Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Friday, February 18, 2011
KRI Banjarmasin-592 Gelar Latihan Pendaratan Amphibi di Tanah Tumbuh
17 Februari 2011, Makassar -- (Dispen Lantamal VI): Makassar (13/2) Rangkaian kegiatan Long Sea Trial dalam uji fungsi docking dan undocking KRI Banjarmasin-592 selama di perairan wilayah timur Indonesia, untuk kedua kalinya tiba di Makassar Sulawesi Selatan dalam rangka kegiatan latihan pendaratan amfibi terbatas oleh satuan tugas Marinir mengambil lokasi di Tanah Tumbuh pantai Losari Kota Makassar. Latihan operasi pendaratan ini dipimpin oleh Mayor Marinir Sinaga dengan kekuatan terdiri dari : 70 orang pasukan, 3 kendaraan tempur jenis Tank PT 76 serta 3 kendaraan tempur Jenis Ranratfib, 2 Sea raider, 1 LCU.
Simulasi latihan pendaratan amfibi ini menggambarkan dalam skenario latihan bahwa pulau tanah tumbuh pantai Losari sudah di kuasai oleh separatis sehingga perlu adanya operasi amfibi untuk mengembalikan kedaulatan dan keutuhan NKRI. Kegiatan latihan pendaratan amfibi terbatas ini juga melibatkan 40 personel Yonmarhanlan VI, 3 Patkamla Satkamla Lantamal VI dan 2 perahu karet. Simulasi latihan sendiri disaksikan langsung oleh Wadan Lantamal VI, Asisten Danlantamal VI dan pejabat teras Lantamal VI lainnya. Hadir juga dalam kegiatan Sekda Kota Makassar beserta camat dan lurah, pejabat Kepolisian Kota Makassar.
Dalam keterangannya Wadan Lantamal VI Kolonel laut (P) Dwi Tjahjono menyampaikan bahwa kegiatan latihan pendaratan amfibi terbatas pasukan Marinir ini merupakan rangkaian dalam Long Sea Trial uji fungsi docking dan undocking KRI Banjarmasin-592. Dengan kegiatan di Kota Makassar ini diharapkan Masyarakat Kota Makassar dapat melihat langsung dan bangga hasil karya putra-putra bangsa KRI Banjarmasin-592 produksi PT.PAL Surabaya. Latihan pendaratan pasukan Marinir dapat disaksikan masyarakat dan generasi muda di kota Makassar untuk menumbuhkan rasa bangga, cinta tanah air dan rasa kebangsaan.
KRI Banjarmasin-592 dengan Komandan Letkol laut (P) Eko Jokowiyono memiliki fasilitas kemampuan angkut sejumlah 507 personel ,13 unit tank dan 2 unit Landing craft Vehicles. Kapal perang jenis LPD dengan panjang 125 meter an lebar 22 meter buatan PT PAL Surabaya tersebut diluncurkan pada tanggal 8 Agustus 2008 lalu dan diresmikan menjadi kapal Perang Republik Indonesia (KRI ) pada tanggal 28 Nopember 2009 oleh Menhan Purnomo Yusgiantoro di Surabaya. Kapal perang KRI Surabaya-592, dalam pembinaan berada di bawah Kolinlamil.
Sumber: Lantamal VI
Paspampres Masuk Kategori Pasukan VVIP Dunia
(Foto: Paspampres)
18 Februari 2011, Jakarta -- (Suara Karya): Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) Mayjen TNI Waris patut berbangga hati. Karena, Paspampres disejajarkan sebagai pasukan very very important person (VVIP) kelas dunia. Selain Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono, sejumlah tamu negara memberikan apresiasi positif terhadap kinerja Paspampres.
"Keberhasilan kita melaksanakan tugas sangat diapresiasi Presiden SBY dan Wapres serta tamu negara. Paspampres melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara profesional sebagai satuan pengamanan VVIP sehingga bisa disejajarkan dengan pasukan pengamanan kelas dunia," ujar Waris pada Rapat Kerja dan Apel Komandan Satuan Paspampres 2011 di Mako Paspampres, Jakarta, Rabu-Kamis (17-18/2).
Selama 2010, Paspampres sukses melakukan tugas dan tanggungjawabnya untuk mengamankan Presiden dan Wakil Presiden, termasuk para tamu negara. Namun di balik keberhasilan itu, Waris mengingatkan prajurit Paspampres tidak langsung berbangga hati.
Sebab, kinerja Paspampres tak lepas dari kesalahan akibat dari kelalaian prajurit. "Kita terperangah karena sepanjjang 2010 masih ada prajurit Paspampres yang melakukan pelanggaran," ujarnya.
Menurut Waris, prajurit Paspampres butuh pendekatan personal. Adanya kasus pelanggaran pidana dan disiplin dilakukan personil Paspampres, membuktikan prajurit masih rentan terhadap pengendalian diri.
Pencegahan Dini
Pelanggaran yang dilakukan prajurit Paspampres menimbulkan keresahan pimpinan TNI. Pemicu pelanggaran diduga akibat persoalan pribadi.
Karena itu, ia mengatakan, perlu pemberdayaan unsur perwira pertama sebagai ujung tombak deteksi dini terhadap permasalahan prajurit. "Caranya adalah, melakukan pendekatan ke masing-masing individu prajurit," ujarnya.
Waris mengatakan, upaya penyelesaian masalah prajurit Paspampres berpedoman pada sendi-sendi dasar prajurit TNI. "Saya minta kepada seluruh unsur pimpinan untuk sungguh-sungguh dalam melaksanakan pembinaan satuan di tengah-tengah tuntutan tugas yang cukup padat ini," ujarnya.
Waris mengatakan, pemicu permasalahan yang dihadapi prajurit Paspampres harus diidentifikasi sedini mungkin sambil membuat solusi cermat dan menguntungkan bagi prajurit maupun Paspampres.
Prajurit Paspampres jangan dibiarkan sendiri untuk menyelesaikan persoalan. Pasalnya, prajurit butuh nasihat dan bimbingan dari pemimpin ataupun komandannya. "Cara terbaik adalah dengan mengadakan pendekatan personal ke masing-masing individu," kata Waris.
Penyelenggaraan Raker dan Apel Dansat Paspampres dalam rangka membahas dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja dan anggaran Paspampres Tahun 2010, serta penyampaian program kerja dan anggaran Paspampres Tahun 2011.
"Wadah ini menjadi wahana untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan kualitas kebersamaan di antara para komandan satuan dan staf terkait dalam upaya memecahkan berbagai permasalahan, baik internal maupun eksternal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas Paspampres," ujar Waris.
Sumber: Suara Karya
18 Februari 2011, Jakarta -- (Suara Karya): Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) Mayjen TNI Waris patut berbangga hati. Karena, Paspampres disejajarkan sebagai pasukan very very important person (VVIP) kelas dunia. Selain Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono, sejumlah tamu negara memberikan apresiasi positif terhadap kinerja Paspampres.
"Keberhasilan kita melaksanakan tugas sangat diapresiasi Presiden SBY dan Wapres serta tamu negara. Paspampres melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara profesional sebagai satuan pengamanan VVIP sehingga bisa disejajarkan dengan pasukan pengamanan kelas dunia," ujar Waris pada Rapat Kerja dan Apel Komandan Satuan Paspampres 2011 di Mako Paspampres, Jakarta, Rabu-Kamis (17-18/2).
Selama 2010, Paspampres sukses melakukan tugas dan tanggungjawabnya untuk mengamankan Presiden dan Wakil Presiden, termasuk para tamu negara. Namun di balik keberhasilan itu, Waris mengingatkan prajurit Paspampres tidak langsung berbangga hati.
Sebab, kinerja Paspampres tak lepas dari kesalahan akibat dari kelalaian prajurit. "Kita terperangah karena sepanjjang 2010 masih ada prajurit Paspampres yang melakukan pelanggaran," ujarnya.
Menurut Waris, prajurit Paspampres butuh pendekatan personal. Adanya kasus pelanggaran pidana dan disiplin dilakukan personil Paspampres, membuktikan prajurit masih rentan terhadap pengendalian diri.
Pencegahan Dini
Pelanggaran yang dilakukan prajurit Paspampres menimbulkan keresahan pimpinan TNI. Pemicu pelanggaran diduga akibat persoalan pribadi.
Karena itu, ia mengatakan, perlu pemberdayaan unsur perwira pertama sebagai ujung tombak deteksi dini terhadap permasalahan prajurit. "Caranya adalah, melakukan pendekatan ke masing-masing individu prajurit," ujarnya.
Waris mengatakan, upaya penyelesaian masalah prajurit Paspampres berpedoman pada sendi-sendi dasar prajurit TNI. "Saya minta kepada seluruh unsur pimpinan untuk sungguh-sungguh dalam melaksanakan pembinaan satuan di tengah-tengah tuntutan tugas yang cukup padat ini," ujarnya.
Waris mengatakan, pemicu permasalahan yang dihadapi prajurit Paspampres harus diidentifikasi sedini mungkin sambil membuat solusi cermat dan menguntungkan bagi prajurit maupun Paspampres.
Prajurit Paspampres jangan dibiarkan sendiri untuk menyelesaikan persoalan. Pasalnya, prajurit butuh nasihat dan bimbingan dari pemimpin ataupun komandannya. "Cara terbaik adalah dengan mengadakan pendekatan personal ke masing-masing individu," kata Waris.
Penyelenggaraan Raker dan Apel Dansat Paspampres dalam rangka membahas dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja dan anggaran Paspampres Tahun 2010, serta penyampaian program kerja dan anggaran Paspampres Tahun 2011.
"Wadah ini menjadi wahana untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan kualitas kebersamaan di antara para komandan satuan dan staf terkait dalam upaya memecahkan berbagai permasalahan, baik internal maupun eksternal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas Paspampres," ujar Waris.
Sumber: Suara Karya
Kodam I/BB Perketat Pengamanan Pulau Terluar
(Foto: Kodam I/BB)
18 Februari 2011, Medan -- (SINDO): Komando Daerah Militer (Kodam) I/Bukit Barisan (BB) memperketat penjagaan pulau-pulau terluar di wilayah Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Barat (Sumbar),Riau dan Kepulauan Riau (Kepri) dari ancaman negara tetangga dengan menambah pasukan. Menurut Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) I/BB Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Leo Siegers, di wilayah Kodam I/BB ada sebanyak 25 pulau yang letaknya berbatasan langsung dengan negara tetangga, yakni Singapura, Malaysia dan Thailand.
”Jumlah pulau terluar kita ada 25. Sebanyak 19 pulau tak berpenghuni. Pulau yang signifikan diduduki untuk sementara ada tiga pulau,” katanya kepada wartawan di Markas Kodam I/BB di Medan, kemarin. Ketiga pulau terluar tersebut adalah Pulau Berhala,di Kabuaten Serdangbedagai, Pulau Nipah di Batam dan Pulau Sekatung di Natuna, Kepulauan Riau (Kepri). Letak ketiga pulau itu sangat strategis dan keberadaannya sangat penting bagi Indonesia.
Pulau Berhala dan Pulau Nipah dijaga prajurit dari Korps Marinir, sedangkan Pulau Sekatung dijaga prajurit Batalyon Infantri (Yonif) 134/Tuah Sakti.”Di Pulau Sekatung juga dibangun patung setinggi 14 meter sebagai tanda. Untuk membangunnya dibutuhkan anggaran sebesar Rp1,3 miliar,”bebernya. Pangdam menambahkan, meningkatkan pengamanan pulau terluar di wilayah Kodam I/BB dari ancaman negara tetangga.
Kalau selama ini pasukan yang ditugaskan dari Marinir,maka pada tahun ini ditambah dari TNI Angkatan Darat (AD). Di Pulau Nipah misalnya, sebelumnya prajurit yang ditugaskan hanya satu kompi dari Marinir, sekarang ditambah menjadi dua pleton Marinir dan satu pleton Prajurit Kodam I/BB. Begitu juga di Pulau Berhala, sebelumnya satu pleton Marinir, menjadi dua pleton Marinir dan satu pleton prajurit Kodam I/BB.
Sementara Pulau Sekatung, sebelumnya satu pleton prajurit Yonif 134/Tua Sakti, nanti dirubah menjadi dua pleton prajurit 134/Tua Sakti dan satu pleton Marinir,” sebutnya. Penggabungan dua angkatan tersebut dimaksudkan untuk lebih mengakrabkan para prajurit. Ke depannya juga tidak tertutup kemungkinan prajurit dari Angkatan Udara (AU) dan Polri ikut menjaga pulau terluar. ”Pak Kapolda (Sumut) juga pernah minta.Tapi saya katakan, polisi bisa masuk kalau sudah ada warga yang ngurus SIM (surat izin mengemudi),” ucap Leo bercanda.
Semua angkatan dan Polri punya komitmen bersama menjaga pulau-pulau terluar di wilayah Sumatera. Keakraban antara prajurit dan anggota Polri harus terus dijaga dan ditingkatkan.Tidak heran,meski menjabat Pangdam, dia sering bertandang ke Kantor Polda Sumut, bahkan kantor polres. ”Saya bisa masuk ke polres,Pak Kapolda (Irjen Pol Oegroseno) juga bisa masuk ke batalyon.
Kita biasa akrab.Kenapa tidak ?,”beber Pangdam. Dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AD se-jajaran Kodam I/BB juga disinggung adanya penambahan kekuatan kewilayahan di Kodam I/BB, yakni pada validasi Yon Armed 2 menjadi Yon Armed Roket 2 di Delitua,Deliserdang dan validasi Yon Arhanudse 13 menjadi Yon Arhanud Rudal 13 di Pekanbaru, Riau.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapedda) Sumut Riadil Akhir Lubis sependapat dengan kebijakan Panglima TNI yang menambah pasukan menjaga pulau terluar, seperti Pulau Berhala, di Kecamatan Beringin, Serdangbedagai. Pulau Berhala tersebut kini ditetapkan pemerintah pusat sebagai kawasan strategis nasional.
Karenanya dalam rencana pembangunan Sumut ke depan, Pemprov Sumut tetap mengakomodasi Pulau Berhala. Selain Pulau Berhala, kawasan yang masuk dalam kawasan strategis nasional di Sumut, yakni Danau Toba, dan Medan-Binjai, Deliserdang- Karo (Mebidangro). ”Dalam merencanakan anggaran, kita juga masukan anggaran untuk pembangunan kawasan Pulau Berhala,” paparnya.
Sumber: SINDO
18 Februari 2011, Medan -- (SINDO): Komando Daerah Militer (Kodam) I/Bukit Barisan (BB) memperketat penjagaan pulau-pulau terluar di wilayah Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Barat (Sumbar),Riau dan Kepulauan Riau (Kepri) dari ancaman negara tetangga dengan menambah pasukan. Menurut Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) I/BB Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Leo Siegers, di wilayah Kodam I/BB ada sebanyak 25 pulau yang letaknya berbatasan langsung dengan negara tetangga, yakni Singapura, Malaysia dan Thailand.
”Jumlah pulau terluar kita ada 25. Sebanyak 19 pulau tak berpenghuni. Pulau yang signifikan diduduki untuk sementara ada tiga pulau,” katanya kepada wartawan di Markas Kodam I/BB di Medan, kemarin. Ketiga pulau terluar tersebut adalah Pulau Berhala,di Kabuaten Serdangbedagai, Pulau Nipah di Batam dan Pulau Sekatung di Natuna, Kepulauan Riau (Kepri). Letak ketiga pulau itu sangat strategis dan keberadaannya sangat penting bagi Indonesia.
Pulau Berhala dan Pulau Nipah dijaga prajurit dari Korps Marinir, sedangkan Pulau Sekatung dijaga prajurit Batalyon Infantri (Yonif) 134/Tuah Sakti.”Di Pulau Sekatung juga dibangun patung setinggi 14 meter sebagai tanda. Untuk membangunnya dibutuhkan anggaran sebesar Rp1,3 miliar,”bebernya. Pangdam menambahkan, meningkatkan pengamanan pulau terluar di wilayah Kodam I/BB dari ancaman negara tetangga.
Kalau selama ini pasukan yang ditugaskan dari Marinir,maka pada tahun ini ditambah dari TNI Angkatan Darat (AD). Di Pulau Nipah misalnya, sebelumnya prajurit yang ditugaskan hanya satu kompi dari Marinir, sekarang ditambah menjadi dua pleton Marinir dan satu pleton Prajurit Kodam I/BB. Begitu juga di Pulau Berhala, sebelumnya satu pleton Marinir, menjadi dua pleton Marinir dan satu pleton prajurit Kodam I/BB.
Sementara Pulau Sekatung, sebelumnya satu pleton prajurit Yonif 134/Tua Sakti, nanti dirubah menjadi dua pleton prajurit 134/Tua Sakti dan satu pleton Marinir,” sebutnya. Penggabungan dua angkatan tersebut dimaksudkan untuk lebih mengakrabkan para prajurit. Ke depannya juga tidak tertutup kemungkinan prajurit dari Angkatan Udara (AU) dan Polri ikut menjaga pulau terluar. ”Pak Kapolda (Sumut) juga pernah minta.Tapi saya katakan, polisi bisa masuk kalau sudah ada warga yang ngurus SIM (surat izin mengemudi),” ucap Leo bercanda.
Semua angkatan dan Polri punya komitmen bersama menjaga pulau-pulau terluar di wilayah Sumatera. Keakraban antara prajurit dan anggota Polri harus terus dijaga dan ditingkatkan.Tidak heran,meski menjabat Pangdam, dia sering bertandang ke Kantor Polda Sumut, bahkan kantor polres. ”Saya bisa masuk ke polres,Pak Kapolda (Irjen Pol Oegroseno) juga bisa masuk ke batalyon.
Kita biasa akrab.Kenapa tidak ?,”beber Pangdam. Dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AD se-jajaran Kodam I/BB juga disinggung adanya penambahan kekuatan kewilayahan di Kodam I/BB, yakni pada validasi Yon Armed 2 menjadi Yon Armed Roket 2 di Delitua,Deliserdang dan validasi Yon Arhanudse 13 menjadi Yon Arhanud Rudal 13 di Pekanbaru, Riau.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapedda) Sumut Riadil Akhir Lubis sependapat dengan kebijakan Panglima TNI yang menambah pasukan menjaga pulau terluar, seperti Pulau Berhala, di Kecamatan Beringin, Serdangbedagai. Pulau Berhala tersebut kini ditetapkan pemerintah pusat sebagai kawasan strategis nasional.
Karenanya dalam rencana pembangunan Sumut ke depan, Pemprov Sumut tetap mengakomodasi Pulau Berhala. Selain Pulau Berhala, kawasan yang masuk dalam kawasan strategis nasional di Sumut, yakni Danau Toba, dan Medan-Binjai, Deliserdang- Karo (Mebidangro). ”Dalam merencanakan anggaran, kita juga masukan anggaran untuk pembangunan kawasan Pulau Berhala,” paparnya.
Sumber: SINDO
Thursday, February 17, 2011
Helikopter TNI-AL Mendarat Darurat di Situbondo
17 Februari 2011, Situbondo -- (Republika.co.id): Sebuah helikopter dengan nomor lambung NV 412 milik Skuadron 400 TNI-AL mendarat darurat di lapangan SMA Negeri 1 Suboh, Kabupaten Situbondo, Kamis. Helikopter tersebut terbang dari Kabupaten Banyuwangi hendak menuju ke Bandara Juanda Surabaya, namun berputar-putar rendah di lapangan SMA Negeri 1 Suboh dan melakukan pendaratan darurat karena diduga mengalami kerusakan mesin.
Seorang saksi mata, Imam Syafii, mengatakan helikopter yang terbang rendah di kawasan sekolah membuat siswa dan masyarakat setempat terkejut. "Banyak siswa dan warga yang keluar rumah untuk melihat helikopter yang mendarat di lapangan SMA Suboh. Kami khawatir helikopter itu jatuh menimpa rumah warga," tuturnya.
Menurut dia, helikopter tersebut berputar-putar rendah di lapangan SMA Suboh, kemudian mendarat secara darurat di sana. "Kegiatan belajar di SMA Negeri 1 Suboh sempat terhenti karena banyak siswa yang berhamburan keluar ruangan kelas untuk melihat pendaratan helikopter milik TNI-AL itu," paparnya.
Helikopter Skuadron 400 TNI AL dengan pilot Kapten Novan dan co-pilot Lettu Akbar tidak bisa berbuat banyak dan menunggu teknisi yang didatangkan dari Surabaya. Beberapa kali mereka mencoba menghidupkan mesin helikopter, namun tidak bisa.
Saat dikonfirmasi sejumlah wartawan terkait dengan pendaratan darurat itu, pilot dan co-pilot enggan memberikan komentar apapun terkait dengan kerusakan mesin yang menyebabkan helikopter tersebut mendarat darurat. Hingga kini, belum diperoleh keterangan resmi dari TNI-AL tentang kemungkinan adanya kerusakan mesin pesawat, sehingga pilot melakukan pendaratan darurat.
Sumber: Republika
RI-AS Mantapkan Penanggulangan Teroris
17 Februari 2011, Jakarta -- (Suara Karya): Indonesia dan Amerika Serikat sedang menyusun konsep penanganan terorisme, khususnya untuk kawasan Asia Tenggara.
"Dalam penanganan terorisme di Asia Tenggara, tengah menyusun konsep penanganan terorisme yang akan ditawarkan dan dibahas lebih lanjut," kata Dirjen Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Puguh Santoso, di Jakarta, Rabu (16/2).
Ia mengatakan, rancangan penanganan terorisme yang disusun RI-AS itu secara umum mencantumkan hal-hal yang boleh dan tidak dilakukan menyangkut soal kedaulatan negara.
"Artinya, jangan sampai penanganan terorisme malah mengintervensi serta mengganggu hubungan antarnegara. Misalnya, kita tidak boleh mencampuri urusan ke dalam, kecuali melakukan kajian-kajian bagaimana terorisme ke depan, bagaimana dengan perkembangan teknologinya. Kemudian model pelatihan bagi prajurit dalam menghadapi terorisme dengan mengedepankan HAM," ujarnya.
Selain itu, alat-alat apa saja yang harus disediakan bagi satuan-satuan dalam menghadapi terorisme ke depan. "Dengan begitu, ada kejelasan mana yang boleh dan tidak boleh. Ini masih dalam konteks yang ditawarkan oleh Indonesia dan Amerika Serikat," kata Puguh.
Ia menuturkan, konsep itu akan ditawarkan terlebih dulu dengan sembilan negara ASEAN dan selanjutnya dengan negara-negara mitra ASEAN.
"Kita akan tawarkan dalam forum pertemuan Menhan se-ASEAN (ADMM) pada 22-24 Februari di Surabaya. Baru kita tawarkan ke negara-negara mitra ASEAN," ucap Puguh.
Menurut dia, bila ASEAN menyetujui konsep yang ditawarkan akan dibicarakan lagi dengan mitra dari delapan negara lainnya (ASEAN+8). "Pasti akan akan perdebatan. China juga ikut. Belum tentu konsep ini akan diterima begitu saja," kata Puguh.
Ia mengatakan, penanganan ancaman terorisme juga disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan itu harus seimbang. Sebab, terorisme juga memiliki acuan dalam penggunaan peralatan serta teknologi.
"Contoh penggunaan satelit dan kemungkinan nuklir. Ini harus diantisipasi. Kita tidak bisa menganggap teroris itu begini-begini saja. Mereka kan terus berkembang," kata Puguh.
Penanggulangan Bencana
Sementara itu, delapan negara dari Amerika, Eropa dan Asia ikut merumuskan kerja sama keamanan dan perdamaian dalam bingkai pertahanan di wilayah ASEAN. Delapan negara, adalah Amerika Serikat, Rusia, Australia, Cina, Jepang, Selandia Baru dan Korea Selatan.
"Kita (Indonesia) sudah buat draft kasar dan telah dikomunikasikan dengan AS. Mereka (AS) setuju," ujar Puguh.
Konsep penanganan bencana itu akan ditawarkan Indonesia pada ASEAN Defence Ministers Meeting (ADMM) ke-5 di Surabaya, 22-24 Febuari 2011.
Bila ASEAN menyetujui konsep tersebut, maka akan diadakan pembicaraan lanjutan yang melibatkan negara ASEAN plus delapan negara.
Konsep dasar adalah pengerahan aset militer untuk operasi kemanusian, terutama dalam menanggulangi bencana alam misalnya tsunami di Aceh.
Singapura mengirimkan Chinook. Hal sama dilakukan negara-negara lain untuk menanggulangi bencana alam, seperti di Aceh.
"Nanti kita akan coba wadahi dalam SOP. Misalnya, apabila suatau negara menghadapi musibah bencana alam yang hebat dan tak bisa dtangani oleh pemerintah," ujarnya.
Menurut dia, nantinya, ASEAN membahas bagaimana bantuan-bantuan negara-negara yang menjadi anggota ASEAN memberikan bantuan kepada negara yang terkena bencana melalui pengerahan aset-aset militernya. Ini yang harus diwadahi sehingga tidak terlalu lama," ujar Puguh.
Namun, tutur dia menjelaskan, untuk pengerahan bantuan melalui aset militer harus melalui kesepakatan dengan negara yang terkena musibah bencana.
Sumber: Suara Karya
Wednesday, February 16, 2011
KRI Banjarmasin-592 Semarakkan Peringatan HUT Kota Balikpapan
KRI Banjarmasin - 592 saat melakukan proses penggenangan (platform) untuk mengeluarkan tank amfibi di Pantai Mapalus, Bitung, Sulawesi Utara, Senin (7/2). KRI Banjarmasin - 592 berada di Bitung dalam rangka melakukan uji coba pelayaran jarak jauh ( Long Sea Trial) selama 30 hari ke wilayah timur perairan Indonesia. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ed/ama/11)
16 Februari 2011, Jakarta -- (Pelita): KRI Banjarmasin-592, salah satu unsur kapal perang jajaran Komando Linta Laut Militer (Kolinlamil) dengan Komandan Letkol Laut (P) Eko Jokowiyono ikut serta merayakan hari ulang tahun Kota Balikpapan ketika merapat di Pelabuhan Semayang, Balikpapan, Kaltim, pekan lalu.
Kehadiran KRI Banjarmasin-592 di Balikpapan, 10 Februari lalu masih dalam rangkaian kegiatan long sea trial dan sekaligus melaksanakan safari dan pameran kapal perang produksi dalam negeri.
Kehadiran kapal perang di kota tersebut untuk mendekatkan dan lebih mengenalkan kepada masyarakat khususnya generasi muda tentang kapal perang baru TNI AL kelas Landing Platform Dock (LPD) yang diproduksi oleh putra-putra bangsa Indonesia di PT PAL Surabaya.
Untuk lebih mendekatkan dan mengenal berbagai kegiatan khususnya Kolinlamil dilaksanakan berbagai kegiatan pameran di geladak helly,mulai dari pameran foto-foto kegiatan TNI dan TNI AL serta Kolinlamil dalam melaksanakan kegiatan latihan dan operasional dan ujicoba senjata di geladak helly.
Demikian pula dilaksanakan pameran pakaian dinas TNI AL dengan berbagai tenue mulai dari pakaian dinas upacara (PDU) sampai dengan PDLT dan berbagai persenjataan organik pasukan Marinir.
Sementara itu latihan pendaratan amfibi juga digelar saat KRI Banjarmasin-592 merapat di Pantai Losari, Makassar, Sulsel, Minggu (13/2) siang.
Latihan pendaratan amfibi dengan melibatkan sejumlah Tank PT-76, BTR-50, dan pendaratan pasukan dengan kekuatan satu kompi dengan menggunakan Landing Craft Utility (LCU) dan Landing Craft Vehicle Personal (LCVP) dengan bantuan serangan udara langsung (SUL) yang diperankan dengan salah satu helly TNI AL jenis NV-142 dilaksanakan dengan memakan waktu sekitar 5 jam.
Demikian pula saat embarkasi tank amfibi dan pasukan dengan menggunakan LCVP kembali ke kapal perang dilaksanakan di tengah laut (embarkasi basah).
Kegiatan safari dan latihan pendaratan diakhiri dengan acara minum kopi bersama di KRI Banjarmasin-592 dihadiri para pejabat Muspida Kota Makassar, pejabat TNI/Polri, dan para pejabat unsur maritim.
Sumber: Pelita
16 Februari 2011, Jakarta -- (Pelita): KRI Banjarmasin-592, salah satu unsur kapal perang jajaran Komando Linta Laut Militer (Kolinlamil) dengan Komandan Letkol Laut (P) Eko Jokowiyono ikut serta merayakan hari ulang tahun Kota Balikpapan ketika merapat di Pelabuhan Semayang, Balikpapan, Kaltim, pekan lalu.
Kehadiran KRI Banjarmasin-592 di Balikpapan, 10 Februari lalu masih dalam rangkaian kegiatan long sea trial dan sekaligus melaksanakan safari dan pameran kapal perang produksi dalam negeri.
Kehadiran kapal perang di kota tersebut untuk mendekatkan dan lebih mengenalkan kepada masyarakat khususnya generasi muda tentang kapal perang baru TNI AL kelas Landing Platform Dock (LPD) yang diproduksi oleh putra-putra bangsa Indonesia di PT PAL Surabaya.
Untuk lebih mendekatkan dan mengenal berbagai kegiatan khususnya Kolinlamil dilaksanakan berbagai kegiatan pameran di geladak helly,mulai dari pameran foto-foto kegiatan TNI dan TNI AL serta Kolinlamil dalam melaksanakan kegiatan latihan dan operasional dan ujicoba senjata di geladak helly.
Demikian pula dilaksanakan pameran pakaian dinas TNI AL dengan berbagai tenue mulai dari pakaian dinas upacara (PDU) sampai dengan PDLT dan berbagai persenjataan organik pasukan Marinir.
Sementara itu latihan pendaratan amfibi juga digelar saat KRI Banjarmasin-592 merapat di Pantai Losari, Makassar, Sulsel, Minggu (13/2) siang.
Latihan pendaratan amfibi dengan melibatkan sejumlah Tank PT-76, BTR-50, dan pendaratan pasukan dengan kekuatan satu kompi dengan menggunakan Landing Craft Utility (LCU) dan Landing Craft Vehicle Personal (LCVP) dengan bantuan serangan udara langsung (SUL) yang diperankan dengan salah satu helly TNI AL jenis NV-142 dilaksanakan dengan memakan waktu sekitar 5 jam.
Demikian pula saat embarkasi tank amfibi dan pasukan dengan menggunakan LCVP kembali ke kapal perang dilaksanakan di tengah laut (embarkasi basah).
Kegiatan safari dan latihan pendaratan diakhiri dengan acara minum kopi bersama di KRI Banjarmasin-592 dihadiri para pejabat Muspida Kota Makassar, pejabat TNI/Polri, dan para pejabat unsur maritim.
Sumber: Pelita
Test Smoke Generating System Pesawat KT-1B
Jupiter Aerobatic Team (JAT). (Foto: lanud-adisutjipto)
16 Februari 2011, Yogyakarta -- (Pentak Lanud Adisutjipto): Sebanyak 6 pesawat KT-1 B yang tergabung dalam Jupiter Aerobatic Team (JAT), kembali melaksanakan latihan terbang formasi. Latihan yang mengangkasa di dirgantara Yogyakarta ini, Rabu (16/2) dalam rangka Test Smoke Generating System.
Komandan Skadron Teknik 043 Letkol Tek Jeffry D.R menerangkan, pelaksanaan Test Smoke Generating System merupakan kerja sama antara Dislitbangau dengan Skatek 043 Lanud Adisutjipto. Menurutnya Test Smoke Generating System bertujuan untuk mencari formula asap yang akan dipergunakan oleh JAT dalam setiap penampilannya.
KT-1B TNI AU. (Foto: KAI)
Kepada para penerbang yang tergabung dalam JAT, Aspers Kasau Marsekal Muda TNI Rodi Suprasodjo dalam briefing singkatnya menekankan, agar dalam setiap misi, para penerbang senantiasa menjaga keselamatan terbang dan kerja.
Selain Aspers Kasau, pelaksanaan Test Smoke Generating System juga disaksikan oleh beberapa pejabat, antara lain Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Uadra, Dinas Keselamatan Terbang dan Kerja Angkatan Udara serta beberapa pejabat Lanud Adisutjipto.
Sumber: TNI AU
16 Februari 2011, Yogyakarta -- (Pentak Lanud Adisutjipto): Sebanyak 6 pesawat KT-1 B yang tergabung dalam Jupiter Aerobatic Team (JAT), kembali melaksanakan latihan terbang formasi. Latihan yang mengangkasa di dirgantara Yogyakarta ini, Rabu (16/2) dalam rangka Test Smoke Generating System.
Komandan Skadron Teknik 043 Letkol Tek Jeffry D.R menerangkan, pelaksanaan Test Smoke Generating System merupakan kerja sama antara Dislitbangau dengan Skatek 043 Lanud Adisutjipto. Menurutnya Test Smoke Generating System bertujuan untuk mencari formula asap yang akan dipergunakan oleh JAT dalam setiap penampilannya.
KT-1B TNI AU. (Foto: KAI)
Kepada para penerbang yang tergabung dalam JAT, Aspers Kasau Marsekal Muda TNI Rodi Suprasodjo dalam briefing singkatnya menekankan, agar dalam setiap misi, para penerbang senantiasa menjaga keselamatan terbang dan kerja.
Selain Aspers Kasau, pelaksanaan Test Smoke Generating System juga disaksikan oleh beberapa pejabat, antara lain Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Uadra, Dinas Keselamatan Terbang dan Kerja Angkatan Udara serta beberapa pejabat Lanud Adisutjipto.
Sumber: TNI AU
Hibah F-16 AS Belum Final
F-16 Fighting Falcon AU AS terbang di atas udara Rimini,Italia. (Foto: U.S. Air Force/Tech. Sgt. Dave Ahlschwede)
16 Februari 2011, Jakarta -- (Suara Karya): Proses hibah 24 unit pesawat tempur F-16A/B Block-25 dari pemerintah Amerika Serikat (AS) kepada TNI, belum sampai pada tahap finalisasi. Indonesia masih menunggu konfirmasi AS.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro, dan Kepala Pusat Penerangan Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan (Kemhan) Brigjen TNI I Wayan Midhio, yang disampaikan secara terpisah kepada Suara Karya d Jakarta, Selasa (15/2).
TNI telah menyelesaikan kajian terhadap 24 unit F-16 fighting falcon yang akan dihibahkan itu. Pesawat tempur itu masih memenuhi syarat terbang hingga 5.500 jam atau setara pemakaian minimal 25 tahun.
Bambang menyebutkan, kemampuan 24 unit F-16 hibah AS bersamaan 10 unit F-16 jenis sama milik TNI AU akan ditingkatkan setara dengan F-16 C/D Block-52 dalam rangka mendukung kekuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang telah ada.
"TNI AU berharap ada penambahan pesawat tempur dalam waktu cepat sehingga memaksimalkan kekuatan tempur udara skuadron F-16 yang telah kita miliki," ujarnya.
Indonesia masih menunggu konfirmasi dari pihak AS. Sementara, TNI AU telah mengirimkan hasil kajian F-16 itu kepada Mabes TNI dan Kementerian Pertahanan.
Hibah 24 unit F-16 akan memenuhi skuadron tempur TNI AU secara maksimal. "Dengan hibah itu, maka TNI AU dapat mendapat tambahan pesawat tempur untuk memberikan efek tangkal," katanya.
Biaya meningkatkan avionic 24 unit F-16 A/B setara F-16 C/D 52 sama dengan membeli 6 unit F-16C/D Block-52 yang baru, yakni 360 juta dollar AS. Selain persenjataan, kemampuan radar ditingkatkan sehingga pesawat bisa melepaskan tembakan secara akurat sebelum penglihatan kasat mata (vionic visual runs).
Secara teknis, dijelaskan Bambang, Indonesia dan AS belum memutuskan proses dan lokasi up-grade F-16 hasil hibah AS karena harus melalui kesepakatan (memorandum of understanding/MoU). Upgrade menjadi satu paket dengan 10 unit F-16 Blok-25 milik TNI AU.
Persetujuan DPR
Wayan menyebutkan, Kemhan dalam kapasitas pada level kebijakan mendukung hibah F-16 dari AS. "Pemerintah mendukung keinginan TNI," ujarnya.
Pemerintah sendiri terus membantu perawatan dan pemeliharaan pesawat tempur F-16 TNI Angkatan Udara, pascaembargo. Perawatan dan pemeliharaan dilakukan oleh perusahaan Pratt & Whitney, yang rutin datang dua kali setahun melakukan pengecekan terhadap pesawat-pesawat F-16 yang bermarkas di Pangkalan Udara Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur.
Sementara itu, Komisi I DPR meminta TNI dan pemerintah teliti menerima hibah F-16A/B Block-25 A. Hasil kajian yang telah dilakukan TNI perlu disampaikan di hadapan Komisi I (DPR)," ujar anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Tantowi Yahya.
Koleganya dari Fraksi Partai Gerindra Ahmad Muzani mengingatkan Kemhan dan TNI tidak terburu-buru menerima hibah dua squadron pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat. Sebab, Kemhan pernah menjanjikan kepada Komisi I DPR untuk tranparan membeberkan hasil kajian terhadap hibah F-16 AS.
"Kalau tak melalui kajian berarti melanggar kesepakatan dengan Komisi I. Kami bisa minta dibatalkan hibah tersebut dengan alasan efisiensi dan efektivitas," ujarnya.
Tantowi mengkhawatirkan hibah F-16 akan menambah ketergantungan Indonesia kepada AS. DPR juga tidak ingin hibah F16 ini mengganggu rencana pembangunan Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Force/MEF) dari dalam negeri.
Sumber: Suara Karya
16 Februari 2011, Jakarta -- (Suara Karya): Proses hibah 24 unit pesawat tempur F-16A/B Block-25 dari pemerintah Amerika Serikat (AS) kepada TNI, belum sampai pada tahap finalisasi. Indonesia masih menunggu konfirmasi AS.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro, dan Kepala Pusat Penerangan Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan (Kemhan) Brigjen TNI I Wayan Midhio, yang disampaikan secara terpisah kepada Suara Karya d Jakarta, Selasa (15/2).
TNI telah menyelesaikan kajian terhadap 24 unit F-16 fighting falcon yang akan dihibahkan itu. Pesawat tempur itu masih memenuhi syarat terbang hingga 5.500 jam atau setara pemakaian minimal 25 tahun.
Bambang menyebutkan, kemampuan 24 unit F-16 hibah AS bersamaan 10 unit F-16 jenis sama milik TNI AU akan ditingkatkan setara dengan F-16 C/D Block-52 dalam rangka mendukung kekuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang telah ada.
"TNI AU berharap ada penambahan pesawat tempur dalam waktu cepat sehingga memaksimalkan kekuatan tempur udara skuadron F-16 yang telah kita miliki," ujarnya.
Indonesia masih menunggu konfirmasi dari pihak AS. Sementara, TNI AU telah mengirimkan hasil kajian F-16 itu kepada Mabes TNI dan Kementerian Pertahanan.
Hibah 24 unit F-16 akan memenuhi skuadron tempur TNI AU secara maksimal. "Dengan hibah itu, maka TNI AU dapat mendapat tambahan pesawat tempur untuk memberikan efek tangkal," katanya.
Biaya meningkatkan avionic 24 unit F-16 A/B setara F-16 C/D 52 sama dengan membeli 6 unit F-16C/D Block-52 yang baru, yakni 360 juta dollar AS. Selain persenjataan, kemampuan radar ditingkatkan sehingga pesawat bisa melepaskan tembakan secara akurat sebelum penglihatan kasat mata (vionic visual runs).
Secara teknis, dijelaskan Bambang, Indonesia dan AS belum memutuskan proses dan lokasi up-grade F-16 hasil hibah AS karena harus melalui kesepakatan (memorandum of understanding/MoU). Upgrade menjadi satu paket dengan 10 unit F-16 Blok-25 milik TNI AU.
Persetujuan DPR
Wayan menyebutkan, Kemhan dalam kapasitas pada level kebijakan mendukung hibah F-16 dari AS. "Pemerintah mendukung keinginan TNI," ujarnya.
Pemerintah sendiri terus membantu perawatan dan pemeliharaan pesawat tempur F-16 TNI Angkatan Udara, pascaembargo. Perawatan dan pemeliharaan dilakukan oleh perusahaan Pratt & Whitney, yang rutin datang dua kali setahun melakukan pengecekan terhadap pesawat-pesawat F-16 yang bermarkas di Pangkalan Udara Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur.
Sementara itu, Komisi I DPR meminta TNI dan pemerintah teliti menerima hibah F-16A/B Block-25 A. Hasil kajian yang telah dilakukan TNI perlu disampaikan di hadapan Komisi I (DPR)," ujar anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Tantowi Yahya.
Koleganya dari Fraksi Partai Gerindra Ahmad Muzani mengingatkan Kemhan dan TNI tidak terburu-buru menerima hibah dua squadron pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat. Sebab, Kemhan pernah menjanjikan kepada Komisi I DPR untuk tranparan membeberkan hasil kajian terhadap hibah F-16 AS.
"Kalau tak melalui kajian berarti melanggar kesepakatan dengan Komisi I. Kami bisa minta dibatalkan hibah tersebut dengan alasan efisiensi dan efektivitas," ujarnya.
Tantowi mengkhawatirkan hibah F-16 akan menambah ketergantungan Indonesia kepada AS. DPR juga tidak ingin hibah F16 ini mengganggu rencana pembangunan Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Force/MEF) dari dalam negeri.
Sumber: Suara Karya
Wakasal: Peningkatan Kekuatan Laut Tidak Bisa Ditawar
KRI Sutedi Sena Putra. (Foto: Koarmatim)
16 Februari 2011, Jakarta (ANTARA News): Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Marsetio mengatakan bahwa peningkatan kekuatan pengamanan laut Indonesia tidak bisa ditawar lagi.
"Sebagian besar atau dua pertiga wilayah Indonesia adalah laut. Bahkan kawasan ASEAN sebagian besar wilayah perairannya berada di Indonesia," katanya saat memberikan kuliah kepada para mahasiswa Universitas Pertahanan di Jakarta, Rabu.
Marsetio menuturkan, dengan kondisi itu wajar apabila kepentingan nasional Indonesia bertumpu pada bidang maritim.
Tak hanya itu, lanjut dia, posisi geografis Indonesia yang berada diantara dua benua dan dua samudera, mengandung konsekuensi yang besar.
"Terdapat kepentingan banyak negara baik di Asia Pasifik maupun Eropa dan Timur Tengah karena mereka menggunakan sebagian perairan Indonesia," katanya.
Kondisi itu, lanjut Marsetio, berpotensi terjadinya benturan akibat bertemunya kepentingan negara-negara pengguna laut.
Dijelaskannya, potensi tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah yang merugikan kepentingan nasional Indonesia di laut, seperti ancaman yang diakibatkan sengketa perbatasan, gangguan keamanan dan pelanggaran hukum, eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam laut yang berlebihan dalam rangka perebutan energi.
"Untuk itu, dalam rangka menjamin kepentingan nasional di laut, diperlukan pembangunan kekuatan laut (sea power) yang melibatkan semua komponen laut/maritim nasional dan itu tidak bisa ditawar-tawar lagi," kata Wakasal
Kekuatan laut Indonesia merupakan gabungan antara kekuatan TNI AL dengan kekuatan non TNI AL seperti armada perdagangan nasional, armada perikanan, industri jasa maritim dan masyarakat maritim.
"Peran kekuatan laut di Indonesia harus terus ditingkatkan, disesuaikan dengan perkembangan lingkungan strategis dan pola ancaman yang dihadapi termasuk dampak dari globalisasi," katanya.
Sumber: ANTARA News
16 Februari 2011, Jakarta (ANTARA News): Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Marsetio mengatakan bahwa peningkatan kekuatan pengamanan laut Indonesia tidak bisa ditawar lagi.
"Sebagian besar atau dua pertiga wilayah Indonesia adalah laut. Bahkan kawasan ASEAN sebagian besar wilayah perairannya berada di Indonesia," katanya saat memberikan kuliah kepada para mahasiswa Universitas Pertahanan di Jakarta, Rabu.
Marsetio menuturkan, dengan kondisi itu wajar apabila kepentingan nasional Indonesia bertumpu pada bidang maritim.
Tak hanya itu, lanjut dia, posisi geografis Indonesia yang berada diantara dua benua dan dua samudera, mengandung konsekuensi yang besar.
"Terdapat kepentingan banyak negara baik di Asia Pasifik maupun Eropa dan Timur Tengah karena mereka menggunakan sebagian perairan Indonesia," katanya.
Kondisi itu, lanjut Marsetio, berpotensi terjadinya benturan akibat bertemunya kepentingan negara-negara pengguna laut.
Dijelaskannya, potensi tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah yang merugikan kepentingan nasional Indonesia di laut, seperti ancaman yang diakibatkan sengketa perbatasan, gangguan keamanan dan pelanggaran hukum, eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam laut yang berlebihan dalam rangka perebutan energi.
"Untuk itu, dalam rangka menjamin kepentingan nasional di laut, diperlukan pembangunan kekuatan laut (sea power) yang melibatkan semua komponen laut/maritim nasional dan itu tidak bisa ditawar-tawar lagi," kata Wakasal
Kekuatan laut Indonesia merupakan gabungan antara kekuatan TNI AL dengan kekuatan non TNI AL seperti armada perdagangan nasional, armada perikanan, industri jasa maritim dan masyarakat maritim.
"Peran kekuatan laut di Indonesia harus terus ditingkatkan, disesuaikan dengan perkembangan lingkungan strategis dan pola ancaman yang dihadapi termasuk dampak dari globalisasi," katanya.
Sumber: ANTARA News
Operasi Surya Baskara Jaya Akan Digelar di Wakatobi
Kapal rumah sakit KRI dr Soeharso. (Foto: Dispenal)
16 Februari 2011, Kendari -- (ANTARA News): Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) akan menggelar operasi bhakti Surya Baskara Jaya di perairan Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, mulai Juni hingga Agustus 2011.
"TNI-AL akan melakukan operasi itu dalam rangka memeriahkan Sail Indonesia 2011 yang dipusatkan di Wakatobi dan Belitung atau Sail Wakatobi-Blitung (SWB)," kata Bupati Wakatobi Hugua kepada ANTARA News melalui telepon dari Jakarta, Rabu.
Menurut Hugua, TNI AL akan menempatkan armada kapalnya di perairan laut Wakatobi dan sekitarnya untuk melakukan berbagai kegiatan sosial terutama memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat.
TNI AL akan memfungsikan kapal yang ditempatkan di Wakatobi tersebut sebagai rumah sakit terapung selama pelaksanaan Sail SWB berlangsung.
"Selain melayani kesehatan para penyelenggara kegiatan termasuk peserta sail, rumah sakit terapung yang dikerahkan TNI AL itu juga akan melayani kesehatan masyarakat Wakatobi dan sekitarnya yang membutuhkan pengobatan," katanya.
Bupati Hugua mengatakan tenaga medis yang akan bertugas di atas kapal tersebut selain dokter umum, juga para dokter ahli dari berbagai jenis penyakit.
"Kita harapkan masyarakat Wakatobi dan sekitarnya dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan gratis yang disedikan TNI AL melalui operasi Surya Baskara Jaya itu," katanya.
Sumber: ANTARA News
16 Februari 2011, Kendari -- (ANTARA News): Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) akan menggelar operasi bhakti Surya Baskara Jaya di perairan Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, mulai Juni hingga Agustus 2011.
"TNI-AL akan melakukan operasi itu dalam rangka memeriahkan Sail Indonesia 2011 yang dipusatkan di Wakatobi dan Belitung atau Sail Wakatobi-Blitung (SWB)," kata Bupati Wakatobi Hugua kepada ANTARA News melalui telepon dari Jakarta, Rabu.
Menurut Hugua, TNI AL akan menempatkan armada kapalnya di perairan laut Wakatobi dan sekitarnya untuk melakukan berbagai kegiatan sosial terutama memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat.
TNI AL akan memfungsikan kapal yang ditempatkan di Wakatobi tersebut sebagai rumah sakit terapung selama pelaksanaan Sail SWB berlangsung.
"Selain melayani kesehatan para penyelenggara kegiatan termasuk peserta sail, rumah sakit terapung yang dikerahkan TNI AL itu juga akan melayani kesehatan masyarakat Wakatobi dan sekitarnya yang membutuhkan pengobatan," katanya.
Bupati Hugua mengatakan tenaga medis yang akan bertugas di atas kapal tersebut selain dokter umum, juga para dokter ahli dari berbagai jenis penyakit.
"Kita harapkan masyarakat Wakatobi dan sekitarnya dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan gratis yang disedikan TNI AL melalui operasi Surya Baskara Jaya itu," katanya.
Sumber: ANTARA News
Tuesday, February 15, 2011
TNI AU Kembangkan Kekuatan Satuan Radar
Panglima TNI, Laksamana TNI, Agus Suhartono, menjawab pertanyaan wartawan, saat wawancara di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (14/2). Dalam wawancara tersebut Panglima TNI, Laksamana TNI, Agus Suhartono, diantaranya memaparkan soal rencana peremajaan Alat Utama Sistem Senjata(Alutsista) dan kesejahteraan prajurit. (Foto: ANTARA/ Ujang Zaelani/Koz/mes/11)
10 Februari 2011, Jakarta -- (Suara Karya): TNI Angkatan Udara secara bertahap mengembangkan kekuatan satuan radar untuk mengawal dan mempertahankan wilayah udara nasional. Penambahan kekuatan satuan radar dalam rangka meningkatkan efektivitas pengawasan udara Indonesia oleh Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas).
"Kekuatan satuan radar diharapkan mampu mengawasi dan mengontrol ruang udara seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), " ujar Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat dalam amanatnya yang dibacakan Panglima Kohanudnas Marsda TNI Eddy Suyanto dalam upacara memperingati HUT ke-49 Kohanudnas di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (9/2).
Secara spesifik, TNI AU melalui Kohanudnas memberikan pengawasan ekstra terhadap wilayah perbatasan Indonesia dengan negara - negara tetangga serta jalur lalu lintas penerbangan yang padat dan rawan.
"Untuk itu Kohanudnas diharapkan berani bertindak tegas terhadap setiap pelanggaran yang memasuki wilayah udara yurisdiksi nasional, dengan tetap berpedoman pada prosedur hukum yang berlaku," ujar KSAU.
Pengembangan satuan radar, kata Imam, cermin Kohanudnas memiliki lingkup tugas dan tanggung jawab yang sangat strategis sebagai alat pertahanan udara yang tangguh. Tugas dan tanggung jawab Kohanudnas adalah mendeteksi dini dan menindak cepat dan tepat setiap pelanggaran wilayah udara yang masuk illegal ke yurisdiksi udara nasional.
"Terlebih jika dihadapkan dengan luas wilayah udara yurisdiksi nasional yang terbentang dari Sabang hingga Papua termasuk di dalamnya objek vital yang ada perlu mendapatkan pengawasan dan pengamanan oleh alat utama sistem senjata pertahanan udara yang handal," ujarnya.
Keseimbangan Kekuatan
Karena itu, ke depan TNI AU menyiapkan Kohanudnas dalam keseimbangan peningkatan kekuatan, seperti yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) II TNI tahun 2010 - 2014. Tugas Kohanudnas semakin berat menyusul tantangan dan ancaman yang ada. "TNI AU bertekad untuk menyiapkan, meningkatkan dan mengembangkan kemampuan maupun kekuatan jajaran Kohanudnas," ujar dia.
Perkembangan lingkungan strategis yang terus berubah secara cepat di tingkat internasional, regional maupun nasional, mengisyaratkan, bahwa tugas dan tanggung jawab Kohanudnas dalam menjaga dan mempertahankan keutuhan dan kedaulatan serta integritas nasional di masa mendatang akan menghadapi tantangan yang semakin berat.
Sumber: Suara Karya
10 Februari 2011, Jakarta -- (Suara Karya): TNI Angkatan Udara secara bertahap mengembangkan kekuatan satuan radar untuk mengawal dan mempertahankan wilayah udara nasional. Penambahan kekuatan satuan radar dalam rangka meningkatkan efektivitas pengawasan udara Indonesia oleh Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas).
"Kekuatan satuan radar diharapkan mampu mengawasi dan mengontrol ruang udara seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), " ujar Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat dalam amanatnya yang dibacakan Panglima Kohanudnas Marsda TNI Eddy Suyanto dalam upacara memperingati HUT ke-49 Kohanudnas di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (9/2).
Secara spesifik, TNI AU melalui Kohanudnas memberikan pengawasan ekstra terhadap wilayah perbatasan Indonesia dengan negara - negara tetangga serta jalur lalu lintas penerbangan yang padat dan rawan.
"Untuk itu Kohanudnas diharapkan berani bertindak tegas terhadap setiap pelanggaran yang memasuki wilayah udara yurisdiksi nasional, dengan tetap berpedoman pada prosedur hukum yang berlaku," ujar KSAU.
Pengembangan satuan radar, kata Imam, cermin Kohanudnas memiliki lingkup tugas dan tanggung jawab yang sangat strategis sebagai alat pertahanan udara yang tangguh. Tugas dan tanggung jawab Kohanudnas adalah mendeteksi dini dan menindak cepat dan tepat setiap pelanggaran wilayah udara yang masuk illegal ke yurisdiksi udara nasional.
"Terlebih jika dihadapkan dengan luas wilayah udara yurisdiksi nasional yang terbentang dari Sabang hingga Papua termasuk di dalamnya objek vital yang ada perlu mendapatkan pengawasan dan pengamanan oleh alat utama sistem senjata pertahanan udara yang handal," ujarnya.
Keseimbangan Kekuatan
Karena itu, ke depan TNI AU menyiapkan Kohanudnas dalam keseimbangan peningkatan kekuatan, seperti yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) II TNI tahun 2010 - 2014. Tugas Kohanudnas semakin berat menyusul tantangan dan ancaman yang ada. "TNI AU bertekad untuk menyiapkan, meningkatkan dan mengembangkan kemampuan maupun kekuatan jajaran Kohanudnas," ujar dia.
Perkembangan lingkungan strategis yang terus berubah secara cepat di tingkat internasional, regional maupun nasional, mengisyaratkan, bahwa tugas dan tanggung jawab Kohanudnas dalam menjaga dan mempertahankan keutuhan dan kedaulatan serta integritas nasional di masa mendatang akan menghadapi tantangan yang semakin berat.
Sumber: Suara Karya
Anggota DPR : TNI Harus Optimalkan Operasi Militer Non Perang
Latihan anti teror di Surabaya. (Foto: detikFoto)
14 Februari 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Anggota Komisi I DPR RI bidang Hankam, Luar Negeri dan Informasi Komunikasi, Fayakhun Andriadi mengatakan, Tentara Nasional Indonesia harus lebih mengoptimalkan operasi-operasi militer non perang.
"Dalam Undang Undang (UU) tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI), ada tugas TNI menyangkut `operasi militer non perang`, yaitu di antaranya membangun infrastruktur dan memberantas terorisme," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan itu, masih terkait program penempatan Korps Marinir di kawasan perbatasan, terutama di wilayah pulau-pulau terdepan (terluar), antara lain di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara.
Politisi Muda Partai Golkar yang tengah menyelesaikan studi doktor ilmu politiknya di Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia (UI) ini menambahkan, TNI memang tidak hanya mendapat mandat rakyat untuk berperang.
"Tetapi menjalankan `operasi militer non perang` tersebut tadi, terutama membangun infrastruktur serta hal lain berkenaan dengan kesejahteraan rakyat," katanya.
Berkaca kepada Mesir, demikian Fayakhun Andriadi, militer juga menjadi pengawal transisi, dinamisator dan stabilisator pergerakan demokrasi.
Dalam kaitan ini, menurut Fayakhun Andriadi, Komisi I DPR RI mendukung kegiatan penempatan TNI di pulau-pulau terdepan, dengan mengedepankan misi Kesejahteraan Rakyat (Kesra), khususnya membangun infrastruktur.
Selain itu, ujarnya, para anggota Korps Marinir ini bisa pula disiapkan untuk memberikan pelatihan ketahanan pangan, seperti bercocoktanam, menangkap dan menangkar ikan, serta ketrampilan teknis tertentu, di antaranya mesin, elektronika, maupun bangunan.
"Yang perlu dipahami, bahwa yang disebut menjaga perbatasan, harus diimplementasikan secara komprehensif, yaitu darat, bawah tanah, laut, bawah laut, udara dan atas udara," ungkapnya.
Karenanya, ia lalu mempertanyakan, apakah kemampuan untuk mengamankan batas-batas wilayah tersebut, sudah mumpuni?
"Komisi I DPR RI sendiri menilai, bahwa kemampuan TNI masih kurang dari memadai. Ini yang harus disadari, dan dicarikan solusinya secara bertahap, `multi years`, namun menuju satu tujuan yang jelas," kata Fayakhun Andriadi lagi.
Sumber: ANTARA News
14 Februari 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Anggota Komisi I DPR RI bidang Hankam, Luar Negeri dan Informasi Komunikasi, Fayakhun Andriadi mengatakan, Tentara Nasional Indonesia harus lebih mengoptimalkan operasi-operasi militer non perang.
"Dalam Undang Undang (UU) tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI), ada tugas TNI menyangkut `operasi militer non perang`, yaitu di antaranya membangun infrastruktur dan memberantas terorisme," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan itu, masih terkait program penempatan Korps Marinir di kawasan perbatasan, terutama di wilayah pulau-pulau terdepan (terluar), antara lain di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara.
Politisi Muda Partai Golkar yang tengah menyelesaikan studi doktor ilmu politiknya di Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia (UI) ini menambahkan, TNI memang tidak hanya mendapat mandat rakyat untuk berperang.
"Tetapi menjalankan `operasi militer non perang` tersebut tadi, terutama membangun infrastruktur serta hal lain berkenaan dengan kesejahteraan rakyat," katanya.
Berkaca kepada Mesir, demikian Fayakhun Andriadi, militer juga menjadi pengawal transisi, dinamisator dan stabilisator pergerakan demokrasi.
Dalam kaitan ini, menurut Fayakhun Andriadi, Komisi I DPR RI mendukung kegiatan penempatan TNI di pulau-pulau terdepan, dengan mengedepankan misi Kesejahteraan Rakyat (Kesra), khususnya membangun infrastruktur.
Selain itu, ujarnya, para anggota Korps Marinir ini bisa pula disiapkan untuk memberikan pelatihan ketahanan pangan, seperti bercocoktanam, menangkap dan menangkar ikan, serta ketrampilan teknis tertentu, di antaranya mesin, elektronika, maupun bangunan.
"Yang perlu dipahami, bahwa yang disebut menjaga perbatasan, harus diimplementasikan secara komprehensif, yaitu darat, bawah tanah, laut, bawah laut, udara dan atas udara," ungkapnya.
Karenanya, ia lalu mempertanyakan, apakah kemampuan untuk mengamankan batas-batas wilayah tersebut, sudah mumpuni?
"Komisi I DPR RI sendiri menilai, bahwa kemampuan TNI masih kurang dari memadai. Ini yang harus disadari, dan dicarikan solusinya secara bertahap, `multi years`, namun menuju satu tujuan yang jelas," kata Fayakhun Andriadi lagi.
Sumber: ANTARA News
TNI Terima Hibah Pesawat F-16 AS
F-16 Fighting Falcon AU AS. (Foto: U.S. Air Force/Master Sgt. David Neve)
14 Februari 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Tentara Nasional Indonesia (TNI) menerima tawaran hibah dua skuadron pesawat tempur F-16A/B Fighting Falcon dari Amerika Serikat (AS).
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono kepada ANTARA di Jakarta, Senin, mengemukakan, proses persetujuan sudah disampaikan Kementerian Pertahanan dan kini menunggu konfirmasi dari pihak AS.
"Prosesnya sedang berjalan, sudah ditindaklanjuti juga oleh Kementerian Pertahanan dan saat ini kita menunggu konfirmasi lebih lanjut dari AS tentang persetujuan RI atas hibah tersebut," ujarnya.
Agus menuturkan, pertimbangan TNI menerima hibah dua skuadron F-16A/B Fighting Falcon itu dikarenakan lebih efektif dan efisien jika membeli enam pesawat sejenis yang baru.
"TNI telah memprogramkan pengadaan enam pesawat F-16 yang baru dari AS pada 2014, yang lebih canggih. Namun, dari segi harga lebih hemat jika kita menerima hibah dua skuadron F-16 tersebut," katanya.
Dari sisi teknologi, lanjut Panglima TNI, ke-24 unit pesawat hibah itu dapat di-upgrade disesuaikan dengan teknologi terbaru setara dengan F-16 varian terbaru yakni F-16 C/D Block 52.
"Sistem avioniknya kita up-grade, termasuk sistem persenjataannya, maka pesawat F-16 yang dihibahkan itu masih sangat `mumpuni` sebagai persenjataan yang memberikan efek tangkal," katanya.
Bahkan, masa pakai pesawat F-16 yang dihibahkan itu masih bisa mencapai 20 hingga 25 tahun lagi. "Jadi, lebih efektif dan efisien kita menerima hibah itu, daripada membeli enam pesawat sejenis yang baru," katanya.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro mengatakan, pihaknya berharap dengan hibah itu, TNI segera dapat memenuhi skuadron tempurnya secara maksimal.
Sumber: ANTARA News
14 Februari 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Tentara Nasional Indonesia (TNI) menerima tawaran hibah dua skuadron pesawat tempur F-16A/B Fighting Falcon dari Amerika Serikat (AS).
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono kepada ANTARA di Jakarta, Senin, mengemukakan, proses persetujuan sudah disampaikan Kementerian Pertahanan dan kini menunggu konfirmasi dari pihak AS.
"Prosesnya sedang berjalan, sudah ditindaklanjuti juga oleh Kementerian Pertahanan dan saat ini kita menunggu konfirmasi lebih lanjut dari AS tentang persetujuan RI atas hibah tersebut," ujarnya.
Agus menuturkan, pertimbangan TNI menerima hibah dua skuadron F-16A/B Fighting Falcon itu dikarenakan lebih efektif dan efisien jika membeli enam pesawat sejenis yang baru.
"TNI telah memprogramkan pengadaan enam pesawat F-16 yang baru dari AS pada 2014, yang lebih canggih. Namun, dari segi harga lebih hemat jika kita menerima hibah dua skuadron F-16 tersebut," katanya.
Dari sisi teknologi, lanjut Panglima TNI, ke-24 unit pesawat hibah itu dapat di-upgrade disesuaikan dengan teknologi terbaru setara dengan F-16 varian terbaru yakni F-16 C/D Block 52.
"Sistem avioniknya kita up-grade, termasuk sistem persenjataannya, maka pesawat F-16 yang dihibahkan itu masih sangat `mumpuni` sebagai persenjataan yang memberikan efek tangkal," katanya.
Bahkan, masa pakai pesawat F-16 yang dihibahkan itu masih bisa mencapai 20 hingga 25 tahun lagi. "Jadi, lebih efektif dan efisien kita menerima hibah itu, daripada membeli enam pesawat sejenis yang baru," katanya.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro mengatakan, pihaknya berharap dengan hibah itu, TNI segera dapat memenuhi skuadron tempurnya secara maksimal.
Sumber: ANTARA News
Kapal Induk HMS Invincible Laku Diloak
HMS Invincible saat uji layar pada Februari 2003 setelah diremajakan. (Foto: naval-technology.com)
15 Februari 2011 -- (Berita HanKam): Kapal induk HMS Invincible telah dijual ke perusahaan Turki Leyal Ship Recycling, melalui lelang di situs internet.
Leyal Ship Recycling dipilih oleh pemerintah Inggris, menyingkirkan pengusaha Cina Lam Kin-bong berbasis di Inggris pemilik restaurant di West Midlands. Lam Kin-bong mengajukan tawaran senilai 5 juta pound, kapal akan diubah menjadi sekolah internasional di Cina.
Leyal telah terlibat menscrap sejumlah kapal perang AL Inggris, kapal perusak HMS Cardiff, HMS Newcastle, HMS Glasgow dan kapal bantu RFA Oakleaf.
HMS Invincible dioperasikan 25 tahun oleh AL Inggris dan telah dipensiunkan 6 tahun lalu. HMS Invincible berbobot 10.000 ton dibangun di Barrow pada 1973 dan dioperasikan 7 tahun kemudian. Pangeran Andrew menjadi pilot helikopter Sea King di HMS Invincible saat Perang Malvinas/Falklands.
HMS Invincible direncanakan meninggalkan Portsmouth akhir Maret dan tiba di Turki empat minggu kemudian.
Sumber: BBC
15 Februari 2011 -- (Berita HanKam): Kapal induk HMS Invincible telah dijual ke perusahaan Turki Leyal Ship Recycling, melalui lelang di situs internet.
Leyal Ship Recycling dipilih oleh pemerintah Inggris, menyingkirkan pengusaha Cina Lam Kin-bong berbasis di Inggris pemilik restaurant di West Midlands. Lam Kin-bong mengajukan tawaran senilai 5 juta pound, kapal akan diubah menjadi sekolah internasional di Cina.
Leyal telah terlibat menscrap sejumlah kapal perang AL Inggris, kapal perusak HMS Cardiff, HMS Newcastle, HMS Glasgow dan kapal bantu RFA Oakleaf.
HMS Invincible dioperasikan 25 tahun oleh AL Inggris dan telah dipensiunkan 6 tahun lalu. HMS Invincible berbobot 10.000 ton dibangun di Barrow pada 1973 dan dioperasikan 7 tahun kemudian. Pangeran Andrew menjadi pilot helikopter Sea King di HMS Invincible saat Perang Malvinas/Falklands.
HMS Invincible direncanakan meninggalkan Portsmouth akhir Maret dan tiba di Turki empat minggu kemudian.
Sumber: BBC
Monday, February 14, 2011
Dua F-16 AU Thailand Jatuh
F-16 Falcons AU Thailad saat mengikuti latihan Pitch Black 2010 di Australia. (Foto: Australia DoD)
14 Februari 2011 -- (Berita HanKam): Dua jet tempur F-16 AU Thailand mengalami kecelakaan saat latihan Cobra Gold 2011, Senin pagi (14/2) di Provinsi Chaiyaphum, kedua pilot berhasil melakukan eject ujar juru bicara AU Thailand Monthon Satchukorn.
Kedua jet hilang dari radar pada pukul 10.20. Jet tempur ini bagian dari empat F-16 yang lepas landas dari Wing 1 Nakhon Ratchasima dalam bagian latihan Cobra Gold 2011.
Pesawat diberitakan jatuh di hutan dekat air terjun Tat Ton antara desa Lae Hu Kwang dan Wang Phon di distrik Muang, Provinsi Chaiyaphum.
KASAU Thailand Ithiporn Suphawong telah memerintahkan helikopter dan kendaraan ke area jatuhnya pesawat.
Sumber: Bangkok Post
14 Februari 2011 -- (Berita HanKam): Dua jet tempur F-16 AU Thailand mengalami kecelakaan saat latihan Cobra Gold 2011, Senin pagi (14/2) di Provinsi Chaiyaphum, kedua pilot berhasil melakukan eject ujar juru bicara AU Thailand Monthon Satchukorn.
Kedua jet hilang dari radar pada pukul 10.20. Jet tempur ini bagian dari empat F-16 yang lepas landas dari Wing 1 Nakhon Ratchasima dalam bagian latihan Cobra Gold 2011.
Pesawat diberitakan jatuh di hutan dekat air terjun Tat Ton antara desa Lae Hu Kwang dan Wang Phon di distrik Muang, Provinsi Chaiyaphum.
KASAU Thailand Ithiporn Suphawong telah memerintahkan helikopter dan kendaraan ke area jatuhnya pesawat.
Sumber: Bangkok Post
Pemkab Kutai Timur Serahkan KRI Kudungga ke TNI AL
Komandan Lantamal VI Brigjen TNI Marinir Chaidier Patonnory (baret) merah saat berada di Sangata Kutai Timur, Kaltim, untuk menandatangani perjanjian kerjasama Pemkab Kutai Timur dengan TNI Angkatan Laut. Pemkab Kutai Timur diwakili Bupati Isran Noor menyerahkan 1 unit Kapal Patroli sepanjang 38 meter dengan diberi nama "KRI Kudungga" dan Brigjen TNI Marinir Chaidier Patonnory mewakili TNI AL. Disaksikan Gubernur Kalimantan Timur H.Awang Faroek dan Ketua serta anggota DPRD Kutai Timur, berlangsung di gedung serba guna Bukit pelangi, Sangata, minggu 13/2. (Foto: ANTARA/Adi Sagaria)
14 Februari 2011, Sangata (ANTARA News - Kaltim): Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Minggu (13/2) di Sangata, menandatangani perjanjian kerja sama dengan TNI Angkatan Laut dalam bidang pengamanan laut.
Pemkab Kutai Timur diwakili Bupati Kutai Timur H Isran Noor, sedangkan pihak TNI AL Komandan Tamtamal VI Makassar Brigjen (Mar) Chaidir Patolongi mewakili Kepala Staf Armada Wilayah Timur, disaksikan Gubernur KaltimH Awang Faroek Ishak dan Ketua DPRD Kutai Timur Harti, dan sejumlah petinggi TNI AL dan Pemerintah provinsi dan Kabupaten Kutai Timur
Dalam nota perjanjian Pemkab Kutai Timur menyerahkan satu unit kapal patroli sepanjang 38 meter yang nantinya akan dilengkapi dengan satu unit rudal di lambung dan dua buah meriam di bagian depan yang disediakan oleh TNI AL
"Kapal yang diberi nama KRI Kudungga yang diambil dari nama raja tertua Nusantara di Kalimantan Timur, sebelum kerajaan Mulawarman. Beliau kita berikan penghargaan dengan nama kapal patroli," kata Isran Noor.
Pihaknya berharap agar kapal KRI Kudungga ini memberikan kontribusi dan bantuan pengamanan dan pengawasan laut Kutai Timur sepanjang 150 kilometer dari utara hingga selatan dan Kaltim pada umumnya, serta kawasan ALKI II.
Kapal itu juga berfungsi sebagai pengamanan aset-aset negara dan aset masyarakat, karena tidak sedikit kekayaan negara yang dijarah oleh pihak asing. "Tetapi kita tidak banyak berbuat untuk mengamankannya," katanya.
Oleh karena itu pemerintah dan DPRD Kutai Timur sepakat membuat satu fasilitas untuk menjaga keamanan laut Kutai Timur yang juga banyak menyimpan kekayaan dan potensi, dan menjaga kejahatan laut dan pembalakan liar hutan serta pelanggaran hukum
"Kesepakatan kerja sama ini sudah dilakukan saat Jenderal TNI Djoko Santoso masih menjabat Panglima TNI dan kemudian diteruskan dengan Panglima TNI saat ini Laksamana TNI Agus Suhartono," katanya.
Komandan Tamtamal VI Makassar Brigjen (Mar) Chaidir Patolongi dalam sambutannya mengatakan, kerja sama ini merupakan satu langkah strategis bagi kedua pihak yang selanjutnya diharapkan bisa berkontribusi terhadap keberhasilan pembangunan nasional pada sektor kelautan.
"Kerja sama ini merupakan langkah tepat, karena keterbatasan anggaran dan Alutsista yang dimiliki dan kita dituntut untuk mengefektifkan dan mengefesienkan pencapaian tugas masing-masing, terutama dalam system pertahanan untuk menjaga kedaulatan wilayah NKRI," katanya.
Sumber: ANTARA Kaltim
14 Februari 2011, Sangata (ANTARA News - Kaltim): Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Minggu (13/2) di Sangata, menandatangani perjanjian kerja sama dengan TNI Angkatan Laut dalam bidang pengamanan laut.
Pemkab Kutai Timur diwakili Bupati Kutai Timur H Isran Noor, sedangkan pihak TNI AL Komandan Tamtamal VI Makassar Brigjen (Mar) Chaidir Patolongi mewakili Kepala Staf Armada Wilayah Timur, disaksikan Gubernur KaltimH Awang Faroek Ishak dan Ketua DPRD Kutai Timur Harti, dan sejumlah petinggi TNI AL dan Pemerintah provinsi dan Kabupaten Kutai Timur
Dalam nota perjanjian Pemkab Kutai Timur menyerahkan satu unit kapal patroli sepanjang 38 meter yang nantinya akan dilengkapi dengan satu unit rudal di lambung dan dua buah meriam di bagian depan yang disediakan oleh TNI AL
"Kapal yang diberi nama KRI Kudungga yang diambil dari nama raja tertua Nusantara di Kalimantan Timur, sebelum kerajaan Mulawarman. Beliau kita berikan penghargaan dengan nama kapal patroli," kata Isran Noor.
Pihaknya berharap agar kapal KRI Kudungga ini memberikan kontribusi dan bantuan pengamanan dan pengawasan laut Kutai Timur sepanjang 150 kilometer dari utara hingga selatan dan Kaltim pada umumnya, serta kawasan ALKI II.
Kapal itu juga berfungsi sebagai pengamanan aset-aset negara dan aset masyarakat, karena tidak sedikit kekayaan negara yang dijarah oleh pihak asing. "Tetapi kita tidak banyak berbuat untuk mengamankannya," katanya.
Oleh karena itu pemerintah dan DPRD Kutai Timur sepakat membuat satu fasilitas untuk menjaga keamanan laut Kutai Timur yang juga banyak menyimpan kekayaan dan potensi, dan menjaga kejahatan laut dan pembalakan liar hutan serta pelanggaran hukum
"Kesepakatan kerja sama ini sudah dilakukan saat Jenderal TNI Djoko Santoso masih menjabat Panglima TNI dan kemudian diteruskan dengan Panglima TNI saat ini Laksamana TNI Agus Suhartono," katanya.
Komandan Tamtamal VI Makassar Brigjen (Mar) Chaidir Patolongi dalam sambutannya mengatakan, kerja sama ini merupakan satu langkah strategis bagi kedua pihak yang selanjutnya diharapkan bisa berkontribusi terhadap keberhasilan pembangunan nasional pada sektor kelautan.
"Kerja sama ini merupakan langkah tepat, karena keterbatasan anggaran dan Alutsista yang dimiliki dan kita dituntut untuk mengefektifkan dan mengefesienkan pencapaian tugas masing-masing, terutama dalam system pertahanan untuk menjaga kedaulatan wilayah NKRI," katanya.
Sumber: ANTARA Kaltim
TNI Benahi Intelijen
Warga dibantu anggota TNI membersihkan sisa kerushan di di gereja Bethel Graha Shekinah yang dirusak massa di Temanggung, Jateng, Rabu (9/2). Kerusuhan tersebut dipicu ketidakpuasan massa dengan vonis yang dijatuhkan hakim terhadap terdakwa kasus penistaan agama Antonius Richmond Bawengan. (Foto: ANTARA/Anis Efizudin/ss/Spt/11)
14 Februari 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Tentara Nasional Indonesia (TNI) membenahi mekanisme dan sistem intelijennya untuk memaksimalkan deteksi dan pencegahan dini terhadap beragam ancaman termasuk konflik horisontal seperti di Kecamatan Cikeusik, Pandeglang, Banten, dan Temanggung, Jawa Tengah.
Ditemui ANTARA di ruang kerjanya di Mabes TNI Cilangkap, Senin, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan, pembenahan ditujukan agar langkah antisipatif terhadap ancaman dapat segera dirancang serta bisa ditangani lebih dini.
"Yang penting, langkah preventive. Jangan sampai, hingga ancaman menjadi kenyataan, kita tidak siap menanganinya hingga berdampak luas," ujarnya.
Panglima TNI memaparkan, pembenahan mekanisme antara lain dengan memperkuat kemampuan intelijen di kewilayahan. Kegiatan intelijen TNI terbagi menjadi kegiatan intelijen strategis dan taktis.
Keduanya, lanjut Agus, harus dilaporkan ke Panglima TNI secara berjenjang secara vertikal oleh BAIS. "Nah, jangan sampai laporan vertikal yang berjenjang itu, justru menghambat langkah deteksi dini dan pencegahan dini," ujarnya, menambahkan.
Panglima TNI mengemukakan,"Jadi, selain melaporkan seluruh data intelijen ke Panglima TNI, secara bersamaan kegiatan intelijen taktis dapat langsung dilaporkan ke Kodim, Korem dan Pangdam untuk diantisipasi lebih dini, hingga pencegahannya pun dapat dilakukan lebih cepat,".
"Dan ketika Panglima TNI memerintahkan langkah-langkah lanjutan, jajaran teritorial sudah sangat siap," ucapnya.
Intinya, lanjut Agus, bagaimana data-data intelijen itu didapat secara cepat serta akurat dan dapat dimanfaatkan untuk setiap kegiatan operasi.
Panglima TNI mengemukakan, pembenahan mekanisme intelijen tersebut telah dikomunikasikan kepada Polri agar langkah antisipasi dapat lebih maksimal dilakukan menghadapi beragam ancaman.
"Semua itu kan dapat diramalkan. Bentuknya seperti apa, kemana arahnya. Kita hanya harus lebih siap," katanya.
Agus menilai, beragam aksi massa saat ini memiliki modus yang berbeda. Massa lebih masif, dan suatu kejadian di suatu tempat dapat memicu aksi di beberapa tempat lainnya.
"Karena itu, pembenahan mekanisme intelijen harus benar-benar dilakukan untuk memaksimalkan deteksi dini dan pencegahan dini," kata Panglima TNI.
Sumber: ANTARA News
14 Februari 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Tentara Nasional Indonesia (TNI) membenahi mekanisme dan sistem intelijennya untuk memaksimalkan deteksi dan pencegahan dini terhadap beragam ancaman termasuk konflik horisontal seperti di Kecamatan Cikeusik, Pandeglang, Banten, dan Temanggung, Jawa Tengah.
Ditemui ANTARA di ruang kerjanya di Mabes TNI Cilangkap, Senin, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan, pembenahan ditujukan agar langkah antisipatif terhadap ancaman dapat segera dirancang serta bisa ditangani lebih dini.
"Yang penting, langkah preventive. Jangan sampai, hingga ancaman menjadi kenyataan, kita tidak siap menanganinya hingga berdampak luas," ujarnya.
Panglima TNI memaparkan, pembenahan mekanisme antara lain dengan memperkuat kemampuan intelijen di kewilayahan. Kegiatan intelijen TNI terbagi menjadi kegiatan intelijen strategis dan taktis.
Keduanya, lanjut Agus, harus dilaporkan ke Panglima TNI secara berjenjang secara vertikal oleh BAIS. "Nah, jangan sampai laporan vertikal yang berjenjang itu, justru menghambat langkah deteksi dini dan pencegahan dini," ujarnya, menambahkan.
Panglima TNI mengemukakan,"Jadi, selain melaporkan seluruh data intelijen ke Panglima TNI, secara bersamaan kegiatan intelijen taktis dapat langsung dilaporkan ke Kodim, Korem dan Pangdam untuk diantisipasi lebih dini, hingga pencegahannya pun dapat dilakukan lebih cepat,".
"Dan ketika Panglima TNI memerintahkan langkah-langkah lanjutan, jajaran teritorial sudah sangat siap," ucapnya.
Intinya, lanjut Agus, bagaimana data-data intelijen itu didapat secara cepat serta akurat dan dapat dimanfaatkan untuk setiap kegiatan operasi.
Panglima TNI mengemukakan, pembenahan mekanisme intelijen tersebut telah dikomunikasikan kepada Polri agar langkah antisipasi dapat lebih maksimal dilakukan menghadapi beragam ancaman.
"Semua itu kan dapat diramalkan. Bentuknya seperti apa, kemana arahnya. Kita hanya harus lebih siap," katanya.
Agus menilai, beragam aksi massa saat ini memiliki modus yang berbeda. Massa lebih masif, dan suatu kejadian di suatu tempat dapat memicu aksi di beberapa tempat lainnya.
"Karena itu, pembenahan mekanisme intelijen harus benar-benar dilakukan untuk memaksimalkan deteksi dini dan pencegahan dini," kata Panglima TNI.
Sumber: ANTARA News
Indonesia Tawarkan Fasilitas PKC pada SAF
Personil SAF mengoperasikan Puna di provinsi Uruzgan, Afghanistan. (Foto: Mindef)
14 Pebruari 2011, Jakarta -- (DMC): Indonesia melalui Kementerian Pertahanan menawarkan kerja sama dalam penggunaan fasilitas Peace Keeping Center (PKC), yang sebagian rencananya akan selesai pembangunannya pada bulan Oktober 2011, kepada Singapore Armed Force (SAF) Singapura sebagai sarana pelatihan bagi pelatih maupun pasukan Perdamaian Bangsa Bangsa. Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), Sjahfrie Sjamsoeddin, saat menerima kunjungan kehormatan (Courtesy Call) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Menhan Singapura, Mr. Chang Chien Foo, di Kantor Kemhan, Jakarta, Jumat (11/2).
Selain itu, Wamenhan juga menyampaikan rencana kegiatan Indonesia sebagai tuan rumah latihan bersama penanggulangan bencana yang dihadiri oleh 33 negara dengan nama ASEAN Regional Forum (ARF)-Disaster Relief Exercise pada bulan Maret 2011 di Manado. ARF Direx ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Indonesia yang tahun ini ditunjuk menjadi Ketua ASEAN dan Menhan Indonesia sebagai Ketua ASEAN Defence Ministry Meeting (ADMM). Wamenhan mengharapkan Singapura melalui Kemhan Singapura dapat turut aktif berpatisipasi pada kegiatan tersebut.
Adapun maksud kunjungan Sekjen Kemhan Singapura adalah untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama yang lebih erat antara Singapura dengan Pemerintah Indonesia, khususnya di bidang pertahanan kedua negara yang sudah terjalin dengan baik selama ini.
Mr. Chang mengatakan, kunjungan kedinasan ke Indonesia baru yang pertama kali dan merupakan realisasi persahabatan antara Pemerintah Singapura dan Indonesia yang diharapkan mempunyai nilai positif. Selain itu kunjungannnya juga dimaksudkan untuk bertukar pandangan mengenai situasi saat ini, baik yang ada di Singapura mapun di Indonesia. Kunjungan ini juga tidak lepas dari kesuksesan kegiatan latihan bersama tahunan TNI AU dengan Angkatan Udara Singapura (RSAF) yang telah berlangsung 30 tahun dengan sandi “Indopura 2010″, yang dilaksanakan di Bali tahun lalu, dimana saat itu Menhan Singapura, Mr. Teo Chee Hean hadir.
Pada kunjungan tersebut Wamenhan didampingi Sekjen Kemhan RI, Marsdya TNI Eris Herryanto, S.Ip., M.A., Staf Ahli Menhan Bidang Ideologi dan Politik Dr Agus Broto Susilo SH,MA serta Kapuskom Publik, Brigjen TNI I Wayan Midhio, M. Phil., sedangkan Sekjen Kemhan Singapura didampingi Deputi Direktur bidang Kebijakan, Kolonel Tan Ya Yie dan Mr Ye Yongfeng. Sesuai kunjungan ke Wamenhan, Mr Chang beserta rombongan melanjutkan kunjungan kepada Sekjen Kemhan.
Keterbukaan dan Keinklusifan ASEAN
Pada kesempatan kunjungan Sekjen Kemhan Singapura ini, Sekjen Kemhan RI, yang tahun ini ditunjuk sebagai Ketua ASEAN Defence Senior Officials' Meeting (ADSOM) menyampaikan tentang rencana kegiatan ADMM yang akan dimulai dengan kegiatan ADSOM Working Group pada bulan ini di Surabaya. Pada kesempatan ini keduanaya sepakat bahwa kegiatan ADSOM WG sangat penting untuk menyusun konsep pemikiran tentang ASEAN ke depan khususnya dalam bidang pertahanan.
Dengan jumlah anggota ASEAN PLUS sebanyak 10 negara dan 8 negara tambahan, Mr Chang pada kesempatan tersebut mengharapkan ASEAN ke depan semakin terbuka dan tidak menutup diri (inklusif) baik dengan negara lain atau kawasan lain. Mengingat hal tersebut akan memberikan keuntungan bagi organaisasi ASEAN secara global.
Sumber: DMC
14 Pebruari 2011, Jakarta -- (DMC): Indonesia melalui Kementerian Pertahanan menawarkan kerja sama dalam penggunaan fasilitas Peace Keeping Center (PKC), yang sebagian rencananya akan selesai pembangunannya pada bulan Oktober 2011, kepada Singapore Armed Force (SAF) Singapura sebagai sarana pelatihan bagi pelatih maupun pasukan Perdamaian Bangsa Bangsa. Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), Sjahfrie Sjamsoeddin, saat menerima kunjungan kehormatan (Courtesy Call) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Menhan Singapura, Mr. Chang Chien Foo, di Kantor Kemhan, Jakarta, Jumat (11/2).
Selain itu, Wamenhan juga menyampaikan rencana kegiatan Indonesia sebagai tuan rumah latihan bersama penanggulangan bencana yang dihadiri oleh 33 negara dengan nama ASEAN Regional Forum (ARF)-Disaster Relief Exercise pada bulan Maret 2011 di Manado. ARF Direx ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Indonesia yang tahun ini ditunjuk menjadi Ketua ASEAN dan Menhan Indonesia sebagai Ketua ASEAN Defence Ministry Meeting (ADMM). Wamenhan mengharapkan Singapura melalui Kemhan Singapura dapat turut aktif berpatisipasi pada kegiatan tersebut.
Adapun maksud kunjungan Sekjen Kemhan Singapura adalah untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama yang lebih erat antara Singapura dengan Pemerintah Indonesia, khususnya di bidang pertahanan kedua negara yang sudah terjalin dengan baik selama ini.
Mr. Chang mengatakan, kunjungan kedinasan ke Indonesia baru yang pertama kali dan merupakan realisasi persahabatan antara Pemerintah Singapura dan Indonesia yang diharapkan mempunyai nilai positif. Selain itu kunjungannnya juga dimaksudkan untuk bertukar pandangan mengenai situasi saat ini, baik yang ada di Singapura mapun di Indonesia. Kunjungan ini juga tidak lepas dari kesuksesan kegiatan latihan bersama tahunan TNI AU dengan Angkatan Udara Singapura (RSAF) yang telah berlangsung 30 tahun dengan sandi “Indopura 2010″, yang dilaksanakan di Bali tahun lalu, dimana saat itu Menhan Singapura, Mr. Teo Chee Hean hadir.
Pada kunjungan tersebut Wamenhan didampingi Sekjen Kemhan RI, Marsdya TNI Eris Herryanto, S.Ip., M.A., Staf Ahli Menhan Bidang Ideologi dan Politik Dr Agus Broto Susilo SH,MA serta Kapuskom Publik, Brigjen TNI I Wayan Midhio, M. Phil., sedangkan Sekjen Kemhan Singapura didampingi Deputi Direktur bidang Kebijakan, Kolonel Tan Ya Yie dan Mr Ye Yongfeng. Sesuai kunjungan ke Wamenhan, Mr Chang beserta rombongan melanjutkan kunjungan kepada Sekjen Kemhan.
Keterbukaan dan Keinklusifan ASEAN
Pada kesempatan kunjungan Sekjen Kemhan Singapura ini, Sekjen Kemhan RI, yang tahun ini ditunjuk sebagai Ketua ASEAN Defence Senior Officials' Meeting (ADSOM) menyampaikan tentang rencana kegiatan ADMM yang akan dimulai dengan kegiatan ADSOM Working Group pada bulan ini di Surabaya. Pada kesempatan ini keduanaya sepakat bahwa kegiatan ADSOM WG sangat penting untuk menyusun konsep pemikiran tentang ASEAN ke depan khususnya dalam bidang pertahanan.
Dengan jumlah anggota ASEAN PLUS sebanyak 10 negara dan 8 negara tambahan, Mr Chang pada kesempatan tersebut mengharapkan ASEAN ke depan semakin terbuka dan tidak menutup diri (inklusif) baik dengan negara lain atau kawasan lain. Mengingat hal tersebut akan memberikan keuntungan bagi organaisasi ASEAN secara global.
Sumber: DMC
Enam Tank Ampibi Marinir "Serang" Makassar
Sejumlah pasukan marinir mendarat dengan menggunakan tank amfibi saat melakukan penyerangan terhadap musuh di Pulau Tanah Tumbuh Makassar, Minggu (13/2). Latihan pendaratan amfibi tersebut dilakukan guna meningkatkan kemampuan pasukan TNI AL dalam menjaga NKRI dari ancaman luar dan dalam negeri. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/pd/11)
13 Februari 2011, Makassar (ANTARA News): Sebanyak 70 orang pasukan marinir dilengkapi enam unit kendaraan tempur tank ampibi menyerang kawasan Tanjung Bunga Makassar, dalam latihan militer operasi pendaratan ampibi, Minggu.
Pasukan katak membangun serangan dari KRI Banjarmasin-592 di Selat Pulau Lae-lae dan mendarat di tanah tumbuh depan Pantai Losari yang dipersenjatai tiga unit Tank PT 76, tiga unit Ranratfib, satu helikopter tempur TNI AL, dua kapal Sea Rider.
Tugas Sea Rider melakukan pengintaian dan pegamatan pantai, selanjutnya melaporkan ke KRI Banjarmasin untuk melaporkan titik koordinat sasaran, tinggi gelombang laut, serta memastikan bahwa pendaratan tank ampibi tidak diketahui musuh.
Sebelum tank ampibi mendarat, helikopter sudah melakukan penyerangan frontal untuk membuat musuh kalang-kabut sekaligus mengalihkan perhatian musuh untuk tidak mengetahui adanya tank yang muncul dari laut.
Sekitar satu jam, tanah tumbuh menjadi lautan perang dengan dentuman peluru dan bom terdengar dimana-mana, setelah tank ampibi yang didahului oleh pasukan pengintai dari Sea Rider, serta didukung satu helikopter tempur mendarat lebih dahulu di tempat pembangunan mega proyek Center Point of Indonesia (CPI).
Tank PT 76 berada di garis paling depan, di belakanggnya tank Ranratfib memuat pasukan serbu yang bergerak cepat pantang mundur merebut Sulawesi Selatan yang diskenariokan dalam pembebasan dari cengkeraman gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia.
Latihan pendaratan ampibi terbatas, juga melibatkan Lantamal VI Makassar yang melakukan penyekatan di lokasi pendaratan, dengan dilengkapi 40 personil dari Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan), tiga Satuan Pengamanan Laut (Satkamla), serta dua perahu karet.
Wakil Komandan Lantamal VI Makassar, Kol Laut (P) Dwi Tjahjono mengatakan, salah satu tujuan utama latihan tersebut adalah menguji fungsi "docking" dan "undocking" KRI Banjarmasin produksi PT PAL di Surabaya yang baru diluncurkan 8 Agustus 2008.
"Hasil yang dicapai sudah sesuai dengan standar yang diwajibkan oleh Aramada Laut Timur. Kecepatan sekitar 15 knot," ucapnya.
KRI yang dikomandoi, Letkol Laut (P) Eko Jokowiyono memiliki panjang 125 meter dan lebar 22 meter, mampu mengangkut 507 personel, 13 unit tank, serta memiliki dua tempat pendaratan helikopter.
Latihan perang yang berlangsung sekitar dua jam dihadiri seluruh parwira tinggi Lantamal VI Makassar, pejabat Kodam VII Wirabuana, dan menjadi tontonan gratis masyarakat Makassar, yang memadati Pantai Losari dan kawasan Tanjung Bunga.
Orang tua, pemuda maupun anak-anak terkesima melihat atraksi tank ampibi yang mampu berputar 360 derajat dalam melaksanakan misinya, mereka juga berlomba-lomba untuk foto di atas atau samping tank, maupun bersama dengan pasukan marinir yang baru saja selesai latihan perang.
Latihan pendaratan Ampibi adalah rangkaian kegiatan yang disebut "Long Sea Trial". Untuk Indonesia Timur juga akan dilakukan di Manado dan Ambon.
Sejumlah pasukan marinir mendarat dengan menggunakan tank amfibi saat melakukan penyerangan terhadap musuh di Pulau Tanah Tumbuh Makassar, Minggu (13/2). (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/pd/11)
Sejumlah pasukan pengintai marinir melakukan pengintaian terhadap musuh sebelum dilakukan pendaratan amfibi di Pulau Tanah Tumbuh Makassar, Minggu (13/2). Latihan pendaratan amfibi tersebut dilakukan guna meningkatkan kemampuan pasukan TNI AL dalam menjaga NKRI dari ancaman luar dan dalam negeri. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/pd/11)
Sumber: ANTARA Sulawesi Selatan
13 Februari 2011, Makassar (ANTARA News): Sebanyak 70 orang pasukan marinir dilengkapi enam unit kendaraan tempur tank ampibi menyerang kawasan Tanjung Bunga Makassar, dalam latihan militer operasi pendaratan ampibi, Minggu.
Pasukan katak membangun serangan dari KRI Banjarmasin-592 di Selat Pulau Lae-lae dan mendarat di tanah tumbuh depan Pantai Losari yang dipersenjatai tiga unit Tank PT 76, tiga unit Ranratfib, satu helikopter tempur TNI AL, dua kapal Sea Rider.
Tugas Sea Rider melakukan pengintaian dan pegamatan pantai, selanjutnya melaporkan ke KRI Banjarmasin untuk melaporkan titik koordinat sasaran, tinggi gelombang laut, serta memastikan bahwa pendaratan tank ampibi tidak diketahui musuh.
Sebelum tank ampibi mendarat, helikopter sudah melakukan penyerangan frontal untuk membuat musuh kalang-kabut sekaligus mengalihkan perhatian musuh untuk tidak mengetahui adanya tank yang muncul dari laut.
Sekitar satu jam, tanah tumbuh menjadi lautan perang dengan dentuman peluru dan bom terdengar dimana-mana, setelah tank ampibi yang didahului oleh pasukan pengintai dari Sea Rider, serta didukung satu helikopter tempur mendarat lebih dahulu di tempat pembangunan mega proyek Center Point of Indonesia (CPI).
Tank PT 76 berada di garis paling depan, di belakanggnya tank Ranratfib memuat pasukan serbu yang bergerak cepat pantang mundur merebut Sulawesi Selatan yang diskenariokan dalam pembebasan dari cengkeraman gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia.
Latihan pendaratan ampibi terbatas, juga melibatkan Lantamal VI Makassar yang melakukan penyekatan di lokasi pendaratan, dengan dilengkapi 40 personil dari Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan), tiga Satuan Pengamanan Laut (Satkamla), serta dua perahu karet.
Wakil Komandan Lantamal VI Makassar, Kol Laut (P) Dwi Tjahjono mengatakan, salah satu tujuan utama latihan tersebut adalah menguji fungsi "docking" dan "undocking" KRI Banjarmasin produksi PT PAL di Surabaya yang baru diluncurkan 8 Agustus 2008.
"Hasil yang dicapai sudah sesuai dengan standar yang diwajibkan oleh Aramada Laut Timur. Kecepatan sekitar 15 knot," ucapnya.
KRI yang dikomandoi, Letkol Laut (P) Eko Jokowiyono memiliki panjang 125 meter dan lebar 22 meter, mampu mengangkut 507 personel, 13 unit tank, serta memiliki dua tempat pendaratan helikopter.
Latihan perang yang berlangsung sekitar dua jam dihadiri seluruh parwira tinggi Lantamal VI Makassar, pejabat Kodam VII Wirabuana, dan menjadi tontonan gratis masyarakat Makassar, yang memadati Pantai Losari dan kawasan Tanjung Bunga.
Orang tua, pemuda maupun anak-anak terkesima melihat atraksi tank ampibi yang mampu berputar 360 derajat dalam melaksanakan misinya, mereka juga berlomba-lomba untuk foto di atas atau samping tank, maupun bersama dengan pasukan marinir yang baru saja selesai latihan perang.
Latihan pendaratan Ampibi adalah rangkaian kegiatan yang disebut "Long Sea Trial". Untuk Indonesia Timur juga akan dilakukan di Manado dan Ambon.
Sejumlah pasukan marinir mendarat dengan menggunakan tank amfibi saat melakukan penyerangan terhadap musuh di Pulau Tanah Tumbuh Makassar, Minggu (13/2). (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/pd/11)
Sejumlah pasukan pengintai marinir melakukan pengintaian terhadap musuh sebelum dilakukan pendaratan amfibi di Pulau Tanah Tumbuh Makassar, Minggu (13/2). Latihan pendaratan amfibi tersebut dilakukan guna meningkatkan kemampuan pasukan TNI AL dalam menjaga NKRI dari ancaman luar dan dalam negeri. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/pd/11)
Sumber: ANTARA Sulawesi Selatan
Laksma TNI Didit Herdiawan : Jaga dan Rawat Kapal Canggih ini
Sejumlah pasukan marinir mendarat dengan menggunakan tank amfibi saat melakukan penyerangan terhadap musuh di Pulau Tanah Tumbuh Makassar, Minggu (13/2). Latihan pendaratan amfibi tersebut dilakukan guna meningkatkan kemampuan pasukan TNI AL dalam menjaga NKRI dari ancaman luar dan dalam negeri. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/pd/11)
11 Februari 2011, Jakarta -- (Pos Kota): Panglima Komando Lintas laut Militer (Pangkolinlamil) Laksma TNI Didit Herdiawan meminta awak kapal KRI Banjarmasin-592 menjaga kepercayaan yang diberikan oleh pimpinan dengan penuh rasa tanggung jawab dalam mengawaki unsur kapal perang kebanggaan TNI AL produksi dalam negeri.
“Jaga dan rawatlah kapal canggih berharga mahal ini. Karena kapal ini dibiayai dari uang rakyat, jadi kita harus bertanggung jawab kepada rakyat,” kata Didit saat meninjau KRI Banjarmasin yang melaksanakan latihan pendaratan di pantai Mapalus Wangurer Barat, Bitung, kemarin.
Saat peninjauan, Didit didampingi Komandan lantamal VIII Menado Laksma TNI Agus Purwoto, melaksanakn kunjungan kehormatan kepada Gubernur Sulawesi Utara dan Walikota Bitung Hanny Sondakh.
Latihan pendaratan melibatkan berbagai alat tempur TNI AL, seperti pesawat Cassa, dan Helikopter Bell NV-412, 3 tank amfibi dan 3 kendaraan amfibi (Ranfib). Pesawat dan heli dikerahkann untuk mendukung pendaratan 1 kompi Marinir.
Sumber: Pos Kota
11 Februari 2011, Jakarta -- (Pos Kota): Panglima Komando Lintas laut Militer (Pangkolinlamil) Laksma TNI Didit Herdiawan meminta awak kapal KRI Banjarmasin-592 menjaga kepercayaan yang diberikan oleh pimpinan dengan penuh rasa tanggung jawab dalam mengawaki unsur kapal perang kebanggaan TNI AL produksi dalam negeri.
“Jaga dan rawatlah kapal canggih berharga mahal ini. Karena kapal ini dibiayai dari uang rakyat, jadi kita harus bertanggung jawab kepada rakyat,” kata Didit saat meninjau KRI Banjarmasin yang melaksanakan latihan pendaratan di pantai Mapalus Wangurer Barat, Bitung, kemarin.
Saat peninjauan, Didit didampingi Komandan lantamal VIII Menado Laksma TNI Agus Purwoto, melaksanakn kunjungan kehormatan kepada Gubernur Sulawesi Utara dan Walikota Bitung Hanny Sondakh.
Latihan pendaratan melibatkan berbagai alat tempur TNI AL, seperti pesawat Cassa, dan Helikopter Bell NV-412, 3 tank amfibi dan 3 kendaraan amfibi (Ranfib). Pesawat dan heli dikerahkann untuk mendukung pendaratan 1 kompi Marinir.
Sumber: Pos Kota
Kavaleri Peroleh 178 Unit Kendaraan Tempur
MBT KT-1 buatan Korsel. (Foto: Sang Ho Chang)
12 Februari 2011, Medan -- (Harian Global): Kaveleri TNI Angkatan Darat (AD) akan mendapatkan tambahan peralatan baru sebanyak 65 unit kendaraan tempur MBT, 53 unit kendaraan tempur Tank Medium dan 60 unit kendaraan tempur Panser Kanon Medium dalam kurun tahun 2011-2014.
Tambahan peralatan baru itu dalam rangka pemenuhan Satuan Kavaleri yang akan dibentuk maupun dalam rangka Rematerialisasi Alat utama Sistem Senjata satuan kavaleri pada satuan yang telah dibentuk serta melaksanakan Program retrofiting 65 unit kendaraan tempur Tank AMX-13.
Hal itu disampaikan Danpusenkav Kodiklat TNI Angkatan Darat Brigadir Jendral TNI Burhanudin Siagian dalam amanatnya yang dibacakan Waasintel Kasdam I/BB, pada acara syukuran HUT ke 61 Kavaleri tahun 2011 di lapangan apel Makoyon Kav 6/Serbu di Asam Kumbang Medan, Rabu Malam (9/2).
Hadir pada acara tersebut, Danyon Arhanudse 11/BS Letnan Kolonel Arh Sony Hendayana, Danyon Armed 2/105 Letkol Arm Surya Darma Damanik, Danyon Zipur 1/DD letkol Czi Ahmad Rijal Ramdhani SSos SH, Danyonif 100/Raider Letkol Inf Heri Susandi, Dandeninteldam I/BB Letkol Kav Hendi Suhendi SSos, para sesepuh Korps Kavaleri serta serta Ibu-ibu Ketua Persit Batalyon Kavaleri 6/Serbu dan tamu undangan lainnya
Dalam amanatnya, Burhanudin Siagian menyampaikan, Pusenkav Kodiklat TNI AD telah melaksanakan Revisi Bujukbin Kavaleri. Semula satuan Kavaleri hanya berwenang melaksanakan pemeliharaan kendaraan tempur pada tingkat 0, sekarang ditingkatkan pada tingkat 2.
“Di samping itu Pusenkav dan jajarannya juga telah melaksanakan beberapa penataan pangkalan, dari uraian tersebut dapat kita tarik benang merah bahwa tantangan tugas ke depan yang semakin berat dan kompleks, akan dapat dijawab apabila prajurit Kavaleri memiliki jati diri yang tangguh, dan selalu meningkatkan kemampuannya serta memegang teguh nilai-nilai kejujuran dan nilai-nilai kebenaran.”
Sesuai dengan tema HUT Kavaleri ke 61 yakni Dengan semangat Jaya dimasa perang berguna dimasa damai, Korps Kavaleri bertekad meningkatkan profesionalisme prajurit dan memantapkan kemanunggalan TNI-Rakyat guna mendukung tugas pokok TNI Angkatan Darat.
Sumber: Harian Global
12 Februari 2011, Medan -- (Harian Global): Kaveleri TNI Angkatan Darat (AD) akan mendapatkan tambahan peralatan baru sebanyak 65 unit kendaraan tempur MBT, 53 unit kendaraan tempur Tank Medium dan 60 unit kendaraan tempur Panser Kanon Medium dalam kurun tahun 2011-2014.
Tambahan peralatan baru itu dalam rangka pemenuhan Satuan Kavaleri yang akan dibentuk maupun dalam rangka Rematerialisasi Alat utama Sistem Senjata satuan kavaleri pada satuan yang telah dibentuk serta melaksanakan Program retrofiting 65 unit kendaraan tempur Tank AMX-13.
Hal itu disampaikan Danpusenkav Kodiklat TNI Angkatan Darat Brigadir Jendral TNI Burhanudin Siagian dalam amanatnya yang dibacakan Waasintel Kasdam I/BB, pada acara syukuran HUT ke 61 Kavaleri tahun 2011 di lapangan apel Makoyon Kav 6/Serbu di Asam Kumbang Medan, Rabu Malam (9/2).
Hadir pada acara tersebut, Danyon Arhanudse 11/BS Letnan Kolonel Arh Sony Hendayana, Danyon Armed 2/105 Letkol Arm Surya Darma Damanik, Danyon Zipur 1/DD letkol Czi Ahmad Rijal Ramdhani SSos SH, Danyonif 100/Raider Letkol Inf Heri Susandi, Dandeninteldam I/BB Letkol Kav Hendi Suhendi SSos, para sesepuh Korps Kavaleri serta serta Ibu-ibu Ketua Persit Batalyon Kavaleri 6/Serbu dan tamu undangan lainnya
Dalam amanatnya, Burhanudin Siagian menyampaikan, Pusenkav Kodiklat TNI AD telah melaksanakan Revisi Bujukbin Kavaleri. Semula satuan Kavaleri hanya berwenang melaksanakan pemeliharaan kendaraan tempur pada tingkat 0, sekarang ditingkatkan pada tingkat 2.
“Di samping itu Pusenkav dan jajarannya juga telah melaksanakan beberapa penataan pangkalan, dari uraian tersebut dapat kita tarik benang merah bahwa tantangan tugas ke depan yang semakin berat dan kompleks, akan dapat dijawab apabila prajurit Kavaleri memiliki jati diri yang tangguh, dan selalu meningkatkan kemampuannya serta memegang teguh nilai-nilai kejujuran dan nilai-nilai kebenaran.”
Sesuai dengan tema HUT Kavaleri ke 61 yakni Dengan semangat Jaya dimasa perang berguna dimasa damai, Korps Kavaleri bertekad meningkatkan profesionalisme prajurit dan memantapkan kemanunggalan TNI-Rakyat guna mendukung tugas pokok TNI Angkatan Darat.
Sumber: Harian Global
Rapat Kedua Konga di KRI Frans Kaisiepo-368
Koordinasi memantapkan koordinasi dalam pelaksanaan tugas MTF/UNIFIL
10 Februari 2011, Beirut -- (Dispenarmatim): Dalam rangka menjaga komunikasi dan koordinasi antar satuan tugas Kontingen Garuda XXIII-C1/UNIFIL maka dilaksanakan rapat kontingen ke-2 di KRI Frans Kaisiepo-368. Rapat pertama telah dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2010, di Mayon Indobatt UN POSN 7-1. Salah satu hasil rapat pertama adalah pelaksanaan rapat kontingen dilaksanakan setiap 3 bulan sekali.
Komandan Kontingen Garuda XXIII-C1/UNIFIL yang juga Komandan FHQSU (Force Headquarters Support Unit) Kolonel Pnb Yulianta memimpin langsung rapat Kontingen Garuda ke-2 di KRI Frans Kaisiepo-368. Turut hadir pada kesempatan itu Wakil Komandan Sektor Timur (Deputy Commander of Sector East) yang juga sebagai penasehat Kontingen Garuda Kolonel Laut (E) Joko Edi Supriyanto, Komandan Satgas Batalyon Mekanis KONGA XXIII-E/UNIFIL (Indobatt) Letkol Inf Hendy Antariksa, Komandan Sempu (Sector East Military Police Unit) Letkol PM Dwi Prasetyo Wiranto, Komandan Satgas Cimic KONGA XXXI-A/UNIFIL (Civil Military Coordination) Mayor Inf Sapto Irianto, Komandan Satgas Indomedic KONGA XXIX-B1/UNIFIL (Indonesian Medic) Letkol Laut (K) dr. Dony Aldian, Wadan Satgas FPC (Force Protection Company) Mayor Mar Edi Prayitno, Staf MTF Headquarters Mayor Laut (P) Cecep Hidayat, Staff Officer Naqoura Letkol Inf Dian Hendriana.
Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 yang sekaligus Komandan Satgas Maritime Task Force KONGA XXVIII-B/UNIFIL Letkol Laut (P) Wasis Priyono,ST menyampaikan rasa bangga menerima kehormatan sebagai tuan rumah rapat yang kedua ini. Kemudian menyampaikan informasi bahwa hari ini juga istimewa karena tepat setahun yang lalu, di Biak pada tanggal 9 Februari 2010, KRI Frans Kaisepo-368 di kukuhkan sebagai salah satu Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dan masuk jajaran TNI Angkatan Laut. Selanjutnya komandan KRI Frans Kaisiepo-368 memperkenalkan diri kemudian memaparkan secara singkat mengenai tugas pokok dan daerah operasi Maritime TaskForce/UNIFIL, termasuk tugas dan tanggung jawab MIO dan MIO Commander, serta melaporkan kegiatan yang sudah dilaksanakan selama ini.
Pada kesempatan itu, menyampaikan bahwa selama bertugas di MTF hampir 4 bulan, sudah ke-8 kalinya menjadi MIO Commander , artinya hampir setiap kali melaut selalu memimpin seluruh Unit MTF melaksanakan tugas MIO di AMO dan sampai saat ini sudah 573 kapal yang berhasil dihailing oleh KRI Frans Kaisiepo-368.
Penasehat kontingen Garuda pada kesempatan itu menekankan mengenai pelaksanaan tugas yang sudah berjalan selama ini termasuk suka duka yang dirasakan. Evaluasi selama 3 bulan yang sudah berjalan, sudah mendapatkan lesson learned baik secara pribadi maupun secara satuan/unit. Hal-hal yang sifatnya baik dan benar untuk dilanjutkan, dikembangkan serta hal-hal yang keliru supaya diperbaiki untuk membangun satuan tugas kedepan. Beliau juga menyampaikan bahwa pada hari minggu tanggal 6 Februari 2011 telah memberikan pencerahan kepada semua satgas yang berada di Sektor Timur.
Selanjutnya Komandan Kontingen Garuda XXIII-C1/UNIFIL yang juga Komandan FHQSU (Force Headquarters Support Unit) Kolonel Pnb Yulianta menghimbau para peserta rapat supaya; pertama, berpartisipasi aktif terhadap agenda rapat. Kedua, fokus pada agenda yang sudah di tetapkan. Ketiga, supaya segera ada keputusan terutama menyangkut Indonesian nite, dan Medal Parade. Beliau juga menekankan tentang zero accident, pemahaman tentang tugas dan tanggung jawab dalam penugasan, melaksanakan fungsi kontrol masing-masing komandan, selalu memotivasi anggota bahwa semua bidang penugasan adalah sama pentingnya. Selanjutnya memberi beberapa penekanan lainya yaitu: tetap menjaga kekompakan, sharing informasi khususnya yang ada di staf sebagai mata dan telinga kontingen, supaya memperhatikan kejadian sekecil apapun harus di laporkan, koordinasi antara sesama satgas dalam hal mengcover seluruh masalah internal kontingen sangat penting, semoga apa yang dikerjakan di sini bisa dipakai untuk kemajuan TNI ke depan.
Pada kesempatan tersebut disampaikan juga bahwa jumlah personel keseluruhan dari Kontingen Garuda XXIII-C1/UNIFIL saat ini berjumlah 1.441 personel dengan perincian : 50 personel FHQSU (Naqoura); 150 personel FPC (Naqoura); 1018 personel Indobatt (Seceast); 75 personel Sempu (Seceast) ; 11 personel Seceast HQ ; 13 personel Medical (Naqoura) ; 17 personel Staff Officer HQ (Naqoura) ; 6 personel CIMIC (Naqoura) dan 101 personel MTF.
Rapat kemudian dilanjutkan di KBRI Beirut yang dipimpin langsung oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Lebanon, H.E. Dimas Samodra Rum. Dalam rapat tersebut membahas kemungkinan diadakannya Indonesian Cultural Reception/Indonesian nite kolaborasi antara personel kedutaan RI dan personel Kontingen Garuda XXIII-C1/UNIFIL, masalah PAM Kedutaan RI dan Emergency Plan. Mengingat KBRI merupakan tempat tumpuhan bagi warga negara Indonesia dimana salah satu tugasnya adalah selalu melindungi seluruh warga negara Indonesia yang berada di Lebanon bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sumber: Koarmatim
10 Februari 2011, Beirut -- (Dispenarmatim): Dalam rangka menjaga komunikasi dan koordinasi antar satuan tugas Kontingen Garuda XXIII-C1/UNIFIL maka dilaksanakan rapat kontingen ke-2 di KRI Frans Kaisiepo-368. Rapat pertama telah dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2010, di Mayon Indobatt UN POSN 7-1. Salah satu hasil rapat pertama adalah pelaksanaan rapat kontingen dilaksanakan setiap 3 bulan sekali.
Komandan Kontingen Garuda XXIII-C1/UNIFIL yang juga Komandan FHQSU (Force Headquarters Support Unit) Kolonel Pnb Yulianta memimpin langsung rapat Kontingen Garuda ke-2 di KRI Frans Kaisiepo-368. Turut hadir pada kesempatan itu Wakil Komandan Sektor Timur (Deputy Commander of Sector East) yang juga sebagai penasehat Kontingen Garuda Kolonel Laut (E) Joko Edi Supriyanto, Komandan Satgas Batalyon Mekanis KONGA XXIII-E/UNIFIL (Indobatt) Letkol Inf Hendy Antariksa, Komandan Sempu (Sector East Military Police Unit) Letkol PM Dwi Prasetyo Wiranto, Komandan Satgas Cimic KONGA XXXI-A/UNIFIL (Civil Military Coordination) Mayor Inf Sapto Irianto, Komandan Satgas Indomedic KONGA XXIX-B1/UNIFIL (Indonesian Medic) Letkol Laut (K) dr. Dony Aldian, Wadan Satgas FPC (Force Protection Company) Mayor Mar Edi Prayitno, Staf MTF Headquarters Mayor Laut (P) Cecep Hidayat, Staff Officer Naqoura Letkol Inf Dian Hendriana.
Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 yang sekaligus Komandan Satgas Maritime Task Force KONGA XXVIII-B/UNIFIL Letkol Laut (P) Wasis Priyono,ST menyampaikan rasa bangga menerima kehormatan sebagai tuan rumah rapat yang kedua ini. Kemudian menyampaikan informasi bahwa hari ini juga istimewa karena tepat setahun yang lalu, di Biak pada tanggal 9 Februari 2010, KRI Frans Kaisepo-368 di kukuhkan sebagai salah satu Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dan masuk jajaran TNI Angkatan Laut. Selanjutnya komandan KRI Frans Kaisiepo-368 memperkenalkan diri kemudian memaparkan secara singkat mengenai tugas pokok dan daerah operasi Maritime TaskForce/UNIFIL, termasuk tugas dan tanggung jawab MIO dan MIO Commander, serta melaporkan kegiatan yang sudah dilaksanakan selama ini.
Pada kesempatan itu, menyampaikan bahwa selama bertugas di MTF hampir 4 bulan, sudah ke-8 kalinya menjadi MIO Commander , artinya hampir setiap kali melaut selalu memimpin seluruh Unit MTF melaksanakan tugas MIO di AMO dan sampai saat ini sudah 573 kapal yang berhasil dihailing oleh KRI Frans Kaisiepo-368.
Penasehat kontingen Garuda pada kesempatan itu menekankan mengenai pelaksanaan tugas yang sudah berjalan selama ini termasuk suka duka yang dirasakan. Evaluasi selama 3 bulan yang sudah berjalan, sudah mendapatkan lesson learned baik secara pribadi maupun secara satuan/unit. Hal-hal yang sifatnya baik dan benar untuk dilanjutkan, dikembangkan serta hal-hal yang keliru supaya diperbaiki untuk membangun satuan tugas kedepan. Beliau juga menyampaikan bahwa pada hari minggu tanggal 6 Februari 2011 telah memberikan pencerahan kepada semua satgas yang berada di Sektor Timur.
Selanjutnya Komandan Kontingen Garuda XXIII-C1/UNIFIL yang juga Komandan FHQSU (Force Headquarters Support Unit) Kolonel Pnb Yulianta menghimbau para peserta rapat supaya; pertama, berpartisipasi aktif terhadap agenda rapat. Kedua, fokus pada agenda yang sudah di tetapkan. Ketiga, supaya segera ada keputusan terutama menyangkut Indonesian nite, dan Medal Parade. Beliau juga menekankan tentang zero accident, pemahaman tentang tugas dan tanggung jawab dalam penugasan, melaksanakan fungsi kontrol masing-masing komandan, selalu memotivasi anggota bahwa semua bidang penugasan adalah sama pentingnya. Selanjutnya memberi beberapa penekanan lainya yaitu: tetap menjaga kekompakan, sharing informasi khususnya yang ada di staf sebagai mata dan telinga kontingen, supaya memperhatikan kejadian sekecil apapun harus di laporkan, koordinasi antara sesama satgas dalam hal mengcover seluruh masalah internal kontingen sangat penting, semoga apa yang dikerjakan di sini bisa dipakai untuk kemajuan TNI ke depan.
Pada kesempatan tersebut disampaikan juga bahwa jumlah personel keseluruhan dari Kontingen Garuda XXIII-C1/UNIFIL saat ini berjumlah 1.441 personel dengan perincian : 50 personel FHQSU (Naqoura); 150 personel FPC (Naqoura); 1018 personel Indobatt (Seceast); 75 personel Sempu (Seceast) ; 11 personel Seceast HQ ; 13 personel Medical (Naqoura) ; 17 personel Staff Officer HQ (Naqoura) ; 6 personel CIMIC (Naqoura) dan 101 personel MTF.
Rapat kemudian dilanjutkan di KBRI Beirut yang dipimpin langsung oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Lebanon, H.E. Dimas Samodra Rum. Dalam rapat tersebut membahas kemungkinan diadakannya Indonesian Cultural Reception/Indonesian nite kolaborasi antara personel kedutaan RI dan personel Kontingen Garuda XXIII-C1/UNIFIL, masalah PAM Kedutaan RI dan Emergency Plan. Mengingat KBRI merupakan tempat tumpuhan bagi warga negara Indonesia dimana salah satu tugasnya adalah selalu melindungi seluruh warga negara Indonesia yang berada di Lebanon bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sumber: Koarmatim
Subscribe to:
Posts (Atom)