Thursday, April 7, 2011

Kapolri dan Kasal Terbangkan Sukhoi


7 April 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Kepala Polri Jenderal Pol Timur Pradopo dan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno menerbangkan pesawat jet tempur Sukhoi TNI Angkatan Udara.

Selain Kapolri dan Kasal, dalam penerbangan singkat di area Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, Menteri Perhubungan Freddy Numberi juga menerbangkan Sukhoi.

Ketiga pejabat negara itu terbang menggunakan pesawat Sukhoi SU-27SK dan sebelum terbang mereka mendapat pengarahan singkat dari Komandan Skudron Udara 11 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar Letkol Pnb Tonny Haryono.

Selain itu ketiganya mendapat pemeriksaan kesehatan terlebih dulu untuk memastikan kondisi kesehatannya sebelum melakukan penerbangan dengan pesawat tempur.

Dalam penerbangan itu, ketiganya didampingi "penerbang pendamping" Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono yang menggunakan F-16 Fighting Falcon dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat yang menggunakan pesawat tempur F-5Tiger.

Kelimanya akan terbang selama sekitar 30 menit, di atas ketinggian 100 ribu kaki.

Usai melakukan penerbangan tersebut, ketiganya mendapat Wing Penerbang Kehormatan yang disematkan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Imam Sufaat.

Kasau mengatakan, penyematan Wing kehormatan itu sebagai penghargaan atas kerja sama dan dukungan ketiga pejabat negara itu kepada TNI Angkatan Udara.

Sumber: ANTARA News

Korsel Terima 2 F-15SK dari Boeing


7 April 2011, Daegu -- (Berita HanKam): Boeing mengirimkan dua jet tempur F-15K Slam Eagles ke Angkatan Udara Republik Korea. Kedua pesawat mendarat di Lanud Daegu pada 15 Maret, diberangkatkan dari St Louis 8 Maret dan terbang non-stop melalui Palmdale, Kalifornia, Lanud Hickam di Hawaii dan Lanud Anderson di Guam.

Boeing telah menyerahkan 6 pesawat dari 21 F-15K yang dipesan dibawah kontrak Next Fighter II pada 2010. 13 pesawat akan diserahkan pada April 2012.

6 F-15K dijadwalkan berpartisipasi pada latihan udara di Lanud Nellis, Nevada pada awal 2012.

F-15K varian dari F-15E yang telah teruji di medan tempur. Pesawat dilengkapi teknologi terbaru dan dapat digunakan hingga 2040 dengan penambahan dan peningkatan teknologi. Boeing telah menyerahkan 40 pesawat dibawah program Next Fighter I pada Oktober 2008.

Sumber: Boeing
Berita HanKam

Batam Produksi 10 KRI

KCR-40. (Foto: Berita HanKam)

6 April 2011, Batam -- (ANTARA News): Perusahaan galangan kapal PT Palindo Marine Industri yang terletak di Batam memproduksi 10 kapal perang untuk dioperasikan Armada Barat dan Armada Timur Indonesia.

"Kapal-kapal ini dipesan langsung Mabes TNI AL," kata Komandan Lanal Batam Kolonel (L) Iwan di Batam, Rabu.

KRI yang diproduksi berjenis kapal cepat rudal (KCR) 40 dilengkapi dengan sistem persenjataan modern berupa "sensor weapon control" (Sewaco), meriam caliber 30 MM 6 laras sebagai "close in weapon system" (CIWS) serta peluru kendali.

Diperkirakan kapal itu mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot dan menembakkan rudal C-705 hingga ratusan meter.

Kapal dengan teknologi tinggi itu memiliki spesifikasi panjang 44 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter dan sistem baling-baling tetap 5 daun.

Danlanal mengatakan awalnya Mabes TNI AL memesan empat kapal, lalu bertambah menjadi 10, disesuaikan dengan kebutuhan.

Dari pesanan-pesanan itu, kata dia, PT PMI sudah menyelesaikan satu kapal yang akan diserahterimakan kepada Kementerian Pertahanan pada 25 April 2011.

"Setelah serah terima, kapal itu akan diberi nama lalu diserahkan kembali ke Armabar," kata dia.

KRI tersebut, kata dia, akan beroperasi mengamankan wilayah perairan NKRI wilayah barat.

Sebelumnya, di Batam, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia patut berbangga, karena memiliki putra putri bangsa yang memiliki kreativitas tinggi membuat kapal perang.

Menteri mengatakan pembuatan kapal perang merupakan terobosan baru yang membanggakan dari industri galangan kapal di Batam.

Menurut Menhan, kontruksi KCR-40 cocok mengarungi wilayah NKRI yang dikelilingi pulau-pulau kecil.

Desain dan teknologi yang dimiliki kapal diharapkan mampu membantu tugas TNI AL mengamankan NKRI dari segala ancaman di laut.

Sumber: ANTARA News

Komandan Pendidikan RSN Kunjungi Kobangdikal


6 April 2011, Surabaya -- (Kobangdikal): Komandan Pendidikan Angkatan Laut Singapura atau Head Naval Training (HNT) Royal Singapore Navy (RSN) Colonel Soh Cheow Guan beserta 4 perwira RSN lainnya mengunjungi Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal), Surabaya, Rabu (6/4)

Dalam lawatannya ke Lembaga pendidikan terbesar milik TNI AL tersebut, HNT RSN diterima langsung Komandan Kobangdikal Laksda TNI Sadiman, SE didampingi Wadan Kobangdikal Brigjen TNI Marinir P. Verry Kunto. G, SH, Komandan Kodikopsla Laksma TNI Didik Wahyudi, SE para Direktur dan perwira lainnya di Ruang Tamu Gedung Kihadjar Dewantara, Kesatrian Bumimoro Kobangdikal.

Sementara itu HNT, didampingi 4 delegasi lainnya yaitu, LTC Francis Goh (Head Training Plans and Poscy Branch), LTC Tan Kok Whee (Snr Project Officer), dan Maj Chang Chiz Hau (Staff Officer) serta di dampingi oleh atase pertahanaan Singapura SLTC Tan Bian.

Sebelum dialog dan pembicaraan di mulai, di dahului dengan penayangan profile Kobangdikal, dilanjutkan dengan diskusi tentang seputar dunia pendidikan di militer/angkatan laut dan serta disinggung kemungkinan pelung kerjasama bidang pendidikan latihan yang bisa dikembangkan diantara kedua lembaga pendidikan angkatan laut Negara bersahabat tersebut.

Dalam pertemuan tersebut, sebagai instansi yang membidangi masalah pendidikan di angkatan laut negara masing-masing (Kobangdikal dan Naval Training), bersepakat untuk terus membina hubungan dan meningkatkan kerjasama yang telah terjalin selama ini.

Usai melaksanakan pertemuan dengan Dankobangdikal, HNT beserta rombongan juga berkesempatan melihat beberapa fasilitas latihan yang dimiliki Kobangdikal.

Sarana yang dikunjungi HNT diantaranya peralatan simulator kapal yang berada di Pusat Latihan Elektronika Dan Pengendaaian Senjata (Puslatlekdalsen). Simulator tersebut adalah Dynamic Positioning Maneuvering System (DPMS) dan Tactical Team Trainer (TTT).

Selain mengunjungi Kobangdikal, delegasi Angkatan Laut negeri Singa ini, akan mengunjung Akademi Angkatan Laut (AAL) dan mengunjungi Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim).

Sumber: Kobangdikal

RI-Turki Perkokoh Pertahanan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) dan Presiden Republik Turki Abdullah Gul (kiri) menyaksikan Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa (kedua kanan) dan Menteri Luar Negeri Republik Turki Mehmet Aydin saling bertukar Nota Kesepahaman seusai ditandatangani di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (5/4). Nota Kesepahaman tersebut mengenai perjanjian bebas visa bagi paspor diplomatik dan paspor dinas. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/pd/11)

5 April 2011, Jakarta -- (Jurnas.com): Pertemuan bilateral antara Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Republik Turki Abdullah Gul di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (5/4) membahas berbagai isu penting menyangkut hubungan bilateral maupun isu-isu global yang hangat dewasa ini.

Kedua Kepala Negara itu membahas satu kesepakatan untuk betul-betul meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi, perdagangan, investasi, energi, pertanian, pariwisata dan cabang-cabang ekonomi yang lain. “Kami juga bersepakat meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan, utamanya industri pertahanan dan juga kerja sama bidang kekonsuleran,” kata Presiden SBY saat jumpa pers bersama Presiden Turki Abdullah Gul di Istana Merdeka usai pertemuan bilateral.

Presiden SBY mencontohkan, sesuai yang dibicarakan di Ankara, saat Presiden berkunjung ke Turki beberapa saat yang lalu, disepakati untuk menjalin kerja sama visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas. Dalam pertemuan ini juga disepakati meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan, kebudayaan, generasi muda, olahraga termasuk penanganan bencana.

“Pendek kata, saudara-saudara, isu-isu yang kami bahas hari ini semuanya berkaitan dengan upaya kerja sama bilateral di bawah payung comprehensive partnership (kemitraan komprensif),” kata SBY.

Sumber: JURNAS

Tuesday, April 5, 2011

AL Chile Terima C295 Versi ASW

(Foto: Airbus Military)

5 April 2011 -- (Berita HanKam): Angkatan Laut Chile menerima pesawat anti-kapal selam C295 pertama dari Airbus Military. C295 ASW bagian dari tiga C295 yang dipesan AL Chile pada Oktober 2007. Pesawat C295 MPA diserahterimakan Desember 2009, pesawat terakhir konfigurasi ASW direncanakan diserahkan beberapa bulan kedepan.

C295 ASW dikembangkan dari konfigurasi MPA, tipe ini pertama kali dirancang dan sertifikasi di Eropa sejak pesawat Bréguet Atlantic tahun 1960-an.

Sumber: Airbus Military
Berita HanKam

PT- 76, Amfibi “Gado-Gado” Andalan Marinir

PT-76 Marinir. (Foto: Kaskus)

5 April 2011 -- (SINDO): Plavayushchiy Tank-76 (PT-76), merupakan jenis tank amfibi ringan buatan Rusia. Angka 76 yang melekat pada namanya bukan menunjukkan tahun pembuatannya.

Namun, menandakan ukuran meriam asli tank tersebut, yakni 76,2 mm. Tank ini sudah diproduksi massal pada dasawarsa 50-an. Indonesia kemudian mulai mendatangkan alat utama sistem persenjataan ini sejak tahun 1962 dan dioperasikan oleh Batalion Panser Amfibi Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL),atau yang sekarang dikenal sebagai Batalion Kendaraan Pendarat Amfibi Korps Marinir TNI Angkatan Laut. Kala itu, dipakai untuk memperkuat angkatan perang Indonesia yang sedang berkonfrontasi di wilayah Papua dalam rangka operasi Trikora. Pada perkembangan selanjutnya, PT-76 secara aktif dilibatkan dalam berbagai kegiatan operasi keamanan di dalam negeri dan operasi militer seperti Dwikora (1964–1965) di perbatasan Indonesia–Malaysia dan Operasi Seroja (1975– 1979) di Timor Timur.

Meski telah sepuh, tank ini masih menjadi salah satu andalan Korps Marinir, baik dalam penugasan maupun latihan. Korps Marinir masih menunjukkan ketangguhan tank ini di depan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Bumi Marinir Cilandak, Rabu (16/3) lalu. Saat itu Korps Marinir juga memamerkan sejumlah alutsista andalannya.Di antaranya BTR (Bronetransporter)- 50 P panser amfibi buatan Rusia yang juga didatangkan hampir bersamaan waktunya dengan PT-76. Kemudian BVP-2 yang didatangkan dari Slovakia serta LVT (landing vehicle track) - 7A1 buatan Amerika Serikat tahun 1985 yang merupakan hibah dari Korps Marinir Korea Selatan tahun 2009 lalu.

Salah seorang perwira Resimen Kavaleri Marinir yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, dimulai tahun 1990,sejumlah PT-76 yang masih laik pakai mengalami peremajaan atau retrofit secara bertahap. Sejumlah komponen penting tank tersebut diganti dan tidak berasal dari satu negara saja. Modifikasi PT-76 antara lain meliputi penggantian mesin buatan Rusia dengan mesin buatan Amerika Serikat.Tidak hanya itu, meriam asli kaliber 76,2 mm diganti dengan meriam 90 mm. Meriam ini diproduksi oleh Belgia.“Untuk persenjataan, dipilih dari Belgia,” katanya. Namun, lanjutnya, dengan kondisi gado-gado dan usia yang telah lanjut,PT-76 masih terbukti merupakan ranpur yang andal dan bandel. Operasi Pemulihan Keamanan Terpadu di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (2002–2005) merupakan operasi penugasan terakhir tank ini. Kiranya cukup beralasan jika PT-76 Indonesia dijuluki Battle Proven alias Jago Perang yang melegenda di lingkungan Korps Marinir TNI AL Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono saat itu mengatakan, secara kuantitas jumlah alutsista yang dimilik korps marinir telah cukup.

Menurutnya, yang perlu ditingkatkan adalah kualitas. Dia tidak menampik bahwa tank-tank Marinir memang sudah tua, seperti PT- 76. Namun, dengan program retrofit masih layak untuk digunakan.“Kita perpanjang usianya dengan retrofit. Jadi, kemampuan tempurnya juga masih cukup baru,”katanya. Penggantian tank amfibi akan dilakukan secara bertahap. Seperti didatangkannya sebanyak 17 unit tank modern amfibi tipe BMP-3F buatan Rusia pada November 2010 lalu.

Sumber: SINDO

Yonif 712/ Wiratama Kembali dari Tugas Pengamanan Perbatasan

4 April 2011, Bitung -- (ANTARA News): Sejumlah prajurit TNI AD Batalyon Infanteri 712/ Wiratama yang baru kembali dari tugas pengamanan perbatasan RI- FIlipina, menyanyikan yel-yel di atas anjungan KRI Teluk Ratai- 509 di Bitung, Sulawesi Utara, Senin (4/4). Sebanyak 100 personil pengamanan perbatasan (pamtas) yang telah bertugas selama satu tahun di pulau Miangas, Pulau Marore, dan Marampit yang berbatasan dengan Filipina, kembali setelah masa tugasnya berakhir. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ed/ama/11)


Seorang prajurit TNI AD Batalyon Infanteri 712/ Wiratama akan kembali dari tugas pengamanan perbatasan RI- Filiphina menaiki KRI Teluk Ratai- 509 dengan memanjat tali akibat kapal tidak bisa merapat di demaga di Marampit, Sulawesi Utara, Jumat (1/4). Akibat tingginya gelombang laut serta fasilitas pelabuhan yang kurang memadai untuk di sandari kapal-kapal besar mengakibatkan proses pengiriman dan pemulangan pasukan pengaman perbatasan (pamtas) di lakukan di tengan laut.(Foto: ANTARA/Basrul Haq/ed/ama/11)

Sumber: ANTARA News

TNI Pelajari Rencana Hibah Dua Kapal dari Brunei

KDB Waspada. (Foto: born1945)

4 April 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengemukakan, pihak tengah menjajaki tawaran dua kapal patroli cepat berpeluru kendali dari Brunei Darussalam, untuk memperkuat pengamanan wilayah perairan nasional.

"Dua Kapal patroli cepat rudal tersebut akan diserahkan akhir April ke Indonesia. Namun masih menunggu Komisi 1 DPR dan Presiden," katanya, saat melakukan rapat kerja dengan Komisi I DPR di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan, dua kapal buatan Inggris eks Brunei itu diberikan kepada Indonesia tanpa syarat mengingat Pemerintah Brunei telah membeli kapal patroli terbaru sehingga para personil mereka fokus dengan kapal yang baru.

"Selain itu, pemerintah Brunei kesulitan untuk membuang dua kapal tersebut sehingga diberikan untuk Indonesia," ungkap Panglima TNI.

Agus menambahkan, pihak Pemerintah Brunei juga berupaya mengurus dokumen-dokumen untuk hibah tersebut. Sementara itu, Wakil Ketua Komisi 1 DPR Tubagus Hassanuddin mengaku surat permohonan mendapat hibah dua kapal tersebut telah diterima dari Wakil Menteri Pertahanan.

"Kami sudah menerima surat permohonan untuk mendapat hibah dua kapal tersebut. Ini sedang kami pelajari sebelum diputuskan untuk menyetujuinya," katanya.

Sumber: ANTARA News

Monday, April 4, 2011

Kasad Tinjau Markas Pusdik Penerbad Baru dan Rencana Lokasi Divisi Linud Kostad


3 April 2011, Semarang -- (Pos Kota): Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI George Toisutta, meninjau Markas Pusdik Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) yang baru dibangun dan meninjau lokasi rencana pembangunan dan pembentukan Markas Divisi Lintas Udara (Divif Linud) di Semarang Jawa Tengah.

Usai Mendarat di Lanumad Ahmad Yani Semarang, Kasad menerima pemaparan dari Komandan Puspenerbad Brigjen TNI Mochamad Wachju Rijanto mengenai kondisi satuan Penerbad serta rencana dislokasi Pusdik Penerbad dan rencana pembentukan Resimen Penerbad. Lokasi Pusdik Penerbad yang baru tidak jauh dari lokasi Pusdik lama. Pertimbangan dislokasi Pusdik Penerbad di sebabkan untuk memudahkan komando pengendalian dengan resimen Penebad.

Selain meninjau Markas Pusdik Penerbad yang baru, juga dipaparkan rencana pembentukan Resimen Penerbad yang lokasinya disatukan dengan Markas Pusdik Penerbad. Usai menerima Pemaparan dari Danpuspenerbad , Kasad menerima pemaparan dari Kepala Zeni Kodam IV/Diponegoro Kolonel Czi Darwin tentang pembangunan Markas Pusdik Penerbad baru serta rencana pembangunan Markas Divisi Linud Kostrad yang lokasinya bersebelahan dengan Markas Pusdik Penerbad yang baru.

Usai penerima pemaparan dari kedua pejabat tersebut, Kasad meninjau lokasi rencana pembangunan Markas Divisi Linud Kostrad. Lokasi lahan Mako Divisi Linud Kostrad menggunakan tiga lahan milik TNI Angkatan Darat yang terdapat masing-masing tempat di area Pusdik Penerbad seluas 29,2 Ha, di Kelurahan Baru Sari seluas 1,7 Ha dan di Kelurahan Meteseh seluas 262,2 Ha.

Disamping Pembangunan Mako Divisi juga akan dibangun Rumah Dinas Panglima Divisi, Kas Divisi, dan Staf Divisi serta rumah dinas bagi personil Divisi yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana antara lain lapangan apel, lapangan tembak, lapangan halang rintang, lapangan teknis kecabangan serta fasilitas lapangan olah raga.

Dalam kunjungan kerja Kasad tersebut , Kasad menyempatkan melakukan kunjungan ke Akademi Militer Magelang untuk melaksanakan olahraga bersama dengan para Taruna Akmil dan memberikan pengarahan di hadapan para Taruna dan dan pembina di Akademi Militer Magelang.

Sumber: POS KOTA

Berbuntut, Pengadaan Boeing


4 April 2011, Jakarta -- (Kompas): Pengadaan dua pesawat Boeing 737 seri 400 oleh Tentara Nasional Indonesia masih berbuntut. Ada perbedaan persepsi antara Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat dan Kementerian Pertahanan.

Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan Kementerian Pertahanan Bonggas Silaen, pekan lalu, menjelaskan, pengadaan dua Boeing 737-400 dari PT Garuda Indonesia sudah dijelaskan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro kepada Komisi I DPR. ”Alasan Kemhan bisa diterima Komisi I,” kata Bonggas, yang hendak mengklarifikasi pemberitaan Kompas, 31 Maret lalu.

Namun, hal ini dibantah Ketua Panitia Kerja Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista), yang juga Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin, Sabtu (2/4) di Jakarta. Menurut dia, baru pada rapat dengan Sekretaris Jenderal Kemhan pada 30 Maret lalu, Komisi I memberikan klarifikasi dengan catatan, agar kesalahan prosedur itu tidak diulang lagi.

”Anggaran pembelian Boeing tersebut ada di APBN Perubahan yang baru pertengahan tahun disahkan. Tidak bersama-sama dengan gaji. Jadi, jangan diselipkan atau dibolak-balik begitu,” kata Hasanuddin.

Kemhan memberikan versinya tentang kronologi pembelian pesawat Boeing 737-400 bekas dari PT Garuda Indonesia. Berdasarkan Rapat Dengar Pendapat Kementerian Keuangan, Kemhan, dan Komisi I DPR, disepakati ada penambahan anggaran untuk pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum Alutsista TNI sebesar Rp 2 triliun. Anggaran pembelian dua pesawat Boeing 737-400 sebesar Rp 189 miliar itu kemudian masuk pagu definitif Kemhan.

Setelah menelaah rencana kerja anggaran kementerian dan lembaga (RKA/KL) itu, Kementerian Keuangan menerbitkan DIPA Kemhan Tahun 2011 tanggal 20 Desember 2010. Dalam dokumen yang diperoleh Kompas berupa sambutan Sekretaris Jenderal Kemhan pada rapat dengar pendapat 30 Maret lalu, Kemhan mengakui, dokumen Satuan 3 tentang Pagu Definitif belum ditandatangani Komisi I DPR.

Hasanuddin menyatakan, anggaran Kemhan tahun 2011 sudah tidak ada masalah. Ia mengakui, sempat ada keterlambatan dalam pembahasan karena setelah bertemu dengan pengguna, yaitu tiga matra di TNI, rupanya ada perbedaan kebutuhan dengan yang diajukan Kemhan. ”Mereka bilang, kami tidak minta ini. Itu saja atau produk dalam negeri saja yang sudah selama ini tidak terpenuhi,” kata Hasanuddin.

Dia menggarisbawahi, yang tidak boleh, anggaran pembelian pesawat itu ada di dalam APBN Perubahan yang belum disetujui Komisi I DPR.

Sumber: KOMPAS

TNI AU Bakal Miliki Simulator Super Puma


2 April 2011, Jakarta -- (MI.com): TNI Angkatan Udara segera memiliki simulator helikopter Super Puma untuk mendukung keterampilan dan keahlian penerbang-penerbang helikopter.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro di Jakarta, Jumat (1/4) mengatakan, simulator dibangun di Pangkalan Udara Atang Sendjaya, Bogor.

"Di sana kan ada dua skuadron udara helikopter yakni Skuadron Udara 6 (Super Puma) dan Skuadron Udara 8 (Puma)," katanya.

Bambang mengatakan, gedung simulator helikopter Super Puma NAS 332 di Lanud Atang Senjaya telah memasuki tahap instalasi dan finishing.

Ia menambahkan, pembangunan simulator helikopter Super Puma itu dilakukan oleh tiga pihak yakni PT Dirgantara Indonesia (perakitan), Inggris (pengerjaan sistem komputer avionik) dan Belanda (layar monitor/motion picture).

"Dengan keberadaan simulator itu keterampilan dan keahlian para penerbang dapat dipertahankan atau ditingkatkan dan jam terbang helikopter pun dapat dihemat," kata Bambang.

Tentang kelanjutan pengadaan helikopter Super Puma dari PT Dirgantara Indonesia, ia mengatakan, akan tetap dilanjutkan sesuai ketentuan kerja sama yang telah disepakati TNI Angkatan Udara dan PT DI.

"Selama periode 2010-2014, mereka akan menuntaskan tiga helikopter Super Puma yang sudah lama dikerjakan," katanya.

Sumber: MI.com

Friday, April 1, 2011

India Beli Lagi 4 Pesawat Intai Maritim P-8I

P-8I. (Foto: Boeing)

1 April 2011 -- (Berita HanKam): Pemerintah India telah menyetujui tambahan pembelian empat pesawat patroli maritim jarak jauh dan anti-kapal selam P-8I dari Boeing. India telah memesan 8 P-8I senilai 2,1 milyar dolar pada Januari 2009, dijadwalkan dikirimkan Januari 2013 dan Desember 2015 pada Angkatan Laut India.

Boeing berharap India meneken kesepakatan pembelian 10 pesawat angkut berat C-17 Globemaster III dalam beberapa bulan kedepan, ungkap Presiden Boeing Chris Chadwick pada Dow Jones Newswires.

Pada Oktober 2009, Boeing mengajukan penawaran pada AU India helikopter serang AH-64 Apache Longbow dan helikopter angkut berat CH-47F. India membutuhkan 22 helikopter serang dan 15 helikopter angkut berat.

Chadwick tidak mengungkapkan nilai kesepakatan pembelian 4 P-8I, tetapi persetujuan telah diperoleh dari India dan pesawat diserahkan setelah 2015.

Boeing mengikuti juga tender pembelian 126 pesawat tempur untuk AU India senilai 10 milyar dolar.

Sumber: WSJ
Berita HanKam

Alenia Serahkan C-27J Ketiga ke AU Bulgaria

C-27J Spartan AU Bulgaria. (Foto: Sofiaecho)

1 April 2011, Sofia -- (Berita HanKam): Alenia Aeronautica menyerahkan pesawat angkut C-27J Spartan terakhir yang dipesan Angkatan Udara Bulgaria pada 2006.

Upacara penyerahan pesawat dilaksanakan di pangkalan militer Vrazhdebna, Sofia, Kamis (31/3), dihadiri Perdana Menteri Bulgaria Anu Anguelov, Menteri Pertahanan Bulgaria Giuseppe Cossiga, Sekretaris Pertahanan Italia Stefano Benazzo, Dubes Italia untuk Bulgaria Gen. S.A. Maurizio Ludovisi, serta pejabat Alenia Giuseppe Giordo.



Upacara penyerahan C-27J Spartan di pangkalan militer Vrazhdebna, Sofia. (Foto: Alenia)
Pada awalnya, pemerintah Bulgaria memesan lima pesawat pada 2006, dua pesawat diserahkan Desember 2010 ketika pejabat Bulgaria mengumumkan pesanan pesawat dikurangi menjadi tiga unit.

C-27J AU Bulgaria dilengkapi sistem pertahanan diri yang meningkatkan secara signifikan kemampuan pesawat melakukan operasi dalam kondisi sulit.

Pesawat C-27J Spartan telah dipesan oleh AU Italia, Yunani, Lithuania, Rumania, Maroko dan Amerika Selatan. Alenia memperkenalkan C-27J pada TNI AU bulan lalu di Halim Perdanakusumah.

Sumber: Alenia
Berita HanKam

Kemhan Siap Beli Pesawat Tanpa Awak

Wulung UAV buatan dalam negeri.

1 April 2011, Jakarta -- (SINDO): Kementerian Pertahanan (Kemhan) menganggarkan sekitar USD16 juta untuk pembelian pesawat tanpa awak atau unmanned aerial vehicle (UAV).

Sekretaris Jenderal Kemhan Marsekal Madya Eris Herryanto mengatakan, untuk 2011 direncanakan akan dilakukan pembelian sejumlah pesawat tanpa awak. Dana untuk pembelian tersebut diambil dari anggaran tambahan untuk memodernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) senilai Rp2 triliun pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011.

Namun, dia belum bisa memastikan pesawatpesawat tersebut akan didatangkan dari negara mana. “Untuk sejumlah pembelian alutsista, kita akan menggunakan anggaran tambahan Rp2 triliun,” ujarnya di Jakarta kemarin. Selain itu, lanjut Eris, tambahan anggaran tersebut juga akan dibelanjakan untuk persenjataan pesawat tempur Sukhoi dan sejumlah helikopter dari Rusia.

Seperti diketahui,TNI Angkatan Udara akan menambah satu skuadron berupa pesawat tanpa awak di Pangkalan Udara Supadio, Pontianak, untuk memperkuat kemampuan pemantauan, termasuk daerah perbatasan di Kalimantan Barat. Pesawat tanpa awak mempunyai fungsi yang sangat strategis dan dapat dioperasikan dari jarak jauh.

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Imam Sufaat pernah menyatakan, untuk menampung pesawat- pesawat tersebut, status Lanud Supadio Pontianak akan ditingkatkan menjadi Kelas A atau Bintang 1. Sementara itu, anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP Helmi Fauzy mengatakan, prinsipnya Komisi I menyetujui sejumlah pembelian alutsista yang diusulkan Kemhan dan TNI.

“Untuk pembelian pesawat tanpa awak dan sejumlah persenjataan lain prinsipnya disetujui,” ujarnya.Namun, lanjut Helmi,Komisi I mempertanyakan pembelian dua pesawat Boeing 737-400 dari Garuda Indonesia. Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Golkar Fayakhun Andriadi menambahkan, pihaknya mempertanyakan serah terima pesawat tersebut.

Menurutnya, proses pembelian tersebut telah melanggar prosedur.“DPR belum memberikan persetujuan atas proses pembelian tersebut,” katanya. Seharusnya,dengan anggaran yang tersedia,TNI AU dapat membeli pesawat baru yang pemeliharaannya jauh lebih mudah dan murah ketimbang membeli pesawat bekas dari maskapai penerbangan.

”Sebaiknya beli baru.Apalagi untuk VVIP. Satu bisa sekelas 737, satunya lagi pesawat yang bisa mendarat di mana-mana,misalnya CN235 yang bisa (dibuat) di dalam negeri oleh PT Dirgantara Indonesia,”ujarnya.

Sumber: SINDO

Rafale Mencari Lawan Seimbang

Teknisi Angkatan Laut Perancis mempersenjatai pesawat tempur Rafale dengan misil "Mica IR" untuk menjalankan misi ke Libya di atas kapal induk Charles De Gaulle, Jumat (25/3). Kubu oposisi Libya berterima kasih kepada Perancis atas inisiatif mereka memulai serangan koalisi terhadap basis militer pemimpin Libya, Moammar Khadafy, tetapi meminta "kekuatan asing" bisa meninggalkan negeri mereka. (Foto: AFP)

1 April 2011 -- (KOMPAS):Sudah hampir dua pekan Perancis berada di garda depan mengawal zona larangan terbang di atas Libya. Pejabat-pejabat militer Perancis pun beberapa kali mengumumkan keberhasilan pesawat tempur andalan mereka, Dassault Rafale, menghancurkan berbagai sasaran. Namun, benarkah keunggulan Rafale sudah sungguh-sungguh teruji?

Terakhir, Senin (28/3), Perancis melaporkan, jet-jet Rafale mereka berhasil menghancurkan pusat komando pasukan Moammar Khadafy di pedalaman Libya, sekitar 10 kilometer sebelah selatan ibu kota Tripoli. Juru bicara Kepala Staf Gabungan Perancis, Kolonel Thierry Burkhard, tidak bersedia memberikan detail kerusakan sasaran, kecuali hanya mengatakan misi hari Minggu itu berjalan sukses.

Meski memiliki misi utama mengamankan zona larangan terbang, yang bertujuan mencegah penggunaan pesawat tempur AU Libya untuk menyerang pasukan oposisi, kekuatan pasukan koalisi kali ini memang menyerang target-target di darat dan laut. Target-target itu seperti tank, kapal patroli, instalasi radar, sistem pertahanan antiserangan udara, hingga pusat-pusat komando.

Alasan pemilihan sasaran-sasaran di darat itu adalah untuk melumpuhkan kemampuan pasukan pro-Khadafy agar tidak lagi membunuh warga sipil Libya.

Delapan Rafale yang lepas landas dari Pangkalan Udara Robinson di Saint-Dizier, Perancis timur laut, membuka operasi militer di Libya ini di bawah nama sandi Operasi Harmattan, Sabtu (19/3). Dilaporkan, delapan Rafale itu berhasil menghancurkan empat tank Khadafy yang bersiap menyerang kota Benghazi.

Akan tetapi, hingga hari ke-12 operasi tersebut, jet-jet canggih buatan Dassault Aviation itu seperti belum menemukan lawan yang sepadan dengan kemampuan sesungguhnya.

Multifungsi

Pesawat generasi keempat yang dirancang menjadi tulang punggung keunggulan udara angkatan bersenjata Perancis hingga tahun 2030 ini dibekali dengan seabrek kemampuan canggih sehingga mampu melaksanakan berbagai misi sekaligus.

Begitu multifungsinya Rafale sehingga pihak Dassault menjuluki pesawat tempur itu ”omnirole” atau ”mahabisa” sebagai istilah pemasaran untuk membedakan dengan pesawat-pesawat setara dari AS atau negara lain, yang biasanya hanya dilabeli sebagai pesawat ”multirole”.

”Pesawat ini sudah menjalankan misi udara ke udara, menghantam sasaran dari udara ke darat, misi pengintaian, dan bahkan bisa menjadi pesawat tanker. Benar-benar multifungsi. Anda bisa menyiapkan pesawat dan memilih misinya sembari Anda terbang,” ungkap Burkhard setengah berpromosi.

Untuk menunjukkan kemultifungsian jet tempur ini kepada dunia, Perancis menurunkan dua jenis Rafale dalam operasi di Libya. Dua jenis itu adalah jenis yang lepas landas dari pangkalan di darat (Rafale C yang berkursi tunggal dan Rafale B yang berkursi ganda) milik ArmĂ©e de l’Air atau AU Perancis dan versi Rafale M yang bisa lepas landas dan mendarat di kapal induk milik Marine Nationale atau AL Perancis.

Rafale, yang dalam bahasa Perancis berarti tiupan angin badai, adalah wujud ambisi Perancis menunjukkan kemandirian militer mereka. Saat negara-negara Eropa lain bergabung untuk mengembangkan bersama pesawat Eurofighter Typhoon pada pertengahan 1980-an, Perancis memilih mundur. Mereka mengembangkan sendiri proyek pesawat ACX, yang kemudian menghasilkan Rafale.

Rafale dibuat memenuhi tuntutan AU dan AL Perancis, yang menginginkan sebuah pesawat yang bisa menjalankan fungsi tujuh pesawat berbeda. Pesawat itu dituntut harus bisa menjalankan berbagai misi, mulai dari keunggulan udara, pengintaian, dukungan udara bagi serangan darat, serangan presisi udara ke permukaan (sasaran di tanah maupun di laut), hingga mampu menjalankan serangan nuklir.

Bukan tandingan

Dassault menjawab tantangan itu dengan mendesain pesawat yang gesit dan lincah berkat perpaduan sayap delta dan canard (sayap kecil di bagian depan) serta empat lapis sistem kemudi elektronik (fly-by-wire). Rafale mampu menjalankan misi terbang rendah mengikuti kontur permukaan bumi untuk menghindari deteksi radar musuh.

Perpaduan badan yang 70 persennya terbuat dari material komposit yang ringan dan dorongan dua mesin turbofan M88-2 membuat Rafale memiliki kemampuan supercruise, yakni mampu melesat hingga kecepatan supersonik (Mach 1,87) tanpa menggunakan peranti afterburner (menyemprotkan bahan bakar ekstra di saluran buang mesin jet), sehingga menghemat konsumsi bahan bakar dan menurunkan biaya operasional.

Dari segi avionik, Dassault mengklaim Rafale sebagai satu-satunya pesawat buatan Eropa yang menggunakan perangkat radar pemindai elektronik aktif (AESA), yang mampu melacak banyak sasaran dan ancaman di sekitar pesawat secara simultan dalam kondisi segala cuaca dan tahan gangguan pengacak radar musuh.

Pesawat ini juga dilengkapi sistem peperangan elektronik SPECTRA, yang mampu mendeteksi berbagai jenis musuh dari jarak jauh sehingga memungkinkan pilot memilih metode pertahanan paling efektif. Sistem ini dijalankan berdasarkan basis data musuh, yang bisa ditentukan sendiri dan diperbarui sewaktu-waktu.

Namun, dengan segala kemampuan ini, baru dua fungsi yang sudah ditunjukkan Rafale di Libya, yakni serangan udara ke darat dan misi pengintaian. Sejak operasi dimulai dua pekan lalu, belum sekali pun pesawat ini menghadapi lawan setimbang di udara.

Memang tak mungkin AU Libya, yang sebagian besar armadanya adalah jet MiG dan Sukhoi lawas buatan Rusia, bisa menandingi persenjataan avant garde Perancis ini.

Rafale Perancis memang berhasil melumpuhkan satu pesawat AU Libya di Pangkalan Udara Misrata, Kamis pekan lalu. Akan tetapi, sasarannya adalah pesawat latih kuno buatan Yugoslavia, Soko G2-Galeb, yang baru saja mendarat di landasan.

Jadi, jika Perancis bermaksud memberi label ”battle proven” bagi pesawat Rafale ini agar kelak lebih laku dijual ke negara lain, misi di Libya belum benar-benar membuktikan kemampuan Rafale sesungguhnya.

Sumber: KOMPAS

Indonesia-Prancis Gelar Latihan Bersama di Lebanon

(Foto: Puspen TNI)

31 Maret 2011, Surabaya -- (ANTARA News): Satgas Yonif Mekanis Kontingan Garuda (Konga) XXIII-E/UNIFIL (Indobatt/ Indonesian Battalion) menggelar latihan bersama dengan Satgas Force Commander Reserve (FCR) dari Kontingen Prancis, di Lapangan Soekarno, Markas Indobatt UN POSN 7-1, Lebanon Selatan (30/3).

Perwira Penerangan (Papen) INDOBATT Kapten Pasukan Banu Kusworo kepada ANTARA melalui surat elektronik dari Lebanon, Kamis, melaporkan latihan bersama bertajuk "Joint Field Artelery Deployment Exercise" itu digelar selama dua hari, 29-30 Maret.

"Latihan itu diikuti 100 prajurit Indobatt dengan koordinator Pasi Plan Kapten Marinir Profs Degratment, Pasiops Kapten Marinir Eko Budi Prasetyo dan Pasi Udara Lettu Pnb Ageng Wahyudi," katanya.

Sementara FCR Prancis mengerahkan satu unit FCR lengkap dengan persenjataan artileri di bawah pimpinan Komandan Unit Capt Thomas Dessert.

Pada hari pertama, latihan diawali dengan presentasi oleh Komandan Unit FCR tentang Standar Operation Procedure (SOP) of FCR dan prosedur bila ada permintaan bantuan tembakan.

"Kegiatan itu dilaksanakan di ruang rapat Batalyon dan diikuti oleh seluruh Danki (komandan kompi) di jajaran Indobatt serta para perwira staf," katanya.

Setelah pelaksanaan presentasi dilanjutkan dengan "briefing" (pengarahan) kepada para prajurit di lapangan Soekarno.

Selanjutnya, peserta latihan dibagi menjadi empat kelompok dan menerima materi tentang pengenalan senjata artileri "Caesar" milik Kontingen Prancis.

"Menurut penjelasan Komandan Unit FCR, senjata tersebut dilengkapi dengan ATLAS System (sistem penghubung dan penembakan otomatis untuk senjata artileri medan)," katanya.

Pada hari kedua, latihan dilanjutkan dengan praktik "drill stelling" senjata, "drill" perpindahan "stelling" dan "drill" penembakan kering senjata Caesar.

Selain itu, seluruh prajurit Indobatt bersama dengan satuan FCR mempraktikkan bagaimana berperan sebagai "observation platoon", "liason detachment", dan "platoon head quarter."

"Ketiga bagian tersebut merupakan satu kesatuan dari unit artileri medan FCR," katanya.

Ia menambahkan praktik latihan pada hari kedua disaksikan oleh Komandan Indobatt, Letkol Inf Hendy Antariksa, Wadan Letkol Mar Harnoko, Wadan FCR Lt Col Dartencet serta Perwira Staf Operasi FCR Lt Col Rozier.

Sumber: ANTARA News