Wednesday, May 29, 2013

Kemhan Pesan Meriam Anti Serangan Udara Oerlikon Skyshield

Oerlikon SkyShield.(Foto: Rheinmetall Defence)

28 Mei 2013, Jakarta: Kementerian Pertahanan tak hanya membeli pesawat tempur untuk memperkuat pertahanan dirgantara Indonesia. Kementerian mengaku telah memesan perisai udara dari pabrik Rheinmetall Air Defence di Swiss. Alat utama sistem persenjataan bernama Oerlikon Skyshield itu berbentuk meriam yang terintegrasi dengan radar pangkalan udara.

"Kita pesan enam unit Oerlikon SkyShield, saat ini dalam proses produksi," kata Kepala Badan Sarana Pertahanan, Laksamana Muda Rachmad Lubis, saat dihubungi Tempo, Selasa, 28 Mei 2013.

Enam unit meriam perisai udara itu dipesan Kementerian Pertahanan dengan harga US$ 202 juta. Namun, TNI AU mesti menunggu cukup lama sebelum menggunakan alutsista baru ini. Pasalnya, Oerlikon Skyshield baru bisa dikirim dari Swiss pada 2015. "Jadi bertahap. Pertama, empat unit tiba tahun 2015, dua unit lagi tiba tahun 2017," kata dia.

Sumber Tempo menyebutkan, Oerlikon Skyshield menggunakan meriam kembar berukuran amunisi 35 milimeter dan rudal anti-serangan udara jarak pendek. Kemampuan meriam memuntahkan 1.000 peluru dalam satu menit dianggap efektif menghancurkan ancaman pesawat tempur dan rudal musuh.

Kemampuan Oerlikon Skyshield semakin mumpuni jika menggunakan amunisi khusus buatan Rheinmetall bernama Advanced Hit Efficiency and Destruction (AHEAD). Jika ditembakkan, peluru ini mampu menyebar membentuk perisai, sehingga presisi tepat sasaran mencapai lebih dari 90 persen.

Sumber: TEMPO

17 comments:

  1. kayaknya bagus tuh senjata, bila cocok kita harus beli lebih banyak lagi

    ReplyDelete
  2. Maksudnya pesen 6 unit atau 6 battery? kalau cuma 6 unit untuk harga $202 juta kayaknya kemahalan deh. Perbandingan saja untuk sistem pertahanan udara Patriot 1 battery dibandrol sekitar $108 juta, yang terdiri dari 8-12 fire unit, mungkin sepaket sama misilnya juga.

    ReplyDelete
  3. hati2 di kibulin lagi, karakteristik senjata maupun rudal/ munisi nya tidak sesuai yg di pesan/yg dinginkan sesuai aslinya,...itu watak mereka yg tidak rela negara bekas jajahan nya kuat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah ente sejarah dapet NOL ya, sejak kapan Swis menjajah indonesia. sepengetahuan gue Swis tuh negara netral.

      Delete
  4. Dari saman harto senjata yg di belli bikin barat terseyumm ," jngan terlalu memuja kawan ,itu senjata yg di belli hanyabcukup nembak helli mainan
    " soal harga oerlikon sky sungguh fantastic di luar kemampuan bangsa indonesia mass broo ...hehe...

    ReplyDelete
  5. Ini senjata masih di bawah: tunguska m1 ,selain simple, kegunaan ganda bisa 35 mm, missile anti serangan udara ,kemampuan radar jauh lebih unggul lebih murah embargo tidak ada ,hebatnya tunguska m1 bisa di pasang tank roda rantai atau panser anoa buatan pindad ." Cuma harapan tinggal harapan kita salah pilih peminpin akibat ocehan media ,akibat pemilik media hidup enak di singapore ,anak bangsa begokk 2 krupsi meraja relaaaa .tapi jangan putus asaa. para penjilat itu gak selamanya berkuasa mereka pasti tersingkir secara alami akibat ulah nya sendiri .itu pasti biar dalam lindungan barat .tuhanlah yg maha tahu aminnn

    ReplyDelete
  6. kasihan bangsa ini, peminpin nya penghianat semua, sudah tau mereka itu pernah mengasih racun enbargo masih saja mau minta racun,...mau dibawa kemana nantinya masadepan anak cucu kita ini.

    ReplyDelete
  7. hmmmmmm,ngenezz..
    melaz..
    koropsi ae gedhe2n,giliran bli cm ngeteng..

    ReplyDelete
  8. AnonymousMay 29, 2013 at 7:55 AM
    hati2 di kibulin lagi, karakteristik senjata maupun rudal/ munisi nya tidak sesuai yg di pesan/yg dinginkan sesuai aslinya,...itu watak mereka yg tidak rela negara bekas jajahan nya kuat.


    emang sejak kapan indonesia dijajah jerman?

    ReplyDelete
  9. hehehe,bli e bnyk bgt ...6biji brow,
    tar0h d jawa,sumatra,kalimantan,sulawesi n papua satu2...msh sisa 1,b0nus bwt d taruh d dpan rmh kemhan..
    .MANTAPZ.

    ReplyDelete
  10. senjata itu lebih pantas buat nembakin para koruptoer!!!

    ReplyDelete
  11. dan sori...senjata ini cuma short range...gak ada efek deterecenya.....dan lagi cuma ngeteng....beda kalau beli S300/s400....israel/usa pun pasti jiber

    ReplyDelete
  12. AnonymousMay 29, 2013 at 5:51 PM
    emang kau pikir senjata ini asal jerman,...PAYAH lo.

    ReplyDelete
  13. Senjata ini cocok buat nembaki pesawat udara yang melintasi wilayah udara indo,diperbanyak senjata kayak gini,rusia punya senjata perisai kayak gini,yg dibeli oleh suriah,sekarang membuat gentar israel,KALAU BISA BELI AMA RUSIA AJ,lebih aman dari embargo.

    ReplyDelete
    Replies
    1. gw setuju, dulu kan indo sma russia menjalin dekat dan saling membantu dengan indonesia mengeksport bahan pangan ke russia dan russia mengimport alat persenjataan sebagai upah dari bahan pangan, karena pada saat itu russia tidak ada pasokan makanan lokal.

      Delete
  14. NKRI terjajah ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata dengan produk dan jasa luar negeri yang terasa manis ditambah bonus yg menggiurkan. Padahal kita mempunyai produk dan jasa dalam negeri yang terasa manis pula, estetik serta berbudaya lokal-nasional sesuai dengan kehidupan sosial, ditambah murah dan mudah didapatkan karena swasembada bahan dan produksi sendiri. Cinta, bangga karya anak bangsa yg bisa mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara.
    NKRI adalah negara besar kaya akan sumber daya alam yang berlimpah ruah dan merupakan jantung dunia. Tanah subur dengan hasil pertanian, perkebunan dan hutan, kaya air dengan hasil laut dan sungai, kaya flora dan fauna, kaya bumi dengan pertambangan yang sesuka kalian untuk mengeksplorasi tanpa mengingat masa depan serta anak cucu kalian.
    NKRI adalah negara berintelektual dan beragama; memiliki banyak ilmuan pintar dan cerdas, sejarawan, ulama, pendeta, sangha, brahmana dan jiao sheng. Namun hanya jalan ditempat tetap menjadi negara berkembang tak maju-maju,...karena kemunapikan para peminpin nya sendiri.

    ReplyDelete
  15. lebih baik beli S 300 katanya rusia juga nawarin kekita

    ReplyDelete