Model Kapal Cepat Rudal KCR-40 diproduksi di PT Palindo Marine Shipyard Batam. (Foto: Berita HanKam)
9 April 2011, Batam -- (ANTARA News): Pembuatan kapal perang Indonesia di satu perusahaan Batam meningkatkan percaya diri TNI AL, khususnya yang beroperasi di Lanal Batam.
"Yang paling penting, pembuatan kapal perang ini membuat Batam lebih disegani oleh negara-negara tetangga," kata Komandan Lanal Batam Kolonel (L) Iwan di Batam, Sabtu .
Letkol Iwan mengatakan keberhasilan pembuatan KRI jenis kapal cepat rudal membuktikan anak-anak Indonesia mampu menciptakan teknologi tinggi sehingga meningkatkan percaya diri. Apalagi pembuatan kapal perang dilakukan di Batam, yang berbatasan dengan beberapa negara.
Menurut Danlanal, daya saing TNI AL, terutama Lanal Batam akan lebih tinggi dengan menggunakan kapal perang buatan anak bangsa.
"Ada kebanggaan tersendiri yang akan mempengaruhi kami dalam menjaga perairan NKRI," kata dia.
KRI kenis KCR-40 dirancang anak bangsa lulusan Institut Teknologi Bandung dan Institut Teknologi Surabaya yang dibuat di perusahaan PT Palindo Marine Industri (PMI).
TNI AL memesan 10 kapal perang yang akan digunakan dalam mengamankan laut Indonesia.
Iwan mengatakan 10 kapal perang ini akan beroperasi di Armada Barat dan Armada Timur, menjaga perairan NKRI.
KCR-40 dilengkapi dengan sistem persenjataan modern berupa Sensor Weapon Control (Sewaco), meriam kaliber 30 MM 6 laras sebagai Close in Weapon System (CIWS) serta peluru kendali.
Diperkirakan kapal itu mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot dan menembakan rudal C-705 hingga ratusan meter.
Kapal dengan teknologi tinggi itu memiliki spesifikasi panjang 44 meter, lebar delapan meter, tinggi 3,4 meter dan sistem propulasi fixed propeller lima daun.
PT PMI sudah menyelesaikan satu kapal yang akan diserahterimakan pada Kementerian Pertahanan pada 25 April 2011.
"Setelah serah terima, kapal itu akan diberi nama lalu diserahkan kembali ke Armabar," kata dia.
KRI tersebut, kata dia, akan beroperasi mengamankan perairan NKRI wilayah barat.
Sumber: ANTARA News
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, April 9, 2011
Panglima TNI: Pelanggaran Kedaulatan Makin Mengancam
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono (kiri) memeriksa barisan peserta upacara militer Peringatan Hari Angkatan Udara ke-65 Tahun 2011 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (9/4). Peringatan Hari Angkatan Udara ke-65 Tahun 2011 ini dimeriahkan oleh atraksi rampak gendang Paskhas, atraksi udara dari Tim Jupiter Aerobatic dan Tim Thunder Aerobatic dengan pesawat tempur Sukhoi dan F-16 serta demo pasukan anti teror dan penyelamatan SAR Udara. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/IP/11)
9 April 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menegaskan, pelanggaran kedaulatan wilayah Indonesia oleh pihak asing semakin mengancam sehingga harus menjadi perhatian dan prioritas utama, seiring dengan kemajuan industri dirgantara militer.
"Tantangan yang dihadapi TNI ke depan semakin kompleks, sejalan dengan dinamika yang berkembang," katanya pada peringatan HUT ke-65 TNI Angkatan Udara di Jakarta, Sabtu.
Ia mengemukakan, dua dinamika yang mengancam itu adalah kemajuan industri kedirgantaraan khususnya militer, dan luasnya wahana dirgantara yang makin strategis.
Agus mengatakan, perkembangan dan dinamika keduanya memberi dampak multidimensional terhadap pertahanan negara.
"Karena itu, betapa vital dan strategisnya peran TNI Angkatan Udara dilihat dari posisi geografis, global, dan regional," ujarnya menambahkan.
TNI, katanya, bertekad menegakkan hukum sesuai hukum nasional dan internasional dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan negara, sementara pemerintah akan meningkatkan kemampuan TNI menjadi lebih kuat dan efektif dalam mengawal kedaulatan NKRI.
Namun, semua itu harus tetap dilakukan tanpa mengabaikan keselamatan prajurit.
"Mantapkan keamanan guna mewujudkan zero accident dan terwujudnya loyalitas yang lurus dan cerdas serta operasi penerbangan harus aman dan sukses," kata Agus.
Seperti pada perayaan tahun-tahun sebelumnya, peringatan HUT ke-65 TNI-AU juga dimeriahkan parade, defile, demo darat serta demo udara.
Sebanyak 52 unit pesawat berbagai jenis memeriahkan perayaan HUT ke-65 TNI Angkatan Udara yang jatuh pada 9 April.
Sumber: ANTARA News
9 April 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menegaskan, pelanggaran kedaulatan wilayah Indonesia oleh pihak asing semakin mengancam sehingga harus menjadi perhatian dan prioritas utama, seiring dengan kemajuan industri dirgantara militer.
"Tantangan yang dihadapi TNI ke depan semakin kompleks, sejalan dengan dinamika yang berkembang," katanya pada peringatan HUT ke-65 TNI Angkatan Udara di Jakarta, Sabtu.
Ia mengemukakan, dua dinamika yang mengancam itu adalah kemajuan industri kedirgantaraan khususnya militer, dan luasnya wahana dirgantara yang makin strategis.
Agus mengatakan, perkembangan dan dinamika keduanya memberi dampak multidimensional terhadap pertahanan negara.
"Karena itu, betapa vital dan strategisnya peran TNI Angkatan Udara dilihat dari posisi geografis, global, dan regional," ujarnya menambahkan.
TNI, katanya, bertekad menegakkan hukum sesuai hukum nasional dan internasional dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan negara, sementara pemerintah akan meningkatkan kemampuan TNI menjadi lebih kuat dan efektif dalam mengawal kedaulatan NKRI.
Namun, semua itu harus tetap dilakukan tanpa mengabaikan keselamatan prajurit.
"Mantapkan keamanan guna mewujudkan zero accident dan terwujudnya loyalitas yang lurus dan cerdas serta operasi penerbangan harus aman dan sukses," kata Agus.
Seperti pada perayaan tahun-tahun sebelumnya, peringatan HUT ke-65 TNI-AU juga dimeriahkan parade, defile, demo darat serta demo udara.
Sebanyak 52 unit pesawat berbagai jenis memeriahkan perayaan HUT ke-65 TNI Angkatan Udara yang jatuh pada 9 April.
Sumber: ANTARA News
TNI AU Harus Siap Sambut Alutsista
T-50 segera memperkuat TNI AU. (Foto: KAI)
9 April 2011, Soreang -- (PRLM): Para prajurit TNI Angkatan Udara (AU) harus bersiap diri menyambut modernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista) termasuk mengemban misi nihil kecelakaan (zero accident).
“Kedaulatan udara sangat terkait dengan kemampuan TNI AU dalam menjaga wilayah udara dari pelanggaran hukum,” kata Kepala Staf AU Marsekal TNI Imam Sufaat dalam sambutan dibacakan Wakil Komandan Sesko AU Marsma TNI Madar Syahib, dalam upacara ke-65 Hari Angkatan Udara di Lanud Sulaiman, Sabtu (9/4).
Peringatan Hari Angkatan Udara dimeriahkan dengan atraksi para pecinta aeromodelling maupun terbang layang Federasi Aerosport Indonesia (FASI) Jabar. Sebelumnya Lanud Sulaiman juga menggelar berbagai acara seperti lomba bulutangkis, menembak, bola voli, futsal, tenis lapangan, dan bola gelinding (bowling). Acara lainnya berupa ziarah ke TMP Cikutra dan donor darah.
Sumber: PRLM
9 April 2011, Soreang -- (PRLM): Para prajurit TNI Angkatan Udara (AU) harus bersiap diri menyambut modernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista) termasuk mengemban misi nihil kecelakaan (zero accident).
“Kedaulatan udara sangat terkait dengan kemampuan TNI AU dalam menjaga wilayah udara dari pelanggaran hukum,” kata Kepala Staf AU Marsekal TNI Imam Sufaat dalam sambutan dibacakan Wakil Komandan Sesko AU Marsma TNI Madar Syahib, dalam upacara ke-65 Hari Angkatan Udara di Lanud Sulaiman, Sabtu (9/4).
Peringatan Hari Angkatan Udara dimeriahkan dengan atraksi para pecinta aeromodelling maupun terbang layang Federasi Aerosport Indonesia (FASI) Jabar. Sebelumnya Lanud Sulaiman juga menggelar berbagai acara seperti lomba bulutangkis, menembak, bola voli, futsal, tenis lapangan, dan bola gelinding (bowling). Acara lainnya berupa ziarah ke TMP Cikutra dan donor darah.
Sumber: PRLM
Wamenhan Sjafrie Kunjungi Prajurit TNI di Lebanon
Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin (2 kiri) didampingi Komandan Indobatt, Letkol Inf Hendy Antariksa (kiri) memeriksa kesiapan personel dan material Indobatt di Markas Indobatt UN POSN 7-1, Lebanon Selatan, Kamis (7/4). Kunjungan ini dalam rangka meninjau secara langsung kegiatan prajurit TNI yang bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian di Lebanon. (Foto: ANTARA/Puspen TNI-Sertu Mar Kuwadi/EI/ed/mes/11)
9 April 2011, Surabaya (ANTARA News): Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan istri Etty Sjafrie Samsoeddin melakukan kunjungan ke Markas Satgas Yonif Mekanis Kontingen Garuda (Konga) XXIII-E/UNIFIL yang berkedudukan di Adshit Al Qusayr UN POSN 7-1, Lebanon Selatan.
Perwira Penerangan Indonesian Batallion atau Indobatt Mayor Pasukan Banu Kusworo kepada ANTARA melalui surat elektronik dari Lebanon, Sabtu, melaporkan Wamenhan beserta istri tiba di Markas Indobatt pada Kamis (7/4) pukul 12.35 waktu setempat bersama Pangkostrad Letjen TNI Pramono Edhie Wibowo dan istrinya Kiki Gayatri Pramono Edhie Wibowo.
Tampak pula Irjen Kemhan Laksdya TNI Gunadi, Dirjen Strahan Mayjen TNI Puguh Santoso, dan Dirut PT Pindad Adik Avianto Soedarsono. Mereka datang dengan menggunakan Helikopter PBB jenis MI-8 dengan nomor registrasi UN 298.
Turut mendampingi Wamenhan, Duta Besar RI untuk Lebanon H.E Dimas Samodra Rum, Atase Pertahanan RI di Kairo Kol Laut (P) R. Teguh Isgunarto dan istri, Komandan Kontingen Indonesia Kol Pnb Yulianta, Wadan Sektor Timur Kol Laut (E) Joko Edi S dan Komandan SEMPU Letkol Cpm Dwi Prasetyo.
"Maksud dari kunjungan itu untuk meninjau secara langsung kegiatan prajurit TNI yang saat ini sedang menjalankan misi sebagai pasukan penjaga perdamaian di Lebanon serta melihat apakah terdapat kendala-kendala yang dihadapi selama pelaksanaan tugas di lapangan," katanya.
Sebelum ke Markas Indobatt , Wamenhan Sjfrie sempat melakukan kunjungan kehormatan ke Markas UNIFIL dan bertemu dengan UNIFIL FC (Force Commander), Mayjen Alberto Asarta Cuevaz.
Kepada Wamenhan, UNIFIL FC Mayjen Alberto Asarta Cuevaz menyampaikan pujian kepada TNI atas prestasi yang ditunjukkan oleh Indobatt selama memasuki bulan kelima ini.
Kedatangan Wamenhan beserta rombongan disambut langsung oleh Komandan Indobatt Letkol Inf Hendy Antariksa didampingi Wadan Letkol Mar Harnoko dan para perwira staf.
Sesampainya di markas Batalyon, Wamenhan disambut jajar kehormatan yang kemudian dilanjutkan dengan menerima paparan Komandan Indobatt tentang ruang lingkup kegiatan mereka di ruang rapat Batalyon.
Setelah menerima paparan, Wamenhan beserta rombongan menuju ke Lapangan Parade Soekarno untuk melihat kesiapan personel dan material yang digunakan oleh prajurit TNI dalam melaksanakan tugas.
Material tersebut meliputi ranpur, ranri, ambulan, "smart car", senjata, amunisi alkom, alat optik, alkes, dan material pendukung lainnya.
Wamenhan melakukan dialog dengan prajurit yang mengawakinya serta menyempatkan diri mencoba mengendarai "smart car" yang digunakan oleh staf CIMIC Indobatt sebagai perpustakaan keliling.
Pada kesempatan itu, Wamenhan memberikan beberapa arahan kepada para prajurit Indobatt . Sjafrie menyampaikan salam kebanggaan kepada seluruh prajurit dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menhan Purnomo Yusgintoro , dan Panglima TNI.
"Indobatt adalah etalase dari Trimatra TNI yang bergabung menjadi satu untuk mengangkat harkat martabat RI dan sebagai tulang punggung Pasukan Penjaga Perdamaian dunia yang dibebankan oleh negara kepada TNI," katanya.
Oleh karena itu, seluruh prajurit wajib mempertahankan predikat positif yang telah diraih dan meningkatkan prestasi serta terus berkreasi.
Wamenhan juga memberikan kesempatan kepada Pangkostrad untuk memotivasi dan berdialog secara langsung dengan para prajurit.
Pangkostrad berpesan kepada seluruh prajurit agar mampu beradaptasi dengan daerah operasi dan terus mengembangkan inovasi serta kreatifitas.
"Apa yang kalian lakukan adalah kebanggaan kami semua di Indonesia," tegasnya.
Mengakhiri kunjungan itu, Menhan memberikan bingkisan pertama yang disampaikan Pangkostrad kepada Wadan Sektor Timur, Komandan Indobatt dan Komandan SEMPU.
Bingkisan kedua datang dari Ibu Ani Yudoyono, berupa bantuan buku-buku untuk melengkapi "smart car" yang diberikan oleh istri Wamenhan kepada Komandan Indobatt .
Bingkisan ketiga berupa batik dari Ibu Wamenhan yang diberikan kepada penerjemah lokal Ny Amal, sedangkan bingkisan terakhir berupa bantuan mainan anak-anak sebagai sarana kontak staf CIMIC dari Ibu Wamenhan yang diberikan kepada Kasi CIMIC Mayor Arh Sukma Yudha.
Sebelumnya (5/4), Komandan Satgas Yonif Mekanis Kontingen Garuda (Konga) XXIII-E/UNIFIL atau Indobatt Letkol Inf Hendy Antariksa menghadiri "Medal Parade" di atas geladak KRI Frans Kaisiepo-368, yang bersandar di pelabuhan Beirut, Lebanon. Namun penyematan medali dipimpin langsung oleh Komandan Maritime Task Force (MTF)/UNIFIL Rear Admiral Luiz Henrique Caroli.
Sejumlah anggota TNI yang tergabung dalam pasukan penjaga perdamaian PBB, meneriakkan yel-yel, untuk menyambut kedatangan Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin di Markas Indobatt UN POSN 7-1, Lebanon Selatan, Kamis (7/4). Kunjungan ini dalam rangka meninjau secara langsung kegiatan prajurit TNI yang bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian di Lebanon. (Foto: ANTARA/Puspen TNI-Sertu Mar Kuwadi/EI/ed/mes/11)
Kedatangan Wamenhan Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin beserta rombongan disambut langsung oleh Komandan Indobatt Letkol Inf Hendy Antariksa. (Foto: Papen INDOBATT/Mayor Pasukan Banu Kusworo)
Sesampainya di markas batalyon, Wamenhan disambut jajar kehormatan. (Foto: Papen INDOBATT/Mayor Pasukan Banu Kusworo)
Pada kesempatan ini Wamenhan memberikan beberapa arahan kepada para prajurit Indobatt. (Foto: Papen INDOBATT/Mayor Pasukan Banu Kusworo)
Wamenhan meninjau material yang dipergunakan oleh prajurit Indobatt dalam melaksanakan tugas. Material tersebut meliputi ranpur, ranri, ambulan, smart car, senjata, amonisi alkom, alat optik, alkes serta material pendukung lainnya. (Foto: Papen INDOBATT/Mayor Pasukan Banu Kusworo)
Komandan Indobatt Letkol Inf Hendy Antariksa menjelaskan tentang area of operation kepada Wamenhan. (Foto: Papen INDOBATT/Mayor Pasukan Banu Kusworo)
Wamenhan Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin berfoto bersama prajurit Indobatt. (Foto: Papen INDOBATT/Mayor Pasukan Banu Kusworo)
Sumber: ANTARA News
9 April 2011, Surabaya (ANTARA News): Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan istri Etty Sjafrie Samsoeddin melakukan kunjungan ke Markas Satgas Yonif Mekanis Kontingen Garuda (Konga) XXIII-E/UNIFIL yang berkedudukan di Adshit Al Qusayr UN POSN 7-1, Lebanon Selatan.
Perwira Penerangan Indonesian Batallion atau Indobatt Mayor Pasukan Banu Kusworo kepada ANTARA melalui surat elektronik dari Lebanon, Sabtu, melaporkan Wamenhan beserta istri tiba di Markas Indobatt pada Kamis (7/4) pukul 12.35 waktu setempat bersama Pangkostrad Letjen TNI Pramono Edhie Wibowo dan istrinya Kiki Gayatri Pramono Edhie Wibowo.
Tampak pula Irjen Kemhan Laksdya TNI Gunadi, Dirjen Strahan Mayjen TNI Puguh Santoso, dan Dirut PT Pindad Adik Avianto Soedarsono. Mereka datang dengan menggunakan Helikopter PBB jenis MI-8 dengan nomor registrasi UN 298.
Turut mendampingi Wamenhan, Duta Besar RI untuk Lebanon H.E Dimas Samodra Rum, Atase Pertahanan RI di Kairo Kol Laut (P) R. Teguh Isgunarto dan istri, Komandan Kontingen Indonesia Kol Pnb Yulianta, Wadan Sektor Timur Kol Laut (E) Joko Edi S dan Komandan SEMPU Letkol Cpm Dwi Prasetyo.
"Maksud dari kunjungan itu untuk meninjau secara langsung kegiatan prajurit TNI yang saat ini sedang menjalankan misi sebagai pasukan penjaga perdamaian di Lebanon serta melihat apakah terdapat kendala-kendala yang dihadapi selama pelaksanaan tugas di lapangan," katanya.
Sebelum ke Markas Indobatt , Wamenhan Sjfrie sempat melakukan kunjungan kehormatan ke Markas UNIFIL dan bertemu dengan UNIFIL FC (Force Commander), Mayjen Alberto Asarta Cuevaz.
Kepada Wamenhan, UNIFIL FC Mayjen Alberto Asarta Cuevaz menyampaikan pujian kepada TNI atas prestasi yang ditunjukkan oleh Indobatt selama memasuki bulan kelima ini.
Kedatangan Wamenhan beserta rombongan disambut langsung oleh Komandan Indobatt Letkol Inf Hendy Antariksa didampingi Wadan Letkol Mar Harnoko dan para perwira staf.
Sesampainya di markas Batalyon, Wamenhan disambut jajar kehormatan yang kemudian dilanjutkan dengan menerima paparan Komandan Indobatt tentang ruang lingkup kegiatan mereka di ruang rapat Batalyon.
Setelah menerima paparan, Wamenhan beserta rombongan menuju ke Lapangan Parade Soekarno untuk melihat kesiapan personel dan material yang digunakan oleh prajurit TNI dalam melaksanakan tugas.
Material tersebut meliputi ranpur, ranri, ambulan, "smart car", senjata, amunisi alkom, alat optik, alkes, dan material pendukung lainnya.
Wamenhan melakukan dialog dengan prajurit yang mengawakinya serta menyempatkan diri mencoba mengendarai "smart car" yang digunakan oleh staf CIMIC Indobatt sebagai perpustakaan keliling.
Pada kesempatan itu, Wamenhan memberikan beberapa arahan kepada para prajurit Indobatt . Sjafrie menyampaikan salam kebanggaan kepada seluruh prajurit dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menhan Purnomo Yusgintoro , dan Panglima TNI.
"Indobatt adalah etalase dari Trimatra TNI yang bergabung menjadi satu untuk mengangkat harkat martabat RI dan sebagai tulang punggung Pasukan Penjaga Perdamaian dunia yang dibebankan oleh negara kepada TNI," katanya.
Oleh karena itu, seluruh prajurit wajib mempertahankan predikat positif yang telah diraih dan meningkatkan prestasi serta terus berkreasi.
Wamenhan juga memberikan kesempatan kepada Pangkostrad untuk memotivasi dan berdialog secara langsung dengan para prajurit.
Pangkostrad berpesan kepada seluruh prajurit agar mampu beradaptasi dengan daerah operasi dan terus mengembangkan inovasi serta kreatifitas.
"Apa yang kalian lakukan adalah kebanggaan kami semua di Indonesia," tegasnya.
Mengakhiri kunjungan itu, Menhan memberikan bingkisan pertama yang disampaikan Pangkostrad kepada Wadan Sektor Timur, Komandan Indobatt dan Komandan SEMPU.
Bingkisan kedua datang dari Ibu Ani Yudoyono, berupa bantuan buku-buku untuk melengkapi "smart car" yang diberikan oleh istri Wamenhan kepada Komandan Indobatt .
Bingkisan ketiga berupa batik dari Ibu Wamenhan yang diberikan kepada penerjemah lokal Ny Amal, sedangkan bingkisan terakhir berupa bantuan mainan anak-anak sebagai sarana kontak staf CIMIC dari Ibu Wamenhan yang diberikan kepada Kasi CIMIC Mayor Arh Sukma Yudha.
Sebelumnya (5/4), Komandan Satgas Yonif Mekanis Kontingen Garuda (Konga) XXIII-E/UNIFIL atau Indobatt Letkol Inf Hendy Antariksa menghadiri "Medal Parade" di atas geladak KRI Frans Kaisiepo-368, yang bersandar di pelabuhan Beirut, Lebanon. Namun penyematan medali dipimpin langsung oleh Komandan Maritime Task Force (MTF)/UNIFIL Rear Admiral Luiz Henrique Caroli.
Sejumlah anggota TNI yang tergabung dalam pasukan penjaga perdamaian PBB, meneriakkan yel-yel, untuk menyambut kedatangan Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin di Markas Indobatt UN POSN 7-1, Lebanon Selatan, Kamis (7/4). Kunjungan ini dalam rangka meninjau secara langsung kegiatan prajurit TNI yang bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian di Lebanon. (Foto: ANTARA/Puspen TNI-Sertu Mar Kuwadi/EI/ed/mes/11)
Kedatangan Wamenhan Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin beserta rombongan disambut langsung oleh Komandan Indobatt Letkol Inf Hendy Antariksa. (Foto: Papen INDOBATT/Mayor Pasukan Banu Kusworo)
Sesampainya di markas batalyon, Wamenhan disambut jajar kehormatan. (Foto: Papen INDOBATT/Mayor Pasukan Banu Kusworo)
Pada kesempatan ini Wamenhan memberikan beberapa arahan kepada para prajurit Indobatt. (Foto: Papen INDOBATT/Mayor Pasukan Banu Kusworo)
Wamenhan meninjau material yang dipergunakan oleh prajurit Indobatt dalam melaksanakan tugas. Material tersebut meliputi ranpur, ranri, ambulan, smart car, senjata, amonisi alkom, alat optik, alkes serta material pendukung lainnya. (Foto: Papen INDOBATT/Mayor Pasukan Banu Kusworo)
Komandan Indobatt Letkol Inf Hendy Antariksa menjelaskan tentang area of operation kepada Wamenhan. (Foto: Papen INDOBATT/Mayor Pasukan Banu Kusworo)
Wamenhan Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin berfoto bersama prajurit Indobatt. (Foto: Papen INDOBATT/Mayor Pasukan Banu Kusworo)
Sumber: ANTARA News
Aerobatik HUT TNI AU
9 April 2011, Jakarta -- (detikFoto): 6 pesawat TNI AU memperagakan berbagai atraksi di udara. (Foto: detikFoto/Mega Putra Ratya)
Berbagai atraksi pesawat tempur yang menegangkan sekaligus mengagumkan memeriahkan HUT ke-65 TNI AU. Foto: detikFoto/Mega Putra Ratya)
Selain atraksi pesawat tempur, HUT TNI AU ini juga dimeriahkan dengan terjun payung. (Foto: detikFoto/Mega Putra Ratya)
Para prajurit TNI AU juga menggelar simulasi penanganan pembajakan bus. (Foto: detikFoto/Mega Putra Ratya)
Sumber: detikFoto
Berbagai atraksi pesawat tempur yang menegangkan sekaligus mengagumkan memeriahkan HUT ke-65 TNI AU. Foto: detikFoto/Mega Putra Ratya)
Selain atraksi pesawat tempur, HUT TNI AU ini juga dimeriahkan dengan terjun payung. (Foto: detikFoto/Mega Putra Ratya)
Para prajurit TNI AU juga menggelar simulasi penanganan pembajakan bus. (Foto: detikFoto/Mega Putra Ratya)
Sumber: detikFoto
T-50 Perkuat TNI AU
(Foto: KAI)
9 April 2011, Jakarta -- (ANTARA News): TNI Angkatan Udara segera diperkuat satu skuadron atau 16 pesawat T50 Golden Eagle dari Korea Selatan tahun depan, untuk meningkatkan kemampuan para penerbang matra udara, kata Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat usai peringatan ke-65 TNI Angkatan Udara di Jakarta, Sabtu.
Imam Sufaat menambahkan, pengadaan pesawat tersebut merupakan salah satu program pengembangan kekuatan TNI Angkatan Udara hingga 2024 berdasar kekuatan dasar minimum.
"Kebijakan dari Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono) untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan alutsista khususnya untuk mengganti pesawat-pesawat berusia di atas 30 tahun," ujarnya.
Pesawat latih T50 Golden Eagle rencananya menggantikan Hawk 53 MK buatan Inggris yang segera dipensiunkan. Selain T50, TNI Angkatan Udara juga akan membeli pesawat Super Tucano untuk menggantikan OV-10 Bronco.
"Proses pengadaan T50 sudah ditetapkan oleh Kemhan (Kementerian Pertahanan). Proses pengadaan sudah dimulai," tuturnya.
Untuk membeli satu skuadron T50, pemerintah harus menyiapkan danaa 400 juta dolar AS. Pesawat rencananya mulai dikirim ke Indonesia pada 2012.
"Normalnya sebenarnya 18 bulan, tapi kami minta perusahaannya untuk mempercepat," kata Imam seraya menyebutkan T50 cocok untuk latihan pilot pesawat Sukhoi dan memiliki kemampuan mirip F 16.
"Jadi sebelum mereka ke Sukhoi, mereka kita latih pakai T50 dulu. Karena kalau latihan pakai Sukhoi "cost operasional" nya cukup besar. Selain untuk latihan, pesawat ini bisa digunakan untuk operasi penyerangan ringan," kata Imam.
Sumber: ANTARA News
9 April 2011, Jakarta -- (ANTARA News): TNI Angkatan Udara segera diperkuat satu skuadron atau 16 pesawat T50 Golden Eagle dari Korea Selatan tahun depan, untuk meningkatkan kemampuan para penerbang matra udara, kata Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat usai peringatan ke-65 TNI Angkatan Udara di Jakarta, Sabtu.
Imam Sufaat menambahkan, pengadaan pesawat tersebut merupakan salah satu program pengembangan kekuatan TNI Angkatan Udara hingga 2024 berdasar kekuatan dasar minimum.
"Kebijakan dari Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono) untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan alutsista khususnya untuk mengganti pesawat-pesawat berusia di atas 30 tahun," ujarnya.
Pesawat latih T50 Golden Eagle rencananya menggantikan Hawk 53 MK buatan Inggris yang segera dipensiunkan. Selain T50, TNI Angkatan Udara juga akan membeli pesawat Super Tucano untuk menggantikan OV-10 Bronco.
"Proses pengadaan T50 sudah ditetapkan oleh Kemhan (Kementerian Pertahanan). Proses pengadaan sudah dimulai," tuturnya.
Untuk membeli satu skuadron T50, pemerintah harus menyiapkan danaa 400 juta dolar AS. Pesawat rencananya mulai dikirim ke Indonesia pada 2012.
"Normalnya sebenarnya 18 bulan, tapi kami minta perusahaannya untuk mempercepat," kata Imam seraya menyebutkan T50 cocok untuk latihan pilot pesawat Sukhoi dan memiliki kemampuan mirip F 16.
"Jadi sebelum mereka ke Sukhoi, mereka kita latih pakai T50 dulu. Karena kalau latihan pakai Sukhoi "cost operasional" nya cukup besar. Selain untuk latihan, pesawat ini bisa digunakan untuk operasi penyerangan ringan," kata Imam.
Sumber: ANTARA News
Angkatan Udara, 65 Tahun Mengawal NKRI
Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (AU) melakukan defile saat upacara militer Peringatan Hari Angkatan Udara ke-65 Tahun 2011 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (9/4). Peringatan Hari Angkatan Udara ke-65 Tahun 2011 ini dimeriahkan oleh atraksi rampak gendang Paskhas, atraksi udara dari Tim Jupiter Aerobatic dan Tim Thunder Aerobatic dengan pesawat tempur Sukhoi dan F-16 serta demo pasukan anti teror dan penyelamatan SAR Udara. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/IP/11)
9 April 2011 -- (Harian Pelita): Sebagai bagian integral dari Tentara Nasional Indonesia selaku tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional, dan tentara profesional; Angkatan Udara terus berupaya mengawal dirgantara nasional demi tegaknya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Indonesia yang letaknya strategis ditinjau dari segala aspek kehidupan, maka memiliki kekuatan udara yang andal sebagai pilar utama kekuatan udara nasional merupakan hal penting dalam upaya mewujudkan daya tangkal guna mempertahankan negara.
Peristiwa bencana alam maupun adanya sengketa perbatasan dengan negara lain, makin menyadarkan betapa pentingnya kekuatan udara nasional (National Air Power). Keberadaan Angkatan Udara yang kuat dapat diproyeksikan untuk berbagai kepentingan, sebagai wujud dari ciri khas kekuatan udara yang fleksibel.
Menyadari eksistensi ruang udara sebagai wilayah kedaulatan sekaligus wilayah kelangsungan hidup bangsa, bagi segenap komponen bangsa, khususnya yang berkecimpung di bidang matra udara, perlu merasa terpanggil untuk memadukan upaya dalam mewujudkan suatu postur kekuatan udara nasional yang andal.
Sejarah Perjuangan
Tim Rampak Gendang Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (AU) bersiap tampil saat Peringatan Hari Angkatan Udara ke-65 Tahun 2011 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (9/4). Peringatan Hari Angkatan Udara ke-65 Tahun 2011 ini dimeriahkan oleh atraksi rampak gendang Paskhas, atraksi udara dari Tim Jupiter Aerobatic dan Tim Thunder Aerobatic dengan pesawat tempur Sukhoi dan F-16 serta demo pasukan anti teror dan penyelamatan SAR Udara. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/IP/11)
Perjalanan Angkatan Udara tidak dapat dilepaskan dari sejarah perjuangan bangsa, yang menunjukkan bahwa sejak 65 tahun lalu Angkatan Udara telah berperan dalam rangka menegakkan kedaulatan negara, mencegah, dan menangkal serta menanggulangi setiap bentuk ancaman yang menggunakan media udara terhadap tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Angkatan Udara Republik Indonesia resmi berdiri hanya dalam tempo delapan bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, dengan dikeluarkannya Penetapan Pemerintah 1946 Nomor: 6/SD tanggal 9 April 1946. Keputusan pemerintah untuk menyempurnakan BKR Udara menjadi Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara yang kini dikenal dengan TNI AU.
Selama tahun 1946 hingga memasuki dekade tahun 1980-an, banyak tinta emas yang ditorehkan Angkatan Udara dalam perjalanan bangsa Indonesia. Berbagai operasi telah dilakukan oleh Angkatan Udara demi tetap berdiri tegaknya NKRI.
Selama kurun waktu itu pula Angkatan Udara berusaha terus mengepakkan sayapnya dengan alat utama sistem yang dimiliki mulai
beberapa pesawat peninggalan Jepang hingga pada awal tahun 70-an Angkatan Udara mendatangkan pesawat T-33 Bird dan F-86 Sabre dari negara Barat.
Memasuki pertengahan tahun 70-an Angkatan Udara mulai bangkit kembali. Secara bertahap pesawat-pesawat dari negara Barat masuk menjadi kekuatan Angkatan Udara. Pesawat tempur taktis OV-10 Bronco datang hampir bersamaan dengan pesawat angkut F-27 Troopship dan Helikopter SA-330 Puma. Untuk memenuhi kebutuhan pesawat latih didatangkan pesawat T-34A Mentor, T-34C Turbo Mentor, Helikopter Bell Soloy, dan T-41D Cesna.
Memasuki dekade 80-an kekuatan Angkatan Udara mulai pulih. Hal ini diawali pada akhir tahun 70-an, melalui kontrak-kontrak pembelian alutsista udara baru. Bertambahnya kekuatan Angkatan Udara tersebut ditandai dengan kedatangan beberapa pesawat Supersonik generasi ke-3 berupa F-5 Tiger II dan pesawat-pesawat baru lainnya seperti A-4 Skyhawk, pesawat latih HS Hawk, pesawat Helikopter SA-330 Puma, pesawat Boeing 737-200, pesawat C-130 Hercules tipe H yang sudah dilengkapi peralatan intai strategis, demikian juga pesawat latih AS-202 Bravo.
Pada dekade ini juga dilakukan pengaktifan kembali dua Skadron Udara yaitu Skadron Udara 32 Angkut Berat Lanud Abdulrachman Saleh dan Skadron Udara 8 Heli Angkut Sedang Lanud Atang Sendjaja. Kekuatan Angkatan Udara kala itu semakin membaik dengan kedatangan pesawat Multirole F-16 Fighting Falcon dari Amerika Serikat pada akhir 1989.
Alat Pertahanan
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono (kiri), dan Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, menyaksikan atraksi udara saat Peringatan Hari Angkatan Udara ke-65 Tahun 2011 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (9/4). Peringatan Hari Angkatan Udara ke-65 Tahun 2011 ini dimeriahkan oleh atraksi rampak gendang Paskhas, atraksi udara dari Tim Jupiter Aerobatic dan Tim Thunder Aerobatic dengan pesawat tempur Sukhoi dan F-16 serta demo pasukan anti teror dan penyelamatan SAR Udara. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/IP/11)
Keberadaan alutsista udara yang moderen dan andal tersebut menjadikan Angkatan Udara dapat melaksanakan tugasnya sebagai alat pertahanan negara dan penegak kedaulatan di udara. Demikian pula dengan digelarnya sejumlah Radar pertahanan udara yang mampu mengamati wilayah udara nasional terhadap kemungkinan datangnya ancaman melalui media udara, sehingga semakin lengkaplah kemampuan Angkatan Udara dalam menjaga keutuhan NKRI.
Pada era ini pula Angkatan Udara memiliki Tim Aerobatik Elang Biru yang menggunakan pesawat F-16 Fighting Falcon dan Tim Aerobatik Jupiter yang menggunakan pesawat Hawk Mk-53. Untuk mendukung kemampuan para penerbang, Angkatan Udara membangun simulator untuk pesawat F-16 di Lanud Iswahjudi dan simulator untuk C-130 Hercules di Lanud Halim Perdanakusuma.
Pada akhir tahun 1999 Angkatan Udara menambah kekuatan pesawat tempurnya dengan hadirnya pesawat Hawk Mk-209 dan Mk-109 dari British Aerospace, Inggris yang kemudian ditempatkan di Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru dan Skadron Udara 1 Lanud Supadio.
Memasuki era 2000-an kekuatan alutsista udara Angkatan Udara mulai menurun. Hal ini dikarenakan tidak adanya tambahan pesawat, bahkan pesawat-pesawat yang dimiliki sudah memasuki usia uzur. Selain itu, adanya embargo dari Amerika Serikat sangat berpengaruh terhadap pesawat-pesawat dari Amerika seperti F-16 Fighting Falcon dan lain-lain. Angkatan Udara mulai mengalihkan perhatian ke Rusia dengan membeli pesawat Sukhoi dan membeli KT-1 Wong Bee dari Korea Selatan.
Dalam usianya yang genap 65 tahun, Angkatan Udara mengalami pahit-manis perjalanan pengabdian. Kesemuanya akan menjadi modal berharga untuk terus berbuat yang terbaik dalam melaksanakan tugas menegakkan hukum dan menjaga keamanan wilayah udara yurisdiksi nasional.
Peringatan Hari Angkatan Udara akan memiliki arti yang strategis, apabila diikuti dengan semangat dan upaya untuk senantiasa melakukan evaluasi terhadap segala aspek, berkaitan dengan fungsi, tugas, serta peran Angkatan Udara dihadapkan pada perkembangan lingkungan serta tantangan ke depan.
Momentum Hari Angkatan Udara, selain sebagai sarana introspeksi institusi, juga dapat digunakan segenap personel Angkatan Udara untuk mawas diri guna melihat secara jernih sejauh mana tugas pengabdian kepada bangsa dan negara telah dilaksanakan. Disamping itu sebagai pendorong semangat untuk lebih meneguhkan jati diri prajurit Angkatan Udara sebagai Sayap Tanah Air.
Dirgahayu Angkatan Udara, Swa Bhuwana Paksa!
Sumber: Harian Pelita
9 April 2011 -- (Harian Pelita): Sebagai bagian integral dari Tentara Nasional Indonesia selaku tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional, dan tentara profesional; Angkatan Udara terus berupaya mengawal dirgantara nasional demi tegaknya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Indonesia yang letaknya strategis ditinjau dari segala aspek kehidupan, maka memiliki kekuatan udara yang andal sebagai pilar utama kekuatan udara nasional merupakan hal penting dalam upaya mewujudkan daya tangkal guna mempertahankan negara.
Peristiwa bencana alam maupun adanya sengketa perbatasan dengan negara lain, makin menyadarkan betapa pentingnya kekuatan udara nasional (National Air Power). Keberadaan Angkatan Udara yang kuat dapat diproyeksikan untuk berbagai kepentingan, sebagai wujud dari ciri khas kekuatan udara yang fleksibel.
Menyadari eksistensi ruang udara sebagai wilayah kedaulatan sekaligus wilayah kelangsungan hidup bangsa, bagi segenap komponen bangsa, khususnya yang berkecimpung di bidang matra udara, perlu merasa terpanggil untuk memadukan upaya dalam mewujudkan suatu postur kekuatan udara nasional yang andal.
Sejarah Perjuangan
Tim Rampak Gendang Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (AU) bersiap tampil saat Peringatan Hari Angkatan Udara ke-65 Tahun 2011 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (9/4). Peringatan Hari Angkatan Udara ke-65 Tahun 2011 ini dimeriahkan oleh atraksi rampak gendang Paskhas, atraksi udara dari Tim Jupiter Aerobatic dan Tim Thunder Aerobatic dengan pesawat tempur Sukhoi dan F-16 serta demo pasukan anti teror dan penyelamatan SAR Udara. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/IP/11)
Perjalanan Angkatan Udara tidak dapat dilepaskan dari sejarah perjuangan bangsa, yang menunjukkan bahwa sejak 65 tahun lalu Angkatan Udara telah berperan dalam rangka menegakkan kedaulatan negara, mencegah, dan menangkal serta menanggulangi setiap bentuk ancaman yang menggunakan media udara terhadap tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Angkatan Udara Republik Indonesia resmi berdiri hanya dalam tempo delapan bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, dengan dikeluarkannya Penetapan Pemerintah 1946 Nomor: 6/SD tanggal 9 April 1946. Keputusan pemerintah untuk menyempurnakan BKR Udara menjadi Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara yang kini dikenal dengan TNI AU.
Selama tahun 1946 hingga memasuki dekade tahun 1980-an, banyak tinta emas yang ditorehkan Angkatan Udara dalam perjalanan bangsa Indonesia. Berbagai operasi telah dilakukan oleh Angkatan Udara demi tetap berdiri tegaknya NKRI.
Selama kurun waktu itu pula Angkatan Udara berusaha terus mengepakkan sayapnya dengan alat utama sistem yang dimiliki mulai
beberapa pesawat peninggalan Jepang hingga pada awal tahun 70-an Angkatan Udara mendatangkan pesawat T-33 Bird dan F-86 Sabre dari negara Barat.
Memasuki pertengahan tahun 70-an Angkatan Udara mulai bangkit kembali. Secara bertahap pesawat-pesawat dari negara Barat masuk menjadi kekuatan Angkatan Udara. Pesawat tempur taktis OV-10 Bronco datang hampir bersamaan dengan pesawat angkut F-27 Troopship dan Helikopter SA-330 Puma. Untuk memenuhi kebutuhan pesawat latih didatangkan pesawat T-34A Mentor, T-34C Turbo Mentor, Helikopter Bell Soloy, dan T-41D Cesna.
Memasuki dekade 80-an kekuatan Angkatan Udara mulai pulih. Hal ini diawali pada akhir tahun 70-an, melalui kontrak-kontrak pembelian alutsista udara baru. Bertambahnya kekuatan Angkatan Udara tersebut ditandai dengan kedatangan beberapa pesawat Supersonik generasi ke-3 berupa F-5 Tiger II dan pesawat-pesawat baru lainnya seperti A-4 Skyhawk, pesawat latih HS Hawk, pesawat Helikopter SA-330 Puma, pesawat Boeing 737-200, pesawat C-130 Hercules tipe H yang sudah dilengkapi peralatan intai strategis, demikian juga pesawat latih AS-202 Bravo.
Pada dekade ini juga dilakukan pengaktifan kembali dua Skadron Udara yaitu Skadron Udara 32 Angkut Berat Lanud Abdulrachman Saleh dan Skadron Udara 8 Heli Angkut Sedang Lanud Atang Sendjaja. Kekuatan Angkatan Udara kala itu semakin membaik dengan kedatangan pesawat Multirole F-16 Fighting Falcon dari Amerika Serikat pada akhir 1989.
Alat Pertahanan
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono (kiri), dan Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, menyaksikan atraksi udara saat Peringatan Hari Angkatan Udara ke-65 Tahun 2011 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (9/4). Peringatan Hari Angkatan Udara ke-65 Tahun 2011 ini dimeriahkan oleh atraksi rampak gendang Paskhas, atraksi udara dari Tim Jupiter Aerobatic dan Tim Thunder Aerobatic dengan pesawat tempur Sukhoi dan F-16 serta demo pasukan anti teror dan penyelamatan SAR Udara. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/IP/11)
Keberadaan alutsista udara yang moderen dan andal tersebut menjadikan Angkatan Udara dapat melaksanakan tugasnya sebagai alat pertahanan negara dan penegak kedaulatan di udara. Demikian pula dengan digelarnya sejumlah Radar pertahanan udara yang mampu mengamati wilayah udara nasional terhadap kemungkinan datangnya ancaman melalui media udara, sehingga semakin lengkaplah kemampuan Angkatan Udara dalam menjaga keutuhan NKRI.
Pada era ini pula Angkatan Udara memiliki Tim Aerobatik Elang Biru yang menggunakan pesawat F-16 Fighting Falcon dan Tim Aerobatik Jupiter yang menggunakan pesawat Hawk Mk-53. Untuk mendukung kemampuan para penerbang, Angkatan Udara membangun simulator untuk pesawat F-16 di Lanud Iswahjudi dan simulator untuk C-130 Hercules di Lanud Halim Perdanakusuma.
Pada akhir tahun 1999 Angkatan Udara menambah kekuatan pesawat tempurnya dengan hadirnya pesawat Hawk Mk-209 dan Mk-109 dari British Aerospace, Inggris yang kemudian ditempatkan di Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru dan Skadron Udara 1 Lanud Supadio.
Memasuki era 2000-an kekuatan alutsista udara Angkatan Udara mulai menurun. Hal ini dikarenakan tidak adanya tambahan pesawat, bahkan pesawat-pesawat yang dimiliki sudah memasuki usia uzur. Selain itu, adanya embargo dari Amerika Serikat sangat berpengaruh terhadap pesawat-pesawat dari Amerika seperti F-16 Fighting Falcon dan lain-lain. Angkatan Udara mulai mengalihkan perhatian ke Rusia dengan membeli pesawat Sukhoi dan membeli KT-1 Wong Bee dari Korea Selatan.
Dalam usianya yang genap 65 tahun, Angkatan Udara mengalami pahit-manis perjalanan pengabdian. Kesemuanya akan menjadi modal berharga untuk terus berbuat yang terbaik dalam melaksanakan tugas menegakkan hukum dan menjaga keamanan wilayah udara yurisdiksi nasional.
Peringatan Hari Angkatan Udara akan memiliki arti yang strategis, apabila diikuti dengan semangat dan upaya untuk senantiasa melakukan evaluasi terhadap segala aspek, berkaitan dengan fungsi, tugas, serta peran Angkatan Udara dihadapkan pada perkembangan lingkungan serta tantangan ke depan.
Momentum Hari Angkatan Udara, selain sebagai sarana introspeksi institusi, juga dapat digunakan segenap personel Angkatan Udara untuk mawas diri guna melihat secara jernih sejauh mana tugas pengabdian kepada bangsa dan negara telah dilaksanakan. Disamping itu sebagai pendorong semangat untuk lebih meneguhkan jati diri prajurit Angkatan Udara sebagai Sayap Tanah Air.
Dirgahayu Angkatan Udara, Swa Bhuwana Paksa!
Sumber: Harian Pelita
Jupiter Kembali untuk Memberi Tanda Cinta
Jupiter Aerobatic Team (JAT) menggelar geladi resik, Kamis (7/4), sebagai persiapan untuk tampil pada perayaan Hari Ulang tahun (HUT) Ke-65 TNI Angkatan Udara hari Sabtu ini. Satu dari tujuh belas manuver yang ditampilkan adalah Manuver Mirror. Perayaan HUT TNI AU dilangsungkan di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta. (Foto: Kompas/Arbain Rambey)
9 April 2011 -- (KOMPAS): Hari ini, Sabtu (9/4), masyarakat bisa menyaksikan kembalinya tim aerobatik anak-anak bangsa, Jupiter Aerobatic Team, setelah 11 tahun absen. Pada perayaan Hari Ulang Tahun TNI Angkatan Udara Ke-65, JAT dengan enam pesawat latih KT 1 B berwarna merah dengan garis panah putih akan berjungkir balik di angkasa Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Selain itu, untuk pertama kalinya, tampil pula Thunder Aerobatic Team yang terdiri atas tiga pesawat Sukhoi.
”Saya ingin membangkitkan kembali semangat,” kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Imam Sufaat, Kamis (7/4), seusai geladi resik. JAT yang dipiloti para instruktur penerbang dari Lanud Adisutjipto dipimpin oleh Letkol Pnb Ramot Sinaga.
Enam pesawat membuka penampilan dengan Jupiter Roll, yaitu berputar 360 derajat longitudinal bersamaan, sejajar garis langit. Setelah itu mereka tampil dengan beberapa formasi, yaitu Mata Panah dan Daun Semanggi. Formasi bertambah rumit, misalnya, dengan manuver Leader Benefit, di mana leader terbang di depan, diiringi lima pesawat yang terbang dengan garis lurus.
Para pilot ini pun kerap mengubah-ubah formasi di udara. Mereka pun tidak selalu tampil berenam. Suatu saat empat pesawat, yaitu Jupiter 2 alias posisi Right Inner Mayor Pnb Fery Yunaldi dan Jupiter 3 Left Inner Kapten Pnb Anton Pallaguna bersama pesawat Leader dan Jupiter 4 mengubah formasi di udara dari huruf T menjadi wajik.
Rupanya, Jupiter 5 Mayor Pnb Budi Susilo dan Jupiter 6 Mayor Pnb James Y Singal tengah menyiapkan atraksi yang benar-benar membuat penonton menahan napas: Manuver Cermin. Jupiter 5 dan 6 tiba-tiba muncul dari kanan panggung dengan posisi cermin, alias terbang beriringan. Namun, pesawat yang atas terbang dengan kokpit di bawah, nyaris bertemu dengan kokpit pesawat di bawahnya.
Setelah itu empat pesawat yang tadi membentuk wajik melintas kembali di depan podium. Namun, kali ini Jupiter 4 Mayor Pnb Onesmus Gde Rai Aryadi terbang melingkari tiga pesawat lain, bagaikan sekrup yang berputar. Inilah manuver Screw Roll.
Indahnya deretan ketegangan ini diperlembut dengan manuver berikutnya. Dua pesawat membentuk tanda hati di udara, sementara empat pesawat lain terbang beriringan lalu berputar berurutan ke sebelah kanan. ”Inilah bukti cinta Tanah Air, terimalah persembahan dari Jupiter Aerobatic Team, Manuver Heart,” begitu narasi yang terdengar. Romantis.
Berbahaya
Tiga buah pesawat Sukhoi SU 27/30 melakukan aksi aerobatik saat Peringatan Hari Angkatan Udara ke-65 Tahun 2011 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (9/4). Peringatan Hari Angkatan Udara ke-65 Tahun 2011 ini dimeriahkan oleh atraksi rampak gendang Paskhas, atraksi udara dari Tim Jupiter Aerobatic dan Tim Thunder Aerobatic dengan pesawat tempur Sukhoi dan F-16 serta demo pasukan anti teror dan penyelamatan SAR Udara. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/IP/11)
Ada atraksi lain yang indah dan berbahaya. Sebuah pesawat terbang dari belakang hadirin, memelesat tegak lurus ke atas. Di titik tertinggi pesawat melayang sejenak dengan kecepatan nol untuk selanjutnya berputar ke bawah.
Bukan hanya JAT yang tampil perdana setelah vakum 11 tahun karena krisis ekonomi. Untuk pertama kalinya juga Thunder Aerobatic Team akan tampil. Thunder Aerobatic Team ini merupakan tim aerobatik yang dibentuk 28 Februari 2011 di Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Tim ini terdiri atas pesawat Sukhoi, yaitu Sukhoi 27 dan pesawat Sukhoi 30.
Para Thunder—demikian sebutan mereka—dipimpin oleh Komandan Skuadron Udara 11 Letkol Pnb M Tonny Haryono dengan call sign Racoon. Ia bersama-sama Letkol Pnb M Untung Suropati dengan call sign Giant dan Mayor Pnb Dedy Ilham Suryanto Salam dengan call sign Cruise membuka penampilan dengan manuver bomb burst, di mana pesawat akan pecah dari formasi dan membentuk sudut 45 derajat.
Berbeda dengan KT 1 B yang menggunakan turboprop—turbin gas dan baling-baling—Sukhoi bermesin jet sehingga mampu terbang dua kali kecepatan suara. Suaranya menggelegar. Seperti manuver Tail Side, Sukhoi terbang menanjak dengan sudut 70 derajat. Ia lalu berhenti sejenak, tanpa kehilangan ketinggian.
Sukhoi juga menunjukkan salah satu kepiawaiannya, yaitu dengan Hi G Turn, membentuk lingkaran dengan jari-jari yang sangat kecil. Ada lagi adegan pesawat terbang horizontal dengan posisi miring 90 derajat. Agar bisa terbang seperti ini, pesawat mengandalkan vertical stabilizer untuk menghasilkan gaya angkat. Inilah manuver Knife Edge.
Wajah bangsa
Masih ada beberapa manuver para Thunder yang tidak saja menunjukkan kemampuan pesawat, tetapi juga kemampuan anak-anak bangsa yang berlatih dengan tekun, bekerja keras, merawat, dan menjaganya. Mereka tidak hanya menunjukkan wajah TNI AU, tetapi juga wajah bangsa ini.
Sumber: KOMPAS
9 April 2011 -- (KOMPAS): Hari ini, Sabtu (9/4), masyarakat bisa menyaksikan kembalinya tim aerobatik anak-anak bangsa, Jupiter Aerobatic Team, setelah 11 tahun absen. Pada perayaan Hari Ulang Tahun TNI Angkatan Udara Ke-65, JAT dengan enam pesawat latih KT 1 B berwarna merah dengan garis panah putih akan berjungkir balik di angkasa Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Selain itu, untuk pertama kalinya, tampil pula Thunder Aerobatic Team yang terdiri atas tiga pesawat Sukhoi.
”Saya ingin membangkitkan kembali semangat,” kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Imam Sufaat, Kamis (7/4), seusai geladi resik. JAT yang dipiloti para instruktur penerbang dari Lanud Adisutjipto dipimpin oleh Letkol Pnb Ramot Sinaga.
Enam pesawat membuka penampilan dengan Jupiter Roll, yaitu berputar 360 derajat longitudinal bersamaan, sejajar garis langit. Setelah itu mereka tampil dengan beberapa formasi, yaitu Mata Panah dan Daun Semanggi. Formasi bertambah rumit, misalnya, dengan manuver Leader Benefit, di mana leader terbang di depan, diiringi lima pesawat yang terbang dengan garis lurus.
Para pilot ini pun kerap mengubah-ubah formasi di udara. Mereka pun tidak selalu tampil berenam. Suatu saat empat pesawat, yaitu Jupiter 2 alias posisi Right Inner Mayor Pnb Fery Yunaldi dan Jupiter 3 Left Inner Kapten Pnb Anton Pallaguna bersama pesawat Leader dan Jupiter 4 mengubah formasi di udara dari huruf T menjadi wajik.
Rupanya, Jupiter 5 Mayor Pnb Budi Susilo dan Jupiter 6 Mayor Pnb James Y Singal tengah menyiapkan atraksi yang benar-benar membuat penonton menahan napas: Manuver Cermin. Jupiter 5 dan 6 tiba-tiba muncul dari kanan panggung dengan posisi cermin, alias terbang beriringan. Namun, pesawat yang atas terbang dengan kokpit di bawah, nyaris bertemu dengan kokpit pesawat di bawahnya.
Setelah itu empat pesawat yang tadi membentuk wajik melintas kembali di depan podium. Namun, kali ini Jupiter 4 Mayor Pnb Onesmus Gde Rai Aryadi terbang melingkari tiga pesawat lain, bagaikan sekrup yang berputar. Inilah manuver Screw Roll.
Indahnya deretan ketegangan ini diperlembut dengan manuver berikutnya. Dua pesawat membentuk tanda hati di udara, sementara empat pesawat lain terbang beriringan lalu berputar berurutan ke sebelah kanan. ”Inilah bukti cinta Tanah Air, terimalah persembahan dari Jupiter Aerobatic Team, Manuver Heart,” begitu narasi yang terdengar. Romantis.
Berbahaya
Tiga buah pesawat Sukhoi SU 27/30 melakukan aksi aerobatik saat Peringatan Hari Angkatan Udara ke-65 Tahun 2011 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (9/4). Peringatan Hari Angkatan Udara ke-65 Tahun 2011 ini dimeriahkan oleh atraksi rampak gendang Paskhas, atraksi udara dari Tim Jupiter Aerobatic dan Tim Thunder Aerobatic dengan pesawat tempur Sukhoi dan F-16 serta demo pasukan anti teror dan penyelamatan SAR Udara. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/IP/11)
Ada atraksi lain yang indah dan berbahaya. Sebuah pesawat terbang dari belakang hadirin, memelesat tegak lurus ke atas. Di titik tertinggi pesawat melayang sejenak dengan kecepatan nol untuk selanjutnya berputar ke bawah.
Bukan hanya JAT yang tampil perdana setelah vakum 11 tahun karena krisis ekonomi. Untuk pertama kalinya juga Thunder Aerobatic Team akan tampil. Thunder Aerobatic Team ini merupakan tim aerobatik yang dibentuk 28 Februari 2011 di Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Tim ini terdiri atas pesawat Sukhoi, yaitu Sukhoi 27 dan pesawat Sukhoi 30.
Para Thunder—demikian sebutan mereka—dipimpin oleh Komandan Skuadron Udara 11 Letkol Pnb M Tonny Haryono dengan call sign Racoon. Ia bersama-sama Letkol Pnb M Untung Suropati dengan call sign Giant dan Mayor Pnb Dedy Ilham Suryanto Salam dengan call sign Cruise membuka penampilan dengan manuver bomb burst, di mana pesawat akan pecah dari formasi dan membentuk sudut 45 derajat.
Berbeda dengan KT 1 B yang menggunakan turboprop—turbin gas dan baling-baling—Sukhoi bermesin jet sehingga mampu terbang dua kali kecepatan suara. Suaranya menggelegar. Seperti manuver Tail Side, Sukhoi terbang menanjak dengan sudut 70 derajat. Ia lalu berhenti sejenak, tanpa kehilangan ketinggian.
Sukhoi juga menunjukkan salah satu kepiawaiannya, yaitu dengan Hi G Turn, membentuk lingkaran dengan jari-jari yang sangat kecil. Ada lagi adegan pesawat terbang horizontal dengan posisi miring 90 derajat. Agar bisa terbang seperti ini, pesawat mengandalkan vertical stabilizer untuk menghasilkan gaya angkat. Inilah manuver Knife Edge.
Wajah bangsa
Masih ada beberapa manuver para Thunder yang tidak saja menunjukkan kemampuan pesawat, tetapi juga kemampuan anak-anak bangsa yang berlatih dengan tekun, bekerja keras, merawat, dan menjaganya. Mereka tidak hanya menunjukkan wajah TNI AU, tetapi juga wajah bangsa ini.
Sumber: KOMPAS
Friday, April 8, 2011
Puncak Acara HUT ke-65 TNI AU, Sabtu (9/4)
8 April 2011, Jakarta -- (PRLM): Puncak acara hari jadi ke-65 TNI Angkatan Udara (AU) akan digelar di Sukardon 2 Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta Timur, Sabtu (9/4) besok. Acara tersebut dihadiri langsung oleh Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.
Berbagai acara disiapkan untuk memeriahkan HUT ke-65 TNI AU. Di antaranya manuver pesawat tempur dan terjun payung. Tidak kalah menariknya simulasi pembebasan sandera yang dilakukan oleh pasukan khusus Den Bravo Paskhas. Untuk atraksi manuver pesawat tempur, akan melibatkan jenis Shukoi, F16, Hawk 100-200, dan F 5.
Sementara pada gladi bersih, semua pendukung acara sudah menyatakan kesiapannya. Gladi bersih yang dilaksanakan di Sukardon 2 Halim Jakarta Timur yang dihadiri Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Imam Sufaat dan beberapa petinggi TNI AU. Pada peringatan HUT ke-65 TNI AU nanti akan diikuti satuan Panji-Panji AU, gabungan perwira TNI AU, POM AU, Wanita Angkatan Udara (Wara), Carbol AU/taruna AU, Air Crew A, gabungan Bintara AU, Pasukan Khas AU, dan pegawai negeri sipil AU.
Sumber: PRLM
Menhan Tinjau Kesiapan PMPP TNI di Sentul Bogor
7 April 2011, Bogor -- (DMC): Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro setelah meresmikan alat kesehatan Magnetic Resonance Imaging (MRI) di RSPAD Gatot Subroto langsung meninjau pembangunan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Tentara Nasional Indonesia (PMPP TNI), Rabu (6/3), di Sentul Bogor, Jawa Barat. Selama meninjau lokasi pembangunan, Menhan didampingi Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan (Kabadan Ranahan) Laksda TNI Susilo, Kepala Pusat Konstruksi Badan Ranahan (Kapuskon Baranahan) Marsma TNI Ir. Agus Purnomo W dan Kepala Biro TU (Karo TU) Setjen Kemhan Laksma TNI Ir.Yuhastihar.
PMPP yang terletak di desa Sukahati, Kec. Citereup, Sentul, Bogor ini didirikan diatas tanah seluas kurang lebih 240 ha dengan perincian; area perkantoran seluas 65,8 ha, area latihan seluas 156,94 dan area rumah dinas (rumdis) seluas 18,2 ha. Selama meninjau pembangunan PMPP TNI, Menhan menerima laporan kemajuan pekerjaan pembangunan PMPP TNI sampai dengan tanggal 30 Maret 2011 dari Kabaranahan dan Kapuskon Baranahan Kemhan. Disebutkan dari 20 paket pekerjaan yang dipertanggungjawabkan tahun 2010, 15 paket sudah diselesaikan.
Kelima belas paket yang telah diselesaikan diantaranya Paket 2 pekerjaan Makolat (Markas Komando Latihan), Denma (Detasemen Markas) dan Rumah Jaga, Paket 3 pekerjaan pos 1,3,5, Paket 4 pekerjaan pos 2,4,6, Paket 5 pekerjaan Rumdis type 90 dan type 54, Paket 6 pekerjaan Rumdis type 45, Paket 7 pekerjaan R. Makan & Dapur dan Paket 8 pekerjaan jaringan listrik (menunggu test beban dari PLN di rah perkantoran).
Selain itu juga masih terdapat beberapa peket yang sudah selesai pengerjaannya seperti Paket 10 Pekerjaan Cut dan Fill Swakelola (perapihan pada masa pemeliharaan), Paket 12 Pekerjaan Jalan Patroli, Paket 13 Jalan rumdis, Paket 15 Pekerjaan saluran, Paket 16 Pekerjaan jalan masyarakat, Paket 17 Pekerjaan saluran Uditch perkantoran, Paket 18 Pekerjaan jembatan dan gorong-gorong serta Paket 19 pekerjaan turapan.
Terdapat lima paket yang belum selesai pembangunannya yaitu Paket 1 pekerjaan Aula dengan prosentase sekitar 88,25% dan pihak pengembang sanggup menyelesaikan pada minggu kedua bulan April 2011. Selain itu Paket 9 pekerjaan instalasi jaringan PDAM juga masih dalam taraf penyelesaian sekitar 91,86%, dan sanggup menyelesaikan minggu pertama bulan April 2011. Masih ada Paket 11 yaitu pakerjaan pagar dengan prosentase penyelesaian sekitar 89,45% dan kesanggupan menyelesaikan pekerjaan pada minggu pertama bulan April 2011. Paket 14 pekerjaan jalan lingkungan dengan prosentase 87,50% dan sanggup menyelesaikan pekerjaan pada minggu kedua April 2011. Dan yang terakhir Paket 20 pekerjaan jaringan air bersih PDAM lanjutan dengan prosentase 90,50% dan sanggup menyelesaikan pekerjaan pada minggu pertama bulan April 2011.
Dijelaskan kepada Menhan untuk pekerjaan Tahun Anggaran 2011 yang sudah mulai dilaksanakan yaitu pekerjaan Mess Pelatih, pekerjaan Ruang Makan, pekerjaan Jalan Patroli (Swakelola) dan pekerjaan Jalan Perkantoran (Swakelola). Menurut rencana di area latihan akan dibangun juga danau seluas kurang lebih 1,2 ha yang sumber airnya berasal dari dua sungai di sekitar wilayah PMPP yang nantinya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya.
Sumber: DMC
Thursday, April 7, 2011
Kapolri dan Kasal Terbangkan Sukhoi
7 April 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Kepala Polri Jenderal Pol Timur Pradopo dan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno menerbangkan pesawat jet tempur Sukhoi TNI Angkatan Udara.
Selain Kapolri dan Kasal, dalam penerbangan singkat di area Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, Menteri Perhubungan Freddy Numberi juga menerbangkan Sukhoi.
Ketiga pejabat negara itu terbang menggunakan pesawat Sukhoi SU-27SK dan sebelum terbang mereka mendapat pengarahan singkat dari Komandan Skudron Udara 11 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar Letkol Pnb Tonny Haryono.
Selain itu ketiganya mendapat pemeriksaan kesehatan terlebih dulu untuk memastikan kondisi kesehatannya sebelum melakukan penerbangan dengan pesawat tempur.
Dalam penerbangan itu, ketiganya didampingi "penerbang pendamping" Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono yang menggunakan F-16 Fighting Falcon dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat yang menggunakan pesawat tempur F-5Tiger.
Kelimanya akan terbang selama sekitar 30 menit, di atas ketinggian 100 ribu kaki.
Usai melakukan penerbangan tersebut, ketiganya mendapat Wing Penerbang Kehormatan yang disematkan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Imam Sufaat.
Kasau mengatakan, penyematan Wing kehormatan itu sebagai penghargaan atas kerja sama dan dukungan ketiga pejabat negara itu kepada TNI Angkatan Udara.
Sumber: ANTARA News
Korsel Terima 2 F-15SK dari Boeing
7 April 2011, Daegu -- (Berita HanKam): Boeing mengirimkan dua jet tempur F-15K Slam Eagles ke Angkatan Udara Republik Korea. Kedua pesawat mendarat di Lanud Daegu pada 15 Maret, diberangkatkan dari St Louis 8 Maret dan terbang non-stop melalui Palmdale, Kalifornia, Lanud Hickam di Hawaii dan Lanud Anderson di Guam.
Boeing telah menyerahkan 6 pesawat dari 21 F-15K yang dipesan dibawah kontrak Next Fighter II pada 2010. 13 pesawat akan diserahkan pada April 2012.
6 F-15K dijadwalkan berpartisipasi pada latihan udara di Lanud Nellis, Nevada pada awal 2012.
F-15K varian dari F-15E yang telah teruji di medan tempur. Pesawat dilengkapi teknologi terbaru dan dapat digunakan hingga 2040 dengan penambahan dan peningkatan teknologi. Boeing telah menyerahkan 40 pesawat dibawah program Next Fighter I pada Oktober 2008.
Sumber: Boeing
Berita HanKam
Batam Produksi 10 KRI
KCR-40. (Foto: Berita HanKam)
6 April 2011, Batam -- (ANTARA News): Perusahaan galangan kapal PT Palindo Marine Industri yang terletak di Batam memproduksi 10 kapal perang untuk dioperasikan Armada Barat dan Armada Timur Indonesia.
"Kapal-kapal ini dipesan langsung Mabes TNI AL," kata Komandan Lanal Batam Kolonel (L) Iwan di Batam, Rabu.
KRI yang diproduksi berjenis kapal cepat rudal (KCR) 40 dilengkapi dengan sistem persenjataan modern berupa "sensor weapon control" (Sewaco), meriam caliber 30 MM 6 laras sebagai "close in weapon system" (CIWS) serta peluru kendali.
Diperkirakan kapal itu mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot dan menembakkan rudal C-705 hingga ratusan meter.
Kapal dengan teknologi tinggi itu memiliki spesifikasi panjang 44 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter dan sistem baling-baling tetap 5 daun.
Danlanal mengatakan awalnya Mabes TNI AL memesan empat kapal, lalu bertambah menjadi 10, disesuaikan dengan kebutuhan.
Dari pesanan-pesanan itu, kata dia, PT PMI sudah menyelesaikan satu kapal yang akan diserahterimakan kepada Kementerian Pertahanan pada 25 April 2011.
"Setelah serah terima, kapal itu akan diberi nama lalu diserahkan kembali ke Armabar," kata dia.
KRI tersebut, kata dia, akan beroperasi mengamankan wilayah perairan NKRI wilayah barat.
Sebelumnya, di Batam, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia patut berbangga, karena memiliki putra putri bangsa yang memiliki kreativitas tinggi membuat kapal perang.
Menteri mengatakan pembuatan kapal perang merupakan terobosan baru yang membanggakan dari industri galangan kapal di Batam.
Menurut Menhan, kontruksi KCR-40 cocok mengarungi wilayah NKRI yang dikelilingi pulau-pulau kecil.
Desain dan teknologi yang dimiliki kapal diharapkan mampu membantu tugas TNI AL mengamankan NKRI dari segala ancaman di laut.
Sumber: ANTARA News
6 April 2011, Batam -- (ANTARA News): Perusahaan galangan kapal PT Palindo Marine Industri yang terletak di Batam memproduksi 10 kapal perang untuk dioperasikan Armada Barat dan Armada Timur Indonesia.
"Kapal-kapal ini dipesan langsung Mabes TNI AL," kata Komandan Lanal Batam Kolonel (L) Iwan di Batam, Rabu.
KRI yang diproduksi berjenis kapal cepat rudal (KCR) 40 dilengkapi dengan sistem persenjataan modern berupa "sensor weapon control" (Sewaco), meriam caliber 30 MM 6 laras sebagai "close in weapon system" (CIWS) serta peluru kendali.
Diperkirakan kapal itu mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot dan menembakkan rudal C-705 hingga ratusan meter.
Kapal dengan teknologi tinggi itu memiliki spesifikasi panjang 44 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter dan sistem baling-baling tetap 5 daun.
Danlanal mengatakan awalnya Mabes TNI AL memesan empat kapal, lalu bertambah menjadi 10, disesuaikan dengan kebutuhan.
Dari pesanan-pesanan itu, kata dia, PT PMI sudah menyelesaikan satu kapal yang akan diserahterimakan kepada Kementerian Pertahanan pada 25 April 2011.
"Setelah serah terima, kapal itu akan diberi nama lalu diserahkan kembali ke Armabar," kata dia.
KRI tersebut, kata dia, akan beroperasi mengamankan wilayah perairan NKRI wilayah barat.
Sebelumnya, di Batam, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia patut berbangga, karena memiliki putra putri bangsa yang memiliki kreativitas tinggi membuat kapal perang.
Menteri mengatakan pembuatan kapal perang merupakan terobosan baru yang membanggakan dari industri galangan kapal di Batam.
Menurut Menhan, kontruksi KCR-40 cocok mengarungi wilayah NKRI yang dikelilingi pulau-pulau kecil.
Desain dan teknologi yang dimiliki kapal diharapkan mampu membantu tugas TNI AL mengamankan NKRI dari segala ancaman di laut.
Sumber: ANTARA News
Komandan Pendidikan RSN Kunjungi Kobangdikal
6 April 2011, Surabaya -- (Kobangdikal): Komandan Pendidikan Angkatan Laut Singapura atau Head Naval Training (HNT) Royal Singapore Navy (RSN) Colonel Soh Cheow Guan beserta 4 perwira RSN lainnya mengunjungi Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal), Surabaya, Rabu (6/4)
Dalam lawatannya ke Lembaga pendidikan terbesar milik TNI AL tersebut, HNT RSN diterima langsung Komandan Kobangdikal Laksda TNI Sadiman, SE didampingi Wadan Kobangdikal Brigjen TNI Marinir P. Verry Kunto. G, SH, Komandan Kodikopsla Laksma TNI Didik Wahyudi, SE para Direktur dan perwira lainnya di Ruang Tamu Gedung Kihadjar Dewantara, Kesatrian Bumimoro Kobangdikal.
Sementara itu HNT, didampingi 4 delegasi lainnya yaitu, LTC Francis Goh (Head Training Plans and Poscy Branch), LTC Tan Kok Whee (Snr Project Officer), dan Maj Chang Chiz Hau (Staff Officer) serta di dampingi oleh atase pertahanaan Singapura SLTC Tan Bian.
Sebelum dialog dan pembicaraan di mulai, di dahului dengan penayangan profile Kobangdikal, dilanjutkan dengan diskusi tentang seputar dunia pendidikan di militer/angkatan laut dan serta disinggung kemungkinan pelung kerjasama bidang pendidikan latihan yang bisa dikembangkan diantara kedua lembaga pendidikan angkatan laut Negara bersahabat tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, sebagai instansi yang membidangi masalah pendidikan di angkatan laut negara masing-masing (Kobangdikal dan Naval Training), bersepakat untuk terus membina hubungan dan meningkatkan kerjasama yang telah terjalin selama ini.
Usai melaksanakan pertemuan dengan Dankobangdikal, HNT beserta rombongan juga berkesempatan melihat beberapa fasilitas latihan yang dimiliki Kobangdikal.
Sarana yang dikunjungi HNT diantaranya peralatan simulator kapal yang berada di Pusat Latihan Elektronika Dan Pengendaaian Senjata (Puslatlekdalsen). Simulator tersebut adalah Dynamic Positioning Maneuvering System (DPMS) dan Tactical Team Trainer (TTT).
Selain mengunjungi Kobangdikal, delegasi Angkatan Laut negeri Singa ini, akan mengunjung Akademi Angkatan Laut (AAL) dan mengunjungi Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim).
Sumber: Kobangdikal
RI-Turki Perkokoh Pertahanan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) dan Presiden Republik Turki Abdullah Gul (kiri) menyaksikan Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa (kedua kanan) dan Menteri Luar Negeri Republik Turki Mehmet Aydin saling bertukar Nota Kesepahaman seusai ditandatangani di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (5/4). Nota Kesepahaman tersebut mengenai perjanjian bebas visa bagi paspor diplomatik dan paspor dinas. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/pd/11)
5 April 2011, Jakarta -- (Jurnas.com): Pertemuan bilateral antara Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Republik Turki Abdullah Gul di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (5/4) membahas berbagai isu penting menyangkut hubungan bilateral maupun isu-isu global yang hangat dewasa ini.
Kedua Kepala Negara itu membahas satu kesepakatan untuk betul-betul meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi, perdagangan, investasi, energi, pertanian, pariwisata dan cabang-cabang ekonomi yang lain. “Kami juga bersepakat meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan, utamanya industri pertahanan dan juga kerja sama bidang kekonsuleran,” kata Presiden SBY saat jumpa pers bersama Presiden Turki Abdullah Gul di Istana Merdeka usai pertemuan bilateral.
Presiden SBY mencontohkan, sesuai yang dibicarakan di Ankara, saat Presiden berkunjung ke Turki beberapa saat yang lalu, disepakati untuk menjalin kerja sama visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas. Dalam pertemuan ini juga disepakati meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan, kebudayaan, generasi muda, olahraga termasuk penanganan bencana.
“Pendek kata, saudara-saudara, isu-isu yang kami bahas hari ini semuanya berkaitan dengan upaya kerja sama bilateral di bawah payung comprehensive partnership (kemitraan komprensif),” kata SBY.
Sumber: JURNAS
5 April 2011, Jakarta -- (Jurnas.com): Pertemuan bilateral antara Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Republik Turki Abdullah Gul di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (5/4) membahas berbagai isu penting menyangkut hubungan bilateral maupun isu-isu global yang hangat dewasa ini.
Kedua Kepala Negara itu membahas satu kesepakatan untuk betul-betul meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi, perdagangan, investasi, energi, pertanian, pariwisata dan cabang-cabang ekonomi yang lain. “Kami juga bersepakat meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan, utamanya industri pertahanan dan juga kerja sama bidang kekonsuleran,” kata Presiden SBY saat jumpa pers bersama Presiden Turki Abdullah Gul di Istana Merdeka usai pertemuan bilateral.
Presiden SBY mencontohkan, sesuai yang dibicarakan di Ankara, saat Presiden berkunjung ke Turki beberapa saat yang lalu, disepakati untuk menjalin kerja sama visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas. Dalam pertemuan ini juga disepakati meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan, kebudayaan, generasi muda, olahraga termasuk penanganan bencana.
“Pendek kata, saudara-saudara, isu-isu yang kami bahas hari ini semuanya berkaitan dengan upaya kerja sama bilateral di bawah payung comprehensive partnership (kemitraan komprensif),” kata SBY.
Sumber: JURNAS
Tuesday, April 5, 2011
AL Chile Terima C295 Versi ASW
(Foto: Airbus Military)
5 April 2011 -- (Berita HanKam): Angkatan Laut Chile menerima pesawat anti-kapal selam C295 pertama dari Airbus Military. C295 ASW bagian dari tiga C295 yang dipesan AL Chile pada Oktober 2007. Pesawat C295 MPA diserahterimakan Desember 2009, pesawat terakhir konfigurasi ASW direncanakan diserahkan beberapa bulan kedepan.
C295 ASW dikembangkan dari konfigurasi MPA, tipe ini pertama kali dirancang dan sertifikasi di Eropa sejak pesawat Bréguet Atlantic tahun 1960-an.
Sumber: Airbus Military
Berita HanKam
5 April 2011 -- (Berita HanKam): Angkatan Laut Chile menerima pesawat anti-kapal selam C295 pertama dari Airbus Military. C295 ASW bagian dari tiga C295 yang dipesan AL Chile pada Oktober 2007. Pesawat C295 MPA diserahterimakan Desember 2009, pesawat terakhir konfigurasi ASW direncanakan diserahkan beberapa bulan kedepan.
C295 ASW dikembangkan dari konfigurasi MPA, tipe ini pertama kali dirancang dan sertifikasi di Eropa sejak pesawat Bréguet Atlantic tahun 1960-an.
Sumber: Airbus Military
Berita HanKam
PT- 76, Amfibi “Gado-Gado” Andalan Marinir
PT-76 Marinir. (Foto: Kaskus)
5 April 2011 -- (SINDO): Plavayushchiy Tank-76 (PT-76), merupakan jenis tank amfibi ringan buatan Rusia. Angka 76 yang melekat pada namanya bukan menunjukkan tahun pembuatannya.
Namun, menandakan ukuran meriam asli tank tersebut, yakni 76,2 mm. Tank ini sudah diproduksi massal pada dasawarsa 50-an. Indonesia kemudian mulai mendatangkan alat utama sistem persenjataan ini sejak tahun 1962 dan dioperasikan oleh Batalion Panser Amfibi Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL),atau yang sekarang dikenal sebagai Batalion Kendaraan Pendarat Amfibi Korps Marinir TNI Angkatan Laut. Kala itu, dipakai untuk memperkuat angkatan perang Indonesia yang sedang berkonfrontasi di wilayah Papua dalam rangka operasi Trikora. Pada perkembangan selanjutnya, PT-76 secara aktif dilibatkan dalam berbagai kegiatan operasi keamanan di dalam negeri dan operasi militer seperti Dwikora (1964–1965) di perbatasan Indonesia–Malaysia dan Operasi Seroja (1975– 1979) di Timor Timur.
Meski telah sepuh, tank ini masih menjadi salah satu andalan Korps Marinir, baik dalam penugasan maupun latihan. Korps Marinir masih menunjukkan ketangguhan tank ini di depan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Bumi Marinir Cilandak, Rabu (16/3) lalu. Saat itu Korps Marinir juga memamerkan sejumlah alutsista andalannya.Di antaranya BTR (Bronetransporter)- 50 P panser amfibi buatan Rusia yang juga didatangkan hampir bersamaan waktunya dengan PT-76. Kemudian BVP-2 yang didatangkan dari Slovakia serta LVT (landing vehicle track) - 7A1 buatan Amerika Serikat tahun 1985 yang merupakan hibah dari Korps Marinir Korea Selatan tahun 2009 lalu.
Salah seorang perwira Resimen Kavaleri Marinir yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, dimulai tahun 1990,sejumlah PT-76 yang masih laik pakai mengalami peremajaan atau retrofit secara bertahap. Sejumlah komponen penting tank tersebut diganti dan tidak berasal dari satu negara saja. Modifikasi PT-76 antara lain meliputi penggantian mesin buatan Rusia dengan mesin buatan Amerika Serikat.Tidak hanya itu, meriam asli kaliber 76,2 mm diganti dengan meriam 90 mm. Meriam ini diproduksi oleh Belgia.“Untuk persenjataan, dipilih dari Belgia,” katanya. Namun, lanjutnya, dengan kondisi gado-gado dan usia yang telah lanjut,PT-76 masih terbukti merupakan ranpur yang andal dan bandel. Operasi Pemulihan Keamanan Terpadu di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (2002–2005) merupakan operasi penugasan terakhir tank ini. Kiranya cukup beralasan jika PT-76 Indonesia dijuluki Battle Proven alias Jago Perang yang melegenda di lingkungan Korps Marinir TNI AL Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono saat itu mengatakan, secara kuantitas jumlah alutsista yang dimilik korps marinir telah cukup.
Menurutnya, yang perlu ditingkatkan adalah kualitas. Dia tidak menampik bahwa tank-tank Marinir memang sudah tua, seperti PT- 76. Namun, dengan program retrofit masih layak untuk digunakan.“Kita perpanjang usianya dengan retrofit. Jadi, kemampuan tempurnya juga masih cukup baru,”katanya. Penggantian tank amfibi akan dilakukan secara bertahap. Seperti didatangkannya sebanyak 17 unit tank modern amfibi tipe BMP-3F buatan Rusia pada November 2010 lalu.
Sumber: SINDO
5 April 2011 -- (SINDO): Plavayushchiy Tank-76 (PT-76), merupakan jenis tank amfibi ringan buatan Rusia. Angka 76 yang melekat pada namanya bukan menunjukkan tahun pembuatannya.
Namun, menandakan ukuran meriam asli tank tersebut, yakni 76,2 mm. Tank ini sudah diproduksi massal pada dasawarsa 50-an. Indonesia kemudian mulai mendatangkan alat utama sistem persenjataan ini sejak tahun 1962 dan dioperasikan oleh Batalion Panser Amfibi Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL),atau yang sekarang dikenal sebagai Batalion Kendaraan Pendarat Amfibi Korps Marinir TNI Angkatan Laut. Kala itu, dipakai untuk memperkuat angkatan perang Indonesia yang sedang berkonfrontasi di wilayah Papua dalam rangka operasi Trikora. Pada perkembangan selanjutnya, PT-76 secara aktif dilibatkan dalam berbagai kegiatan operasi keamanan di dalam negeri dan operasi militer seperti Dwikora (1964–1965) di perbatasan Indonesia–Malaysia dan Operasi Seroja (1975– 1979) di Timor Timur.
Meski telah sepuh, tank ini masih menjadi salah satu andalan Korps Marinir, baik dalam penugasan maupun latihan. Korps Marinir masih menunjukkan ketangguhan tank ini di depan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Bumi Marinir Cilandak, Rabu (16/3) lalu. Saat itu Korps Marinir juga memamerkan sejumlah alutsista andalannya.Di antaranya BTR (Bronetransporter)- 50 P panser amfibi buatan Rusia yang juga didatangkan hampir bersamaan waktunya dengan PT-76. Kemudian BVP-2 yang didatangkan dari Slovakia serta LVT (landing vehicle track) - 7A1 buatan Amerika Serikat tahun 1985 yang merupakan hibah dari Korps Marinir Korea Selatan tahun 2009 lalu.
Salah seorang perwira Resimen Kavaleri Marinir yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, dimulai tahun 1990,sejumlah PT-76 yang masih laik pakai mengalami peremajaan atau retrofit secara bertahap. Sejumlah komponen penting tank tersebut diganti dan tidak berasal dari satu negara saja. Modifikasi PT-76 antara lain meliputi penggantian mesin buatan Rusia dengan mesin buatan Amerika Serikat.Tidak hanya itu, meriam asli kaliber 76,2 mm diganti dengan meriam 90 mm. Meriam ini diproduksi oleh Belgia.“Untuk persenjataan, dipilih dari Belgia,” katanya. Namun, lanjutnya, dengan kondisi gado-gado dan usia yang telah lanjut,PT-76 masih terbukti merupakan ranpur yang andal dan bandel. Operasi Pemulihan Keamanan Terpadu di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (2002–2005) merupakan operasi penugasan terakhir tank ini. Kiranya cukup beralasan jika PT-76 Indonesia dijuluki Battle Proven alias Jago Perang yang melegenda di lingkungan Korps Marinir TNI AL Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono saat itu mengatakan, secara kuantitas jumlah alutsista yang dimilik korps marinir telah cukup.
Menurutnya, yang perlu ditingkatkan adalah kualitas. Dia tidak menampik bahwa tank-tank Marinir memang sudah tua, seperti PT- 76. Namun, dengan program retrofit masih layak untuk digunakan.“Kita perpanjang usianya dengan retrofit. Jadi, kemampuan tempurnya juga masih cukup baru,”katanya. Penggantian tank amfibi akan dilakukan secara bertahap. Seperti didatangkannya sebanyak 17 unit tank modern amfibi tipe BMP-3F buatan Rusia pada November 2010 lalu.
Sumber: SINDO
Yonif 712/ Wiratama Kembali dari Tugas Pengamanan Perbatasan
4 April 2011, Bitung -- (ANTARA News): Sejumlah prajurit TNI AD Batalyon Infanteri 712/ Wiratama yang baru kembali dari tugas pengamanan perbatasan RI- FIlipina, menyanyikan yel-yel di atas anjungan KRI Teluk Ratai- 509 di Bitung, Sulawesi Utara, Senin (4/4). Sebanyak 100 personil pengamanan perbatasan (pamtas) yang telah bertugas selama satu tahun di pulau Miangas, Pulau Marore, dan Marampit yang berbatasan dengan Filipina, kembali setelah masa tugasnya berakhir. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ed/ama/11)
Seorang prajurit TNI AD Batalyon Infanteri 712/ Wiratama akan kembali dari tugas pengamanan perbatasan RI- Filiphina menaiki KRI Teluk Ratai- 509 dengan memanjat tali akibat kapal tidak bisa merapat di demaga di Marampit, Sulawesi Utara, Jumat (1/4). Akibat tingginya gelombang laut serta fasilitas pelabuhan yang kurang memadai untuk di sandari kapal-kapal besar mengakibatkan proses pengiriman dan pemulangan pasukan pengaman perbatasan (pamtas) di lakukan di tengan laut.(Foto: ANTARA/Basrul Haq/ed/ama/11)
Sumber: ANTARA News
Seorang prajurit TNI AD Batalyon Infanteri 712/ Wiratama akan kembali dari tugas pengamanan perbatasan RI- Filiphina menaiki KRI Teluk Ratai- 509 dengan memanjat tali akibat kapal tidak bisa merapat di demaga di Marampit, Sulawesi Utara, Jumat (1/4). Akibat tingginya gelombang laut serta fasilitas pelabuhan yang kurang memadai untuk di sandari kapal-kapal besar mengakibatkan proses pengiriman dan pemulangan pasukan pengaman perbatasan (pamtas) di lakukan di tengan laut.(Foto: ANTARA/Basrul Haq/ed/ama/11)
Sumber: ANTARA News
TNI Pelajari Rencana Hibah Dua Kapal dari Brunei
KDB Waspada. (Foto: born1945)
4 April 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengemukakan, pihak tengah menjajaki tawaran dua kapal patroli cepat berpeluru kendali dari Brunei Darussalam, untuk memperkuat pengamanan wilayah perairan nasional.
"Dua Kapal patroli cepat rudal tersebut akan diserahkan akhir April ke Indonesia. Namun masih menunggu Komisi 1 DPR dan Presiden," katanya, saat melakukan rapat kerja dengan Komisi I DPR di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan, dua kapal buatan Inggris eks Brunei itu diberikan kepada Indonesia tanpa syarat mengingat Pemerintah Brunei telah membeli kapal patroli terbaru sehingga para personil mereka fokus dengan kapal yang baru.
"Selain itu, pemerintah Brunei kesulitan untuk membuang dua kapal tersebut sehingga diberikan untuk Indonesia," ungkap Panglima TNI.
Agus menambahkan, pihak Pemerintah Brunei juga berupaya mengurus dokumen-dokumen untuk hibah tersebut. Sementara itu, Wakil Ketua Komisi 1 DPR Tubagus Hassanuddin mengaku surat permohonan mendapat hibah dua kapal tersebut telah diterima dari Wakil Menteri Pertahanan.
"Kami sudah menerima surat permohonan untuk mendapat hibah dua kapal tersebut. Ini sedang kami pelajari sebelum diputuskan untuk menyetujuinya," katanya.
Sumber: ANTARA News
4 April 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengemukakan, pihak tengah menjajaki tawaran dua kapal patroli cepat berpeluru kendali dari Brunei Darussalam, untuk memperkuat pengamanan wilayah perairan nasional.
"Dua Kapal patroli cepat rudal tersebut akan diserahkan akhir April ke Indonesia. Namun masih menunggu Komisi 1 DPR dan Presiden," katanya, saat melakukan rapat kerja dengan Komisi I DPR di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan, dua kapal buatan Inggris eks Brunei itu diberikan kepada Indonesia tanpa syarat mengingat Pemerintah Brunei telah membeli kapal patroli terbaru sehingga para personil mereka fokus dengan kapal yang baru.
"Selain itu, pemerintah Brunei kesulitan untuk membuang dua kapal tersebut sehingga diberikan untuk Indonesia," ungkap Panglima TNI.
Agus menambahkan, pihak Pemerintah Brunei juga berupaya mengurus dokumen-dokumen untuk hibah tersebut. Sementara itu, Wakil Ketua Komisi 1 DPR Tubagus Hassanuddin mengaku surat permohonan mendapat hibah dua kapal tersebut telah diterima dari Wakil Menteri Pertahanan.
"Kami sudah menerima surat permohonan untuk mendapat hibah dua kapal tersebut. Ini sedang kami pelajari sebelum diputuskan untuk menyetujuinya," katanya.
Sumber: ANTARA News
Monday, April 4, 2011
Kasad Tinjau Markas Pusdik Penerbad Baru dan Rencana Lokasi Divisi Linud Kostad
3 April 2011, Semarang -- (Pos Kota): Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI George Toisutta, meninjau Markas Pusdik Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) yang baru dibangun dan meninjau lokasi rencana pembangunan dan pembentukan Markas Divisi Lintas Udara (Divif Linud) di Semarang Jawa Tengah.
Usai Mendarat di Lanumad Ahmad Yani Semarang, Kasad menerima pemaparan dari Komandan Puspenerbad Brigjen TNI Mochamad Wachju Rijanto mengenai kondisi satuan Penerbad serta rencana dislokasi Pusdik Penerbad dan rencana pembentukan Resimen Penerbad. Lokasi Pusdik Penerbad yang baru tidak jauh dari lokasi Pusdik lama. Pertimbangan dislokasi Pusdik Penerbad di sebabkan untuk memudahkan komando pengendalian dengan resimen Penebad.
Selain meninjau Markas Pusdik Penerbad yang baru, juga dipaparkan rencana pembentukan Resimen Penerbad yang lokasinya disatukan dengan Markas Pusdik Penerbad. Usai menerima Pemaparan dari Danpuspenerbad , Kasad menerima pemaparan dari Kepala Zeni Kodam IV/Diponegoro Kolonel Czi Darwin tentang pembangunan Markas Pusdik Penerbad baru serta rencana pembangunan Markas Divisi Linud Kostrad yang lokasinya bersebelahan dengan Markas Pusdik Penerbad yang baru.
Usai penerima pemaparan dari kedua pejabat tersebut, Kasad meninjau lokasi rencana pembangunan Markas Divisi Linud Kostrad. Lokasi lahan Mako Divisi Linud Kostrad menggunakan tiga lahan milik TNI Angkatan Darat yang terdapat masing-masing tempat di area Pusdik Penerbad seluas 29,2 Ha, di Kelurahan Baru Sari seluas 1,7 Ha dan di Kelurahan Meteseh seluas 262,2 Ha.
Disamping Pembangunan Mako Divisi juga akan dibangun Rumah Dinas Panglima Divisi, Kas Divisi, dan Staf Divisi serta rumah dinas bagi personil Divisi yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana antara lain lapangan apel, lapangan tembak, lapangan halang rintang, lapangan teknis kecabangan serta fasilitas lapangan olah raga.
Dalam kunjungan kerja Kasad tersebut , Kasad menyempatkan melakukan kunjungan ke Akademi Militer Magelang untuk melaksanakan olahraga bersama dengan para Taruna Akmil dan memberikan pengarahan di hadapan para Taruna dan dan pembina di Akademi Militer Magelang.
Sumber: POS KOTA
Berbuntut, Pengadaan Boeing
4 April 2011, Jakarta -- (Kompas): Pengadaan dua pesawat Boeing 737 seri 400 oleh Tentara Nasional Indonesia masih berbuntut. Ada perbedaan persepsi antara Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat dan Kementerian Pertahanan.
Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan Kementerian Pertahanan Bonggas Silaen, pekan lalu, menjelaskan, pengadaan dua Boeing 737-400 dari PT Garuda Indonesia sudah dijelaskan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro kepada Komisi I DPR. ”Alasan Kemhan bisa diterima Komisi I,” kata Bonggas, yang hendak mengklarifikasi pemberitaan Kompas, 31 Maret lalu.
Namun, hal ini dibantah Ketua Panitia Kerja Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista), yang juga Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin, Sabtu (2/4) di Jakarta. Menurut dia, baru pada rapat dengan Sekretaris Jenderal Kemhan pada 30 Maret lalu, Komisi I memberikan klarifikasi dengan catatan, agar kesalahan prosedur itu tidak diulang lagi.
”Anggaran pembelian Boeing tersebut ada di APBN Perubahan yang baru pertengahan tahun disahkan. Tidak bersama-sama dengan gaji. Jadi, jangan diselipkan atau dibolak-balik begitu,” kata Hasanuddin.
Kemhan memberikan versinya tentang kronologi pembelian pesawat Boeing 737-400 bekas dari PT Garuda Indonesia. Berdasarkan Rapat Dengar Pendapat Kementerian Keuangan, Kemhan, dan Komisi I DPR, disepakati ada penambahan anggaran untuk pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum Alutsista TNI sebesar Rp 2 triliun. Anggaran pembelian dua pesawat Boeing 737-400 sebesar Rp 189 miliar itu kemudian masuk pagu definitif Kemhan.
Setelah menelaah rencana kerja anggaran kementerian dan lembaga (RKA/KL) itu, Kementerian Keuangan menerbitkan DIPA Kemhan Tahun 2011 tanggal 20 Desember 2010. Dalam dokumen yang diperoleh Kompas berupa sambutan Sekretaris Jenderal Kemhan pada rapat dengar pendapat 30 Maret lalu, Kemhan mengakui, dokumen Satuan 3 tentang Pagu Definitif belum ditandatangani Komisi I DPR.
Hasanuddin menyatakan, anggaran Kemhan tahun 2011 sudah tidak ada masalah. Ia mengakui, sempat ada keterlambatan dalam pembahasan karena setelah bertemu dengan pengguna, yaitu tiga matra di TNI, rupanya ada perbedaan kebutuhan dengan yang diajukan Kemhan. ”Mereka bilang, kami tidak minta ini. Itu saja atau produk dalam negeri saja yang sudah selama ini tidak terpenuhi,” kata Hasanuddin.
Dia menggarisbawahi, yang tidak boleh, anggaran pembelian pesawat itu ada di dalam APBN Perubahan yang belum disetujui Komisi I DPR.
Sumber: KOMPAS
TNI AU Bakal Miliki Simulator Super Puma
2 April 2011, Jakarta -- (MI.com): TNI Angkatan Udara segera memiliki simulator helikopter Super Puma untuk mendukung keterampilan dan keahlian penerbang-penerbang helikopter.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro di Jakarta, Jumat (1/4) mengatakan, simulator dibangun di Pangkalan Udara Atang Sendjaya, Bogor.
"Di sana kan ada dua skuadron udara helikopter yakni Skuadron Udara 6 (Super Puma) dan Skuadron Udara 8 (Puma)," katanya.
Bambang mengatakan, gedung simulator helikopter Super Puma NAS 332 di Lanud Atang Senjaya telah memasuki tahap instalasi dan finishing.
Ia menambahkan, pembangunan simulator helikopter Super Puma itu dilakukan oleh tiga pihak yakni PT Dirgantara Indonesia (perakitan), Inggris (pengerjaan sistem komputer avionik) dan Belanda (layar monitor/motion picture).
"Dengan keberadaan simulator itu keterampilan dan keahlian para penerbang dapat dipertahankan atau ditingkatkan dan jam terbang helikopter pun dapat dihemat," kata Bambang.
Tentang kelanjutan pengadaan helikopter Super Puma dari PT Dirgantara Indonesia, ia mengatakan, akan tetap dilanjutkan sesuai ketentuan kerja sama yang telah disepakati TNI Angkatan Udara dan PT DI.
"Selama periode 2010-2014, mereka akan menuntaskan tiga helikopter Super Puma yang sudah lama dikerjakan," katanya.
Sumber: MI.com
Subscribe to:
Posts (Atom)