Thursday, August 30, 2012

TB Hasanudin: Desak Pemerintah Gunakan CN-235 Sebagai Pesawat Kepresidenan

Di sele - sela kegiatan menghadiri Acara Puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional di Bandung, Kamis Pagi (30/8) Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro berkesempatan melakukan kunjungan kerja ke tiga perusahaan industri strategis. Perusahaan industri strategis yang dikunjungi Menhan kali ini antara lain PT. LEN Industri, PT.CMI dan PT. Langit Biru Parasut. (Foto: DMC)

30 Agustus 2012, Jakarta: Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin mendesak pemerintah agar menggunakan pesawat CN-235 sebagai pesawat khusus kepresidenan. Alasannya, di sejumlah negara seperti Malaysia dan Korea Selatan sudah terlebih dulu menggunakan produk PT Dirgantara Indonesia itu sebagai pesawat resmi kepala negara negara.

"Saya berharap pemerintah sadar untuk mencintai produk dalam negeri sendiri. Sangatlah ironis jika pesawat CN-235 itu banyak digunakan di luar negeri sebagai pesawat resmi kepresidenan, tapi di sini justru tidak. Pemerintah terlihat mengesampingkan kualitas produk pesawat sendiri yang justru dikagumi di negara lain," ujar Tubagus Hasanuddin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (29/8).

Desakan itu diutarakan Hasanuddin menyusul kian banyaknya permintaan dari negara lain terhadap pesawat hasil produksi PT DI untuk kepentingan militer dan pesawat kenegaraan. Naiknya permintaan pasar dunia terhadap produk pesawat dan alat militer dari Indonesia harus jadi momentum untuk memperkuat industri pertahanan. Pemerintah harus mengembangkan industri yang kini dihuni perusahaan plat merah seperti PT DI, Pindad, Dahana, PT PAL, dan lain-lain.

"Tingginya minat negara lain pada hasil produksi alutsista kita harus terus dijaga dan dikembangkan. Sebab, tidaklah mudah untuk mendapatkan kepercayaan dari kalangan internasional," kata Hasanuddin.

Dalam kunjungan ke sejumlah negara di Timur Tengah dan Afrika beberapa waktu lalu, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mempromosikan berbagai produk alutsista dari Indonesia. Hasilnya, Irak menyatakan berminat membeli rompi tahan peluru, helm, sepatu lars, dan seragam militer. Negeri Seribu Satu Malam itu juga tertarik pada pesawat CN-235 dan NC-219 produksi PT Dirgantara Indonesia karena dinilai andal.

Sumber: Jurnas

12 comments:

  1. Sebaiknya juga begitu,, kalau kita sudah menggunakan produksi dalam negeri, negara lain pun akan lebih percaya dengan produk kita.

    ReplyDelete
  2. CN-235 untuk RI-01 adalah cara paling indah untuk memperkenalkan produk Indonesia. Kendala yang kita hadapi ialah kemampuan CN-235 itu sendiri. CN-235 termasuk memiliki Endureance lumayan terbatas. Untuk Negara seperti korea Ceylon, atau Malaysia mungkin tak terlalu bermasalah. Tapi Untuk Indonesia tentu tangki bahan bakar dan mesin harus disesuaikan. CN-235 itu kira-2 berkemampuan tebang Jakarta-Makassar pp tanpa penumpang. Lalu bagaimana seandai RI-01 itu harus terbang dari Jkt ke Makassar tapi ditengah perjalanan ada masalah? Mau terbang mencari keselamatan kemana?
    Ide bagus tapi mbok ya yang lebih matang dalam penjabarannya gitu lho.

    ReplyDelete
  3. CN 295 pengganti foker saja masih diberi tanda bintang oleh DPR. pesawat kepresidenan itu tingkat keamanannya sangat tinggi, PT DI mungkin mampu - mampu saja soal teknologi. tapi apa DPR langsung setuju soal anggaran ????

    ReplyDelete
  4. Masyaallah pak TB, nyuruh presiden naik pesawat cn-234 dan mau dijadiin pesawat kepresidenan lg, pak pak dari dlu ko semua saran dan kritik anda pada ngawur, drpada presiden naik cn-235 sekalian aja naik pesawat hercules.. naik pesawat jenis turbotrop dari jakarta-makassar aja berapa jam ya salam.. sungguh apes negri ini punya wakil pada ngawur

    ReplyDelete
  5. Dari segi jarak tempuh sebenarnya CN-235 sudah mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia. misal jarak jakarta-makassar 1413 km (sumber timeanddate). sementara jarak tempuh CN-235 mencapai 5.055 km (sumber wiki). tapi pesawat kepresidenan di Indonesia menyaratkan daya angkut 60-70 orang. sementara CN-235 hanya mampu mengangkut 44 orang. secara CN-235 tidak pas dipakai pesawat kepresidenan Indonesia. Tapi ada solusi bila mau pakek buatan dalam negri. Tidak lain adalah CN-295 yang mampu mengangkut 71 orang dengan jarak tempuh maksimal 4300 km.

    ReplyDelete
  6. CN-295 pengganti foker saja masih diberi tanda bintang oleh DPR, padahal yang membuat PT DI. pesawat kepresidenan itu harus memiliki tingkat keamanan yang tinggi, PT DI mungkin mampu - mampu saja soal teknologi. tapi bagaimana soal anggaran ?? apa DPR langsung setuju ???

    ReplyDelete
  7. @Anonim. Lha itu masalahnya. Di satu sisi DPR mendukung percepatan MEF. Tapi di sisi lain justru menghambat. Entah memang tidak paham soal kebutuhan mendesak alutsista, atau memang pura2 tidak paham saya sendiri juga kurang tahu. Yang terpenting sekarang adalah menemukan solusi bagaimana menyatukan suara antara Kemhan dan DPR agar se-iya sekata.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sok tau kamu. Kamu orang goblok; keliatan!

      Delete
  8. ngomong2 kapal cepat triamran buatan lundin mau diluncurkan jumat besuk yah gan?

    ReplyDelete
  9. dasar si TB otak udang,kalau ngomong pake otak jangan pake dubur,,
    Benar2 salah pilih menjadikan dia angota hewan,,

    ReplyDelete
  10. pak TB, bapak coba aja naik cn-235 dari jakarta nuju ke medan atau ke sulewesi utara, aje gile... dijamin deh klo udah pulang pergi pantatnya tabah lebar... kenapa ngga sekalian aja cn-235 dijadiin pesawat dinas para DPR dijamin deh 100% ngga ada yg mau naik tuh pesawat
    negeri ini begitu apes punya wakil yg ngomong seenak udel

    ReplyDelete
  11. Pak TB ini ngawur bacotnya ngomong, he tb mulut busuk, politisi anjing kau..!, dari dulu omongan lho ga ada benernya..! saya setuju presiden pake pesawat mahal, dan saya setuju TB dan DPR itu pake CN 235 untuk pesawat dinas, awas kalau ga ada yang mau naikin...!

    ReplyDelete