Wednesday, May 13, 2009

Ukraina Menjual SU-27 Flanker Ke Amerika Serikat

Tim akrobatik Russkie Vityazi menggunakan SU-27 Flanker (Foto: RIA Novosti/Anton Denisov)

12 Mei 2009, Moskow -- Amerika Serikat (AS) membeli dua pesawat tempur SU-27 Flanker yang akan digunakan melatih para pilot Angkatan Udara AS mengatasi berkembangnya penjualan pesawat tempur Rusia generasi keempat secara global, sesuai berita dilansir majalah elektronik AS.
Kedua pesawat tersebut dibeli dari perusahaan swasta Ukraina oleh Reno-based Tac Air, penyedia jasa pelatihan dan dukungan pengujian untuk militer AS.

Pesawat ini akan digunakan juga menguji keefektifan radar terbaru AS dan peralatan perang elektronik, sesuai laporan Strategy Page.

Berat SU-27 33 ton sama dengan berat F-15, tetapi harganya lebih murah 30%, menurut sebuah sumber.


Pesawat tempur SU-27 telah diproduksi Rusia sejak 1982. Digunakan secara luas oleh AU Rusia dan secara gradual dilakukan perbaikan untuk memperpanjang masa pakai.

SU-27 Flanker dan variannya, SU-30 Flanker C, penyumbang terbesar ekspor senjata Rusia. Pabrik pesawat Sukhoi telah menjual SU-27 dan SU-30 ke Cina, India, Malaysia, Venezuela, Aljazair dan Indonesia.

Tahun 2007, Sukhoi menjual 50 pesawat tempur SU-27, memberikan 50% revenue dari ekspor Rosoboroexport.

Menurut sumber di AS, kedua pesawat akan diakuisisi dalam varian komersial, tanpa persenjataan, dioverhaul dan dimodifikasi oleh perusahaan AS Pride Air Company.

RIA Novosti/@beritahankam

Eksistensi Korem Kurang Relevan

13 Mei 2009, Jakarta -- Keberadaan komando resor militer (Korem) dianggap tidak relevan. Kemanunggalan TNI dan rakyat tidak terpengaruh dengan penghapusan korem-korem yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Eksistensinya tidak efektif," kata pengamat militer Hario Kecik saat pre-launcing buku Pemikiran Militer di Jakarta, Selasa (12/5). Dia mengatakan, korem hanya berkontribusi pada penambahan jatah pangkat saja. Selama ini, komandan korem dijabat perwira berpangkat kolonel senior. Korem berada di bawah pembinaan komando daerah militer (kodam) dan membina beberapa komando distrik militer (kodim) di bawahnya.

Menurutnya, filosofi komando teritorial selama ini adalah perbantuan bagi pemerintah daerah. Khususnya membantu menyelesaikan masalah keamanan dan pertahanan. Korem, kata dia, tidak punya mitra di daerah. Kodam berkoordinasi dengan gubernur, sedangkan kodim bermitra kerja dengan bupati atau wali kota yang menjadi tanggung jawabnya.

"Jadi korem tidak sesuai dengan filosofi komando teritorial," katanya mantan Panglima Kodam Mulawarman (kini Kodam VI/Tanjungpura) itu. Dia menyarankan, TNI lebih fokus memperkuat satuan-satuan di daerah rawan dan perbatasan. Hario mencontohkan, perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan sepanjang 2004 kilometer hanya menjadi tanggung jawab Kodam Tanjungpura.

"Setidaknya butuh satu kodam tambahan di wilayah Kalimantan Barat," kata dia. Pengamanan yang belum maksimal, katanya, membuat berbagai kerawanan terjadi. Antara lain, konflik perbatasan, sasaran eksploitasi kekayaan alam, praktik pembalakan hutan secara liar, pedagangan gelap, penyelundupan, perdagangan manusia, infiltrasi, sabotase, kegiatan intelijen asing dan lain-lain.

"Tapi dana pengembangan satuan seperti kodam memang tidak sedikit," kata Hario. Menurutnya, militer Indonesia butuh perubahan besar. Apalagi telah terjadi perubahan signifikan di lingkungan strategis, globalisasi, dan juga munculnya ancaman terorisme.

Kenyataannya, TNI yang seharusnya memiliki peran penting menjaga keutuhan wilayah ternyata belum cukup mendapat perhatian dari sisi anggaran. Baik untuk kebutuhan jumlah pasukan, persenjataan, sampai kesejahteraan prajurit.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Christian Zebua mengatakan, anggaran yang minim membuat matra darat menentukan prioritas kegiatan. Pengembangan satuan yang memakan dana besar akan dikesampingkan terlebih dahulu. "Prioritas pada pengamanan wilayah rawan dan perbatasan," kata dia.
(Jurnal Indonesia)

Skadron Udara 1 Melaksanakan Air Interdiction Di Singkawang Utara

Pesawat Hawk 209 landing setelah melaksanakan misi Air Interdiction.

13 Mei 2009, Singkawang -- Dua pesawat Hawk 109/209 dengan Tail Number TL 0113 yang diawaki Lettu Pnb Amry Taufanny dan TT 0229 yang diawaki Lettu Pnb Yossy melaksanakan misi Air Interdiction kekuatan musuh RBM di wilayah Singkawang Utara. Sasaran musuh yang berupa jembatan (sebagai jalur logistik dan komunikasi musuh) dapat dihancurkan oleh dua pesawat Hawk tersebut. Setelah melaksanakan misi tersebut, Elang 1 mengalami total hydraulic failure yang mengharuskan penerbang melaksanakan eject di daerah musuh. Sehingga diberangkatkan helly SA 330 Puma dengan penerbang Kapten Pnb David dan Lettu Pnb Wisnu beserta tim SAR Batalyon 465 Paskhas untuk melaksanakan misi penyelamatan. Saat menuju home base Elang 2 mengalami temperature control failure, namun penerbang dapat landing dengan aman di Lanud Supadio walaupun mengalami dehidrasi yang cukup berat.

Dalam menangani Elang 1 yang melaksanakan eject, tim SAR terdiri dari dua tim yaitu tim keamanan dan tim penolong. Dimana tim keamanan mampu menetralisir ancaman kekuatan musuh untuk memberi ruang gerak tim penolong untuk melaksanakan evakuasi penerbang tersebut. Sedangkan dalam penanganan Elang 2, unsur Lanud melaksanakan tindakan penyelamatan penerbang dari pesawat dan pengamanan alutsista secara cepat dan tepat.

Kejadian tersebut bukanlah kejadian yang sebenarnya, namun hanya skenario latihan satuan Alap Gesit 2009, dimana Lanud Supadio diasumsikan sebagai Satlakopsud dalam Operasi Darat Gabungan Mandau Terbang 2009. Materi latihan satuan ini dititikberatkan kepada pembuatan produk staf (Renlibat Satlakopsud Supadio), Operasi Dukungan Udara (Air Interdiction), SAR Tempur, penanganan medis, kemampuan interpretasi informasi intelijen TNI AD dan pembuatan laporan purna tugas.

“Latihan Satuan Alap Gesit tahun ini sengaja disimulasikan pada kondisi yang sesungguhnya dimana Lanud Supadio mendukung operasi gabungan TNI. Disisi lain latihan ini juga untuk menguji kesiapsiagaan dan kecepatan seluruh satuan dijajaran Lanud Supadio dan mengevaluasi kembali apakah protap yang ada masih layak atau perlu direvisi guna meningkatkan kemampuan operasional, keselamatan terbang dan kerja sehingga mencapai zero accident,” jelas Danlanud Supadio Kolonel Pnb Yadi Indrayadi di upacara penutupan Latihan Satuan Alap Gesit 2009.
(TNI AU)

Komandan UNIFIL Kunjungi Satgas POM TNI

Dansatagas POM TNI Letnan Kolonel Cpm Ujang Martenis menyambut kedatangan Komandan Sektor Timur UNIFIL Brigadir Jenderal Casimiro Sanjuan Martinez. (Foto: detikFoto/Lettu Sus M. Soleh, S.IK)

13 Mei 2009, Lebanon -- Komandan Sektor Timur Unifil - Brigadir Jenderal Casimiro Sanjuan Martinez didampingi oleh Chief of Staff, Military Assistant dan Staf Protokoler mengadakan kunjungan ke Markas Satgas POM TNI Kontingen Garuda XXV-A/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) di UN Pos 7-3 Marjayoun, Lebanon, Selasa (12/5). Komandan Sektor Timur Unifil diterima langsung oleh Dansatagas POM TNI - Letnan Kolonel Cpm Ujang Martenis.

Jenderal Casimiro Sanjuan Martinez mendapatkan penjelasan dari Dansatgas POM TNI Letnan Kolonel Cpm Ujang Martenis tentang perlengkapan khusus (alkapsus) yang dimiliki Satgas POM TNI. (Foto: detikFoto/Lettu Sus M. Soleh, S.IK)

Pada kesempatan tersebut, Jenderal Casimoro mendapatkan penjelasan dari Dansatgas tentang perlengkapan khusus (alkapsus) yang dimiliki Satgas POM TNI seperti perangkat forensik sidik jari (Finger Palm Sanner), Breath Analyzer (Analisa Alkohol melalui Pernafasan), Speed Detector (Pendeteksi Kecepatan Kendaraan), dan perlengkapan lainnya. Sementara, tugas-tugas yang dilaksanakan diantaranya; mengatasi dan dapat mengatur lalu lintas bertaraf internasional, melaksanakan patroli untuk menegakkan peraturan dan disiplin, melaksanakan patroli di tempat obyek vital yang ada di wilayah Sektor Timur, serta melaksanakan penyelidikan dan penyidikan pada kasus-kasus kriminal kecelakaan lalu lintas.

Komandan Sektor Timur menyampaikan terima kasih kepada Satgas POM TNI atas kerja keras, prestasi, dan dedikasinya dalam melaksanakan tugas fungsi militer di Sektor Timur Unifil. Sejak kedatangannya pada bulan Nopember 2008, Satgas POM TNI telah memberikan pengaruh positif kepada peningkatan disiplin para peacekeepers di Sektor Timur UNIFIL. Prestasi tersebut harus tetap dipertahankan agar disiplin para peacekeepers semakin baik, sehingga akan mendukung keberhasilan tugas pokok PBB di Lebanon.

Kunjungan singkat Komandan Sektor Timur Unifil diakhiri dengan pemeriksaan terhadap base camp Satgas POM TNI dan foto bersama.
(Pen Satgas POM TNI Konga XXV-A)

Tuesday, May 12, 2009

Kemandirian Alutsita Butuh Dukungan

CN235 MPA milik TNI-AU buatan PT. IPTN (Foto: TNI-AU)

12 Mei 2009, Jakarta -- DIREKTUR Utama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Budi Santoso meminta DPR dan pemerintah mempersiapkan kemandirian alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI. Untuk itu, diperlukan roadmap menuju kemandirian alutsista TNI sebagai rencana strategis 2019-2024.

"Alutsista untuk planning jangka panjang," kata Budi saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR, Senin (11/5). RDP yang dipimpin Wakil Ketua Komisi I DPR juga hadir Dirut PT Pindad Ade Avianto Soedarsono menilai masih lemahnya keberpihakan dalam mendukung industri startegis dalam negeri. "Dukungan finansial minim," katanya. Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat FX Soekarno berjanji akan memperjuangkan kemandirian alutsista.
(Jurnal Nasional)

Simulasi Evakuasi Presiden Oleh Denjaka

11 Mei 2009, Manado -- Sejumlah anggota pasukan khusus TNI-AL dari Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) melakukan evakuasi terhadap Presiden menuju kapal perang saat simulasi, di Manado, Sulawesi Utara, Senin (11/5). Simulasi pengamanan VVIP tersebut sebagai bentuk penyelamatan para Kepala Negara yang akan menghadiri Coral Tiangle Initiative (CTI) Summit pada 15 Mei mendatang di Manado, jika terjadi aksi teror.

(Foto: ANTARA/ Basrul Haq/ss/ama/09)

(Foto: ANTARA/ Basrul Haq/ss/ama/09)

RI-PNG Bahas Keamanan Perbatasan


12 Mei 2009, Jakarta -- Pemerintah RI dan Papua Nugini (PNG) akan membahas situasi di wilayah perbatasan kedua negara, khususnya masalah keamanan. Pertemuan dilakukan setelah pembukaan kembali perbatasan kedua negara 8 Mei silam. Meski demikian, belum diketahui pasti kapan pertemuan digelar.

"Kami masih menunggu informasi Departemen Luar Negeri sebagai penjuru," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen kepada Jurnal Nasional di Jakarta, Senin (11/5).

Sagom menyatakan, situasi perbatasan RI-Papua Nugini kini makin kondusif pasca dibuka kembali. Sejak 9 April lalu, perbatasan di Kampung Skouw, Distrik Muara Tami, Jayapura ditutup karena ditemukannya bom di jembatan Muara Tami.

Saat ini, pos perbatasan Skouw, Wutung, yang terletak sekitar 80 kilometer dari Jayapura, dijaga satuan tugas dari Batalyon Infantri (Yonif) 725/Woroagi. Untuk sementara, kata dia, pembukaan pintu perbatasan dilakukan mulai pukul 09.00 sampai 16.00 waktu setempat.

"Sampai situasi keamanan di sekitar perbatasan benar-benar pulih dan aman," kata lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1975 itu. Pada kondisi normal, warga Indonesia dapat melintasi perbatasan untuk keperluan kunjungan dalam waktu tidak lebih dari 24 jam. Syaratnya, hanya dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di pos penjagaan TNI, selanjutnya melapor ke Tempat Pemeriksaan Imigrasi Darat.

"Kami berharap warga sekitar perbatasan dapat kembali melakukan aktivitasnya seperti biasa," katanya. Tak hanya di perbatasan, TNI bersiaga di titik-titik yang dianggap rawan. Terlebih, menjelang pemilu legislatif terjadi beberapa kali penyerangan terhadap pos-pos TNI dan Polri. Hingga kini militer beserta aparat kepolisian masih memburu para pelaku penyerangan.

"Tapi TNI hanya mendukung, kewenangan ada di Polri," kata Sagom.

Perbatasan Timor Leste
Sementara itu, rencana pemerintah Indonesia dan Timor Leste menerapkan penggunaan pas lintas batas akan dibicarakan secara detail dalam Komite Penanganan Perbatasan.

Dengan pemberlakukan kartu pas tersebut, nantinya warga yang berdomisili di perbatasan kedua negara bisa saling kunjung, tanpa menggunakan paspor sebagaimana berlaku selama ini. Kunjungan kekeluargaan untuk kepentingan urusan adat, perkawinan dan kematian bisa dilakukan tanpa melalui prosedur yang terbelit-belit.

"Kami serius mewujudkan rencana tersebut secepat mungkin," kata Konsul Timor Leste di Kupang, Caetano de Sousa Guterres seperti dikutip Antara. Sebelumnya, Duta Besar Indonesia untuk Timor Leste Eddy Setia Budhi mengatakan, pemerintah Indonesia pun sejak lama menunggu kepastian pemberlakukan pas linas batas tersebut dari pemerintah Timor Leste. "Kami menunggu Timor Leste siap dengan semua fasilitasnya, termasuk hal-hal teknis," katanya.
(Jurnal Nasional)

12 Mei 2009 11:29:06 Pesawat Hercules Celaka di Bandara Wamena

Sejumlah petugas melakukan penyelidikan pesawat Hercules milik TNI-AU yang tergelincir di Landasan Pacu Bandara Wamena, Papua, Selasa (12/5). Pesawat yang mengangkut logistik tersebut berhasil ditarik dan pindahkan ke tempat parkir pesawat (Apron). (Foto: ANTARA/Rico Siregar/pras/Koz/pd/09)

12 Mei 2009, Wamena -- Pesawat Hercules milik TNI AU dengan seri A-1302 mengalami kerusakan pada ban saat mendarat (landing) di Bandara Wamena, Senin (11/5) sekitar pukul 13.30 WIT kemarin.

Pesawat naas ini dilaporkan yang diterbangkan Pilot Mayor Penerbangan Agus Buana bersama 7 kru anggota TNI AU terbang dari Biak menuju Wamena dan tiba di Bandara Wamena sekitar pukul 13.30 WIT.

Dari data yang dihimpun Cenderawasih Pos di lapangan, pesawat yang tiba di Bandara Wamena sekitar pukul 13.30 WIT ini saat landing tidak pada runway bandara melainkan di tanah yang posisinya lebih rendah dari landasan bandara sehingga ban depan pesawat terbentur dengan ujung runway dan menyebabkan ban belakang tidak terbuka dengan baik, akibatnya, badan pesawat sempat terseret sekitar 300 meter, kemudian ban belakang terpental bahkan keluar dari areal bandara.

Di landasan bandara juga terdapat beberapa serpihan-serpihan tanah yang diakibatkan dari AS ban yang lepas, kemudian ada bekas goresan panjang dari pesawat yang mendarat tanpa ban yang tidak sempurna.


Kejadian ini mengakibatkan 2 orang warga yaitu Awi Itlay (30) dan Nipa Kobak (23) mengalami luka-luka. Keduanya menjadi korban bukan karena berada di pesawat tersebut, tetapi saat kejadian, keduanya berada di sekitar Bandara Wamena, dekat runway atau TKP.

Awi Itlay yang saat itu sedang berjualan kayu di pinggiran landasan bandara mengalami patah tangan bagian kanan kemudian luka sobek di bagian kening sebelah kiri dan harus mendapatkan 11 jahitan akibat terkena ban yang terlempar keluar bandara.

Sedangkan Nipa Kobak (23), seorang wanita yang sedang hamil 5 bulan mengalami shok dan luka lecet dibagian kaki. Kedua korban tersebut langsung dilarikan ke RSUD Wamena guna mendapatkan perawatan medis.

Danlanud Manuhua Biak, Letkol Pnb, Hikmat Karsanegara saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui ponselnya mengatakan, pesawat Hercules saat mendarat sepanjang 10 meter dari runway bandara mengalami kerusakan 4 ban kemudian pesawat berhenti 1 km dari ujung runway sehingga saat mendarat tidak pada posisinya.

Disinggung soal korban luka-luka, Danlanud menjelaskan, korban tersebut akan ditangani oleh perwakilan Lanud Wamena, sementara untuk pesawat yang mengalami kerusakan, pihaknya akan berkoordinasi supaya secepatnya pesawat tersebut segera ditangani dan dipindahkan sehingga tidak menggangu pesawat arus penerbangan dari Jayapura menuju Wamena.


"Memang pesawat tersebut mengalami kerusakan pada bagian ban saat mendarat namun pesawat tersebut masih dalam kondisi baik sebab yang bermasalah hanya pada bagian ban saja. Kami akan berkoordinasi supaya secepatnya pesawat tersebut dipindahkan sehingga tidak mengganggu arus penerbangan,"ungkapnya.

Ditempat yang berbeda, Station Manager PT Trigana Air Service Wamena, Michael Bidure mengungkapkan, untuk sementara 4 penerbangan pesawat Trigana dari Sentani menuju Wamena langsung dibatalkan sebab tidak memungkinkan untuk pesawat Trigana bisa mendarat dengan situasi tersebut.

Menurutnya, untuk pesawat Trigana memerlukan lajur landasan yang cukup panjang untuk bisa mendarat sementara posisi pesawat Hercules berada di tengah-tengah landasan bandara.

" Dengan kejadian ini, 4 penerbangan Trigana yaitu 2 cargo dan 2 penumpang dari Sentani terpaksa dibatalkan dan kemungkinan besok (hari ini) sudah bisa diterbangkan kalau pesawat Hercules sudah dipindahkan,"ungkapnya.

Sampai berita ini ditulis, pukul 16.00 WIT, situasi di Bandara Wamena tetap aman, sementara untuk pesawat Hercules yang mengalami kerusakan masih dijaga dan berada di tengah-tengah landasan bandara.
(Cendrawasih Pos)

KSAL Bantah Pengurangan Personel TNI AL

Sejumlah siswa Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) TNI AL Angkatan 29 memeragakan beladiri militer di Kobangdikal, Bumimoro, Surabaya, Selasa (12/5). Kegiatan unjuk kebolehan siswa Kobangdikal yang juga dihadiri KSAL Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno tersebut, merupakan rangkaian upacara peringatan Hari Pendidikan TNI AL ke-63. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/09)

12 Mei 2009, Surabaya -- Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Tedjo Edhi Purdijatno, SH., membantah pihaknya melakukan pengurangan personel TNI AL, namun menyesuaikan dengan reorganisasi TNI AL yang sedang dirumuskan.

"Bukan pengurangani personel, tapi kita menyesuaikan dengan reorganisasi yang ada di TNI AL. Personel yang ada tidak akan dikurangi, tapi pengadaan (penerimaan personel) akan dikurangi," katanya di markas Kobangdikal, Bumimoro, Surabaya, Selasa.

Setelah memimpin upacara Hari Pendidikan TNI AL (Hardikal) ke 63 di markas Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI AL (Kobangdikal) Bumimoro, Surabaya, ia mengatakan perubahan organisasi TNI AL saat ini masih dalam perencanaan.

"Untuk proses reorganisasi itulah, kami akan mengurangi 'pengadaan'. Jadi, caranya alamiah, out put (keluar dengan sendirinya) akan tetap ada, tapi in put (pengadaan / penerimaan) tidak ada," katanya.

Sejumlah siswa Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) TNI AL Angkatan 29 memeragakan senam komando di Kobangdikal, Bumimoro, Surabaya, Selasa (12/5). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/09)

Upacara itu dihadiri Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suwarno, Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Bachrul Alam, Dakobangdikal Laksda TNI Sumartono, Pangarmabar Laksda TNI Soeparno, Pangarmatim Laksda TNI Lilik Soepramono, Gubernur AAL Laksda TNI M Juriyanto, Danseskoal Laksda TNI Ir Sudjiwo MSc, dan jajaran TNI AL lainnya.

Sejumlah siswa Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) TNI AL Angkatan 29 memeragakan senam komando di Kobangdikal, Bumimoro, Surabaya, Selasa (12/5).(Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/09)

Dalam upacara Hardikal ke 63 itu, KSAL mengharapkan pendidikan di lingkungan TNI AL mengejar ketertinggalan di bidang teknologi.

"Kehadiran alutsista (alat utama sistem pertahanan) baru di jajaran TNI AL, seperti kapal korvet kelas sigma, menjadi tantangan yang harus disikapi sebagai peluang di bidang pertahanan untuk mengejar ketertinggalan di bidang teknologi pertahanan terkini," katanya.

Menurut dia, peluang itu menjadi letak pentingnya peran lembaga pendidikan dalam menerapkan kurikulum pendidikan secara tepat dengan mencetak prajurit matra laut yang bermoral, profesional, dan berani.

"Setiap prajurit TNI AL dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuan dirinya dengan belajar dan berlatih agar senantiasa akrab dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu bekerja dan bertindak secara profesional," katanya.

Upacara Hardikal ke 63 di lapangan Moeljadi, Kobangdikal yang melibatkan enam batalion atau 1.620 personel itu dimeriahkan dengan parade dan defile dengan suguhan demonstrasi ketangkasan, seperti halang rintang khas TNI AL oleh 680 siswa Dikmata angkatan ke 29.
(Antara Jatim)

Monday, May 11, 2009

TNI AU Gelar Operasi di Udara di NTT

F-5 Tiger TNI AU (Foto: youdee/photobucket)

11 Mei 2009, Kupang -- TNI Angkatan Udara (AU) menggelar operasi udara untuk mengawasi pulau-pulau terluar dan alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) sejak Sabtu (5/5) sampai Jumat (15/5) di Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam operasi itu, TNI menggunakan empat unit pesawat tempur Tiger F5 yang terbang dari pangkalan udara Iswahyudi di Madiun, Jawa Timur.

Komandan Pangkalan Udara El Tari Kupang Letnan Kolonel (Pnb) Joko Sugeng Srianto mengatakan selama operasi, belum terlihat pesawat asing memasuki wilayah udara Indonesia. â€Å“Jika ada pesawat asing yang dicurigai mengancam keamanan dan pertahanan udara kita, langsung disergap," katanya kepada wartawan di Kupang, Minggu (10/5).

Empat pesawat tempur itu terbang hingga perbatasan RI Timor Leste dan perbatasan dengan Australia. Di perbatasan dengan kedua negara itu, terdapat empat pulau terluar yakni Pulau Ndana Rote,Ndana Sabu, dan Mangkudu yang berbatasan dengan periaran Australia, serta Pulau Batek yang berbatasan dengan wilayah perairan Timor Leste.

Operasi itu juga melibatkan 150 anggota pasukan khas (Paskhas) TNI AU, dipimpin Letkol Pnb Ronny Moningka dan dipantu secara cermat lewat satelit oleh para pimpinan TNI AU. Operasi itu juga memantau kapal asing yang kemungkinan masuk periaran Indonesia secara ilegal, termasuk kapal nelayan asing. Hanya saja, sampai Minggu (10/5) hanya terpantau kapal-kapal berbendera Indonesia.

Wilayah selatan dan timur Indonesia terutama di selatan Pulau Rote dan bagian timur Pulau Timor sering rawan pelanggaran, seperti menjadi sasaran penangkapan ikan ilegal oleh kapal asing. Pasalnya, wilayah perairan itu tidak terpantau secara rutin. Perairan itu juga sering dimanfaatkan warga asing terutama asal Afghanistan, Pakistan, dan Vietnam untuk menyeberang ke Australia.
(Media Indonesia)

Hercules TNI AU Alami Kecelakaan di Sentani

C-130 Hercules TNI AU (Foto: barong1978/photobucket)

11 Mei 2009, Jakarta -- Pesawat C-130 Hercules TNI Angkatan Udara (AU) mengalami kecelakaan saat mendarat di Pangkalan Udara Sentani, Papua, Senin (11/5) siang.

Kepala Penerangan Mabes TNI AU Marsekal Pertama TNI FH Bambang Soelistyo mengatakan, kejadian itu disebabkan landing gear lepas saat pesawat akan melakukan pendaratan.

"Pesawat tinggal landas dari Biak dan tiba di Sentani sekitar pukul 11.30 WIB," ungkapnya.

Akibatnya, pesawat tidak dapat mendarat sempurna dan hingga kini masih berada di landasan bandara Sentani. Sambil menunggu proses evakuasi, seluruh kru pesawat menurunkan muatannya.

Bambang menambahkan, pesawat C-130 Hercules berasal dari Skadron 32 Pangkalan Udara Abdurahman Saleh, Malang, dan ke Papua untuk misi bantuan logistik rutin.
(ANTARA)

Kehadiran Pemimpin Menambah Moril Prajurit Kopaska

11 Mei 2009, Lampung -- Kehadiran seorang pemimpin ditengah-tengah prajuritnya yang sedang melakukan tugas, merupakan kepuasan dan kebanggaan tersendiri bagi prajurit Pasukan Katak TNI AL, bahkan rasa lelah sekalipun yang selama dua minggu melakukan aktivitas latihan yang banyak menguras tenaga dan pikiran tanpa mengenal waktu akhirnya terbayar sudah dengan kehadiran Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat Laksamana Muda TNI Soeparno didampingi Asisten operasi Pangarmabar Kolonel Laut (P) Darwanto, S.H. Komandan Satuan Pasukan Katak Armada Barat Letkol Laut (T) Andi Kriswanto, dan Danlanal Lampung Kolonel Laut (P) Hargianto.

Kehadiran Pangarmabar ditengah-tengah prajurit Kopaska disambut dengan yel yel dan lagu-lagu pemacu semangat khas Kopaska, suasana semakin meriah dan penuh keakraban Dalam kunjungan tersebut Pangarmabar memotivasi prajuritnya untuk tetap semangat dan profesional melakukan tugas dan latihan kapanpun dan dimanapun, dipundak kalian memikul beban tugas yang berat tetapi mulia ingat sesanti Prajurit Pasukan Katak “Than Hana Wighna Tan Sirna” Tiada rintangan yang tidak dapat diatasi camkan itu.

Latihan K-2 Kopaska TNI AL kali ini yang berlangsung di Pusat Latihan Tempur Komando Pasukan katak Batu Menyan Lampung dengan berbagai materi antara lain terjun freefall, Survilience Tactical Airbone Operation (Stabo), EOD (Explosive Ordnance Disposal), Sniper, GLG, Fasroofe, materi rawa laut dan hutan.
(Dispenarmabar)

Pengamanan WOC Oleh Kompi Kavaleri Panser

10 Mei 2009, Manado -- Sejumlah anggota TNI dari Kompi Kavaleri Panser memeriksa kembali kesiapan kendaraan tempur yang disiagakan di sekitar areal lokasi pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Kelautan se-dunia (World Ocean Conference/WOC), di Grand Kawanua, Manado, Sulawesi Utara, Minggu (10/5). Berbagai persiapan dan kesiapan termasuk pengamanan yang melibatkan berbagai kesatuan dari TNI dan Polri kian diperketat menjelang berlangsungnya WOC pada 11 - 15 Mei. (Foto: ANTARA/Ismar Patrizki/09)

Sejumlah anggota TNI dari Kompi Kavaleri Panser berpatroli di sekitar areal lokasi pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Kelautan se-dunia (World Ocean Conference/WOC), di Grand Kawanua, Manado, Sulawesi Utara, Minggu (10/5). (Foto: ANTARA/Ismar Patrizki/09)

Sejumlah anggota TNI dari Kompi Kavaleri Panser bersiaga di sekitar areal lokasi pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Kelautan se-dunia. (Foto: ANTARA/Ismar Patrizki/09)

Saturday, May 9, 2009

Pembom Rusia Melanjutkan Patroli Rutin di Laut Atlantik dan Artik

TU-95 Bear (Foto: rb-29.net)

7 Mei 2009, Moskow -- Pembom strategis Rusia TU-95 Bear melakukan penerbangan patroli rutin diatas laut Atlantik Utara dan Artik, ujar Letkol Vladimir Drik jurubicara AU Rusia, Kamis (7/5).

Awak pesawat berlatih instrumen penerbangan dan melakukan serangkaian latihan lainnya.

IL-78 Midas (Foto: globalsecurity.org)

IL-78 Midas AU India (Foto: globalsecurity.org)

Saat misi yang berlangsung 15 jam, pesawat pembom melakukan pengisian bahan bakar di udara dari pesawat tanker Il -78 Midas. Pembom dibayang-bayangi oleh pesawat tempur NATO F-16 dan Tornado.

Seluruh penerbangan oleh pesawat Rusia dilakukan dengan ketat agar sesuai dengan hukum internasional dalam penggunaan wilayah udara diatas perairan netral, tanpa melanggar perbatasan negara ujar Drik.

TU-95 (Foto: fas.org)

TU-95H Bear (Foto: fas.org)

TU-95H Bear (Foto: fas.org)

TU-95H Bear (Foto: fas.org)

Rusia melakukan penerbangan patrol pembom strategis diatas laut Pasifik, Atlantik dan Artik pada Agustus 2007, setelah Presiden Vladimir Putin memberikan perintah.

RIA Novosti/@beritahankam

20 Penerbang Pesawat Tempur Latihan di Senggigi

8 Mei 2009, Mataram -— Sedikitnya 20 orang penerbang pesawat tempur di jajaran Komando Operasional Angkatan Udara (Koopsau) II Makassar akan menggelar latihan "Emergency Escape and Eject" di Pantai Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), 8-10 Mei.

"Latihan Emergency Escape and Eject itu akan dimulai sore ini (Jumat) hingga Minggu (10/5) nanti," kata Komandan Pangkalan Angkatan Udara (Danlanud) Rembiga Letkol Pnb I Made Susila, di Mataram, Jumat.

Ia mengatakan, latihan itu merupakan program kerja Koopsau II yang dilaksanakan secara rutin, terutama bagi awak pesawat tempur. Latihan dipandang penting untuk dilaksanakan guna melatih dan memberikan penyelamatan praktis perorangan bagi awak pesawat tempur.

Lokasi yang dianggap sesuai untuk jenis latihan itu yakni Taman Wisata Bahari Benoa Denpasar Bali dan kawasan wisata Senggigi, Lombok Barat, NTB.

Latihan serupa sudah pernah digelar selama dua hari, yakni pada 17-18 Desember 2007 di Taman Wisata Bahari Benoa Denpasar Bali yang diikuti 10 peserta, terdiri dari Skadron Udara 3, 14, 15 Lanud Iswahjudi, Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, dan Skadron Udara 11 Lanud Hasanuddin, masing-masing diwakili dua penerbang.

"Tahun ini lokasinya di Senggigi dengan jumlah peserta yang relatif sama dan dalam mengaplikasikan kegiatan tersebut dimanfaatkan sarana parasailing sebagai alat untuk melatih para awak penerbang tempur saat melaksanakan escape and eject," ujarnya.
(KOMPAS)

Perancis Tuan Rumah FRUKUS 2009

Helikopter AL Rusia Ka-28 lepas landas dari dek USS Laboon saat latihan tahun 2007. (Foto: weeklystandard)

9 Mei 2009 -- Latihan Internasional FRUKUS 2009 melibatkan AL Rusia, Perancis, Inggris dan Amerika Serikat akan dilaksanakan di Brest, Barat Laut Perancis, 21 – 27 Juni 2009.

Kapal perang tiba di Brest 19 Juni, program latihan dimulai 21 Juni. Latihan aktif berlangsung 23 – 26 Juni. Kapal meninggalkan pelabuhan 27 Juni, ujar Alexei Lobanov pejabat di Kedutaan Besar Rusia di Perancis.

Frigate Perancis Tourville dan destroyer Rusia Admiral Chabanenko akan mengambil bagian.

Admiral Chabanenko saat ambil bagian FRUKUS 2007. (Foto: Russian Navy Blog)

Frigate Perancis Tourville. (Foto: globalsecurity.org)

Tahun kemarin, Amerika Serikat dan Inggris secara resmi menarik diri dari latihan tahunan Rusia – NATO di Laut Jepang, 15 – 23 Agustus sebagai bentuk protes terlibatnya Rusia dalam konflik di Georgia.

Sebelumnya dinamakan RUKUS, pertama kali diadakan tahun 1988 sebagai jembatan dialog antara Uni Sovyet, Inggris, dan Amerika Serikat. RUKUS diubah menjadi FRUKUS tahun 2003, ketika secara resmi Perancis bergabung.

RIA Novosti/@beritahankam

Friday, May 8, 2009

Indonesia Ditawarkan Produksi Bersama Pesawat Tempur L-159

Pabrik Aero Vodochody (Foto: Aero Vodochody)

7 Mei 2009, Jakarta -- Aero Vodochody selaku produsen pesawat tempur latih L-159, menawarkan produksi bersama pesawat tersebut kepada Pemerintah Indonesia. Produksi bersama yang ditawarkan mencakup sebagian mesin dan suku cadang pesawat.

Tidak itu saja, pihak Aero juga menawarkan prasarana pelatihan, simulator, dan jaminan suku cadang selama 25 tahun.

Dalam pertemuan tertutup itu, pihak Aero diwakili Presiden Aero Igor Hulak, Manager Pemasaran Martin Kubovy dan Wakil Program Militer Aero Petr Kudrn. Sedangkan Pemerintah Indonesia diwakili Dirjen Sarana Pertahanan Departemen Pertahanan Marsekal Muda TNI Errys Heriyanto.

L159 T (Foto: Aero Vodochody)

L159 T (Foto: Aero Vodochody)

L159 B (Foto: Aero Vodochody)

L159 B (Foto: Aero Vodochody)

L159 ALCA (Foto: Aero Vodochody)

L159 ALCA (Foto: Aero Vodochody)

Pesawat tempur latih L-159 sudah lama menjadi alternatif untuk mengganti beberapa pesawat TNI Angkatan Udara (AU) yang akan memasuki masa 'pensiun'. Beberapa jenis pesawat tempur yang akan diganti itu adalah OV-10 Bronco, F-5 Tiger, Hawk MK-53 dan pesawat angkut Fokker-27 dan Helikopter Sikorsky.

Mabes TNI dan Dephan telah melakukan penjajakan ke beberapa negara untuk mencari pesawat pengganti yang sesuai dengan peran dan tugas pokok pesawat lama. Khusus untuk pengganti pesawat Hawk MK-53, Mabes TNI AU mengantongi beberapa pilihan yakni Aermachchi dari Italia, FTC-2000 dari China, dan L-159B dari Ceko.
(Media Indonesia)

PBB Periksa Peralatan TNI di Lebanon


8 Mei 2009, Jakarta -- Tim Inspeksi PBB di Lebanon, Jumat (8/5), serentak memeriksa peralatan militer setiap negara yang tergabung dalam Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL).

Tim Inspeksi atau Contingent Owned Equipment (COE) pimpinan Nikolay Voynov tersebut memeriksa seluruh peralatan milik Satuan Tugas (Satgas) Force Headquaters Support Unit (FHQSU) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVI-A di Naquora Lebanon, kata Perwira Penerangan Konga XXVI-A Kapten Laut (KH) Hondor Saragih di Jakarta.

Pemeriksaan dilakukan secara serentak oleh setiap anggota Tim COE sesuai daftar peralatan yang tercantum dalam formulir.

Pemeriksaan rutin Tim COE sangat cermat dan teliti, karena sangat terkait dengan penggantian sewa atau reimbursement dari PBB kepada Pemerintah Indonesia atas peralatan TNI di Lebanon sesuai standar yang tertuang dalam Nota Kesepahaman antara PBB dan Pemerintah Indonesia.

"Di samping itu, pemeriksaan dimaksudkan untuk mengetahui kesiapan sebuah kontingen dalam melaksanakan mandat PBB," kata Hondor.

Terkait peralatan yang digunakan dalam misi PBB, Indonesia menggunakan kategori wet lease atau yakni negara kontributor menyediakan dan bertanggung jawab untuk memelihara seluruh peralatan utama dan peralatan pendukung dan PBB sebagai pihak penyewa wajib menyediakan pembayaran (reimbursement) atas penyediaan kebutuhan ini.

Apabila salah satu alat ditemukan tidak siap operasional (unserviceable),Pemerintah Indonesia sebagai kontributor tidak akan mendapatkan penggantian atau sewa (reimbursement) dari PBB misalnya seperti kendaraan yang klaksonnya tidak berbunyi, lampu rem atau sen tidak nyala dan sebagainya.

Saat ini, di Markas Besar UNIFIL di Naquora, Indonesia antara lain menggunakan kendaraan tempur panser VAB buatan Prancis.
(Media Indonesia)

Pesawat Tempur Lanud Iswahjudi Uji Kemampuan Menembak ”Air to Ground”

Ground Crew Skadron Udara 15 sedang memasang Bom Praktis di body pesawat Hawk MK 53, Kamis (7/5) (Foto : Pentak Lanud Iswahjudi)

8 Mei 2009, Madiun -- Tiga jenis pesawat tempur yang bermarkas di Lanud Iswahjudi menguji kemampuannya dalam menembak dengan sasaran darat (air to ground) selama sepuluh hari (27/4-7/5) di AWR Pulung, Ponorogo,Jawa Timur.

Pesawat-pesawat tempur yang lerlibat dalam latihan penembakan “air to ground” tersebut yakni F-16/Fighting Falcon, F-5/TigerII dan MK-53/Hawk masing-masing dari Skadron Udara 3, 14 dan 15 yang bermarkas di Pangkalan TNI AU (Lanud) Iswahjudi, Magetan-Jawa Timur.

Secara bergantian tiga jenis pesawat tempur tersebut menembakan meriam, roket maupun bom praktis untuk sasaran di darat berupa Skip yang telah terpasang di AWR (Air Weapon Range) Pulung Kabupaten Ponorogo. “Take off” dan “Landing” langsung dari landasan pacu Lanud Iswahjudi, Magetan-Jawa Timur.

Latihan penembakan “air to ground” selama sepuluh hari di AWR Pulung tersebut merupakan salah satu program kerja Lanud Iswahjudi tahun anggaran 2009, khususnya bidang operasi dan latihan. Terlaksana 153 sorties dengan rincian Skadron Udara 3 sebanyak: 68 sorties, Skadron Udara 14 sebanyak: 69 sorties dan Skadron Udara 15 sebanyak: 16 sorties.

Secara umum latihan berhasil dengan baik sesuai jadwal yang telah direncanakan, berlangsung lancar dan aman.

Selama operasi latihan penembakan tersebut berlangsung, Komandan Lanud Iswahjudi, Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro, S.Sos selalu mengingatkan agar seluruh personel yang melaksanakan latihan baik para penerbang, ground crew, maupun pendukung lainnya untuk selalu melakukan pengecekan ulang setiap pesawat sebelum “take off”, sehingga operasi latihan berjalan lancar sebagaimana yang direncanakan.
(TNI AU)

Danwing 3 Berangkatkan Unsur Tempur F-5

Komandan Wing 3 Kolonel Pnb Tatang Harlyasnyah, S.E. saat memberikan ucapan selamat bertugas kepada personel yang terlibat dalam ”Latihan Hanudnas Cakra D 2009”. (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)

8 Mei 2009, Madiun -- Komandan Wing 3 Kolonel Pnb Tatang Harlyansyah, S.E. mewakili Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro,S.S0s. melepas keberangkatan unsur tempur F-5/ Tiger II ke daerah latihan di Lanud Eltari, Kupang-Nusatenggara Timur (NTT), Jum’at (8/5) dalam suatu upacara militer di lapangan Apel Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, Magetan-Jawa Timur.

Pesawat-pesawat tempur F-5/Tiger II berada di daerah Nusatenggara Timur akan melaksanakan latihan yang digelar oleh Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional) dengan sandi “Latihan Hanudnas Cakra D 2009”. Latihan berlangsung selama lebih kurang satu minggu, sehingga unsur tempur F-5 langsung berada dibawah kendali operasi Kohanudnas.

Komandan Wing 3 Kolonel Pnb Tatang Harlyansyah,S.E. dalam sambutanya menyampaikan bahwa salah satu tugas pokok TNI Angkatan Udara adalah mempertahankan dan menegakkan kedaulatan dan hukum di wilyah udara NKRI. Dalam kesempatan itu diharapkan semua unsur dapat melaksanakan tugas pokok tersebut.

”Kupang merupakan daerah perbatasan yang mempunyai spesifikasi tersendiri, baik adat istiadat maupun tingkat kerawanan, sehingga diharapkan kehadiran pesawat-pesawat tempur di daerah tersebut sangat penting artinya. Untuk itu ditekankan kepada seluruh personel yang terlibat dalam latihan agar selalu ”alert” dan ”waspada”, guna mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi”, lanjutnya.

Menurutnya , Lambangja (keselamatan penerbangan dan kerja) sangat penting, mengingat akhir-akhir ini sering terjadi kecelakaan pesawat terbang. Hal tersebut terjadi akibat personel maupun alutsista yang kurang mumpuni atau kurang siap dalam menanggulangi suatu emergensi. Ditambah dengan faktor alam yang sekarang ini fenomena perubahannya sangat drastis

Satu Flight pesawat tempur F-5/Tiger II yang diberangkatkan Danwing 3 Kolonel Pnb Tatang Harlyansyah,S.E tersebut didukung 60 personel yang terdiri dari para penerbang dan teknisi, dan dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 14 Letkol Pnb Ronny Irianto Moningka.

Upacara pemberangkatan berlangsung secara sederhana dan dihadiri para pejabat Lanud Iswahjudi serta diikuti seluruh personel militer jajaran Wing 3.
(TNI AU)

Modernisasi Militer Australia Bukan Ancaman

Australia akan membeli 100 F-35

8 Mei 2009, Jakarta -- Pengembangan dan peremajaan peralatan militer di kawasan Asia Pasifik jangan dianggap ancaman bagi TNI. "Cukup diwaspadai seperlunya," kata pengamat militer Universitas Indonesia Andi Widjajanto di Jakarta, Kamis (7/5).

Andi menanggapi rencana Australia mengembangkan kekuatan militernya dua dasawarsa ke depan dengan anggaran US$72 miliar atau Rp720 triliun lebih. Anggaran itu antara lain akan digunakan untuk membeli 100 pesawat tempur, 12 kapal selam, delapan kapal perang, dan 24 helikopter.

Dia mengatakan, Buku Putih Pertahanan RI menyatakan Indonesia tidak memiliki ancaman eksternal. Jadi seharusnya Departemen Pertahanan (Dephan) dan TNI menyambut baik rencana Australia tersebut. Termasuk loncatan teknologi militer yang sedang dikembangkan China dan India.

Australia membeli 2 LHD Canberra dari Spanyol

"Malah bisa membantu menciptakan stabilitas kawasan," kata dia. Asia Pasifik, kata dia, akan memiliki posisi tawar yang cukup berpengaruh di tengah perubahan yang terjadi di kawasan global. "TNI jangan merasa memiliki musuh yang kuat, tapi teman yang kuat," kata dia.

Dia mencontohkan, Inggris tidak akan pernah khawatir meski Amerika Serikat jor-joran mengucurkan miliaran dolar guna memperkuat armada militernya. "Karena ujung-ujungnya memperkuat Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO)," kata Andi.

Seringnya konflik dengan negara serumpun, Malaysia dan Singapura juga jangan terlalu dibesar-besarnya. "Selesaikan lewat diplomasi," katanya. Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksma Iskandar Sitompul mengatakan, angkatan bersenjata yang kuat dan modern mutlak dimiliki TNI.

"Tantangan ke depan semakin kompleks," kata dia. Dia berharap, pemerintah lebih memerhatikan pertahanan, di samping mementingkan kesejahteraan rakyat dan pendidikan. Anggaran militer saat ini sangat minim. "Jangankan pengembangkan senjata, untuk operasional saja sulit," kata Iskandar.

Data Departemen Keuangan menyebutkan, dana pengamanan daerah rawan, perbatasan, dan pulau terluar sejak tahun 2006 selalu di atas Rp800 miliar. Tahun 2006 sebesar Rp850 miliar, 2007 Rp839 miliar, dan 2008 Rp867 miliar. Baru tahun 2009 diturunkan menjadi hanya Rp586,93 miliar. Itu pun setelah DPR menyetujui tambahan dana operasional sebesar Rp200 miliar, pekan lalu.
(Jurnal Nasional)

OPM Serang Pos TNI


Di Serui, OPM Serang Pos TNI Saubeba

8 Mei 2009, Jayapura -- Kelompok bersenjata yang diduga merupakan TPN/OPM yang beroperasi di Serui, Kabupaten Yapen Waropen dilaporkan telah melakukan penyerangan terhadap Pos TNI di Saubeba sekitar 60 kilometer dari Kota Serui, Rabu (6/5) sekitar pukul 20.00 WIT.
Dalam penyerangan itu, dilaporkan ada sekelompok masyarakat berjumlah 10 orang dimana dua orang diketahui membawa senjata AK 47 dan SP, serta 3 senpi Rakitan dan warga lainnya menggunakan senjata tradisional berupa busur dan panah serta senjata tajam lainnya menyerang Pos TNI.

Mereka melakukan pencarian terhadap anggota yang ada di Pos TNI dan diduga mereka juga akan melakukan perampasan senjata milik anggota TNI di pos tersebut, namun luput.

Kapolres Yapen Waropen AKBP Imam Setyawan saat dihubungi Cenderawasih Pos via telepon selulernya semalam membenarkan adanya penyerangan dari kelompok bersenjata tersebut.

Dikatakan, diduga karena tidak menemukan sasaran, kelompok bersenjata itu kemudian menyerang warga yang ada di sekitar Pos TNI tersebut.

"Akibatnya, dua orang warga yang diketahui bernama Amos mengalami luka bacok di tengkuk dan atas mata dan Didimus Rumayom ditembak pada tangan. Korban tewas tidak ada," jelas Kapolres Imam Setyawan.

" Informasi awal ada penyanderaan, namun ternyata tidak ada karena anggota Kodim 1709 atas nama Koptu Steven Andarey berhasil lolos," ungkap Kapolres.
Menurutnya, aparat kepolisian bersama anggota TNI telah menuju ke TKP, termasuk melakukan olah TKP dan mengevakuasi korban yang terluka diserang kelompok OPM tersebut.

Kapolres mengatakan, saat ini anggota Polres Yapen Waropen dan Kodim masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku. Selain itu, aparat keamanan juga masih melakukan penjagaan terhadap titik-titik rawan. "Pelakunya, diketahui menggunakan topeng. Kami sedang memburu pelaku," tandasnya.
(Cenderawasih Pos)

Pos TNI di Papua Ditembaki, TNI Pilih Bertahan

7 Mei 2009, Jayapura -- Suasana di Kawasan Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, kembali memanas. Pos pengamanan TNI di daerah ini tiba-tiba ditembaki kelompok tidak dikenal dari arah gunung Kimibaga, gunung yang menghimpit Kawasan Mulia, ibukota kabupaten Puncak Jaya.

Kepala Penerangan Kodam 17 Cenderawasih, Letkol inf Susilo membenarkan peristiwa tersebut. Menurut Susilo, penembakan itu terjadi selama empat kali dari arah gunung Kimibaga.

Penembakan ini, lanjutnya, sengaja dilakukan sekelompok orang bersenjata dari gunung Kimibaga ke pos penjagaan TNI. Namun, karna jarak tembak dari arah gunung ke pos sekira 1 sampai 2 kilo, pasukan yang berjaga hanya bertahan dan tidak melakukan perlawan.

"Jarak tembak itu kan maksimalnya 500 meter jadi kalau penembakan itu dilakukan dari arah 1 sampai 2 kilo, itu sangat kecil kemungkinan untuk kena," katanya.

Soal rumor yang berkembang bahwa tembakan itu diarahkan ke pesawat, Susilo membantahnya. "Mungkin ini hanya kebetulan, karena tembakan terdengar bersamaan dengan pesawat yang hendak mendarat. Kalau dari pengamatan kami tembakan ini, diarahkan ke pos TNI," jelasnya.

Hingga kini, akunya, TNI masih memilih bertahan dan belum melakukan tindakan pengejaran terhadap pelaku penembakan.
(Okezone)

Thursday, May 7, 2009

Evakuasi Medis Udara di Wilayah Bandara Juanda

Sebuah pesawat heli Bell-412 milik Skuadron Udara 400 Wing Udara-1 Puspenerbal, melakukan prosedur penyelamatan korban pesawat yang melakukan pendaratan darurat di laut sebelah timur Surabaya, Kamis (7/5). Kegiatan tersebut merupakan Latihan Evakuasi Medis Udara TNI AL 2009 Puspenerbal, dalam rangka penanganan korban musibah pesawat udara yang melakukan pendaratan darurat di laut atau perairan. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ED/nz/09)

7 Mei 2009, Surabaya -- Kamis (7/5) dilaksanakan gladi parsial Evakuasi Medis Udara di muara sungai Banjar kemuning yang disaksikan oleh Komandan Puspenerbal Laksma TNI Rudy Hendro Satmoko, Danlanudal Juanda Kolonel Laut (P) Subariyoto, Danwing Udara I Kolonel Parno dan Kabasarnas. Adapun skenario latihan kali ini disimulasikan Satu unsur pesawat udara CN-235 BKO Guspurlatim yang akan menerjunkan 2 (dua) peleton pengaman mengalami musibah, mesin kanan terjadi kerusakan yang menimbulkan ledakan dan mendarat darurat di daerah yang dikuasai oleh gerakan pengacau keamanan. Pilot melaksanakan prosedur sesuai dengan kondisi yang dialami saat itu serta mengirimkan berita keadaan darurat (Mayday...Mayday...Mayday) melalui radio yang diterima oleh seluruh pangkalan maupun unsur-unsur pesud lainnya. Berita kemudian diterima pangkalan stasiun radio Mako Guspurlatim, Lantamal V Surabaya, Wing Udara I dan Lanudal Juanda. Danlantamal V, Wing Udara I dan Lanudal Juanda setelah menerima berita segera menyiapkan tim dan peralatan Evakuasi Medis Udara dan Posko.

Danguspurlatim segera memerintahkan satu unsur N-22 Nomad BKO untuk melaksanakan pencarian lokasi jatuhnya pesawat udara CN-235. Setelah ditemukannya lokasi jatuhnya CN-235 di pinggir hutan yang lebat dan berdekatan dengan sungai serta tanda-tanda visual adanya personel yang masih selamat, Nomad segera melaporkan kepada Danguspurlatim lokasi dan tanda-tanda visual jatuhnya pesawat udara CN-235, maka Komandan Guspurlatim segera memerintah 1 (satu) unsur helikopter Nbell-412 yang BKO Guspurlatim terbang menuju lokasi jatuhnya pesawat dengan membawa 1 (satu) regu pengamanan (marinir), untuk diterjunkan dilokasi dengan mobud, selanjutnya helikopter membantu pengamatan seputar lokasi jatuhnya. Dari laporan tim pengamanan dilaporkan kondisi korban sebagai berikut:

a. Meninggal : 3 orang
b. Luka bakar berat : 5 orang
c. Luka bakar ringan : 3 orang
d. Patah tulang : 10 orang
e. Sehat : 2 orang

Setelah menerima berita dari tim pengaman, Danguspurlatim memerintahkan 2 (dua) buah unsur helikopter lainnya untuk melaksanakan evakuasi, korban dari lokasi ke daerah aman. Selanjutnya korban dibawa menuju posko (Co/tec/ran area) untuk diiaksanakan tindakan penanganan awal oleh tim medis sesuai dengan tingkat/golongan luka. Setelah mendapat penanganan awak korban segera di evakuasi menuju rumah sakit dengan menggunakan helikopter untuk yang kondisi kritis dan ambulance bagi korban luka sedang/ringan. Unsur Nornad dan Heli setelah selesai melaksanakan pengamanan dan pencarian, selesai melaksanakan evakuasi kernbali ke pangkalan.



Adapun peserta latihan melibatkan personel dan unsur dari beberapa instansi yang ada di Wilayah Juanda yaitu Pesud TNI AL (1 Heli BO, 2 heli Bell - 412 dan 1 Pesud Patmar Nomad dari Wing Udara I), Tim Medis Diskes Koarmatim, Tim Medis Diskes Lantamal V, Rumkital Dr. Ramelan dan Basarnas, Kantor Sar Surabaya dan Tim Kesehatan dari PAP I Bandara Internasional Juanda.
(Puspenerbal)