Wednesday, December 7, 2011

TNI AL Gelar Latihan Bersama US Navy

(Foto: Dispenarmatim)

6 Desember 2011, Surabaya (Dispenarmatim): Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut menggelar latihan bersama dengan Angkatan Laut Amerika (US Navy) dalam Improvised Explosive Disposal (IED), Explosive Ordonance Disposal (EOD) Training –Underwater Demolitions Suubject Matter Expert Exchange (SMEE). Latihan tersebut dibuka oleh Komandan Komando Latihan Armada Timur (Kolatarmatim) Kolonel Laut (P) Budhianto di Kolatarmatim, Ujung, Surabaya, Selasa (6/12).

Latihan akan berlangsung selama 4 hari mulai tanggal 6 hingga 10 Desember 2011. Latihan ini bertujuan saling menguntungkan diantara kedua belah pihak. Keuntungan itu antara lain meningkatkan interobilitas dan pemahaman serta kerjasama antara TNI AL dan US Navy, memantapkan kemampuan dan profesionalisme prajurit TNI AL dalam hal IED, EOD dan SMEE dan meningkatkan hubungan diplomatik dua Negara, khususnya bidang militer serta terjalinnya kerjasama taktis dan teknis TNI AL dengan US Navy.

Dalam sambutan Pangarmatim Laksamana Muda TNI Ade Supandi, SE yang dibacakan Komandan Kolatarmatim mengatakan, bahwa Latihan ini merupakan tindak lanjut dari hasil training Planning Conference IED/ EOD training Underwater Demolitions Subject Matter Expert Exchange (SMEE), antara US Navy dengan TNI AL, yang telah dilaksanakan tanggal 4 oktober 2011 di Surabaya.

“Kita ketahui bersama, bahwa perkembangan ilmu dan teknologi berubah begitu cepat pada semua bidang, tidak terkecuali pada bidang teknologi militer, seperti kesenjataan dan bahan peledak. Bahkan masyarakat sipil pun saat ini telah banyak yang mengenal dan menguasai sistem kesenjataan dan seluk beluk bahan peledak,”kata Pangarmatim.

Menurut Pangarmatim, yang perlu diwaspadai adalah bahwa terdapat beberapa oknum yang dengan keahliannya itu digunakan tidak sebagaimana mestinya , namun justru dipakai untuk hal-hal yang dapat merugikan dan mengancam keselamatan orang lain, seperti aksi-aksi terorisme dan kejahatan bersenjata lainnya.

“Hal ini memberikan konsekuensi dan tuntutan kepada kita sebagai personel militer untuk memahami dengan benar terhadap teknologi kesenjataan dan bahan peledak yang salah satunya adalah pengetahuan tentang dasar-dasar IED, EOD dan mengetahui SOP dalam menangani bahan peledak,” tegas Pangarmatim.

Peserta Latihan ini terdiri dari Prajurit dari Satuan Kapal Ranjau (Satran) Koarmatim dan Koarmabar, Satkopaska Koarmatim dan Koarmabar, Dislambair Koarmatim, Pasmar 1 Yon Zeni Marinir, Perwakilan Arsenal/Labinsen dan perwakilan US Navy, Pendukung dan Penilai.

Latihan bersama Negara sahabat ini merupakan latihan bersama yang saling memantapkan bidang Training Introduction, Basic IED Definition, IED SOP, Tools And Tehniques, Search Tehniques With Pratice, Disruption Device Pratice, Basic Definition Of EOD, Standart Operation Procedure, Recognition, Disposal, Pratice (EOD/IED) serta Underwater Demolition SMEE. Latihan ini diikuti oleh 72 peserta.

Sumber: Dispenarmatim

Indonesia Akan Beli Enam Jet Tempur Sukhoi


7 Desember 2011, Pulau Langkawi (Berita Hankam): Indonesia dan Rusia merundingkan pembelian enam jet tempur Sukhoi Su-30MK2 di pameran maritim dan dirgantara LIMA-2011, Pulau Langkawi, Malaysia, diberitakan harian Rusia Kommersant business daily, Rabu (7/12).

Menurut sumber Kommersant kontrak pembelian pesawat dapat diteken paling awal akhir tahun ini. Sumber tidak menyebutkan nilai kontrak karena tergantung dari sistem persenjataan yang dipasang di pesawat. Menurut sumber dari delegasi Indonesia nilai kontrak diperkirakan bernilai sedikitnya 500 juta dolar.

Rosoboronexport perusahaan eksportir senjata Rusia menolak memberikan komentar terkait proses negosiasi.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro pada Oktober 2010, mengatakan Indonesia membutuhkan satu skuadron Sukhoi terdiri dari 16 pesawat. Su-30MK2 akan difungsikan sebagai jet tempur serang maritim.

Sumber: RIA Novosti

Kemhan RI gelar Uji Coba Roket R-Han dan Mortir 81 Pindad di Puslatpur Kodiklat TNI AD.

(Foto: Puslatpur)

5 Desember 2011, Baturaja (Puslatpur): Kemhan RI menggelar uji coba penembakan Roket R-Han, Bodem dan Base Plate Mortir 81 Pindad yang dilaksanakan pada tanggal 24 s.d 26 Nopember 2011 di Daerah Latihan Puslatpur Kodiklat TNI AD.

Kegiatan uji coba ini melibatkan beberapa Kementrian, Instansi Militer maupun Sipil antara lain dari Kemhan RI, Kemristek, Kemperind, Pindad, LAPAN, PT DI, PT KS, PT Dahana, BMKG, Marinir TNI AL, Puslatpur Kodiklat TNI AD dan personel dari satuan Dam II/Swj.

Hadir dalam acara tersebut pejabat dari Kemhan RI, Laksamana Muda TNI Dwi Ujianto, Mayjen TNI Zainal Fahri Tamzis yang didampingi oleh Danpuslatpur Kodiklat TNI AD Kolonel Inf Moch. Fachrudin.

Adapun senjata dan roket yang diuji coba antara lain Modem dan Base Plate Mo 81 Pindad, Roket R-Han 122 mm, Roket D 1220, RWX 200, RKX 200 dan RTX 100. Senjata tersebut merupakan hasil dari penelitian Kemristek, PT Pindad, LAPAN, PT DI, PT KS, PT Dahana yang dikoordinir oleh Kemhan RI.

Pelaksanaan kegiatan uji coba ini dapat berjalan dengan aman dan lancar.

Sumber: Puslatpur

Peresmian Kapal Patroli Polisi

6 Desember 2011, Jakarta (ANTARA News): Sejumlah anggota Polisi Perairan Polri berbaris saat peresmian KP.Abimanyu jenis kapal angkut personil di Markas Komando Ditpolair Baharkam Polri. Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/12). KP.Abimanyu milik Kepolisian RI diproduksi oleh PT Dumas Tanjung Perak Shipyard, memiliki panjang 49,50 meter dengan berat 580 ton, kecepatan berlayar bisa mencapai 15 knot, serta draft untuk kedalaman laut 2,20 meter. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/ed/nz/11)

Kapal patroli KP.Pelatuk-019 milik Ditpolair Baharkam Polri melakukan demo di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/12). Ketiga kapal hibah dari pemerintah Australia tersebut diberi nama Kapal Pol Gagak-017, Kapal Pol Sikatan-018 dan Kapal Pol Pelatuk-019, berkecepatan maksimal 35 knot, untuk mengamankan wilayah laut 12 mil. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/ed/nz/11)

Australia Hibah Tiga Kapal Laut untuk Polri

Kapal patroli KP.Pelatuk-019 milik Ditpolair Baharkam Polri melakukan demo di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/12). Ketiga kapal hibah dari pemerintah Australia tersebut diberi nama Kapal Pol Gagak-017, Kapal Pol Sikatan-018 dan Kapal Pol Pelatuk-019, berkecepatan maksimal 35 knot, untuk mengamankan wilayah laut 12 mil. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/ed/nz/11)

6 Desember 2011, Jakarta (Jurnas.com): Polri menerima hubah 3 unit kapal laut tipe C dari Australian Federal Police (AFC). Kapal-kapal ini akan dipakai untuk keperluan pengamanan polri terutama untuk penegakan hukum di bidang kejahatan lintas negara.

Tiga kapal hibah AFP tersebut adalah Kapal Pol Gagak-017, Kapal Pol Sikatan-018, dan Kapal Pol Pelatuk-019. Kapal tersebut adalah tipe C atau berukuran kecil. Berukuran panjang 16 meter kapal-kapal ini memiliki kecepatan 30 knot dengan daya jelajah 400 nm (not mile). Kapal yang punya 2 unit mesin pokok ini mempunyai awak 6 orang anak buah kapal.

Menurut Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution, Selasa (6/12), kapal tersebut akan diprioritaskan untuk penanggulangan kasus-kasus kejahatan lintas negara. "Untuk wilayah yang banyak kasus people smuggling dan terorisme," kata Saud dalam acara serah terima di Direktorat Polisi Air, Tanjung Priok.

Saat ini armada laut yang dimiliki Direktorat Air Polri dinilai masih kurang. Bantuan dari AFP dinilai sangat membantu. Meski dengan peralatan transportasi yang minim, Polri menurut Saud sudah memenuhi target penegakan hukum.

Selama tahun 2010 Direktorat Polisi Air menangani 422 kasus. Padahal kasus yang ditargetkan untuk ditangani hanya 42 kasus.

Untuk tahun ini target penegakan hukum mencapai 435 kasus dan sudah diselesaikan 397 kasus. Penegakan hukum yang dilakukan meliputi kasus pencurian ikan, pelanggaran pelayaran, kepabeanan, penambangan ilegal, dan narkoba. "Untuk uang negara yang berhasil diselamatkan mencapai Rp155 miliar," kata Saud.

Sumber: Jurnas

Tuesday, December 6, 2011

SAF-TNI AD Gelar Latma Safkar Indopura 2011 di Singapura

Panglima SAF Mayor Jenderal Ravinder Singh menyerahkan obor SAFKAR ke KASAD Jenderal (TNI) Pramono Edhie Wibowo menandai pembukaan Latma Safkar Indopura 2011. (Foto: Mindef)

6 Desember 2011, Singapura (Berita HanKam): Angkatan Darat Singapura dan Indonesia mengelar latihan bersama tahunan bersandi Safkar Indopura dari 1 hingga 12 Desember 2011 di Singapura. Panglima SAF Mayor Jenderal Ravinder Singh dan KASAD Jenderal (TNI) Pramono Edhie Wibowo membuka secara resmi latihan bersama di Amoy Quee Camp. Latma Safkar Indopura 2011 merupakan latihan ke-23.

SAF menyertakan 400 prajurit dari Headquarters 3rd Singapore Infantry Brigade dan 5th Battalion, Singapore Infantry Regiment sedangkan TNI AD mengirimkan 200 prajurit dari Brigade Infantri ke-6 KOSTRAD.

Para prajurit akan berlatih selama 12 hari meliputi pertukaran pengalaman, operasi perang perkotaan, latihan penembakan peluru tajam serta latihan terakhir yang melibatkan seluruh prajurit.

Sumber: Mindef

Satgas Konga Patroli Udara di Lebanon

(Foto: Unifil)

5 Desember 2011, Jakarta (ANTARA News): Personel Satuan Tugas Kontingen Garuda (Konga) XXIII-F akan melakukan patroli udara di area operasi yang menjadi tanggung jawab Batalyon Mekanis TNI XXIII-F/UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon).

Berdasarkan keterangan pers dari Mabes TNI, di Jakarta, Senin, patroli udara itu bertujuan agar wilayah itu tetap bebas dari aktivitas bersenjata ilegal maupun pelanggaran lintas batas "Blue Line" yang dapat memicu kembali terjadinya konflik antara Lebanon dan Israel.

Komandan Satgas Batalyon Mekanis Konga XXIII-F Letkol Inf Suharto Sudarsono, usai melaksanakan patroli udara yang pertama kali di area operasi tanggung jawabnya, di Lebanon Selatan, Minggu (4/12), mengatakan, patroli udara ini akan dilaksanakan secara rutin, yakni sebulan sekali dengan melibatkan personel gabungan dari perwira kompi-kompi.

"Hal ini dilakukan untuk mendukung dan melengkapi hasil dari kegiatan taktis yang diperoleh dari patroli jalur darat maupun dari Pos Pengamatan masing-masing kompi, guna mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang dapat memicu kembali terjadinya konflik antara kedua negara," tuturnya.

Ia menyebutkan, kegiatan patroli pengintaran udara (Air Patrol Recce) itu merupakan implementasi Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1701, tahun 2006.

Resolusi ini kemudian diimplementasikan oleh pasukan-pasukan di bawah bendera Unifil dalam bentuk patroli, baik dengan berjalan kaki, berkendaraan darat maupun patroli udara serta penempatan Pos Pengamatan Statis (Static Observation Post), di area operasi masing-masing, termasuk yang dilaksanakan Kontingen Indonesia saat ini.

Operasi pemantauan melalui udara yang pertama kali menggunakan helikopter jenis Bell tipe ET-279 milik Unifil yang mampu memuat sebanyak 9 personel.

Pelaksanaan Patroli Udara ini berlangsung selama 60 menit dimulai pukul 10.00 sampai 11.00 waktu setempat dengan rute wilayah sepanjang Blue Line, mulai dari UN Posn 7-2, UN Posn 9-63 yang merupakan Markas Kompi A, selanjutnya menuju Qabrika, Suwwanan, Tulin, kemudian patroli mengarah ke Markas Indobatt 7-1 dilanjutkan menuju Markas Kompi C di UN Posn 9-2 dekat sungai Al Litani River dan kembali ke Markas Sektor Timur Unifil 7-2 di Marjayon.

Sumber: ANTARA News

Satuan Armed Akan Menerima Meriam 155 mm dan MRLS

Danpussenarmed beserta rombongan melakukan studi banding ke Bumar Polandia pada Oktober 2010. Studi banding bertujuan meninjau pembuatan roket MLRS WR-40 Langusta hingga mempelajari bagaimana kinerja alutsista tersebut dalam melayani permintaan bantuan tembakan. (Foto: pusdikarmed)

5 Desember 2011, Cimahi (PRLM): Satuan Artileri Medan (Armed) TNI AD segera memodernisasi Alutsista (Alat Utama Sistem Senjata) dengan mendatangkan meriam-meriam baru pada 2012 nanti. Seluruh prajurit Armed dituntut segera menguasai kecakapan penguasaan peralatan tempur baru tersebut.

Komandan Pusat Kesenjataan (Pussen) Armed Brigjen TNI Ariyadi Padmanegara mengungkapkan, modernisasi alutsista berupa penggantian meriam kaliber 76 milimeter (mm)/Gun menjadi meriam 105 mm. Juga direncanakan penyiapan Batalyon Armed untuk meriam kaliber 155 mm dan Batalyon Armed roket MLRS (multiple launcher rocket system).

“Sebagai konsekuensi logis modernisasi tersebut, seluruh prajurit Armed dituntut memiliki penguasaan kemampuan teknis kecabangan yang dipadukan dengan adaptasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi. Juga dibutuhkan tingkat kesiapan fisik memadai,” ucapnya saat memberikan sambutan dalam “Syukuran Hari Ulang Tahun ke-66 Armed TNI AD”, Senin (5/12), di Pusat Diklat Armed, Kota Cimahi.

Meriam baru kaliber 105 mm memiliki jangkauan hingga 18 kilometer. Spesifikasi ini jauh lebih canggih dibandingan alutsista lawas berupa meriam kaliber 76 mm yang hanya mampu menjangkau sasaran terjauh 8 kilometer. Meriam kaliber 155 mm bahkan lebih efektif lagi dalam medan perang karena mampu menjangkau sasaran hingga 40 kilometer.

Selain peremajaan alutsista, Ariyadi juga menyinggung kebijakan pembinaan personel yang tengah digodok oleh Mabes TNI AD, yakni sistem ‘career by design’. Dalam sistem ini, personel berkualitas akan terus dipantau dan diberi arahan dengan penugasan, jabatan, serta lingkungan kerja. “Tujuannya untuk mendorong perwira-perwira terpilih mencapai puncak karier tertinggi,” tuturnya.

Sumber: PRLM

Monday, December 5, 2011

KSAL: Penegakan Kedaulatan Wilayah Laut Terkendala Alutsista

KSAL Laksamana TNI Soeparno (tengah) didampingi Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Ade Supandi (kiri) dan Pangarmabar Laksda TNI Didit Herdiawan memberi penghormatan kepada defile pasukan pada peringatan Hari Armada di Dermaga Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Surabaya, Jatim (5/12). Dalam peringatan tersebut, TNI AL melakukan pembinaan dan profesionalisme prajurit secara terus-menerus, meskipun alutsista (alat utama sistem persenjataan) yang dimiliki banyak yang telah berusia tua dan teknologinya tertinggal, tetapi tugas pengamanan wilayah NKRI tetap harus dikedepankan. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/Koz/Spt/11)

5 Desember 2011, Surabaya (ANTARA News): Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengatakan bahwa tugas TNI AL untuk menegakkan kedaulatan negara di wilayah laut belum sepenuhnya optimal karena terkendala alat utama sistem persenjatan atau alutsista.

Saat memberikan amanat pada upacara peringatan Hari Armada di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Senin, Soeparno mengakui banyak kapal-kapal perang milik TNI AL yang usianya sudah tua dan tertinggal dari sisi teknologi maupun persenjataan.

"Komposisi alutsista yang tergabung dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) saat ini masih belum sepenuhnya mampu untuk melaksanakan tugas penegakan kedaulatan negara di laut," katanya.

Padahal, lanjut KSAL, tantangan tugas Armada RI selalu berkembang, baik dalam operasi militer untuk perang maupun operasi militer selain perang.

Menurut ia, diperlukan proses pembinaan dan pembangunan kemampuan serta kekuatan Armada RI untuk menjawab tantangan tersebut, yang meliputi tiga pilar yakni kesiapan alutsista, profesionalisme dan kesejahteraan prajurit serta keluarganya.

"TNI AL terus berupaya membangun dan mengembangkan kekuatan dengan mengacu pada pembangunan kekuatan pokok minimum, `zero growth` dan `right sizing`," papar KSAL.

Laksamana Soeparno menambahkan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan pengadaan berbagai macam alutsista untuk memperkuat jajaran Armada RI.

"Pengadaan dilakukan secara bertahap sesuai rencana strategis yang telah disusun, seperti penambahan kapal perang, kapal selam, persenjataan dan lain-lain," ujatnya.

Terkait rencana pemekaran wilayah Armada RI, KSAL mengatakan bahwa program itu sudah memasuki tahap akhir dan segera direalisasikan.

Komando Armada RI yang saat ini terbagi dua wilayah barat (Jakarta) dan timur (Surabaya), nantinya dimekarkan menjadi tiga wilayah, yakni barat dengan pusat tetap di Jakarta, kemudian wilayah tengah berpusat di Palu (Sulawesi Tengah) dan timur di Sorong.

"Sedangkan Surabaya yang sebelumnya pusat Armada wilayah timur akan menjadi komando dari ketiga wilayah tersebut. Rencana pemekaran ini sudah diagendakan sejak lama untuk memaksimalkan tugas pengamanan kedaulatan RI," kata Soeparno.

Upacara peringatan Hari Armada dihadiri sejumlah mantan KSAL, seperti Laksamana (Purn) Soedomo, Bernard Kent Sondakh, Arief Koesharyadi, dan Tedjo Edhy Purdijatno.

Acara juga dimeriahkan drama teatrikal "Sumpah Palapa" soal kepemimpinan Patih Gajahmada, atraksi ketangkasan dan kehandalan prajurit matra laut, terjung payung, dan defile pasukan.

Sumber: ANTARA News

Denkav 5/BLC Menerima Empat Ranpur Anoa

Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Suharsono (kanan) menyerahkan empat unit kendaraan tempur (ranpur) APS-2 Anoa kepada Komandan Detasemen Kavaleri (Denkav) 5/Birgus Latro Cakti (BLC) Mayor Kav Rendra Siagian (kiri) saat upacara penyerahan yang dipusatkan di Makodam XVI Pattimura, Ambon, Senin (5/12). Ranpur tersebut digunakan untuk tugas operasional Kodam XVI Pattimura dalam rangka mendukung terciptanya stabilitas keamanan di wilayah Provinsi Maluku dan Maluku Utara. (Foto: ANTARA/Izaac Mulyawan/Koz/Spt/11)

5 Desember 2011, Ambon (ANTARA News): Kodam XVI/Pattimura mendapat tambahan empat unit kendaraan tempur (Ranpur) lapis baja jenis APS-2 "Anoa" (6x6) yang diproduksi PT Pindad (Persero) Indonesia.

Empat ranpur APS-2 Anoa tersebut diserahkan Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Suharsono kepada Detasemen Kavaleri (Denkav) 5/BLC dalam sebuah upacara di Makorem 151/Binaya, Ambon, Senin.

Suharsono mengatakan, pemberian ranpur sebagai bentuk apresiasi dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Letjen Pramono Edhie Wibowo atas keberhasilan Kodam XVI/Pattimura dalam penanganan konflik antarwarga 11 September 2011 sehingga tidak berkembang menjadi besar dan melebar.

Kodam XVI/Pattimura juga mendapat penghargaan dari Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono atas keberhasilannya dalam bidang operasi intelijen dan pembinaan teritorial.



Sejumlah personil Detasemen Kavaleri (Denkav) 5/Birgus Latro Cakti (BLC) menunjukkan kemampuan mereka melakukan operasi dengan menggunakan kendaraan tempur (ranpur) APS-2 Anoa. (Foto: ANTARA/Izaac Mulyawan/Koz/Spt/11)

"Atas keberhasilan tersebut, KSAD telah menghadiahkan empat Ranpur APS-2 Anoa Pindad kepada Detasemen Kavaleri 5/BLC. Selaku pribadi dan atas nama seluruh prajurit Kodam XVI/Pattimura dan masyarakat Maluku patut berterima kasih kepada KSAD yang telah memberikan perhatian cukup besar terhadap pemeliharaan situasi keamanan di wilayah Maluku khusunya Kota Ambon," kata Suharso.

Ia mengakui, pemberian empat ranpur kepada Denkav 5/BLC dalam rangka meningkatkan kemampuan Detasemen melaksanakan tugas oprasional Kodam XVI/Pattimura guna mendukung terciptanya stabilitas keamanan di wilayah Maluku dan Maluku Utara.

Pangdam berpesan kepada Satuan Denkav 5/BLC bertanggung jawab penuh dan selalu merawat dan memelihara semua alat utama sistem senjata (Alutsista) dengan sebaik-baiknya.

"Hal itu dimaksudkan agar Alutsista memiliki masa pakai yang panjang dan terhindar dari kerusakan yang tidak diharapkan," kata Suharsono.

Selain menyerahkan ranpur, Pangdam Suharsono juga meyerahkan penghargaan kepada Sertu Kowad Yanthie Veronika yang menjuarai berbagai nomor dalam lomba menembak militer AARM (Asean Rifle Match) tingkat Asean.

Sumber: ANTARA News

Sunday, December 4, 2011

Gultor Yonif 400 Sukses Bebaskan “Sandera”


4 Desember 2011, Kendal (SINDO): Tim Gultor Yonif 400/Rider Kodam IV /Diponegoro, kemarin melakukan simulasi anti teror. Simulasi ini digelar di komples kantor Kejaksaan Negeri Kendal Jalan Soekarno- Hatta.Dalamsimulasi itu tim Gultor sukses membebaskan sandera.

Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Muhlim Asyrof mengatakan,Batalyon 400/Rider sebagai pasukan pemukul Kodam yang langsung berada dibawah komando Pangdam harus siap dalam situasi apapun. “Latihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengasah kemampuan Yonif 400/- Rider, supaya siap setia saat menerima tugas,”katanya.

Pangdam meyakini, meski Tim Gultor belum pernah diterjunkan untuk menagani terorisme yang terjadi di Jawa Jengah, namun kemampuannya dipastikan mampu melumpuhkan teroris. Komandan Yonif 400/Rider Letkol Inf Hery Setiono menambahkan, latihan pemantapan dilaksanakan di beberapa tempat.

“Yang dilatih adalah kemampuan tempur, penyergapan, penyelamatan sandra dan beberapa latihan kemampuan yang harus dimiliki personel Yonif 400/Rider,”katanya. Bupati Kendal Widya Kandi menambahkan, untuk mencegah timbulnya terorisme sudah memberikan instruksi kembali mengaktifkan Pos Kampling.

Sumber: SINDO

Friday, December 2, 2011

Indonesia Pesan 5 Heli Bell 412 Baru


2 Desember 2011, Singapura (KOMPAS.com): Bell Helicopter mengumumkan telah menerima pesanan lima helikopter Bell 412 baru dari Indonesia dan kemungkinan akan ditambah dua heli lagi dalam waktu dekat. Heli tersebut akan diproduksi bersama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan akan digunakan oleh beberapa lembaga Pemerintah Indonesia.

Demikian isi siaran pers Bell Helicopter, salah satu divisi Textron Inc, yang disebarluaskan dari Singapura, Jumat (2/12/2011).

"Bell Helicopter punya sejarah panjang kemitraan dengan PT DI di Indonesia. Penjualan heli-heli ini adalah bagian dari keranga kerja kolaborasi industrial yang terus berlanjut. Kami percaya kemitraan ini akan terus berkembang dan kemungkinan akan diperluas di masa depan," tutur Larry D Roberts, Wakil Presiden Senior Bisnis Komersial Bell Helicopter.

Lima Bell 412 baru itu akan diserahterimakan ke pihak PT DI pada akhir tahun ini, dan selanjutnya akan dibawa ke markas PT DI di Bandung, Jawa Barat, untuk dipasangi berbagai muatan lokal, termasuk peralatan misi khusus sesuai pesanan, sebelum diantarkan ke berbagai institusi pemesan.

Heli Bell 412 adalah salah satu produk andalan Bell Helicopter. Heli ini merupakan pengembangan dari helikopter legendaris UH-1 (Huey), yang sangat diandalkan pasukan AS dalam Perang Vietnam. Berbagai institusi di Indonesia, mulai dari perusahaan carter pesawat sampai TNI, menggunakan heli tipe ini.

Sumber: KOMPAS

Indonesia Incar Tank Leopard Belanda

Penembakan sebanyak empat kali sepasang tank Leopard 2A6 AD Belanda di Bergen-Hoehne, Jerman pada Mei 2011 menandai berakhirnya karir Leopard di AD Belanda. Pemotongan anggaran pertahanan membuat militer Belanda harus mempensiunkan sedikitnya 60 Leopard. AD Belanda mengoperasikan sekitar 1000 tank pada era-Perang Dingin. (Foto: Netherlands Ministry of Defense)

1 Desember 2011, Den Haag (ANP): Indonesia tertarik membeli tank tempur Leopard Belanda. Pihak-pihak terkait masih mempelajari apakah rencana akan berakhir pada sebuah kesepakatan.

Demikian pernyataan Menteri Pertahanan Belanda, Hans Hillen Rabu malam (30/11) dalam perdebatan di Parlemen mengenai anggaran kementeriannya tahun depan.

HAM
Kementerian Luar Negeri dan Urusan Ekonomi juga akan mengkaji perihal ini dan mengambil keputusan akhir. Mereka akan melihat apakah penjualan memenuhi syarat-syarat internasional yang berlaku, seperti penghormatan hak asasi manusia.

Juga akan dilihat apakah negara pembeli telah memenuhi kewajiban internasionalnya serta pada situasi politik dan kondisi keamanan yang sedang berlangsung di sana.

Kriteria
Menurut anggota parlemen dari partai Kiri Hijau (GroenLinks), Arjan El Fassed, berdasarkan daftar kriteria tersebut, dari sekarang sudah bisa disimpulkan bahwa Belanda tidak bisa menjual tank-tanknya ke Indonesia. Hillen menekankan bahwa ada kriteria penjualan yang tinggi dan Parlemen mengontrol ketat hal ini.

Partai Sosial Demokrat (PvdA) dan Partai Sosial (SP) sepakat dengan himbauan GroenLinks kepada pemerintah untuk tidak menjual tank ke Indonesia.

Kementerian Pertahanan telah memutuskan, tahun ini akan menjual keseluruhan 60 tank Leopardnya sebagai bagian dari langkah penghematan drastis.

Sumber: ANP

Pemerintah Menargetkan Modernisasi Alutsista TNI Terealisasi Tahun 2014

Pemasangan rudal Yakhont pada fregat TNI AL. (Foto: Dispenarmatim)

2 Desember 2011, Jakarta (DMC): Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan menargetkan modernisasi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI terealisasi pada tahun 2014. Modernisasi Alutsista TNI ini didasarkan pada beberapa pertimbangan strategis negara.

“Keinginan pemerintah di tahun 2010 – 2014 menjadi masa untuk modernisasi, pada tahun 2014 dimana akhir KIB II modernisasi Alutsista sudah dapat terealisasi” ungkap Wamenhan saat mengadakan pertemuan dengan Pimpinan Redaksi Media Massa Nasional, Kamis Malam (1/12) di Jakarta.

Pertemuan yang difasilitasi oleh Pusat Komunikasi Publik Kemhan ini merupakan pertemuan silaturrahim dengan maksud untuk menjalin hubungan dan kerjasama yang baik antara Kemhan dengan media massa. Pertemuan ini juga menjadi kesempatan untuk menyampaikan kebijakan strategis Kemhan di bidang pertahanan negara. Secara khusus dalam pertemuan ini Wamenhan menyampaikan kebijakan terkait modernisasi Alutsista TNI.

Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Pemred Metro TV Elman Saragih, Wartawan Senior Metro TV Suryo Pratomo, dan sejumlah Pemred dari media massa. Sementara itu, turut mendampingi Wamenhan Dirjen Perencanaan Pertahanan Kemhan Marsda TNI Bongas Silaen, Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.IP dan Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin.

Lebih lanjut Wamenhan menjelaskan, beberapa pertimbangan strategis pentingnya modernisasi Alutsista TNI antara lain, pertama untuk mewujudkan kekuatan dan kemampuan Pertahanan Negara yang memiliki perbandingan daya tempur strategis baik skala teknologi militer maupun skala penangkalan.

Kedua, merupakan perimbangan kekuatan strategis suatu negara yang memiliki prasyarat kekuatan politik-ekonomi dan pertahanan militer. Ketiga, realisasi Revolution in Military Affairs (RMA) bagi suatu negara termasuk lndonesia untuk mewujudkan kekuatan minimal (MEF) sebagai instrumen negara untuk melaksanakan fungsi negara berdasarkan keputusan politik.

Wamenhan mengatakan, modernisasi Alutsista TNI diprioritaskan kepada Alutsista yang bergerak, sebagai contoh kendaraan tempur, kendaraan taktis, pesawat tempur, pesawat angkut, penangkis serangan udara, kapal diatas pemukaan dan kapal dibawah permukaan atau kapal selam.

Dalam rangka tercapainya target modernisasi Alutsista tahun 2014, maka pemerintah dalam hal ini Presiden telah membentuk membentuk High Level Committee (HLC) yang bertugas untuk mengendalikan dan mengawasi mulai dari perencanaan pembiayaan sampai dengan kegiatan pengadaan Alutsista.

HLC diketuai oleh Wamenhan dan terdiri dari pejabat Eselon I dari Bappenas, Kemkeu, Kemhan, Mabes TNI/Angkatan dan TKP3B (Tim Konsultasi Pencegahan Penyimpangan Pengadaan Barang/Jasa). TIM Konsultasi tersebut terdiri dari Irjen Kemhan, Mabes TNI, Mabes Angkatan, BPKP, LKPP, MoU Kemhan – KPK.

Sumber: Kemhan

Menhan: F-16 Hibah Makin Perkuat Pertahanan Udara RI

F-16C Block 25 Fighting Falcon (Foto: U.S. Air Force)

2 Desember 2011, Jakarta (Jurnas.com): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, Indonesia akan meng-up grade pesawat tempur F-16 hasil hibah dari Pemerintah Amerika Serikat. Ini bertujuan agar kekuatan udara Indonesia semakin terbangun. “Kami akan meningkatkannya agar setara Blok 52,” kata Purnomo di Kementerian Pertahanan Jakarta, Jumat (2/12).

Dia menuturkan, dilakukan beberapa perbaikan agar pesawat tersebut siap. Saat ini, pesawat hibah tersebut adalah pesawat dengan Blok 25. Indonesia saat ini memiliki pesawat F-16 dengan Blok 15. Beberapa bagian yang ditingkatkan kemampuannya adalah engine system, karena kekuatan pesawat terbang, kata Purnomo, tergantung pada mesin.

Selain itu, avionik atau peralatan tempur pesawat tersebut akan ditingkatkan. Dikatakannya, peningkatan kekuatan tempur ini agar pesawat tersebut memiliki kemampuan bertempur (dogfight) udara-udara, dan udara-darat. Airframe atau badan pesawat juga diperbaiki agar mampu dioperasikan lebih lama. “Harus diperkuat agar bisa terbang hingga 4.000 jam terbang,” imbuhnya.

Dia menjelaskan, jika masa terbang pesawat tersebut dipakai 200 jam terbang tiap tahun, maka akan mampu dipakai selama 20 tahun. “Atau paling sedikit 15 tahun,” ungkapnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I Tubagus Hasanuddin menyatakan, kekuatan pesawat hibah AS tersebut rendah. Menurut Hasanuddin, kemampuan pesawat tersebut yang hanya 4.000 jam terbang dan hanya bisa dimanfaatkan selama delapan tahun. Hal ini sangat jauh jika dibandingkan pesawat baru yang mampu terbang hingga 30 tahun.

Pesawat F-16 Fighting Falcon yang akan dihibahkan AS adalah jet tempur multiperan yang dikembangkan General Dynamics, yang kemudian diakuisisi Lockheed Martin. Meski pada awalnya dirancang sebagai pesawat tempur ringan, pesawat ini telah berevolusi menjadi pesawat multiperan yang tangguh dan amat populer.

Sumber: Jurnas

Thursday, December 1, 2011

F-5 Tiger Masih Layak Jadi Andalan TNI AU


1 Desember 2011, Madiun (Pentak Lanud Iswahjudi): Dengan dicabutnya embargo dan kerjasama dibidang militer 0leh Amerika Serikat, beberapa waktu lalu, maka keberadaan pesawat tempur F-5 Tiger II, yang dioperasionalkan oleh Lanud Iswahjudi, dapat lebih maksimal sehingga menambah panjang pengabdian pesawat tempur F-5 Tiger, terhadap NKRI.

Untuk membuktikan bahwa pesawat tempur F-5 Tiger II, masih layak dan masih menjadi salah satu pesawat tempur andalan TNI Angkatan Udara, Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI M. Syaugi, bersama Kasiops Skadron Udara 14 Mayor Pnb Haris, menjajal pesawat tempur buatan Northrop Co USA, setelah mengalami modernisasi avionik dan weapon system beberapa tahun lalu.

Tak dapat dipungkiri dengan dicabutnya embergo dari negeri produsen, Paman Sam, kesiapan pesawat tempur F-5 Tiger II, yang masih menjadi tulang punggung TNI Angkatan Udara dapat lebih maksimal, sehingga layak bila masa pengabdiannya sebagai pengawal kedaulatan NKRI di udara diperpanjang lagi.

Namun demikian semuanya akan sia-sia jika para perawat (Teknisi) burung besi tersebut tidak maksimal dalam melaksanakan pemeliharaan. Untuk itu orang nomor satu di Lanud Iwj tersebut, selalu menekankanmelaksanakan perawatan sesuai dengan prosedur dan zero accident all mision.

Sumber: TNI AU

SBY Usulkan Industri Pertahanan Salah Satu Prioritas Kerja Sama RI-Jerman

Presiden Republik Federal Jerman Christian Wulff (kanan) melambaikan tangan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelum meninggalkan Istana Merdeka di Jakarta, Kamis (1/12). Presiden Yudhoyono dan Presiden Wulff membahas berbagai kemajuan dalam kerjasama bilateral Indonesia - Jerman, di mana hubungan diplomatik kedua negara akan menginjak usia 60 tahun pada tahun 2012. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/nz/11)

1 Desember 2011, Jakarta (Jurnas.com): Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengusulkan lima bidang prioritas kerja sama strategis antara Indonesia dan Jerman. Kelima prioritas tersebut meliputi bidang investasi dan perdagangan, kesehatan, pendidikan, riset dan teknologi, energi bersih dan industri pertahanan.

Presiden SBY menyampaikan hal itu dalam jumpa pers bersama Presiden Republik Federal Jerman, Christian Wulff, usai melakukan pertemuan bilateral di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/12).

Presiden SBY menjelaskan, volume perdagangan antara Indonesia dan Jerman saat ini mencapai US$6 Miliar atau naik 22 persen dari tahun sebelumnya. Investasi tahun terakhir mencapai US$300 Juta lebih, tetapi hal ini masih sangat bisa ditingkatkan lebih tinggi lagi.

Sedangkan untuk bidang kesehatan, Presiden SBY mengatakan teknologi dan manajemen kesehatan Jerman dianggap sangat maju. “Kami berharap bisa bekerja sama di sini,” SBY menyampaikan.

Pendidikan juga menjadi salah satu hal bidang yang diajukan Presiden SBY. Meskipun saat ini cukup banyak warga negara Indonesia yang menuntut ilmu di Jerman, Presiden SBY berharap kerja sama di bidang ini bisa lebih erat lagi.

“Kami ingin kerja sama ini antara lain menyangkut pada pendidikan di bidang teknologi. Kami membutuhkan ribuan insinyur yang akan membangun infrastruktur, mengembangkan industri dan konektifitas di Indonesia 10, 20, 30 tahun mendatang,” kata SBY.

Presiden SBY juga ingin kerja sama RI dan Jerman dalam bidang energi khususnya energi bersih dari sumber Geotermal.

Menyangkut kerja sama di bidang industri pertahanan, Presiden mengusulkan kerja sama yang strategis dan jangka panjang, misalnya bukan hanya procurement, pengadaan, tetapi juga joint investment dan juga ada joint production.

Sumber: Jurnas

KRI Sultan Iskandar Muda Laksanakan Latihan SAR Seagull 2011


30 November 2011, Lebanon (Dispenarmatim): Latihan Search and Rescue (SAR) dengan sandi “SEAGUL 2011”. merupakan salah satu bentuk latihan bersama yang digelar oleh MTF UNIFIL. Latihan ini melibatkan KRI Sultan Iskandar Muda-367, Heli NV-409, kapal perang dari Jerman FSG PASSAU M-1096 selaku unsur laut, 1 Heli Bell 212 milik ITALAIR sebagai unsur surveilance dari darat, Tim medis KRI SIM-367, tim medis dari Naqura HQ Hospital serta NOC selaku OCS. Latihan ini bertujuan untuk memadukan kemampuan unsur-unsur MTF di Laut dengan kemampuan Pangkalan UNIFIL HQ sekaligus untuk melatih dan uji Kodal.


Tahap perencanaan latihan dilaksanakan di MTF HQ Naqura dilanjutkan dengan tahapan manuver lapangan yang diawali dengan FSG PASSAU M-1096 menurunkan dummy korban sebagai simulasi orang jatuh di laut dan mengirimkan simulasi sinyal distress bahwa kapal mengalami kecelakaan. Unsur-unsur MTF yang beroperasi di AMO melaksanakan pencarian korban dengan pola operasi kerja sama unsur kapal permukaan dan udara, tidak kalah pentingnya, pada latihan ini tim medis dilatih untuk melaksanakan recovery korban sampai dengan Air Medical Evacuation.

Latihan yang berlangsung selama empat jam ini mendapat apresiasi positif dari MTF Commander, Rear Admiral Caroli, karena tiap-tiap bagian dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga diharapkan mampu melaksanakan reaksi yang cepat dan tepat bila dibutuhkan pada kejadian yang sesungguhnya.

Sumber: Dispenarmatim

Indonesia-Belgia Jajaki Kejasama Industri Pertahanan

(Foto: DMC/Sapardi)

30 November 2011, Jakarta (DMC): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dengan didampingi Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.Ip., M.A, Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip, dan Dirtekind Ditjen Pothan Kemhan Brigjen TNI Ir. Agus Suyarso menerima kunjungan Duta Besar Belgia untuk Indonesia Christian Tanghe beserta rombongan, Rabu (30/11), di kantor Kemhan Jakarta. Maksud kunjungannya kali ini diantaranya untuk menjajaki kemungkinan kerjasama di bidang industri pertahanan antara kedua negara.

Sumber: Kemhan

Raider Kodam Iskandar Muda Mantapkan Kemampuan

30 November 2011, Banda Aceh (ANTARA News); Prajurit Raider Kodam Iskandar Muda, melakukan penyergapan pada simulasi pembebasan sandera di kawasan jalan Seutui, Banda Aceh, Aceh, Rabu (30/11). Simulasi anti teror itu dalam upaya meningkatkan kemampuan tempur para prajurit khususnya menghadapi berbagai ancaman yang terjadi. (Foto: ANTARA/Ampelsa/Koz/Spt/11)

1 Desember 2011, Banda Aceh, (Analisa). Sebanyak 500 personil Raider Kodam Iskandar Muda (IM) makin memantapkan kemampuan taktik pembebasan sandera dan penghancuran terhadap lawan. Hal itu dilakukan dengan melakukan simulasi selama dua pekan di berbagai titik di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.
Dalam upaya pemantapan pembebasan sandera ini, pasukan Raider melakukan pembebasan sandera baik di lokasi umum seperti terminal, bandar udara, dan pasar serta lokasi khusus seperti hotel dan perkantoran pemerintah maupun swasta.

"Simulasi pemantapan ini merupakan latihan terprogram yang digelar secara berkala dengan melibatkan 130 pelatih dari Kopassus," ujar Komandan Batalion 112/Raider Kodam IM, Mayor Inf Muhammad Arif Hidayat, kepada wartawan di sela-sela latihan di kawasan Terminal Batoh, Banda Aceh Rabu (30/11).


Dikatakan, simulasi yang dilakukan ini untuk mengasah kemampuan prajurit Raider Kodam IM untuk mengantisipasi setiap kontijensi yang terjadi di wilayah Kodam IM. Diharapkan prajurit raider Kodam IM mampu bertindak cepat kapanpun dibutuhkan.

Dikatakan, apa yang dilakukan prajurit Raider ini merupakan latihan puncak yang selama ini telah dilakukan Batalion Raider 112 sehingga nantinya para personil Raider Kodam IM benar-benar mampu menjalankan tugas dalam mengamankan negara.

Kemarin, pasukan Raider Kodam IM melakukan simulasi di sejumlah titik di antaranya kawasan Batoh, Setui, Waterboom Ulee Lheue, Simpang Lamteumen, dan Simpang Ketapang. Sehari sebelumnya, simulasi yang sama dilakukan di Bandara Sultan Iskandar Muda, Kampus Unsyiah, jembatan Lamnyong, Simpang BPKP, dan Simpang Surabaya.

"Besok, (hari ini, Kamis, 1/12) akan dilakukan simulasi pembebasan tahanan yang dilakukan di hotel-hotel dan perkantoran di Banda Aceh," jelas Muhammad Arif.

Rencananya, saat penutupan yang dilakukan 2 Desember yang digelar di Ulee Lheue akan ada demonstrasi semua latihan ini. Latihan penutup ini akan menggunakan alat tempur seperti APR (angkut personil), LCR (Landing Crubt Ruber), helikopter, dan senjata lengkap.

Sumber: Analisa

Heli Antikapal Selam Perkuat TNI AL

Helikopter Lynx Royal Navy (kiri) dan Sea Sprite Royal New Zealand Navy terbang diatas laut Cina Selatan saat digelar latihan bersama Lima. (Foto: Australia DoD)

1 Desember 2011, Jakarta (SINDO): Kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI Angkatan Laut akan bertambah menyusul proses pengadaan 11 unit helikopter antikapal selam,antikapal permukaan, serta dua pesawat patroli laut.

Tambahan alutsista itu akan mengisi kelemahan-kelemahan yang dimiliki kapal TNI AL. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengatakan, keberadaan pesawat sayap tetap maupun sayap putar (helikopter) penting bagi TNI AL, karena mereka merupakan kepanjangan “mata” dan “telinga” dari kapal TNI AL (KRI).Wilayah laut Indonesia yang luas,menurut dia, tidak memungkinkan untuk dijangkau oleh KRI mengingat kekuatannya yang terbatas.

Kapal selam saat diburu oleh Sea Sprite. Helikopter antikapal selam SH-2 Sea Sprite selain dioperasikan RNZN, Equador akan mengakuisisi 2 SH-2G Sea Sprite hasil peremajaan senilai 60 juta dolar. USN telah mempensiunkan armada SH-2 sejak 2001. (Foto: RNZN)

Karena itu,keberadaan tambahan dua unit Maritime Patrol Aircraft (MPA) dan 11 helikopter antikapal selam Sea Sprite itu sangat penting untuk mengisi kekosongan yang tidak terkover kapal-kapal TNI. “Pesawat tentunya memiliki kelebihan di manuver, fleksibilitas, jangkauan yang luas, dan kemampuan deteksinya juga lebih cepat,”tegas Untung di Jakarta,kemarin. Dua unit MPA yang akan menambah kekuatan TNI AL yaitu pesawat CN-235 yang rencana sudah mulai diterima TNI AL pada 2013.

Selain radar deteksi, pesawat ini juga akan dilengkapi dengan kemampuan untuk melakukan penindakan. Adapun untuk helikopter Sea Sprite sejumlah satu skuadron itu,memiliki kemampuan penindakan yang lebih ampuh. Enam dari 11 helikopter dilengkapi dengan senjata antikapal selam, sisanya lima unit merupakan antikapal permukaan. “Rencananya pada 2012 pengadaannya,”ujarnya. Sekretaris Komite Kebijakan Industri Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, pengadaan CN-235 untuk MPA TNI AL masuk dalam prioritas alutsista TNI.

Rencananya, biaya pengadaan menggunakan alokasi dari pinjaman luar negeri sebesar USD60 juta,namun pemesanan di PT Dirgantara Indonesia. Sjafrie yang juga wakil menteri pertahanan itu menuturkan, dalam strategi pertahanan Indonesia, saat ini memang sedang dikembangkan penguatan di kawasan Indonesia bagian timur.

Sumber: SINDO