Saturday, May 2, 2009

Paspampres Makin Waspada


2 April 2009, Jakarta -- Menyusul insiden pelemparan batu ke arah mobil dinas Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, Kamis lalu, Pasukan Pengamanan Presiden kini meningkatkan kewaspadaan. Sampai saat ini belum dipastikan apakah insiden pelemparan itu dilakukan terencana atau secara spontan.

Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Mayor Jenderal Marciano Norman menyampaikan hal itu, Jumat (1/5).

”Ke depan, tentunya kita tidak boleh mengabaikan hal seperti itu. Kewajiban Paspampres adalah meningkatkan kewaspadaannya. Paspampres berkoordinasi dengan polda dan kodam di wilayah. Pada setiap kegiatan VVIP, kami akan meningkatkan kewaspadaan,” ujar Marciano.

Paspampres bertanggung jawab mengamankan presiden dan wakil presiden beserta keluarganya dalam seluruh kegiatan mereka. Meskipun dilakukan peningkatan kewaspadaan, Marciano mengatakan, Paspampres saat ini tidak menambah jumlah personel keamanan.

Ia juga menegaskan, peningkatan kewaspadaan Paspampres ini tidak lantas mengisyaratkan bahwa insiden pelemparan batu ke mobil Wapres Kalla itu terjadi karena lemahnya kewaspadaan saat itu.

”Ring satu pengamanan kami kan rangkaian kendaraan, lemparan itu datang dari luar. Begitu dia melempar, kami langsung tangkap pelempar itu dalam waktu yang sangat singkat. Kalau tidak kami tangkap, berarti kami tidak waspada,” katanya

Marciano menjelaskan, pihak kepolisian dan Paspampres masih terus memeriksa Zulkarnaen (45), pelempar batu itu.
(KOMPAS)

Iran Memproduksi Destroyer

Kapal AL Iran P226 Falakhon, Kaman class missile boat

1 Mei 2009, Tehran -- Para ahli Iran berhasil mendisain dan memproduksi destroyer peluncur misil.

“Kami telah berhasil mendisain dan membuat sejumlah kapal untuk angkatan laut termasuk sebuah destroyer,” ujar Ahmad Karimi tenaga ahli Pagar System Company pada Mehr News Agency, Jumat, 30 April 2009.

Karimi mengatakan destroyer ini mempunyai panjang 100m dan berat 1200ton. Ditambahkannya tiga destroyer telah siap uji navigasi di laut Kaspia.

Destroyer cepat dan mampu bermanuver untuk digunakan sebagai pengawal kapal yang lebih besar dan melawan penyerang.

Mehr News Agency/@beritahankam

Radar Indonesia

Seorang peneliti asal LIPI mencoba radar pengawas pantai "Coastal Surveillance Radar" saat acara peluncuran radar pengawas pantai pertama buatan Indonesia di Bandung, Jawa Barat, Kamis (30/4). Radar pengawas pantai yang diberi nama INDRA MX 2 tersebut merupakan hasil penelitian antara Perusahaan IT Solusi 247, ITB, LIPI serta Delft University Belanda.Radar tersebut memiliki daya jangkau hingga 40 Km dan telah di ujicoba di perairan Selat Sunda. (Foto: ANTARA/Rezza Estily/ss/nz/09)

1 April 2009, Bandung -- PT Utama Solusi 247 dan Radar & Communication Systems (RCS) selaku produsen radar maritim atau pantai pertama buatan Indonesia yang diberi nama "INDRA" atau Indonesia Radar siap menerima order pada Juni 2009, kata Direktur Utama RCS, Beno Pradekso di Bandung, Jumat.

INDRA resmi dipasarkan ketika diluncurkan bersamaan Seminar Nasional Radar III 2009 di hotel Savoy Homann Bandung, Kamis (30/4), sedangkan sepanjang 2009 ini akan diproduksi empat unit INDRA, namun bisa bertambah jika ada permintaan pasar.

Beno mengungkapkan, pembuatan satu unit radar membutuhkan waktu empat bulan, namun dia menolak memberitahukan harganya.

"Untuk harga belum bisa mematok dan akan dihitung secara spesifik oleh pihak marketing kami," ucapnya.

Beno optimistis pasar radar nasional dan regional cukup besar mengingat radar sangat penting untuk transportasi laut dan udara.

INDRA adalah radar maritim pertama yang diproduksi RCS yang bekerjasama dengan Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET LIPI), Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, DTE- FT UI.

Selain itu juga dibantu International Research Center for Telecommunication and Radar (IRCTR ) dari Technical University of Delf (TU-Delf) Belanda yang memang sudah sejak lama menguasai teknologi radar.

Dalam proses pengembangannya INDRA yang menghabiskan investasi Rp5 miliar ini akan mengoptimalisasi beberapa fungsi dasar radar yaitu menditeksi, mengukur dan menerjemahkan sinyal.
(ANTARA)