Saturday, January 7, 2012

Amankan Laut, TNI AL Butuh 35 KCR

(Foto: Kemhan)

6 Januari 2012, Jakarta: TNI Angkatan Laut memerlukan 35 unit Kapal Cepat Rudal (KCR) sebagai kekuatan ideal dalam melakukan pengamanan wilayah laut Indonesia yang sangat luas. Hingga saat ini KCR yang dimiliki baru 6 unit.

"Idealnya ada 35 unit KCR, tapi hingga saat ini kami baru memiliki 6 KCR,"kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Untung Suropati di Jakarta, Jumat (6/1).

Untung merinci, keenam KCR yang dimiliki TNI saat ini adalah Kapal perang Republik Indonesia (KRI) Mandau-621, KRI Rencong-622, KRI Badik-623, dan KRI Keris-624 yang semuanya buatan Korea. Dua unit lainnya merupakan hibah dari pemerintah Brunei Darussalam yaitu KRI Salawaku-642 dan KRI Badau-643.

"Sesuai MEF akan diadakan penambahan 15 unit KCR,"ujar Untung.

Rencana penambahan KCR ini baru terlaksana dengan penyerahan KRI Clurit-641 pada April 2011 lalu dan segera menyusul KRI Kujang-642 yang akan diserahkan paling lambat April mendatang. Yang membanggakan, kedua KCR ini merupakan kapal buatan dalam negeri yang diproduksi oleh PT Palindo Marine, Batam.

Dalam kunjungannya ke PT Palindo Marine Rabu (4/1) lalu, Asisten Perencanaan Kepala Staf TNI AL Laksamana Muda TNI Sumartono mengungkapkan pemerintah Indonesia menargetkan pembuatan 24 unit kapal cepat berpeluru kendali hingga 2024. Kedua puluh empat unit KCR itu akan disebar ke wilayah Barat Indonesia dan Sulawesi Utara.

Sumber: Jurnas

3 comments:

  1. waduhhhh idealnya 35....? ga salah...?
    jumlah segitu cm bs jagain pantai barat sumatera tok....
    idealnya 310 unit...kalo perlu lebih banykm lg!!

    ReplyDelete
  2. TIAP 5 TAHUN HARUSNYA MINIMAL 25 UNIT, DITAHUN 2024-2026 HARUSNYA SUDAH ADA 100 UNIT.

    ReplyDelete
  3. perkenalkan saya pengguna baru dan penyuka militer newbie.

    seharusnya kita perlu hampir 400 kcr, kalau kita hanya memiliki 35 kcr, itu setara dengan 1 sampai 2 armada patroli pertahanan laut ringan yang kapasitasnya hanya mampu menjaga wilayah sekitar pantai sumatra, itupun dengan jarak jangkau yang terbatas, dan kalau bisa, kita harusnya juga memperbanyak korvet karena jarak jangkau korvet lebih jauh dan dilengkapi dengan banyak perlengkapan perang. dengan jangkauan jauh kita dapat memonitor pergerakan apapun yang ada di laut INDONESIA.
    tapi kita harus tetap bangga dengan hasil karya bangsa sendiri. Bravo Indonesia.

    ReplyDelete