(Foto: DMC)
29 Januari 2013, Bogor: Pembangunan kawasan Indonesia Peace and Security Center (IPSC) ditargetkan selesai pada semester pertama tahun 2014. IPSC merupakan kawasan “seven in one” yang meliputi Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (Peace Keeping Center), Pusat Penanggulangan Terorisme (Counter Terrorism Traning Ground), Pusat Latihan Penanggulangan Bencana dan Bantuan Kemanusiaan (Humantarian And Disaster Relief Traning Center), Pusat Pasukan Siaga (Standby Force Center), Pusat Bahasa (Language Center), Universitas Pertahanan dan Pusat Olahraga Militer (Military Sport Center).
Demikian dikatakan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoddin, Selasa (29/1) dalam penekanannya saat meninjau dan memantau perkembangan pembangunan kawasan Indonesia Peace and Security Centre (IPSC) di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Turut mendampingi Wamenhan antara lain Kepala Badan Sarana Pertahanan (Ka Baranahan) Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo dan Kepala Pusat Konstruksi Baranahan Kemhan Marsma TNI Marsma TNI Agus Purnomo W.
Lebih lanjut Wamehan mengatakan pembangunan IPSC yang awalnya diprakarsai oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono saat ini dapat dikatakan telah menjadi proyek nasional, karena melibatkan berbagai sektor dan skala kepentingannya juga tinggi yaitu nasional dan internasional.
Oleh karena itu, Wamenhan yang juga selaku Ketua High Level Commite (HLC) pada peninjauan kali ini menekankan kepada satuan – satuan kerja dan semua pihak yang ikut serta dalam mendukung pelaksanaan pembangunan IPSC untuk tetap berpedoman pada tiga aspek yaitu aspek kualitas konstruksi, kedua aspek tertib administrasi anggaran dan ketiga aspek lingkungan.
Untuk aspek konstruksi , Wamenhan menekankan untuk dipastikan betul bahwa semua konstruksi yang dibangun sesuai dengan spesifikasi dan disertai dengan saran teknis yang berkaitan dengan konstruksi ataupun struktur tanah.
Kedua, pada aspek tertib administrasi anggaran, agar tidak terjadi kebocoran dan penyimpangan maka Wamenhan menekankan agar setiap perencanaan yang berkaitan dengan anggaran perlu disertai dengan konsultasi pengawasan yang berhubungan dengan akuntabilitas.
Sedangkan aspek ketiga aspek lingkungan, pembangunan IPSC juga harus disertai dengan pembangunan lingkungan baik itu penghijauan maupun prasarana jalan. Lingkungan ini terkait juga dengan bagaimana pemeliharaannya.
“Saya selaku HLC dari IPSC ini bertugas untuk mengawasi proses dari pembangunan ini dan pelaksanaannya secara fungsional itu diberikan kepada satuan satuan kerja yang berkopenten disitu. Jadi Kabaranahan yang bertugas untuk pembangunan ini betul - betul atensi terhadap hal -hal yang berhungan dengan konstruksi, anggaran dan”, pesan Wamenhan.
Menurut Wamenhan, sampai dengan saat ini apa yang sudah dilakukan masih berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk itu lebih lanjut Wamenhan menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang ikut serta dalam mendukung pelaksanaan pembangunan IPSC. Menurutnya, hal ini merupakan wujud dari pada kerjasama dan sama -sama berkerja dari masing-masing fungsi yang terkait didalamnya.
Kawasan IPSC persisinya terletak di kawasan Santi Dharma yang terletak di Desa Sukahati, Kecamatan Citeureup, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. IPSC dibangun di area seluas 261 hektar lebih, di ketinggian 450 meter di atas permukaan laut, di kawasan perbukitan Sentul telah diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 19 Desember 2012 lalu.
Pembangunan Kawasan IPSC ini paling sedikit melibatkan lima kementrian dan lembaga non kementrian. Untuk pembangunan peace keeping center dibawah Kemhan. Language center itu dibawah Mendikbud, anti teror dibawah BNPT, penanggulangan bencana dibawah BNPB, dan jalan dibawah PU.
Untuk masterplant mikronya diserahkan ke masing-masing, namun untuk masterplant makro dari pembangunan Kawasan IPSC ini ada di Kemhan yang bertugas sebagai pengendali dari pembangunan IPSC secara keseluruhan.
Sumber: DMC
No comments:
Post a Comment