Thursday, May 23, 2013

Yonmarhanlan Lantamal V Latihan Simulasi Serangan Udara



22 Mei 2013, Surabaya: Pengamanan suatu wilayah pangkalan dari serangan musuh adalah kunci utama terbentuknya pertahanan militer yang kuat, pertahanan militer ini dilakukan di darat, laut maupun di udara. Pertahanan ini sangat diperlukan karena suatu ancaman serangan musuh dapat terjadi setiap saat. Kaitannya dalam mendukung Latihan Gabungan TNI 2013, Koarmatim hari ini, Rabu (22/5) menyiagakan Latihan Pertahanan Pangkalan dengan melaksanakan Pertahanan Pangkalan Udara (Hanlanud) dan Pertahanan Darat Pangkalan (Hanratlan). Latihan ini dilaksanakan oleh Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) Lantamal V dengan mengadakan simulasi terjadinya serangan udara musuh.

Persenjataan yang digunakan adalah Meriam 37 mm buatan Rusia buatan tahun 1961, meriam ini memiliki jarak tempuh efektif 1800 Nm dan mempunyai jarak tempuh maksimal 5000 Nm. Meriam ini juga bisa meluncurkan amunisi 120 butir per menit, diawaki tujuh personel dengan dipimpin oleh satu komandan pucuk yang bertugas sebagai komando utama dalam melaksanakan tembakan.

Pertahanan pangkalan udara tersebut mengerahkan Satu Baterai yang terdiri dari 12 Meriam 37 mm, tersebar dibeberapa titik di wilayah Koarmatim. Mereka bekerja sama dengan Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) TNI, untuk mendeteksi dan mengetahui pergerakan serangan musuh dan selanjutnya diinformasikan ke seluruh pertahanan pangkalan udara di setiap pangkalan, termasuk Pertahanan Pangkalan Udara di Koarmatim.

Pertahanan pangkalan pendukung yang lain di wilayah Koarmatim adalah Pertahanan Darat Pangkalan (Hanratlan). Mereka bersiaga didepan penjagaan Koarmatim mengantisipasi adanya serangan dari darat. Hanratlan menyiagakan 2 truk lenkap dengan dua pleton personel bersenjata lengkap yang bersiaga dan secara rutin melaksanakan patroli di wilayah Koarmatim untuk mengantisipasi datangnya bahaya melalui darat.

Sumber: Dispenarmatim

3 comments:

  1. Kesiagaan Personel dalam menghadapi ancaman serangan hanud memang penting, namun yang tidak kalah penting adalah kesiapan alutsistanya...
    Untuk menghadapi serangan udara pada masa kini, diperlukan sistem persenjataan yang canggih, akurat, capat, otomatis dan terintegrasi dengan sistem senjata pendukung.

    Untuk membuat meriam 37mm buatan tahun 1961 lebih lethal, modifikasi mutlak dilakukan, misalnya dengan menginstall meriam pada platform mobile, menambah sistem bidik dan memasang kontrol otomatis. sehingga aktifitas manual dapat dikurangi, personel pun dapat lebih efisien...

    Modifikasi peralatan tua dilakukan sambil menunggu terkumpulnya anggaran untuk membeli sistem hanud S-400... :)

    www.ananda-entertainment.blogspot.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. tapi walaupun diupgrade bagaimanapun itu tetap meriam 61-K produksi thn 1939, veteran PD II di front timur... yaa sudah seharusnya istirahat, diganti sama penerusnya

      Delete