Saturday, April 20, 2013

TNI AU Lengkapi Satu Skadron Sukhoi Tahun 2013


20 April 2013, Jakarta: Dalam rangka pencapaian modernisasi peralatan Alutsista TNI Angkatan Udara akan mengejar target untuk melengkapi pesawat tempur jenis Sukhoi di Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin sebanyak 16 Unit di Tahun 2013.

“Sesuai dengan perencanaan semestinya tahun 2014, akan tetapi khusus skadron 11 yang alutsistanya pesawat tempur Sukhoi kita akan dorong di tahun 2013 sudah lengkap. Jadi kesimpulan persiapan bahwa di dalam 2014 ini kita akan lengkap skadron 16 unit dan sudah mengudara semua, “ Ungkap Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddi, Kamis (18/4) saat meninjau Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

Dijelaskan Wamenhan, dengan datangnya 2 unit pesawat Sukhoi jenis MU SU-30 MK2 pada bulan Februari lalu, saat ini TNI AU sudah memiliki 12 unit pesawat jet tempur Sukhoi tipe Su-27 SKM dan Su-30 MK2 buatan industri pesawat terbang Rusia, Konsomolsk-Na Amure Aircraft Production Associattion (KNAPO). Sisanya masih menunggu kedatangan 4 unit pesawat dari 6 unit yang terakhir di pesan oleh Indonesia dari Pabrikan Rusia. Diharapkan sisanya bisa kembali datang pada bulan Juni 2013, sehingga Skadron 11 ini sudah dilengkapi dengan 16 unit pesawat.

Wamenhan mengatakan, perjalanan moderanisasi Alutsista TNI AU sudah on the track, tinggal sekarang akan mengejar jadwalnya. Tentunya perencanaan ini harus didukung dengan administrasi keuangan dari negara. Kemhan memiliki tugas untuk menuntaskan sampai dengan perjalaann Kabinet Indonesia Bersatu selesai pada tahun 2014 maka organisasi peralatan militer juga harus selesai karena itu bagian dari pertanggungjawaban pemerintah.

Lebih lanjut Wamenhan menjelaskan rencana kelengkapan unit pesawat di Skadron 11 ini juga harus sejalan dengan adanya dukungan konstruksi sistem yang bisa mengcover seluruh pesawat. Selain itu juga dengan adanya keperluan fasilitas mesin simulator untuk bisa melatih efisiensi dan juga bisa melatih tekhnis non taktis dari para pilot penerbang tempur. Sehingga nantinya tidak perlu lagi mengirimkan pilot penerbang tempur keluar negeri untuk melatih skill tekhnis mereka.

“Alat simulator itu harus ada dipangkalan ini, itu akan kita jadikan paket bahwa kita punya satu skadron harus ada simulator agar bisa mengimbangi latihan penerbang.” jelas Wamenhan.

Disampaikan Wamenhan, mengenai pengadaan unit latih simulator ini akan direncanakan di tahun 2014. Tetapi jika simulator ini belum sampai, untuk sementara waktu para pilot penerbang akan di kirimkan ke negara yang memiliki fasilitas simulator salah satunya negara china karena sudah merupakan bagian dari kerjasama pertahanan Indonesia dengan Tiongkok.

Transfer Teknologi

Ketika menanggapi Alih Teknologi Pesawat Tempur Sukhoi dengan pihak Rusia, Wamenhan mengakatan untuk sementara waktu didalam rencana strategis belum sampai mengalihkan teknologi untuk membuat pesawat. Dengan arti lain targetnya baru sampai alih teknologi pemeliharaan pesawat (Maintanance Facility Center). “ Untuk alih teknologi pesawat itu tidak mudah jadi sementara kita dengan pihak Rusia akan membangun Joint Facilities Center. Karena di dalam satu skadron harus dipenuhi untuk fasilitas tersebut supaya tidak mengirimkan kembali ke luar negeri,” Kata Wamenhan.

Pada saat meninjau Skadron 11 Wamenhan juga mengingatkan untuk selalu sama-sama memperhatikan di dalam penggunaan anggaran pertahanan. Seiring dengan hal itu faktor ketertiban dan Akuntabilitas menjadi sangat penting untuk menghindari kekhawatiran akan terjadinya keborosan dan kebocoran di dalam penggunaan anggaran pertahanan.

" Perlu sama-sama kita perhatikan juga adalah tertib di dalam penggunaan anggaran pertahanan, jadi semua berpikir akuntabel dan tidak salah didalam penggunaan anggaran pertahanan karena sangat ketat dibandingkan dengan sasarannya.“Jika kita tidak tertib didalam penggunanannya itu dikhawatirkan akan terjadi istilah “BOBO” atau Boros dan bocor. Dan itulah komitmen kita untuk mengerjakannya untuk mencegah keborosan dan kebocoran tersebut,” tegas Wamenhan.

Kunjungan Wamenhan ke Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin kali ini dalam rangka High Level Committee (HLC) untuk mengendalikan dan mengawasi perkembangan dari persiapan modernisasi peralatan Alutsista TNI untuk pencapaian 2014.

Saat meninjau Skadron Sukhoi Wamenhan didampingi oleh Komandan Lanud (Pangkalan TNI AU) Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI Barhim, dan Komandan Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Letkol Pnb (Penerbang) Dedy S Salam .

Sumber: DMC

4 comments:

  1. Menunggu ToT utk proyek IFX dilanjutkan perlu waktu 1,5 th,itupun pswt IFX blm jadi krn tahap 2 dr proyek IFX baru dilanjutkan,mslhnya adalah kalau korut dan korsel perang pasti akn ada penundaan, lalu kalau pakar2 dr korsel pd mati,lalu bgm dng posisi indonesia ? Ini yg harus dipikirkan oleh pengambil kebijakan di bidg pertahanan,menhan,panglima TNI,menkeu dan bappenas serta PT.DI. Saran saya utk menutup kelemahan indonesia slama 1,5 tahun atau 2-3 thn lebih apalagi utk mempersiapkan diri jika terjadi perang antara negara2 yg berbatas lngsng dng china selatan dan utk mengantisipasi konflik antara indonesia dng negara yg berbatas laut, udara dan darat yg didukung oleh negara USA yg akn menempatkan pangkalan militer dng negara2 yg msh ada msalah perbatasan dng indonesia, indonesia pesan 5 skuadron SU 27, 3 skuadron SU 30 MK2, 3 skuadron SU 30 MKM, 2 skuadron SU 35, 2-3 skuadron PAK 50 FA, 5 skuadron F 16 upgrade 52.mengadakan alutsista di atas dng kondisi keuangan negara skrg ini tdk mungkin ada scr bersamaan,melainkan perlu dilakukan scr bertahap termasuk sampai proyek IFX berhasil dan pesawat IFY diproduksi,sambil mengadakan simulator berbagai jenis pesawat tempur sbg alat latihan demi mempersiapkan calon2 pilot yg akn direkrut dan meningkatkan kualitas pilot yg tangguh dan skill yg terlatih serta mumpuni.

    ReplyDelete
  2. Untuk tahun 2014-2025 indonesia harus mempunyai minimal 5 skuadron sukhoi family.ini melihat dinamika dunia global sekarang.'kita harus siap berperang kalau ingin menciptakan perdamaian',kutipan kata Panglima TNI.lihat tetangga kita singapura,negara kecil seupil itu saja sanggup membeli F35,F18 hornet dalam kuantitas dan kualitas yg mumpuni.bagaimana dengan negara besar dan kaya seperti indonesia??

    ReplyDelete
  3. masa rakyat harus membelikan F raptor atau su 35 masing masing 2 skuadron...
    DPR "taman kanak kanak" kalo tidak dibubarkan yaa harus dirubah..

    ReplyDelete