Sunday, October 7, 2012

TNI AD Masih Mengkaji Jenis Helikopter Serang yang Akan Dibeli

Bell 412EP helikopter terbaru TNI AD. Helikopter dibuat di PT IPTN berdasarkan lisensi dari Bell Textron. Dibagian bawah hidung helikopter dipasang FLIR. Bentuk Bell 412EP mirip Bell 205 yang juga dioperasikan TNI AD. Perbedaan mencolok bilah rotor Bell 205 berjumlah 2 buah, sedangkan Bell 412EP 4 buah. (Foto: Berita HanKam)

7 Oktober 2012, Jakarta: Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) belum memastikan jenis helikopter serang yang bakal dibeli. Pasalnya, mereka harus melakukan kajian terlebih dahulu mengenai jenis yang cocok dengan kebutuhan.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menjelaskan, sekarang ini pihaknya sedang mempelajari jenis helikopter serang apa yang tepat untuk dibeli.“Ada banyak yang menjadi acuan, di antaranya ketersediaan anggaran,” katanya seusai pembukaan pameran alat utama sistem senjata (alutsista) di Monas, Jakarta, kemarin.

Faktor kemampuan anggaran ini memegang kendali besar dalam penentuan pilihan. Bahkan, bisa saja pilihan berubah setelah ditentukan jika ternyata anggaran tidak mencukupi. Dicontohkan Pramono, jika hasil kajian kebutuhan menghendaki TNI AD membeli helikopter serang jenis Apache, belum tentu hal itu lantas dipenuhi. “Kalau terlalu mahal, ya bagaimana. Tentu kami akan turunkan grade-nya agar sesuai dengan anggaran,”sebut dia.

Selain Apache produksi Amerika Serikat, ada cukup banyak jenis helikopter serang seperti Black Hawk dan Super Cobra. Ada pula produk dari Eurocopter. “Kami masih mengkaji semuanya, mana yang sesuai,”tuturnya. Bahkan, TNI AD juga berencana menggunakan helikopter buatan PT Dirgantara Indonesia bekerja sama dengan Eurocopter. Namun, ini untuk helikopter pengganti Bolcow.

Meski begitu, mantan Pangkostrad itu menegaskan bahwa TNI AD tidak akan membeli alutsista murahan. Sekalipun mencari yang harganya tidak mahal, dia menjamin itu adalah produk yang berkualitas. Alutsista yang dibeli juga harus dipastikan cocok dengan kemampuan pengguna, baik menyangkut pengoperasiannya maupun pemeliharaan dan perawatan.

Dia menganalogikan pengadaan sepeda motor untuk Babinsa. “Buat apa beli barang murah tapi setelah setahun dipakai tidak dapat digunakan lagi. Setelah rusak kita tidak bisa memperbaiki karena spare part tidak ada,” imbuhnya.

Sementara itu, Mabes TNI menyerahkan sepenuhnya proses penentuan pilihan jenis helikopter serbu ini kepada TNI AD selaku pemakainya. “Di dalam konteks pembangunan kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF) memang ada heli serang yang mau dibeli TNI AD. Heli serang itu bermacam-macam (jenisnya), saya serahkan sepenuhnya kepada TNI AD untuk mengkaji dan menentukan pilihannya,” kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono.

Dia menambahkan,Indonesia sekarang ini memang membutuhkan keberadaan helikopter jenis ini. Helikopter ini bisa digunakan untuk antigerilya atau counter insurgency.“Jadi, memang kita masih memerlukan helikopter tersebut,” ujarnya. Sebenarnya saat ini TNI AD sudah memiliki helikopter jenis serupa, yakni Mi-35P dari Rusia. Namun jumlahnya masih terbatas.

Sumber: SINDO

7 comments:

  1. Kita serahkn sepenuhnya kpd Bapa2 d atas.Amanat kami jgn sampai ada nilai ekonomi nya alias ada fee nya tanpa mengkaji lbh dahulu yg mana yg sesuai dg kebutuhan TNI.

    ReplyDelete
  2. knapa nggk melirik dari rusia saja sy kra aman dari embargo apa tdak kapok tuh.............

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rusia juga pernah meng embargo kita sewaktu awal awalnya jaman soeharto..

      Delete
  3. Yang paling canggih juga bagus, dan minimal 2 skuadron lah... sekalian untuk kepentingan IPTEK... saya berharap, Indonesia sbg "macan asia" dapat terwujud dgn sempurna...

    ReplyDelete
  4. Saya sependapat jika TNI AD beli heli serang dari Russia. Misal Mi - 28 havoc, karena senjata Russia bebas embargo.

    ReplyDelete
  5. senjata rusia bebas embargo tapi permainan harga suku cadangnya yang mencekik...

    ReplyDelete
  6. Lebih tepat apabila TNI AD dapat mengakusisi beberapa skuadron Heli serang Super Cobra seperti punya US Marine dari harga tidak semahal APACHE tp Kualitas mantap disandingkan dengan MI-35 P Rusia akantetapi Heli Rusia tersebut perlu diup Grade elektroniknya NVG, ECM, FLIR, Chaff/Despenser dsb supaya jangan hanya jadi Banteng Buta srudak srudok ngak tahu lawan dan kawan

    ReplyDelete