L159 kandidat pengganti Hawk53.
29 Juli 2009, Bandung -- Penambahan anggaran pertahanan pemerintah untuk alat utama sistem senjata atau alutsista sudah tidak dapat ditunda lagi. Untuk membentuk pasukan tempur udara yang tangguh dan mampu menjaga kedaulatan wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia dibutuhkan waktu bertahun-tahun, sehingga dukungan sarana dan prasarana sangat dibutuhkan.
Wakil Komandan Komando Pemeliharaan Materiil TNI AU Marsma TNI Bambang P Priyono menegaskan, pasukan tempur udara dibentuk dengan latihan bertahun-tahun. Jadi, pembelian materiil sarana tempur seperti pesawat ataupun helikopter harus dilakukan agar latihan pasukan TNI AU dapat optimal.
"Tidak bisa begitu perang baru peralatan tempur diadakan. Bagi prajurit, tidak mudah menyesuaikan diri dengan sarana pendukung udara seperti pesawat maupun helikopter," katanya seusai Peringatan Hari Bakti Ke-62 TNI AU Lapangan Udara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/7).
Dalam upacara tersebut, bertindak selaku Inspektur Upacara Marsma TNI Bambang P Priyono. Sementara komandan upacara diserahkan kepada Letkol Tek Ginda.
Menurut Priyono, pemerintah mendatang harus benar-benar memerhatikan alokasi anggaran pertahanan dalam negeri, termasuk pengadaan alutsista. Pembentukan armada tempur udara yang tangguh akan memperkuat citra dan posisi tawar bangsa dalam sejumlah konflik seperti di area perbatasan. Kecelakaan sejumlah pesawat TNI belakangan ini akan membuat sarana latihan menjadi kian terbatas.
Kendati hanya berbekal sarana yang terbatas, pihak TNI AU tetap berkomitmen melakukan latihan baik rutin maupun secara khusus. Hal itu, kata dua, sudah menjadi tanggung jawab bela negara bagi masing-masing prajurit TNI AU.
Terkait semakin rawannya konflik di perbatasan, TNI AU tetap mengedepankan penyelesaian secara persuasif. Menurut Priyono, perang hanya dijadikan alternatif terakhir saat penyelesaian konfliks ecara persuasif menemui jalan buntu.
Disinggung mengenai daerah-daerah yang rawan gesekan dengan patroli tentara negara tetangga, Priyono menyebutkan, TNI AU memang sedang mengkhususkan perhatian ke sejumlah pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.
Sementara itu, dalam sambutan Kepala Staf TNI AU yang dibacakan dalam pelaksanaan Hari Bakti ke-62 TNI AU, Marsekal TNI Subandrio berpesan, tantangan tugas TNI AU ke depan justru semakin berat. Hal ini seiring dinamika kondisi lingkungan strategis yang terus berkembang dengan cepat. Oleh karena itu, dibutuhkan cara pikir yang kreatif, rasional, dan sinergis dari prajurit TNI AU dalam mencari solusi yang terbaik dalam setiap pemecahan masalah.
Pada peringatan Hari Bakti ke-62 tersebut, TNI AU Bakorda Bandung mengadakan beberapa kegiatan, antara lain bakti sosial berupa donor darah, korve massal, ziarah, dan upacara. Menurut Komandan Lanud Husein Sastranegara, Kol Pnb Iman Sudrajat, peringatan tahun ini bertema "Melalui Peringatan Hari Bakti ke-62 TNI AU 2009, Kita Jadikan Momentum untuk Meningkatkan Profesionalisme dan Jiwa Juang Dalam Menjaga Keutuhan NKRI".
KOMPAS.com
No comments:
Post a Comment