Thursday, June 27, 2013

Akademisi Kritik Alih Teknologi Kapal Selam dari Korsel Sekedar Basa Basi

KRI Cakra.

26 Juni 2013, Jakarta: Surabaya-Ketua Pusat Kerja Sama dan Promosi IPTEKS Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, Raja Oloan Saut Gurning, mengingatkan Kementerian Pertahanan menekankan lebih serius mengenai kesepakatan transfer of teknologi dalam pengadaan kapal selam dari Korea Selatan. Indonesia sebagai pemilik uang berhak mendapatkan manfaat lebih dari kerja sama ini.

“Pemerintah harus bernyali karena masih lebih besar uang kita dan kepentingan nasional harus dibela,” kata Saut saat dihubungi, Rabu 26 Juni 2013.

Saut menilai realisasi penguatan alat utama sistem pertahanan Indonesia dalam dua tahun terakhir lebih menguntungkan kepentingan asing dan berpotensi menjadikan alutsista Indonesia dikendalikan para korporasi asing. Dalam jangka panjang dampaknya akan sangat berbahaya bila bergantung pada negara lain.

Menurut Saut, kerja sama pembelian kapal selam dengan Korea Selatan berpotensi sangat merugikan Indonesia. Itu, kata dia, tampak dari detail teknis yang tidak ada komponen kapal selam yang dibuat di Indonesia. “PT PAL saya dengar hanya mendapat bagian pekerjaan 2 persen saja. Hanya gambar dan pengawasan. Bahkan memotong pelat baja pun tidak dikasih,” kata Saut.

Awalnya disepakati dari pembelian tiga kapal selam dari Korea, sejumlah tim ahli dan insinyur Indonesia akan dilibatkan dalam pembuatannya. Dua kapal dibuat di Korea dan satu lagi akan dilakukan di Indonesia. Namun, kata Saut, dalam kenyataannya, banyak alasan dari Korea Selatan yang aneh-aneh. Misalnya tenaga ahli yang dikirim belajar harus berumur kurang 30 tahun dan hanya dapat melihat (learning by seing).

Tak adanya kesempatan tenaga ahli Indonesia ikut belajar dalam proses produksinya dianggap sangat merugikan. Negosiasi transfer of teknologi dinilai Saut hanya basa-basi di atas kertas. "Kita ini banyak dikendalikan asing. Jangan sampai program ToT kapal selam ke Korea justru merugikan Indonesia," ucap Saut.

Lewat APBN 2013, nilai belanja alutsista sebesar Rp 28,2 triliun dan diperkirakan lebih dari 80 persen dibelanjakan dari industri asing dengan dukungan lebih 60 persen kredit ekspor luar negeri.

Sebelumnya, Direktur Utama PT PAL Indonesia, M. Firmansyah Arifin, mengatakan program transfer of technology (ToT) kapal selam ke Korea Selatan, cenderung merugikan kepentingan nasional. Setelah mempelajari klausul kontraknya, Firmansyah melihat program ToT itu lebih menekankan pada learning by seeing, bukan learning by doing.

Akibatnya, kata dia, tenaga ahli Indonesia yang dikirm ke Korea, sebatas melihat proses pembuatan tanpa terjun langsung mempelajari teknologinya. Skema kerja sama seperti ini, lebih menguntung Korea ketimbang Indonesia. "Memang kami harus mencuri teknologinya. Karena Korea dulu juga mengambil teknologi dari Jerman," kata Firmansyah, Jumat 21 Juni 2013.

Daewoo Shipbuilding Marine Engineering co. Ltd, kata ia, sekedar memberikan gambar kapal selam. Padahal, mempelajari rekayasan teknologi kapal selam tidak cukup dengan melihat gambar. Nasi sudah menjadi bubur, kini pihaknya hanya berharap bisa menempatkan lebih banyak tenaga ahli dari kampus dalam program ToT untuk melakukan kajian ilmiah. Dirinya yakin, Korsel tidak akan memberikan ilmu secara tulus kepada Indonesia.

Kemhan Bantah Proyek Kapal Selam Merugikan Indonesia

Kementerian Pertahanan membantah jika pemerintah Korea Selatan setengah hati memberikan transfer of technologi pembuatan kapal selam kepada Indonesia. Korea Selatan punya alasan kuat menolak perwakilan dari PT PAL ikut mengerjakan kapal selam pesanan Indonesia.

"Menurut mereka pembangunan kapal selam punya resiko sangat tinggi," kata Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda Rachmad Lubis, saat ditemui Tempo di kantor Kementerian Riset dan Teknologi, Jakarta Senin lalu.

Korea Selatan menyebut kapal selam merupakan produk alat utama sistem persenjataan dengan standar kualitas tinggi. Berbeda dengan kapal perang biasa, kapal selam diwajibkan punya kemampuan menyelam hingga 350 meter dari permukaan laut sehingga tak boleh ada sedikit pun kesalahan. Jika tidak, nyawa dan reputasi produsen kapal selam jadi taruhan.

"Rusia yang ahli kapal selam saja pernah gagal, apa lagi orang yang belum punya keahlian, resikonya sangat tinggi, rawan kecelakaan," terang Rachmad.

Selain itu, faktor keselamatan pekerja Indonesia juga menjadi alasan Korea Selatan. Sebab produksi kapal selam menggunakan peralatan yang beresiko keselamatan besar, terlebih untuk orang yang belum punya kemampuan. Alasan lain, Korea Selatan takut target produksi mereka molor karena harus memberi pelajaran kepada Indonesia. "Sementara kalau produksinya telat, kan mereka kena denda."

Meski begitu, saat ini pemerintah sedang melobi Korea Selatan untuk memaksimalkan proses alih teknologi. Minimal, jika perwakilan PT PAL benar-benar cuma diberi kesempatan belajar dengan melihat (learning by seeing), Korea Selatan mau memperlihatkan secara detil. "Jadi diharapkan kapal selam ketiga kita bisa buat sendiri di Indonesia, tentu atas bimbingan langsung Korea Selatan," kata Rachmad.

Indonesia memesan tiga unit Kapal selam kelas Changbogo dari Korea Selatan, dengan harga sekitar 350 juta Dollar Amerika Serikat per unit. Dalam perjanjian pembelian, Korea Selatan menawarkan alih teknologi kepada Indonesia. Sesuai rencana dua kapal selam akan diproduksi di galangan Daewoo Shipbuilding Marine Engineering co Ltd. Kapal selam ketiga akan dikerjakan oleh ahli Indonesia di galangan PT PAL.

Sumber: TEMPO

22 comments:

  1. BODOH................. Perjanjian sudah di tandatangani kok sekarang bilang akan berusaha lobi tentang ToT. Lha trus sebelum di tandatangani tuh kontrak apa gak detail penjelasannya atau gak dibaca. BODOH !!

    ReplyDelete
    Replies
    1. tanda tangan doang kali yah, ngga di baca isinya.
      birokrat N yg bikin kontrak harus di usut KPK neehhh

      Delete
  2. Dari semula yang direncanakan membeli Kilo class (rencana pembeliannya saja sudah membuat tetangga ketar-ketir), akhirnya pilihannya jatuh kepada bo-Cahbego class (keputusan yg dpt membuat tetangga tersenyum lega). Dan sekarang bersiap utk kembali kecewa dengan janji manis ToT.
    Semoga semua keputusan yg dibuat memang benar2 demi kepentingan nasional dan bukan karena besaran fee yang akan didapat.

    ReplyDelete
  3. Beginilah birokrat kalo di dapat dari hasil KKN, perjanjian dengan pihak asing akan mudah sekali di kadalin. Karena sumberdayanya emang gak mutu !! Sudah banyak perjanjian dengan asing yang merugikan indonesia, freeport, gas tangguh, IMF DLL buanyaakk... dan merugikan karena SDM birokrat kita yang BODOH...sekali lagi mereka BODOH !!!

    ReplyDelete
  4. g0bl0k ko d plihara !!

    ReplyDelete
  5. Demi martabat dan harga diri bangsa cuma satu kata " Batalkan" jika kemenham tetap ngotot, KPK harus periksa semuanya termasuk setiap klausul di kontrak, DPR juga harus mengumpulkan semua pihak terkait dan tanyakan kenapa bisa terjadi seperti ini, nilai kontrak 3 kapal selam mencapai 1 milyar dollar, bukan uang sedikit yang mana harus dipertanggung jawabkan, karena ini uang rakyat yang harus dipertanggung jawabkan, masa hari gini saja salah baca kontrak.......

    ReplyDelete
  6. Kemhan membantah dengan alasan Kapal Selam adalah tehnologi tinggi sehingga Pihak DSME menolak keterlibatan PT.PAL learning by Doing??, apakah Pesawat tempur tehnology rendah? Kapal perang juga tehnology rendah??, Tank ??, come on.......yang sudah pasti, ada yang salah dalam negosiasi pembelian dan TOT kapal selam ini, ini yang harus di clearkan atau dibatalkan............

    ReplyDelete
  7. ini bukan kontrak 100 juta tapi 1 milyar dollar....just for info saja, korea saja beli U-214 dari jerman dan tidak memesan kapal selam ini lagi............

    ReplyDelete
  8. Memang bisa ya buat kapal selam dengan lihat saja ?, terus dibuat, katanya tehnology tinggi, kok bisa membuat sesuatu tehnology tinggi alias High Tech dengan lihat cara pembuatannya saja, memang bisa ya.......

    ReplyDelete
  9. awas bukan jadi kapal selam tapi gethek.........

    ReplyDelete
  10. info dong kapal selam 350 juta dollar itu mahal ? atau ada yang lebih murah?

    ReplyDelete
  11. halah....halah,........ kok tetep menggoblokkan diri aja nih pejabat2 goblok, apa gak malah goblok kuadrat

    ReplyDelete
  12. Berharap pemerintahan selanjutnya akan lebih tegas dalam menangangani hal ini. . . . !

    ReplyDelete
  13. akan lebih baik di batalin, tot produksi ks changbogo class ! " sudah yata ks abal 2 , patut di pertayakan dan aneh di kibulin korea proyek ks jalan terrus ?? ini 100% sang pembeli hanya mikirin untung tidak mikir kebelakang , UANG RAKYAT BUNGG...! MILAYARAN DOLAR anda pakek seenaknya .

    ReplyDelete
  14. hi hi....kok ributin kapal selam...dibegoin proyek KFX ITU GAK ADA YG PROTES KAH???TARUHAN YUK..KFX TAK AKAN PERNAH JADI...CUMA HABISIN ANGGARAN DG ALASAN BUAT PENELITIAN DOANG

    ReplyDelete
  15. ChonG bogo & kfx 100 % batal..pak mantri..kl mau buat kapal selaam cukup dgn melihat..gak usaah jauh jauh ke korea...ke palembang aja..disana leebih dulu menguasai teknologi kapal selam..harganya murah juga cuma 15 ribuan per potong..plus nanti di tambah free T0T leenjer, ada'an, model plus tekwan...monggo diaturin studi banding ke palembang....

    ReplyDelete
  16. nanti perang benaran br tw rasa tu para koruptor...

    ReplyDelete
  17. jadi dari pada mpekpek beli jagung bakar, haheheh hoh

    ReplyDelete
  18. Kalo belum tahu persis situasi jangan banyak omongan dulu
    semakin tajam omongan bikin audience curiga.. jangan2 orang ini pingin di ikutkan proyek juga...
    kalo mo tau jelas yah mending tanya pelaku sejarahnya aja yg skrg mungkin lagi di sana.. bereskan... jd ngga usah pake asumsi2 yg belom tentu bener juga informasinya.
    moggo klo ada yg punya info A-1 deh dari pelaku di lapangan.. itu yg saya lebih percaya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener jg bro
      orang kita biasa komentar begitu kaya Yahudi aja
      ga ngerti pura-pura ngerti pdhl mau dapet bagian juga

      Delete
    2. sorry jd mo ikutan komen...lha dah jelas insinyur dari PT PAL yg dikirim ke DSME itu cuman bisa mlototin tuh denah changbego doang kok atau dengerin si korea ngoceh2x bullshit....ampe mereka bingung berarti jauh2x ke korea cuman buat "sight seeing" doang???, dirut DSME ajah bingung kok knapa ada berita mengenai indo ketepu ama korea? lah jelas2x dari awal kontraknya mmg cuman "learning by seeing" kok....info A1?? are u kidding me? ini bukan rahasia mas bro bahwa mmg pejabat kitanya ajah yg mo dikadalin kok....orang2x mabes dan kemenhan adalah pihak yg paling bertanggung jawab atas kisruh proyek DSME-209 dan KFX!!!, pertama korea tidak punya lisensi ngebuat 209 dari jerman, ampe pihak jerman protes begitu dengar indo mo beli KS modifan 209 dari korea....WTF?? :( masa enggk belajar dari kekacauan beli scorpion,hawk,SIGMA dll dimasa lampau seeh

      Delete
  19. Dtipu sma makelar..

    ReplyDelete