Truck Pengangkut Rudal Yakhont Dari Arsenal Saat melakukan loading dan unloadind KRI Oswald Siahaan-354 di Dermaga PT. PAL Indonesia, (29/04).
29 April 2011, Surabaya (Dispenarmatim): Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Oswald Siahaan (OWA)-354 melakukan loading dan unloadind misile Yakhont di Dermaga PT. PAL Indonesia Jum’at (29/04). Pengisian Peluru Kendali (Rudal) kedalam peluncurnya yang ada diatas kapal perang itu melibatkan personel KRI Oswal Siahaan dan Dinas Materiil Senjata Dan Elektronika (Dissenlekal) Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal) yang ada di Surabaya serta PT. PAL dengan mengerahkan berbagai macam peralatan yang dimiliki untuk mendukung kegiatan tersebut.
Peluru kendali yang terpasang diatas KRI OWA ada empat peluncur (Louncher) dengan posisi horizontal di sebelah lambung kanan dua buah peluncur dan lambung kiri juga dua peluncur. Saat ini Peluncur yang diisi dengan Combat Misile (CM) adalah Louncher nomor tiga yang berada disebelah lambung kanan geladak kapal perang tersebut. Sedangkan peluncur yang di lepas (Unloading) adalah launcher nomor dua yang berada di sebelah lambung kiri. Selanjutnya CM beserta Lounchernya yang diunloading akan disimpan di Gudang Senjata (Arsenal) untuk dilakukan perawatan terhadap sistem dan komponen yang terdapat pada Rudal itu.
Diantara keempat peluncur rudal yang terpasang diatas kapal perang itu salah satunya terdapat (Tecnologycal Misil) atau dalam istilah amunisi adalah peluru Dummy atau peluru untuk latihan. Namun dalam sistim rudal yakhont peluru dummy yang ada di atas KRI tidak dapat meluncur dan tidak memiliki peledak (War Head). Tecnologycal misile hanya berguna untuk mengecek kesiapan Fire Control System (FCS) sebelum rudal itu ditembakkan dari kapal perang. Idealnya Rudal yakhont dapat disimpan dalam peluncur yang berada di KRI selama maksimal tujuh tahun dengan melakukan pemeriksaan (Cek Out Equitment) secara rutim setiap tiga tahun sekali.
Peluru kendali buatan Russia itu terpasang diatas KRI Oswald Siahaan-354 sekitar tahun 2008 dan merupakan senjata pamungkas yang dimiliki oleh TNI AL yang masuk dalam Alat Utama Sistim Persenjataan (Alutsista) TNI. Rudal ini menjadi salah satu komponen Sistim Senjata Armada Terpadu (SSAT) guna memperkuat TNI AL dalam melakukan operasi tempur laut guna melindungi dan menegakkan kedaulatan wilayah laut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sekilas tentang Yakhont dibuat di pabrik senjata yang terletak dikota Roztock Moscow Russia. Saat ini hanya tiga Negara yang memiliki Rudal Yakhont yaitu Russia sebagai Negara produsennya, India dan Indonesia. Bahkan di Negara India rudal ini dinamai Brahmos yang diproduksi didalam negeri dengan berbagai varian yaitu untuk sasaran kapal-kapal permukaan, sasaran darat dan sasaran pesawat udara. Rudal Yakhont dapat diluncurkan dari atas kapal perang, kapal selam, kendaraan darat bahkan dari pesawat tempur yang dilengkapi dengan sensor yang terpadu antar combat misile dengan Fire Control System yang dipasang secara khusus pada pesawat tempur. Rudal Yakhont memiliki jarak Jangkau 300 km.
Sumber: Dispenarmatim
Yg bener horisontal atau vertikal tuh?!?!?!
ReplyDeleteKami adalah pengagum setia TNI, selalu mengikuti perkembangan tekhnologi yang diakuisisi oleh TNI, khusus untuk rudal Yakhont ini, yang telah diuji cobakan kemarin, kami mohon dapat ditampilkan foto-foto hasil perkenaan sasarannya saat uji coba kemarin, biar puas hati ini melihat efek/ kemampuan daya hancurnya,,,bravo TNI dan TNI AL,,,
ReplyDeletekalo punya 1000 biji aje ,,manthaf
ReplyDeletevertikal apa horizontal tuh launcher nya...........? Trus 1 kapal muatnya cuma 4 aja ya,kok tidak 8 biasanya kan kalau fegat itu utk missile SSM nya kan 8
ReplyDelete