Friday, January 21, 2011

KRI Banjarmasin-592 Safari Lintas Laut Indonesia

Kapal Perang KRI Banjarmasin - 592 bersandar di dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (16/1). KRI Banjarmasin - 592 merupakan kapal ketiga jenis Landing Platform Deck (LPD) buatan putra-putri bangsa Indonesia di PT PAL Indonesia dan masuk ke jajaran Kolinlamil sejak 22 Desember 2010. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/pd/11)

21 Januari 2011, Jakarta -- (Suara Karya): Kapal perang hasil karya anak bangsa KRI Banjarmasin-592, melaksanakan uji coba (long sie trial) di wilayah perairan Indonesia. Kapal perang milik TNI AL ini, telah diberangkatkan dari Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta.

Panglima Kolinlamil Laksamana Muda (Laksda) TNI Didit Herdiawan kepada Suara Karya di Jakarta, Rabu (19/1) mengatakan, KRI Banjarmasin merupakan kapal perang yang akan ikut menjaga perairan Indonesia.

Untuk itu, tutur dia, kapal asli produksi PT PAL ini akan disosialisasikan kepada jajaran TNI AL di seluruh Indonesia melalui safari sekaligus long sea trial.

"Dalam long sea trial ini, KRI Banjarmasin-592 hasil produksi putra-putra terbaik bangsa Indonesia akan dikenalkan kepada masyarakat Indonesia melalui kunjungan ke dermaga-dermaga TNI AL maupun kepada jajaran muspida yang menjadi darah persinggahan kapal perang itu," ujarnya.

Mendukung safari kapal perang produksi dalam negeri itu, tutur Didit, Kolinlamil menyertakan pengangkutan kendaraan tempur milik Koprs Marinir TNI AL, seperti empat unit tank PT 76, tiga unit tank RRF, dan dua unit sea reader.

Selain itu, KRI Banjarmasin mengangkut dua unit ranpur tank jenis AMX-10 P dari TNI AD ya digeser ke Makassar. "Selain safari, KRI Banjarmasin uji coba melaksanakan embarkasi dan debarkasi," ujar Didit.

Long sie trial kapal perang yang memiliki panjang 125 meter dan lebar 22 meter, melibatkan 75 personel Marinir untuk ikut latihan pendaratan.

"Kaji dan dalami setiap persoalan yang ada. Tiap laporan dilaksanakan secara lengkap dan mendalami permasalahn yang ada sebagai dasar dalam pembuatan laporan kepada pemimpin," ujarnya.

Transfer Teknologi

Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksda TNI Iskandar Sitompul mengatakan, kapal perang jenis landing platform dock memiliki kandungan lokal 40-60 persen. Mesin KRI Banjarmasin didapat dari AS.

"Pengerjaannya dibuat di galangan kapal PT PAL Indonesia, dengan pengawasan tenaga ahli dan peralatan dari Dae Sun Shipbuilding, Korea," katanya.

Iskandar menuturkan, kapal yang diserahkan ke jajaran Kolinlamil pada 22 Desember 2010 itu, merupakan wujud keberhasilan TNI AL melaksanakan transfer teknologi kepada industri strategis nasional.
Kelebihan kapal itu, dibandingkan dengan kapal sejenis lainnya, adalah daya tampungnya. "Jika kapal sejenis yang telah ada sebelumnya hanya dapat menampung tiga helikopter, KRI Banjarmasin-592 ini mampu menampung lima helikopter," ujarnya.

Iskandar mengatakan, KRI Banjarmasin juga dirancang mengangkut 22 tank, 560 pasukan, dan 126 awak. "Kapal ini bisa juga mengangkut kombinasi 20 truk dan 13 tank. Selain berfungsi untuk memobilisasi pasukan, kapal sepanjang 125 meter x 22 meter ini juga dapat digunakan untuk fungsi operasi militer selain perang (OMSP), seperti membawa logistik ke daerah bencana alam," tuturnya.

Iskandar menambahkan, meski KRI Banjarmasin merupakan kapal angkut personel dan logistik, namun kapal tersebut juga dipersenjatai untuk menjalankan fungsi patroli di setiap wilayah yang dilintasinya. "Perwira di kapal ini memang dipersiapkan untuk melakukan fungsi patroli," kata Iskandar.

KRI Banjarmasin merupakan salah satu dari dua kapal LPD yang dikerjakan PT PAL. Kapal sejenis yakni KRI Banda Aceh-593, masih dalam pengerjaan.

Sumber: Suara Karya

1 comment:

  1. Suatu produk pasti ada kelebihan dan kekurangannya, bila ada kekurangan dengan produk awal anak bangsa ini, mari para ahli sama-sama memikirkan solusinya dan jangan menghujat orang yang sudah bekerja keras dan berkreasi untuk kemajuan bangsa, bravo Indonesia.....

    ReplyDelete