Wednesday, September 1, 2010

Menhan: Kapal Tempur Perusak Kawal Rudal Siap Dirampungkan

Kapal tempur perusak kawal rudal jenis Sigma 10514 buatan Indonesia. (Foto: Tribun News/Alie Usman)

01 September 2010, Jakarta -- Menteri Pertahanan Purnomo Sugiantoro menyatakan siap mempercepat penyelesaian pembuatan kapal tempur yang lebih canggih dibanding kapal tempur milik Malaysia. Pembuatan kapal tempur perusak kawal rudal jenis Sigma 10514 ini, diklaim sebagai kapal tempur terbesar dan pertama di Indonesia dan kini sedang dalam tahap perampungan.

Selain menjadi bukti kekuatan armada perang nasional, kapal tersebut juga diproyeksikan untuk menjaga kedaulatan negara dan menjaga perbatasan perairan Indonesia khususnya dari serangan luar.

"Kapal ini kelasnya lebih tinggi dari yang dipunyai Malaysia. Kekuatan tempur kita pastinya tak akan kalah dengan negara tetangga itu. Dan kita tidak bisa lagi dilecehkan mereka," kata Purnomo seusai menggelar buka bersama di Kementrian Pertahanan, Jakarta. Selasa (31/8/2010).

Purnomo menjelaskan, kapal perang yang dibuat di dalam negeri tersebut nantinya hanya bisa diimbangi kapal tempur milik Singapura. Meski masih kalah jumlah, namun secara kualitas, kapal perang tersebut bisa lebih confoden saat diadu head to head dengan Singapura. Untuk negara tetangga lain yang kelasnya di bawah kapal tersebut, Purnomo mengaku akan dapat dengan mudah diusir dari perairan saat mereka masuk tanpa izin.

"Salah satu yang kami banggakan, kami sudah membuat PKR panjangnya lebih dari seratus meter. Kalau ini selesai nanti, akan bisa mengimbangi kapal PKR-nya Singapura. Kita bisa head to head dengan Singapura. Hanya saja mereka punya empat, sementara kita baru satu. Jika kita tambah tiga lagi, maka bisa head to head dan berimbang dengan Singapura.

Kapal PKR memiliki panjang 105 meter, berat 2400 ton tersebut dilengkapi peralatan perang canggih, seperti avionik-elektronik yang bisa digunakan untuk berbagai misi operasi peperangan, seperti elektronika, peperangan anti-udara, peperangan anti-kapal selam, peperangan anti-kapal permukaan dan bantuan tembakan kapal.

Kapal yang menelan biaya 220 juta US dolar dari APBN tersebut juga memiliki radar pendeteksi kapal selam dan pesawat udara. Tak hanya itu, Kapal tersebut juga memiliki persenjataan meriam kaliber 76-100 mm, dan kaliber 20-30 mm dan peluncur rudal ke udara serta senjata terpedo.

Tribun News

No comments:

Post a Comment