Irjen TNI Letjen TNI M Noer Muis melepas tanda peserta Latgap Anti Teror yang diikutu sejumlah Prajurit Pasukan Elit ke tiga angkatan dengan upacara militer yang berlangsung di Lapangan Group I Kopassus, Serang, Banten, Sabtu (18/12). (Foto: ANTARA/ Prabu Pandya/ss/Spt/10)
18 Desember 2010, Jakarta -- TNI menggelar latihan gabungan antiteror ditiga titik di Cilegon, Provinsi Banten, Sabtu (18/12).
Dalam latihan tersebut satuan antiteror TNI yakni Satuan Penanggulangan Teror-81 Kopassus, Detasemen Jala Mangkara dan Detasemen Bravo-91 dikerahkan ke Hotel Permata, PLTU Suryalaya dan sebuah kapal tanker. Ketiga obyek vital itu diskenariokan telah dikuasai para teroris dan diupayakan direbut oleh satuan-satuan antiteror TNI.
Manuver lapangan tersebut merupakan bagian dari Latihan Gabungan Satuan Antiteror TNI dengan sandi Tri Matra IV. Latihan yang baru kali pertama digelar itu disaksikan Irjen TNI Letjen TNI Moch Noer Muis dan sejumlah pejabat TNI.
Sebelumnya, Kepala Staf Umum TNI Marsekal Madya Edy Harjoko mengatakan, latihan gabungan satuan antiteror TNI bertujuan melatih dan meningkatkan kemampuan antiteror dalam menghadapi beragam aksi teror yang mengancam eksistensi Negar Kesatuan Republik Indonesia. "Peran TNI dalam penanggulangan teror tertuang dalam UU No 34/2004 yakni pasal 7 tentang operasi militer selain perang," ujarnya.
MI.com
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, December 18, 2010
Fera Arsiantie, Perempuan di Balik Pembelian 17 Tank Amfibi Rusia
Fera Arsiantie di atas salah satu tank Marinir yang didatangkan dari Rusia. (Foto: Dhimas Ginanjar/Jawapos)
18 Desember 2010 -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus menambah persenjataan. Sebanyak 17 tank amfibi BMP-3F didatangkan dari Rusia dan diserahkan secara resmi pada Sabtu silam (11/12). Tak banyak yang tahu bahwa pembelian kendaraan perang itu ditangani seorang perempuan.
Berkulit putih dengan tubuh semampai, Fera Arsiantie terus mengumbar senyum. Sesekali jemari lentiknya menyibakkan rambut cokelat kemerahan yang dipotong sebahu. Gerak-geriknya anggun.
Yang pertama mengenal bisa jadi menebak ibu satu anak itu adalah seorang model atau public relation officer. Jauh dari pekerjaan yang lebih banyak dihabiskan di lapangan. "Saya memang sempat jadi model. Tapi, itu dulu banget," ujar business development manager PT Citra Persada tersebut. Dunia Fera kini berbalik 180 derajat dari sepuluh tahun lalu. Alih-alih pekerjaan yang berkaitan dengan dunia fashion, dia memilih untuk menggeluti dunia yang sangat "laki-laki".
Sejak 2002, Fera bergabung di perusahaan yang bergerak di bidang defense equipment supplier (penyedia alutsista). Tugasnya cukup berat. Termasuk mengawal pembelian 17 tank amfibi BMP-3F yang baru bergabung dengan Korps Marinir, Sabtu (11/12). Dia harus rela pulang larut malam untuk menyiapkan tender pembelian tank tersebut. Bahkan, untuk mempersiapkan kedatangan tank seberat 18,7 ton dari Rusia itu, dia harus sering menempuh perjalanan Jakarta-Moskow. "Tiga minggu sekali saya ke sana untuk mengurus ini dan itu," imbuhnya.
Meski demikian, perjalanan selama 12 jam ke Moskow, ditambah 2 jam menuju Kota Kurgan, harus dilalui dengan tegar walaupun melelahkan. Di Kurgan itulah tank-tank yang memiliki kemampuan menembak 10 peluru per menit tersebut diproduksi. Bahkan, tidak jarang Fera harus menjadi team leader yang dikirim untuk uji fungsi. "Karena perempuan sendiri, saya sampai dijuluki seperti BMP-3F, beautiful but dangerous," ucapnya lantas tertawa.
Jika melihat fisik BMP-3F, bisa jadi julukan itu pas disematkan kepada Fera. Maklum, fisik tank tersebut memang menarik. Tidak seperti tank amfibi umumnya karena memiliki snorkel (sirkulasi udara untuk manuver di laut). Istimewanya, saat manuver, tidak sedikit pun air masuk ke ruang tempur. Selain itu, BMP-3F memiliki beberapa fitur khusus. Di antaranya, konstruksi (chassis) BMP-3F memungkinkan untuk dimodernisasi, mudah dirawat, dan minim pemeliharaan.
Berbagai fitur khusus itulah yang membuat BMP-3F menjadi kendaraan tempur (ranpur) segala medan berat. Tapi, tetap diimbangi dengan kemampuan manuver dan pertahanan diri yang lebih baik. Aplikasi persenjataan baru (SKS arteleri-roket-meriam) dengan sistem kontrol penembakan otomatis dan mampu menembak tepat dari segala jenis senjata saat bergerak membuat tank tersebut sangat berbahaya di medan perang.
Ketangguhan Fera juga teruji saat tawar-menawar harga di meja rapat. Karakter arek Suroboyo yang ceplas-ceplos, apa adanya, dan terbuka pada diri Fera ternyata berefek positif saat tawar-menawar itu. Sikapnya yang ngeyelan saat mempertahankan sesuatu yang menurutnya menguntungkan Indonesia akan diusahakan sekuat tenaga. "Sampai mereka bilang, saya menyerah dengan Fera. Wanita tangguh dari Indonesia," ujarnya.
Perempuan yang berulang tahun setiap 28 Maret itu lantas membagikan tip bekerja dengan orang asing. Menurut dia, sebenarnya tidak terlalu susah asalkan bisa bekerja sama berdasar rasa pertemanan atau persaudaraan daripada kepentingan bisnis semata. Jika itu bisa dilakukan, kedekatan akan terlihat saat mereka mengenalkan keluarga dan anaknya. "Biasanya, saya suka memberi mereka suvenir khas Indonesia seperti kain batik," jelasnya.
Selain itu, karena bekerja di dunia laki-laki, Fera tidak mau dianggap remeh. Dia berkeyakinan harus bisa menunjukkan bahwa dirinya pantas dihargai dari kepintaran. Karena itu, ibu Shakira Ameera King, 4, tersebut sangat menjaga cara berpakaian yang sopan. Dengan begitu, mereka tidak bisa meremehkan perempuan. "Saya tidak hanya bekerja berdasar kecantikan. Justru dengan menghargai diri sendiri, orang lain akan mengikuti kita," tegasnya.
Karena itu, kerap muncul celetukan bahwa alumnus SMAN 16 Surabaya tersebut secara spesifikasi sudah seperti tentara tapi tetap feminin. Apalagi dia tidak canggung untuk terjun di dunia laki-laki. Misalnya, saat dia mencoba BMP-3F di Rusia. "Bisa jadi, saya perempuan pertama yang mengendarai tank BMP-3F," tuturnya lantas tersenyum bangga.
Rasa bangga dan terharu menjadi satu saat pembelian ranpur tersebut terealisasi. Pembelian tank seharga Rp 400 miliar itu akhirnya unload di Tanjung Perak pada 26 November lalu setelah tiga minggu melintasi lautan. Saat menunggu kedatangan tank-tank tersebut, Fera mengaku deg-degan dan stres. Dia sampai mau menunggu kedatangan kapal pengangkut tank itu hingga pukul 03.00. "Saya ingin lihat sendiri kedatangan tank-tank itu karena saya yang mengurus semua mulai awal," katanya.
Saat tank tersebut diuji coba dan diserahkan secara langsung di Situbondo, hati lulusan FIA Universitas Brawijaya itu semakin berbunga. Dia tidak menyangka usaha kerasnya bersama tim selama ini mampu merealisasikan impian Korps Marinir untuk mendatangkan saudara muda tank BTR yang dimiliki 15 tahun lalu. "Ada kebanggaan dalam diri saya atas pembelian tank-tank ini," ungkapnya.
Fera lantas menerawang. Dia tidak menyangka jalan hidupnya bakal seperti ini. Sebab, dia sebenarnya mengawali karir sebagai sales manager JW Marriott Surabaya, kemudian menjadi sales manager Hotel Mandarin Oriental di Jakarta. Begitu juga saat dirinya mendapat gelar master of communication di Universitas dr Mustopo Jakarta. "Dulu, bayangan saya masuk militer serem. Tapi, ternyata tidak juga," tuturnya.
Tahun 2002 benar-benar menjadi awal yang baru bagi putri pasangan Ir Satwam Satyaganesja dan Sri Heruwati tersebut. Itulah tahun pertama dia masuk ke perusahaan yang menggeluti defense equipment supplier. Tapi, belum di PT Citra Perdana. Dia menyatakan sempat bingung dengan pekerjaannya yang keluar masuk Mabes TNI dan Polri. Sebagai perempuan tangguh, dia mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya selama sebulan.
Bergelut di pekerjaan lelaki tidak membuat Fera cepat menyerah. Yang membuat dirinya bertahan pada profesi itu justru karena pekerjaannya lain daripada yang lain. Semua dilakukan atas nama negara, sehingga mau tidak mau dirinya harus mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi untuk bisa memberikan yang terbaik bagi TNI. Apalagi, sudah menjadi rahasia umum, negara tidak memiliki banyak anggaran untuk membenahi alutsista.
Tantangan itulah yang membuat Fera terlecut untuk memberikan yang terbaik untuk negara. Dia menyatakan cukup miris melihat TNI yang terpaksa beroperasi dengan peralatan lama dan tua. "Karena itu, apa pun rintangannya tetap harus dilalui dengan baik," tegasnya.
Tantangan itu juga langsung didapatkan dirinya saat masuk ke PT Citra Persada pada 2008. Dia langsung menangani pembelian tank BMP-3F yang konon sudah lama diagendakan tapi selalu gagal terwujud. "Saya sampai menjuluki tank itu sebagai baby saya," paparnya lantas tertawa.
Direktur PT Citra Persada Indra S. Djani memberikan acungan jempol kepada prestasi Fera itu. Dia menilai, wanita asli Surabaya tersebut bukanlah wanita karir biasa. Sebab, dia berani menggeluti bidang yang jarang ditempati kaum wanita. Oleh sebab itu, perusahaan mewakilkan sepenuhnya proyek prestisius tersebut kepada tim yang digawangi Fera. "Terbukti, dia berhasil menembus bisnis yang sulit dengan memasukkan 17 tank amfibi BMP-3F untuk marinir," ucapnya bangga.
JPNN
18 Desember 2010 -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus menambah persenjataan. Sebanyak 17 tank amfibi BMP-3F didatangkan dari Rusia dan diserahkan secara resmi pada Sabtu silam (11/12). Tak banyak yang tahu bahwa pembelian kendaraan perang itu ditangani seorang perempuan.
Berkulit putih dengan tubuh semampai, Fera Arsiantie terus mengumbar senyum. Sesekali jemari lentiknya menyibakkan rambut cokelat kemerahan yang dipotong sebahu. Gerak-geriknya anggun.
Yang pertama mengenal bisa jadi menebak ibu satu anak itu adalah seorang model atau public relation officer. Jauh dari pekerjaan yang lebih banyak dihabiskan di lapangan. "Saya memang sempat jadi model. Tapi, itu dulu banget," ujar business development manager PT Citra Persada tersebut. Dunia Fera kini berbalik 180 derajat dari sepuluh tahun lalu. Alih-alih pekerjaan yang berkaitan dengan dunia fashion, dia memilih untuk menggeluti dunia yang sangat "laki-laki".
Sejak 2002, Fera bergabung di perusahaan yang bergerak di bidang defense equipment supplier (penyedia alutsista). Tugasnya cukup berat. Termasuk mengawal pembelian 17 tank amfibi BMP-3F yang baru bergabung dengan Korps Marinir, Sabtu (11/12). Dia harus rela pulang larut malam untuk menyiapkan tender pembelian tank tersebut. Bahkan, untuk mempersiapkan kedatangan tank seberat 18,7 ton dari Rusia itu, dia harus sering menempuh perjalanan Jakarta-Moskow. "Tiga minggu sekali saya ke sana untuk mengurus ini dan itu," imbuhnya.
Meski demikian, perjalanan selama 12 jam ke Moskow, ditambah 2 jam menuju Kota Kurgan, harus dilalui dengan tegar walaupun melelahkan. Di Kurgan itulah tank-tank yang memiliki kemampuan menembak 10 peluru per menit tersebut diproduksi. Bahkan, tidak jarang Fera harus menjadi team leader yang dikirim untuk uji fungsi. "Karena perempuan sendiri, saya sampai dijuluki seperti BMP-3F, beautiful but dangerous," ucapnya lantas tertawa.
Jika melihat fisik BMP-3F, bisa jadi julukan itu pas disematkan kepada Fera. Maklum, fisik tank tersebut memang menarik. Tidak seperti tank amfibi umumnya karena memiliki snorkel (sirkulasi udara untuk manuver di laut). Istimewanya, saat manuver, tidak sedikit pun air masuk ke ruang tempur. Selain itu, BMP-3F memiliki beberapa fitur khusus. Di antaranya, konstruksi (chassis) BMP-3F memungkinkan untuk dimodernisasi, mudah dirawat, dan minim pemeliharaan.
Berbagai fitur khusus itulah yang membuat BMP-3F menjadi kendaraan tempur (ranpur) segala medan berat. Tapi, tetap diimbangi dengan kemampuan manuver dan pertahanan diri yang lebih baik. Aplikasi persenjataan baru (SKS arteleri-roket-meriam) dengan sistem kontrol penembakan otomatis dan mampu menembak tepat dari segala jenis senjata saat bergerak membuat tank tersebut sangat berbahaya di medan perang.
Ketangguhan Fera juga teruji saat tawar-menawar harga di meja rapat. Karakter arek Suroboyo yang ceplas-ceplos, apa adanya, dan terbuka pada diri Fera ternyata berefek positif saat tawar-menawar itu. Sikapnya yang ngeyelan saat mempertahankan sesuatu yang menurutnya menguntungkan Indonesia akan diusahakan sekuat tenaga. "Sampai mereka bilang, saya menyerah dengan Fera. Wanita tangguh dari Indonesia," ujarnya.
Perempuan yang berulang tahun setiap 28 Maret itu lantas membagikan tip bekerja dengan orang asing. Menurut dia, sebenarnya tidak terlalu susah asalkan bisa bekerja sama berdasar rasa pertemanan atau persaudaraan daripada kepentingan bisnis semata. Jika itu bisa dilakukan, kedekatan akan terlihat saat mereka mengenalkan keluarga dan anaknya. "Biasanya, saya suka memberi mereka suvenir khas Indonesia seperti kain batik," jelasnya.
Selain itu, karena bekerja di dunia laki-laki, Fera tidak mau dianggap remeh. Dia berkeyakinan harus bisa menunjukkan bahwa dirinya pantas dihargai dari kepintaran. Karena itu, ibu Shakira Ameera King, 4, tersebut sangat menjaga cara berpakaian yang sopan. Dengan begitu, mereka tidak bisa meremehkan perempuan. "Saya tidak hanya bekerja berdasar kecantikan. Justru dengan menghargai diri sendiri, orang lain akan mengikuti kita," tegasnya.
Karena itu, kerap muncul celetukan bahwa alumnus SMAN 16 Surabaya tersebut secara spesifikasi sudah seperti tentara tapi tetap feminin. Apalagi dia tidak canggung untuk terjun di dunia laki-laki. Misalnya, saat dia mencoba BMP-3F di Rusia. "Bisa jadi, saya perempuan pertama yang mengendarai tank BMP-3F," tuturnya lantas tersenyum bangga.
Rasa bangga dan terharu menjadi satu saat pembelian ranpur tersebut terealisasi. Pembelian tank seharga Rp 400 miliar itu akhirnya unload di Tanjung Perak pada 26 November lalu setelah tiga minggu melintasi lautan. Saat menunggu kedatangan tank-tank tersebut, Fera mengaku deg-degan dan stres. Dia sampai mau menunggu kedatangan kapal pengangkut tank itu hingga pukul 03.00. "Saya ingin lihat sendiri kedatangan tank-tank itu karena saya yang mengurus semua mulai awal," katanya.
Saat tank tersebut diuji coba dan diserahkan secara langsung di Situbondo, hati lulusan FIA Universitas Brawijaya itu semakin berbunga. Dia tidak menyangka usaha kerasnya bersama tim selama ini mampu merealisasikan impian Korps Marinir untuk mendatangkan saudara muda tank BTR yang dimiliki 15 tahun lalu. "Ada kebanggaan dalam diri saya atas pembelian tank-tank ini," ungkapnya.
Fera lantas menerawang. Dia tidak menyangka jalan hidupnya bakal seperti ini. Sebab, dia sebenarnya mengawali karir sebagai sales manager JW Marriott Surabaya, kemudian menjadi sales manager Hotel Mandarin Oriental di Jakarta. Begitu juga saat dirinya mendapat gelar master of communication di Universitas dr Mustopo Jakarta. "Dulu, bayangan saya masuk militer serem. Tapi, ternyata tidak juga," tuturnya.
Tahun 2002 benar-benar menjadi awal yang baru bagi putri pasangan Ir Satwam Satyaganesja dan Sri Heruwati tersebut. Itulah tahun pertama dia masuk ke perusahaan yang menggeluti defense equipment supplier. Tapi, belum di PT Citra Perdana. Dia menyatakan sempat bingung dengan pekerjaannya yang keluar masuk Mabes TNI dan Polri. Sebagai perempuan tangguh, dia mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya selama sebulan.
Bergelut di pekerjaan lelaki tidak membuat Fera cepat menyerah. Yang membuat dirinya bertahan pada profesi itu justru karena pekerjaannya lain daripada yang lain. Semua dilakukan atas nama negara, sehingga mau tidak mau dirinya harus mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi untuk bisa memberikan yang terbaik bagi TNI. Apalagi, sudah menjadi rahasia umum, negara tidak memiliki banyak anggaran untuk membenahi alutsista.
Tantangan itulah yang membuat Fera terlecut untuk memberikan yang terbaik untuk negara. Dia menyatakan cukup miris melihat TNI yang terpaksa beroperasi dengan peralatan lama dan tua. "Karena itu, apa pun rintangannya tetap harus dilalui dengan baik," tegasnya.
Tantangan itu juga langsung didapatkan dirinya saat masuk ke PT Citra Persada pada 2008. Dia langsung menangani pembelian tank BMP-3F yang konon sudah lama diagendakan tapi selalu gagal terwujud. "Saya sampai menjuluki tank itu sebagai baby saya," paparnya lantas tertawa.
Direktur PT Citra Persada Indra S. Djani memberikan acungan jempol kepada prestasi Fera itu. Dia menilai, wanita asli Surabaya tersebut bukanlah wanita karir biasa. Sebab, dia berani menggeluti bidang yang jarang ditempati kaum wanita. Oleh sebab itu, perusahaan mewakilkan sepenuhnya proyek prestisius tersebut kepada tim yang digawangi Fera. "Terbukti, dia berhasil menembus bisnis yang sulit dengan memasukkan 17 tank amfibi BMP-3F untuk marinir," ucapnya bangga.
JPNN
TNI-AL Tangkap Kapal Vietnam di Perairan Natuna
Tiga dari 16 kapal milik nelayan asal Vietnam yang ditangkap Ditpolair Mabes Polri saat melakukan penangkapan ikan secara ilegal di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (16/12). Kapal-kapal itu menggunakan bendera Indonesia untuk mengelabui aparat saat melakukan penangkapan ikan secara ilegal, Minggu 12 Desember 2010. (Foto: ANTARA/Slamet Widodo/ed/ama/10)
17 Desember 2010, Surabaya -- Jajaran TNI Angkatan Laut berhasil menangkap sejumlah kapal pencari ikan yang diawaki warga negara Vietnam di perairan laut Natuna, Kepulauan Riau.
Kepala Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Letkol Laut (Kh) Yayan Sugiana di Surabaya, Jumat mengatakan, semua kapal yang ditangkap itu tidak memiliki dokumen-dokumen resmi.
Ia mengungkapkan penangkapan itu bermula dari operasi laut yang dilakukan personel Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Abdul Halim Perdana Kusuma.
"Saat melintas di perairan laut Natuna, personel KRI mendapati kapal-kapal ikan asing melakukan aktivitas yang mencurigakan," paparnya.
Awalnya, KRI Halim Perdana Kusuma menangkap kapal berbendera Vietnam BV-94938-TS. Kapal berbobot mati 100 gross ton itu diawaki 12 orang yang semuanya berkewarnegaraan Vietnam.
Saat ditangkap, kapal tersebut mengangkut 50 kilogram ikan berbagai jenis yang diperoleh dari wilayah laut Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).
Tak berselang lama, petugas juga menangkap KM Sejahtera Alam 71 dan KM Sejahtera Alam 72, keduanya berbendera Indonesia.
KM Sejahtera Alam 71 diawaki 12 orang warga negara Vietnam yang mengangkut 15 ton ikan dari berbagai jenis.
Sementara itu, KM Sejahtera Alam 72 diawaki dua orang berkewarganegaraan Vietnam yang tertangkap basah mencuri ikan di ZEEI.
"Kapal-kapal tersebut kini diamankan di Lanal (Pangkalan TNI Angkatan Laut) Ranai, Kepulauan Riau," kata Yayan.
ANTARA Jatim
17 Desember 2010, Surabaya -- Jajaran TNI Angkatan Laut berhasil menangkap sejumlah kapal pencari ikan yang diawaki warga negara Vietnam di perairan laut Natuna, Kepulauan Riau.
Kepala Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Letkol Laut (Kh) Yayan Sugiana di Surabaya, Jumat mengatakan, semua kapal yang ditangkap itu tidak memiliki dokumen-dokumen resmi.
Ia mengungkapkan penangkapan itu bermula dari operasi laut yang dilakukan personel Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Abdul Halim Perdana Kusuma.
"Saat melintas di perairan laut Natuna, personel KRI mendapati kapal-kapal ikan asing melakukan aktivitas yang mencurigakan," paparnya.
Awalnya, KRI Halim Perdana Kusuma menangkap kapal berbendera Vietnam BV-94938-TS. Kapal berbobot mati 100 gross ton itu diawaki 12 orang yang semuanya berkewarnegaraan Vietnam.
Saat ditangkap, kapal tersebut mengangkut 50 kilogram ikan berbagai jenis yang diperoleh dari wilayah laut Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).
Tak berselang lama, petugas juga menangkap KM Sejahtera Alam 71 dan KM Sejahtera Alam 72, keduanya berbendera Indonesia.
KM Sejahtera Alam 71 diawaki 12 orang warga negara Vietnam yang mengangkut 15 ton ikan dari berbagai jenis.
Sementara itu, KM Sejahtera Alam 72 diawaki dua orang berkewarganegaraan Vietnam yang tertangkap basah mencuri ikan di ZEEI.
"Kapal-kapal tersebut kini diamankan di Lanal (Pangkalan TNI Angkatan Laut) Ranai, Kepulauan Riau," kata Yayan.
ANTARA Jatim
Panglima TNI Hadiri Latihan Trimatra
18 Desember 2010, Merak -- Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Laksamana TNI Agus Suhartono menghadiri dan menyaksikan latihan Penanggulangan Teror (Gultor) di perairan Selat Sunda dan laut Merak.
"Selain Panglima TNI, juga hadir tiga Kepala Staf TNI AD, AL dan AU," kata Kasi Intel Grup I Kopassus Serang, Kapten Benny, Sabtu dini hari.
Dia menjelaskan latihan Gultor Trimatra TNI AD, AL dan AU diselenggarakan pada pukul 04 : 00 WIB nanti,dengan dilakukan ratusan personil dari tiga kesatuan di TNI.
"Latihan ini diselenggarakan sebagai implementasi strategi untuk menghadapi kemungkinan terjadinya serangan teror yang mengganggu stabilitas keamanan wilayah yurisdiksi Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya.
Latihan Gultor ini bertujuan, untuk melatih ketrampilan unsur pimpinan dan pembantu pimpinan yang tergabung dalam Satgas Pasukan Khusus TNI melalui Tactical Floor Game (TFG), Table Top Game (TTG) dan Tactical Air Manouver Game (TAMG) pada operasi penanggulangan teror melalui proses pengambilan keputusan untuk merumuskan konsep rencana operasi.
"Latihan ini dilakuakn juga dalam rangka pembinaan latihan, sehingga memiliki kemampuan memberantas terorisme yang bisa dibanggakan oleh Bangsa dan Negara," ujarnya.
Lebih lanjut kata Beny, sebagai landasan hukum pemberantasan terorisme, TNI mengacu pada Undang-Undang RI nomor 34 tahun 2004, pasal 7 yaitu salah satu tugas TNI yang tertuang dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yaitu mengatasi aksi terorisme.
"TNI memandang perlu adanya keterpaduan semua instansi terkait sesuai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, sehingga upaya strategis mengatasi aksi teror di Indonesia dapat dilaksanakan secara integratif dan berkelanjutan," katanya.
ANTARA News
KKIP Akan Fokus Sehatkan Industri Pertahanan
Peluru dan amunisi produksi PT PINDAD. (Foto: Berita HanKam)
18 Desember 2010, Jakarta -- Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang baru terbentuk akan memfokuskan perhatian pada penyehatan industri pertahanan dalam negeri, baik yang berasal dari badan usaha milik negara (BUMN) maupun industri swasta. Penyehatan dilakukan agar industri pertahanan bisa memenuhi alat utama sistem senjata (alutsista) maupun nonalutsista yang dibutuhkan TNI dan Polri.
“KKIP akan lebih membantu menyehatkan perusahaan dalam tataran kebijakan maupun dengan beberapa cara seperti memberikan order produk yang dibutuhkan TNI maupun Polri kepada industri pertahanan,” ujar Juru Bicara KKIP Silmy Karim di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Jumat (17/12). Menurut dia, ada tiga hal yang diharapkan bisa dilakukan industri pertahanan di Indonesia, yakni kualitas yang baik, pengiriman tepat waktu, dan harga yang terjangkau.
Ketiga elemen ini dibutuhkan agar alutsista asal Indonesia bisa optimal dan ke depan bisa diminati negara lain. Menteri Riset dan Teknologi yang masuk keanggotaan KKIP itu akan memberikan masukan yang berkaitan dengan riset. KKIP akan membantu pengadaan sumber daya manusia. Agar revitalisasi industri pertahanan bisa cepat terlaksana dan didukung banyak pihak, KKIP akan menyiapkan Rancangan Undang-Undang tentang Revitalisasi Industri Pertahanan.
Silmy berharap draf RUU ini bisa selesai awal 2011 dan bisa langsung diserahkan kepada DPR untuk dibahas. “Kami juga berharap RUU ini bisa disahkan pada 2013,” ujarnya.
Koran Jakarta
18 Desember 2010, Jakarta -- Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang baru terbentuk akan memfokuskan perhatian pada penyehatan industri pertahanan dalam negeri, baik yang berasal dari badan usaha milik negara (BUMN) maupun industri swasta. Penyehatan dilakukan agar industri pertahanan bisa memenuhi alat utama sistem senjata (alutsista) maupun nonalutsista yang dibutuhkan TNI dan Polri.
“KKIP akan lebih membantu menyehatkan perusahaan dalam tataran kebijakan maupun dengan beberapa cara seperti memberikan order produk yang dibutuhkan TNI maupun Polri kepada industri pertahanan,” ujar Juru Bicara KKIP Silmy Karim di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Jumat (17/12). Menurut dia, ada tiga hal yang diharapkan bisa dilakukan industri pertahanan di Indonesia, yakni kualitas yang baik, pengiriman tepat waktu, dan harga yang terjangkau.
Ketiga elemen ini dibutuhkan agar alutsista asal Indonesia bisa optimal dan ke depan bisa diminati negara lain. Menteri Riset dan Teknologi yang masuk keanggotaan KKIP itu akan memberikan masukan yang berkaitan dengan riset. KKIP akan membantu pengadaan sumber daya manusia. Agar revitalisasi industri pertahanan bisa cepat terlaksana dan didukung banyak pihak, KKIP akan menyiapkan Rancangan Undang-Undang tentang Revitalisasi Industri Pertahanan.
Silmy berharap draf RUU ini bisa selesai awal 2011 dan bisa langsung diserahkan kepada DPR untuk dibahas. “Kami juga berharap RUU ini bisa disahkan pada 2013,” ujarnya.
Koran Jakarta
Menhan Bantah Bantuan Dana
17 Desember 2010, Jakarta -- Menteri pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro membantah menerima bantuan dana dari Amerika Serikat (AS) untuk Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Sebagaimana yang tertera dalam dokumen yang dibeberkan oleh situs Wikileaks yang menyatakan Indonesia meminta bantuan dana untuk Kopassus dilanjutkan sebelum Presiden AS Barack Obama datang.
"Kan sudah diumumkan oleh Sekretaris Gates sebelumnya Obama datang, sekarang sudah tidak ada masalah lagi," ujar Menhan di kantor presiden, Jakarta, Jumat (17/12).
Menhan menyatakan, dalam kerangka kerja itu, Indonesia dan AS dalam posisi sejajar. "Kami ikut treatment di dalam framework arrangement dengan AS yang mengatakan kami itu sejajar. Kami minta, mereka minta, sama saja. Kami tidak memaksa kepada mereka," tukasnya.
MI.com
Pengawasan Perbatasan Perlu Didukung Teknologi Terpadu
18 Desember 2010, Entikong -- Kawasan perbatasan Entikong, Kalimantan Barat (Indonesia) dengan Serawak (Malaysia), masih perlu didukung teknologi canggih dan terpadu sebagai sinergi pengawasan pengamanan batas kedaulatan dan kekayaan alam Indonesia.
Teknologi pengawasan pengamanan yang dimiliki tiga matra TNI, Angkatan Darat (AD), Angkatan Udara (AU) dan Angkatan Laut (AL) belum terintegrasi dan masih mengandalkan ketelatenan personel.
Informasi dan data yang diperoleh Suara Karya di Pontianak dan Entikong, Selasa-Kamis (14-16/12) dari beberapa personel TNI tiga matra yang pernah maupun sedang bertugas di perbatasan negara menyebutkan, efektivitas patroli pengamanan perbatasan negara dan menyelamatkan kekayaan alam Indonesia di Entikong masih terbentur keterbatasan armada dan beratnya medan yang harus dilalui.
Misalnya, untuk mengawasi garis perbatasan sepanjang 10 kilometer membutuhkan waktu 6 hari. Tiga hari untuk keeberangkatan dan tiga hari waktu diperlukan untuk sampai di pos awal. Medan yang dilalui merupakan hutan belantara dan semak belukar.
Komandan Bataliyon 461/Beruang yang juga Komandan Satgas Operasi Perbatasan Entikong-Serawak, Letkol TNI Tri Sakti mengaku, untuk mengawasai garis perbatasan darat yang menjadi wilayah kedaulatan Indonesia masih tertolong oleh GPS sebagai pengindentifikasi titik kordinat geografi.
Namun, persoalan muncul pada pengawasan untuk mengamankan kekayaan alam Indonesia maupun infiltrasi. TNI hanya mengandalkan kesungguhan dan ketelatenan prajurit agar intensif melaksanakan patrol.
"Untuk mengawasi panjang gariis perbatasan sepanjang 5 kilometer membutuhkan waktu perjalanan enam hari," ujar perwira menengah TNI AD yang pernah bertugas di perbatasan Entikong-Serawak, Kapten TNI Umar.
Ia menjelaskan, medan perbatasan yang harus dilalui sangat berat dan relatif belum tersentuh tanaga manusia. Patroli perbatasan hanya dilalui dengan berjalan kaki menembus semak belukar dan hutan belantara.
Jalan Tikus
Tri Sakti mengaku, pihaknya tak jarang menemukan batangan pohon yang diduga hasil karya penebangan liar. "Kita belum dapat memastikan, apakah penebangan itu dilakukan oleh kelompok pencuri kayu skala besar ataupun dilakukan penduduk setempat yang akan membuka areal perkebunan yang baru," ujarnya.
Selain itu, TNI juga menemukan jalan-jalan setapak sebagai akses keluar masuk Entikong-Serawak. Dalam beberapa kasus, ia mengatakan, TNI berhasil menggagalkan penyeludupan manusia. "TNI berhasil menggagalkan imigran illegal dari Irak yang hendak masuk Indonesia melalui Serawak," ujarnya.
Paling dikhawatirkan adalah pencurian kayu yang diangkut melalui jalur udara. Pangdam XII/Tanjungpura, Mayjen TNI Geerhan Lantara memberi prioritas untuk mengamankan kawasan udara Entikong-Serawak.
"Pencurian kayu diduga diangkut menggunakan helikopter, selain dengan cara menghanyutkan melalui sungai," ujarnya.
Sementara, radar pemantau udara buatan perancis Ground Control Intercept (GCI) milik TNI AU yang terpasang di TPI dan Ranai punya keterbatasan untuk mengidentifikasi pesawat ataupun helikopter yang sedang terbang rendah di atas hutan Kalimantan.
Suara Karya
Friday, December 17, 2010
Radar AU di Merauke Beroperasi Februari 2011
(Foto: KOMPAS)
17 Desember 2010, Biak -- Satuan radar TNI AU di Kabupaten Merauke Papua dijadwalkan segera beroperasi akhir Februari 2011 untuk mengawasi serta menjaga kedaulatan teritorial udara di wilayah Timur Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional IV Biak Kolonel (Pnb) Muhamad Saugi di Biak, Jumat (17/12), mengatakan, sesuai target peresmian satuan radar Merauke akan dilakukan Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Imam Sufaat paling cepat akhir Februari atau awal Maret 2011.
"Berbagai kelengkapan prasarana fisik satuan radar Merauke sudah hampir rampung termasuk perlengkapan antene dan oksikebin," ungkap Kolonel Saugi.
Ia mengakui, jika satuan radar Merauke telah beroperasi maka akan menambah kekuatan Hanudnas IV menjadi mata dalam mengawasi pergerakan pesawat asing yang melintas di wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berdasarkan kondisi saat ini, menurut Kolonel Saugi, kehadiran satuan radar di wilayah Papua sangat mendesak, mengingat kondisi geografis beberapa kabupaten/kota di Papua berbatasan dengan negara tetangga Papua Neugini.
Pangkosek Hanudnas Kolonel Saugi, mengakui, sesuai rencana 2010-2011 pihaknya akan membangun tiga satuan radar di wilaha Timur Indonesia, diantaranya Merauke, Timika dan Saumlaki, Maluku.
Menyinggung adanya penanganan pelanggaran udara bagi pesawat asing di wilayah Papua, menurut Kolonel Saugi, hingga saat ini tak ditemukan secara signifikan sehingga alat utama persenjataan belum ditempatkan di wilayah Kosek Hanudnas IV.
Hanya saja, lanjut Saugi, berdasarkan pengawasan satuan radar Hanudnas IV Biak masih ditemukan pesawat airline yang punya izin terbang tetapi memasuki wilayah udara Papua sekitarnya.
"Kami harapkan setelah penambahan satuan radar di Timika, Merauke dan Saumlaki akan menambah mata bagi TNI AU untuk mengawasi pergerakan lalu lintas udara di wilayah NKRI," harapnya.
MI.com
17 Desember 2010, Biak -- Satuan radar TNI AU di Kabupaten Merauke Papua dijadwalkan segera beroperasi akhir Februari 2011 untuk mengawasi serta menjaga kedaulatan teritorial udara di wilayah Timur Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional IV Biak Kolonel (Pnb) Muhamad Saugi di Biak, Jumat (17/12), mengatakan, sesuai target peresmian satuan radar Merauke akan dilakukan Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Imam Sufaat paling cepat akhir Februari atau awal Maret 2011.
"Berbagai kelengkapan prasarana fisik satuan radar Merauke sudah hampir rampung termasuk perlengkapan antene dan oksikebin," ungkap Kolonel Saugi.
Ia mengakui, jika satuan radar Merauke telah beroperasi maka akan menambah kekuatan Hanudnas IV menjadi mata dalam mengawasi pergerakan pesawat asing yang melintas di wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berdasarkan kondisi saat ini, menurut Kolonel Saugi, kehadiran satuan radar di wilayah Papua sangat mendesak, mengingat kondisi geografis beberapa kabupaten/kota di Papua berbatasan dengan negara tetangga Papua Neugini.
Pangkosek Hanudnas Kolonel Saugi, mengakui, sesuai rencana 2010-2011 pihaknya akan membangun tiga satuan radar di wilaha Timur Indonesia, diantaranya Merauke, Timika dan Saumlaki, Maluku.
Menyinggung adanya penanganan pelanggaran udara bagi pesawat asing di wilayah Papua, menurut Kolonel Saugi, hingga saat ini tak ditemukan secara signifikan sehingga alat utama persenjataan belum ditempatkan di wilayah Kosek Hanudnas IV.
Hanya saja, lanjut Saugi, berdasarkan pengawasan satuan radar Hanudnas IV Biak masih ditemukan pesawat airline yang punya izin terbang tetapi memasuki wilayah udara Papua sekitarnya.
"Kami harapkan setelah penambahan satuan radar di Timika, Merauke dan Saumlaki akan menambah mata bagi TNI AU untuk mengawasi pergerakan lalu lintas udara di wilayah NKRI," harapnya.
MI.com
Indobatt Marakkan Sertijab Komandan Sektor Timur UNIFIL
Komandan Satgas Yonif Mekanis Konga XXIII-E/Unifil Letkol Inf Hendy Antariksa memberikan cinderamata berupa miniatur gendang kepada Brig Gen Juan Carlos Medina Fernandes. (Foto: Pen Satgas Yonif Mekanis Konga XXIII-E/Unifil)
17 Desember 2010, Surabaya -- Sebanyak satu peleton prajurit Indobatt (Indonesia Battalion) Kontingen Garuda (Konga) XXIII-E/Unifil menyemarakkan upacara serah terima jabatan Komandan Sektor Timur Unifil (United Nations Interim Force In Lebanon).
Staf Penerangan Satgas Yonif Mekanis Konga XXIII-E/Unifil kepada ANTARA melalui surat elektronik, Jumat, menyatakan upacara sertijab itu dilaksanakan di Markas Sektor Timur Unifil, Marjouyun, Lebanon (14/12).
Komandan Sektor Timur Unifil diserahterimakan dari pejabat lama Brigjen Juan Carlos Medina Fernandes kepada pejabat baru Brigjen Teodoro Banos Alonso.
Upacara sertijab yang dipimpin Force Commander Unifil Mayjen Alberto Asarta Cuevas itu melibatkan batalyon yang berada di wilayah Sektor Timur Unifil yaitu Spainbatt, Indobatt, Indbatt, Malcon dan Nepbatt.
Acara diawali dengan pengibaran Bendera PBB, Bendera Lebanon dan Bendera Spanyol, lalu penyerahan bendera PBB dari Brigjen Juan Carlos Medina Fernandes kepada Force Commander Unifil Mayjen Alberto Asarta Cuevas.
Setelah itu, bendera PBB diserahkan Force Commander Unifil Mayjen Alberto Asarta Cuevas kepada Brigjen Teodoro Banos Alonso.
Selanjutnya Brigjen Juan Carlos Medina Fernandes menyerahkan Bendera Spanyol kepada Force Commander Unifil Mayjen Alberto Asarta Cuevas dan akhirnya diserahkan kepada Komandan Sektor Timur yang baru Brigjen Teodoro Banos Alonso.
Selesai upacara, parade dilanjutkan dengan defile pasukan yang dimulai dari Batalyon Spanyol, kemudian Batalyon India, Batalyon Indonesia, Batalyon Nepal dan yang terakhir dari Kontingen Malaysia.
Sebelum upacara sertijab dilaksanakan, Komandan Satgas Yonif Mekanis Konga XXIII-Eunifil Letkol Inf Hendy Antariksa memberikan cenderamata berupa miniatur kendang kepada Brigjen Juan Carlos Medina Fernandes.
Acara itu dihadiri Deputi Commander Sector East Kolonel Laut (P) Joko Edi S, Komandan Satgas Konga XXIII-E/Unifil Letkol Inf Hendy Antariksa, Wadan Satgas Konga XXIII-E/Unifil Letkol Marinir Harnoko, Komandan Satgas MPU Konga XXV-C Letkol Cpm Dwi Prasetyo Wiranto, para Komandan Satgas di bawah naungan Unifil.
Pasukan yang mengikuti upacara sertijab ini terdiri dari Batalyon yang berada di wilayah Sektor Timur Unifil yaitu Spainbatt, Indobatt, Indbatt, Malcon dan Nepbatt. (Foto: Pen Satgas Yonif Mekanis Konga XXIII-E/Unifil)
Brig Gen Juan Carlos Medina Fernandes menyerahkan bendera PBB kepada Force Commander Unifil Major General Alberto Asarta Cuevas untuk selanjutnya diserahkan kepada Brig Gen Teodoro Banos Alonso. (Foto: Pen Satgas Yonif Mekanis Konga XXIII-E/Unifil)
Defile pasukan dari Batalyon Indonesia. (Foto: Pen Satgas Yonif Mekanis Konga XXIII-E/Unifil)
Defile pasukan dari Batalyon Nepal. (Foto: Pen Satgas Yonif Mekanis Konga XXIII-E/Unifil)
ANTARA Jatim
17 Desember 2010, Surabaya -- Sebanyak satu peleton prajurit Indobatt (Indonesia Battalion) Kontingen Garuda (Konga) XXIII-E/Unifil menyemarakkan upacara serah terima jabatan Komandan Sektor Timur Unifil (United Nations Interim Force In Lebanon).
Staf Penerangan Satgas Yonif Mekanis Konga XXIII-E/Unifil kepada ANTARA melalui surat elektronik, Jumat, menyatakan upacara sertijab itu dilaksanakan di Markas Sektor Timur Unifil, Marjouyun, Lebanon (14/12).
Komandan Sektor Timur Unifil diserahterimakan dari pejabat lama Brigjen Juan Carlos Medina Fernandes kepada pejabat baru Brigjen Teodoro Banos Alonso.
Upacara sertijab yang dipimpin Force Commander Unifil Mayjen Alberto Asarta Cuevas itu melibatkan batalyon yang berada di wilayah Sektor Timur Unifil yaitu Spainbatt, Indobatt, Indbatt, Malcon dan Nepbatt.
Acara diawali dengan pengibaran Bendera PBB, Bendera Lebanon dan Bendera Spanyol, lalu penyerahan bendera PBB dari Brigjen Juan Carlos Medina Fernandes kepada Force Commander Unifil Mayjen Alberto Asarta Cuevas.
Setelah itu, bendera PBB diserahkan Force Commander Unifil Mayjen Alberto Asarta Cuevas kepada Brigjen Teodoro Banos Alonso.
Selanjutnya Brigjen Juan Carlos Medina Fernandes menyerahkan Bendera Spanyol kepada Force Commander Unifil Mayjen Alberto Asarta Cuevas dan akhirnya diserahkan kepada Komandan Sektor Timur yang baru Brigjen Teodoro Banos Alonso.
Selesai upacara, parade dilanjutkan dengan defile pasukan yang dimulai dari Batalyon Spanyol, kemudian Batalyon India, Batalyon Indonesia, Batalyon Nepal dan yang terakhir dari Kontingen Malaysia.
Sebelum upacara sertijab dilaksanakan, Komandan Satgas Yonif Mekanis Konga XXIII-Eunifil Letkol Inf Hendy Antariksa memberikan cenderamata berupa miniatur kendang kepada Brigjen Juan Carlos Medina Fernandes.
Acara itu dihadiri Deputi Commander Sector East Kolonel Laut (P) Joko Edi S, Komandan Satgas Konga XXIII-E/Unifil Letkol Inf Hendy Antariksa, Wadan Satgas Konga XXIII-E/Unifil Letkol Marinir Harnoko, Komandan Satgas MPU Konga XXV-C Letkol Cpm Dwi Prasetyo Wiranto, para Komandan Satgas di bawah naungan Unifil.
Pasukan yang mengikuti upacara sertijab ini terdiri dari Batalyon yang berada di wilayah Sektor Timur Unifil yaitu Spainbatt, Indobatt, Indbatt, Malcon dan Nepbatt. (Foto: Pen Satgas Yonif Mekanis Konga XXIII-E/Unifil)
Brig Gen Juan Carlos Medina Fernandes menyerahkan bendera PBB kepada Force Commander Unifil Major General Alberto Asarta Cuevas untuk selanjutnya diserahkan kepada Brig Gen Teodoro Banos Alonso. (Foto: Pen Satgas Yonif Mekanis Konga XXIII-E/Unifil)
Defile pasukan dari Batalyon Indonesia. (Foto: Pen Satgas Yonif Mekanis Konga XXIII-E/Unifil)
Defile pasukan dari Batalyon Nepal. (Foto: Pen Satgas Yonif Mekanis Konga XXIII-E/Unifil)
ANTARA Jatim
Rusia-India Akan Teken Kerjasama Pembuatan Jet Tempur Siluman
PAK FA saat uji penerbangan perdana 29 Januari 2010. (Foto: Sukhoi)
17 Desember 2010 -- Rusia dan India menyetujui perkiraan anggaran perancangan jet tempur siluman generasi kelima yang dikembangkan bersama kedua negara, diumumkan pimpinan perusahaan dirgantara India Hindustan Aeronautics Limited (HAL) Ashok Nayak saat wawancara dengan RIA Novosti, Kamis (16/12).
Nayak mengatakan diperkirakan akan menghabiskan 295 juta dolar, pengerjaan diharapkan selesai 18 bulan.
Kontrak akan diteken oleh wakil HAL dan perusahaan Rusia United Aircraft Corporation (UAC) saat kunjungan kerja Presiden Rusia Dmitry Medvedev ke India pada 20-22 Desember.
UAC dan HAL sepakat mengembangkan bersama jet tempur generasi kelima berdasarkan rancangan prototipe T-50 awal tahun. India mengumumkan pembahasan draft proposal selesai didiskusikan dengan Rusia pada awal Oktober.
India berencana membeli hingga 300 jet tempur generasi kelima dan 45 pesawat angkut militer dari Rusia, diumumkan Menteri Pertahanan India, Kamis (7/10).
“Dekade mendatang, kerjasama militer Rusia-India akan fokus pada dua proyek: pesawat angkut dan jet tempur generasi kelima,” ucap Menhan Rusia Anatoly Serdyukov saat kunjungan dua hari ke India awal Oktober.
Kedua negara akan membuat versi kursi tunggal dan tandem, direncanakan selesai 2015-2016.
Pemerintah India menginvestasikan lebih 25 milyar dolar untuk membeli jet tempur generasi kelima, diberitakan harian India The Times of India.
Prototipe T-50 pertama kali terbang 29 Januari 2010, diharapkan AU India mengoperasikan jet tempur generasi kelima pada 2010.
RIA Novosti/Berita HanKam
17 Desember 2010 -- Rusia dan India menyetujui perkiraan anggaran perancangan jet tempur siluman generasi kelima yang dikembangkan bersama kedua negara, diumumkan pimpinan perusahaan dirgantara India Hindustan Aeronautics Limited (HAL) Ashok Nayak saat wawancara dengan RIA Novosti, Kamis (16/12).
Nayak mengatakan diperkirakan akan menghabiskan 295 juta dolar, pengerjaan diharapkan selesai 18 bulan.
Kontrak akan diteken oleh wakil HAL dan perusahaan Rusia United Aircraft Corporation (UAC) saat kunjungan kerja Presiden Rusia Dmitry Medvedev ke India pada 20-22 Desember.
UAC dan HAL sepakat mengembangkan bersama jet tempur generasi kelima berdasarkan rancangan prototipe T-50 awal tahun. India mengumumkan pembahasan draft proposal selesai didiskusikan dengan Rusia pada awal Oktober.
India berencana membeli hingga 300 jet tempur generasi kelima dan 45 pesawat angkut militer dari Rusia, diumumkan Menteri Pertahanan India, Kamis (7/10).
“Dekade mendatang, kerjasama militer Rusia-India akan fokus pada dua proyek: pesawat angkut dan jet tempur generasi kelima,” ucap Menhan Rusia Anatoly Serdyukov saat kunjungan dua hari ke India awal Oktober.
Kedua negara akan membuat versi kursi tunggal dan tandem, direncanakan selesai 2015-2016.
Pemerintah India menginvestasikan lebih 25 milyar dolar untuk membeli jet tempur generasi kelima, diberitakan harian India The Times of India.
Prototipe T-50 pertama kali terbang 29 Januari 2010, diharapkan AU India mengoperasikan jet tempur generasi kelima pada 2010.
RIA Novosti/Berita HanKam
800 Marinir dan Yonzipur 5 Tiba dari Wasior
Dangartap III Surabaya Mayjen TNI Gatot Nurmantyo menyalami Satuan Tugas Kemanusiaan yang tiba di dermaga Ujung Koarmatim Surabaya. (Foto: Pen Marinir/Pratu Mar Akmal)
17 Desember 2010, Surabaya -- Sebanyak 800 prajurit Korps Marinir TNI AL dan Yonzipur 5 Malang datang dari tugas kemanusiaan di Wasior, Papua Barat.
Kedatangan mereka disambut Komandan Garnisun Tetap (Dangartap) III Surabaya Mayjen TNI Gatot Nurmantyo di dermaga Ujung, Koarmatim Surabaya, Kamis.
Ke-800 personel TNI yang dipimpin oleh Komandan Satgas Letkol Marinir I.D Nyoman Gede Rake itu terdiri dari 400 prajurit Pasmar-1 dan 400 prajurit Yonzipur 5.
Mereka datang dengan menggunakan KRI Teluk Ende 517 setelah selesai melaksanakan tugas kemanusiaan di daerah banjir bandang di Wasior, Papua Barat.
Dalam amanatnya, Dangartap III Surabaya mengucapkan selamat datang di Home Base dan terima kasih atas pelaksanaan tugas negara untuk membantu masyarakat Wasior dengan baik.
"Jadikanlah pengalaman tugas ini sebagai guru terbaik dalam peningkatan kemampuan kalian sehingga pada tugas-tugas mendatang kalian akan dapat melaksanakan dengan lebih baik dan lebih berhasil lagi," katanya.
Meskipun telah melaksanakan tugas dengan baik, ia mengharapkan para prajurit hendaknya tetap berperilaku baik.
"Buang jauh-jauh sikap arogan, tetap disiplin dengan tampilan berperilaku simpatik, bersahaja serta sederhana. Jadilah prajurit yang kehadirannya selalu didambakan oleh masyarakat karena santun," katanya.
Selama satu bulan di Wasior, prajurit Marinir Pasmar-1 dan Yonzipur 5 Malang bergotong royong membantu masyarakat untuk membangun 80 barak hunian sementara yang setiap barak menampung 12 kepala keluarga (KK).
Hadir dalam acara tersebut, para pejabat Kodam V Brawijaya, pejabat Koarmatim, dan pejabat Korps Marinir Pasmar-1.
Dalam waktu yang sama (16/12), Komandan Resimen Artileri-1 Marinir Kolonel Marinir Ichwan Dargianto memimpin serah terima jabatan (sertijab) Komandan Batalyon Artileri-1 Marinir dalam upacara resmi di Bhumi Marinir Karang Pilang, Surabaya.
Selain itu, ia juga memimpin Pengukuhan Jabatan Komandan Batalyon Artileri-3 Marinir.
Komandan Batalyon Artileri-1 Marinir diserahterimakan dari Letkol Mar F. Simanjorang kepada penggantinya Mayor Marinir Ainur Rofiq.
Sementara itu, Komandan Batalyon Artileri-3 Marinir dikukuhkan kepada Mayor Marinir Adi Suko Raharjo, sedangkan Letkol Mar F. Simanjorang untuk selanjutnya menjabat sebagai Pasops Resimen Artileri-1 Marinir.
Satuan Tugas Kemanusiaan ini terdiri dari 400 prajurit Korps Marinir TNI AL dan 400 prajurit Yonzipur 5 Malang yang dipimpin oleh Komandan Satgas Letkol Marinir I D Nyoman Gede Rake. (Foto: Pen Marinir/Mar Akmal)
Satuan Tugas Kemanusiaan ini kembali ke Surabaya setelah selesai melaksanakan tugas kemanusiaan di daerah bencana Wasior, Papua. (Foto: Pen Marinir/Pratu Mar Akmal)
Satuan Tugas Kemanusiaan ini kembali ke Surabaya menggunakan KRI Teluk Ende 517. (Foto: Pen Marinir/Pratu Mar Akmal)
Satuan Tugas Kemanusiaan turun dari KRI Teluk Ende 517. (Foto: Pen Marinir/Pratu Mar Akmal)
ANTARA Jatim
17 Desember 2010, Surabaya -- Sebanyak 800 prajurit Korps Marinir TNI AL dan Yonzipur 5 Malang datang dari tugas kemanusiaan di Wasior, Papua Barat.
Kedatangan mereka disambut Komandan Garnisun Tetap (Dangartap) III Surabaya Mayjen TNI Gatot Nurmantyo di dermaga Ujung, Koarmatim Surabaya, Kamis.
Ke-800 personel TNI yang dipimpin oleh Komandan Satgas Letkol Marinir I.D Nyoman Gede Rake itu terdiri dari 400 prajurit Pasmar-1 dan 400 prajurit Yonzipur 5.
Mereka datang dengan menggunakan KRI Teluk Ende 517 setelah selesai melaksanakan tugas kemanusiaan di daerah banjir bandang di Wasior, Papua Barat.
Dalam amanatnya, Dangartap III Surabaya mengucapkan selamat datang di Home Base dan terima kasih atas pelaksanaan tugas negara untuk membantu masyarakat Wasior dengan baik.
"Jadikanlah pengalaman tugas ini sebagai guru terbaik dalam peningkatan kemampuan kalian sehingga pada tugas-tugas mendatang kalian akan dapat melaksanakan dengan lebih baik dan lebih berhasil lagi," katanya.
Meskipun telah melaksanakan tugas dengan baik, ia mengharapkan para prajurit hendaknya tetap berperilaku baik.
"Buang jauh-jauh sikap arogan, tetap disiplin dengan tampilan berperilaku simpatik, bersahaja serta sederhana. Jadilah prajurit yang kehadirannya selalu didambakan oleh masyarakat karena santun," katanya.
Selama satu bulan di Wasior, prajurit Marinir Pasmar-1 dan Yonzipur 5 Malang bergotong royong membantu masyarakat untuk membangun 80 barak hunian sementara yang setiap barak menampung 12 kepala keluarga (KK).
Hadir dalam acara tersebut, para pejabat Kodam V Brawijaya, pejabat Koarmatim, dan pejabat Korps Marinir Pasmar-1.
Dalam waktu yang sama (16/12), Komandan Resimen Artileri-1 Marinir Kolonel Marinir Ichwan Dargianto memimpin serah terima jabatan (sertijab) Komandan Batalyon Artileri-1 Marinir dalam upacara resmi di Bhumi Marinir Karang Pilang, Surabaya.
Selain itu, ia juga memimpin Pengukuhan Jabatan Komandan Batalyon Artileri-3 Marinir.
Komandan Batalyon Artileri-1 Marinir diserahterimakan dari Letkol Mar F. Simanjorang kepada penggantinya Mayor Marinir Ainur Rofiq.
Sementara itu, Komandan Batalyon Artileri-3 Marinir dikukuhkan kepada Mayor Marinir Adi Suko Raharjo, sedangkan Letkol Mar F. Simanjorang untuk selanjutnya menjabat sebagai Pasops Resimen Artileri-1 Marinir.
Satuan Tugas Kemanusiaan ini terdiri dari 400 prajurit Korps Marinir TNI AL dan 400 prajurit Yonzipur 5 Malang yang dipimpin oleh Komandan Satgas Letkol Marinir I D Nyoman Gede Rake. (Foto: Pen Marinir/Mar Akmal)
Satuan Tugas Kemanusiaan ini kembali ke Surabaya setelah selesai melaksanakan tugas kemanusiaan di daerah bencana Wasior, Papua. (Foto: Pen Marinir/Pratu Mar Akmal)
Satuan Tugas Kemanusiaan ini kembali ke Surabaya menggunakan KRI Teluk Ende 517. (Foto: Pen Marinir/Pratu Mar Akmal)
Satuan Tugas Kemanusiaan turun dari KRI Teluk Ende 517. (Foto: Pen Marinir/Pratu Mar Akmal)
ANTARA Jatim
Pengadaan Sarana Pertahanan untuk Mantapkan Kemampuan National Defence
17 Desember 2010, Jakarta -- Kebijakan Badan Sarana Pertahanan (Ranahan) Kementerian Pertahanan (Kemhan) diarahkan pada terselenggaranya tugas dan fungsi lembaga ini secara efektif dan efisien bagi kepentingan memantapkan national defence (pertahanan negara).
Kebijakan tersebut dikelompokan dalam bidang teknologi dan industri, standarisasi dan kelaikan, konstruksi, pengadaan, serta bidang administrasi. Pertama, bidang teknologi dan industri, yakni berupa pemibinaan dan peningkatan penguasaan teknologi untuk kepentingan sarana pertahanan. Kemudian, pembinaan dan pendayagunaan industri nasional untuk mewujudkan kemandirian di bidang sarana pertahanan.
Kedua, bidang standarisasi dan kelaikan. Antara lain, penyelenggaraan standarisasi untuk mendapatkan sarana pertahanan yang standar dan berkualitas, penyelenggaraan kelaikan sarana pertahanan untuk menjamin tingkat keselamatan dan keamanan yang tinggi.
Ketiga, bidang pengadaan yakni, penyelenggaraan pengadaan sarana pertahanan untuk mendukung pembangunan dan pengembangan kekuatan komponen-komponen pertahanan.
Keempat, bidang konstruksi, seputar penyelenggaraan kosntruksi pertahanan secara terpadu dan konspesional untuk kepentingan pertahanan negara. Lalu, pembinaan barang tak bergerak untuk meningkatkan pertahanan negara.
Kelima, bidang administrasi. "Ini berupa pembinaan administrasi dan sistem informasi di bidang sarana pertahanan secara terintegrasi," ujar Kepala Badan Ranahan Kemhan Laksda TNI Susilo.
Alutsista
F-16 USAF. (Foto: U.S. Air Force/Master Sgt. Paul Gorman)
Sementara itu, tutur Susilo, Kementerian Pertahanan masih mencari alternatif untuk menambah kekuatan tempur udara Indonesia melalui penambahan alat utama sistem senjata (alutsista), di antaranya pesawat tempur. Indonesia berencana membangun skuadron pesawat tempur untuk mengawal dan menjaga wilayah udara nasional RI. "Kemhan dan TNI masih mempertimbangkan opsi lain untuk memperkuat armada tempur udara," ujar Susilo.
Sementara itu, Kepala Badan Ranahan menambahkan, Indonesia sendiri sudah memiliki 10 pesawat tempur F-16 dan berencana membeli pesawat F-16 yang baru.
Sementara itu. anggota Komisi I DPR Nurhayati Ali Assegaf menyatakan, pihaknya mendukung kajian pemerintah terkait dengan hibah atau bantuan pesawat F-16 dari Amerika Serikat.
"Komisi I akan dukung upaya pemerintah untuk melakukan kajian terkait hibah tersebut, apa pun keputusan pemerintah nantinya. Kalau dari hasil kajian, pemerintah mengatakan bantuan itu tidak pantas diterima, kita (Komisi I) juga akan terima (sikap itu)," katanya.
Nurhayati mengingatkan bahwa upaya mengkaji hibah F-16 itu jangan sampai membebani negara. "Bantuan apa pun kalau tidak kita perlukan buat apa. Hibah atau bantuan, kalau memang kita butuhkan, kita akan terima dengan senang hati. Tapi kalau ada keinginan pemerintah untuk mengkaji, tak masalah. Jangan sampai bantuan akhirnya membebani kita. Kalau kita punya anggaran, ya kita beli baru saja," ujarnya.
Memang diakuinya, ada pemikiran yang berkembang di Komisi I DPR bahwa Indonesia membutuhkan pesawat tempur atau pesawat angkut untuk misi kemanusiaan, terutama ketika menghadapi bencana. Masyarakat dunia sudah mengetahui bahwa Indonesia adalah garis terdepan dari perubahan iklim serta memiliki daerah yang luas sehingga dibutuhkan peralatan perang yang memadai.
"Memang ada pemikiran bahwa alat utama sistem persenjataan ini juga harus dipersiapkan untuk menjaga keamanan wilayah NKRI untuk melindungi rakyatnya. Tapi ketika bencana juga bisa difungsikan," kata Nurhayati.
Akuntabel
Dalam kesempatan tersebut, Laksda Susilo menyatakan, Badan Ranahan Kemhan terus berupaya transparan dan akuntabel soal anggaran termasuk untuk pengadaan barang dan jasa.
"Kami baru akan mendalami sistem pengadaan barang dan jasa secara elektronik untuk menjamin transparansi. Bahkan untuk rekrutmen juga sudah kami lakukan secara elektronik," katanya.
Namun, lanjut Susilo, sistem elektronik belum bisa diterapkan sepenuhnya untuk pengadaan alat utama sistem senjata yang memiliki spesifikasi khusus. "Jadi tetap masih diperlukan back up secara manual," katanya.
Kepala Badan Ranahan mengemukakan, kebutuhan di TNI itu beragam ada perlengkapan personel, alat utama sistem senjata, suku cadang dan lainnya.
"Jika untuk tampilan pertama, secara umum bisa dilakukan secara elektronik. Tetapi jika menyangkut spesifikasi alat utama sistem senjata, suku cadang itu perlu pembahasan lebih rinci. Dan kemungkinan untuk penjelasan rinci mengenai alat utama sistem senjata, suku cadang dan lainnya masih perlu dilakukan secara manual," tuturnya menegaskan.
Meski begitu, tutur Susilo, Kemhan dan TNI tetap berupaya untuk transparan dalam proses pengadaan barang dan jasa. "Kami ada pengawasan, baik secara internal maupun eksternal," katanya.
Suara Karya
Tunjangan Mengucur untuk Personel TNI di Perbatasan
16 Desember 2010, Jakarta -- Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di kawasan perbatasan di Kalimantan Barat, mulai menerima tunjangan perbatasan. Hal itu diungkapkan Panglima Komando Operasi Perbatasan Kalimantan Barat Mayjen TNI Geerhan Lantara seusai memimpin peringatan Hari Juang Kartika di Kalimantan Barat.
"Sudah. Sudah turun. Silahkan cek langsung ke prajurit di lapangan," tutur Geerhan, Kamis (16/12).
Ia menambahkan, tunjangan tersebut langsung masuk ke rekening masing-masing prajurit. "Sudah masuk ke gaji prajurit. Detilnya tanyakan ke mereka, karena masuk ke dalam daftar gaji," imbuhnya.
Besaran tunjangan yang diterima para prajurit tersebut adalah 75 persen dari gaji pokok. "Karena mereka terus-menerus menjaga garis terdepan."
Seperti diketahui, saat ini sekitar 9ribu prajurit bertugas di seluruh wilayah perbatasan Indonesia. Sesuai dengan keputusan Presiden, para prajurit menerima tunjangan khusus dengan nominal berbeda. Untuk prajurit yang bertugas di pulau-pulan terdepan dan tidak berpenghuni akan mendapatkan tunjangan sebesar 150 persen dari gaji pokok. Sementara untuk yang bertugas di perbatasan darat mendapatkan 75 persen dari gaji pokok.
Sebelumnya, Dirjen Perencanaan Pertahanan Kementerian Pertahanan, Marsekal Muda Bonggas Silaen mengatakan tunjangan untuk para prajurit perbatasan sudah berada di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Tunjangan tersebut dapat dicairkan, jika sudah ada perintah dari Panglima Komando Utama (Kotama) tempat prajurit tersebut bertugas.
MI.com
Pangkolinlamil Inspeksi Dua KRI
KRI Teluk Hading. (Foto: istimewa)
17 Desember 2010, Jakarta -- Panglima Komando Lintas laut Militer (Pangkolinlamil), Laksamana Pertama TNI Didit Herdiawan melakukan inspeksi terhadap ke Kapal Perang RI (KRI) Teluk Manado-537 dan KRI Teluk Hading-538 di perairan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (16/12).
Dua KRI unsur jajaran Kolinlamil disiapkan untuk melaksanakan operasi angkutan laut militer di kawasan pulau terluar seperti Nusa Tenggara Timur yang berbatasan dengan Timor Leste dan perbatasan wilayah Papua pada akhir tahun 2010.
Demikian siaran pers Kepala Dinas Penerangan Kolinlamil, Letkol Laut (KH) Agus Cahyono kepada Jurnal Nasional, Kamis (16/12).
Pangkolinlamil melakukan pengecekan kesiapan kondisi personel dan kondisi material KRI mulai dari mesin kapal, peralatan, dan fasilitas ABK.
Usai melakukan pengecekan, Pangkolinlamil mengatakan ada beberapa yang harus mendapatkan perhatian dan masih terdapat beberapa kekurangan yang harus ditindaklanjuti. Oleh karena itu, ke depan perlu adanya beberapa rencana penambahan dengan skala prioritas.
Dia menegaskan agar setiap perwira memiliki kepedulian terhadap anak buah dan atasan dalam melaksanakan kegiatan di kapal. Lebih lanjut, dia mengatakan kondisi kapal perang ini sudah tua. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan perawatan agar dapat meminimalkan kerusakan material sekaligus dalam menerapkan Zero Accident.
JURNAS
17 Desember 2010, Jakarta -- Panglima Komando Lintas laut Militer (Pangkolinlamil), Laksamana Pertama TNI Didit Herdiawan melakukan inspeksi terhadap ke Kapal Perang RI (KRI) Teluk Manado-537 dan KRI Teluk Hading-538 di perairan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (16/12).
Dua KRI unsur jajaran Kolinlamil disiapkan untuk melaksanakan operasi angkutan laut militer di kawasan pulau terluar seperti Nusa Tenggara Timur yang berbatasan dengan Timor Leste dan perbatasan wilayah Papua pada akhir tahun 2010.
Demikian siaran pers Kepala Dinas Penerangan Kolinlamil, Letkol Laut (KH) Agus Cahyono kepada Jurnal Nasional, Kamis (16/12).
Pangkolinlamil melakukan pengecekan kesiapan kondisi personel dan kondisi material KRI mulai dari mesin kapal, peralatan, dan fasilitas ABK.
Usai melakukan pengecekan, Pangkolinlamil mengatakan ada beberapa yang harus mendapatkan perhatian dan masih terdapat beberapa kekurangan yang harus ditindaklanjuti. Oleh karena itu, ke depan perlu adanya beberapa rencana penambahan dengan skala prioritas.
Dia menegaskan agar setiap perwira memiliki kepedulian terhadap anak buah dan atasan dalam melaksanakan kegiatan di kapal. Lebih lanjut, dia mengatakan kondisi kapal perang ini sudah tua. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan perawatan agar dapat meminimalkan kerusakan material sekaligus dalam menerapkan Zero Accident.
JURNAS
Armed Perbarui Alutsita
WR 40 langusta. (Photo: krucjata.org.pl)
16 Desember 2010, Magelang -- Alat utama sistem senjata (alutsita) artileri medan (Armed) Komando Cadangan Strategis Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (Kostrad) akan diperbarui menjadi lebih canggih.
Komandan Pusat Pendidikan dan Latihan Armed TNI AD, Brigjen TNI A. Agung Gde Suardhana, di Magelang, Kamis, mengatakan bahwa langkah tersebut dilakukan untuk mengikuti perkembangan teknologi yang sangat cepat.
Ia mengatakan, diharapkan regenerasi alutsita ini akan membantu Armed dalam menjawab tantangan zaman yang lebih kompleks dan berat.
Menurut dia, meriam 76 mili meter (mm) yang telah lama digunakan Armed akan diganti meriam 105 mm KH 178 buatan Korea Selatan yang lebih mutakhir. Pasukan Armed juga akan mendapat tambahan senjata baru, yakni roket WR 40 langusta buatan Polandia.
"Penambahan dan regenerasi beberapa alutsita ini harus dijadikan tantangan untuk terus maju. Jangan dianggap sebagai kendala," katanya pada pengarahan kepada 350 prajurit Armed 3/105 Tarik Magelang di Mako Armed 3.
Ia berharap, seluruh prajurit TNI AD khususnya di Armed 3 agar cepat belajar dan terus belajar, agar tidak ketinggalan dalam penguasaan teknologi. Apalagi perkembangan iptek sekarang sangat cepat dan terus berubah.
Menurut dia, akan dibentuk tiga divisi baru yakni divisi lintas udara (linud), raider (serang), dan divisi mekanis (mesin). Ketiga divisi tersebut untuk menggantikan Divisi Malang dan Jawa Barat.
Ia mengatakan, penambahan divisi ini untuk mendukung pembinaan kesatuan agar lebih baik. "Jangan sampai prajurit Armed ketinggalan zaman dan teknologi," katanya menambahkan.
ANTARA News
16 Desember 2010, Magelang -- Alat utama sistem senjata (alutsita) artileri medan (Armed) Komando Cadangan Strategis Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (Kostrad) akan diperbarui menjadi lebih canggih.
Komandan Pusat Pendidikan dan Latihan Armed TNI AD, Brigjen TNI A. Agung Gde Suardhana, di Magelang, Kamis, mengatakan bahwa langkah tersebut dilakukan untuk mengikuti perkembangan teknologi yang sangat cepat.
Ia mengatakan, diharapkan regenerasi alutsita ini akan membantu Armed dalam menjawab tantangan zaman yang lebih kompleks dan berat.
Menurut dia, meriam 76 mili meter (mm) yang telah lama digunakan Armed akan diganti meriam 105 mm KH 178 buatan Korea Selatan yang lebih mutakhir. Pasukan Armed juga akan mendapat tambahan senjata baru, yakni roket WR 40 langusta buatan Polandia.
"Penambahan dan regenerasi beberapa alutsita ini harus dijadikan tantangan untuk terus maju. Jangan dianggap sebagai kendala," katanya pada pengarahan kepada 350 prajurit Armed 3/105 Tarik Magelang di Mako Armed 3.
Ia berharap, seluruh prajurit TNI AD khususnya di Armed 3 agar cepat belajar dan terus belajar, agar tidak ketinggalan dalam penguasaan teknologi. Apalagi perkembangan iptek sekarang sangat cepat dan terus berubah.
Menurut dia, akan dibentuk tiga divisi baru yakni divisi lintas udara (linud), raider (serang), dan divisi mekanis (mesin). Ketiga divisi tersebut untuk menggantikan Divisi Malang dan Jawa Barat.
Ia mengatakan, penambahan divisi ini untuk mendukung pembinaan kesatuan agar lebih baik. "Jangan sampai prajurit Armed ketinggalan zaman dan teknologi," katanya menambahkan.
ANTARA News
Thursday, December 16, 2010
AL Peru Terima 2 Fokker 60 MPA bekas AU Belanda
Fokker 60. (Foto: istimewa)
16 Desember 2010 -- Satuan Udara Angkatan Laut Peru menerima pesawat patroli maritim Fokker 60 bekas pakai Angkatan Udara Belanda.
Pesawat bernomer registrasi AE565 dan AE566 lepas landas dari pangkalan udara Woensdrecht, Jumat (3/12) menuju ibu kota Peru Lima. Pesawat terbang melalui Islandia, Kanada, Bermuda, Atilen Belanda dan Iquitos, Peru.
Peru meneken kontrak pembelian dua Fokker 60 MPA, satu mesin tambahan serta sejumlah suku cadang pada 11 Maret 2010. Saat ini, AL Peru mengoperasikan dua Hawker Beechcraft King Air 200 sebagai patroli maritim.
AU Belanda memesan 2 Fokker F50 dan 4 Fokker 60. Fokker 60 lebih panjang 1,62 meter daripada F50, hingga panjang keseluruhan 26,87 meter. Fokker 60 hanya dibuat 4 unit, seluruhnya dikirimkan ke AU Belanda. Seluruh Fokker ditempatkan di Skuadron 334 bermarkas di Lanud Eindhoven. Fokker 60 digunakan pengangkut peralatan dan pasukan sedangkan Fokker 50 sebagai pesawat VIP jarak menengah.
Dua Fokker 60 (U-01, U-03) diubah menjadi pesawat patroli maritim pada 2005. Pesawat dioperasikan di Bandara Internasional Hato di Curacao untuk mendukung Penjaga Pantai Atilen Belanda dan Aruba. Pesawat dilengkapi jendela pengawas, tanki bahan bakar untuk penerbangan jarak jauh, radar pengamat dan ruangan untuk seorang komandan, operator radar serta dua orang pengamat. Fokker 60 digantikan pesawat sipil DHC-8 pada Oktober 2007 dan ditempatkan di Lanud Woensdrecht.
AU Belanda pensiunkan Fokker 60 sebagai pesawat angkut, digantikan C-130 Hercules pada 2006.
defense-aerospace.com/Berita HanKam
16 Desember 2010 -- Satuan Udara Angkatan Laut Peru menerima pesawat patroli maritim Fokker 60 bekas pakai Angkatan Udara Belanda.
Pesawat bernomer registrasi AE565 dan AE566 lepas landas dari pangkalan udara Woensdrecht, Jumat (3/12) menuju ibu kota Peru Lima. Pesawat terbang melalui Islandia, Kanada, Bermuda, Atilen Belanda dan Iquitos, Peru.
Peru meneken kontrak pembelian dua Fokker 60 MPA, satu mesin tambahan serta sejumlah suku cadang pada 11 Maret 2010. Saat ini, AL Peru mengoperasikan dua Hawker Beechcraft King Air 200 sebagai patroli maritim.
AU Belanda memesan 2 Fokker F50 dan 4 Fokker 60. Fokker 60 lebih panjang 1,62 meter daripada F50, hingga panjang keseluruhan 26,87 meter. Fokker 60 hanya dibuat 4 unit, seluruhnya dikirimkan ke AU Belanda. Seluruh Fokker ditempatkan di Skuadron 334 bermarkas di Lanud Eindhoven. Fokker 60 digunakan pengangkut peralatan dan pasukan sedangkan Fokker 50 sebagai pesawat VIP jarak menengah.
Dua Fokker 60 (U-01, U-03) diubah menjadi pesawat patroli maritim pada 2005. Pesawat dioperasikan di Bandara Internasional Hato di Curacao untuk mendukung Penjaga Pantai Atilen Belanda dan Aruba. Pesawat dilengkapi jendela pengawas, tanki bahan bakar untuk penerbangan jarak jauh, radar pengamat dan ruangan untuk seorang komandan, operator radar serta dua orang pengamat. Fokker 60 digantikan pesawat sipil DHC-8 pada Oktober 2007 dan ditempatkan di Lanud Woensdrecht.
AU Belanda pensiunkan Fokker 60 sebagai pesawat angkut, digantikan C-130 Hercules pada 2006.
defense-aerospace.com/Berita HanKam
Fire-X Vertical Unmanned Aircraft Successfully Completes First FlightNorthrop Grumman and Bell Helicopter Rapidly Develop, Demonstrate UAS Capability
Fire-X, a vertical unmanned air system developed by Northrop Grumman Corporation and Bell Helicopter, a Textron company completed its first fully autonomous flight Dec. 10 at Yuma Proving Ground, Ariz., less than one year after development began. (Photos by Northrop Grumman / Chad Slattery).
15 December 2010, San Diego -- Fire-X, a vertical unmanned air system (VUAS) developed by Northrop Grumman Corporation (NYSE:NOC) and Bell Helicopter, a Textron company (NYSE:TXT), completed its first fully autonomous flight Dec. 10 at Yuma Proving Ground, Ariz., less than one year after development began.
"The speed which Fire-X was developed shows that a low-risk, fast-track solution can be safely flown using the proven MQ-8B Fire Scout's unmanned systems autonomous flight architecture," said Paul Meyer, sector vice president and general manager of the Advanced Programs and Technology Division at Northrop Grumman Aerospace Systems. "We developed a VUAS that meets growing needs for cargo and intelligence, surveillance and reconnaissance (ISR) capabilities. We can now expand Fire-X's operational capabilities to meet emerging U.S. military requirements in all the Services and Special Operations Command."
First flight involved a short-duration hover to validate safe and reliable autonomous flight. Additional flight tests and reliability data gathering will be conducted in the coming weeks. Integration of ISR sensor payloads and cargo carrying capability test flights is set to occur early next year.
"The expertise of Northrop Grumman in unmanned systems combined with Bell's rotorcraft knowledge is what makes Fire-X so successful," said George Spongberg, Northrop Grumman Fire-X program manager. "We've been able to share key insights throughout development – allowing a seamless transition of autonomous flight systems software to a new airframe."
First flight was accomplished in 11 months after development began. It was achieved by integrating Fire Scout's proven autonomous systems developed for the U.S. Navy with the highly successful Bell 407 helicopter, a FAA-certified helicopter that's been in commercial service worldwide since 1996.
The 407 system can carry ISR sensors and a useful load of more than 3,200 pounds – for fuel, payloads and/or enhanced cargo hauling capabilities – internally or externally. Fire-X will also be able to conduct ISR missions up to 16 hours in endurance and various cargo missions in support of U.S. Army and Marine Corps requirements.
The Fire-X demonstration aircraft will retain the ability to be optionally piloted – a capability which may appeal to military users because of its added operational flexibility.
Northrop Grumman Corporation
15 December 2010, San Diego -- Fire-X, a vertical unmanned air system (VUAS) developed by Northrop Grumman Corporation (NYSE:NOC) and Bell Helicopter, a Textron company (NYSE:TXT), completed its first fully autonomous flight Dec. 10 at Yuma Proving Ground, Ariz., less than one year after development began.
"The speed which Fire-X was developed shows that a low-risk, fast-track solution can be safely flown using the proven MQ-8B Fire Scout's unmanned systems autonomous flight architecture," said Paul Meyer, sector vice president and general manager of the Advanced Programs and Technology Division at Northrop Grumman Aerospace Systems. "We developed a VUAS that meets growing needs for cargo and intelligence, surveillance and reconnaissance (ISR) capabilities. We can now expand Fire-X's operational capabilities to meet emerging U.S. military requirements in all the Services and Special Operations Command."
First flight involved a short-duration hover to validate safe and reliable autonomous flight. Additional flight tests and reliability data gathering will be conducted in the coming weeks. Integration of ISR sensor payloads and cargo carrying capability test flights is set to occur early next year.
"The expertise of Northrop Grumman in unmanned systems combined with Bell's rotorcraft knowledge is what makes Fire-X so successful," said George Spongberg, Northrop Grumman Fire-X program manager. "We've been able to share key insights throughout development – allowing a seamless transition of autonomous flight systems software to a new airframe."
First flight was accomplished in 11 months after development began. It was achieved by integrating Fire Scout's proven autonomous systems developed for the U.S. Navy with the highly successful Bell 407 helicopter, a FAA-certified helicopter that's been in commercial service worldwide since 1996.
The 407 system can carry ISR sensors and a useful load of more than 3,200 pounds – for fuel, payloads and/or enhanced cargo hauling capabilities – internally or externally. Fire-X will also be able to conduct ISR missions up to 16 hours in endurance and various cargo missions in support of U.S. Army and Marine Corps requirements.
The Fire-X demonstration aircraft will retain the ability to be optionally piloted – a capability which may appeal to military users because of its added operational flexibility.
Northrop Grumman Corporation
Tentara RI-Malaysia "Akur" Jaga Perbatasan
Pulau Sebatik adalah sebuah pulau yang kepemilikannya terbagi menjadi dua, wilayah selatan milik Indonesia dan wilayah utara milik Malaysia. Di perbatasan pulau tersebut terdapat beberapa pos pengamanan RI, salah satunya adalah pos TNI AL.
16 Desember 2010, Pontianak -- Seperti biasa, sejumlah prajuit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di kawasan perbatasan, menggelar apel bersama di Markas Pos Komando Taktis (Poskotis), Entikong, Kalimantan Barat.
Dengan membawa senjata laras, mereka tampak berbaris sambil mendengarkan arahan dari komandan pleton. Namun, di antara anggota TNI, ada 10 anggota Rezizmen Askar Melayu Diraja (RAMD) yang ikut berbaris. Dengan mimik serius, mereka juga mendengarkan arahan dari komandan pleton.
10 anggota RAMD itu adalah utusan dari Brigade Infantri Malaysia. Mereka diperuntukkan untuk menjalin tugas bersama dengan tentara Indonesia guna mengamankan serta menjaga kawasan perbatasan Indonesia dengan Malaysia di Entikong, Kalimantan Barat.
Ketegangan antara Indonesia dengan Malaysia yang kerap muncul, rupanya sama sekali tidak memengaruhi semangat juang para anggota RAMD melaksanakan tugas menjaga perbatasan.
Ishan (23 tahun), anggota RAMD mengaku senang bisa bertugas bersama dengan tentara Indonesia di Poskotis Entilong dalam menjaga keamanan di kawasan perbatasan. "Saya baru satu bulan di sini. Saya sangat senang dan bangga bisa bertugas di Indonesia," kata pria berpangkat prajurit ini.
Pria berambut cepak ini pun mengaku, kinerja RAMD tidak terpengaruh dengan pasang surutnya hubungan Indonesia dengan Malaysia. Bahkan, ancaman keamanan, sama sekali tak menyurutkan nyali mereka.
"Kami tidak khawatir. Hubungan kami dengan warga setempat juga baik. Kami sering terlibat acara gotong royong, serta membangun tempat-tempat ibadah," kata Ishan usai mengikuti apel bersama.
Operasi gabungan ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kordinasi antara Indonesia dengan Malaysia dalam menjaga serta mengamankan kawasan perbatasan di Kalimantan Barat.
Di Kalimantan Barat, sebanyak 10 anggota RAMD di tempatkan di Poskotis Entikong. Sedangkan, untuk TNI di tempatkan di Pos Lubukantu, Malaysia.
Untuk tentara RAMD tiap dua bulan akan diganti bertugas di Indonesia. Sementara, TNI akan dikembalikan tiap satu tahun sekali dari Negeri Jiran itu.
JURNAS
16 Desember 2010, Pontianak -- Seperti biasa, sejumlah prajuit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di kawasan perbatasan, menggelar apel bersama di Markas Pos Komando Taktis (Poskotis), Entikong, Kalimantan Barat.
Dengan membawa senjata laras, mereka tampak berbaris sambil mendengarkan arahan dari komandan pleton. Namun, di antara anggota TNI, ada 10 anggota Rezizmen Askar Melayu Diraja (RAMD) yang ikut berbaris. Dengan mimik serius, mereka juga mendengarkan arahan dari komandan pleton.
10 anggota RAMD itu adalah utusan dari Brigade Infantri Malaysia. Mereka diperuntukkan untuk menjalin tugas bersama dengan tentara Indonesia guna mengamankan serta menjaga kawasan perbatasan Indonesia dengan Malaysia di Entikong, Kalimantan Barat.
Ketegangan antara Indonesia dengan Malaysia yang kerap muncul, rupanya sama sekali tidak memengaruhi semangat juang para anggota RAMD melaksanakan tugas menjaga perbatasan.
Ishan (23 tahun), anggota RAMD mengaku senang bisa bertugas bersama dengan tentara Indonesia di Poskotis Entilong dalam menjaga keamanan di kawasan perbatasan. "Saya baru satu bulan di sini. Saya sangat senang dan bangga bisa bertugas di Indonesia," kata pria berpangkat prajurit ini.
Pria berambut cepak ini pun mengaku, kinerja RAMD tidak terpengaruh dengan pasang surutnya hubungan Indonesia dengan Malaysia. Bahkan, ancaman keamanan, sama sekali tak menyurutkan nyali mereka.
"Kami tidak khawatir. Hubungan kami dengan warga setempat juga baik. Kami sering terlibat acara gotong royong, serta membangun tempat-tempat ibadah," kata Ishan usai mengikuti apel bersama.
Operasi gabungan ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kordinasi antara Indonesia dengan Malaysia dalam menjaga serta mengamankan kawasan perbatasan di Kalimantan Barat.
Di Kalimantan Barat, sebanyak 10 anggota RAMD di tempatkan di Poskotis Entikong. Sedangkan, untuk TNI di tempatkan di Pos Lubukantu, Malaysia.
Untuk tentara RAMD tiap dua bulan akan diganti bertugas di Indonesia. Sementara, TNI akan dikembalikan tiap satu tahun sekali dari Negeri Jiran itu.
JURNAS
Pembebasan Lahan Bandara Miangas Terganjal Harga
15 Desember 2010, Manado -- Rencana pembebasan lahan milik warga untuk pembangunan bandara udara di pulau terluar Miangas, masih terganjal dengan penetapan harga yang belum disepakati.
"Warga tetap bertahan dengan ganti rugi Rp150 ribu per meter persegi, sementara pemerintah sudah menaikkan hingga Rp50 ribu per meter persegi," kata anggota DPRD Sulut dari daerah pemilihan Sangihe-Talaud, Ben Alotia, di Manado, Rabu.
Alotia yang juga mantan Ketua DPRD Kabupaten Talaud itu, sempat menjadi fasilitator untuk menyelesaikan ganti rugi lahan itu, namun belum ada solusi berarti.
"Masyarakat tetap bertahan diangka Rp150 ribu, alasannya sudah tidak ada lagi lahan untuk berkebun," katanya.
Apalagi pulau terluar Miangas dan hanya bisa menempuh jalur laut selama 45 menit ke Filipina itu, wilayah tidak terlalu besar dengan daerah lainnya yang sulit dijadikan lahan perkebunan.
"Memang harga yang diajukan warga terlalu mahal, tentunya pemerintah kesulitan untuk memenuhinya," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Perbatasan Provinsi Sulut, Max Gagola mengatakan, pembangunan bandara udara di pulau terluar, Miangas, yang ditujukan untuk meringankan beban masyarakat mendapatkan transportasi udara, ternyata masih terganjal dengan masalah pembebasan lahan.
"Masyarakat di Miangas enggan melepas lahan untuk diganti pemerintah, padahal sudah ditawarkan biaya ganti rugi secara proporsional," katanya.
Menurutnya, masyarakat meminta ganti rugi dengan harga tinggi karena lahan yang dilepas merupakan areal perkebunan kelapa yang masih produktif dan dikelola petani setempat.
Sementara ini bandara Miangas dinilai belum memenuhi syarat untuk kegiatan penerbangan, karena hanya memiliki panjang lintasan terbang atau "runway" tidak sampai 500 meter, sementara dibutuhkan panjangnya sekitar 1.000 meter.
Padahal kehadiran Bandara secara representatif dinilai sangat penting bagi warga Miangas yang berpenduduk sebanyak 700 ribu itu, guna mempermudah hubungan ke ibukota Manado maupun daerah lainnya.
ANTARA Sulawesi Utara
Yon Zipur I Berlatih Jinakkan Bom
Anggota tim Penjinak Bahan Peledak Batalyon Zeni Tempur I Kodam I/Bukit Barisan mencoba menjinakkan bom dalam simulasi keamanan di kantor PLN Sektor Pembangkit Belawan, Medan, Rabu (15/12). Simulasi tersebut bertujuan meningkatkan kewaspadaan dan profesionalisme TNI dalam mengantisipasi serangan teroris menjelang maupun saat Natal 2010 dan Tahun Baru 2011. (Foto: KOMPAS/Mohammad Hilmi Faiq)
16 Desember 2010, Medan, Kompas - Batalyon Zeni Tempur I Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan menggelar simulasi menjinakkan bom di PLN Sektor Pembangkit Belawan, Medan, Sumatera Utara, Rabu (15/12). Simulasi tersebut sebagai salah satu langkah peningkatan profesionalisme TNI dalam menjaga keamanan Sumut.
”Selain itu, isu terorisme masih hangat di Sumatera Utara. Jadi, simulasi ini juga sebagai antisipasi serangan teroris saat Natal dan Tahun Baru. Jangan sampai kami kecolongan,” kata Komandan Batalyon Zeni Tempur (Yon Zipur) I Komando Daerah Militer (Kodam) I/Bukit Barisan Letnan Kolonel A Rizal Ramdhani seusai simulasi.
Rizal menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan tiga peleton penjinak bahan peledak (jihandak) yang terlatih. Mereka akan bergerak kapan saja begitu ada laporan dari warga dan polisi mengenai bom.
Terkait pola koordinasi dengan polisi, Rizal menjelaskan, dalam waktu dekat akan ada rapat gabungan yang antara lain melibatkan polisi dan TNI. Dalam kesempatan itu, mereka akan bahas pola koordinasi dan tugas setiap lembaga.
Dia menambahkan, Yon Zipur I Kodam I/Bukit Barisan memilih PLN Sektor Pembangkit Belawan sebagai tempat simulasi karena tempat tersebut merupakan aset vital di Sumut. Bila aset tersebut terganggu atau sampai dikuasai teroris, pasokan listrik di Sumut, Aceh, dan Sumatera Barat terganggu.
Diuntungkan
Sejumlah petugas Tim Penjinak Bom dari Yon Zipur Kodam I Bukit Barisan berusaha mengevakuasi bom dari lantai 2 gedung saat simulasi penanganan keadaan darurat ancaman bom di kantor PLN Sicanang Belawan Medan, Sumut, Rabu (15/12). Simulasi yang dilakukan oleh personil TNI tersebut bertujuan untuk melatih keprofesionalisme prajurit dan mengantisipasi menghadapi aksi teror bom pada saat menjelang Natal dan Tahun Baru 2011. (Foto: ANTARA/Septianda Perdana/nz/10)
Sementara itu, Asisten Manajer Sumber Daya Manusia dan Keuangan PLN Sektor Pembangkit Belawan Thamrin mengatakan, PLN sangat diuntungkan dengan adanya latihan tersebut. Paling tidak, para pegawai di PLN Sektor Pembangkit Belawan lebih waspada terhadap ancaman bahaya bom.
”Kami juga rutin bersimulasi keamanan di sini, tetapi simulasi kali ini tentu amat berpengaruh terhadap kewaspadaan kami,” ujar Thamrin.
Dalam simulasi tersebut, satpam PLN Sektor Pembangkit Belawan ”menemukan” dua bom rakitan di dua tempat berbeda. Satu di instalasi gas dan satu lagi di ruang perkantoran lantai II. Para pegawai sempat panik saat satpam memberitahukan adanya bom tersebut.
Selang 15 menit kemudian, empat anggota tim jihandak dari Yon Zipur I Kodam I/Bukit Barisan datang. Bom rakitan di instalasi gas berhasil mereka jinakkan, sementara bom di ruangan kantor lantai II mereka pindahkan menggunakan mobil jihandak ke Markas Bantuan Kodam I/Bukit Barisan di Pulo Brayan.
KOMPAS
16 Desember 2010, Medan, Kompas - Batalyon Zeni Tempur I Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan menggelar simulasi menjinakkan bom di PLN Sektor Pembangkit Belawan, Medan, Sumatera Utara, Rabu (15/12). Simulasi tersebut sebagai salah satu langkah peningkatan profesionalisme TNI dalam menjaga keamanan Sumut.
”Selain itu, isu terorisme masih hangat di Sumatera Utara. Jadi, simulasi ini juga sebagai antisipasi serangan teroris saat Natal dan Tahun Baru. Jangan sampai kami kecolongan,” kata Komandan Batalyon Zeni Tempur (Yon Zipur) I Komando Daerah Militer (Kodam) I/Bukit Barisan Letnan Kolonel A Rizal Ramdhani seusai simulasi.
Rizal menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan tiga peleton penjinak bahan peledak (jihandak) yang terlatih. Mereka akan bergerak kapan saja begitu ada laporan dari warga dan polisi mengenai bom.
Terkait pola koordinasi dengan polisi, Rizal menjelaskan, dalam waktu dekat akan ada rapat gabungan yang antara lain melibatkan polisi dan TNI. Dalam kesempatan itu, mereka akan bahas pola koordinasi dan tugas setiap lembaga.
Dia menambahkan, Yon Zipur I Kodam I/Bukit Barisan memilih PLN Sektor Pembangkit Belawan sebagai tempat simulasi karena tempat tersebut merupakan aset vital di Sumut. Bila aset tersebut terganggu atau sampai dikuasai teroris, pasokan listrik di Sumut, Aceh, dan Sumatera Barat terganggu.
Diuntungkan
Sejumlah petugas Tim Penjinak Bom dari Yon Zipur Kodam I Bukit Barisan berusaha mengevakuasi bom dari lantai 2 gedung saat simulasi penanganan keadaan darurat ancaman bom di kantor PLN Sicanang Belawan Medan, Sumut, Rabu (15/12). Simulasi yang dilakukan oleh personil TNI tersebut bertujuan untuk melatih keprofesionalisme prajurit dan mengantisipasi menghadapi aksi teror bom pada saat menjelang Natal dan Tahun Baru 2011. (Foto: ANTARA/Septianda Perdana/nz/10)
Sementara itu, Asisten Manajer Sumber Daya Manusia dan Keuangan PLN Sektor Pembangkit Belawan Thamrin mengatakan, PLN sangat diuntungkan dengan adanya latihan tersebut. Paling tidak, para pegawai di PLN Sektor Pembangkit Belawan lebih waspada terhadap ancaman bahaya bom.
”Kami juga rutin bersimulasi keamanan di sini, tetapi simulasi kali ini tentu amat berpengaruh terhadap kewaspadaan kami,” ujar Thamrin.
Dalam simulasi tersebut, satpam PLN Sektor Pembangkit Belawan ”menemukan” dua bom rakitan di dua tempat berbeda. Satu di instalasi gas dan satu lagi di ruang perkantoran lantai II. Para pegawai sempat panik saat satpam memberitahukan adanya bom tersebut.
Selang 15 menit kemudian, empat anggota tim jihandak dari Yon Zipur I Kodam I/Bukit Barisan datang. Bom rakitan di instalasi gas berhasil mereka jinakkan, sementara bom di ruangan kantor lantai II mereka pindahkan menggunakan mobil jihandak ke Markas Bantuan Kodam I/Bukit Barisan di Pulo Brayan.
KOMPAS
Hari Juang Kartika di Manado
15 Desember 2010, Manado -- Sejumlah anggota TNI AD Batalyon Infanteri 712 Wiratama Melakukan defile pada peringatan Hari Juang Kartika di Manado, Sulawesi Utara, Rabu ( 15/12). Hari Juang Kartika untuk mengenang perjuangan Panglima Besar Soedirman dalam pertempuran Ambarawa. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/Koz/1hp/10)
Pasukan anti teror TNI AD Batalyon Infanteri 712 Wiratama menjinakkan bom yang terpasang disalah satu sandera pada simulasi penanggulangan anti teror di Manado, Sulawesi Utara, Rabu ( 15/12). Pasukan anti teror TNI AD yang telah terlatih siap membantu pihak Kepolisan menangani aksi teroris jika sewaktu -waktu dibutuhkan. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/Koz/hp/10)
Pasukan anti teror TNI AD Batalyon Infanteri 712 Wiratama melakukan simulasi penanggulangan anti teror di Manado, Sulawesi Utara, Rabu ( 15/12).(Foto: ANTARA/Basrul Haq/Koz/1hp/10)
Anggota TNI AD Batalyon Infanteri 712 Wiratama menujukkan atraksi ketangkasan denmgan mengancurkan benda kerasa mengunakan kepala pada peringatan Hari Juang Kartika di Manado, Rabu (15/12). (Foto: ANTARA/Basrul Haq/Koz/1hp/10)
Sejumlah pemain musik anggota TNI AD Korem 131 Santiago membawakan lagu-lagu perjuangan pada peringatan Hari Juang Kartika di Manado, Rabu (15/12). (Foto: ANTARA/Basrul Haq/Koz/1hp/10)
Pasukan anti teror TNI AD Batalyon Infanteri 712 Wiratama menjinakkan bom yang terpasang disalah satu sandera pada simulasi penanggulangan anti teror di Manado, Sulawesi Utara, Rabu ( 15/12). Pasukan anti teror TNI AD yang telah terlatih siap membantu pihak Kepolisan menangani aksi teroris jika sewaktu -waktu dibutuhkan. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/Koz/hp/10)
Pasukan anti teror TNI AD Batalyon Infanteri 712 Wiratama melakukan simulasi penanggulangan anti teror di Manado, Sulawesi Utara, Rabu ( 15/12).(Foto: ANTARA/Basrul Haq/Koz/1hp/10)
Anggota TNI AD Batalyon Infanteri 712 Wiratama menujukkan atraksi ketangkasan denmgan mengancurkan benda kerasa mengunakan kepala pada peringatan Hari Juang Kartika di Manado, Rabu (15/12). (Foto: ANTARA/Basrul Haq/Koz/1hp/10)
Sejumlah pemain musik anggota TNI AD Korem 131 Santiago membawakan lagu-lagu perjuangan pada peringatan Hari Juang Kartika di Manado, Rabu (15/12). (Foto: ANTARA/Basrul Haq/Koz/1hp/10)
TNI AD Akan Lebih Patuh
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta (kedua dari kiri) membalas penghormatan dari peserta defile pada Hari Juang Kartika 2010 di Lapangan Panglima Besar Soedirman, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (15/12). George Toisutta berharap TNI AD menjadi lebih profesional serta tertib administrasi dan hukum. (Foto: KOMPAS/Antony Lee)
16 Desember 2010, Ambarawa -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat pada masa mendatang akan menjadi lebih profesional sekaligus lebih ”patuh” dengan mengedepankan tertib administrasi dan tertib hukum. Karena itu, tidak akan ada pelanggaran hukum oleh personel TNI AD yang tidak ditindak.
Hal itu disampaikan Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta seusai upacara memperingati Hari Juang Kartika tahun 2010 di Lapangan Panglima Besar Jenderal Soedirman di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (15/12). Upacara itu dihadiri petinggi dan sesepuh TNI AD serta melibatkan 13.669 personel TNI AD dari berbagai kesatuan.
”TNI AD ke depan lebih profesional, lebih ”patuh” karena akan ada kerja sama dengan instansi lain tentang penegakan hukum. Selama ini setiap ada operasi, satuan sudah dibekali oleh International Committee of the Red Cross (ICRC/Palang Merah Internasional) dan TNI mengenai hukum dan adat istiadat,” ujar Toisutta.
Menurut KSAD, ”patuh” itu dimaknai sebagai ketaatan kepada hukum sehingga tidak akan muncul lagi anggapan, TNI AD tidak taat hukum. ”Semua pelanggaran tidak ada yang tidak ditindak,” ujarnya.
KSAD juga menyampaikan, pihaknya akan terus meningkatkan kesiapan operasional satuan, kualitas sumber daya manusia, serta kesejahteraan prajurit dan pegawai negeri sipil beserta keluarganya. Selain itu, juga melanjutkan pembangunan satuan berdasar kekuatan pokok minimum yang sudah disusun.
Pengembangan satuan itu antara lain meningkatkan kekuatan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat melalui pembentukan Divisi Lintas Udara, Satuan Infanteri Mekanis, validasi Satuan Bantuan Tempur, pembentukan Komando Pusat Bantuan Operasi, dan peningkatan Satuan Kewilayahan.
Selain fungsi tempur, KSAD juga mengatakan, TNI AD akan melanjutkan pembentukan Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana sebagai bentuk optimalisasi bantuan terhadap korban bencana.
”Kami akan latih kembali dan melengkapi prasarana. Prosedur yang ada akan diperbaiki agar bisa lebih cepat bertindak,” ujarnya.
Gubernur Jateng Bibit Waluyo menyambut baik upaya TNI AD di bidang penanggulangan bencana. Ada banyak peranan TNI AD yang bisa diambil dalam rekonstruksi bencana erupsi Gunung Merapi. Di Jateng, katanya, ada sembilan jembatan yang rusak akibat banjir lahar dingin.
”TNI memiliki batalion zeni tempur yang memiliki kemampuan untuk perbaikan jalan atau jembatan ringan sehingga bisa membantu,” kata Bibit.
KOMPAS
16 Desember 2010, Ambarawa -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat pada masa mendatang akan menjadi lebih profesional sekaligus lebih ”patuh” dengan mengedepankan tertib administrasi dan tertib hukum. Karena itu, tidak akan ada pelanggaran hukum oleh personel TNI AD yang tidak ditindak.
Hal itu disampaikan Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta seusai upacara memperingati Hari Juang Kartika tahun 2010 di Lapangan Panglima Besar Jenderal Soedirman di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (15/12). Upacara itu dihadiri petinggi dan sesepuh TNI AD serta melibatkan 13.669 personel TNI AD dari berbagai kesatuan.
”TNI AD ke depan lebih profesional, lebih ”patuh” karena akan ada kerja sama dengan instansi lain tentang penegakan hukum. Selama ini setiap ada operasi, satuan sudah dibekali oleh International Committee of the Red Cross (ICRC/Palang Merah Internasional) dan TNI mengenai hukum dan adat istiadat,” ujar Toisutta.
Menurut KSAD, ”patuh” itu dimaknai sebagai ketaatan kepada hukum sehingga tidak akan muncul lagi anggapan, TNI AD tidak taat hukum. ”Semua pelanggaran tidak ada yang tidak ditindak,” ujarnya.
KSAD juga menyampaikan, pihaknya akan terus meningkatkan kesiapan operasional satuan, kualitas sumber daya manusia, serta kesejahteraan prajurit dan pegawai negeri sipil beserta keluarganya. Selain itu, juga melanjutkan pembangunan satuan berdasar kekuatan pokok minimum yang sudah disusun.
Pengembangan satuan itu antara lain meningkatkan kekuatan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat melalui pembentukan Divisi Lintas Udara, Satuan Infanteri Mekanis, validasi Satuan Bantuan Tempur, pembentukan Komando Pusat Bantuan Operasi, dan peningkatan Satuan Kewilayahan.
Selain fungsi tempur, KSAD juga mengatakan, TNI AD akan melanjutkan pembentukan Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana sebagai bentuk optimalisasi bantuan terhadap korban bencana.
”Kami akan latih kembali dan melengkapi prasarana. Prosedur yang ada akan diperbaiki agar bisa lebih cepat bertindak,” ujarnya.
Gubernur Jateng Bibit Waluyo menyambut baik upaya TNI AD di bidang penanggulangan bencana. Ada banyak peranan TNI AD yang bisa diambil dalam rekonstruksi bencana erupsi Gunung Merapi. Di Jateng, katanya, ada sembilan jembatan yang rusak akibat banjir lahar dingin.
”TNI memiliki batalion zeni tempur yang memiliki kemampuan untuk perbaikan jalan atau jembatan ringan sehingga bisa membantu,” kata Bibit.
KOMPAS
Wednesday, December 15, 2010
Pesawat Sukhoi Menarik Masyarakat Yogyakarta
Selama berada di Pangkalan Udara Adisutjipto Yogyakarta, empat pesawat Sukhoi menjadi tontonan menarik bagi masyarakat. (Foto: Dispenau/PRLM)
15 Desember 2010, Yogyakarta -- Setelah 5 hari berada di Pangkalan Udara Adisutjipto Yogyakarta, 4 pesawat Sukhoi kembali ke home base di Pangkalan Udara Hasanuddin Makassar, Rabu (15/12). Selama 5 hari berada di pangkalan pendidikan itu, selain untuk melakukan jelajah udara dan operasi pengamanan pulau-pulau terluar, keberadaan 4 pesawat Sukhoi juga dijadikan sebagai sarana Pembinaan Potensi Dirgantara (Binpotdirga) di Yogyakarta.
Kepala Dinas Operasi Lanud Adisutjipto Kolonel Pnb Kustono mengungkapkan, sambutan masyarakat Yogyakarta begitu besar saat Komandan Pangkalan Udara Adisutjipto Marsekal Pertama TNI Hadiyan Sumintaatmadja mengundang masyarakat untuk datang melihat pesawat kebangaan bangsa Indonesia itu. Hal itu terbukti dengan banyaknya pengunjung yang menyempatkan untuk melihat pesawat buatan Rusia tersebut saat digelar acara “Lanud Adisutjipto Open Day” di Taxy Way Lanud Adisutjipto.
Kolonel Pnb Kustono menambahkan, kehadiran ribuan pengunjung untuk menghadiri “Lanud Adisutjipto Open Day” menunjukkan adanya kedekatan masyarakat dengan TNI Angkatan Udara. Bahkan gelaran acara “Lanud Adisutjipto Open Day”, tutur Kolonel Pnb Kustono, juga diliput berbagai awak media, baik dari media cetak maupun media elektronik di Yogyakarta.
Sebelum kembali ke Makassar, keempat pesawat yang masing-masing bernomor seri TS 3003, TS 3004, TS 3005 dan TS 2703 melakukan fly pass di Angkasa Yogyakarta. Selamat jalan Sukhoi, masyarakat Yogyakarta menunggu kehadiranmu kembali.
PRLM
15 Desember 2010, Yogyakarta -- Setelah 5 hari berada di Pangkalan Udara Adisutjipto Yogyakarta, 4 pesawat Sukhoi kembali ke home base di Pangkalan Udara Hasanuddin Makassar, Rabu (15/12). Selama 5 hari berada di pangkalan pendidikan itu, selain untuk melakukan jelajah udara dan operasi pengamanan pulau-pulau terluar, keberadaan 4 pesawat Sukhoi juga dijadikan sebagai sarana Pembinaan Potensi Dirgantara (Binpotdirga) di Yogyakarta.
Kepala Dinas Operasi Lanud Adisutjipto Kolonel Pnb Kustono mengungkapkan, sambutan masyarakat Yogyakarta begitu besar saat Komandan Pangkalan Udara Adisutjipto Marsekal Pertama TNI Hadiyan Sumintaatmadja mengundang masyarakat untuk datang melihat pesawat kebangaan bangsa Indonesia itu. Hal itu terbukti dengan banyaknya pengunjung yang menyempatkan untuk melihat pesawat buatan Rusia tersebut saat digelar acara “Lanud Adisutjipto Open Day” di Taxy Way Lanud Adisutjipto.
Kolonel Pnb Kustono menambahkan, kehadiran ribuan pengunjung untuk menghadiri “Lanud Adisutjipto Open Day” menunjukkan adanya kedekatan masyarakat dengan TNI Angkatan Udara. Bahkan gelaran acara “Lanud Adisutjipto Open Day”, tutur Kolonel Pnb Kustono, juga diliput berbagai awak media, baik dari media cetak maupun media elektronik di Yogyakarta.
Sebelum kembali ke Makassar, keempat pesawat yang masing-masing bernomor seri TS 3003, TS 3004, TS 3005 dan TS 2703 melakukan fly pass di Angkasa Yogyakarta. Selamat jalan Sukhoi, masyarakat Yogyakarta menunggu kehadiranmu kembali.
PRLM
Kopaska Gladi Pemantapan
15 Desember 2010, Surabaya -- Surabaya, 15 Desember 2010 Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim laksanakan gladi pemantapan K3, kegiatan ini diawali dengan Upacara pembukaan yang di pimpin oleh Komandan Satkopaska Kolonel laut (P) Yehezkiel Kantiandago bertempat di Lapangan Apel Satkopaska Koarmatim, Ujung, Surabaya. Rabu (15/12).
Latihan pemantapan ini akan berlangsung selama 2 pekan bertempat di daerah Situbondo, latihan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan prajurit Kopaska dalam melaksanakan operasi infiltrasi melalui bawah air dengan menggunakan Alut kapal selam.
Kemampuan ini harus selalu kita asah dan berlatih secara terus menerus agar kemampuan itu dapat dicapai dengan sempurna. Komandan Satkopaska Koarmatim dalam amanatnya antara lain mengatakan, lebih baik mandi keringat di medan latihan dari pada mandi darah di medan pertempuran, sebab dengan berlatih terus menerus dan bervariasi serta berkelanjutan maka akan dicapai keserasian antara alutsista dengan kemampuan personel yang terus meningkat seiring dengan perkembangan zaman, oleh karena itu kerjakan latihan dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung jawab hingga tercapai prajurit Kopaska yang professional. Tegas perwira dengan melati tiga itu.
Latihan Pemantapan P1 dan P2
Kemampuan renang bagi personel TNI AL merupakan salah satu modal dasar dalam melaksanakan tugas sehari-hari dalam menjaga keamanan dan penegakkan hukum di laut. Untuk membina kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh personel TNI AL tersebut, Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) IX salah satu contoh yang melaksanakan latihan renang laut di teluk dalam Ambon bagi personel militer Perwira, Bintara, dan Tamtama, Selasa.(14/12).
Kegiatan ini disaksikan oleh Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut IX (Danlantamal IX) Laksamana Pertama TNI DR. Dadang S. Wirasuta S.E., M.M., M.B.A. Kegiatan renang laut selalu dilaksanakan secara rutin oleh personel Lantamal IX yang mempunyai Yanus dan hobi olah raga renang, namun untuk kali ini sedikit berbeda, karena dilaksanakan secara bersama-sama yang diikuti oleh sebagian besar personel Lantamal IX, merupakan bagian dari latihan pemantapan P-1 dan P-2.
Kegiatan yang positif tersebut selain untuk membina dan menguji kemampuan berenang bagi personel TNI AL pada umumnya dan personel Lantamal IX pada khususnya. Selain itu juga berfungsi untuk menjaga kebersamaan, sekaligus menjadi ajang rekreasi, karena setelah personel Lantamal IX selesai kegiatan berenang, hidangan bakso yang hangat dan beberapa makanan hasil bumi seperti jagung rebus, kacang rebus dan ubi rebus telah siap disajikan untuk disantap.
Dispenarmatim
KRI Sulupari Simulasi Serangan Udara
15 Desember 2010, Makassar -- Sejumlah pasukan KRI Sulupari 809 TNI AL menembaki pesawat yang melakukan penyerangan di perairan Makassar, Rabu (15/12). Simulasi pertahanan menggunakan KRI Sulupari 809 dari serangan udara tersebut dilakukan guna meningkatkan kemampuan pasukan TNI AL dalam mempertahankan NKRI. (Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/Koz/hp/10)
Seorang pasukan KRI Sulupari 809 TNI AL berusaha menyelamatkan rekannya yang menjadi korban saat terjadi serangan udarapenyerangan di perairan Makassar. (Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/Koz/hp/10)
Seorang pasukan KRI Sulupari 809 TNI AL berusaha menyelamatkan rekannya yang menjadi korban saat terjadi serangan udarapenyerangan di perairan Makassar. (Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/Koz/hp/10)
Avionics-Equipped F-35 Joins Edwards AFB Test Jets
14 December 2010, FORT WORTH, Texas -- The third F-35A to join the test fleet at Edwards Air Force Base, Calif., tops off its fuel tanks while cruising west toward its destination after departing Fort Worth, Texas, on Dec. 11. Lockheed Martin test pilot Bill Gigliotti flew the conventional takeoff and landing variant, known as AF-3, on the 1,200-mile ferry flight. AF-3 will focus on testing advanced technologies and mission systems. The F-35 Lightning II program on Dec. 9 achieved its goal of 394 flights in 2010, and reached the 400-flight mark for the year-to-date on Dec.13. (Photo: Lockheed Martin/Liz Kaszynski)
Singapura Tertarik Beli P-3C Bekas USN
P-3C Orion dari Skuadron Patroli Satu (VP-1) "Screaming Eagles". (Foto: USN/Mate 2nd Class Michael)
15 Desember 2010 -- Singapura tertarik mengakuisisi pesawat patroli maritim P-3C Orion surplus USN menurut pabrik pesawat Lockheed Martin dikutip laman Flight Global, Rabu (15/12).
“Singapura telah mengeluarkan a letter of request untuk melihat P-3,” ucap direktur Lockheed Martin Mark Jarvis. Singapura tertarik membeli 4 atau 5 pesawat. Konfigurasi pesawat mungkin sama dengan 12 pesawat Orion pesanan Taiwan, dikirimkan mulai 2012.
RSAF mengoperasikan 5 pesawat patroli maritim Fokker 50 yang sudah menua, kemungkinan besar menggantinya dengan P-3C Orion. USN akan pensiunkan P-3C Orion dan digantikan Boeing P-8A Poseidon.
Jarvis mengatakan sejumlah P-3C dapat diterbangkan ke pabrik Lockheed di Greenville, South Carolina untuk perbaikan total dan modernisasi sebelum diserahkan pada pihak ketiga.
Menurut catatan Lockheed, lebih dari 430 P-3 dioperasikan oleh 17 negara. Saat ini, Lockheed menguprade 54 P-3C milik Kanada, Norwegia, Taiwan, Badan Penjaga Perbatasan dan Bea Cukai AS dan USN, serta kemungkinan Jerman.
Flight Global/Berita HanKam
15 Desember 2010 -- Singapura tertarik mengakuisisi pesawat patroli maritim P-3C Orion surplus USN menurut pabrik pesawat Lockheed Martin dikutip laman Flight Global, Rabu (15/12).
“Singapura telah mengeluarkan a letter of request untuk melihat P-3,” ucap direktur Lockheed Martin Mark Jarvis. Singapura tertarik membeli 4 atau 5 pesawat. Konfigurasi pesawat mungkin sama dengan 12 pesawat Orion pesanan Taiwan, dikirimkan mulai 2012.
RSAF mengoperasikan 5 pesawat patroli maritim Fokker 50 yang sudah menua, kemungkinan besar menggantinya dengan P-3C Orion. USN akan pensiunkan P-3C Orion dan digantikan Boeing P-8A Poseidon.
Jarvis mengatakan sejumlah P-3C dapat diterbangkan ke pabrik Lockheed di Greenville, South Carolina untuk perbaikan total dan modernisasi sebelum diserahkan pada pihak ketiga.
Menurut catatan Lockheed, lebih dari 430 P-3 dioperasikan oleh 17 negara. Saat ini, Lockheed menguprade 54 P-3C milik Kanada, Norwegia, Taiwan, Badan Penjaga Perbatasan dan Bea Cukai AS dan USN, serta kemungkinan Jerman.
Flight Global/Berita HanKam
Singapore and Indian Air Forces Conduct Joint Military Training
RSAF personnel working with their counterparts from the IAF to plan the flight routes for the Joint Military Exercise.
15 December 2010 -- The Republic of Singapore Air Force (RSAF) and the Indian Air Force (IAF) are conducting a Joint Military Training (JMT) at Kalaikunda Air Force Station, India, from 2 to 16 Dec 2010.
The RSAF's F-16C/D fighter aircraft, RBS-70 fire unit and PSTAR radar have been deployed to train with the IAF's MiG-27 squadron for this year's JMT. The JMT provides an excellent opportunity for the two air forces to train together in realistic and challenging conditions. The training also helps to enhance interoperability and foster closer rapport and understanding amongst the personnel of both air forces.
JMT 2010 is conducted under the Bilateral Agreement for the Conduct of Joint Military Training and Exercises in India between the RSAF and the IAF, which was established in October 2007. The JMT underscores the warm defence relationship between the RSAF and the IAF. Aside from training together, the two air forces also interact regularly through the exchange of visits, cross-attendance of courses and other professional exchange programmes.
Mindef
15 December 2010 -- The Republic of Singapore Air Force (RSAF) and the Indian Air Force (IAF) are conducting a Joint Military Training (JMT) at Kalaikunda Air Force Station, India, from 2 to 16 Dec 2010.
The RSAF's F-16C/D fighter aircraft, RBS-70 fire unit and PSTAR radar have been deployed to train with the IAF's MiG-27 squadron for this year's JMT. The JMT provides an excellent opportunity for the two air forces to train together in realistic and challenging conditions. The training also helps to enhance interoperability and foster closer rapport and understanding amongst the personnel of both air forces.
JMT 2010 is conducted under the Bilateral Agreement for the Conduct of Joint Military Training and Exercises in India between the RSAF and the IAF, which was established in October 2007. The JMT underscores the warm defence relationship between the RSAF and the IAF. Aside from training together, the two air forces also interact regularly through the exchange of visits, cross-attendance of courses and other professional exchange programmes.
Mindef
Legiun Asing Perancis Berlatih di Suriname
15 Desember 2010 -- Menteri Pertahanan Suriname Lamur Latour (kanan) menyimak penjelasan dari prajurit Legiun Asing Perancis cara mengoperasikan senapan serbu Famas di fasilitas latihan AD Suriname saat latihan infantri selama 6 hari di distrik Para, Senin (13/12). Sekitar 70 prajurit Legiun Asing Perancis dari sedikitnya 15 kewarganegaraan berbeda bermarkas di French Guiana, berlatih penembakan anti-tank, tembak runduk, dan senapan mortar di Suriname. (Foto: Reuters)
Prajurit Legiun Asing Perancis mempersiapkan rudal anti-tank Milan. (Foto: Reuters)
Seorang instruktur mengecek senjata prajurit Legiun Asing Perancis. (Foto: Reuters)
Seorang penembak runduk Legiun Asing Perancis mengenakan kamuflase. (Foto: Reuters)
Berita HanKam
Prajurit Legiun Asing Perancis mempersiapkan rudal anti-tank Milan. (Foto: Reuters)
Seorang instruktur mengecek senjata prajurit Legiun Asing Perancis. (Foto: Reuters)
Seorang penembak runduk Legiun Asing Perancis mengenakan kamuflase. (Foto: Reuters)
Berita HanKam
Subscribe to:
Posts (Atom)