Kelas Meko A-200 milik AL Afrika Selatan. (Foto: thyssenkrupp-marinesystems.com)
7 November 2009 -- 7 November 2009 -- Setelah pemerintah Jerman membiayai pembelian kapal selam untuk Angkatan Laut Israel, saat ini AL Israel berusaha memperoleh bantuan pembiayaan pembelian dua kapal perang kelas Meko A-200 senilai lebih dari €50 juta.
Dua kapal perang tersebut akan dilengkapi sistem teknologi canggih dan rudal yang dapat mencegat beberapa kelas kapal, kapal selam dan sasaran di darat.
Frigate anti peperangan udara buatan Jerman Meko A-200 berkemampuan siluman dapat membawa satu helikoper 10 ton atau 2 helikopter 6 ton.
Panjang kapal 119 meter dan lebar 15,8 meter diawaki 130 orang serta mampu dipacu hingga kecepatan 29 knot.
Naval-technology.com/@beritahankam
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, November 7, 2009
Pesawat Intai Maritim Rusia Tu-142M3 Jatuh
Pesawat pengintai maritim Tu-142M3. (Foto: take-off.ru)
7 November 2009 -- Pesawat pengintai maritim Tu-142M3 berisikan 11 orang dari Armada Pasifik Rusia diberitakan RIA Novosti jatuh di Selat Tatar, Timur Jauh. Penyebab jatuhnya pesawat diduga karena masalah teknis.
Pesawat dilaporkan sedang melakukan penerbangan latihan tempur sekitar pukul 21:19 waktu setempat (11:19 GMT), Jumat (6/11) sekitar 20 kilometer lepas pantai Selat Tatar yang memisahkan daratan Rusia dengan Kepulauan Sakhalin.
Pesawat dan kapal penolong menemukan pecahan pesawat dipermukaan laut di lokasi kejadian. Sedangkan para awak pesawat belum ditemukan dan dikhawatirkan tewas dalam insiden ini.
Melihat kondisi jatuhnya pesawat, diduga seluruh awak pesawat tewas. Akan tetapi, menurut sumber militer Rusia operasi penyalamatan akan terus dilanjutkan hingga harapan ditemukannya korban selamat tidak ada.
Pejabat militer memastikan badan pesawat ditemukan pada Sabtu pagi (7/11) pada kedalaman sekitar 44 meter.
Sebelumnya diberitakan Angkatan Laut Rusia akan menggunakan robot penyelamat bawah permukaan air terbaru Pantera dan Kalmar jika diperlukan untuk mencari Black box. Black box tersebut harus ditemukan sebelum 36 jam dari insiden terjadi. Karena kontruksi Black box pada pesawat yang jatuh hanya dapat menyimpan data untuk 36 jam dalam air asin.
Tu-142M3 pesawat pengintai maritim/anti kapal selam bermesin turboprop, merupakan modifikasi dari pembom strategis Tu-95 Bear.
Armada Pasifik Rusia sedikitnya menggunakan 8 Tu-142M3.
RIA Novosti/@beritahankam
7 November 2009 -- Pesawat pengintai maritim Tu-142M3 berisikan 11 orang dari Armada Pasifik Rusia diberitakan RIA Novosti jatuh di Selat Tatar, Timur Jauh. Penyebab jatuhnya pesawat diduga karena masalah teknis.
Pesawat dilaporkan sedang melakukan penerbangan latihan tempur sekitar pukul 21:19 waktu setempat (11:19 GMT), Jumat (6/11) sekitar 20 kilometer lepas pantai Selat Tatar yang memisahkan daratan Rusia dengan Kepulauan Sakhalin.
Pesawat dan kapal penolong menemukan pecahan pesawat dipermukaan laut di lokasi kejadian. Sedangkan para awak pesawat belum ditemukan dan dikhawatirkan tewas dalam insiden ini.
Melihat kondisi jatuhnya pesawat, diduga seluruh awak pesawat tewas. Akan tetapi, menurut sumber militer Rusia operasi penyalamatan akan terus dilanjutkan hingga harapan ditemukannya korban selamat tidak ada.
Pejabat militer memastikan badan pesawat ditemukan pada Sabtu pagi (7/11) pada kedalaman sekitar 44 meter.
Sebelumnya diberitakan Angkatan Laut Rusia akan menggunakan robot penyelamat bawah permukaan air terbaru Pantera dan Kalmar jika diperlukan untuk mencari Black box. Black box tersebut harus ditemukan sebelum 36 jam dari insiden terjadi. Karena kontruksi Black box pada pesawat yang jatuh hanya dapat menyimpan data untuk 36 jam dalam air asin.
Tu-142M3 pesawat pengintai maritim/anti kapal selam bermesin turboprop, merupakan modifikasi dari pembom strategis Tu-95 Bear.
Armada Pasifik Rusia sedikitnya menggunakan 8 Tu-142M3.
RIA Novosti/@beritahankam
TNI AL Amankan Dua Kapal Tak Berdokumen
Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Cendrawasih-533.
7 November 2009, Surabaya -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) mengamankan dua kapal motor yang sedang berlayar di perairan wilayah timur Indonesia tanpa dilengkapi dokumen resmi.
Kepala Dinas Penerangan Komandan Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Letkol Laut Toni Syaiful, dalam siaran persnya di Surabaya, Sabtu mengatakan, kedua kapal yang ditangkap di lokasi berbeda itu adalah KM Josua-34 dan LCT Surya Fortuna.
Ia mengungkapkan, penangkapan KM Josua itu terjadi saat Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Cendrawasih-533 dari jajaran Koarmatim melakukan patroli laut di sekitar perairan Maluku.
"Saat itu KRI Teluk Cendrawasih mendapati sebuah kapal motor yang sedang beraktivitas mencurigakan," kata Toni.
Kapal Perang Republik Indonesia Teluk Cendrawasih yang dikomandani Mayor Laut (P) Baroyo Eko Basuki mengejar kapal jenis "pumboat" bermuatan kosong itu.
Saat diperiksa, nakhoda KM Josua, Joulisan Delanoh, warga negara Indonesia, tidak bisa menunjukkan dokumen pelayaran, seperti surat izin usaha perikanan (SIUP) dan surat izin penangkatan ikan (SIPI).
Demikian halnya dengan 21 orang anak buah kapal (ABK) berbobot tujuh gross ton itu juga tidak terdapat dalam buku sijil.
"Untuk penyelidikan dan proses hukum lebih lanjut, kapal, dan ABK beserta barang bukti lainnya kami amankan di Lantamal (Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut) VIII Manado," katanya.
Sementara itu, KRI Taliwangsa (TWS) juga mengamankan LCT Surya Fortuna yang sedang berlayar di Selat Makassar.
Kapal yang sedang dalam perjalanan dari Samarinda menuju Aparpey itu tidak memiliki dokumen resmi.
"Kapal itu kini kami amankan di Lanal (Pangkalan TNI Angkatan Laut) Balikpapan untuk proses penyelidikan lebih lanjut," kata Toni menirukan Komandan KRI Taliwangsa, Kapten Laut (P) Suyadi.
Saat ditangkap, kapal yang dinakhodai Marlion, warga Negara Indonesia, dengan jumlah ABK sebanyak tujuh orang yang semuanya WNI itu mengangkut 32 unit alat berat.
ANTARAJATIM
7 November 2009, Surabaya -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) mengamankan dua kapal motor yang sedang berlayar di perairan wilayah timur Indonesia tanpa dilengkapi dokumen resmi.
Kepala Dinas Penerangan Komandan Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Letkol Laut Toni Syaiful, dalam siaran persnya di Surabaya, Sabtu mengatakan, kedua kapal yang ditangkap di lokasi berbeda itu adalah KM Josua-34 dan LCT Surya Fortuna.
Ia mengungkapkan, penangkapan KM Josua itu terjadi saat Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Cendrawasih-533 dari jajaran Koarmatim melakukan patroli laut di sekitar perairan Maluku.
"Saat itu KRI Teluk Cendrawasih mendapati sebuah kapal motor yang sedang beraktivitas mencurigakan," kata Toni.
Kapal Perang Republik Indonesia Teluk Cendrawasih yang dikomandani Mayor Laut (P) Baroyo Eko Basuki mengejar kapal jenis "pumboat" bermuatan kosong itu.
Saat diperiksa, nakhoda KM Josua, Joulisan Delanoh, warga negara Indonesia, tidak bisa menunjukkan dokumen pelayaran, seperti surat izin usaha perikanan (SIUP) dan surat izin penangkatan ikan (SIPI).
Demikian halnya dengan 21 orang anak buah kapal (ABK) berbobot tujuh gross ton itu juga tidak terdapat dalam buku sijil.
"Untuk penyelidikan dan proses hukum lebih lanjut, kapal, dan ABK beserta barang bukti lainnya kami amankan di Lantamal (Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut) VIII Manado," katanya.
Sementara itu, KRI Taliwangsa (TWS) juga mengamankan LCT Surya Fortuna yang sedang berlayar di Selat Makassar.
Kapal yang sedang dalam perjalanan dari Samarinda menuju Aparpey itu tidak memiliki dokumen resmi.
"Kapal itu kini kami amankan di Lanal (Pangkalan TNI Angkatan Laut) Balikpapan untuk proses penyelidikan lebih lanjut," kata Toni menirukan Komandan KRI Taliwangsa, Kapten Laut (P) Suyadi.
Saat ditangkap, kapal yang dinakhodai Marlion, warga Negara Indonesia, dengan jumlah ABK sebanyak tujuh orang yang semuanya WNI itu mengangkut 32 unit alat berat.
ANTARAJATIM
Malaysia Klaim Sebagian Kalimantan
Peta pulau Kalimantan. (Peta: cockatoo.com)
7 November 2009, Samarinda -- Indonesia meminta Malaysia menyelesaikan sengketa di 10 lokasi perbatasan darat di Kalimantan. Penyelesaian, yang direncanakan berlangsung pada Desember 2009, amat diperlukan. Sekitar 4.800 hektar lahan di batas-batas kedua negara diklaim secara sepihak oleh Malaysia sebagai wilayahnya.
Ini adalah juga isu yang pernah dilontarkan beberapa waktu lalu di DPR RI karena diduga kuat telah terjadi penggeseran tapal batas oleh Malaysia.
Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Departemen Pertahanan Mayor Jenderal Syafruddin Tipe mengemukakan itu saat acara ”Sosialisasi Perbatasan Indonesia-Malaysia dan Sistem Informasi Pertahanan Negara” di Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Samarinda, Jumat (6/11).
Syafruddin menyatakan, 10 lokasi batas negara bermasalah itu ada lima di Kalimantan Barat dan lima di Kalimantan Timur. Sengketa lokasi perbatasan di Kalbar menyangkut Tanjung Datu, D400, Gunung Raya, Sungai Buah, dan Batu Aum. Lima lainnya di Kaltim adalah C500-C600, B2700-B3100, Sungai Simantipal, Sungai Sinapad, dan Pulau Sebatik.
Direktur Wilayah Pertahanan Laksamana Pertama TH Soesetyo memberi salah satu masalah yang muncul. Misalnya, Malaysia meminta Sungai Sinapad (Kaltim) sebagai wilayahnya. Sesuai perjanjian pada tahun 1915 dan pengukuran bersama, Sinapad berada di selatan batas air, yang masuk wilayah Indonesia.
”Kalau permintaan Malaysia diloloskan, Indonesia kehilangan 4.800 hektar lahan,” kata Soesetyo.
Contoh lain adalah Pulau Sebatik (Kaltim). Indonesia dirugikan karena garis batas negara bergeser ke selatan. Apabila garis itu disepakati, Indonesia kehilangan 103 hektar lahan.
Perbatasan sulit dipantau
Masalah lainnya, lanjut Syafruddin, adalah sulitnya memantau keberadaan 19.328 tugu perbatasan di sepanjang 2.004 kilometer garis perbatasan. Keberadaan 56 pos penjagaan dan minimnya personel TNI belum memadai untuk menjaga kedaulatan negara.
Syafruddin mengatakan, persoalan kedaulatan negara di perbatasan menjadi salah satu prioritas program 100 hari pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. ”Kami berharap 10 masalah perbatasan di Kalimantan bisa selesai dalam perundingan,” katanya.
Perbatasan sepatutnya menjadi isu penting, lanjut Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, sebab hal itu menyangkut kedaulatan negara dan nasib warga. Perbatasan masih identik dengan daerah tertinggal, masyarakat miskin, dan bergantung secara ekonomi pada Malaysia.
Awang mencontohkan, warga di Krayan (Kabupaten Nunukan) dan Apokayan (Kabupaten Malinau) harus membayar bahan bakar minyak (BBM) Rp 25.000 per liter karena terpencil dan transportasi sulit. Program penyaluran BBM subsidi untuk menurunkan harga tidak banyak membantu warga di sana.
KOMPAS
7 November 2009, Samarinda -- Indonesia meminta Malaysia menyelesaikan sengketa di 10 lokasi perbatasan darat di Kalimantan. Penyelesaian, yang direncanakan berlangsung pada Desember 2009, amat diperlukan. Sekitar 4.800 hektar lahan di batas-batas kedua negara diklaim secara sepihak oleh Malaysia sebagai wilayahnya.
Ini adalah juga isu yang pernah dilontarkan beberapa waktu lalu di DPR RI karena diduga kuat telah terjadi penggeseran tapal batas oleh Malaysia.
Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Departemen Pertahanan Mayor Jenderal Syafruddin Tipe mengemukakan itu saat acara ”Sosialisasi Perbatasan Indonesia-Malaysia dan Sistem Informasi Pertahanan Negara” di Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Samarinda, Jumat (6/11).
Syafruddin menyatakan, 10 lokasi batas negara bermasalah itu ada lima di Kalimantan Barat dan lima di Kalimantan Timur. Sengketa lokasi perbatasan di Kalbar menyangkut Tanjung Datu, D400, Gunung Raya, Sungai Buah, dan Batu Aum. Lima lainnya di Kaltim adalah C500-C600, B2700-B3100, Sungai Simantipal, Sungai Sinapad, dan Pulau Sebatik.
Direktur Wilayah Pertahanan Laksamana Pertama TH Soesetyo memberi salah satu masalah yang muncul. Misalnya, Malaysia meminta Sungai Sinapad (Kaltim) sebagai wilayahnya. Sesuai perjanjian pada tahun 1915 dan pengukuran bersama, Sinapad berada di selatan batas air, yang masuk wilayah Indonesia.
”Kalau permintaan Malaysia diloloskan, Indonesia kehilangan 4.800 hektar lahan,” kata Soesetyo.
Contoh lain adalah Pulau Sebatik (Kaltim). Indonesia dirugikan karena garis batas negara bergeser ke selatan. Apabila garis itu disepakati, Indonesia kehilangan 103 hektar lahan.
Perbatasan sulit dipantau
Masalah lainnya, lanjut Syafruddin, adalah sulitnya memantau keberadaan 19.328 tugu perbatasan di sepanjang 2.004 kilometer garis perbatasan. Keberadaan 56 pos penjagaan dan minimnya personel TNI belum memadai untuk menjaga kedaulatan negara.
Syafruddin mengatakan, persoalan kedaulatan negara di perbatasan menjadi salah satu prioritas program 100 hari pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. ”Kami berharap 10 masalah perbatasan di Kalimantan bisa selesai dalam perundingan,” katanya.
Perbatasan sepatutnya menjadi isu penting, lanjut Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, sebab hal itu menyangkut kedaulatan negara dan nasib warga. Perbatasan masih identik dengan daerah tertinggal, masyarakat miskin, dan bergantung secara ekonomi pada Malaysia.
Awang mencontohkan, warga di Krayan (Kabupaten Nunukan) dan Apokayan (Kabupaten Malinau) harus membayar bahan bakar minyak (BBM) Rp 25.000 per liter karena terpencil dan transportasi sulit. Program penyaluran BBM subsidi untuk menurunkan harga tidak banyak membantu warga di sana.
KOMPAS
Menhan Akui Masih Banyak Masalah di Perbatasan
7 November 2009, Entikong, Kalimantan Barat -- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengakui masih banyak persoalan di wilayah perbatasan RI dengan negara lain termasuk Malaysia, mulai dari sosial ekonomi hingga infrastruktur yang belum memadai.
"Masalah perbatasan tidak hanya masalah pertahanan tetapi juga sosial ekonomi, dan kita akan tampung, pelajari untuk dicarikan solusinya, karena ini menyangkut lintas departemen," katanya, usai melakukan peninjauan ke perbatasan Entikong (Kalimantan Barat) dan Tebedu (Malaysia), Sabtu.
Terkait pertahanan negara, Purnomo mengatakan, dari panjang wilayah perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan Barat yang mencapai 1.000 kilometer ada 200 kilometer yang belum dijaga.
"Dari panjang wilayah perbatasan sekitar 1.000 kilometer, baru 800 kilometer yang telah memiliki pos penjagaan yakni sebanyak 31 pos, sedangkan 200 kilometer masih merupakan wilayah terbuka," ujarnya.
Selain itu, kondisi infrastruktur berupa jalan di sepanjang 200 kilometer itu juga belum memadai.
"Pemerintah tentu tidak akan tinggal diam, kita akan perhatikan wilayah perbatasan dengan melakukan langkah-langkah khusus seperti meningkatkan jumlah tunjangan khusus bagi prajurit-prajurit di perbatasan, perbaikan struktur gaji prajurit (renumerasi) yang akan segera direalisasikan pada 2010," tutur Purnomo.
Ia menambahkan, terkait tunjangan khusus bagi prajurit di perbatasan dan pulau-pulau terluar akan segera diselesaikan dan ditetapkan melalui Peraturan Presiden. Namun, besaran tunjangan khusus itu masih dalam pembahasan.
Wilayah perbatasan Kalimantan Barat memiliki panjang 1.020,8 kilometer, melingkupi lima kabupaten, 15 kecamatan dan 116 desa. Wilayah yang dihuni 165.915 jiwa itu memiliki topografi medan yang sulit, berbukit-bukit dan bergunung-gunung.
Sebagian besar penduduk bermata pencaharian bertani, kebun, buruh dan nelayan. Infrastruktur yang masih kurang memadai mengakibatkan kesenjangan pembangunan yang berujung pada kondisi sosial ekonomi yang kurang memadai pula.
Dalam kunjungan kerja itu Menteri Pertahanan didampingi Kasum TNI Laksamana Muda TNI Didik Heru Purnomo, Dirjen Potensi Pertahanan Departemen Pertahanan Budi Susilo Supandji, Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen TNI Supiadin dan Asisten Teritorial Panglima TNI Mayjen TNI Suprapto.
ANTARA News
Tiga Kepala Staf Angkatan Diganti
7 November 2009, Jakarta -- Tiga kepala staf angkatan TNI yakni Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Laut dan Kepala Staf Angkatan Udara diganti dan dijadwalkan dilantik pada Senin (9/11) oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Sabtu mengatakan, penggantian ketiga kepala staf angkatan telah lama dipersiapkan dan merupakan kegiatan rutin.
Jabatan Kepala Staf Angkatan Darat diserahkan dari Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo kepada Letjen TNI George Toisutta, yang kini menjabat sebagai Pangkostrad.
Jabatan Kepala Staf Angkatan Laut akan diserahkan dari Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno kepada Laksamana Madya TNI Agus Suhartono yang kini menjabat sebagai Irjen Departemen Pertahanan.
Jabatan Kepala Staf Angkatan Udara akan diserahkan dari Marsekal TNI Subandrio kepada Marsekal Madya Imam Sufaat yang kini menjabat sebagai Panglima Komando Operasi Angkatan Udara I.
TNI AL: Pergantian KSAL Bukan Hal yang Luar Biasa
TNI AL membenarkan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Tedjo Edhie Pudijatno akan digantikan Laksamana Madya Agus Suhartono (Irjen Dephan) tidak dilakukan secara mendadak. Pergantian adalah hal yang rutin dilakukan.
"Oh tidak (mendadak) di TNI AL pergantian KSAL adalah yang rutin dilakukan. Pergantian KSAL tidak hal yang luar biasa. Apalagi tiga-tiganya (KSAD, KSAU, KSAL) juga diganti," ujar Kadispen TNI AL Laksamana Pertama Iskandar Sitompul saat dihubungi detikcom, Sabtu (7/11/2009).
TNI AU: Imam Sufaat Senin Jadi Wakasau, Kamis Sertijab KSAU
Dari pergantian 3 unsur kepala staf TNI, pengangkatan Marsekal Muda Imam Sufaat menggantikan Marsekal Subandrio sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) terbilang istimewa. Karena, saat ini Panglima Komando Operasi (Pangkoops) I TNI AU baru menyandang bintang dua di pundaknya.
Namun, Imam sudah mengantongi SKEP sebagai Wakil KSAU dengan pangkat Marsekal Madya.
"Saat ini, beliau menjabat sebagai Pangkoops AU I. Tapi sudah ada keputusan jadi Wakasau. Sehingga Senin itu sudah menjadi marsekal madya," ujar Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Bambang Sulistyo ketika dikonfirmasi detikcom, Sabtu (7/11/2009).
Menurut Bambang, hal ini bukan sesuatu yang luar biasa dan sudah pernah terjadi sebelumnya.
"Ini kebutuhan organisasi saja. Tidak ada yang luar biasa soal pergantian, ini memang sudah direncanakan. Serah terima KSAU akan digelar hari Kamis," jelas dia.
Marsda TNI Imam Sufaat dilahirkan di Wates, Yogyakarta, 27 Januari 1955. Imam menjadi Pangkoopau I menggantikan seniornya Marsda TNI Erry Biatmoko.
Ia mendaftar Taruna AAU pada 1973 dan lulus tahun 1977.
Imam masuk Sekbang Angkatan XXIV menjadi penerbang dan menerima trophy sebagai lulusan terbaik. Setelah lulus, Imam dijuruskan sebagai Penerbang Tempur dan ditugaskan ke Skadron Udara 3. Total jam terbang sampai dengan saat ini sekitar 4.850 jam terbang dengan tipe pesawat T 34 C, T 34 A, L 29, T41 D, AS 202 Bravo, T33, F 5 E/F, Hawk MK 53, Hawk 100, dan Air Macci 336.
Jabatan yang pernah ia emban di Skadron operasi mulai dari Perwira Penerbang, Element Leader, Komandan Flight, dan terakhir sebagai Dan Skadik 103/Dan Skad 15. Pada tahun 1997-1998 ia dipercaya sebagai Atase Udara di London. Tahun 1999-2000 sebagai Wadan Lanud Pekanbaru. Tahun 2001 sampai dengan 2002 menjadi Dan Lanud Supadio Pontianak, Dan Lanud Iswahyudi, Waasops Kasum TNI, Gubernur AAU, dan kini Panglima Koopsau I.
ANTARA News/detikNews
Friday, November 6, 2009
Korea Selatan Jual IFV K-21 dan Black Fox Ke AD Malaysia
IFV (Infantry Fighting Vechile) K21. (Foto: ADD)
6 November 2009 -- Korea Selatan akan menjual IFV (Infantry Fighting Vechile) K21 dan kendaraan lapis baja Black Fox ke Angkatan Darat Malaysia.
Pembicaraan antara Pemerintah Malaysia dan perusahaan kendaraan militer Korea Doosan DST sedang dilakukan.
Doosan DST telah menjual 111 IFV buatan Korea ke AD Malaysia antara 1993 dan 1995.
IFV K-21
IFV K-21 pertama kali ditampilkan ke publik 29 Juni 2009, setelah melakukan riset dan pengembangan (R&D) selama 8 tahun.
Pengembangan K-21 dipimpin oleh Agency for Defense Development (ADD) bersama 11 perusahaan pertahanan lokal dipimpin oleh Doosan Infracore. Investasi yang dibenamkan dalam R&D senilai 97 juta dolar.
IFV K-21 saat dipamerkan di Seoul Air Show 2007. (Foto: DID)
K-21 berbobot 25 ton, dapat membawa 9 prajurit bersenjata lengkap dan 3 orang awak. K-21 dilengkapi mesin 750 HP dapat dipacu hingga 70 km/jam pada jalan aspal dan 40 km/jam pada jalan tak beraspal.
K-21 mampu menyebrangi sungai pada kecepatan 7,8 km/jam dengan bantuan sistem water jet propulsion.
Persenjataan utama satu meriam anti pesawat terbang 40 mm dapat menembakan 300 putaran permenit dan dipercaya mampu mengenai sasaran udara sejauh 7 km, serta satu senapan mesin 7,62 mm. Dapat juga dilengkapi dengan rudal anti tank buatan Korea, mampu mengenai kendaraan lawan sejauh 3 km.
K-21 mampu melakukan suatu misi pada siang ataupun malam hari.
Black Fox
Black Fox kendaraan lapis baja beroda, terdiri dari dua varian 6x6 dan 8x8 dikembangkan oleh Doosan Infracore, membawa 12 penumpang termasuk awak.
Seluruh bagian Black Fox dilindungi serta mampu dipacu cepat pada jalan raya dengan jarak jelajah jauh.
Black Fox dapat dibawa seukuran pesawat angkut C-130 Hercules, peralatan yang dipasang tergantung misi yang diemban.
Army-technology.com/@beritahankam
6 November 2009 -- Korea Selatan akan menjual IFV (Infantry Fighting Vechile) K21 dan kendaraan lapis baja Black Fox ke Angkatan Darat Malaysia.
Pembicaraan antara Pemerintah Malaysia dan perusahaan kendaraan militer Korea Doosan DST sedang dilakukan.
Doosan DST telah menjual 111 IFV buatan Korea ke AD Malaysia antara 1993 dan 1995.
IFV K-21
IFV K-21 pertama kali ditampilkan ke publik 29 Juni 2009, setelah melakukan riset dan pengembangan (R&D) selama 8 tahun.
Pengembangan K-21 dipimpin oleh Agency for Defense Development (ADD) bersama 11 perusahaan pertahanan lokal dipimpin oleh Doosan Infracore. Investasi yang dibenamkan dalam R&D senilai 97 juta dolar.
IFV K-21 saat dipamerkan di Seoul Air Show 2007. (Foto: DID)
K-21 berbobot 25 ton, dapat membawa 9 prajurit bersenjata lengkap dan 3 orang awak. K-21 dilengkapi mesin 750 HP dapat dipacu hingga 70 km/jam pada jalan aspal dan 40 km/jam pada jalan tak beraspal.
K-21 mampu menyebrangi sungai pada kecepatan 7,8 km/jam dengan bantuan sistem water jet propulsion.
Persenjataan utama satu meriam anti pesawat terbang 40 mm dapat menembakan 300 putaran permenit dan dipercaya mampu mengenai sasaran udara sejauh 7 km, serta satu senapan mesin 7,62 mm. Dapat juga dilengkapi dengan rudal anti tank buatan Korea, mampu mengenai kendaraan lawan sejauh 3 km.
K-21 mampu melakukan suatu misi pada siang ataupun malam hari.
Black Fox
Black Fox kendaraan lapis baja beroda, terdiri dari dua varian 6x6 dan 8x8 dikembangkan oleh Doosan Infracore, membawa 12 penumpang termasuk awak.
Seluruh bagian Black Fox dilindungi serta mampu dipacu cepat pada jalan raya dengan jarak jelajah jauh.
Black Fox dapat dibawa seukuran pesawat angkut C-130 Hercules, peralatan yang dipasang tergantung misi yang diemban.
Army-technology.com/@beritahankam
TNI Dukung Pemberantasan Mafia Hukum
6 November 2009, Jakarta -- Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso menyatakan pihaknya mendukung gerakan antimafia hukum sebagai bagian dari menciptakan pemerintahan yang bersih.
"Saya akan tekankan pada jajaran untuk tidak melanggar ketentuan hukum yang berlaku, tidak menjadi makelar atau mafia hukum. Itu sebagai bentuk dukungan TNI," katanya di Mabes TNI di Jakarta, Jumat (6/11).
Djoko menjelaskan, sesuai UU No.34/2004, TNI memiliki tugas pokok baik operasi militer maupun operasi militer selain perang. Dalam kerangka operasi militer selain perang, TNI dapat berperan untuk membantu dan mengawal kebijakan pemerintah, termasuk dalam gerakan antimafia hukum. Selain antimmafia hukum, TNI juga mendukung program 100 hari pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono seperti pemberantasan terorisme dan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam.
"Itu antara lain, program pokok 100 hari pemerintahan baru yang berkaitan dengan TNI. Dan kita telah siap untuk meningkatkan kemampuan kami sesuai kewenangan dan anggaran yang diberikan kepada TNI," ujar Panglima TNI.
Presiden Yudhoyono menetapkan pemberantasan mafia hukum sebagai salah satu dari 15 program pilihan yang akan dilakukan pemerintah dalam 100 hari pertama pemerintahannya. Mafia hukum yang dimaksud adalah mereka yang melakukan berbagai kegiatan yang merugikan, misalnya makelar kasus, suap-menyuap, pemerasan, jual-beli perkara, mengancam saksi, mengancam pihak-pihak lain, pungutan-pungutan yang tidak semestinya, dan sebagainya.
Di samping merusak rasa keadilan dan kepastian hukum, juga menimbulkan kerugian material bagi mereka yang menjadi korban dan mendatangkan keuntungan yang tidak halal, yang tidak legal, bagi mereka yang menjalankan kegiatan mafia itu.
MEDIA INDONESIA
TNI Tingkatkan Pengamanan di Wilayah Sengketa RI-RDTL
6 November 2009, Mataram -- Mataram - Satuan TNI tatap meningkatkan pengamanan di wilayah sengketa Republik Indonesia (RI) dengan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) hingga penyelesaian batas negara pada titik tertentu diselesaikan.
Panglima Kodam IX/Udayana Mayjen TNI Hotmangaradja Pandjaitan mengemukakan hal itu di Mataram, Kamis, ketika mengomentari situasi terakhir di kawasan perbatasan RI-RDTL yang tengah dijaga pasukan organik Kodam IX/Udayana.
"Dimana-mana wilayah sengketa ya...ada kerawanan gangguan keamanan sehingga pengamananya ditingkatkan," ujarnya usai memimpin upacara serah terima jabatan Danrem 162/Wira Bhakti dari Kolonel Inf AY Purwoko Bhakti kepada pejabat baru Kolonel Inf Robby Win Kadir.
Mayjen Pandjaitan mengatakan, pasukan TNI yang bertugas mengamankan keadulatan NKRI di lapangan tetap berpatokan pada batas negera sementara yang disepakati kedua negara yang berseberangan.
Jika mencuat permasalahan segera dilaporkan ke pimpinan atas untuk disikapi sambil menunggu penyelesaian batas negara pada titik-titik tertentu itu.
"Sejauh ini masalah itu dibahas di tingkat atas dan terus diupayakan penyelesaiannya pada level antarnegara, tetapi sejauh ini kondisi keamanan tetap terkendali," ujarnya.
Diakuinya, beberapa segmen kawasan perbatasan RI-RDTL yang masih disengketakan yakni perbatasan Noel Besi/Citrana seluas 1.009 hektare antara Kabupaten Kupang dan Distrik Oecuse.
Di lokasi itu, Timor Leste menempatkan 21 kepala keluarga dan mengklaim wilayah itu sebagai bagian dari wilayahnya, sementara warga Desa Oepoli, Kabupaten Kupang, mengklaim wilayah itu bagian dari Indonesia.
Wilayah lain yang masih disengketakan yakni Dilumi/Memo seluas 37 hektar di perbatasan Kabupaten Belu, Segmen Bijael Sunan-Oben seluas 141 hektar di Kabupaten Timor Tengah Utara, makam leluhur masyarakat Dahala, Tasifeto Timur, irigasi sungai Mota Malibaka.
Segmen bermasalah lainnya yakni perkebunan kopi warga Desa Henes, dimana patok batas wilayah Timor Leste diatas tanah warga Laktutus, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu. NTT, seluas 30.000 meter persegi milik warga Desa Alas, Kecamatan Kobalima.
Juga adanya penempatan patok garis batas dengan mengambil alih tanah warga seluas 19 hektar di Aikakar, Desa Alas, Kecamatan Kobalima.
Dengan demikian, kini masih terdapat lima segmen yang disengketakan RI-RDTL, karena kedua negara memiliki dokumen yang berbeda.
Khusus wilayah sengketa yang terletak di Noelbesi/Citrana, sulit diselesaikan karena alur sungai yang sering berpindah-pindah pada saat musim hujan. Padahal, batas wilayah negara disepakati pada sungai terdalam alur air.
DEPHAN RI
Pameran Dirgantara TNI AD di Lanud A. Yani
Sejumlah pelajar berjalan didekat deretan helikopter yang dipamerkan pada "Pameran Dirgantara TNI AD", di Pangkalan Udara A Yani, di Semarang, Jateng, Jumat (6/11). Pameran yang menampilkan berbagai jenis helikopter milik TNI AD itu digelar dalam rangka memperingati HUT ke-50 Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad). (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/ss/hp/09)
6 November 2009, Semarang -- Sebanyak 20 helikopter milik TNI Angkatan Darat akan dipamerkan dalam ”Pameran Dirgantara TNI AD” di Pangkalan Udara A Yani, 6-8 November.
Heli tersebut diantaranya jenis terbaru dan tercanggih milik TNI AD, MI 35, dan MI 17. Selain itu sejumlah heli milik TNI AD lainnya, seperti Huges 300, Colibri, BO 105, Bell 205 A1, Bell 412, heli milik Polri dan Cassa 212 juga akan meramaikan pameran.
Tak hanya heli, pameran yang digelar dalam rangka memperingati HUT Ke-50 Penerbad tersebut juga akan dimeriahkan dengan berbagai atraksi terbang oleh prajurit TNI AD, aksi aeromodeling, hiburan dari Ken Arok serta stan dari berbagai instansi.
Sejumlah siswa mendengarkan penjelasan dari petugas tentang kemampuan helikopter jenis Bolcow 105 buatan Jerman.. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/ss/hp/09)
Direktur Pembinaan Kecabangan Penerbad yang juga selaku ketua panitia, Kolonel Inf Priyo Jatmiko mengungkapkan, pameran dirgantara itu merupakan pameran alat utama sistem senjata (alusista) pertama yang dibuka untuk umum dan gratis.
”Pameran ini digelar untuk menciptakan kemanunggalan TNI-rakyat serta untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap bela negara,” jelasnya.
Selain itu, menurutnya diharapkan dengan pameran tersebut diharapkan masyarakat tahu tentang peralatan yang dimiliki Penerbad. Selain itu, berbagai stan yang digelar akan dapat mempermudah generasi muda yang mengunjunginya mengorek informasi tentang pola-pola dan cara perekrutan pendidikan militer.
Stan Pemotretan
”Dari stan yang kami buka, para generasi muda dapat dengan mudah mengakses informasi yang dibutuhkan jika tertarik untuk mendaftarkan diri ke Akademi Militer. Ini juga merupakan salah satu cara kami menyiapkan generasi penerus prajurit TNI AD yang berkualitas,”jelasnya.
Yang menarik, dalam pameran tersebut panitia juga menyediakan stan pemotretan jika pengunjung ingin berfoto dengan heli lengkap dengan asesoris pakaian pilot.
Sementara itu, pameran yang akan dibuka oleh Danpus Penerbad, Brigjend TNI Nabris Haska, akan ditandai dengan pelepasan balon berhadiah. Di dalam salah satu balon tersebut terdapat kupon yang berisi doorprize berupa televisi 21 inci.
”Bagi masyarakat yang beruntung mendapatkan balon berhadiah tersebut dapat membawa pulang hadiah TV,” jelasnya.
SUARA MERDEKA
6 November 2009, Semarang -- Sebanyak 20 helikopter milik TNI Angkatan Darat akan dipamerkan dalam ”Pameran Dirgantara TNI AD” di Pangkalan Udara A Yani, 6-8 November.
Heli tersebut diantaranya jenis terbaru dan tercanggih milik TNI AD, MI 35, dan MI 17. Selain itu sejumlah heli milik TNI AD lainnya, seperti Huges 300, Colibri, BO 105, Bell 205 A1, Bell 412, heli milik Polri dan Cassa 212 juga akan meramaikan pameran.
Tak hanya heli, pameran yang digelar dalam rangka memperingati HUT Ke-50 Penerbad tersebut juga akan dimeriahkan dengan berbagai atraksi terbang oleh prajurit TNI AD, aksi aeromodeling, hiburan dari Ken Arok serta stan dari berbagai instansi.
Sejumlah siswa mendengarkan penjelasan dari petugas tentang kemampuan helikopter jenis Bolcow 105 buatan Jerman.. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/ss/hp/09)
Direktur Pembinaan Kecabangan Penerbad yang juga selaku ketua panitia, Kolonel Inf Priyo Jatmiko mengungkapkan, pameran dirgantara itu merupakan pameran alat utama sistem senjata (alusista) pertama yang dibuka untuk umum dan gratis.
”Pameran ini digelar untuk menciptakan kemanunggalan TNI-rakyat serta untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap bela negara,” jelasnya.
Selain itu, menurutnya diharapkan dengan pameran tersebut diharapkan masyarakat tahu tentang peralatan yang dimiliki Penerbad. Selain itu, berbagai stan yang digelar akan dapat mempermudah generasi muda yang mengunjunginya mengorek informasi tentang pola-pola dan cara perekrutan pendidikan militer.
Stan Pemotretan
”Dari stan yang kami buka, para generasi muda dapat dengan mudah mengakses informasi yang dibutuhkan jika tertarik untuk mendaftarkan diri ke Akademi Militer. Ini juga merupakan salah satu cara kami menyiapkan generasi penerus prajurit TNI AD yang berkualitas,”jelasnya.
Yang menarik, dalam pameran tersebut panitia juga menyediakan stan pemotretan jika pengunjung ingin berfoto dengan heli lengkap dengan asesoris pakaian pilot.
Sementara itu, pameran yang akan dibuka oleh Danpus Penerbad, Brigjend TNI Nabris Haska, akan ditandai dengan pelepasan balon berhadiah. Di dalam salah satu balon tersebut terdapat kupon yang berisi doorprize berupa televisi 21 inci.
”Bagi masyarakat yang beruntung mendapatkan balon berhadiah tersebut dapat membawa pulang hadiah TV,” jelasnya.
SUARA MERDEKA
KRI Taliwangsa Tangkap Kapal Tanpa Dokumen
KRI Taliwangsa. (Foto: TNI AL)
5 November 2009, Surabaya - Kapal Perang TNI Angkatan Laut KRI Taliwangsa (TWS) dari jajaran unsur Patroli Keamanan Laut Lantamal X Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) menangkap Kapal LCT Surya Fortuna. Kapal itu diamankan di Selat Makassar, Selasa (3/11/2009) lalu.
"Memang benar, ketika dilakukan pemeriksaan kapal yang memuat alat berat tidak memiliki dokumen apapun. Ini jelas melakukan pelanggaran, karena setiap kapal yang berlayar harus dilengkapi dengan dokumen," kata Komandan KRI Taliwangsa Kapten Laut (P) Suyadi dalam rilisnya yang diterima detiksurabaya.com, Jumat (6/11/2009).
Kapal yang berlayar dari Samarinda menuju Aparpey dikawal menuju ke Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Balikpapan untuk proses penyidikan dan hukum lebih lanjut.
Kapal yang diamankan itu di nahkodai Marlion yang Warga Negara Indonesia. Kapal itu memiliki bobot 181 GT dengan jumlah ABK sebanyak 7 orang yang semuanya WNI. Ketika diamankan kapal memuat 32 alat berat.
detikSurabaya
5 November 2009, Surabaya - Kapal Perang TNI Angkatan Laut KRI Taliwangsa (TWS) dari jajaran unsur Patroli Keamanan Laut Lantamal X Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) menangkap Kapal LCT Surya Fortuna. Kapal itu diamankan di Selat Makassar, Selasa (3/11/2009) lalu.
"Memang benar, ketika dilakukan pemeriksaan kapal yang memuat alat berat tidak memiliki dokumen apapun. Ini jelas melakukan pelanggaran, karena setiap kapal yang berlayar harus dilengkapi dengan dokumen," kata Komandan KRI Taliwangsa Kapten Laut (P) Suyadi dalam rilisnya yang diterima detiksurabaya.com, Jumat (6/11/2009).
Kapal yang berlayar dari Samarinda menuju Aparpey dikawal menuju ke Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Balikpapan untuk proses penyidikan dan hukum lebih lanjut.
Kapal yang diamankan itu di nahkodai Marlion yang Warga Negara Indonesia. Kapal itu memiliki bobot 181 GT dengan jumlah ABK sebanyak 7 orang yang semuanya WNI. Ketika diamankan kapal memuat 32 alat berat.
detikSurabaya
“Air Top Gunner” Capai 1000 Jam Terbang F-16
Komandan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI Bambang Samoedro, S.Sos, menyiramkan air kembang kepada Kapten Pnb Bambang “Bramble” Aprianto sesaat setelah mencapai 1000 jam terbang menggunakan pesawat tempur F-16/Fighting Falcon, Kamis (5/11). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)
5 November 2009, Madiun -- Kembali Lanud Iswahjudi yang saat ini dikomandani Marsma TNI Bambang Samoedro, S.Sos berhasil mengukir prestasi yang membanggakan. Salah satu penerbang mudanya telah berhasil mencapai 1000 jam terbang. Penerbang muda dengan call sign “Bramble” yang telah menyandang gelar “Air Top Gunner” tersebut adalah Kapten Pnb Bambang Aprianto. Dengan telah dicapainya 1000 jam terbang, merupakan bukti keseriusan “Bramble” dalam mengabdikan diri kepada bangsa dan negara melalui Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi dengan menggunakan pesawat tempur F-16/Fighting Falcon, Kamis (5/11).
Prestasi 1000 jam terbang tersebut dicapai Kapten Pnb Bambang “Bramble” Aprianto, dengan menggunakan pesawat F-16/Fighting Falcon dengan nomor registrasi TS-1605 saat terbang rutin di Area Training Lanud Iswahjudi, diatas ketinggian 8.000 sampai 25.000 feet, dengan kecepatan 150-450 knots.
Keberhasilan tersebut ditandai dengan upacara tradisi berupa penyiraman air kembang oleh Komandan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI Bambang Samoedro, S.Sos., yang disaksikan oleh Komandan Wing 3, para Kepala Dinas, Dan Skadron Udara 3 dan para pejabat Lanud Iswahjudi serta para penerbang lainnya.
Sebelum mencapai 1000 jam terbang, Kapten Pnb Bambang juga mendapat predikat sebagai “Air Top Gunner” saat latihan penembakan “Air To Ground” di Pulung, ponorogo. Sebagai wujud perhatian dari Komandan Lanud Iswahjudi kepada Kapten Pnb Bambang diberikan hadiah sebuah sepeda gunung sebagai sarana untuk berolah raga dan meningkatkan kesemaptaan jasmani
Putra dari pasangan Bapak Sunardi dan Ibu Darmini ini merupakan Element Leader di Skadron Udara 3 merupakan alumni SMA Negeri 1 Purwokerto, adalah lulusan Sekbang angkatan 66 dan lulusan AAU tahun 2005.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
5 November 2009, Madiun -- Kembali Lanud Iswahjudi yang saat ini dikomandani Marsma TNI Bambang Samoedro, S.Sos berhasil mengukir prestasi yang membanggakan. Salah satu penerbang mudanya telah berhasil mencapai 1000 jam terbang. Penerbang muda dengan call sign “Bramble” yang telah menyandang gelar “Air Top Gunner” tersebut adalah Kapten Pnb Bambang Aprianto. Dengan telah dicapainya 1000 jam terbang, merupakan bukti keseriusan “Bramble” dalam mengabdikan diri kepada bangsa dan negara melalui Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi dengan menggunakan pesawat tempur F-16/Fighting Falcon, Kamis (5/11).
Prestasi 1000 jam terbang tersebut dicapai Kapten Pnb Bambang “Bramble” Aprianto, dengan menggunakan pesawat F-16/Fighting Falcon dengan nomor registrasi TS-1605 saat terbang rutin di Area Training Lanud Iswahjudi, diatas ketinggian 8.000 sampai 25.000 feet, dengan kecepatan 150-450 knots.
Keberhasilan tersebut ditandai dengan upacara tradisi berupa penyiraman air kembang oleh Komandan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI Bambang Samoedro, S.Sos., yang disaksikan oleh Komandan Wing 3, para Kepala Dinas, Dan Skadron Udara 3 dan para pejabat Lanud Iswahjudi serta para penerbang lainnya.
Sebelum mencapai 1000 jam terbang, Kapten Pnb Bambang juga mendapat predikat sebagai “Air Top Gunner” saat latihan penembakan “Air To Ground” di Pulung, ponorogo. Sebagai wujud perhatian dari Komandan Lanud Iswahjudi kepada Kapten Pnb Bambang diberikan hadiah sebuah sepeda gunung sebagai sarana untuk berolah raga dan meningkatkan kesemaptaan jasmani
Putra dari pasangan Bapak Sunardi dan Ibu Darmini ini merupakan Element Leader di Skadron Udara 3 merupakan alumni SMA Negeri 1 Purwokerto, adalah lulusan Sekbang angkatan 66 dan lulusan AAU tahun 2005.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
Satgas TNI Di Lebanon Masuki Musim Dingin
Menghadapi kondisi ini, para prajurit TNI kembali menggunakan peralatan musim dinginnya seperti jaket, overcoat, long john, sepatu musim dingin dan sarung tangan yang selama musim panas tidak dikenakan. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
6 November 2009, Lebanon -- Musim dingin kembali memasuki wilayah Lebanon Selatan yang merupakan daerah operasi Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C/Unifil (Indobatt/Indonesian Battalon), yang bermarkas di UN POSN 7-1 Soekarno Base, Adshit al Qusayr.
Pergantian musim panas ke musim dingin ditandai dengan percepatan waktu satu jam lebih awal dari waktu sebelumnya, sehingga selisih waktu dengan Indonesia yang semula lebih lambat 4 jam kini menjadi 5 jam.
Kondisi seperti ini sebelumnya jelas tidak dialami prajurit-prajurit TNI di Indonesia yang hanya mengenal dua musim, kemarau dan hujan, sedangkan di Lebanon mengalami empat musim, yaitu panas, gugur dingin dan semi. Perubahan ini menyebabkan waktu gelap di musim dingin lebih panjang di bandingkan dengan waktu di musim panas yang justru sebaliknya dimana waktu terangnya menjadi lebih panjang.
Perubahan musim ini juga berdampak terhadap jadwal kegiatan operasional Satgas, serta pelaksanaan aktivitas para prajurit TNI di lapangan. Keadaan ini pun dialami oleh masyarakat setempat, dimana pada saat musim panas mereka lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah namun di waktu musim dingin mereka lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam ruangan.
Para prajurit tetap bersemangat menjaga perbatasan Libanon-Israel. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Hawa dingin yang sangat menusuk tulang tidak menyurutkan para prajurit TNI untuk melakukan patroli. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Kondisi seperti ini sebelumnya tidak dialami oleh prajurit-prajurit TNI di Indonesia yang hanya mengenal dua musim, hujan dan kemarau. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Perubahan musim yang terjadi di daerah operasi Unifil tentunya tidak boleh melengahkan kesiapsiagaan para Indonesian Peace Keeper yang memiliki tanggung jawab untuk memelihara perdamaian di Lebanon Selatan sesuai Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1701.
Hampir setiap hari prajurit TNI di Lebanon bertugas di bawah guyuran hujan dan hawa dingin yang sangat menusuk tulang, namun inilah tantangan yang harus dihadapi untuk tetap menjaga stabilitas keamanan di daerah operasi yang dipertanggungjawabkan.
Menghadapi kondisi ini, para prajurit TNI kembali menggunakan peralatan musim dinginnya seperti jaket, overcoat, long john, sepatu musim dingin dan sarung tangan yang selama musim panas mereka masukkan ke dalam kotak.
Musim dingin di Lebanon akan berlangsung selama hampir 6 bulan, namun musim dingin kali ini hanya akan dialami oleh Satgas Konga XXIII-C/Unifil selama 1 bulan, karena di akhir bulan ini mereka akan kembali ke tanah air digantikan oleh Satgas berikutnya.
Puspen/POS KOTA
6 November 2009, Lebanon -- Musim dingin kembali memasuki wilayah Lebanon Selatan yang merupakan daerah operasi Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C/Unifil (Indobatt/Indonesian Battalon), yang bermarkas di UN POSN 7-1 Soekarno Base, Adshit al Qusayr.
Pergantian musim panas ke musim dingin ditandai dengan percepatan waktu satu jam lebih awal dari waktu sebelumnya, sehingga selisih waktu dengan Indonesia yang semula lebih lambat 4 jam kini menjadi 5 jam.
Kondisi seperti ini sebelumnya jelas tidak dialami prajurit-prajurit TNI di Indonesia yang hanya mengenal dua musim, kemarau dan hujan, sedangkan di Lebanon mengalami empat musim, yaitu panas, gugur dingin dan semi. Perubahan ini menyebabkan waktu gelap di musim dingin lebih panjang di bandingkan dengan waktu di musim panas yang justru sebaliknya dimana waktu terangnya menjadi lebih panjang.
Perubahan musim ini juga berdampak terhadap jadwal kegiatan operasional Satgas, serta pelaksanaan aktivitas para prajurit TNI di lapangan. Keadaan ini pun dialami oleh masyarakat setempat, dimana pada saat musim panas mereka lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah namun di waktu musim dingin mereka lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam ruangan.
Para prajurit tetap bersemangat menjaga perbatasan Libanon-Israel. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Hawa dingin yang sangat menusuk tulang tidak menyurutkan para prajurit TNI untuk melakukan patroli. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Kondisi seperti ini sebelumnya tidak dialami oleh prajurit-prajurit TNI di Indonesia yang hanya mengenal dua musim, hujan dan kemarau. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Perubahan musim yang terjadi di daerah operasi Unifil tentunya tidak boleh melengahkan kesiapsiagaan para Indonesian Peace Keeper yang memiliki tanggung jawab untuk memelihara perdamaian di Lebanon Selatan sesuai Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1701.
Hampir setiap hari prajurit TNI di Lebanon bertugas di bawah guyuran hujan dan hawa dingin yang sangat menusuk tulang, namun inilah tantangan yang harus dihadapi untuk tetap menjaga stabilitas keamanan di daerah operasi yang dipertanggungjawabkan.
Menghadapi kondisi ini, para prajurit TNI kembali menggunakan peralatan musim dinginnya seperti jaket, overcoat, long john, sepatu musim dingin dan sarung tangan yang selama musim panas mereka masukkan ke dalam kotak.
Musim dingin di Lebanon akan berlangsung selama hampir 6 bulan, namun musim dingin kali ini hanya akan dialami oleh Satgas Konga XXIII-C/Unifil selama 1 bulan, karena di akhir bulan ini mereka akan kembali ke tanah air digantikan oleh Satgas berikutnya.
Puspen/POS KOTA
Latma Camar Indopura Ke-17 Ditutup
5 November 2009, Balikpapan -- Setelah menyelesaikan latihan selama 2 hari, “Camar Indopura Ke-17” hari ini (5/11) ditutup. Acara diawali briefing secara intern antara kedua belah pihak dilanjutkan dengan penerbangan sortie 2 mulai pukul 09.00 berakhir pukul 11.00 melanjutjutkan sortie 1 kemarin.
Untuk strategi pengintaian maritim kali ini lebih mengutamakan komunikasi antara kedua Negara yang berbatasan, dan melakukan tindakan lanjutan jika menemukan sasaran terutama di alur kepulauan Indonesia (ALKI) II yang berada di sekitar selat Makasar.
AU Singapura mengirimkan Fokker-50MP.
Untuk acara penutupannya sendiri dilakukan secara sederhana, yakni hanya melakukan foto bersama begitu pesawat landing antara pihak RSAF dengan TNI-AU di base ops lanud Balikpapan.
Hadir pada acara penutupan KOLONEL Pnb Supriyanto Basuki dari TNI-AU dan LTC Mike Bogaars dari RSAF selaku exercise director dari masing-masing pihak diikuti seluruh aircrew TNI-AU dan RSAF maupun Perwira Lanud Balikpapan selaku tuan rumah yang ditandai dengan foto bersama.
PENTAK LANUD BALIKPAPAN
Kasad: Uang Lauk Pauk TNI Naik Rp5 Ribu
Prajurit raider Kodam Iskandar Muda. (Foto: ANTARA)
5 November 2009, Bandung -- Kepala Satuan Angkatan Darat (Kasad) Jendral TNI Agustadi Sasongko Purnomo menyebutkan untuk tahun 2010 uang lauk pauk bagi anggota TNI angkatan Darat akan naik.
"Perharinya mereka akan menerima uang lauk pauk Rp 40 ribu yang sebelumnya Rp35 ribu," katanya di Bandung, Kamis.
Kenaikan tersebut sudah disetujui oleh pemerintah. Uang lauk pauk ini diupayakan untuk membeli jenis-jenis lauk pauk.
"Saya sudah dengar kenaikan harga ini sudah disetujui pemerintah. Uang lauk pauk ini untuk beli ayam, daging, dan juga telur dan kita berharap agar kesejahteraan prajurit terus meningkat," ujarnya.
Selain itu, lanjut Agustadi, TNI AD juga akan terus membangun perumahan baru untuk para anggotanya. Namun, saat ini baru 10 persen prajurit yang mempunyai rumah sendiri dengan cara kredit.
"Masih ada 90 persen anggota TNI yang masih belum memiliki rumah. Karena itu, pihaknya akan terus membangun perumahan bagi prajurit," katanya.
Sementara itu, pihaknya juga mempunyai tabungan wajib perumahan. Sehingga, lanjutnya, prajurit bisa mencicil rumah selama 15 tahun.
"Hal tersebut diperuntukan kepada prajurit yang telah mengemban tugas selama 5 tahun. Negara juga telah memberikan kredit untuk uang muka sebesar Rp14 juta," ujarnya.
Lebih jauh dia menambahkan, loksi pembangunan rumah tersebut saat ini berada di wilayah Jonggol Cibinong.
"Untuk Bandung sendiri nanti akan ada. Cuma tidak tahu akan dibangun di wilayah mana. Type rumah yang akan disediakan adalah 45 dan 54." ujarnya.
Di tempat yang sama, tujuh dari 211 perwira menyelesaikan Pendidikan Reguler ke-47 Seskoad Tahun Anggaran 2009 mengikuti pendidikan selama 10 bulan di Seskoad, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Jawa Barat.
"Saya menyampaikan selamat kepada seluruh Perwira yang menyelesaikan pendidikan perkembangan umum tertinggi di Angkatan Darat dengan baik," jelas Kasad.
ANTARA News
5 November 2009, Bandung -- Kepala Satuan Angkatan Darat (Kasad) Jendral TNI Agustadi Sasongko Purnomo menyebutkan untuk tahun 2010 uang lauk pauk bagi anggota TNI angkatan Darat akan naik.
"Perharinya mereka akan menerima uang lauk pauk Rp 40 ribu yang sebelumnya Rp35 ribu," katanya di Bandung, Kamis.
Kenaikan tersebut sudah disetujui oleh pemerintah. Uang lauk pauk ini diupayakan untuk membeli jenis-jenis lauk pauk.
"Saya sudah dengar kenaikan harga ini sudah disetujui pemerintah. Uang lauk pauk ini untuk beli ayam, daging, dan juga telur dan kita berharap agar kesejahteraan prajurit terus meningkat," ujarnya.
Selain itu, lanjut Agustadi, TNI AD juga akan terus membangun perumahan baru untuk para anggotanya. Namun, saat ini baru 10 persen prajurit yang mempunyai rumah sendiri dengan cara kredit.
"Masih ada 90 persen anggota TNI yang masih belum memiliki rumah. Karena itu, pihaknya akan terus membangun perumahan bagi prajurit," katanya.
Sementara itu, pihaknya juga mempunyai tabungan wajib perumahan. Sehingga, lanjutnya, prajurit bisa mencicil rumah selama 15 tahun.
"Hal tersebut diperuntukan kepada prajurit yang telah mengemban tugas selama 5 tahun. Negara juga telah memberikan kredit untuk uang muka sebesar Rp14 juta," ujarnya.
Lebih jauh dia menambahkan, loksi pembangunan rumah tersebut saat ini berada di wilayah Jonggol Cibinong.
"Untuk Bandung sendiri nanti akan ada. Cuma tidak tahu akan dibangun di wilayah mana. Type rumah yang akan disediakan adalah 45 dan 54." ujarnya.
Di tempat yang sama, tujuh dari 211 perwira menyelesaikan Pendidikan Reguler ke-47 Seskoad Tahun Anggaran 2009 mengikuti pendidikan selama 10 bulan di Seskoad, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Jawa Barat.
"Saya menyampaikan selamat kepada seluruh Perwira yang menyelesaikan pendidikan perkembangan umum tertinggi di Angkatan Darat dengan baik," jelas Kasad.
ANTARA News
Thursday, November 5, 2009
Pembukaan Latma Camar Indopura Ke-17
5 November 2009, Balikpapan -- Latihan udara bersama kedua negara antara Indonesia dan Sigapura yang bertujuan meningkatkan kemampuan kedua negara dalam prosedur operasi bersama dibuka pada tanggal 4 November 2009 di Pangkalan Udara Balikpapan.
Latihan bersama Camar Indopura ke-17 ini akan berlangsung mulai tanggal 4 hingga 6 November 2009 antara Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) dan RSAF. Latihan seperti ini yang diadakan tiap tahun sekali bertujuan untuk meningkatkan kemampuan TNI AU dan RSAF dalam operasi intai taktik Maritim dalam mempertahankan kepentingan kedua negara.
Fokker-50MP AU Singapura.
Latihan yang bersandikan Camar Indopura ini memfokuskan kemampuan operasi udara intai maritim. Latihan ini akan melibatkan masing-masing 1 CN-235 MPA Skadud 5 Lanud Hnd dan Satu CN-235/F 27 pendukung dari Skadud 2 Hlm. Sedangkan dari RSAF melibatkan 1 F-50 MPA dan 1 F-50 pendukung.
Upacara pembukaan latihan udara ini dilaksanakan bersama oleh KOLONEL Pnb Supriyanto Basuki dari TNI-AU dan LTC Mike Bogaars dari RSAF selaku exercise director dari masing-masing pihak.
Selain menggelar operasi udara taktis bersama, kegiatan Camar Indopura diisi dengan bakti sosial pelayanan kesehatan gratis di Rumah Sakit Lanud Balikpapan berupa pengobatan, Khitanan, dan Pengobatan gigi bagi masyarakat sekitar lanud, guna membantu masyarakat yang tidak mampu dan membutuhkan perawatan kesehatan.
PENTAK LANUD BALIKPAPAN
Akhirnya Tunjangan Prajurit Perbatasan Dinaikkan
Pos penjagaan TNI AD di perbatasan Indonesia-Timor Leste.
4 November 2009, Jakarta -- Prajurit TNI dan PNS Departemen Pertahanan yang bertugas sesaat, tetap, maupun bergerak (mobile) di pulau terluar Indonesia dan pulau-pulau kecil akan mendapatkan kenaikan tunjangan di tahun 2010.
"Mereka yang punya resiko besar dan standby selama 24 jam harus diperhatikan. Ini usul dari Dephan," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Gedung Departemen Keuangan, Rabu (4/11).
Dia mengatakan, penambahan tunjangan ini akan diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) dan akan dimasukkan dalam program 100 hari pemerintahan SBY-Boediono.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penambahan tunjangan tersebut masuk dalam konsep reformasi birokrasi di tahun 2010. Setidaknya 13 Kementrian/Lembaga akan menerima remunerasi tahun 2010, termasuk di dalamnya adalah TNI dan Polri. Remunerasi yang merupakan bagian dari reformasi birokrasi akan menyesuaikan gaji dengan beban kerja, resiko, dan jenis pekerjaannya.
"Ini ada hubungannya dengan tingkat stress, beban kerja, dan jauh dari keluarga. Sebelumnya, tunjangan seperti ini belum ada," katanya.
Dia mengatakan, tak kurang dari 10 ribu orang yang akan menerima kenaikan tunjangan ini dari pihak Departemen Pertahanan. Menkeu mengatakan di tahun anggaran 2010, pemerintah sudah mentiapkan antisipasi untuk remunerasi sebesar Rp 10 triliun. "Total untuk Kementrian/Lembaga sebesar Rp10 triliun termasuk TNI," pungkasnya.
MEDIA INDONESIA
4 November 2009, Jakarta -- Prajurit TNI dan PNS Departemen Pertahanan yang bertugas sesaat, tetap, maupun bergerak (mobile) di pulau terluar Indonesia dan pulau-pulau kecil akan mendapatkan kenaikan tunjangan di tahun 2010.
"Mereka yang punya resiko besar dan standby selama 24 jam harus diperhatikan. Ini usul dari Dephan," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Gedung Departemen Keuangan, Rabu (4/11).
Dia mengatakan, penambahan tunjangan ini akan diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) dan akan dimasukkan dalam program 100 hari pemerintahan SBY-Boediono.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penambahan tunjangan tersebut masuk dalam konsep reformasi birokrasi di tahun 2010. Setidaknya 13 Kementrian/Lembaga akan menerima remunerasi tahun 2010, termasuk di dalamnya adalah TNI dan Polri. Remunerasi yang merupakan bagian dari reformasi birokrasi akan menyesuaikan gaji dengan beban kerja, resiko, dan jenis pekerjaannya.
"Ini ada hubungannya dengan tingkat stress, beban kerja, dan jauh dari keluarga. Sebelumnya, tunjangan seperti ini belum ada," katanya.
Dia mengatakan, tak kurang dari 10 ribu orang yang akan menerima kenaikan tunjangan ini dari pihak Departemen Pertahanan. Menkeu mengatakan di tahun anggaran 2010, pemerintah sudah mentiapkan antisipasi untuk remunerasi sebesar Rp 10 triliun. "Total untuk Kementrian/Lembaga sebesar Rp10 triliun termasuk TNI," pungkasnya.
MEDIA INDONESIA
Wednesday, November 4, 2009
Panglima Kolinlamil Tinjau KRI Karimata dan KRI Mentawai
KRI Karimata-960. (Foto: KOLINLAMIL)
3 Nopember 2009, Jakarta -- Dalam melaksanakan tugas Perwira muda yang mengawaki kapal perang harus memiliki banyak jam berlayar untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengawaki berbagai jenis unsur kapal perang TNI AL.
Demikian disampaikan Panglima Kolinlamil Laksda TNI Marsetio,M.M pada saat meninjau kesiapan dua KRI Jajaran Komando Lintas laut Militer (Kolinlamil ) KRI Karimata-960 dan KRI Mentawai-959 yang lego jangkar di Kawasan Dam Pelabuhan Tanjung Priok , Jakarta , Selasa (3/11). Lebih Lanjut dikatakan bahwa untuk perwira-perwira muda yang bertugas di kapal perang jajaran Kolinlamil, dan beberapa saat kapalnya tidak melaksanakan kegiatan operasi , kedepan secara berlanjut dan periodik akan diberikan giliran penugasan ( ditaksir) untuk mengawaki unsur kapal perang Kolinlamil yang mendapat tugas operasi pergeseran pasukan maupun kegiatan bantuan penanggulangan bencana alam.
Hal itu tambahnya untuk menambah pengalaman dan pembelajaran secara teknis kepada para perwira –perwira muda sesuai dengan bidang tugas dan keahliannya apabila secara periodik kapalnya melaksnakan perbaikan dan perawatan sampai dengan kondisi siap operasi membutuhkan waktu yang cukup lama. Giliran penugasan tersebut dilaksnakan mengingat beberapa unsur Kolinlamil sebagian relatif sudah cukup tua dan sudah beberapa saat tidak mendapat tugas untuk berlayar diantaranya KRI Karimata-960 dan KRI Mentawai -959.
Secara umum KRI Karimata-960 dan KRI Mentawai -959 yang dibuat tahun 1964 dari Hongaria tersebut saat ini dalam kondisi siap operasi namun dalam waktu dekat akan dilaksanakan docking dan jadwal perbaikan secara periodik dalam rangka memelihara dan meningkatkan kemampuan kapal perang.
KRI Mentawai-959. (Foto: KOLINLAMIL)
Kapal perang KRI Karimata-960 dan KRI Mentawai -959 yang diawaki 57 personel termasuk alutsista lama yang dioperasikan oleh Kolinlamil. Sebagai konsekuensi keterbatasan dermaga Kolinlamil , beberapa unsur kapal perang harus lego jangkar di sekitar kawasan dam pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.
Untuk melihat kondisi kedua kapal tersebut, Panglima Kolinlamil Laksda TNI Marsetio,M.M didampingi Kepala Staf Kolinlamil Laksma TNI RM Harahap dan beberapa pejabat Staf Kolinlamil serta Komandan Satlinlamil Jakarta meninjau berbagai peralatan dan fasilitas yang ada di kapal tersebut. Dalam kesempatan tersebut Panglima Kolinlamil mengecek kesiapan kapal mulai dari anjungan sampai dengan ruang mesin, ruang pengemudi darurat , peralatan SAR perahu karet dan lifecraf dan fasilitas ruang perwira sampai dengan ruang Bintara Tamtama yang sebagain besar tidak dilengkapi dengan fasilitas pendingin ruangan.
Kapal perang jenis bantu umum (BU) dengan panjang 74,54 meter dan lebar 11.3 meter tersebut memiliki ruang deck untuk mengangkut material /logistik TNI dan dilengkapi dengan boom atau sedikitnya 2 crain untuk bongkar muatan material yang diangkut ke beberapa satuan di wilayah Indonesia.
Sampai saat ini kedua kapal tersebut dilihat secara umum bangunan kapal maupun gadingnya dalam kondisi baik dan memiliki kemampuan berlayar sampai dengan kecepatan 9 knot perjam untuk KRI Karimata-960, sedangkan KRI Mentawai 959 sampai dengan 11 kont perjam.
Dalam peninjauan tersebut Panglima Kolinlamil menekankan kepada Komandan KRI Karimata -960 Mayor Laut (P) Tarus Rostiyadi untuk menjaga keamanan dan merawat kapal perang dengan melaksnakan berbagai peran untuk meningkatkan kewaspadaan seluruh personel yang mengawaki kapal.
Selain itu sebagai perwira muda yang bertugas di kapal perang untuk meingkatkan kemampuan pengetahuan dan menjaga kondisi fisik jasmani dan kesehatan dalam rangka menyiapkan diri untuk mengikuti pentahapan strata pendidikan yang lebih tinggi. Demikian berita penerangan Kolinlamil.
KOLINLAMIL
3 Nopember 2009, Jakarta -- Dalam melaksanakan tugas Perwira muda yang mengawaki kapal perang harus memiliki banyak jam berlayar untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengawaki berbagai jenis unsur kapal perang TNI AL.
Demikian disampaikan Panglima Kolinlamil Laksda TNI Marsetio,M.M pada saat meninjau kesiapan dua KRI Jajaran Komando Lintas laut Militer (Kolinlamil ) KRI Karimata-960 dan KRI Mentawai-959 yang lego jangkar di Kawasan Dam Pelabuhan Tanjung Priok , Jakarta , Selasa (3/11). Lebih Lanjut dikatakan bahwa untuk perwira-perwira muda yang bertugas di kapal perang jajaran Kolinlamil, dan beberapa saat kapalnya tidak melaksanakan kegiatan operasi , kedepan secara berlanjut dan periodik akan diberikan giliran penugasan ( ditaksir) untuk mengawaki unsur kapal perang Kolinlamil yang mendapat tugas operasi pergeseran pasukan maupun kegiatan bantuan penanggulangan bencana alam.
Hal itu tambahnya untuk menambah pengalaman dan pembelajaran secara teknis kepada para perwira –perwira muda sesuai dengan bidang tugas dan keahliannya apabila secara periodik kapalnya melaksnakan perbaikan dan perawatan sampai dengan kondisi siap operasi membutuhkan waktu yang cukup lama. Giliran penugasan tersebut dilaksnakan mengingat beberapa unsur Kolinlamil sebagian relatif sudah cukup tua dan sudah beberapa saat tidak mendapat tugas untuk berlayar diantaranya KRI Karimata-960 dan KRI Mentawai -959.
Secara umum KRI Karimata-960 dan KRI Mentawai -959 yang dibuat tahun 1964 dari Hongaria tersebut saat ini dalam kondisi siap operasi namun dalam waktu dekat akan dilaksanakan docking dan jadwal perbaikan secara periodik dalam rangka memelihara dan meningkatkan kemampuan kapal perang.
KRI Mentawai-959. (Foto: KOLINLAMIL)
Kapal perang KRI Karimata-960 dan KRI Mentawai -959 yang diawaki 57 personel termasuk alutsista lama yang dioperasikan oleh Kolinlamil. Sebagai konsekuensi keterbatasan dermaga Kolinlamil , beberapa unsur kapal perang harus lego jangkar di sekitar kawasan dam pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.
Untuk melihat kondisi kedua kapal tersebut, Panglima Kolinlamil Laksda TNI Marsetio,M.M didampingi Kepala Staf Kolinlamil Laksma TNI RM Harahap dan beberapa pejabat Staf Kolinlamil serta Komandan Satlinlamil Jakarta meninjau berbagai peralatan dan fasilitas yang ada di kapal tersebut. Dalam kesempatan tersebut Panglima Kolinlamil mengecek kesiapan kapal mulai dari anjungan sampai dengan ruang mesin, ruang pengemudi darurat , peralatan SAR perahu karet dan lifecraf dan fasilitas ruang perwira sampai dengan ruang Bintara Tamtama yang sebagain besar tidak dilengkapi dengan fasilitas pendingin ruangan.
Kapal perang jenis bantu umum (BU) dengan panjang 74,54 meter dan lebar 11.3 meter tersebut memiliki ruang deck untuk mengangkut material /logistik TNI dan dilengkapi dengan boom atau sedikitnya 2 crain untuk bongkar muatan material yang diangkut ke beberapa satuan di wilayah Indonesia.
Sampai saat ini kedua kapal tersebut dilihat secara umum bangunan kapal maupun gadingnya dalam kondisi baik dan memiliki kemampuan berlayar sampai dengan kecepatan 9 knot perjam untuk KRI Karimata-960, sedangkan KRI Mentawai 959 sampai dengan 11 kont perjam.
Dalam peninjauan tersebut Panglima Kolinlamil menekankan kepada Komandan KRI Karimata -960 Mayor Laut (P) Tarus Rostiyadi untuk menjaga keamanan dan merawat kapal perang dengan melaksnakan berbagai peran untuk meningkatkan kewaspadaan seluruh personel yang mengawaki kapal.
Selain itu sebagai perwira muda yang bertugas di kapal perang untuk meingkatkan kemampuan pengetahuan dan menjaga kondisi fisik jasmani dan kesehatan dalam rangka menyiapkan diri untuk mengikuti pentahapan strata pendidikan yang lebih tinggi. Demikian berita penerangan Kolinlamil.
KOLINLAMIL
Pengalihan Bisnis TNI Masuk Program 100 Hari
4 November 2009, Jakarta -- Pengalihan bisnis di tubuh Tentara Nasional Indonesia akan menjadi program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu II.
Dalam 100 hari kedepan, sebuah tim akan dibuat untuk melihat bagaimana pemanfaatan aset-aset TNI yang juga Barang Milik Negara (BMN) agar bisa dikelola secara baik dan akuntabel.
"Pengalihan bisnis TNI ini akan masuk dalam program 100 hari," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Departemen Keuangan, Jakarta, Rabu 4 November 2009.
Pengelolaan ini sudah menjadi komitmen Menteri Pertahanan, karena seperti diamanatkan Peraturan Presiden Nomor 43 tahun 2003 pasal 2 tentang pengambil alihan aktivitas yang dikelola TNI langsung atau tidak langsung.
"Pada tahap sekarang, ada penataan kembali aset atau BMN yang dilindungi TNI, baik oleh TNI sendiri, atau koperasi, yayasan dan perusahaan. Semua ditangani tim," katanya.
Menurut dia akan ada peraturan presiden dan peraturan menteri keuangan yang nantinya mengatur penggunaan dan pemanfaatan barang milik negara, sehingga diharapkan tata kelola bisa lebih jelas dan laporan keuangan lebih akuntabel.
Peraturan menteri keuangan akan segera diterbitkan untuk mengatur masalah bisnis ini. Diharapkan bisa segera selesai, kecuali dalam pelaksanaan nanti ada kesulitan tentang status aset dan kelembagaannya, karena aset TNI ini banyak yang dikelola yayasan atau koperasi.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, aset ini jumlahnya diperkirakan sekitar Rp 3,3 triliun. Dari jumlah itu sebagian besar dimiliki oleh koperasi dan yayasan. Sehingga nanti bagaimana pengelolaanya apakah masuk di Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) atau menjadi Badan Layanan Umum (BLU).
"Kami sepakat nanti ada tim, dari Dephan dan TNI, dari Departemen Keuangan nanti ada Dirjen Anggaran dan Dirjen Kekayaan Negara, akan ada pertemuan teknis yang mengatur penggunaan aset-aset milik negara," katanya.
VIVAnews
650 Anggota TNI Amankan Perbatasan RI-PNG
4 November 2009, Biak -- Sebanyak 650 personel Batalyon Infanteri (Yonif) 753 Arga Vira Tama Kabupaten Nabire, Papua, ditempatkan di wilayah perbatasan Republik Indonesia dengan Negara tetangga Papua Nugini (PNG) di Kabupaten Merauke.
Komandan Korem 173/PVB Biak Kolonel Inf Hery Ramlan di Biak, Rabu (4/11), mengatakan sebanyak 650 prajurit Yonif 753/ AVT di perbatasan RI-PNG yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgaspamtas) akan ditempatkan pada 26 titik pengamanan yang berada sepanjang wilayah teritorial NKRI di Kabupaten Merauke.
"Pergeseran prajurit Yonif 753/AVT ke Kabupaten Merauke untuk menggantikan personel Yonif 753 Sorong yang telah habis tugas menjaga wilayah perbatasan RI-PNG," kata Herry.
Ia mengatakan, penugasan 650 prajurit Yonif 753/AVT Nabire ke perbatasan RI-PNG akan berlangsung satu tahun terhitung sejak diberangkatkan pada 3 November lalu.
Tugas pokok yang diemban prajurit Yonif 753/AVT Nabire selama di Kabupaten Merauke sekitarnya, menurut Danrem, yakni menjaga keamanan dan keutuhan wilayah NKRI serta pengawasan patok batas wilayah di kedua Negara bertetangga.
"Penugasan di perbatasan RI-PNG merupakan tugas negara sehingga prajurit Yonif 753/AVT harus melaksanakan dengan penuh tanggung jawab," katanya.
MEDIA INDONESIA
Teknologi Militer Indonesia di IMTE 2009
Sejumlah pengunjung menyaksikan peragaan alat pengintai dari udara tanpa awak, di stan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Departemen Pertahanan (Dephan), Graha ITS Surabaya, Rabu (4/11). Acara bertajuk 'Indonesian Military Technology Exhibition (IMTE) 2009' tersebut, untuk mengenalkan teknologi militer Indonesia buatan anak bangsa. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/pd/09)
4 November 2009, Surabaya -- Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya menggelar pameran teknologi militer "Indonesian Military Teknologi" (IMTE) buatan anak negeri, di Surabaya, Rabu.
Ketua pelaksana IMTE Bandung Arry Sanjoyo,M.IKomp,mengatakan, pameran teknologi militer yang pertama kali diadakan di Indonesia ini bertujuan untuk bisa mendidik siswa lebih peka terhadap tantangan masalah yang dihadapi Tentara Nasional Indonesia (TNI), terutama dalam persenjataan.
Ia menambahkan bahwa saat ini sudah ada "lampu hijau" dari Departemen Pertahanan (Dephan) untuk menjembatani hasil riset militer dari mahasiswa.
Dua anggota Yonif 500/Raiders, mencermati alat pengintai dari udara tanpa awak, di stan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Departemen Pertahanan (Dephan). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/pd/09)
Sementara itu, dari puluhan teknologi yang dipamerkan, pesawat pengintai mini bernama "Quad Rotor" hasil karya Balitbang Dephan, paling diminati penonton.
Pesawat buatan Dian Hakim tersebut, mampu mengintai musuh tanpa terdeteksi dari ketinggian 700 meter di atas permukaan laut.
"Selain tidak terdekteksi, pesawat ini juga bisa diaplikasikan disemua medan. Jadi jika kita ingin mengintai musuh di laut, kita bisa mengetahui lokasi musuh dengan cara menerbangkan 'Quad Rotor' ini," katanya menjelaskan.
Gambaran lokasi musuh tersebut dilihat melalui sebuah alat sensor yang ada di dalam pesawat.
Disamping Quad Rotor, teknik pengendali misil yang dibuat oleh Subchan,Ph.D, dosen FMIPA ITS, juga tidak kalah menariknya.
Pengendali misil yang dibuatnya mampu melakukan penyerangan target diam tanpa terdeteksi oleh radar.
"Pengendali ini bisa juga digunakan untuk menakuti kapal asing yang masuk ke wilayah perairan Indonesia," tuturnya.
ANTARAJATIM
4 November 2009, Surabaya -- Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya menggelar pameran teknologi militer "Indonesian Military Teknologi" (IMTE) buatan anak negeri, di Surabaya, Rabu.
Ketua pelaksana IMTE Bandung Arry Sanjoyo,M.IKomp,mengatakan, pameran teknologi militer yang pertama kali diadakan di Indonesia ini bertujuan untuk bisa mendidik siswa lebih peka terhadap tantangan masalah yang dihadapi Tentara Nasional Indonesia (TNI), terutama dalam persenjataan.
Ia menambahkan bahwa saat ini sudah ada "lampu hijau" dari Departemen Pertahanan (Dephan) untuk menjembatani hasil riset militer dari mahasiswa.
Dua anggota Yonif 500/Raiders, mencermati alat pengintai dari udara tanpa awak, di stan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Departemen Pertahanan (Dephan). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/pd/09)
Sementara itu, dari puluhan teknologi yang dipamerkan, pesawat pengintai mini bernama "Quad Rotor" hasil karya Balitbang Dephan, paling diminati penonton.
Pesawat buatan Dian Hakim tersebut, mampu mengintai musuh tanpa terdeteksi dari ketinggian 700 meter di atas permukaan laut.
"Selain tidak terdekteksi, pesawat ini juga bisa diaplikasikan disemua medan. Jadi jika kita ingin mengintai musuh di laut, kita bisa mengetahui lokasi musuh dengan cara menerbangkan 'Quad Rotor' ini," katanya menjelaskan.
Gambaran lokasi musuh tersebut dilihat melalui sebuah alat sensor yang ada di dalam pesawat.
Disamping Quad Rotor, teknik pengendali misil yang dibuat oleh Subchan,Ph.D, dosen FMIPA ITS, juga tidak kalah menariknya.
Pengendali misil yang dibuatnya mampu melakukan penyerangan target diam tanpa terdeteksi oleh radar.
"Pengendali ini bisa juga digunakan untuk menakuti kapal asing yang masuk ke wilayah perairan Indonesia," tuturnya.
ANTARAJATIM
TNI AD Juara Umum AARM-19 2009 Di Singapura
4 November 2009, Jakarta -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo menerima Kontingen petembak TNI AD usai mengikuti perlombaan menembak AARM-19 Tahun 2009 di Singapura, Jakarta, Selasa (3/11).
Kontingen tembak TNI AD meraih juara umum dalam lomba tembak AARM-19 dengan perolehan 14 medali emas, 10 medali perak, 11 medali perunggu dan 8 tropy, disusul urutan kedua Thailand dan Singapura. Lomba menembak AARM merupakan salah satu event bergengsi yang dikuti oleh Negara-negara anggota ASEAN dilaksanakan secara bergantian setiap tahun
Kasad dalam sambutannya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh atlit, pelatih serta pendukung atas prestasi yang diraih dalam mengikuti lomba menembak AARM-19 ini, sehingga membawa nama baik TNI Angkatan Darat bangsa dan Negara baik dalam forum regional maupun internasional.
Pada kesempatan ini Kasad memberikan bonus dan tanda penghargaan kepada seluruh atlet dengan harapan, hendaknya keberhasilan ini menjadi pemicu semangat dan kemauan untuk berlatih lebih baik sehingga dapat lebih berprestasi pada kesempatan event-event lomba lainnya maupun prestasi dalam melaksanakan tugas-tugas yang dipertanggung jawabkan TNI, bangsa dan negara.
Hadir dalam acara ini Wakasad, Pangkostrad dan para Asisten Kasad.
DISPENAD
Pesawat Intai Boeing 737 Musuh Dihancurkan F-16 TNI AU
4 November 2009, Surabaya -- Pesawat intai angkut Boeing 737 negara asing dihancurkan oleh F-16 TNI AU setelah diketahui masuk kewilayah NKRI secara illegal dengan misi pengintaian di wilayah udara Indonesia. Pesawat tersebut tertangkap radar Balikpapan didaerah Makasar menuju Alki yang selanjutnya disiagakan F-16 untuk intersep pesawat Boing tersebut, karena tidak ada jawaban dari pesawat Boing musuh (menuju Hanud titik Denrudal Bontang) tersebut selanjutnya pesawat tempur F-16 milik TNI AU menggiring keluar pesawat musuh tersebut dari wilayah udara Indonesia.
Kejadian diatas adalah bukan sesungguhnya melainkan skenario latihan gladi posko Tutuka 2009 yang di laksanakan di ruang Air Defence Simulator (ADS) Pusdiklat Hanudnas Kenjeran Surabaya, yang diikuti oleh kurang lebih 85 personel dari beberapa unsur Hanud baik dari Darat (Arhanud), Laut (KRI), Udara Pesawat Tempur dan Satuan Radar yang ada di Kosek II dan Kosek IV, dan langsung di hadiri oleh Wadan Seskoau Sebagai Kawasdal Marsekal Pertama TNI R. Hari Mulyono serta Panglima Komando Sektor.
Gladi posko Tutuka 2009 ini merupakan rangkaian dari latihan puncak Kohanudnas (Komando Pertahanan Nasional) yang dilaksanakan setiap tahun, latihan tersebut meliputi latihan mempertahankan udara Nasional dengan melibatkan seluruh unsur kekuatan Hanud di Indonesia baik Darat, Laut dan Udara, yang semuanya terwakili di ADS (Air Defence Simulator) Pusdiklat Hanudnas Surabaya, dimana ruangan AD Simulator didesain khusus dengan peralatan yang canggih sistem Komputer simulator menggambarkan seperti simulasi nyata di beberapa unsur Hanud seperti di Radar-radar baik Radar TNI AU, radar KRI dll.
Latihan Tutuka ini bertujuan untuk melatih kesiapsiagaan seluruh unsur Hanud yang ada di Indonesia dalam memantau wilayah udara nusantara ini dari gangguan, ancaman, dan benda asing yang masuk ke wilayah udara NKRI secara Ilegal.
KOHANUDNAS
Pesawat Charlie “Crash Landing” di Adisutjipto
4 November 2009, Solo -- Pesawat LD-34XY yang sedang melaksanakan training area mengalami kerusakan, engine fire detector menyala. Posisi pesawat di atas pantai Congot dengan ketinggian 6000 feet. Pesawat membawa 1 orang instruktur dan 1 orang siswa Sekolah Penerbang. Bahan bakar masih tersisa untuk 1.14 menit.
Adi Tower merespon berita LD-34XY dan menginstruksikan untuk mencoba melakukan pendaratan . Pesawat mendarat RWY 09 dengan mesin terbakar dan pesawat terperosok di sebelah utara landasan. Demikian skenario Latihan Penanggulangan dan Penyelamatan Awak Pesawat yang dilaksanakan oleh Dinas Operasi Lanud Adisutjipto dan tim Rescue Angkasa Pura di Lanud Adisutjipto, Selasa( 3/11).
Menurut Kepala Dinas Operasi Lanud Adisutjipto, Kolonel Pnb F. Indrajaya Latihan Penanggulangan dan Penyelamatan Awak Pesawat merupakan program latihan satuan yang dilaksanakan rutin setiap setahun sekali. “Latihan ini dimaksudkan untuk memberi bekal pengalaman praktek lapangan bagi seluruh jajaran Lanud Adisutjipto dan Angkasa Pura dalam menangani kecelakaan pesawat terbang,” jelasnya.
Sementara itu Mayor Pnb Bonang Bayuaji menambahkan, Lanud Adisutjipto sebagai pangkalan pendidikan dan pangkalan operasional dengan jadwal penerbangan yang relatif padat, menuntut kesiapan dan profesionalisme sumber daya manusia.
Pentak Lanud Adisutjipto
Kontingen Garuda Tiba di Libanon
3 November 2009, Lebanon -- Satgas Konga XXIII-C1/Unifil tiba di Markas Batalyon Indonesia Konga XXIII-C/Unifil di UN POSN 7-1 Adshit al Qusayr, Libanon. Kedatangan mereka diterima oleh Komandan Satgas Indobatt dalam sebuah upacara militer.
Komandan Satgas Indobatt, Letnan Kolonel Inf Raden Haryono menyambut kedatangan Kontingen Garuda XXIII-C1/Unifil. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Komandan Satgas Indobatt, Letnan Kolonel Inf Raden Haryono memberikan sambutan. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Komandan Satgas Indobatt, Letnan Kolonel Inf Raden Haryono melakukan inspeksi pasukan. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Kedatangan Satgas Konga XXIII-C1/Unifil ini menambah jumlah personel militer dari Indonesia yang bertugas sebagai pemelihara perdamaian pada misi Unifil. Jumlah personel tersebut menjadi 1298 prajurit TNI. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Kedatangan Satgas Konga XXIII-C1/Unifil disambut dalam sebuah upacara militer di Rubb Hall Indobatt, pada hari Senin 02 Nopember 2009. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Komandan Satgas Indobatt, Letnan Kolonel Inf Raden Haryono menyambut kedatangan Kontingen Garuda XXIII-C1/Unifil. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Komandan Satgas Indobatt, Letnan Kolonel Inf Raden Haryono memberikan sambutan. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Komandan Satgas Indobatt, Letnan Kolonel Inf Raden Haryono melakukan inspeksi pasukan. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Kedatangan Satgas Konga XXIII-C1/Unifil ini menambah jumlah personel militer dari Indonesia yang bertugas sebagai pemelihara perdamaian pada misi Unifil. Jumlah personel tersebut menjadi 1298 prajurit TNI. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Kedatangan Satgas Konga XXIII-C1/Unifil disambut dalam sebuah upacara militer di Rubb Hall Indobatt, pada hari Senin 02 Nopember 2009. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Tuesday, November 3, 2009
Menhan Pimpin Rapat Konsolidasi National Summit Bersama Jajaran Dephan
3 November 2009, Jakarta -- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Jum’at Malam (30/10) memimpin rapat konsolidasi National Summit bersama pejabat jajaran Departemen Pertahanan di kantor Dephan, Jakarta. Rapat tersebut dihadiri Sekjen Dephan Letjen TNI Sjafie Sjamsoeddin dan sejumlah pejabat eselon I dan II di lingkungan Dephan. Rapat diantaranya membahas tentang Rancangan Kinerja Dephan guna memastikan tercapainya target program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu II.
Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, beberapa tahapan dalam rancangan kinerja Dephan yang akan dilakukan diantaranya yaitu, menyusun konsep kebijakan khusus penetapan batas wilayah dan pulau terluar, merumuskan remunerasi prajurit, melaksanakan sosialisasi reformasi birokrasi keseluruh satuan jajaran Dephan dan TNI.
Selanjutnya, Dephan juga akan menindaklanjuti Proses Pengalihan Bisnis (PAB) TNI, memantapkan perumusan legislasi yang telah ditetapkan Prolegnas, menetapkan kebijakan khusus di wilayah perbatasan, terdepan dan terluar dan revitalisasi Industri Pertahanan.
Dijelaskan Menhan, konsep kebijakan khusus penetapan batas wilayah dan pulau terluar antara lain meliputi kebijakan batas darat, kebijakan batas maritim dan kebijakan pulau terluar. Untuk kebijakan batas darat dengan prioritas penyelesaian antara lain batas RI - Malaysia, RI-RDTL dan RI - PNG. Sementara itu, Kebijakan batas maritim dengan prioritas penyelesaian antara lain batas laut teritorial RI-Singapura dan kebijakan batas maritim dengan prioritas penyelesaian batas ZEE dan landas kontinen R I- Malaysia dan RI - Philipina.
Untuk menindaklanjuti Proses Pengalihan Bisnis (PAB) TNI, diterbitkan Permenhan nomor 22 tahun 2009 tentang pelaksanaan PAB TNI. Pembentukan anggota Tim Pengendali Pelaksana PAB TNI sesuai Keputusan Menhan Nomor : KEP/190/M/X/2009 tanggal 21 Oktober 2009, menyelesaikan penyusunan Permenkeu dan Perpang TNI yang dikoordinasikan oleh Tim Nasional PAB TN, melaksanakan sosialisasi Perpres, Permenhan, Permenkeu dan Perpang TNI.
Sementara itu, Dephan juga akan melanjutkan dan memantapkan perumusan legislasi yang telah ditetapkan Prolegnas yaitu perumusan RUU tentang Peradilan Militer, RUU tentang Rahasia Negara dan RUU tentang Komponen Cadangan.
Dephan Pantau Perbatasan di Kepri
Kepala Biro Humas Departemen Pertahanan, Brigjen TNI Slamet Hariyanto mengatakan Departemen Pertahanan mengadakan kunjungan dan pemantauan terkait perkembangan perbatasan khususnya perbatasan Siangapura dengan Indonesia khususnya di Provinsi Kepulauan Riau. Kunjungan Dephan di Kepri berlangsung tanggal 3-5 November 2009.
"Kunjungan kerja ini untuk melihat potensi daerahnya, permasalahan dan kelemahannya untuk kemudian dicarikan solusinya," kata Slamet Hariyanto di Kantor Departemen Pertahanan di Jakarta, Senin (2/11).
Selama di Kepri, rombongan Dephan akan melakukan beberapa kegiatan, diantaranya audiensi dengan Ketua Kawasan Otorita Batam, Gubernur Kepri, Dan Lantamal IV TPI, Dan Rem 033 TPI serta Dan Lanud TPI, dan Polda Kepri.
DMC/JURNAL NASIONAL
Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, beberapa tahapan dalam rancangan kinerja Dephan yang akan dilakukan diantaranya yaitu, menyusun konsep kebijakan khusus penetapan batas wilayah dan pulau terluar, merumuskan remunerasi prajurit, melaksanakan sosialisasi reformasi birokrasi keseluruh satuan jajaran Dephan dan TNI.
Selanjutnya, Dephan juga akan menindaklanjuti Proses Pengalihan Bisnis (PAB) TNI, memantapkan perumusan legislasi yang telah ditetapkan Prolegnas, menetapkan kebijakan khusus di wilayah perbatasan, terdepan dan terluar dan revitalisasi Industri Pertahanan.
Dijelaskan Menhan, konsep kebijakan khusus penetapan batas wilayah dan pulau terluar antara lain meliputi kebijakan batas darat, kebijakan batas maritim dan kebijakan pulau terluar. Untuk kebijakan batas darat dengan prioritas penyelesaian antara lain batas RI - Malaysia, RI-RDTL dan RI - PNG. Sementara itu, Kebijakan batas maritim dengan prioritas penyelesaian antara lain batas laut teritorial RI-Singapura dan kebijakan batas maritim dengan prioritas penyelesaian batas ZEE dan landas kontinen R I- Malaysia dan RI - Philipina.
Untuk menindaklanjuti Proses Pengalihan Bisnis (PAB) TNI, diterbitkan Permenhan nomor 22 tahun 2009 tentang pelaksanaan PAB TNI. Pembentukan anggota Tim Pengendali Pelaksana PAB TNI sesuai Keputusan Menhan Nomor : KEP/190/M/X/2009 tanggal 21 Oktober 2009, menyelesaikan penyusunan Permenkeu dan Perpang TNI yang dikoordinasikan oleh Tim Nasional PAB TN, melaksanakan sosialisasi Perpres, Permenhan, Permenkeu dan Perpang TNI.
Sementara itu, Dephan juga akan melanjutkan dan memantapkan perumusan legislasi yang telah ditetapkan Prolegnas yaitu perumusan RUU tentang Peradilan Militer, RUU tentang Rahasia Negara dan RUU tentang Komponen Cadangan.
Dephan Pantau Perbatasan di Kepri
Kepala Biro Humas Departemen Pertahanan, Brigjen TNI Slamet Hariyanto mengatakan Departemen Pertahanan mengadakan kunjungan dan pemantauan terkait perkembangan perbatasan khususnya perbatasan Siangapura dengan Indonesia khususnya di Provinsi Kepulauan Riau. Kunjungan Dephan di Kepri berlangsung tanggal 3-5 November 2009.
"Kunjungan kerja ini untuk melihat potensi daerahnya, permasalahan dan kelemahannya untuk kemudian dicarikan solusinya," kata Slamet Hariyanto di Kantor Departemen Pertahanan di Jakarta, Senin (2/11).
Selama di Kepri, rombongan Dephan akan melakukan beberapa kegiatan, diantaranya audiensi dengan Ketua Kawasan Otorita Batam, Gubernur Kepri, Dan Lantamal IV TPI, Dan Rem 033 TPI serta Dan Lanud TPI, dan Polda Kepri.
DMC/JURNAL NASIONAL
Wakasal Tutup Latihan Armada Jaya XXVIII
3 November 2009, Surabaya -- Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Moekhlas Sidik, MPA menutup Latihan Armada Jaya XXVIII tahun 2009 di Puslat Opsla Kolat Koarmatim Ujung Surabaya, Senin (2/11). Hadir pada kesempatan tersebut para Pangkotama TNI AL Surabaya, Komandan Satuan, Kasatker Koarmatim dan peserta latihan.
Latihan Armada Jaya ke-28/09 merupakan latihan puncak TNI AL yang mengintegrasikan seluruh komponen Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) guna mengukur hasil pembinaan Tahun Anggaran 2009, dengan tujuan untuk mempertahankan serta meningkatkan kesiapan operasional SSAT dan profesionalisme prajurit MATRA laut dalam menghadapi dan mengantisipasi ancaman yang dapat mengganggu kedaulatan NKRI.
Latihan dibagi dalam dua tahap, yakni : Tahap Latihan Posko, pada tanggal 12 Oktober 2009 sampai dengan 22 Oktober 2009, dan Tahap Manouver Lapangan, tanggal 28 Oktober sampai dengan 2 November 2009. Sebelum manouver lapangan, di Pangkalan Koarmatim Surabaya juga telah dilaksanakan Latihan Pertahanan Pangkalan, Latihan Pertahanan Udara dan Lawan Sabotase Bawah Air. Dalam manuver lapangan ini melibatkan 1910 personel TNI AL, 13 kapal perang, 2 pesawat udara TNI AL, dan 2 helikopter. Pendaratan pasukan Marinir dilaksanakan di Pantai Banongan dengan melibatkan 18 kendaraan tempur Marinir berikut 1 kompi pasukan pendarat Marinir.
Dalam amanat Kasal yang dibacakan Irup mengatakan, bahwa ditengah-tengah keterbatasan yang dihadapi oleh segenap jajaran TNI AL, masih dapat melaksanakan latihan Armada Jaya sampai tahap manuvra lapangan. Dalam kegiatan manuvra lapangan, telah dilaksanakan seluruh serial latihan mulai dari tahap persiapan sampai dengan pengakhiran.
“Dan saat ini Satuan Tugas telah kembali ke Pangkalan dalam keadaan selamat dan kegiatan latihan terlaksana sesuai rencana. Hal ini membuktikan bahwa semangat dan naluri tempur prajurit kita tetap terpelihara,”kata Kasal menegaskan.
DISPENAL
124 MBT Arjun Segera Perkuat AD India
MBT Arjun.
3 November 2009 -- Angkatan Darat India akan mengoperasikan sedikitnya 124 Main Battle Tank (MBT) Arjun pada April 2010. Nilai kontrak 124 MBT diperkirakan 471,2 juta dolar.
MBT Arjun dirancang dan dikembangkan oleh Combat Research and Development Establishment di Avadi, Tamil Nadu sejak tahun 1972.
Pemerintah India memutuskan melakukan produksi masal Arjun tahun 1996, akan tetapi AD India baru merasa puas kinerja Arjun setelah uji coba pada musim dingin 2008.
Meriam 120 mm senjata utama Arjun dibuat menggunakan baja khusus. (Foto: DRDO)
Tank diawaki oleh 4 orang, terdiri dari komandan tank, penembak, pengisi amunisi dan pengemudi.
Arjun mempunyai bobot tempur 58,5 ton, panjang 10,638 meter dan lebar 3,864 meter, jarak jelajah 450 kilometer dengan kecepatan 72 km/jam dan 40 km/jam pada cross country serta dilengkapi dengan sistem perlindungan NUBIKA (Nuklir Biologi dan Kimia) ditambah perlindungan dari serangan senjata anti tank yang dikembangkan oleh Kanchan.
Persenjataan utama tank meriam 120 mm serta mempunyai sudut elevasi -9º hingga +20º serta dilengkapi dengan senapan mesin anti personil 7,62 mm dan senapan mesin 12,7 mm anti serangan udara serta sasaran di darat.
Army-technology.com/@beritahankam
3 November 2009 -- Angkatan Darat India akan mengoperasikan sedikitnya 124 Main Battle Tank (MBT) Arjun pada April 2010. Nilai kontrak 124 MBT diperkirakan 471,2 juta dolar.
MBT Arjun dirancang dan dikembangkan oleh Combat Research and Development Establishment di Avadi, Tamil Nadu sejak tahun 1972.
Pemerintah India memutuskan melakukan produksi masal Arjun tahun 1996, akan tetapi AD India baru merasa puas kinerja Arjun setelah uji coba pada musim dingin 2008.
Meriam 120 mm senjata utama Arjun dibuat menggunakan baja khusus. (Foto: DRDO)
Tank diawaki oleh 4 orang, terdiri dari komandan tank, penembak, pengisi amunisi dan pengemudi.
Arjun mempunyai bobot tempur 58,5 ton, panjang 10,638 meter dan lebar 3,864 meter, jarak jelajah 450 kilometer dengan kecepatan 72 km/jam dan 40 km/jam pada cross country serta dilengkapi dengan sistem perlindungan NUBIKA (Nuklir Biologi dan Kimia) ditambah perlindungan dari serangan senjata anti tank yang dikembangkan oleh Kanchan.
Persenjataan utama tank meriam 120 mm serta mempunyai sudut elevasi -9º hingga +20º serta dilengkapi dengan senapan mesin anti personil 7,62 mm dan senapan mesin 12,7 mm anti serangan udara serta sasaran di darat.
Army-technology.com/@beritahankam
Monday, November 2, 2009
Membangun Kemampuan,Membangun Kebanggaan
(Foto: KOMPAS)
2 November 2009 -- Peristiwa menarik terjadi bulan lalu, yaitu peluncuran kapal perang jenis landing platform dock oleh PT PAL Indonesia.
Kapal pesanan Departemen Pertahanan dan TNI Angkatan Laut itu merupakan bagian dari empat kapal yang dibiayai dengan kredit ekspor dari Korea Selatan. Dua kapal dibangun di galangan kapal Daewoo International Corporation di Korea Selatan, sedangkan kapal ketiga dan keempat dibangun di galangan kapal PT PAL di Surabaya. Kapal landing platform dock pertama buatan Korea Selatan yang dinamai KRI Makassar sudah diterima TNI Angkatan Laut pada Maret 2008.
Adapun kapal buatan PT PAL dinamai KRI Banjarmasin. Kapal perang itu merupakan kapal pengangkut pasukan yang mampu membawa sebuah kapal pendarat di dalamnya serta kendaraan perang seperti tank amfibi maupun kendaraan pengangkut pasukan.Pasukan yang mampu diangkut berjumlah 507 orang atau sekitar satu batalion sehingga merupakan suatu kemampuan yang sangat strategis bagi TNI Angkatan Laut. Pembangunan kapal perang jenis landing platform dock di PT PAL ternyata disertai perbaikan desain dibandingkan dua kapal sebelumnya yang dibangun di Korea Selatan,yaitu penambahan kemampuan untuk mengangkut lima helikopter.
Sebelumnya, landing platform dock buatan Korea Selatan hanya mampu mengangkut tiga helikopter. Landing platform dock merupakan jenis kapal yang banyak dimiliki angkatan laut negara-negara maju. Angkatan Laut Inggris misalnya membangun landing platform dock pada awal tahun 2000. Dua tahun kemudian mereka sudah meluncurkannya. Dua kapal landing platform dock mereka, HMS Albion dan HMS Bulwark,menggantikan dua kapal sebelumnya yang sudah tua, tetapi sangat berjasa pada saat Perang Malvinas.
Angkatan Laut Belanda juga meluncurkan kapal yang sama HrMs Rotterdam pada 1997 dan HrMs Johann de Witt pada 2007. Kapal tersebut didesain bersama Spanyol di mana Spanyol juga memiliki dua kapal yang sama, yaitu Galicia dan Castilia, yang diluncurkan tahun 1998 dan 2001.
Kemampuan Membangun Alutsista Domestik
Perkembangan ini merupakan prestasi membanggakan bagi bangsa Indonesia.Ternyata, tanpa kita sadari, kemampuan para insinyur kita dalam membangun industri maritim sudah sedemikian berkembang. PT PAL bahkan sudah mampu pula membangun kapalkapal niaga berukuran 50.000 ton yang dikenal sebagai STAR 50.
Beberapa kapal ini sudah diserahkan kepada para pemesannya, antara lain dari Jerman,Turki, Hong Kong. Dengan teknologi yang mereka miliki dalam membangun STAR 50, PT PAL sebenarnya mampu membangun kapal induk helikopter yang mampu mengangkut 16 helikopter, 10 di dalam badan kapal dan 6 helikopter di dek. Jika ini bisa dilakukan,kemampuan membangun kapal perang itu merupakan kemajuan penting dalam upaya kita memenuhi kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista) produksi dalam negeri.
Hal menarik lainnya adalah kemampuan PT Dirgantara Indonesia dalam membangun helikopter. Helikopter Puma maupun Bell mampu digarap oleh perusahaan tersebut.Tinggal pengembangan helikopter militer yang perlu dipelajari lebih lanjut jika kita memang ingin memasuki area tersebut. PT Dirgantara Indonesia juga mampu memenuhi pesanan Korea Selatan bagi pengembangan pesawat CN 235 yang dimodifikasi untuk keperluan militer.
Pesawat semacam ini mampu dikembangkan sebagai pesawat pengintai angkatan laut,pesawat pengangkut pasukan, dan sebagainya. Untuk angkatan darat,kemampuan PT Pindad juga mulai teruji dalam penyediaan kendaraan pengangkut pasukan (armoured personnel carrier atau APC) yang secara sepintas tidaklah kalah dibandingkan dengan kendaraan serupa buatan Renault Prancis.
Pesanan Departemen Pertahanan sebanyak 154 panser tersebut akan mendukung kemampuan perusahaan tersebut dalam penyediaan alutsista TNI Angkatan Darat di tahun-tahun mendatang.Kemampuan semacam itu merupakan peningkatan yang sangat berarti dari kemampuan mereka membuat senjata infanteri seperti senapan serbu yang dewasa ini bahkan telah menjadi senjata organik TNI.
Secara bisnis, pesanan sebanyak itu akan membuat kemampuan finansial PT Pindad mengalami kenaikan yang sangat berarti. Dengan kemampuan industri militer kita dalam memenuhi kebutuhan alutsista dari dalam negeri, ketergantungan kita terhadap industri militer luar negeri dapat dikurangi. Ini berarti hambatan yang muncul,misalnya dari adanya embargo,dapat kita hindarkan. Dengan membandingkan pengalaman di Ambalat yang mengusik kehormatan kita,tambahan alutsista bagi TNI Angkatan Laut tersebut merupakan kekuatan baru.
Selesainya empat kapal korvet dari Belanda juga menambah kemampuan bela diri TNI Angkatan Laut sehingga peristiwa Ambalat tidak perlu terulang.Terlebih lagi, pembangunan kapal tersebut sebagian dipenuhi oleh galangan kapal kita sendiri. Hal ini akan menjadi bahan perhitungan penting bagi negara lain dalam melihat kemampuan militer Indonesia. Pengalaman Indonesia dalam membangun landing platform dock yang cukup kompleks tersebut tentu menyadarkan kita untuk memberikan prioritas bagi pengembangan alutsista serupa di dalam negeri.
Pembangunan empat kapal korvet yang seluruhnya dibangun di galangan kapal Belanda seyogianya dapat pula sebagian dibangun PT PAL.Pada akhirnya, upaya kita membangun kemampuan produksi alutsista dalam negeri akan memberikan kebanggaan dan rasa percaya diri bagi kita semua. (CYRILLUS HARINOWO HADIWERDOYO/Pengamat Ekonomi)
2 November 2009 -- Peristiwa menarik terjadi bulan lalu, yaitu peluncuran kapal perang jenis landing platform dock oleh PT PAL Indonesia.
Kapal pesanan Departemen Pertahanan dan TNI Angkatan Laut itu merupakan bagian dari empat kapal yang dibiayai dengan kredit ekspor dari Korea Selatan. Dua kapal dibangun di galangan kapal Daewoo International Corporation di Korea Selatan, sedangkan kapal ketiga dan keempat dibangun di galangan kapal PT PAL di Surabaya. Kapal landing platform dock pertama buatan Korea Selatan yang dinamai KRI Makassar sudah diterima TNI Angkatan Laut pada Maret 2008.
Adapun kapal buatan PT PAL dinamai KRI Banjarmasin. Kapal perang itu merupakan kapal pengangkut pasukan yang mampu membawa sebuah kapal pendarat di dalamnya serta kendaraan perang seperti tank amfibi maupun kendaraan pengangkut pasukan.Pasukan yang mampu diangkut berjumlah 507 orang atau sekitar satu batalion sehingga merupakan suatu kemampuan yang sangat strategis bagi TNI Angkatan Laut. Pembangunan kapal perang jenis landing platform dock di PT PAL ternyata disertai perbaikan desain dibandingkan dua kapal sebelumnya yang dibangun di Korea Selatan,yaitu penambahan kemampuan untuk mengangkut lima helikopter.
Sebelumnya, landing platform dock buatan Korea Selatan hanya mampu mengangkut tiga helikopter. Landing platform dock merupakan jenis kapal yang banyak dimiliki angkatan laut negara-negara maju. Angkatan Laut Inggris misalnya membangun landing platform dock pada awal tahun 2000. Dua tahun kemudian mereka sudah meluncurkannya. Dua kapal landing platform dock mereka, HMS Albion dan HMS Bulwark,menggantikan dua kapal sebelumnya yang sudah tua, tetapi sangat berjasa pada saat Perang Malvinas.
Angkatan Laut Belanda juga meluncurkan kapal yang sama HrMs Rotterdam pada 1997 dan HrMs Johann de Witt pada 2007. Kapal tersebut didesain bersama Spanyol di mana Spanyol juga memiliki dua kapal yang sama, yaitu Galicia dan Castilia, yang diluncurkan tahun 1998 dan 2001.
Kemampuan Membangun Alutsista Domestik
Perkembangan ini merupakan prestasi membanggakan bagi bangsa Indonesia.Ternyata, tanpa kita sadari, kemampuan para insinyur kita dalam membangun industri maritim sudah sedemikian berkembang. PT PAL bahkan sudah mampu pula membangun kapalkapal niaga berukuran 50.000 ton yang dikenal sebagai STAR 50.
Beberapa kapal ini sudah diserahkan kepada para pemesannya, antara lain dari Jerman,Turki, Hong Kong. Dengan teknologi yang mereka miliki dalam membangun STAR 50, PT PAL sebenarnya mampu membangun kapal induk helikopter yang mampu mengangkut 16 helikopter, 10 di dalam badan kapal dan 6 helikopter di dek. Jika ini bisa dilakukan,kemampuan membangun kapal perang itu merupakan kemajuan penting dalam upaya kita memenuhi kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista) produksi dalam negeri.
Hal menarik lainnya adalah kemampuan PT Dirgantara Indonesia dalam membangun helikopter. Helikopter Puma maupun Bell mampu digarap oleh perusahaan tersebut.Tinggal pengembangan helikopter militer yang perlu dipelajari lebih lanjut jika kita memang ingin memasuki area tersebut. PT Dirgantara Indonesia juga mampu memenuhi pesanan Korea Selatan bagi pengembangan pesawat CN 235 yang dimodifikasi untuk keperluan militer.
Pesawat semacam ini mampu dikembangkan sebagai pesawat pengintai angkatan laut,pesawat pengangkut pasukan, dan sebagainya. Untuk angkatan darat,kemampuan PT Pindad juga mulai teruji dalam penyediaan kendaraan pengangkut pasukan (armoured personnel carrier atau APC) yang secara sepintas tidaklah kalah dibandingkan dengan kendaraan serupa buatan Renault Prancis.
Pesanan Departemen Pertahanan sebanyak 154 panser tersebut akan mendukung kemampuan perusahaan tersebut dalam penyediaan alutsista TNI Angkatan Darat di tahun-tahun mendatang.Kemampuan semacam itu merupakan peningkatan yang sangat berarti dari kemampuan mereka membuat senjata infanteri seperti senapan serbu yang dewasa ini bahkan telah menjadi senjata organik TNI.
Secara bisnis, pesanan sebanyak itu akan membuat kemampuan finansial PT Pindad mengalami kenaikan yang sangat berarti. Dengan kemampuan industri militer kita dalam memenuhi kebutuhan alutsista dari dalam negeri, ketergantungan kita terhadap industri militer luar negeri dapat dikurangi. Ini berarti hambatan yang muncul,misalnya dari adanya embargo,dapat kita hindarkan. Dengan membandingkan pengalaman di Ambalat yang mengusik kehormatan kita,tambahan alutsista bagi TNI Angkatan Laut tersebut merupakan kekuatan baru.
Selesainya empat kapal korvet dari Belanda juga menambah kemampuan bela diri TNI Angkatan Laut sehingga peristiwa Ambalat tidak perlu terulang.Terlebih lagi, pembangunan kapal tersebut sebagian dipenuhi oleh galangan kapal kita sendiri. Hal ini akan menjadi bahan perhitungan penting bagi negara lain dalam melihat kemampuan militer Indonesia. Pengalaman Indonesia dalam membangun landing platform dock yang cukup kompleks tersebut tentu menyadarkan kita untuk memberikan prioritas bagi pengembangan alutsista serupa di dalam negeri.
Pembangunan empat kapal korvet yang seluruhnya dibangun di galangan kapal Belanda seyogianya dapat pula sebagian dibangun PT PAL.Pada akhirnya, upaya kita membangun kemampuan produksi alutsista dalam negeri akan memberikan kebanggaan dan rasa percaya diri bagi kita semua. (CYRILLUS HARINOWO HADIWERDOYO/Pengamat Ekonomi)
Subscribe to:
Posts (Atom)