Thursday, February 16, 2012

Busi Vespa Jadi Penggerak Utama Tank

Kasdam IV/Diponegoro Brigjen TNI Dedi Kusnadi (depan, dua dari kanan) mengendarai tank APC (armored personel carrier) buatan Prancis dari Batalyon Kavaleri 2/Tank bersama sejumlah anggota TNI, di Lapangan Parade Kodam IV/Diponegoro, Semarang, Jateng, Rabu (15/2). Batalyon Kavaleri 2/Tank saat ini memiliki puluhan tank berbagai jenis, seperti APC dan AMX buatan tahun 1950-an yang suku cadangnya sudah tidak tersedia lagi sehingga jika terjadi kerusakan para teknisinya terpaksa memodifikasi berbagai komponennya. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/pd/12)

16 Februari 2012, Semarang: Keterbatasan alat utama sistem senjata (alutsista) yang dimiliki TNI tidak menyurutkan langkah para prajurit itu untuk tetap semangat berjuang.Salah satu jajaran TNI yang berhasil berinovasi adalah Batalion Kavaleri 2/Tank.

Batalion yang selalu berurusan dengan alat tempur berat tank ini cukup direpotkan dengan puluhan tank yang sudah berusia tua. Onderdil mesin tank yang dimiliki batalion ini sudah tidak dijual di pasaran umum. Alhasil jika mesin tank rusak, akan susah untuk memperbaikinya. Namun,para prajurit Yon Kav 2/Tank tidak kehilangan akal.Mereka pun mencoba berinovasi dengan onderdil lain untuk menggantikan fungsi onderdil tank yang sudah rusak dan uzur atau istilahnya “dikanibal”. Hasilnya sungguh di luar dugaan.

Busi tank jenis AMX 13 pun mampu digantikan hanya dengan busi vespa. Kepala Staf Komando Daerah Militer (Kasdam) IV/Diponegoro Brigjen TNI Dedi Kusnadi Thamim mengaku bangga atas kreasi dan inovasi prajurit Yon Kav 2/Tank tersebut.“Kita akan melakukan penelitian lebih mendalam dan akan mengikutkan inovasi tersebut dalam lomba cipta karya teknologi militer,yang kemudian akan dipatenkan,” ungkap Dedi seusai mencoba Tank AMX 13 yang sudah dikanibal dengan busi vespa di Lapangan Parade Makodam IV/Diponegoro,Semarang, kemarin.

Kasdam mengaku,setelah melakukan uji coba,tidak bisa merasakan mana tank yang kanibal dengan tank asli.Dari segi manuver kemampuan dan kecepatan,tidak berbeda. “Sepuluh tahun yang lalu saya pernah mengendarai tank jenis yang sama dan masih asli, rasanya tidak ada yang beda,” ungkapnya. Dengan inovasi yang dilakukan,“kuda besi”jenis AMX 13 buatan Prancis yang sudah berusia setengah abad itu masih tetap bisa difungsikan secara maksimal. Kasdam mengatakan,inovasi yang dilakukan Yon Kav 2/Tank ini perlu ditiru kesatuan lain dalam rangka kemajuan satuan dan efisiensi peralatan di tengah minimnya anggaran belanja alutsista.

KomandanYon Kav 2/Tank Letkol Kav Dicky Armunanto Mulkan mengaku, inovasi tersebut berupa kanibalisme suku cadang itu terpaksa dilakukan karena suku cadang untuk tank jenis AMX 13 sudah tidak diproduksi lagi. ”Seperti businya,sekarang ini sudah tidak ada.Karena itu, kita ganti dengan busi vespa yang modifikasi dengan cara dibuatkan konventer (sambungan),maka jadilah busi motor menjadi busi tank,” ungkapnya.

Dicky mengaku,Yon Kav 2/Tank memiliki 2 jenis AMX 13,yakni AMX 13 tipe tempur yang mengusung persenjataan berat Cannon 105 mm, senapan mesin berat (SMR) Browning 50 atau kaliber 12,7 mm,senapan mesin ringan (SMR) kaliber 7,62 mm,dan AMX 13 tipe Angkut Personel Carrier (APC). Selain busi,inovasi lain yang dilakukan prajurit Yon Kav 2/Tank adalah memodifikasi senjata SMB. Modifikasi ini mengadopsi senjata air soft gun.“Pada senjata yang asli,rangkaian penggeraknya diganti dengan peranti kuningan yang berfungsi sebagai pelontar amunisi dengan memanfaatkan tekanan gas sehingga tidak merusak yang asli,”paparnya.

Rangkaian yang dibuat dalam waktu hanya satu bulan oleh Koptu Hadi Mulyono itu merupakan rakitan dari bahan kuningan blok diameter 3,88 mm,pipa kuningan diameter 16mm, serta as kuningan diameter 16 dan 28 mm. Inovasi lainnya adalah pengembangan sistem CCTV pada tank.Kamera tersembunyi yang dipasang dalam tank itu dapat langsung online sehingga bisa langsung diakses pimpinan.

“Dengan kamera yang dipasang di ranpur,akan memudahkan pemberian instruksi kepada pengemudi tank karena komando atas bisa langsung memantau,”ungkapnya.

Sumber: SINDO

2 comments:

  1. anggaran perawatan teng itu besar bung kenapa harus pake busi pesva, apa uang perawatan nya sudah dimakan sama komandan nya' sehingga anggota sendiri yg korban harus cari2 busi yg murah krn takut sama komandannya teng nya tidak jalan alias rusak. sudah tidak aneh yg kcil tertindas sama yg besaar di negri ini...hidup jenderal sudirman.

    ReplyDelete
  2. kan sudah dijelasin onderdilnya sudah g d produksi lg gan, jd mereka berimprovisasi supaya alutista tua yg ada masih tetp bisa beroperasi walu dgn tidak dgn sukucadang yg asli

    ReplyDelete