Tuesday, July 3, 2012

Kemhan Beli Leopard dari Jerman, Acuhkan Leopard Belanda

Leopard 2A6 milik AD Jerman. (Foto: Battle 14)

2 Juli 2012, Jakarta: Kementerian Pertahanan Indonesia memastikan membeli tank berat (Main Battle Tank) Leopard dari Jerman sebanyak 100 unit dalam rangka modernisasi alutsista TNI Angkatan Darat. Rencana semula tank berat Leopard akan dibeli dari Belanda.

"Khusus TNI AD, kita telah putuskan membeli tank berat leopard dari Jerman dengan pertimbangan memperoleh kepastian waktu dan target dari volume peralatan militer yang kita perlukan," kata Wamenhan Sjafrie Syamsuddin kepada wartawan di Jakarta, Senin (2/7).

Menurut Wamenhan, rencana pembelian MBT Leopard dari Belanda dihentikan sehingga fokus pembelian tank yang berasal dari Jerman tersebut berjalan lancar.

Dijelaskan Sjafrie, alokasi anggaran sebesar 280juta dolar AS, yang diperlukan diproses berdasarkan alokasi pinjaman luar negeri, dimana prosesnya melalui Green book maupun Blue book baik dari Bapennas maupun Kementerian Keuangan. "Saat ini proses dilakukan secara akselerasi, dan pararel sehingga dalam waktu satu minggu kita akan segera memperoleh kepastian-kepastian dari aspek pengadaan dan pembiayaan dan tentu saja diikuti oleh aspek pengawasan yang dilaksanakan oleh tim pencegahan dan penyimpangan pengadaan barang dan jasa dengan melibatkan BPKP, LKTP dan Itjen Kemhan serta Mabes TNI dan angkatan," ungkapnya.

"Jumlah yang diinginkan dalam pengadaan tank ini kurang lebih 100 unit, dari jumlah tersebut, kita inginkan 15 unit sudah berada di Indonesia pada Oktober 2012," terangnya.

Dia menambahkan pertimbangan pembelian Main Battle Tank Leopard dari Belanda tidak diteruskan karena faktor kepastian waktu dan kepastian proses yang diperlukan tidak satupun ditanggapi pihak Belanda.

Terkait keinginan Kemhan agar 15 unit tank berat Jerman itu sudah berada di Indonesia Oktober 2012, penempatannya menurut Sjafrie sepenuhnya kewenangan Mabes TNI Angkatan Darat.

Sumber: Info Publik

1 comment:

  1. kalo indonesia jenis marder dari jerman saya kira itu cukup bagus. apalagi gengan adanya sistem alih teknologi. kalo boleh saran mungkin kita harus melirik industri dalam negri juda. nisalkan penggunaan cn 295 sebaga pesawat kepresidenan. sangat bagus dari pada kita menggunakan boing

    ReplyDelete