Ambalat Kalimantan Timur, tegasnya.

Dankormar juga mengharapkan kepada seluruh anggota Satgasmar Ambalat XI agar semua pembekalan pengetahuan dan keterampilan yang telah diberikan, dapat diterapkan dan diaplikasikan di daerah operasi berkaitan dengan permasalahan wilayah penugasan yang akan ditempati.

Hadir dalam kesempatan itu Kas Pasmar-2 Kolonel Marinir RM Trusono, para Asisten Kaspasmar-2, dan para pejabat di jajaran Pasmar-2.

Pelita

DPR Tuding Pengadaan Alutsista Bertele-tele

Pembelian Super Tucano tidak jelas meskipun tim TNI AU sudah merekomendasikan Super Tucano sebagai pengganti OV-10 Bronco, dan telah diajukan ke Kementrian Pertahanan.

14 Juni 2010, Jakarta -- Dewan Perwakilan Rakyat menuding proses pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) bertele-tele sehingga dikhawatirkan memakan biaya ekonomi tinggi. DPR berharap pemerintah menyederhanakan proses sehingga pengadaan tidak berakhir mubazir.

Salah satu yang mempermasalahkan panjangnya birokrasi adalah anggota DPR Komisi I dari FPG Enggartyasto Lukita di Jakarta, Senin (14/6).

"Jenjang birokrasi dari proses realisasi anggaran di Kemenhan/TNI begitu panjang. Saya minta tolong dievaluasi kebutuhan anggaran itu. Mereka bukan bicara anggaran murni sekian, karena bicara sumber anggaran itu adalah urusan kami dan pemerintah. Mereka harus menjelaskan untuk dibelikan apa anggaran itu sehingga jelas," ujarnya.

Ia berharap aturan yang menghambat pengadaan bisa diubah. Ia tidak ingin tim evaluasi pengadaan yang berada di Kemenhan sebagai tim penilai akhir tidak menganulir pengajuan alutsista dari pengguna akhir. Tim semestinya bekerja secara administratif saja.

"Kalau peraturan sifatnya masih berupa permen, itu masih bisa diubah. Saya setuju dengan prinsip kehati-hatian tapi jangan sampai menjadi proses biaya ekonomi tinggi," tukasnya.

Atas hal ini, Menhan Purnomo Yusgiantoro menyatakan bahwa prinsip kehati-hatian menjadi junjungan utama dalam pengadaan alutsista. Salah-salah melangkah, dirinya bahkan hingga tingkat direktur bisa berada di terali besi.

Namun, ia pun ingin agar DPR juga memberikan fakta jika ada tim yang mempersulit pengadaan dan bahkan mengambil untung. Ia berjanji pihaknya tak akan segan-segan menindak bawahannya yang melampaui kewenangan.

"Kalau kaitan internal, nanti kami jelaskan soal mekanismenya. Tapi, kalau ada usulan soal dugaan tim yang menyulitkan pengadaan, saya akan terjunkan audit investigasi. Saya minta datanya dulu. Siapapun yang melakukan begitu akan kami usut. Kami minta datanya supaya jelas," tukasnya.

MI.com

Lockheed Martin F-35 STOVL Variant Flies Supersonic


14 June 2010, PATUXENT RIVER, Md., -- The Lockheed Martin [NYSE: LMT] F-35 Joint Strike Fighter short takeoff/vertical landing (STOVL) variant flew faster than the speed of sound for the first time June 10, achieving a significant milestone. The aircraft accelerated to Mach 1.07 (727 miles per hour) on the first in a long series of planned supersonic flights.

"For the first time in military aviation history, supersonic, radar-evading stealth comes with short takeoff/vertical landing capability," said Bob Price, Lockheed Martin's F-35 U.S. Marine Corps program manager. "The supersonic F-35B can deploy from small ships and austere bases near front-line combat zones, greatly enhancing combat air support with higher sortie-generation rates." The F-35B will enter service for the Marines, the United Kingdom's Royal Air Force and Royal Navy, and the Italian Air Force and Navy.

The supersonic milestone was achieved on the 30th flight of the F-35B known as BF-2. U.S. Marine Corps pilot Lt. Col. Matt Kelly climbed to 30,000 feet and accelerated to Mach 1.07 in the off-shore supersonic test track near Naval Air Station Patuxent River. Future testing will gradually expand the flight envelope out to the aircraft's top speed of Mach 1.6, which the F-35 is designed to achieve with a full internal weapons load of more than 3,000 pounds. All F-35s are designed to launch internal missiles at maximum supersonic speed, as well as launch internal guided bombs supersonically. During the flight, Kelly accomplished 21 unique test points, including several Integrated Test Blocks to validate roll, pitch, yaw and propulsion performance.

BF-2 is the third F-35 to achieve supersonic flight. Two F-35A conventional takeoff and landing variants also have broken the sound barrier.

The F-35 program has about 900 suppliers in 45 states, and directly and indirectly employs more than 127,000 people. Thousands more are employed in the F-35 partner countries, which have invested more than $4 billion in the project. Those countries are the United Kingdom, Italy, the Netherlands, Turkey, Canada, Australia, Denmark and Norway.

Three F-35 variants are under development – the F-35A CTOL variant to replace U.S. Air Force F-16s and A-10s, as well as aircraft employed by seven allied nations; the F-35B STOVL variant to replace U.S. Marine Corps AV-8B Harriers and F/A-18s, U.K. Royal Air Force and Royal Navy Harrier GR.7s, GR.9s and Sea Harriers, and Italian Harriers; and the F-35C carrier variant to replace U.S. Navy F/A-18s.

The F-35 Lightning II is a 5th generation fighter, combining advanced stealth with fighter speed and agility, fully fused sensor information, network-enabled operations, advanced sustainment, and lower operational and support costs. Lockheed Martin is developing the F-35 with its principal industrial partners, Northrop Grumman and BAE Systems. Two separate, interchangeable turbofan engines are under development: the Pratt & Whitney F135 and the GE Rolls-Royce Fighter Engine Team F136.

Headquartered in Bethesda, Md., Lockheed Martin is a global security company that employs about 136,000 people worldwide and is principally engaged in the research, design, development, manufacture, integration and sustainment of advanced technology systems, products and services. The Corporation reported 2009 sales of $45.2 billion.

Lockheed Martin

Eko Margiyono, Komandan Grup A Paspampres

Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Mayor Jenderal Marciano Norman (tengah) hadir dalam lepas sambut Komandan Grup A Paspampres dari Kolonel (Inf) Doni Monardo (kanan) kepada Kolonel (Inf) Eko Margiyono di Markas Komando Paspampres, Jakarta, Senin (14/6). (Foto: KOMPAS/Alif Ichwan)

14 Juni 2010, Jakarta -- Kolonel Inf Eko Margiyono menjadi Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) menggantikan Kolonel Inf Doni Monardo.

Eko yang sebelumnya menjabat sebagai Asisten Teritorial Kasdiv I/Kostrad sebelumnya telah dikukuhkan bersama enam perwira menengah lainnnya sebagai anggota Paspampres pada 10 Mei 2010.

Acara pergantian Komandan Grup A dilanjutkan dengan lepas sambut Komandan Grup A sebelumnya yakni Kolonel Inf Doni Monardo, di Markas Komando Paspampres di Jakarta, Senin.

Paspampres dengan semboyannya "Setia Waspada" terdiri atas tiga satuan operasional yakni Grup A yang mempunyai tugas dan tanggungjawab mengamankan Presiden RI, Grup B mempunyai tugas dan tanggungjawab mengamankan Wakil Presiden RI.

Sedangkan Grup C mempunyai tugas dan tanggungjawab mengamankan Tamu Negara setingkat Kepala Negara dan pelatihan serta pembinaan bagi personil baru Paspampres.

Tugas mengamankan Presiden/Wapres tak mudah

Komandan Pasukan Pengamanan Presiden Mayjen TNI Marciano Norman mengatakan, tugas pasukan mengamankan presiden dan wakil presiden serta kepala negara dan kepala pemerintahan negara sahabat tidak mudah dan penuh tantangan.

"Karena itu, perlu ada kerja sama saling menutupi kekurangan yang ada," katanya pada acara lepas sambut Komandan Grup A Kolonel Inf Doni Monardo di Markas Komandan Paspampres di Jakarta, Senin (14/6).

Marciano mengaku, dirinya dengan Doni selalu berpasangan saling menutup kekurangan, menghadapi berbagai macam tugas seperti rangkaian kegiatan pemilu, acara kenegaraan di dalam negeri dan luar negeri serta kegiatan pengamanan.

"Tidak selamanya berjalan mulus. Banyak hal yang tidak sempurna. Karena kerja sama baik, ketidaksempurnaan dapat kita kurangi," ujarnya.

Dalam sambutannya, mantan Komandan Grup A Kol Inf Doni Monardo mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang selama ini membantu dalam melaksanakan tugas, seperti Komandan Paspampres Mayjen Marciano Norman, dan Bidang Rumah Tangga Presiden.

Dia berpesan kepada anggota Paspampres bahwa tugas seorang prajurit tidak pernah selesai. Anggota Paspampres tidak boleh ada kesalahan sekecil apa pun atau zero accident.

"Pengamanan memerlukan kewaspadaan tinggi. Kita buat adrenalin kita terpelihara untuk menghadapi apa pun yang terjadi," katanya.

Doni juga meminta maaf kepada anggota Paspampres jika memberikan perintah terlalu keras, atau anggota Paspampres di lingkungan presiden yang tidak nyaman karena dibatasi, terutama masalah merokok. Maklum, Doni dikenal dengan antirokok dan tidak memberikan toleransi kepada anak buahnya yang merokok.

Selepas jabatannya di Paspampres, Doni akan menduduki jabatan sebagai Komandan Komando Resor Militer 061 Suryakencana Kodam III Siliwangi yang berkedudukan di Bogor. Doni menggantikan Kolonel Agus S yang juga merupakan mantan Komandan Grup A Paspampres.


ANTARA News/Suara Karya

RI Tak Akan Mengemis Pada AS

USMC bersiap mengikuti latma dengan Korps Marinir TNI AL.

14 Juni 2010, Jakarta -- Pemerintah Indonesia menyatakan tidak akan mengemis pada Amerika Serikat dalam hal kerjasama pertahanan dan militer, khususnya pemulihan kerjasama pasukan khusus kedua negara, demikian Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, Senin.

"Latihan itu tidak ada urgensinya. Sebenarnya kerjasama antarmiliter Indonesia-AS terus berjalan sejak 2001 saat embargo ke kita diangkat. Saat itu kedua negara lalu membentuk forum Indonesia-USA Security Dialogue yang pertemuannya sampai sekarang sudah delapan kali," ujar Purnomo didampingi tiga kepala staf angkatan TNI dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR.

Dia menilai, hubungan antarkedua negara sebetulnya tidak pernah bermasalah, namun meski hubungan militer RI-AS telah berjalan normal Indonesia tidak ingin mengukuhkan kerjasama itu melalui payung hukum "Defence Cooperation Agreement" (DCA) jika Indonesia tidak diposisikan setara dengan AS.

"Enggak pernah ada yang mempersoalkan kok, saya sering ketemu militer dan perwakilan pemerintah AS, mereka tidak pernah menyoalkan Kopassus.

Kalau pun Kopassus tidak bisa latihan dengan pasukan khusus militer AS, kan tetap bisa latihan dengan pasukan khusus Australia, kemarin kita baru latihan bersama di Perth," katanya mengungkapkan.

Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso menyatakan kerjasama militer antarkedua negara semakin kerap dilakukan setelah 2008, namun kerja sama latihan masih belum terealisasi meski sejumlah petinggi militer dan pemerintahan AS ingin membuka kembali kerja sama dengan Kopassus.

"Mudah-mudahan berhasil. Memang masih ada hambatan di kongres sana. Namun, kami tidak mau mengemis-ngemis," kata Djoko.

Hati-hati Kerjasama Militer dengan Amerika

Anggota Komisi I DPR RI Paskalis Kossay, Senin malam, mengingatkan pemerintah untuk berhati-jhati membangun kerjasama militer dan pertahanan dengan Amerika Serikat.

"Kita tidak boleh lengah membangun kerjasama dengan mereka. Posisinya harus jelas, jangan sampai kita hanya jadi semacam `pembantu` mengamankan kepentingan mereka, terutama di Selat Malaka dan dalam rangka menghadapi ekspansi Tiongkok,"
tandas anggota Fraksi Partai Golkar itu.

Paskalis juga mengingatkan penting dan strategisnya posisi Indonesia dalam geostrategi global yang merupakan possisi tawar paling harus diandalkan.

"Kita semua tahu, mengapa Indonesia diminati bangsa-bangsa sejak tempo dulu, itu karena posisi strategis kita, bukan hanya kepemilikan atas sumber kekayaan alam," ungkapnya.

Posisi RI, menurutnya, sangat vital bagi Amerika, karena berada di antara dua benua, dua samudera serta alur niaga terbesar di dunia.

"Ini harus jadi kerangka dasar kerjasama pertahanan, di samping dasar politik luar negeri yang kita anut, yakni sistem politik luar negeri yang bebas aktif, tidak memihak pada salah satu kekuatan," tandas Paskalis.

ANTARA News

Arab Saudi Cemas Kekuatan Militer Iran Upgrade Jet Tempurnya

F-15 Eagle AU Arab Saudi sedang mengisi bahan bakar di udara. (Foto: f-16.net)

15 Juni 2010 -- Arab Saudi membantah berita bekerja sama dengan Israel mempersiapkan serangan udara ke fasilitas nuklir Iran.

Situs Media Line mengutip pernyataan Arie Egozi pakar penerbangan Israel untuk harian Israel Yediot Ahronot, Arab Saudi sangat khawatir akan peningkatan kekuatan militer Iran. Arab Saudi ingin melindungi sumber minyak bumi dan fasilitas lainnya dengan meningkatkan kemampuan angkatan udaranya.

AU Arab Saudi telah menandatangani kontrak peningkatan kemampuan 150 pesawat penyerangnya serta membeli persenjataan canggih guna menandingi kekuatan militer Iran. AU Arab Saudi akan memasang sistem baru pada pesawat tempurnya terutama jet tempur Boeing F-15 Eagle.

Goodrich Corporation mengumumkan telah dipilih Arab Saudi melakukan upgrade 150 jet tempur F-15 Eagle hingga setara kemampuannya dengan F-15 AU Amerika Serikat. Jane’s Defence memberitakan nilai kontrak sekitar 50 juta dolar.

Arab Saudi telah menandatangani dengan Lockheed Martin pembelian Sniper advanced targeting pods (ATP) untuk F-15. Perangkat ini akan memudahkan para pilot Arab Saudi mendeteksi dan menembakan bom yang dipandu laser pada berbagai macam sasaran di darat.
Egozi mengatakan sistem ini mirip yang dikembangkan oleh Israel. “Tentu saja Arab Saudi tidak dapat membeli dari Israel, jadi mereka membeli sistem ini dari Amerika Serikat.”

Arab Saudi dan Israel merasa terancam dengan senjata nuklir Iran. Harian Sunday Times memberitakan sebuah kesepakatan antara Arab Saudi dan Israel telah tercapai, dimana Riyadh akan menutup mata ketika jet-jet tempur Israel melintasi wilayah udara Arab Saudi guna melakukan serangan udara pada fasilitas nuklir Iran.

Arab Saudi telah membantah berita tersebut.

Egozi mengatakan sistem pertahanan udara Arab Saudi mampu menghadapi semua serangan ke wilayahnya. “Mereka telah mengupgrade AWACS (airborne warning radar) dimana dapat mendeteksi pesawat yang mendekati udara Arab Saudi. Mereka memiliki armada F-15. Ini sebuah kekuatan udara dimana setiap negara selayaknya memilikinya.”

The Media Line/Berita HanKam

Monday, June 14, 2010

Pindad Belum Tahu Panser Akan Dibarter Proton

Salah satu tipe sedan Proton Saga.

14 Juni 2010, Bandung -- PT Pindad belum mengetahui rencana pemerintah Malaysia yang hendak membeli 32 panser Pindad akan dibayar dengan barang (countertrade) berupa mobil proton. Malaysia memang sudah lama minat membeli panser Pindad.

"Kita belum mengetahui pembayaran menggunakan barter barang dengan mobil Proton," kata juru bicara PT Pindad, Timbul Sitompul saat dihubungi wartawan, Bandung, Senin 14 Juni 2010.

Menurut dia, Malaysia sudah lama tertarik membeli produk PT Pindad, khususnya Panser. Pada pameran PT Pindad terakhir sudah terjadi kesepakatan antara Pemerintah Malaysia dengan PT Pindad perihal pembelian panser.

"Terakhir pameran di Malaysia sudah ada kesepakatan. Mungkin untuk masalah pembayaran dengan barter barang akan dibicarakan lagi ke depan," ujarnya.

Malaysia hendak membeli 32 unit Panser Pindad senilai US$80 juta. Namun pembayaran yang diajukan Malaysia 25 persennya akan ditukar dengan produk unggulan Malaysia, mobil Proton.

Menurut Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), penjualan panser senilai US$80 juta itu akan dibayar 50 persen dalam bentuk mobil proton. Sedangkan sisanya dibayar dalam bentuk uang tunai.

"Sekarang masih dalam proses lebih lanjut antara Indonesia dan Malaysia," ujar Menteri BUMN Mustafa Abubakar dalam keterangan pers di kantornya, Jalan Medan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat 11 Juni 2010.

VIVAnews

AL India Operasikan Kapal Patroli Kelas Car Nicobar Kelima dan Keenam

INS Cheriyam kapal patroli kelas Car Nicobar. (Foto: Ajai Shukla)

14 Juni 2010 -- Galangan kapal Kolkata-based Garden Reach Shipbuilders and Engineers (GRSE) di Visakhapatnam akan menyerahkan dua kapal patroli serang cepat pada Angkatan Laut India akhir bulan ini.

Dua kapal tersebut diberinama INS Cankaso dan INS Kondul, diambil dari nama kepulauan di wilayah India.

Setelah serangan teroris ke kota Mumbai melalui jalur laut. Pemerintah India memutuskan membangun 10 kapal patroli kelas Car Nicobar, mulai dibangun 2007. Sebagai bagian langkah antisipasi serangan teroris melalui wilayah pantai di perkotaan.

India telah membangun enam kapal kelas Car Nicobar, kapal pertama Car Nicobar, Chetlat, Korah Divh, Cheriyam, Cankaso dan Kondul. Empat kapal terakhir akan diberinama Kalpeni, Kabra, Koswari dan Karuva diharapkan diserahkan ke AL India akhir tahun ini.

Sistem kontrol meriam buatan dalam negeri. (Foto: Ajai Shukla)

Mesin water jet propelled. (Foto: (Foto: Ajai Shukla)

INS Cheriyam. (Foto: Ajai Shukla)

Kapal kelas Car Nicobar diawaki 35 orang, berbobot 600 ton dan panjang 50 m, dilengkapi water jet propelled, mampu mencapai kecepatan 35 knot. Kapal dipersenjatai sepucuk meriam 30 mm CRN-91 yang mampu melumat sasaran hingga jarak 3 km. Sistem kontrol penembakan dikembangan dan diproduksi hasil kerjasama Ordnance Factory Board (OFB) dan Bharat Electronics Limited (BEL).

Brahmand/Berita HanKam

Sunday, June 13, 2010

Cina Resmi Pensiunkan Jet Tempur J-6


13 Juni 2010 – Angkatan Udara PLA secara resmi Sabtu (12/06), mempensiunkan jet tempur J-6 diberitakan televisi Cina.

Jet tempur J-6 versi MiG-19 Farmer buatan Uni Sovyet. Uni Sovyet menghentikan produksi MiG-19 pada 1957. Cina memproduksi sekitar 4000 J-6 dari 1958 hingga pertengahan 1980-an.

Jet tempur J-6 merupakan jet tempur utama Cina hingga pertengahan 1990-an. Cina mempensiunkan J-6 dari tugas tempur 2005. Sejumlah kecil digunakan sebagai drone dan jet latih.

Cina telah mengekspor F-6 (versi ekspor J-6) ke sejumlah negara berkembang dan turut digunakan dalam sejumlah konflik senjata termasuk Perang Vietnam.

F-6 diberitakan masih digunakan di Iran, Myanmar, Korea Utara dan Sudan.

Jet tempur J-6 mempunyai kecepatan maksimal 1,45 March, jarak jelajah 640 km, ketinggian maksimal 17,900 meter, mampu membawa persenjataan seberat 500 kg.

RIA Novosti/Berita HanKam

Boeing P-8A Poseidon Completes 1st In-flight Test of Mission Systems


10 June 2010, SEATTLE -- Boeing [NYSE: BA] P-8A Poseidon aircraft T2 successfully completed the program's first mission systems test flight on June 8 in Seattle. T2 will be used to verify integrated mission systems performance during flights in Seattle and at Naval Air Station Patuxent River, Md.

During the three-hour flight, the joint Boeing and Navy test team exercised mission computing on all five operator workstations and successfully demonstrated key systems -- including acoustics, mission planning, tactical data-link, communications, electronic support measures and flight test instrumentation -- for the first time.

"This successful flight moves us a step closer to getting the Poseidon and its next-generation radar and sensors into the hands of the warfighter," said Chuck Dabundo, Boeing vice president and P-8 program manager. "Future flights will demonstrate the state-of-the-art systems that will provide the Navy superior performance well into the 21st century."

T2 is one of five test aircraft that are being assembled and tested as part of the U.S. Navy System Development and Demonstration contract Boeing received in 2004. Boeing's T1 airworthiness-test aircraft entered flight testing in October 2009 and arrived at the Navy's Patuxent River facility in April 2010.

The Navy plans to purchase 117 P-8A anti-submarine warfare, anti-surface warfare, intelligence, surveillance and reconnaissance aircraft to replace its P-3 fleet. Initial operational capability is planned for 2013.

A unit of The Boeing Company, Boeing Defense, Space & Security is one of the world's largest defense, space and security businesses specializing in innovative and capabilities-driven customer solutions, and the world's largest and most versatile manufacturer of military aircraft. Headquartered in St. Louis, Boeing Defense, Space & Security is a $34 billion business with 68,000 employees worldwide.

Boeing

Pangkostrad: Hotel di Yogyakarta Rawan Aksi Teroris

Pasukan Batalyon Infanteri 412/ Raider Kost rad mengikuti latihan penyelamatan sandera dari penguasaan teroris di Gedung Sritex, Jalan Laksda Adisucipto, Yogyakarta, Sabtu (12/6). Latihan digelar untuk melatih kesiapan personel Yonif 412/ Raider Kostrad menanggulangi ancaman teroris. (Foto: KOMPAS/Ferganata Indra Riatmoko)

12 Juni 2010. Sleman -- Panglima Komando Strategi dan Cadangan Angkatan Darat Letnan Jenderal TNI Burhanudin Amin menyatakan hotel-hotel di wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman rawan menjadi sasaran aksi teroris, untuk itu diperlukankewaspadaan.

"Di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman ini banyak terdapat hotel berbintang dan sering mendapat kunjungan tamu dari dalam dan luar negeri, sehingga ini rawan menjadi sasaran aksi kelompok teroris," katanya seusai memimpin latihan penanggulangan teoris di gedung "Fashion Village" Sritex, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Sabtu.

"Latihan ini merupakan kegiatan rutin untuk mengasah dan meningkatkan kemampuan TNI dalam menanggulangi aksi teroris," katanya.

Sementara dalam latihan tersebut digambarkan bahwa di dalam gedung "Fashion Village" Sritex saat itu sedang ada tamu Bupati Sleman dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman ternyata sudah dikuasai kelompok teroris yang berjumlah 15 orang.

Kawanan teroris tersebut kemudian menyandera Bupati Sleman dan Kepala Dinas Pariwisata dengan meminta tebusan tertentu.

Kemudian pihak keamanan mencoba melakukan negosiasi kepada kelompok teroris yang melakukan penyanderaan, namun upaya ini tidak berhasil dan kelompok teroris tetap pada tuntutannya.

Karena upaya negosiasi tidak membuahkan hasil kemudian pihak keamanan dalam hal ini TNI AD berupaya melakukan pembebasan para sandera.

Lokasi kesatuan paling dekat adalah Brigif 6 Surakarta yang mempunyai pasukan Penanggulangan Teror (Gultor) maka kesatuan ini langsung bergerak menuju lokasi.

Pasukan Gultor dari Yonif 412/Raider, Randivif 2 Kostrad kemudian bergerak cepat ke gedung "Fashion Village" Sritex untuk melakukan upaya pembebasan sandera, kemudian dengan menggunakan kendaraan taktis, helikopter dan sepeda motor pasukan Gultor ini mulai mendekati gedung.

Empat personel Gultor langsung meluncur turun dari helikopter, satu anggota yang di depan berhasil memecah kaca gedung dan menerobos masuk bersama dua personel lainnya untuk melumpuhkan teroris.

Sedangkan satu personel gagal memecah kaca karena posisi kaki tidak tepat sehingga akhirnya personel ini tewas akibat ditembak anggota teroris yang berada dalam gedung.

Sedangkan kendaraan taktis langsung menerobos masuk ke "basement" gedung dan menurunkan sejumlah personel untuk melakukan upaya pembebasan tawanan atau sandera.

Saat terjadi baku tembak antara pasukan Gultor dan kelompok teroris, ada tiga anggota teroris yang berhasil meloloskan diri dengan membawa dua sandera dengan menggunakan bus pariwisata, dan mereka kabur melalui Jalan Yogyakarta-Solo.

Pasukan Gultor yang telah siaga di luar langsung melakukan pengejaran terhadap bus pariwisata yang dirampas kelompok teroris tersebut, dan sekitar jarak 500 meter dari lokasi bus berhasil dihentikan.

Setelah terjadi beberapa kali kontak senjata akhirnya pasukan Gultor berhasil melumpuhkan teroris yang mengemudikan bus dan dua rekannya, serta membebaskan sandera.

Setelah berhasil dibebaskan, Bupati Sleman dan Kepala Dinas Pariwisata yang menjadi sandera para teroris kemudian disterilisasi untuk menjaga kemungkinan dua sandera ini telah dipasangi bom oleh para teroris.

Setelah dinyatakan aman keduanya kemudian dievakuasi dengan menggunakan mobil penyelamat.

Dalam aksi penyergapan ini tercatat 12 dari 15 anggota kelompok teroris dan satu personel pasukan Gultor tewas dalam baku tembak.

ANTARA News

Saturday, June 12, 2010

RI-China Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan

Rudal QW-3 buatan Cina digunakan TNI AU untuk Batalyon Paskhas. (Foto: militaryphotos.net)

12 Juni 2010, Jakarta -- Pemerintah melalui Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro menjalin kerjasama dengan Pemerintah China untuk mengembangkan industri Pertahanan dalam negeri. Namun, dalam kerjasama kedua negara ini, prinsip saling menguntungkan tetap diperhatikan.

"Saat ini Indonesia sedang menggiatkan industri pertahanan dalam negeri sehingga diharapkan China berpartisipasi dalam program pengembangan industri pertahanan di Indonesia, mencakup joint production dan pelaksanaanTransfer of Technology (ToT)," kata Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan, Brigjend TNI I Wayan Midi di Kantor Kemhan, Jumat (11/6), tadi pagi.

Menurut Wayan, saat ini Indonesia sedang mempertimbangkan untuk membentuk suatu forum teknologi militer (military Technology Forum-MTF), sebagai wadah kosultasi yang membahas aspek teknis Alutsista (Alat Utama Sistem Senjata).

Tujuan pembentukan forum tersebut, kata dia, untuk meningkatkan pertahanan kedua negara di masa mendatang.

Ia menambahkan, dalam hal anggaran pertahanan, Indonesia berharap pemerintah Chinadapat menyediakan fasilitas pengadaan secara G to Gdisertai dengan ToT serta melibatkan industri dalam negeri.

Wayan menjelaskan, kerjasama antara Kemhan RI dengan Pertahanan China memberi manfaat ganda bagi kedua belah pihak.

Pertama, meningkatkan kualitas profesionalisme untuk bisamenopang stabilitas kawasan. Pemerintah RI dan China memiliki kepentingan yang sama terhadap pengamanan Selat Malaka dan pengamanan SLOC (Sea Lane Of Communication atau ALKI). Berkaitan dengan itu diperlukan mutual understanding dan mutual cooperation khususnya di Selat Malaka dan SLOC seperti di Selat Sunda, Selat Lombok dan Selat Makasar.

Kedua, peran Indonesia sebagai Negara Kunci di Asia Tenggara mampu menjembatani kepentingan global di kawasaan. Sehingga koordinasi dan komunikasi untuk keamanan pasokan energi dari dan ke Timur Tengah, transportasi komoditas dan produk negara-negara industri ke wilayah Asia dan Eropa menjadi lancar.

Ketiga, dalam konteks nasional, Kerjasama Pemerintah Indonesia dengan China dapat memberi manfaat bagi pengembangan industri pertahanan di Indonesia, sehingga dapat membangun pertumbuhan ekonomi, dan menempatkan kebijakan pembangunan sistem pertahanan yang pro kesejahteraan (defence supportive economi).

Keempat, terkait dengan industri pertahanan, menurut Wayan, kerjasama ini diharapkan pemerintah Chinadapat memanfatkan produk-produk industri pertahanan Indonesia sebagai bentuk mutual benefit cooperation.

"Saat ini Indonesia memiliki kapasitas untuk memproduksi alat-alat pertahanan yang memenuhi standar internasionaldi antaranya non-weapon system equipment (alat perlengkapan non-alutsista)," katanya.

JURNAS

Warga Perbatasan Terganggu Sinyal Provider Malaysia

12 June 2010, Pontianak -- Kecanggihan teknologi komunikasi sudah dinikmati warga Indonesia hingga ke pelosok tanah air berkat banyaknya operator seluler yang menjangkau pedalaman. Sayangnya, warga di perbatasan Kalimantan Barat dengan Malaysia terganggu dengan tembusnya sinyal negeri jiran tersebut hingga ke wilayah Indonesia.

Beberapa warga di dusun Pareh desa Semunying, Jagoibabang kabupaten Bengkayang Kalbar mengeluhkan adanya sinyal provider Malaysia tembus ke wilayah Indonesia. Padahal desa tersebut berjarak sekitar 15 kilometer dari perbatasan Malaysia.

Akibatnya, biaya SMS dari Indonesia ke Indonesia kena charge Rp 4.800 sekali kirim pesan. Sedangkan telepon lebih mahal lagi karena dianggap rooming, biaya sambungan langsung luar negeri.

"Tiap hari ada sinyal provider Malaysia tembus ke hape kita. Seperti sinyal dari DIGI, MY CELEC M, Maxis masuk ke hape kita. Ini sangat mengganggu komunikasi dan menimbulkan biaya mahal. Sekali SMS kena Rp 4.800 kan mahal," kata Janang (45) warga dusun Pareh.

Tembusnya sinyal operator selular Malaysia itu, menurut warga, sudah berlangsung lama sehingga biaya komunikasi kena charge mahal. Hal ini terjadi karena dianggap komunikasi menggunakan hape seperti terjadi antarnegara. Warga perbatasan berharap agar operator seluler Indonesia segera mengambil tindakan terkait hal tersebut.

Tribun Kaltim

Minor War Vessel Concentration Period

Armidale Class Patrol Boats enter Darwin Harbour in formation with Landing Craft Heavy on the completion of Minor War Vessels Concentration Period 2010.

11 June 2010 -- The Minor War Vessel Concentration Period (MWVCP) sea phase has commenced in waters off Darwin, with five Royal Australian Navy ships practising general mariner, surface and amphibious warfare skills.

During the week-long activity, HMA Ships Glenelg, Pirie, Bundaberg, Balikpapan and Betano will work focus on collective competencies including boarding operations, tactical manoeuvring, and seamanship.

MWVCP is part of ongoing efforts to improve ADF capability to protect Australia and its interests, and enhance interoperability within the ADF and with the many agencies involved in the border protection task. It is a carefully planned activity and will be conducted within strict environmental, safety and risk management constrai.

An Augusta A109E conducts light line transfers and winching operations with HMAS Bundaberg for Minor War Vessel Concentration Period.

HMAS Betano at sea during Minor War Vessels Concentration Period.

Members of 2nd Cavalry Regiment manoeuvre an Australian Light Armored Vehicle onto the tank deck of HMAS Betano whilst conducting a Naval Evacuation Operation Exercise during Minor War Vessels Concentration Period.

HMAS Pirie at sea of the coast of Darwin during Minor War Vessels Concentration Period 2010.

HMAS Pirie prepares to fire the gun line to HMAS Balikpapan to conduct a tow exercise during Minor War Vessels Concentration Period.

HMAS Glenelg conducts a 25mm anti-aircraft firing serial, right astern of HMA Ships Bundaberg and Pirie during Minor War Vessels Concentration Period.

ADF

Navy to Christen Amphibious Transport Dock Ship San Diego

The amphibious transport dock ship Pre-Commissioning Unit (PCU) San Diego (LPD 22) is escorted by tugboats from Northrop Grumman Shipbuilding Ingalls shipyard shortly after being launched in Pascagoula, Miss. The sixth San Antonio-class ship will be delivered to the Navy in 2011 and will be homeported in San Diego. (Photo: Northrop Grumman Shipbuilding/Ron Elias)

10 June 2010, Washington -- The Navy will christen the newest amphibious transport dock ship, San Diego, June 12 during a 10 a.m. CDT ceremony at Northrop Grumman Shipbuilding in Pascagoula, Miss.

The ship is named for the city of San Diego, principal homeport of the Pacific Fleet, and honors the people of "America's Finest City" and its leaders for their continuous support of the military.

Gen. James Amos, assistant commandant of the Marine Corps, will deliver the ceremony's principal address. Linda Winter, wife of former Secretary of the Navy Donald Winter, is the sponsor, and in accordance with Navy tradition, will break a bottle of champagne across the bow to formally christen the ship.

Designated LPD 22, San Diego is the sixth amphibious transport dock ship in the San Antonio class. As an element of future expeditionary strike groups, the ship will support the Marine Corps "mobility triad,"� which consists of the landing craft air cushion vehicle, the Expeditionary Fighting Vehicle and the Osprey tilt-rotor aircraft.

San Diego will provide improved warfighting capabilities, including an advanced command and control suite, increased lift capability in vehicle and cargo-carrying capacity and advanced ship survivability features. The ship is capable of embarking a landing force of up to 800 Marines.

Three previous ships have carried the name San Diego - an armored cruiser (ACR 6) named in 1914, a World War II-era cruiser (CL 53) commissioned in 1942 and a combat stores ship (AFS 6) that served from 1969 to 1997.

Cmdr. Jon Haydel, of Houston, is the prospective commanding officer and will lead a crew of 360 officers and enlisted Navy personnel and three Marines. The 24,900-ton San Diego is 684 feet in length, has an overall beam of 105 feet and a navigational draft of 23 feet. Four turbo-charged diesels power the ship to sustained speeds of 22 knots.

Navy

TNI AL Didik Lagi Puluhan Perwira Ahli Peperangan

Kapal latih TNI AL KRI Ki Hajar Dewantoro. (Foto: Batamtoday.com)

11 Juni 2010, Surabaya -- TNI AL melalui Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal) kembali mendidik dan menggembleng puluhan perwira spesialisasi perwira ahli peperangan laut yang dibuka Komandan Komando Pendidikan Operasi Laut (Dankodikopsla) Laksma TNI Totok Permanto di Gedung Bettel Geus, Pusat Pendidikan Lanjutan Perwira (Pusdiklapa), Kobangdikal, Morokrembangan, Selasa (11/6).

Pendidikan Spesialisasi perwira peperangan laut atau yang dikenal dengan PWO (Principle Warfare Officer) dan diikuti 20 orang perwira berpangkat kapten tersebut dilangsungkan di Sekolah Lanjuta Perwira (Selapa) selama 3,5 bulan. Menurut Dankodikopsla, PWO, ditujukan untuk mendidik perwira Korps delapan mata angin itu (red: Korps Pelaut) menjadi perwira peperangan yang mampu merespons peluang dan ancaman dengan segera dan melaksanakan tugas-tuhgas peperangan laut di KRI kombatan.

Penyiapan SDM dewasa ini, Lanjutnya harus menempati prioritas utama dalam upaya membangun TNI AL yang besar, kuat, dan profesioanal, hal tersebut dihadapkan dengan implikasi dari dinamika perkembangan lingkungan strategik global yang menebar berbagai ancaman yang harus diantisifasi secara tepat, cepat, cerdas dan bijak.

Salah satunya, ujar totok, adalah ancaman faktual, berupa pelanggaran wilayah, keimigrasian, kegiatan perikanan yang tidak sah, penyelundupan, perompakan laut, sabotase objek vital, teror laut dan lainnya. Kemudian ancaman potensial, berupayang bersumber dari adanya berbangai permasalahan yang dapat berkembang kearah konflik bersenjata, misalnya batas perairan atau wlayah termasuk sumber alam yang ada dibawahnya.

Untuk menjawab berbagai ancaman tersebut, pimpinan telah merumuskan pembangunan kekuatan sampai dengan tahun 2024 yaitu angkatan laut yang besar, kuat dan profesional. Pada dasarnya, kekuatan yang dibangun merupakan struktur kekuatan angkatan laut yang memenuhi persyaratan sebagai kekuatan dalam tataran green water navy yaitu kekuatan yang dapat dihandalkan untuk menegakkan stabilitas keamanan dan berkemampuan menga-dakan perlawanan terhadap setiap ancaman.

Green water navy harus dapat diwujudkan paling Lambat tahun 2020. Namun kekuatan itu tidak akan berarti apa-apa, bila dalam penggunaannya tanpa disertai pemilihan strategi dan taktik yang jitu. Taktik dan strategi merupakan dua hal yang sangat menentukan untuk memenangkan suatu peperangan. Strategi dan taktik tempur laut merupakan seni atau ilmu penggunaan berbagai jenis kesenjataan di laut dalam menghancurkan lawan untuk mencapai tujuan tertentu. Taktik tempur di laut lebih memanfaatkan keunggulan teknologi senjata untuk memenangkan pertempuran dan keuntungan geografis demi keunggulan pertempuran.

Dengan adanya kursus PWO ini, Totok mengharapkan para juniornya untuk dapat memanfaatkan waktu yang relatif singkat ini dengan sebaik-baiknya, karena tujuan akhir dari kursus ini bukan hanya untuk mendapatkan brevet PWO yang diadopsi dari Royal Australian Navy, melainkan keahlian dan peningkatan profesi sebagai seorang perwira pelaut yang mampu menganalisa dan mengevaluasi ancaman, merespon ancaman dengan segera sesuai prosedur yang berlaku, menguasai prosedur peperangan laut, mampu mengoperasikan sewaco di KRI kombatan dan menerapkan manajemen pertempuran sesuai dengan aturan yang berlaku.

Penkobangdikal

Penutupan Latihan Bido Gesit 2010 di Lanud Pekanbaru

Salah satu Rangkaian Latihan Bido Gesit 2010 Lanud Pekanbaru yaitu rebut cepat Pangkalan yang di kuasai musuh.

11 Juni 2010, Pekanbaru -- Koordinasi yang baik antar satuan yang ada di jajaran Lanud Pekanbaru merupakan salahsatu kunci keberhasilan yang telah dicapai dalam pelaksanaan latihan Bido Gesit tahun 2010, demikian disampaikan Danlanud Pekanbaru, Kolonel Pnb Nanang Santoso dalam sambutannya pada upacara penutupan latihan Bido Gesit tahun 2010 yang di laksanakan di Apron Baseops, Kamis (10/6).

Latihan Bido Gesit ini merupakan latihan gabungan antar unsur-unsur yang ada di jajaran Lanud Pekanbaru dengan tujuan menguji sampai sejauh mana kemampuan seluruh satuan-satuan jajaran Lanud Pekanbaru melaksanakan tugas, baik tugas-tugas operasi udara maupun tugas dukungan operasi udara. Adapun latihan Bido Gesit yang dilaksanakan pada tahun ini meliputi, latihan uji terampil personel, pelaksanaan operasi udara dan dukungan operasi udara berupa operasi pengintaian udara taktis dan operasi bantuan tembakan udara, operasi pertahanan udara dan pertahanan pangkalan, kemampuan operasi dukungan udara berupa sar tempur, dukungan operasi penerbangan dan penanggulangan pesawat dalam keadaan darurat serta penanggulangan bahaya kebakaran.

Latihan yang berlangsung selama tiga hari ini secara umum dapat terlaksana dengan aman, lancar dan sesuai dengan rencana yang telah dibuat, pada simulasi latihan yang dilaksanakan ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan, untuk operasi udara dilaksanakan penerbangan pengintaian udara taktis dengan melibatkan pesawat tempur Hawk 100/200 Skadron Udara 12, dalam SAR Tempur dilaksanakan latihan Force Down yang disimulasikan dengan jatuhnya pesawat Hawk 100/200 tertembak musuh sehingga tim SAR tempur pasukan batalyon 462 Paskhas melaksanakan pencarian dan evakuasi korban menggunakan pesawat Helikopter Colibri serta penanganan medis udara yang dilaksanakan oleh satuan Rumah Sakit Lanud Pekanbaru. Sedangkan untuk menguji kesiapan satuan Pemadam Kebakaran disimulasikan dengan pelaksanaan pemadam kebakaran yang disimulasikan dengan terjadinya kebakaran Simulator pesawat Hawk 100/200 yang diledakkan oleh musuh. Pada puncak latihan dilaksanakan operasi rebut cepat, dimana disimulasikan Lanud Pekanbaru yang jatuh ketangan musuh dan diadakan operasi rebut cepat dengan serangan mendadak pada dini hari, pada operasi rebut cepat ini melibatkan pasukan pertahanan pangkalan yang terdiri dari personel Lanud Pekanbaru dan pasukan batalyon 462 Paskhas Lanud Pekanbaru.

Pada akhir sambutannya Danlanud mengharapkan agar kemampuan yang telah diujikan pada latihan Bido Gesit 2010 ini tetap dipertahankan dan ditingkatkan pada masa yang akan datang, untuk itu Danlanud menekankan kepada seluruh penyelenggara latihan agar mengevaluasi seluruh pelaksanaan latihan yang telah dilaksanakan.

Lanud Pekanbaru

Atraksi Beladiri Meriahkan HUT Ke-60 Yonif-1 Marinir


11 Juni 2010, Surabaya, - Atraksi beladiri memeriahkan puncak acara HUT ke-60 Batalyon Infanteri-1 (Yonif-1) Marinir, Jumat.

Dalam sambutannya, Komandan Brigif-1 Marinir Kolonel Marinir Amir Faisol mengatakan Batalyon Infanteri-1 Marinir merupakan satuan pelaksana Brigif-1 Marinir.

"Sebagai satuan pelaksana, Yonif-1 Marinir bertugas membina kemampuan dan menyiapkan kekuatan untuk melaksanakan operasi amfibi, operasi pertahanan, operasi pengamanan pulau-pulau terluar serta tugas-tugas operasi tempur lainnya," katanya.

Dalam usia yang ke-60 tahun, lanjutnya, Yonif-1 Mar telah mampu membina prajuritnya untuk mencapai kemampuan profesi serta melaksanakan tugas-tugas militer selain perang dan tanggung jawab yang diberikan dengan keberhasilan yang telah ditunjukkan.

"Tapi, janganlah berpuas diri dengan keberhasilan yang telah Anda raih, justru teruslah berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan serta berupaya untuk membenahi diri guna dapat menampilkan sosok prajurit yang bermoral, profesional dan dicintai rakyat," katanya.

Menurut Komandan Batalyon Infanteri-1 Marinir Letkol Marinir Suliono, peringatan HUT Yonif-1 Marinir bertema "Dengan semangat Gung-Ho, kita tingkatkan kinerja dan kemampuan untuk menjadi prajurit yang professional."

"Peringatan HUT ke-60 ini sengaja dilaksanakan secara sederhana yaitu olahraga bersama dengan seluruh Prajurit Yonif-1 Marinir beserta keluarganya, sehingga tidak mengurangi makna peringatan, sekaligus sebagai ajang silaturahmi bagi keluarga besar Batalyon Infanteri-1 Marinir," katanya.

Selain itu juga dilaksanakan berbagai pertandingan antarKompi, yaitu Bola Voli putra/putri, Lomba Tari Tradisional, Lomba Pembawa Acara, Futsal, Bulu Tangkis, Renang Estafet, Tarik Tambang, dan Cerdas Cermat.

Dari berbagai lomba tersebut, keluar sebagai Juara Umum yaitu Kompi Markas, sehingga Kompi Markas berhak mendapatkan piala dan Vandel Kompi Jawara.

Selesai penyerahan piala kepada pemenang dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh Komandan Batalyon Infanteri-1 Marinir Letkol Mar Suliono dan potongan tumpeng diberikan kepada prajurit tertua di Kompi Markas.

Dalam kesempatan tersebut, prajurit-prajurit Yonif-1 Marinir menyuguhkan kolaborasi beladiri Tae Kwondo, Karate, Pencak silat dan Wushu.

Selain itu juga ditampilkan atraksi memecah balok es dengan tangan dan kepala, mematahkan lempengan besi.

Acara itu dihadiri Komandan Brigif-1 Mar Kolonel Marinir Amir Faisol, Wadan Brigif-1 Marinir Letkol Mar Y. Rudy Sulistyanto, Pasops Brigif-1 Mar Letkol Mar Sugianto, S.Sos, Pasintel Brigif-1 Mar Mayor Marinir Ferdy Erwin, Paspers Brigif-1 Mar Mayor Marinir Hermawan, dan Paslog Brigif-1 Mar Mayor Marinir Ashari.

ANTARA Jatim

Latihan Hanlan Di AWR Maluka Baulin


11 Juni 2010, Manado -- Berdasarkan informasi dari perwira jaga yang berada dan berjaga di wilayah areal lahan milik TNI AU, AWR Dwi Harmono – Maluka Baulin ada sekelompok pemberontak yang akan berusaha menguasai dan menggeser patok-patok asset milik TNI AU tersebut, (11/06). Bergegas seluruh anggota Lanud dibawah kendali Komandan Lanud Sjamsudin Noor Letkol Pnb Singgih Hadi mengatur strategi guna mempertahankan asset tersebut dan langsung menuju ke areal tersebut untuk segera “Menyisir” patok-patok yang akan digeser oleh sekelompok orang-orang tersebut.

Dalam proses penyergapan dan penyisiran para pemberontak diareal tersebut terbagi menjadi 2 peleton, peleton pertama masuk dan menyisir melalui wilayah barat dan peleton ke dua masuk melalui wilayah timur. Seketika mungkin asset tersebut dapat dikuasai dan para pemberontak dapat pula dilumpuhkan.

Yaa,,, kegiatan tersebut merupakan bagian dari skenario yang dibuat dalam kegiatan Latihan Hanlan (Pertahanan Pangkalan) yang dilaksanakan oleh seluruh anggota militer Lanud Sjamsudin Noor. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin sekaligus guna mengasah keahlian para masing-masing anggota Lanud dalam melaksanakan Pertahanan Pangkalan baik Pangkalan Udara maupun upaya Pertahanan asset.

Kegiatan Hanlan kali ini sengaja memilih tempat di wilayah AWR Dwi Harmono – Maluka Baulin yang seluas 996 Ha sekaligus guna melakukan patroli rutin dan pengamanan asset yang dimiliki oleh TNI AU tersebut, AWR Dwi Harmono merupakan salah satu lahan yang pernah dilakukan latihan penembakan dari udara ke darat. Dalam sejarahnya Lapangan tembak dari udara ke darat Maluka Baulin merupakan bekas lapangan terbang masa pendudukan Jepang dengan keadaan landasan berumput dan dasar tanah berkerikil serta dikelilingi lubang-lubang bekas bom. Kegiatan ini diakhiri dengan kegiatan menembak dan sholat Jumat bersama di masjid Mujahidin Desa Maluka Baulin.

Pentak Lanud Sam Ratulangi

Kadet AAL Latihan Pendaratan di Madura


10 Juni 2010, Surabaya -- Sebanyak 38 Kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) Korps Marinir berhasil melaksanakan pendaratan di pantai Karang Pandan Madura, Kamis (10/6/10). Latihan dan praktek pendaratan yang akan berlangsung hingga pertengahan Juni ini di beri sandi “Karkata Yudha”. Pendaratan ini disaksikan langsung Gubernur AAL Laksda TNI Bambang Suwarto, Wagub AAL Kolonel Marinir Gatot Subroto dan pejabat teras AAL.

Selain Pantai Karang Pandan, Krakata Yudha yang juga melibatkan 61 personel pendukung ini mengambil lokasi latihan di Kolatarmatim serta Pantai Sukolilo Barat Madura.

Berbagai materi latihan diberikan dalam latihan yang sudah dimulai sejak 2 Juni lalu, baik latihan taktik yang terdiri dari Serbuan Amphibi dan Raid Amphibi maupun latihan Tehnik yang meliputi tehnik naik turun jaring, Embarkasi dan Debarkasi SPP, Embarkasi dan Debarkasi Ranratfib, Embarkasi dan Debarkasi PK, Prosedur pimpinan pasukan dengan Maket OA, Long Range Navigation, tehnik mendayung, tehnik exersisi PK serta Tehnik mengemudi PK.

Pengawas Latihan (Waslat) Kolonel Marinir F.X Deddy Susanto yang sehari-hari juga menjabat sebagai Kepala Departemen Marinir mengatakan bahwa Krakata Yudha dilaksanakan agar Kadet tingkat III Korps Marinir dapat mengaplikasikan secara tehnik dan taktik Operasi Amphibi (serbuan Amphibi dan Raid Amphibi) yang sudah diterima secara teori di kelas dengan sasaran agar mereka mampu dan menguasai secara tehnik dan taktik Regu Infanteri dalam Operasi Amphibi (Serbuan Amphibi dan Raid Amphibi).

Sementara Gubernur AAL Laksda TNI Bambang Suwarto mengatakan latihan ini sangat penting bagi para kadet korps Marinir karena mereka dituntut harus paham, mampu dan mahir dalam peperangan amphibi dan darat modern. “Saya berharap dengan latihan Krakata Yudha ini dapat menambah dan meningkatkan keterampilan para kadet khususnya dalam bidang Ilmu-ilmu dasar kemariniran sebagai bekal bagi mereka setelah menjadi perwira TNI AL nantinya”, ujar Laksamana bintang dua ini.

AAL

Marinir Indonesia - AS Gelar Latgab Indusa Marex 10-1


11 Juni 2010, Jakarta -- Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan Korps Marinir Amerika (United States Marine Corps –USMC) akan menggelar latihan bersama yang bersandi “Indusa Marex” (Indonesia-Usa Marine Exercise) 10-1 pada 19 hingga 27 Juni mendatang.

Demikian dikatakan Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin saat memimpin rapat staf terkait kegiatan latihan dan operasi Korps Marinir 2010, Rabu (9/6) di ruang rapat Agoes Soebekti, Markas Komando Korps Marinir, Jakarta.

Latma Indusa Marex, kata Dankormar, akan dilaksanakan di beberapa tempat terpisah di Situbondo, Jawa Timur. “Untuk latihan pendaratan akan dilaksanakan di Pantai Banongan, Bakti Sosial di Banyuputih, Pertempuran Dalam Kota di Karang Lo, Taktik dan Teknik Operasi Darat di Karang Tekok dan Survival di kawasan hutan Selogiri, Jawa Timur” kata orang nomor satu di jajaran Korps Baret Ungu itu.

Selain rencana latihan bersama, rapat yang dihadiri para pejabat teras Korps Marinir juga membahas dua kegiatan penting lainnya yakni pelaksanaan lomba Pembinaan Satuan (Binsat) Korps Marinir 2010 dan Latihan Pemantapan Terpadu (Lattapdu) Brigif-3 Marinir.

Untuk Lomba Binsat yang menurut rencana dilaksanakan pada 19 hingga 25 Juli 2010 mendatang akan mempertandingkan sejumlah materi lomba yang berguna bagi peningkatan profesionalisme prajurit Korps Marinir yakni Speed March (Cianjur), Renang Laut (Ancol), Cross Country (Cilandak), Menembak Senapan (Cilandak) dan Halang Rintang yang juga dilaksanakan di Cilandak, Jakarta Selatan.

Khusus untuk Lattapdu Brigif-3 Marinir, demikian lanjut Dankormar, digelar sebagai ajang peningkatan naluri tempur prajurit Brigif-3 Marinir khususnya prajurit Yonif-8 Marinir dan Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) I Belawan.

Untuk materi Lattapdu tidak berbeda jauh dari Lattapdu yang sudah dilaksanakan di wilayah barat, Lampung maupun wilayah timur, Surabaya. Materinya antara lain Tahap 1 Dasar, Tahap 2 Gunung Hutan dan Tahap 3 Manuver Serangan Tingkat Batalyon. Lattapdu direncanakan pada 17 Juni 2010 mendatang dan dilaksanakan selama 17 hari.

Marinir