Wednesday, May 16, 2012

KRI Sultan Hasanuddin-366 Berlayar ke Lebanon

Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono (kanan) memeriksa persiapan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Hasanuddin 366 beserta personelnya yang tergabung dalam Satgas Maritim Konga XXVII-D/UNIFIL sebelum diberangkatkan ke Lebanon di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (16/5). KRI Hasanuddin akan bertugas selama 6 bulan menggantikan KRI Sultan Iskandar Muda 367 yang telah selesai melaksanakan tugas misi perdamaian PBB di Lebanon. (Foto: ANTARA/Zabur Karuru/wt)

16 Mei 2012, Jakarta: Kapal Perang RI Hasanuddin-366 akan melaksanakan tugas selama enam bulan di perairan Lebanon sebagai Satuan Tugas Maritime Task Force (Satgas MTF) yang merupakan bagian keseluruhan operasi United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL). Keberangkatan KRI Hasanuddin-366 itu dilepas oleh Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dalam upacara militer, di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu.

KRI Hasanuddin-366 yang merupakan jenis kapal perusak kawal berpeluru kendali milik TNI AL buatan Schelde Naval Shipbuilding, Vlissingen Belanda itu akan tergabung dalam Satgas MTF UNIFIL di perairan Lebanon menggantikan KRI Sultan Iskandar Muda 367 yang telah melaksanakan tugas di Lebanon selama enam bulan. KRI Hasanuddin-366 akan secara aktif memberikan sumbangan kepada Maritime Task Force/UNIFIL mulai dari pelaksanaan patroli rutin, latihan bersama baik dengan Lebanese Armed Forces (LAF) - Navy maupun unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL lainnya di Area of Maritime Operation (AMO).

Satgas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-D/UNIFIL yang masuk dalam KRI Hasanuddin-366 itu diperkuat oleh 105 prajurit TNI AL, yang terdiri atas 25 perwira, 44 bintara dan 24 tamtama, dipimpin oleh Letkol Laut (P) Dato Rusman lulusan AAL Angkatan 40 (tahun 1994).  

Missi TNI
 

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, mengatakan, penugasan Satuan TNI untuk bergabung dalam Satgas maritim PBB kali ini merupakan penugasan keempat kalinya yang diikuti oleh satuan jajaran TNI Angkatan Laut, sehingga selain membawa misi TNI, bangsa dan negara dalam mengemban amanat konstitusi tentunya juga memiliki nilai dan dimensi politis serta diplomatis strategsi bagi kredibilitas Indonesia di komunitas regional dan internasional.

Oleh karena itu, melalui pundak para prajurit ini terletak beban kehormatan dan kepercayaan dari bangsa dan negara untuk dapat melaksanakan tugas sebagaimana telah berhasil dilaksanakan oleh tiga kontingen garuda sebelumnya.

"Ini merupakan satgas keempat yang pernah diberangkatkan TNI ke Lebanon setelah sebelumnya memberangkatkan KRI Sultan Iskandar Muda, KRI Frans Kaisepo-368 dan KRI Diponegoro-365 yang bergabung dalam Gugus Tugas MTF," kata Panglima TNI.

Menurut dia, operasionalisasi Satgas Maritim UNIFIL memiliki dua misi pokok, yakni melaksanakan "Maritime Interdiction Operation" (MIO) untuk membantu Angkatan Bersenjata Lebanon atau LAF dalam mencegah masuknya pasokan senjata dan materiil ilegal lainnya ke Lebanon sesuai Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701 tahun 2006.

Selain itu, membantu Angkatan Laut Lebanon dalam meningkatkan kemampuan pelaksanaan tugas penegakkan kedaulatan negara di wilayah perairan. Oleh karena itu, diperlukan sikap mental yang kuat, fisik yang prima, disiplin dan semangat yang tinggi dari personel satgas.

"Dengan melaksanakan pengawasan wilayah perairan Lebanon, diharapkan dapat mewujudkan perdamaian abadi di Lebanon," tuturnya.


KRI Hasanuddin-366 akan menempuh perjalanan menuju Lebanon selama kurang lebih dua bulan yang menyinggahi beberapa pelabuhan seperti Cochin (India), Salalah (Oman), Port Said (Mesir) dan Beirut (Lebanono). KRI Hasanudin 366 akan bertugas selama enam bulan di Lebanon terhitung sejak Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

Beberapa negara yang mengirimkan pasukannya pada misi PBB di Lebanon atau Troops Contributing Countries (TCC) diantaranya adalah Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, Yunani, dan Turki.

Salah satu keunggulan KRI Hasanuddin 366 adalah melaksanakan pengawasan perairan Lebanon melalui laut dan melaksanakan pengawasan perairan melalui udara dengan pengoperasion helikopter. Hal ini disebabkan karena dari sejumlah Satgas MTF UNIFIL, hanya ada dua negara yang menyertakan helikopter, salah satunya dari Indonesia.

KRI Hasanuddin-366 merupakan salah satu kapal terbaru yang dimiliki TNI AL, berjenis korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach). Di jajaran Alutsista TNI AL, KRI Hasanuddin-366 masuk dalam jajaran Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Timur (Satkorarmatim).

Kapal ini memiliki berat 1.700 ton, panjang 90,71 meter, lebar 13,2 meter, kecepatan 28 knot dengan tenaga penggerak Diesel STC MAN dan dilengkapi senjata Main Gun 76 mm Rudal Self Defence Tetral, Rudal anti Kapal Excocet MM 40 blok 2, torpedo 3 A 244S Mode II/MU dan satu Helikopter jenis Bolcow BO-105.

Jumlah pasukan TNI yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di seluruh dunia saat ini berjumlah 1828 yang tersebar di berbagai wilayah konflik yaitu Lebanon, Kongo, Haiti, Liberia, Sudan Selatan dan Darfur serta Suriah.

Diharapkan pada tahun 2014 Indonesia dapat mengirimkan 4.000 prajurit pasukan perdamaian di seluruh dunia pada misi PBB.

Sumber: ANTARA Jatim

No comments:

Post a Comment