Saturday, August 7, 2010

33 Orang Siswa Diktaifib Marinir Berhak Kenakan Brevet Para

Seorang siswa dari Pendidikan Intai Amfibi (Diktaifib) Marinir akan mendarat di tempat sasaran mendarat saat mengikuti latihan dan praktek keparaan (Lattek Keparaan) atau wing day di lapangan Moeljadi, Komando Pengembangan dan Pedidikan Angkatan Laut (Kobangdikal) Surabaya, Jumat (6/8). Wing day tersebut diikuti 8 dari 33 siswa Diktaifib angkatan ke XXXVI tahun ajaran 2009 dari 6000 feet dengan tujuan untuk mengasah kemampuan terjun tempur. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/hp/10)

06 Agustus 2010, Surabaya -- Setelah menjalani latihan Keparaan yang melelahkan selama 1,5 bulan, akhirnya 33 orang siswa Pendidikan Intai Amfibi angkatan ke-36 (Diktaifib) yang berada di Sekolah Khusus Pusdik Infantri Marinir Kobangdikal berhak mengenakan Brivet Para.

Penyematan dilaksanakan setelah demontrasi penerjunan yang diwakili 8 orang siswa Diktaifib yang terjun dari ketinggian 6000 vit dan mendarat Lapangan Moeljadi sekaligus tempat pelaksanaan upacara penyematan. Wakil komandan Kobangdikal Brigadir Jendral TNI Marinir P. Verry Kunto. G, SH meyematkan brivet para kepada para peserta latihan, Jumat (6/8).

Menurut Komandan Sekolah Khusus (Dansesus) Pusdikif Marinir Letkol Mar Nur Azis mengatakan bahwa pelaksanaan latihan keparaan ini merupakan tahap terakhir dari rangkaian pendidikan Taifib yang berlangsug 10 buan.

“Sebelumnya mereka telah menjalani tahap hell week, tahap menembak berbagai jenis senjata ringan, tahap kelautan, tahap komando hutan, intai amfibi, grilya lawan grirya, intelijen, renang dan penyelaman,” terang pamen melati 2 lulusan AAL 38 ini.

Sementara itu Komandan Kobangdikal dalam amanatnya yang dibacakan Wadan Kobangdikal mengatakan Latek tahap akhir yang dilaksanakan selam 1,5 bulan ini, bertujuan untuk member bekal pengetahuan, keterampilan dan kemampuan siswa Diktaifib terhadap teknik pelaksanaan terjun payung bebas (Free Fall) sehingga siap melaksanakan tugas operasi/ infiltrasi melalui media udara baik secara perorangan maupun tim.

Sebagai pasukan khusus, lanjutnya tentu membutuhkan tampilnya prajurit yang handal dan memiliki disiplin tinggi. Ini berarti profesionalme merupakan focus utama dari lahirnya prajurit yang bermoral, professional dan berani. Oleh karena itu kemampuan khusus yang telah dimiliki yang ditandai dengan brevet didada, harus diimbangi dengan meningkatnya profesionalisme serta rasa tanggungjawab sebagai pasukan elit Korps Marinir.

“Kebanggaan itu harus dijawab dengan memberikan kontribusi yang fositif dalam pelaksanaan tugas nanti,” pinta orang nomor satu Kobangdikal ini.

Dalam menghadapi tantangan tugas kedepan yang semankin konpleks dan luas, tambah mantan Danpuspenerbal ini- usai melaksanakan latihan keparaan bukan berarti selesai, tetapi harus diasah terus dan diharaapkan mampu melaksanakan berbagai tugas sebagai tim di dropping zone dalam rangka pelaksanaan operasi pendaratan amfibi untuk penyiapan penerjunan dalam menggunakan parasut static maupun terjun bebas sekala besar maupun kecil dan pas berada di titik pendaratan/ sasaran dalam keadaan aman.

Kobangdikal

No comments:

Post a Comment