Friday, April 19, 2013

Indonesia Batal Beli Apache Karena Harga Kemahalan

Helikopter Bell 412 milik TNI AD diproduksi PT DI berdasarkan lisensi dari Bell Textron. (Foto: Berita HanKam)

18 April 2013, Jakarta: Komisi Pertahanan DPR menyatakan Indonesia batal membeli delapan unit helikopter serbu canggih dari Amerika Serikat, Apache Longbow. DPR beralasan harga Apache terlalu mahal.

"Bukannya tidak mendukung TNI, tapi kami memprioritaskan anggaran," kata Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin.

Untuk pembelian alat sistem pertahanan Angkatan Darat, dia menambahkan, diprioritaskan tank tempur utama Leopard. "Lagi pula tank ini kan baru, diprioritaskan."

Batalnya pembelian Apache bukan berarti Indonesia tak jadi membeli helikopter serbu. Indonesia kini mengalihkan pandangan kepada 16 helikopter Bell buatan PT Dirgantara Indonesia (PT DI).

Menurut Hasanuddin, ini karena harga Bell lebih murah ketimbang Apache. "Memang Bell tidak sehebat Apache, tapi kita belum mendesak untuk beli Apache," kata dia.

Saat ditanya apakah pembelian Apache dibatalkan karena ada kontrak dengan PT DI, politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu menjawab tidak. Dia bersikeras masalah utamanya adalah harga yang kemahalan.

"Lagi pula kalau beli produk PT DI, kita ikut mengembangkan industri pertahanan dalam negeri," ujarnya.

Pemerintah Amerika Serikat pernah menawarkan untuk menjual delapan helikopter AH-64 D Longbow Apache kepada Indonesia. Produk tempur bikinan Boeing ini memang sudah termasyhur di dunia lantaran sukses dalam banyak misi Angkatan Darat Amerika Serikat.

Sumber: TEMPO

11 comments:

  1. bagus cintailag peroduk anak bangsa sendiri walaupun tidak secangih peroduk luar, dari pada cinta peroduk luar yg selalu menerapka propaganda dengan alasan HAM untuk mengendbargo akhirnya melemahkan militer kita

    ReplyDelete
  2. KITA BELI UNTUK BELAJAR ...LOL

    MAKANYA KITA BELI 9 BIJI DOANG
    DAN BEBERAPA RUDAL

    CHINA AJA SANGAT BERHARAP DAPAT APACHE
    AGAR DAPAT DI PRETELI

    DASAR....LOL....LOE

    ReplyDelete
  3. law apache di beli murni tanpa adanya alih teknologi ke indonesia. jadi law di beli pun takkan menambah wawasan tekhnisi indonesia.
    saya setuju dengan pembatalan ini karena dengan membeli dari industri dalam negri akan lebih bermanfaat yg di mulai dari membantu agar industri dalam negri memperoleh dana yg lebih segar untuk dapaat menunjang kinerjanya dan memperkecil kemungkinan embargo dari negara lain.

    LANJUTKAN.................

    ReplyDelete
  4. Bell ama Apache ya beda kelas to pak... heran deh kenapa mesti K1 yg mutusin segala sesuatu ttg alutsista, bukan instansi yg berwenang yg pengen dibelikan (TNI AD)... dasar payah

    Hidup Apache

    ReplyDelete
  5. Bell itu tinggal dimodifikasi aja diberi asesoris yg lebih cangih seperti di persenjatai dengan roket plus senjata mesin berkaliber besar pasti SERAM !

    ReplyDelete
    Replies
    1. anda tau apa soal helikopter? pasti nol besar. Tahu teknologi apache gak? kalo nggak sini saya kasih tau, seluruh body apache dilapisi kevlar agar anti peluru jadi ga mempan ditembak dr bawah, mesinnya multi turboshaft engine, didesain khusus agar suara tidak berisik, cocok untuk misi penyerbuan di darat. Tau teknologi flir? misil hellfire?

      kalo nggak tau coba liat disini
      http://goo.gl/W2ufS

      no one can hide, krn pencitraan thermal, selagi tubuh manusia memproduksi panas, bisa terlihat di display. salah satu pilot apache pernah bilang ke saya, kita bisa bunuh orang sementara orang itu gak tau dimana kita.

      http://goo.gl/aqrxS

      Delete
  6. anggaran buat beli apache dialihkan buat beli bell bs dapet buanyakkkk, setuju pak beli bell aja buat ditempatin di sumatera Kalimantan Dan Papua

    ReplyDelete
  7. Untuk mempertahankan NKRI dan menjaga harga diri bangsa, sebenarnya tidak ada kata kemahalan

    ReplyDelete
  8. setuju dgn beli bell, pt DI dgn dana itu bisa rancang bangun heli berikutnya.contoh swedia antara membeli ke usa atau merancang grifen, ahirnya swedia merancang pesawat grifen

    ReplyDelete
    Replies
    1. swedia kan sudah bisa bikin pesawat sekelas gen 5 fighter, jadi ya pilihannya tepat bung. Kalo mampu bikin saya sih setuju aja kita bikin sendiri.

      Delete
  9. Setuju banget, mending beli produk dalam negeri, terus pacu semangat Teknokrat dalam negeri supaya menciptakan produk se-level Apache.. Indonesia pasti bisa..!

    ReplyDelete